Anda di halaman 1dari 43

TUGAS KEPERAWATAN ANAK

TUMBUH KEMBANG PADA REMAJA

Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak


Dosen Pengampu: Ns. Elsa Navianti, S.Kep, M.Kep, Sp. An

Disusun oleh:
Kelompok 1
Kristina Ester Trogea (22020114170001)
Eva Chrisma A. Panggabean (22020115120007)
Nur Holiza (22020115120012)
Riska Putri Pramitasari (22020115120029)
Sri Lestari (22020115120040)
Yulli Diah Dwi Lestari (22020115120050)
Dian Ayu Cahyaningsih (22020115120060)
Feranika Putri Pratiwi (22020115130079)
Putri Erlina F. (22020115130092)
Singkar Permana Sakti (22020115130104)
Aulia Lusda Farah A. (22020115140070)
A.15.2

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang
berkesinambungan yang terjadi sejak intrauterine dan terus berlangsung
sampai dewasa. Dalam proses mencapai dewasa inilah anak harus melalui
berbagai tahap tumbuh kembang, termasuk tahap remaja. Tahap remaja adalah
masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh
(growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilisasi dan terjadi
perubahan-perubahan psikologi dan kognitif. Untuk mencapai tumbuh
kembang yang optimal tergantung pada potensi biologiknya. Tingkat
tercapainya potensi biologik seorang remaja merupakan hasil interaksi antara
faktor genetik dan lingkungan biofisikopsikososial. Proses yang unik dan
berbeda-beda memberikan ciri tersendiri bagi remaja.
Data demografi menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi yang
besar dari penduduk dunia. Menurut World Health Organization (WHO)
sekitar seperlima dari penduduk dunia merupakan remaja berumur 10 - 19
tahun dan sekitar 900 juta berada di negara sedang berkembang. Data
demografi di Amerika Serikat menunjukkan jumlah remaja berumur 10 - 19
tahun sekitar 15% populasi. Di Asia Pasifik jumlah penduduknya 60% dari
penduduk dunia, seperlimanya merupakan remaja umur 10 - 19 tahun
(Soetjiningsih, 2010). Berdasarkan laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS,
2010), hasil Sensus Penduduk menunjukkan bahwa jumlah penduduk
Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa dan 63,4 juta diantaranya merupakan
remaja, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 32.164.436 jiwa (50,70%) dan
perempuan sebanyak 31.279.012 jiwa (49,30%). Hal tersebut membuat
penulis tertarik untuk membahas pertumbuhan dan perkembangan pada masa
remaja.

ii
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pertumbuhan yang di alami oleh anak usia remaja?
2. Bagaimana perkembangan yang di alami anak usia remaja?
3. Bagaimana aspek perkembangan bahasa, motorik kasar, motorik halus,
serta personal sosial (kemandirian) pada remaja?
4. Bagaimana peran dan cara perawat melakukan intervensi setelah
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan pada remaja?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui dan memahami pertumbuhan anak usia remaja.
2. Mengetahui dan memahami perkembangan anak pada usia remaja.
3. Dapat mengetahui bagaimana aspek perkembangan bahasa, motorik kasar,
motorik halus, serta personal sosial (kemandirian) pada remaja.
4. Mengetahui dan dapat mengaplikasikan peranan perawat dalam
menghadapi paisen remaja.

iii
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Tumbuh Kembang pada Remaja


A. Definisi
lstilah adolescence berasal dari kata adolescere yang
berarti"tumbuh" atau "tumbuh menjadidewasa" (Hurlock 1994). Masa
remajadimulaipada saat anak perempuan mengalami menstruasiyang
pertama atau rnenarce, sedangkan pada anak laki-laki yaitu pada saat
keluarnya cairan semen. Waktu terjadi proses kematangan seksual pada
laki-laki dan perempuan berbeda, hal ini dipengaruhi oleh asupan zat gizi
pada saat anak-anak.Remaja atau adolesens adalah masa perkembangan
dari anak-anak menuju ke dewasa yang berlangsung diantara usia 13- 20
tahun. Istilah adolesens biasanya menunjukkan maturasi psikologis
individu, dan pubertas dimana titik reproduksi mungkin terjadi,
perubahan hormonal yang mengakibatkan perubahan penampilan, serta
perkembangan mental yang mengakibatkan kemampuan untuk mengatasi
suatu masalah (Petter & Perry, 2005).
Menurut Menteri Kesehatan RI tahun 2010, batas usia remaja
adalah 10-19 tahun dan belum menikah. Sedangkan menurut WHO
(2015), remaja adalah dimana seorang individu sedang dalam masa
peralihan antara anak-anak dan dewasa, yang berusia 10-20 tahun yang
dibagi menjadi dua bagian, yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja
akhir 15-20 tahunditandai dengan perubahan dalam bentuk dan ukuran
tubuh, fungsi tubuh psikologi, perubahan emosi, perubahan sosial dan
aspek fungsional. Menurut WHO, remaja merupakan masa dimana:
1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda
seksual sekundernya sampai mencapai kematangan seksual.
2. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi
dari anak-anak menjadi dewasa.

1
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh
kepada keadaan yang lebih mandiri (Sarwono, 2012).

B. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Remaja (Wong, 2003)

Remaja Awal Remaja Tengah Remaja Akhir


(11-14 tahun) (14-17 tahun) (17-20 tahun )
PERTUMBUHAN
a) Pertumbuhan a) Pertumbuhan a) Matang secara
meningkat cepat melambat pada anak fisik
b) Mencapai puncak perempuan b) Struktur dan
kecepatan b) Bentuk tubuh perempuan
c) Tampak mencapai 95% reproduktif hampir
karakteristik tinggi orang dewasa komplet
sekssekunder c) Karakteristik seks
sekunder tercapai
dengan baik
KOGNITIF
a) Menggali a) Mengembangkan a) Mencapai pikiran
kemampuan baru kapasitas untuk abstrak
untuk pikiran berpikir abstrak b) Dapat menerima
abstrak yang b) Menikmati kekuatan dan bertindak pada
terbatas intelektual, sering pelaksanaan jangka
b) Mencari-cari nilai dalam istilah panjang
dan energi baru idealistis c) Mampu
c) Perbandingan c) Prihatin dengan memandang
teradap”normalitas” filosofis, politis, dan maslaah secara
dengan sebaya yang masalah sosial komprehensif
jenis kelaminnya d) Identitas
sama intelektual dan
fungsional
terbentuk

2
IDENTITAS
a) Terus menerus a) Mengubah citra a) Defenisi citra
memikirkan tubuh tubuh dan peran
perubhan tubuh b) Sangat terfokus pada jender hampir
yang cepat diri menetap
b) Mencoba berbagai sendiri;narsisme(kec b) Identitas seksual
peran intaan pada diri matang
c) Pengukuran sendiri)meningkat c) Fase konsolidasi
ketertarikan dengan c) Kecenderungan ke tentang identitas
penerimaan atau arah pengalaman di d) Stabilitas harga
penolakan terhadap dalam dan diri
sebaya penemuan diri e) Nyaman dengan
d) Menegaskan d) Mempunyai banyak pertumbuhan fisik
norma-norma fantasi kehidupan f) Peran sosial
kelompok e) Idealistis terdefenisi dan
f) Mampu menerima terartikulasi
implikasi masa
depan tentang
perilaku dan
keputusan baru,
penerapan bervariasi
HUBUNGAN
DENGAN
ORANGTUA
a) Mendefinisikan a) Konflik utama a) Perpisahan
batasan terhadap emosional dan
kemandirian- kemandirian dan fisik dari
ketergantungan kontrol orangtua
b) Keinginan yang b) Titik rendah dalam terselesaikan
kuat untuk tetap hubungan orangtua- b) Bebas dari
tergantung pada anak orangtua dengan

3
orangtua sambil c) Dorongan paing sedikit konflik
mencoba untuk besar untuk c) Emansipasi
memisahkan diri emansipasi, hampir terjadi
c) Tidak ada konflik pelepasan diri
utama terhadap d) Pelepasan emosional
kontrol parental akhir dan ireversibel
dari orangtua,
berkabung
HUBUNGAN
DENGAN
SEBAYA a) Kelompok sebaya
a) Mencari afiliasi a) Kebutuhan identitas berkurang dalam
sebaya untuk yang kuat untuk hal kepentingan
menghadapi memantapkan citra yang bebentuk
ketidakstabilan diri pertemanan
yang diakibatkan b) Standar perilaku individu
oleh perubahan dibentuk oleh b) Pegujian
yang cepat kelompok sebaya hubungan pria-
b) Peningkatan c) Penerimaan oleh wanita terhadap
pertemanan ideal sebaya dapat sangat kemungkinan
yang dekat penting-rasa takut hubungan yang
dengan anggota akan penolakan permanen
dengan jenis d) Eksplorasi terhadap c) Hubungan
kelamin yang kemampuan untuk dicirikan dengan
sama menarik lawan jenis berbagi
c) Berjuang untuk
menguasai
mengambil tempat
di dalam
kelompok
SEKSUALITAS

4
a) Eksplorasi diri dan a) Hubungan lawan a) Membentuk
evaluasi jenis hubungan yang
b) Kencan terbatas, b) Ketentuan ke arah stabil dan saling
biasanya kelompok heteroseksualitas tertarik
c) Intiminasi terbatas (bila homoseksual, b) Meningkatkan
diketahui pada saat kapasitas untuk
ini ) mutualitas dan
c) Eksplorasi terhadap resiprositas
“daya tarik diri” c) Berkencan
d) Perasaan “dicintai” sebagai pasangan
e) Pembentukan pria-wanita
hubungan sementara d) Keintiman
melibatkan
komitmen
daripada
eksplorasi dan
romantisme
KESEHATAN
PSIKOLOGI
a) Perubahan alam a) Kecenderungan ke a) Emosi lebih
perasaan yang arah pengalaman konstan
meluas dlam diri; lebih b) Marah lenih tepat
b) Mimpi di siang hari introspektif untuk
yang terus menerus b) Kecenderungan disembunyikannya
c) Marah yang untuk menarik diri
diekspresikan ketika marah atau
dengan perasaan sakit hati
kemurungan, c) Vascillation emosi
kemarahan yang dalam rentang dan
meledak-ledak, dan waktu
makin secara verbal d) Perasaan tidak

5
dan memanggil adekuat yang
nama umum;kesulitan
dalam meminta
bantuan
Tabel 2.1 : Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Remaja

Pada masa ini terjadi keunikan pertumbuhan dan perkembangan


karakteristinya yaitu sebagai berikut (Husaini & Husaini, 1989):
1) Pertumbuhan fisik yang sangat cepat (adolescent growth spurt).
2) Pertumbuhan dan perkembangan pada remaja putri terjadi lebih awal,
yaitu pada usia 11-13 tahun, sehingga pada usia 13-14 tahun remaja putri
terlihat lebih tinggi dan besar.
3) Pertumbuhan remaja putra dan putri berbeda dalam besar dan susunan
tubuh sehingga kebutuhan gizinyapun berbeda.
4) Pertumbuhan fisik dan pematangan fungsi-fungsi tubuh adalah proses
akhir dari masa remaja. Keadaan ini menentukan pada waktu dewasa
seperti bertambah pendek atau tinggi, lamban atau energik, ulet atau
pasrah.
5) Terjadi perubahan hormone seks.

Remaja merupakan kelompok usia yang sedang berada dalam fase


pertumbuhan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang relatif besar
jumlahnya. Pada remaja laki-laki kegiatan jasmaniah sangat meningkat,
karena pada masa inilah perhatian untuk olahraga sedang tinggi-tingginya
seperti atletik, mendaki gunung, sepak bola, hiking, dan sebagainya. Bila
konsumsi zat gizi tidak ditingkatkan, mungkin terjadi defisiensi terutama
defisiensi vitamin-vitamin. Defisiensi sumber energy akan menyebabkan
kelompok remaja langsing bahkan kurus (Sediaoetama, 2000).

Pertumbuhan pada remaja, dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Pertumbuhan kepala

6
Lingkar kepala pada dewasa sekitar 54-55 cm. Pertambahan lingkar
kepala yang pesat justru terjadi pada 6 bulan pertama kehidupan, karena di
usia ini adalah tahap pertambahan lingkar kepala mencapai 50% dari lahir
sampia dewasa. Hal ini karena pertumbuhan kepala mengikuti pola neural.
Berhubung pada masa remaja terjadi pertumbuhan tulang-tulang panjang
yang pesat, maka proporsi kepala pada usia dewasa sekitar seperdelapan
tinggi badan.
2. Pertumbuhan Tinggi Badan
Pada masa pubertas tumbuh tinggi adalah ciri yang khas dan
terlihat mencolok pada pubertas. Selama pubertas terjadi akselerasi
pertumbuhan yang mendadak yang disebut pacu tumbuh (height spurt).
Pada kurva kecepatan tinggi badan (peak height velocity/PHV), tampak
kurva naik yang berlangsung sekitar dua tahun.Anak yang tinggi
cenderung tumbuh menjadi dewasa yang tinggi dan anak yang pendek
cenderung menjadi dewasa yang pendek pula. Remaja yang matur 2SD
lebih cepat dari umur rata-rata, akan mencapai PHV sekitar 1cm/tahun
lebih tinggi dan terjadi 2 tahun sebelum umur rata-rata. Sebaliknya remaja
yang matur 2SD lebih lambat dari umur rata-rata, akan mempunyai PHV
1cm/tahun lebih rendah dan terjadi 2 tahun sesudah umur rata-rata.
Pertumbuhan pada remaja mengikuti pola caudorostral dimana
puncak pertumbuhan ekstermitas bawah mendahului pertumbuhan badan
sekitar 6-9 bulan, dada dan bahu sekitar 1 tahun. Remaja laki-laki pada
umumnya mempunyai kaki yang lebih panjang daripada remaja
perempuan.
Kecepatan kenaikan tinggi badanmeningkat selama pubertasdan mencapai
puncaknya selama pacu tumbuh adolesen. Rata-rata mulai terjadi oacu
tumbuh adalah usia 11 tahun pada remaja laki-laki dan 9 tahun pada
remaja perempuan. Rata-rata PHV pada laki-laki sekitar umur 13,5 tahun
dan pada perempuan sekitar 11,5 tahun. Besarnya pacu tumbuh terdapat
korelasi negative dengan saat mulainya, tetapi tidak ada korelasi dengan
tinggi akhir.

7
Pertumbuhan yang terjadi pada masa pubertas sekitar 20% dari
tinggi akhir, rata-rata keseluruhan 23-28 cm pada remaja perempuan dan
26-28 cm pada remaja laki-laki. Rata-rata pacu tumbuh terjadi selama 24-
36 bulan. Puncak PHV pada remaja perempuan terjadi 18-24 bulan lebih
cepat dari remaja laki-laki. PHV remaja perempuan rata-rata 2cm/tahun
lebih rendah dari laki-laki.
a. Pertumbuhan pada remaja perempuan
Sebelum mulai pacu tumbuh, remaja perempuan tumbuh
dengan kecepatan 5,5 cm/tahun (4-4,75 cm). Sekitar 2 tahun setelah
mulainya pacu tumbuh remaja perempuan mencapai PHV-nya dengan
kecepatan sekitar 8 cm/ tahun (6-10,5 cm). Kecepatan maksimal
dicapai 6-12 bulan sebelum menarche dan ini dipertahankan hanya
untuk beberapa bulan. Kemudian kecepatan pertumbuhan linear
mengalami deselerasi selama 2 tahun berikutnya atau lebih, keadaan
ini sesuai dengan TKS 4.
b. Pertumbuhan pada remaja laki-laki
Sebelum mulai pacu tumbuh, kecepatan pertumbuhan linear
remaja laki-laki sekitar 5 cm/tahun (3.5 – 6.5 cm). Pertumbuhan ini
berlangsung terus sampai sekitar 2 tahun, dimana pada saat itu remaja
perempuan telah mengalami pacu tumbuh. Kemudian pada saat
pertumbuhan remaja perempuan seusianya telah mulai deselerasi,
justru remaja laki-laki mulai terjadi akselerasi pertumbuhan, mencapai
PHV lebih dari 9 cm/tahun (7-12 cm/tahun) rata-rata PHV pada remaja
laki-laki yang matur lebih awal dari 10 cm (6,5-12,5 cm) sedangkan
PHV pada remaja yang matur lambat sekitar 8,5 cm (6,5-10,5 cm).

Prediksi tinggi dewasa :

8
Salah satu cara untuk memprediksi tinggi badan dewasa yaitu dengan
rumus prediksi tinggi badan berdasarkan data tinggi badan orang tua
(midparental height) (Neinstein, 2002) :

(TB ayah+ 13 cm )+TB Ibu


TB anak laki−laki=
2
( TB ayah−13 cm )−TB Ibu
TB anak perempuan=
2

3. Pertumbuhan Gigi
Pertumbuhan gigi geraham ketiga (wisdom teeth) baru tumbuh setelah
dewasa dan mengalami klasifikasi yang sempurna sampai umur 25 tahun.
Sedangkan erupsi gigi tetap adalah sebagai berikut:

Molar pertama 6-7 tahun


Incisor 7-9 tahun
Premolar 9-11 tahun
Kanikus 10-12 tahun
Molar kedua 12-16 tahun
Molar ketiga 17-25 tahun
Tambel 2. 2 : Erupsi Gigi

4. Pertumbuhan Tulang
Pada masa pubertas semua tulang mengalami perubahan kuantitatif
maupun kualitatif, terjadi perbedaan lebih lanjut pada pertumbuhan tulang
memanjang dan melebar, pertumbuhan terus berlangsung sampai epifise
menutup dan pertumbuhan tinggi berhenti. Pada masa pubertas tersebut
densitas tulang meningkat, laki-laki lebih dari perempuan. Tulang wajah
mengalami transformasi yang pesat terdapat perbedaan kecepatan
pertumbuhan tulang wajah yang mencolok adalah pada hidung dan
rahang.Pertumbuhan tulang pada remaja perempuan yang paling dini
adalah pertumbuhan pada lebar panggul selama pubertas. Pertumbuhan
pelvis dan panggul pada perempuan secara kuantitatif hampir sama dengan
remaja laki-laki. Tetapi karena pertumbuhan remaja perempuan lebih kecil

9
pada berbagai dimensi tubuhnya maka lebar panggul tampak tidak
prporsional dan lebih besar dari laki-laki.Pertumbuhan tulang pada remaja
laki-laki dipengaruhi oleh hormon androgen sehingga pertumbuhan
tulang pada remaja laki-laki memiliki ciri khas yang berbeda dengan
remaja perempuan yaitu bahu yang lebih lebar, pinggul yang lebih sempit,
kaki yang lebih panjang dan relatif lebih panjang pada ekstermitas atas.

5. Pertumbuhan Berat Badan


Karena berat badan (BB) mudah diukur, maka berat badan sering
dipakai untuk menyatakan pertumbuhan.Tetapi berat badan
menggambarkan jumlah dari berbagai massa jaringan tubuh sehingga
secara klinis diinterprestasikan. Perubahan tinggi badan dan TKS lebih
disukai daripada berat badan, karena dapat mencerminkan perubahan
pertumbuhan yang substansif, kecuali pada keadaan penyakit akut atau
kelaparan. Terlebih lagi dengan pandangan modern terhadap badan yang
kurus atau langsing,terutama pada remaja perempuan,pencapaian berat
badan yang normal sering terhambat. Pada masa prasekolah kenaikan berat
badan rata-rata 2kg/tahun. Kemudian pertumbuhan plateau mulai berakhir
dan dimulai pacu tumbuh pra-adolesen (pre-sdolescent growth spurt)
dengan rata-rata kenaikan kenaikan berat badan, yang kemudian
dilanjutkan, yang kemudian dilanjutkan, yang kemudian dilanjutkan
dengan pacu tumbuh adolesen. Kenaikan berat badan selama pubertas
pacu tumbuh adolesen. Kenaikan berat badan selama pubertas sekitar 50%
dari berat badan dewasa ideal.Saat mulainya akselerasi kenaikan berat
badan dan puncak kecepatan berat badan (peakweight velocity PWV)
sangat bervariansi.
Dibandingkan dengan anak laki-laki, pacu tumbuh anak perempuan
dimulai lebih cepat yaitu sekitar umur 8 tahun,sedangkan anak laki-laki
baru pada umur sekitar 10 tahun. Tetapi pertumbuhan anak perempuan
lebih cepat berhenti daripada anak laki-laki.Anak perempuan perempuan
lebih cepat berhenti daripada anak laki-laki.Anak perempuan umur 18

10
tahun sudah tidak tumbuh lagi, sedangkan anak laki umur 18 tahun sudah
tidak tumbuh lagi, sedangkan anak laki umur 18 tahun sudah tidak tumbuh
lagi, sedangkan anak laki-laki baru berhenti tumbuh pada umur 20 tahun.
Sebaiknya untuk memantau berat badan anak digunakan grafik
pertumbuan, sehingga kita dapat mengetahui pola pertumbuhan anak dari
waktu ke waktu.
a. Pacu tumbuh berat badan (weight spurt) pada remaja perempuan
Memasuki masa pubertas,remaja perempuan telah mencapai
kira-kira 60% berat dewasa. Kenaikan berat badan remaja perempuan
hanya sekitar 2kg/tahun (masa prasekolah),kemudian terjadi akselerasi
dan akhirnya menjadi PWV sekitar 8 kg/tahun. SV sekitar 8 kg/tahun.
Sekitar 95% remaja normal kecepatan kenaikan berat badannya
berkisar antara 5,5-10,5kg/tahun.Pacu tumbuh otot (musclespurt)
tertinggal tiga- enam bulan dari pacu tumbuh berat badan
b. Pacu tumbuh berat badan pada remaja laki-laki
Pacu tumbuh berat badan pada remaja laki-laki terjadi
bersamaan dengan pacu tumbuh tinggi badannya dan ototnya. Kalau
anak perempuan mengalami PHV dan dikuti puncak kecepatan
pertumbuhan otot (peak muscle velocity) berturut-turut,maka pada
remaja laki-laki mengalamu serentak. Rata –rata kecepatan kenaikan
berat badan pada PWV adalah sekitar 9 kg/tahun dengan 95% rata-rata
berat badan 6,12,5 kg/tahun. Pencatatan kurva kecepatan pertumbuhan
berat badan harus juga dilakukan. Akan terlihat bahwa kecepatan
pertumbuhan berat badan akan mencapai puncaknya tiga sampai enam
bulan setelah tinggi badan.
c. Indeks masa tubuh (Body massa index/BM)
Indeks masa tubuh (IMT) meningkat pada pubertas,terdapat
korelasi yang kuat antara saat pubertas dan IMT,yaitu anak yang
mempunyai nilai rata-rata IMT yang lebih tinggi akan mengalami
maturitas lebih awal. Indeks masa tubuh menurun dan lahir sampai
mencapai angka terendah pada umur 4-6 tahun sebelum meningkat

11
secara bertahap sampai dewasa kenaikan setelah titik rendah
menggambarkan adanya ‘’adiposity rebound’’.
Kebutuhan Gizi Seimbang pada Masa Remaja
Makanan harus seimbang yaitu memenuhi menu seimbang
(nasi,lauk, sayuran buah). Kebutuhan energi 3.470 kkal per hari (usia 16
tahun) dan putri 2.550 kkal (usia 12 tahun). Kebutuhan protein remaja
putra 0.29-0.32 g/cm, putri 0.27-0.29 g/cm (usia 11-18 tahun). Mineral
terutama zat besi dan kalsium (800-1200 mg).
Pada anak remaja makanan berkontribusi 30% atau lebih dari total
asupanenergi remaja setiap hari. Tetapi kudapan ini sering mengandung
tinggi lemak, gula dan natrium sehingga dapat meningkatkan resiko
kegemukan dan karies gigi. Sehinggaremaja harus didorong untuk lebih
memilih makanan yang sehat. Bagi remaja, makanan merupakan suatu
kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya.
Kekurangan konsumsi makan baik secara kualitatif maupun kuantitatif
akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu. Perubahan gaya hidup
dan kebiasaan makan yang mempengaruhi jumlah konsumsi makanan dan
zat-zat gizi, yaitu:
1.  Dimulainya masa mencari identitas diri, keinginan untuk dapat
diterima oleh teman sebaya, dan mulai tertarik dengan lawan jenis
menyebabkan remaja sangat menjaga penampilan. Semua itu sangat
mempengaruhi pola makan remaja, misalnya karena takut gemuk
remaja sarapan dan makan siang atau hanya makan sekali sehari.
Padahal itu semua merugikan karena sudah pasti selain remaja merasa
lapar, juga pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya akan terhambat.
2. Kebiasaan “ngemil” yang rendah gizi (kurang energi, protein, vitamin,
dan mineral) seperti “makanan ringan” yang saat ini banyak dijual di
toko-toko. Camilan tersebut dapat mengurangi selera makan. Sehingga
remaja hanya mengonsumsi camilan tak bergizi. Sebaiknya, kalau
ingin ngemil pilih jenis makanan ringan yang bergizi, seperti: roti,
kacang rebus, dan buah-buahan.

12
3. Kebiasaan makan makanan siap saji (fast food) yang juga komposisi
gizinya tidak seimbang, yaitu terlalu tinggi kandungan energi, efeknya
remaja jadi mudah gemuk.
4. Kebiasaan tidak makan pagi dan malas minum air putih. Dari hasil
penelitian ditemukan orang yang sarapan pagi daya ingatnya akan
lebih baik, dapat berpikir jernih dan memiliki tenaga untuk
beraktivitas.
Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik dalam
hal kualitas maupun kuantitas zat-zat gizi sesuai dengan kebutuhan
faal tubuh (Adriani, 2012)
1. Energi
Energi merupakan salah satu hasil metabolisme karbohidrat,
protein, dan lemak. Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan
sehari-hari maupun untuk proses metabolisme tubuh. Banyaknya
energi yang dibutuhkan oleh remaja dapat diacu pada tabel RDA.
Secara garis besar, remaja putra memerlukan lebih banyak energy
daripada remaja putri. Pada usia 16 tahun, remaja putra membutuhkan
sekitar 3.470 kkal/hari dan menurun pada usia 16-19 tahun.
Sedangkan kebutuhan energi remaja putri memuncak pada usia 12
tahun yaitu 2.550 kkal/hari, kemudian menurun menjadi 2.200
kkal/hari pada usia 18 tahun (Adriani et al, 2012).
2. Protein
Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang
berlangsung cepat. Apabila asupan energi terbatas atau kurang, protein
akan dipergunakan sebagai energi. Penghitungan besarnya kebutuhan
akan protein berkaitan dengan pola tumbuh kembang bukan pola
kronologis. Kebutuhan gizi sehari yang direkomendasikan pada
remaja berkisar antara 45-59 g tergantung pada jenis kelamin dan
umur. Angaka kecukupan gizi protein remaja adalah 48-62 g per hari
untuk perempuan dan 55-66% per hari untuk laki-laki. Widyakarya
nasional pangan dan gizi VIII (WNPG VIII) tahun 2004, dianjurkan

13
pada anak perempuan usia 10-12 tahun kebutuhan protein 50 g/ hari,
13-15 tahun sebesar 57 g/hari dan usia 16-18 tahun adalah 55 g/ hari
(Adriani et al, 2012). Sumber protein terdapat dalam daging, jeroan,
ikan, keju, kerang dan udang (hewani),sedangkan protein nabati pada
kacang-kacangan, tempe dan tahu.
3. Lemak
Lemak banyak terdapat dalam bahan makanan yang bersumber
dari hewani misalnya daging berlemak, jeroan dan sebagainya.
Kelebihan lemak akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang
sewaktu diperlukan dapat digunakan (Adriani et al, 2012).
Departemen kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak
dibatasi tidak melebihi 25% dari total energy per hari, atau paling
banyak tiga sendok makan minyak goring untuk memasak makanan
sehari-hari. Asupan lemak yang terlalu rendah juga mengakibatkan
energy yang dikonsumsi tidak mencukupi, karena 1 gram lemak
menghasilkan 9 kalori (Adriani et al, 2012). Pembatasan lemak
hewani dapat mengakibatkan asupan Fe dan Zn juga rendah.
4. Vitamin dan Mineral
Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat
golongan vitamin B yaitu vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin)
maupun niasin diperlukan dalam metabolisme energi. Zat gizi yang
berperan dalam metabolism asam nukleat yaitu, asam folat dan
vitamin B12, vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan kerangka
tubuhatau tulang. Selain itu, agar sel dan jaringan baru terpelihara
dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C, dan E juga diperlukan
(Adriani et al, 2012).
5. Fe / Zat Besi
Kekurangan Fe atau zat besi dalam makanan sehari-hari dapat
menimbulkan kekurangan darah yang dikenal sebagai anemia gizi besi
(AGB). Remaja putrid menjadi lebih rawan terhadap AGB
dibandingkan dengan laki-laki, karena remaja putri mengalami

14
menstruasi berkala yang mengeluarkan sejumlah zat besi setiap bulan
(Adriani et al, 2012).Angka kebutuhan gizi zat besi pada remaja dan
dewasa muda perempuan 19-26 mg setiap hari, sedangkan untuk laki-
laki 13-23 mg per hari (Adriani et al,  2012). Makanan sumber zat besi
adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan
daging. Fe lebih baik dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena
akan lebih mudah terabsorsi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah gizi pada remaja
meliputi:
1. Pola konsumsi makanan
Konsumsi makanan adalah jenis dan banyak makanan yang
dimakan dan dapat diukur dengan jumlah makanan atau
jumlah energi dan zat gizi. Susunan beragam pangan yang biasa
dikonsumsi seseorang atau kelompok orang disebut pola konsumsi
pangan (Depkes, 1995).
Seorang remaja biasanya telah mempunyai pilihan sendiri
terhadap makanan yang ia senangi. Banyak remaja cenderung
memiliki kebiasaan makan yang tidak teratur, tidak makan dirumah
dan jajan bersama dengan teman sebayanya yang dalam banyak hal
kurang menguntungkan. Remaja putri malah melewatkan dua kali
waktu makan dan lebih memilih mengkonsumsi makanan yang
cenderung mengandung sedikit zat-zat gizi (Arisman, 2004). Remaja
yang banyak mengkonsumsi makanan jajanan akan merasa kenyang
karena padatnya energy yang terkandung dalam makanan jajanan.
Sementara zat gizi lain seperti protein, vitamin, dan mineral masih
sangat kurang.
Kebiasaan makan yang salah pada remaja akan mempertinggi
risiko terjadinya gizi lebih. Kebiasaan tersebut meliputi pola makan,
kebiasaan makan pagi dan makan malam, kebiasaan makan jajanan
dan makan cemilan serta kebiasaan makan fast food. Kebiasaan
makan pada remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

15
teman sebaya, keadaan emosional dan pelaksanaan diet penurunan
berat badan.
2. Pengetahuan Gizi
Pengetahuan gizi berpengaruh positif terhadap pemilihan dan
konsumsi makan seseorang pengetahuan gizi diperlukan agar
seseorang lebih tanggap terhadap ada tidaknya masalah gizi pada
dirinya sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat (Soehardjo,
1989). Pengetahuan gizi sebaiknya diberikan sejak dini sehingga
dapat memberi kesan yang mendalam dan dapat menuntun anak
dalam memilih makanan yang tepat dan dapat memahami serta
menerapkan untuk mengkonsumsi makanan yang sehat dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satu faktor yang mempengaruhi gizi
lebih adalah pengetahuan tentang nilai gizi yang kurang (Samsudin,
1993).
Pada gizi lebih, sumberdaya informasi adalah cukup bahkan
sampai berlebihan. Namun, yang bersangkutan salah pilih dalam
memilih makanan yang sehat dan seimbang, termasuk dalam
membentuk gaya hidup, karena : pertama salah menilai, dalam arti
menilai makanan enak sebagai makanan yang baik atau menilai
kegemukan sebagai indikator sukses. Kedua kelemahan, dalam arti
tidak memiliki keberanian untuk mengatakan tidak pada pilihan
makanan berlebihan dalam berbagai kesempatan : rapat, jamuan
bisnis, pesta, dll serta ketidakberanian untuk mengatakan tidak
terhadap gaya hidup sendetaris tanpa olahraga dan gerak yang
memadai.
3. Kebiasaan Konsumsi Makanan Cepat Saji Modern (Fast Food) pada
Remaja
Salah satu masalah serius yang telah menjadi kecenderungan
kebiasaan makan remaja kini adalah mengkonsumsi makanan
terolah, seperti ditayangkan melalui media elektronik terlalu banyak
yang dilebih-lebihkan. Makanan fast food, walaupun dalam iklan di

16
berbagai media diklaim kaya akan vitamin dan mineral, sebagian
besar mengandung tinggi gula dan lemak selain zat additive yang
dapat mengganggu kesehatan (Adriani et al, 2012). Kegemaran pada
makanan cepat saji modern yang mengandung tinggi energi bila
dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama, pada akhirnya akan
mengarahkan remaja ke perubahan patologis yang terlalu dini
(Arisman, 2004).
Pendidikan Gizi Pada Remaja
Pendidikan gizi pada remaja diperlukan untuk mencapai
status gizi yang baik dan berperilaku gizi yang baik dan benar. PUGS
memuat tiga belas pesan dasar yang diharapkan dapat digunakan
masyarakat sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-hari
yang seimbang dan aman guna mencapai dan mempertahankan status gizi
dan kesehatan yang optimal. Ketiga bela pesan dasar tersebut adalah
sebagai berikut (Almatsier, 2002):
1. Makanlah aneka ragam makanan.
Tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi,
yang mampu membuat seseorang hidup sehat, tumbuh kembang dan
produktif. Makan-makanan yang mengandung unsur-unsur gizi yang
diperlukan oleh tubuh baik kualitas maupun kuantitas. Jadi,
mengonsumsi makanan yang beraneka ragam menjamin terpenuhinya
kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
2. Makanlah makanan untuk mencukupi kecukupan energi.
Setiap orang dianjurkan untuk memenuhi makanan yanng
cukup kalori (energi) agar dapat hidup dan beraktivitas sehari-hari.
Kelebihan konsumsi kalori akan ditimbun sebagai cadangan
didalam tubuh yang berbentuk jaringan lemak.

3. Makanlah makanan dumber karbohidrat setengah dari kebutuhan


energy

17
Ada dua kelompok karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan
sederhana. Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks
berlangsung lebih lama dari pada yang sederhana. Konsumsi
karbohidrat kompleks sebaiknya dibatasi 50% saja dari kebutuhan
energi sehingga tubuh dapat memenuhi sumber zat pembangunan dan
pengaturan.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan
energi
Lemak dan minyak yang terdapat dalam makanan berguna untuk
meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin (A, D, E
dan K) serta menambah lezatnya hidangan. Mengonsumsi lemak dan
minyak secara berlebihan akan mengurangi konsumsi makanan lain.
5. Gunakan garam beriodium.
Kekurangan garam beriodium mengakibatkan penyakit gondok.
6. Makanlah makanan sumber zat besi.
Zat besi adalah unsur penting untuk pembentukan sel darah merah.
Kekurangan zat besi berakibat anemia gizi besi (AGB).
7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur empat bulan.
8.  Biasakan makan pagi.
Bagi remaja  makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, daya
tahan tubuh, meningkatkan konsentrasi belajar dan meningkatkan
produktivitas kerja.
9. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya.
Aman berarti bersih dan bebas kuman.
10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur.
Dapat meningkatkan kebgaran, mencegah kelebihan berat badan,
menigkatkan fungsi jantung, paru, dan otot-otot serta memperlambat
proses penuaan.

11. Hindari minum minuman beralkohol.

18
Sering minum minuman beralkohol akan sering BAK sehingga
menimbukan rasa haus. Alkohol hanya mengandung energi, tetapi
tidak mengandung zat lain.
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
Selainharus bergizi lengkap dan seimbang, makanan harus layak
dikonsmsi sehingga aman untuk kesehatan. Makanan yang aman yaitu
bebas dari kuman, bahan kimia, dan halal.
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.

6. Pertumbuhan Otot
Semua otot mengalami pertumbuhan selama masa pubertas. Otot-
otot skeletal perannya membentuk penampilan fisik luar,terutama pada
laki-laki.Hormon androgen berperan sebagai stimulator pada hipetrofi
otot-otot skeletal,seperti halnya pada atlet yang mengkonsumsi anabolik
steroid.Pada mulanya otot tubuh menjadi besar dengan dengan
bertambahnya volume serat otot,kemudian baru terjadi penambahan
kekuatan otot sekitar satu tahun kemudian,karena pengaruh hormon
androgen pada struktur protein dan aktifitas enzimatik.Puncak kecepatan
pertumbuhan otot (peak velocity muscle grotik) lebih besar pada laki-laki
daripada perempuan walaupun pertumbuhan kekuatan otot terjadinya pada
pubertas akhir,tetapi kekuatan otot terus berubah pada laki - laki terutama
mencapai maksimum sekitar umur 25 tahun. Karena androgen memegang
peran utama dalam kekuatan otot maka menigkatkan kekuaan otot
berhubungan erat dengan TKS.
Potter & Perry (2005), merangkum perubahan fisiologis, perubahan berat
badan, dan skelet pada anak remaja seperti tabel dibawah ini:

Anak Anak laki-


Karakteristik
perempuan* laki*
Permulaan laju pertumbuhan skelet 8-14 ½ 10 ½-16
(puncak:12) (puncak: 14)
Pemulaan perkembangan payudara 8-13

19
Pembesaran testis dan kantung 10- 13 ½
skrotum
Munculnya rambut pubis berpigmen
dan lurus, yang secara bertahap 8-14 10-15
menjadi keriting
Perubahan suara awal (serak) 11-14 ½

Pembesaran penis dan kelenjar


11-14 ½
prostat
Menarke 10-18
(rata-rata 12 ¼)
Spermatogenesis (ejakulasi sperma) 11-17
(rata-rata 13
½)
Ovulasi dan lengkapnya 14-18
perkembangan payudara (rata-rata 15 ½)
Munculnya rambut halus pada wajah 12-17
Munculnya rambut aksila (dibawah
lengan ) dan peningkatan haluaran
kelenjar yang menghasilkan minyak
10-16 12-17
dan keringat yang dapat
menyebabkan jerawat

Pelebaran dan pendalaman pelvis


pada anak perempuan dengan
deposisi lemak subkutan yang 10-18
memberikan penampilan bulat pada
tubuh
Peningkatan pelebaran bahu 11-21
Pendalaman suara pada laki-laki,
dengan munculnya rambut kasar dan
berpigmen pada wajah dan 16-21
munculnya rambut dada

20
*Rentang usia dalam tahun

Tabel 2.3 : Perubahan Fisiologis

Perubahan yang sama


Perubahan Perempuan antara kedua jenis Laki-Laki
kelamin
Laju antara usia antara usia 10-
pertumbuhan 8-14 tahun 16 tahun
TB Bertambah Bertambah
5-20 cm 10-30 cm
Max tinggi Max tinggi
pada usia pada usia 18-
16-17 tahun 20 tahun
BB Bertambah Bertambah 7-
7-27,5 kg 32,5 kg
Lemak Lemak diredistribusi
sesuai proporsi
dewasa seiring
peningkatan TB dan
BB secara bertahap
remaja bertumbuh
menjadi dewasa.

Perubahan Panggul Tangan dan kaki Bahu melebar


bentuk tubuh melebar tampak besar dan
tungkai sangat
panjang, paha
melebar, rahang
bawah dan hnidung
menjadi lebih
panjang dan dahi

21
lebih tinggi.

Tabel 2.4 : Perubahan Berat Badan dan Skelet

7. Pertumbuhan Organ-Organ Reproduksi

Organ-organ reproduksi mengikuti pola genital, dimana


pertumbuhannya lambat saat masa anak dan akan tumbuh pesat saat masa
pubertas. Organ reproduksi yang banyak mengalami perubahan saat
pubertas yaitu rambut pubis, payudara, testis, dan penis. Tanner membuat
klasifikasi Tingkat Kematangan Seksual (TKS) remaja dalam lima
stadium. Pembagian ini berdasarkan pertumbuhan rambut pubis dan
payudara pada remaja perempuan, dan pertumbuhan rambut pubis dan
penis pada laki-laki. Gambaran pertumbuhan remaja memperlihatkan
hubungan yang erat dengan tingkat kematangan sosial. Dimana TKS 1 dan
2 merupakan masa remaja awal, TKS 3 dan 4 masa remaja menengah, dan
TKS 5 adalah masa remaja lanjut dan maturasi penuh.

22
Gambar 2.1 : Pertumbuhan rabut pubis pada remaja laki-laki dan perempuan
(Dikutip dari Falkner F, Tanner JM, Human Growth Vol 2, 1986)
Klasifikasi TKS pada anak perempuan (menurut Tanner JM)
Stadium Rambut Pubis Payudara
TKS
1 Pra pubertas Pra pubertas
2 Jarang, pigmen sedikit, lurus, Payudara dan apilla menonjol,
sekitar labia diameter aerola bertambah
Payudara dan aerola membesar,
3 Lebih hitam, mulai ikal, jumlah batas tidak jelas
bertambah Aerola dan apilla membentuk
4 Keriting, kasar, lebat, lebih bukit kedua
sedikit dari dewasa Bentuk dewasa, apilla
5 Bentuk segitiga, menyebar ke menonjol, aerola merupakan
bagian medial paha bagian dari bentuk payudara

Tabel 2.5 : Klasifikasi TKS pada Anak Perempuan

Gambar 2.2 : Pertumbuhan payudara pada remaja perempuan (Dikutip dari


Falkner F, Tanner JM, Human Growth Vol 2, 1986)

23
Klasifikasi TKS pada anak laki-laki (menurut Tanner JM)
Stadium Rambut Pubis Penis Testis
TKS
1 Belum ada Pra pubertas Pra pubertas
2 Jarang, panjang, Membesar sedikit Skrotum membesar,
sedikit berpigmen berwarna merah
muda
3 Lebih gelap, mulai Lebih panjang Lebih besar
keriting, jumlah
sedikit menyebar ke
mons pubis Lebih besar, glans Lebih besar, skrotum
4 Tipe dan distribusi penis membesar hitam
seperti dewasa,
kasar, keriting,
jumlah lebih sedikit Bentuk dewasa Bentuk dewasa
5 Tipe dewasa,
menyebar ke bagian
medial paha

Tabel 2.6 : Klasifikasi TKS pada Anak Laki-Laki

Hubungan antara pertumbuhan TKS pada anak perempuan


Stadium Payudara Rambut pubis Kecepatan Umur tulang
TKS tumbuh (tahun)
1 Pubertas Pra pubertas Pra pubertas (5 < 11
cm/tahun)
2 Teraba Jarang, Awal pacu 11-11,5
penonjolan pigmen pertumbuhan
areola melebar sedikit lurus
sekitar labia
3 Payudara dan Lebih hitam, Pacu tumbuh 12

24
areola mulai ikal
membesar, batas jumlah
tidak jelas bertambah
4 Areola dan Keriting, Pertumbuhan 13
papilla kasar, seperti melambat
membentuk dewasa,
bukit kedua belum ke
paha atas
5 Bentuk dewasa Bentuk Pertumbuhan 14-15
areola tidak segitiga minimal
menonjol seperti
dewasa, ke
paha atas

Table 2.7: Hubungan antara Pertumbuhan TKS pada Anak Perempuan

Hubungan antara pertumbuhan dengan TKS pada anak laki-laki


Stadium Rambut pubis Vol. testis Kecepatan Umur tulang
TKS (ml) tumbuh (tahun)
1 Belum ada <2 Pra pubertas (5 < 11
cm/tahun)
2 Pigmen sedikit <4 Nilai pra pubertas 12
3 Berpigmen, 4-10 Pra pubertas 13
menyebar ke
mons pubis
Tipe dan Fase pertumbuhan
4 distribusi 10-12 maksimal 14
dewasa belum
ke paha
Tipe dewasa, ke Pertumbuhan
5 paha 12-25 melambat 15-16

25
Tabel 2.8 : Hubungan antara Pertumbuhan dengan TKS pada Anak Laki-Laki

a. Pertumbuhan Organ Reproduksi Remaja Perempuan


Pada remaja perempuan tanda awal pubertas umumnya adalah
pertumbuhan payudara stadium 2 atau disebut breast bud yaitu terdiri dari
penonjolan putting disertai pembesaran daerah areola sekitar umur 8-12 tahun.
Haid pertama (menarche) terjadi pada stadium lanjut dari pubertas dan sangat
bervariasi pada umur berapa masing-masing individu mengalaminya, rata-rata
pada umur 10,5-15,5 tahun. Hubungan antara menarche dan pacu tumbuh
tinggi badan sangat erat, menarche ini pada setiap anak perempuan terjadi bila
kecepatan pertumbuhan tinggi badan mulai menurun/deselerasi. Sedangkan
untuk penjelasan hormonal belum diketahui. Keadaan seperti ini sering
menimbulkan masalah tentang kematangan yang terlambat dirasakan para
remaja perempuan, karena mereka belum menarche padahal pacu tinggi badan
telah tercapai, sehingga mereka merasa badannya terlalu tinggi. Sedangkan
untuk para remaja laki-laki, kecemasan yang sering dirasakan apabila belum
tiba pacu tinggi badannya, padahal teman sebaya perempuan sudah
mencapainya.
b. Pertumbuhan Organ Reproduksi Remaja Laki-Laki
Pertumbuhan organ seksual laki-laki stadium G2 (Genital2) terjadi pada
rata-rata umur 11,6 tahun (9,5-13,5 tahun). Perbesaran testis merupakan tanda
pubertas pertama terjadi pada 98% remaja laki-laki. Sampai akhir pubertas
terjadi perbesaran testis, epididimis, dan prostat 7 kali lipat. Ejakulasi pertama
terjadi pada TKS 3. Pada TKS 4 umumnya berhubungan dengan fertilitas,
tetapi jumlah sperma sama dengan terdapat pada TKS 3. Rata-rata waktu yang
diperlukan untuk menjadi pubertas yang lengkap adalah 3 tahun (2-5 tahun).
Urutan kejadian antara TKS dengan PHV pada remaja laki-laki sebagai
berikut: pacu tinggi badan dimulai sekitar setahun setelah perbesaran testis dan
mencapai PHV pada tahun berikutnya bila pertumbuhan penis mencapai
maksimum dan rambut pubis pada stadium 3-4.
Perubahan komposisi tubuh pada masa pubertas

26
1. Massa Tubuh Bersih/MTB (Lean body mass/LBM)
Terjadi perbedaan antara perempuan dan laki-laki pada masa maturitas
(kedewasaan). Pada masa remaja perempuan MTB (berat badan tanpa
lemak) menurun dari 80% berat badan awal pubertas, menjadi sekitar 75%
pada saat maturitas. Jaringan lemak meningkat dengan kecepatan yang
lebih besar dibandingkan dengan meningkatnya MTB. Sedangkan pada
remaja laki-laki MTB meningkat dari 80% menjadi 85%-90% pada saat
masa maturitas, keadaan ini akibat dari meningkatnya massa otot karena
pengaruh hormon androgen.
2. Jaringan Lemak (Adipose mass)
Selama remaja jaringan lemak pada remaja perempuan lebih mengalami
peningkatan sedangkan remaja laki-laki cenderung mengalami penurunan.
3. Tulang Pelvis pada Perempuan (Pelvic Remodeling in Female)
Selama pubertas remaja perempuan mengalami peningkatan pada ukuran
lebar pelvis, bagian depan pelvis menjadi lebih lebar dan bulat.
4. Massa Skelet (Skeletal mass)
Perubahan pada masa tulang atau densitas mineral tulang (bone mineral
density/BMD), bersamaan dengan perbuahan pada MTB, ukuran tubuh,
dan kekuatan otot. BMD mempunyai penentu utama yaitu aktifitas fisik,
herediter, nutrisi, fungsi endokrin, dan gaya hidup seseorang. Peningkatan
massa tulang skelet dicapai pada tahap remaja awal. Kondisi seperti ini
menentukan “bone bank” untuk kehidupan selanjutnya atau tahap
berikutnya.
5. Organ Dalam
Pertumbuhan otak, jantung, hati dan ginjal selama pubertas lebih rendah
dari otot dan tulang. Jika dihitung menggunakan presentase berat badan
yang menggambarkan otak, jatung, hati dan ginjal sebelum mengalami
maturitas adalah 10%, sedangkan saat maturitas hanya 5%.
6. Eritrosit
Jumlah eritrosit lebih tinggi pada laki-laki sekunder disebabkan oleh
hormone androgen.

27
7. Perubahan Biokimia
Perubahan biokimia selama masa pubertas mencerminkan pertumbuhan
tulang. Sebagai contoh, selama pacutumbuh, kadar alkaline phosphatase
yang diproduksi oleh osteoblast selama pembentukan ulang. Kadar alkalin
phosphatase berubah tergantung pada tingkat maturasi, biasanya kadarnya
cenderung meningkat sampai remaja menengah, kemudian menurun
sampai kadar dewasa dicapai.

2. ASPEK PERKEMBANGAN PADA REMAJA


A. Perkembangan Bahasa
Saat usia 16-18 tahun, pada umumnya remaja mengenal sekitar
80000 kata (Owens, 1996 dalam Papalia et al, 2009). Dengan adanya
pemikiran formal remaja dapat mendiskusikan dan mendefinisikan hal-
hal abstrak seperti cinta, keadilan, dan kebebasan. Mereka lebih sering
menggunakan istilah dari bahasa asing untuk mengekspresikan hubungan
logis antara klausa atau kalimat. Mereka menjadi lebih sadar bahwa kata-
kata adalah symbol yang dapat memiliki arti ganda, jadi mereka lebih
senang menggunakan ironi, humor, dan metaphor (Owens, 1996 dalam
Papalia et al, 2009).
Remaja menjadi lebih trampil dalam mengambil persepsi sosial,
kemampuan untuk memahami sudut pandang dan tingkat pengetahuan
orang lain, serta berbicara sesuai sudut pandang tersebut. kemampuan ini
penting untuk membujuk atau sekedar berbincang-bincang. Oleh karena
itu, remaja berbicara dengan bahasa yang berbeda dengan teman
sebayanya dibandingkan dengan orang deawasa. Bahasa pergaulan
remaja adalah bagian dari proses perkembangan identitas tersendiri yang
berbeda dari orang tua dan dunia orang dewasa. Dalam mengekspresikan
bahasa asing tersebut mereka lebih mudah untuk bermain dengan kata-
kata yang baru saja muncul (Elkind, 1998).
Menurut Santrock (2007), remaja menunjukan perkembangan
bahasa sebagai berikut :

28
a. Terjadi peningkatan penguasaan dalam penggunaan kata-kata
yang kompleks (Fischer & Lazerson, 1984, dalam Santrock,
2007), dimana remaja menjadi lebih baik dari anak-anak dalam
menganalisis fungsi suatu kata yang berperan dalam sebuah
kalimat.
b. Mengalami kemajuan dalam memahami metafora (perbandingan
makna antara dua hal berbeda, menggunakan suatu kata untuk
makna yag berbeda) dan satir (menggunakan ironi, cemooh, atau
lelucon untuk mengekspos kekejian atau kebodohan).
c. Meningkatnya kemampuan memahami literature yang rumit.
d. Lebih baik dari anak-anak dalam mengorganisasikan ide untuk
menyusun tulisan, menggunakan kalimat-kalimat sehingga masuk
akal, dan mengorganisasikan tulisan dalam susunan pendahuluan,
inti, dan kesimpulan.
e. Berbicara dalam kalimat yang mengandung dialek, yaitu variasi
bahasa yang memiliki kosa kata, tata bahasa, atau pengucapan
yang khas (Berko Gleason, 2005, dalam Santrock, 2007).
B. Perkembangan Motorik

29
Gambar 2.3 : Tahap Perkembangan Kemampuan Motorik

a. Perkembangan Motorik Halus


Gerakan motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja.
Oleh karena itu gerakan di dalam motorik halus tidak membutuhkan
tenaga akan tetapi membutuhkan koordinasi yang cermat serta teliti
(Depdiknas, 2007). Menurut Pachucki (2013), keterampilan motorik
halus pada remaja dapat membantu remaja mengembangkan kekuatan
otot dan koordinasi yang akan mempersiapkan mereka untuk
keterampilan yang lebih baik. Keterampilan motorik halus pada
remaja meliputi:

1. Seni
Seni dapat membuat remaja berpikir kreatif, dalam
mengaplikasikan seni misalnya melukis, membutuhkan alat-alat
sederhana seperti kuas. Kuas digunakan untuk melatih kekuatan
otot tangan dan koordinasi. Mereka menggunakan jari-jari mereka

30
sebagai instrumen dalam kegiatan-kegiatan seni (seperti
memahat, melukis).
2. Musik
Bermusik dapat membangkitkan emosi dan gairah remaja.
Remaja memnganggap memainkan alat musik dan menciptakan
musik adalah sesuatu yang menantang, menarik, dan bermanfaat.
Bermain gitar ataupun piano dapat meningkatkan dan
memperkuat koordinasi otot halus melalui meraba alat musik,
memainkan kunci atau cord pada alat musik.
3. Menulis
Menulis bukan kegiatan favorit bagi remaja tapi dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif, perkembangan
kognitif dan perkembangan bahasa. Saat menulis, jari tangan
digunakan untuk menekan tombol pada keyboard, dan menulis
manual juga menggunakan jari tangan untuk memegang bolpoin.
4. Aktivitas Lain
Aktivits lain yang dapat mengembangkan motorik halus dan
koordinasi otot misalnya, menyelesaikan teka teki, bermain
kompetisi video game, mengepang rambut, membuat gelang
tangan, menjahit dan sebagainya.
b. Perkembangan Motorik Kasar
Motorik kasar yaitu suatu aktivitas yang dilakukan anak dengan
menggunakan anggota tubuh dan ototnya untuk suatu tindakan
seperti, mengangkat suatu benda, mendorong, melompat, memanjat,
dsb (Baraja, 2008). Keterampilan motorik kasar biasanya terjadi
selama masa remaja awal, dimulai dengan mengembangkan daya
tahan. Konsentrasi mereka meningkat sehingga dapat mengikuti
instruksi yang rumit. Koordinasi dapat menjadi masalah karena
meraka masih labil. Selama masa remaja tengah, kecepatan dan
akurasi mengalami peningkatan sementara koordinasi juga
meningkat. Remaja menjadi lebih kompetitif satu dengan yang lain.

31
Selama masa remaja akhir, remaja biasanya berkurang dalam bidang
minat dan berkonsentrasi pada ketrampilan yang relevan dibutuhkan.
Motorik kasar pada remaja meliputi :
a. Mendemontrasikan pengetahuan tentang perkembangan fisik,
menstruasi, reproduksi, dan keluarga berencana.
b. Menunjukan praktik gaya hidup sehat dalam nutrisi, olahraga,
rekreasi, reproduksi, pola tidur, dan kebiasaan pribadi.
c. Mendemotrasikan kepedualian terhadap kebersihan dan
penampilan pribadi.
C. Perkembangan Kemandirian
1. Definisi Kemandirian
Perkembangan kemandirian (autonomy) pada remaja
merupakan salah satu isu yang sama penting dan menariknya untuk
dikaji secara serius dengan isu perkembangan identitas. Pentingnya
kajian secara serius terhadap isu perkembangan kemandirian pada
remaja didasarkan kepada pertimbangan bahwa bagi remaja,
pencapaian kemandirian merupakan dasar untuk menjadi orang
dewasa yang sempurna. Kemandirian dapat mendasari orang dewasa
dalam menentukan sikap, mengambil keputusan dengan tepat, serta
ketetapan dalam menentukan danmelakukan prinsip-prinsip
kebenaran dan kebaikan. Gambaran pentingnya kemandirian dimiliki
oleh remaja tampak pada komitmen profesi bimbingan dan konseling
yang menyatakan bahwa bimbingan dan konseling yang diharapkan
terjadi pada jalur pendidikan formal dalam bimbingan dan konseling
yang memandirikan (Ditjen PMPTK, 2007).

2. Tipe-tipe Kemandirian pada Remaja


Menurut Steinberg (1995: 289) kemandirian dibagi kedalam tiga
tipe, yaitu:
a. Kemandirian emosional (Emotional Autonomy)
b. Kemandirian Behavioral (behavioral Autonomy)

32
c. Kemandirian Nilai (Value Autonomy)
3. Tugas Perkembangan Remaja pada Konteks Sosial
Menurut Hurlock (1997), tugas perkembangan remaja pada
konteks sosial, anatara lain :
a. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman
sebaya (laki-laki maupun perempuan).
b. Mencapai peran sosial laki-laki dan perempuan.
c. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang
bertanggung jawab.
Dalam melakukan proses sosialisasi agar tugas perkembangan
remaja pada konteks sosial tercapai, hal yang dilakukan adalah :
a. Memperluas Kontak Sosial.
Remaja mulai belajar untuk meninggalkan keluarga,
untuk memperluas wawasan sosialnya, dan melakukan
berbagai macam kegiatan untuk melakukan berbagai
macam peran. Tujuannya adalah agar dapat berfungsi
yang efektif didalam keluarga dan masyarakat.
b. Menjawab Pertanyaan “Siapa Saya” (mencari identitas
diri)
Menurut Erickson, masa remaja adalah masa kritis
dalam menentukan identitas diri, dimana terjadi
perkembangan fisik dan kognitif, sehingga dianggap
sudah dewasa atau bukan anak kecil lagi. Kosekuensinya
adalah perubahan tuntutan pada masyarakat dan timbul
pertanyaan “mengapa saya diperlakukan demikian?”. “
apabila saya tidak dapat berperan seperti orang dewasa,
tetapi saya juga tidak boleh berperan seperti anak-anak,
maka apa yang harus saya lakukan?”.
c. Menyesuaikan dengan Kemasakan Seksual
Pada masa ini, muncul minat dan dorongan seksual.
Remaja perlu melakukan penyesuaian diri dengan

33
aturan-aturan yang berlaku dimasyarakat, dorongan yang
ada disalurkan dengan baik dan menawan sehingga
muncul kesan yang manis.
d. Belajar Menjadi Orang Dewasa
Remaja mulai menyesuaikan diri terhadap
perubahan yang terjadi pada dirinya dan perannya baik
di dalam keluarga maupun masyarakat.

34
LAMPIRAN

35
Cara Membaca Grafik pada Grafik CDC :
1. Ukur panjang badan, dan berat badan anak (contoh anak anda perempuan,
berusia 9 tahun dengan berat badan 20 kg dan tinggi badan 130 cm)
2. Ambil grafik CDC yang sesuai gender dan kelompok umur (ambil gerafik
cdc perempuan, usia 2-20 tahun).
3. Nilai BB sesuai dengan usia ( BB/U) : dengan memplot BB pada grafik.
Plotkan BB anak 20kg pada garis usia 9tahun. Didapatkan titik BB anak
sedikit dibawah garis kurva persentil 25.
BB ideal untuk anak perempuan usia 9 tahun adalah tepat pada garis
kurva di presentil 50. Pada grafik bisa dilihat BB ideal anak seharusnya
29Kg.
4. Nilai TB ( stature ) menurut usia (TB/U) : plot TB anak pada grafik. Pada
grafik, titik 130Cm, berada sedikit diatas garis kurva presentil 25.
TB ideal untuk anak perempuan usia 9 tahun adalah berada digaris kurva
presentil 50. Pada grafik, didapat TB ideal adalah 133 Cm.
5. Nilai BB menurut TB : tarik garis pada titik TB (130 Cm ) ke arah kiri,
hingga memotong garis persentil 50 TB. Potongan garis tersebut
memotong garis usia 8,4 tahun.
Proyeksikan secara vertical ke bawah, hingga memotong garis kurva
persentil 50 BB, didapatkan nilai 27 Kg, artinya dengan TB 130 Cm,
seharusnya anak perempuan tersebut berusia 8,5 tahun, dengan berat ideal
sesuai TB adalah 27 Kg.

36
Keterangan Grafik WHO :

Body Mass Index dengan umur pada anak perempuan


Kategori Usia Jumlah
>3 Obese
2–3 Overweight
1–2 Possible risk of overweight
0 – 1 atau -1 – 0 Normal
-2 - -1 Normal
-3 - -2 Wasted weight
< -3 Severely wasted

Body Mass Index adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengukur status
nutrisi seseorang, apakah dia overweight, normal, apa underweight. Rumusnya itu
yaitu :

Berat Badan (kg)


BMI =
Tinggi Badan dikuadratkan dalam satuan m (TB2)

BMI beserta interpretasinya


Kategori Jumlah
Underweight II <17
Underweight I 17.0 – 18.5
Normal 18.5 – 25.0
Overweight I 25.0 – 27.0
Overweight II >27

Pertumbuhan dikatakan abnormal, untuk parameter tinggi badan, jika z+ score,


dilihat dengan menggunakan grafik diatas lebih dari 2, maka dia terlalu tinggi,
penyebabnya ada 3 yaitu:

1. Sindrom Marfan, orang dengan sindrom ini ada permasalahan pada jaringan
ikat, sehingga sendinya sangat lentur, dan tulangnya abnormal, lensa mata
bermasalah, klep jantung tidak adekuat, dan tinggi badanya pada usia
deawasa mencapai 2 m.

37
2. Sindrom Klinefelter, terjadi pada laki-laki, terjadilah dysgenesis gonad
(semacam kesalahan pada hormon alat kelamin), pada sindrom ini akan ada
penundaan, sehingga anak tersebut berfikir tentang jenis kelaminnya yang
sebenarnya.
3. Precoccious Puberty, maksudnya adalah anak mencapai pubertas sangat
cepat (seperti halnya pada perempuan, tiba-tiba pada usia 12 tahun, sudah
berkembang organ seksualnya), dia bisa lebih tinggi dari orang seusianya,
namun hal tersebut dapat berakibat epiphyseal plate menutup dengan cepat,
sehingga dapat terlihat lebih pendek dari orang seusianya.
Jika z-score kurang dari 2, maka kemungkinan dikarenakan
kekurangan nutrisi yg kronis, congenital atau endemi seperti hipotiroid.
Berat badan, apabila z-score > 2, maka overweight atau obesitas, dan jika,
z-score < -2, ada acute undernutrition, hal ini biasanya disebabkan oleh
marasmus dan kwarshiorkor. Marasmus biasanya terdapat defisiensi kalori
(karbohidrat), serta juga ada kehilangan protein somatik, yang akibatnya
derajat muskuloskeletalnya menurun. Sedangkan, pada kwarshiorkor,
protein visceralnya akan hilang, sehingga pada ujung-ujungnya akan
mengakibatkan edema.

38
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa,
dimana terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder,
tercapai fertilisasi dan terjadi perubahan-perubahan psikologi dan kognitif.
Pertumbuhan somatic pada masa remaja memiliki ciri-ciri tersendiri, antara
lain:
1. Perubahan adalah ciri utama dari proses biologis pubertas,
2. Perubahan somatik sangat bervariasi dalam umur saat mulai dan
berakhirnya, kecepatan dan sifatnya, tergantung pada masing-masing
individu,
3. Walaupun terdapat variasi dalam umur serta timbulnya pubertas, tetapi
setiap remaja mengikuti sikuen yang sama dalam pertumbuhan somatic,
4. Timbulnya ciri-ciri seks sekunder merupakan manifestasi somatik dari
aktifitas gonad,
5. Terdapat kecenderungan sekuler yang disebabkan oleh adanya perbaikan
gizi dan lingkungan.
Sedangkan perkembangan pada masa remaja meliputi perkembangan motorik
halus, motorik kasar, bahasa dan personal sosial (kemandirian).

B. Saran
Penulis menyarankan untuk:
1. Pembaca dapat mengetahui dan menjelaskan mengenai pertumbuhan dan
perkembangan pada remaja.
2. Pembaca dapat mengetahui dan menjelaskan mengenai aspek-aspek
perkembangan pada remaja.

39
DAFTAR PUSTAKA

Adriani. (2012). Peranan gizi dalam siklus kehidupan. Jakarta: Media Group.

Arisman. (2004). Gizi dalam daur kehidupan. Jakarta : EGC.

Deibyb. 2017. Artikel Kesehatan Anak: Seperti apakah perkembangan motorik


anak usia remaja. diunduh dari artikelkesehatananak.com > Home > Usia
Remaja 13-18 tahun > Tumbuh Kembang / Perkembangan Pada tanggal
28 Februari 2017 pukul 16.50 WIB

Potter & Perry. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan (konsep, proses,
praktik). Ed. 4 vol (1). Jakarta: EGC.

Pachucki, D. (2013). Fine motor skills in teenagers. Diakses pada tanggal 10


Maret 2017, dari http://www.livestrong.com/article/1006173-fine-motor-
skills-teenagers/

Ricc, S. S & Kyle, T. (2009). Maternity and pediatric nursing. China : Wolters
Kluwer.

Santrock, J. W. (2007). Child development, 11th edition (terjemahan oleh : Mila


Rahmawati & Anna Kuswanti). Jakarta : Erlangga.

Sarwon. (2002). Psikolo remaja. Jakarta: Raja Grafindo.

Shaleh, C. Gizi pada remaja. Diakses pada tanggal 1 Maret 2017, dari
https://www.academia.edu/13227160/Remaja

Supariasa,I., N,et al. (2001). Penilaian status gizi. Jakarta : EGC.

Wong, D. L. (2003). Pedoman klinis keperawatan pediatrik (Edisi keempat).


Jakarta : EGC.

40

Anda mungkin juga menyukai