Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PELAKSANAAN I PADA LANSIA YANG MENGALAMI

KETERBATASAN BICARA PASCA STROKE

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA YANG MENGALAMI


KETERBATASAN BICARA PASCA STROKE

A. DEFINISI
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke
bagian otak. (Brunner & Sudarth, 2002)
Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak. (Elizabeth J.
Corwin, 2002)
Stroke adalah "serangan otak" tiba-tiba yang terjadi ketika sebuah blok bekuan darah
arteri (pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke tubuh) atau pembuluh darah
(sebuah tabung melalui darah yang bergerak ke seluruh tubuh) istirahat, aliran darah menyela
ke area otak. Ketika salah satu dari hal-hal ini terjadi, sel-sel otak mulai mati dan kerusakan
otak terjadi. (National Stroke Association, 2009)

B. ETIOLOGI
1. Trombosis
Bekuan darah dalam pembuluh darah otak atau leher: Arteriosklerosis serebral.
2. Embolisme serebral
Bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain:
endokarditis, penyakit jantung reumatik, infeksi polmonal.
3. Iskemia
Penurunan aliran darah ke area otak: Kontriksi ateroma pada arteri.
4. Hemoragi Serebral
Pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan kedalam jaringan otak atau ruang
sekitar otak.

C. FAKTOR RESIKO PADA STROKE

1. Tidak dapat dirubah (Non Reversible)

 Jenis kelamin : Pria lebih sering ditemukan menderita stroke dibanding wanita.
 Usia : Makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke.
 Keturunan : Adanya riwayat keluarga yang terkena stroke.
2. Dapat dirubah (Reversible)
 Hipertensi
 Penyakit jantung
 Kolesterol Tinggi
 Obesitas
 Diabetes Melitus
 Polistemia
 Stress Emosional
3. Kebiasaan Hidup
 Merokok,
 Peminum Alkohol,
 obat-obatan terlarang.
 Aktivitas yang tidak sehat: Kurang olahraga, makanan berkolesterol.

D. SPESIFIK DEFISIT SETELAH STROKE


1. Hemiparesis dan hemiplegia: Kelemahan dan paralisis satu sisi tubuh terjadi karena
kerusakan area mata pada kortek atau pada saluran serat piramidal.
2. Apraksia adalah suatu kondisi dimana klien dapat menggerakan bagian yang terkena tetapi
tidak dapat digunakan untuk pergerakan dengan tujuan spesipik (berjalan, bicara,
pembersihan)
3. Apasia adalah kerusakan dalam menggunakan dan interpretasi simbol bahasa. Apasia
mungkin meliputi beberapa atau semua aspek dari penggunaan bahasa seperti berbicara,
membaca, menulis, dan mengerti pembicaraan.
4. Disatria adalah kesulitan dalam bentuk kata. Klien mengerti bahasa tetapi kesulitan
mengucapkan kata dan menyambungkannya
5. Disfagia adalah kesulitan dalam menelan
6. Perubahan penglihatan, berfikir abstrak
STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI (SP) I

1. Kondisi klien
Tn. A, umur 66 tahun, terkena stroke non haemoragik. Tn. A mengalami kelumpuhan bagian
kiri dan mengalami keterbatasan bicara. Klien bicara terbata-bata dan tidak jelas. Pada saat
klien ingin meminta sesuatu keluarga sulit memahami keinginan klien.

2. Analisa Data
a. Data Subyektif: -
b. Data Obyektif:
 Lumpuh bagian kiri
 Bicara terbata-bata dan tidak jelas
 Keluarga sulit memahami keinginan klien

3. Diagnosa keperawatan
Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan pada jaringan otak.

4. Tujuan
a) Tujuan umum:
Klien dapat berkomunikasi dengan baik
b) Tujuan khusus:
1) Klien dapat mengungkapkan perasaan
2) Pembicaraan klien dapat dipahami oleh orang lain

5. Tindakan keperawatan :

a. Lakukan komunikasi dengan wajar, bahasa jelas dan sederhana


b. Dengarkan dengan seksama jika klien mulai bicara
c. Latih klien bicara secara optimal
d. Libatkan keluarga dalam komunikasi verbal dan nonverbal pada klien
e. Gunakan alternatif komunikasi
f. Kolaborasi dengan ahli terapi wicara
6. Strategi komunikasi

a. Orientasi

“Selamat pagi Bapak A, perkenalkan saya Suster W yang akan merawat bapak hingga siang
nanti’’.
“Bagaimana kabar bapak pagi ini, baik ?”
“Saya akan bertanya pada Bapak, jawab dengan mengangguk kalau bapak ingin menjawab
“ya” dan menggeleng untuk jawaban “tidak”. Setuju ya pak….”
“Bapak, bersedia kalau kita berbincang-bincang 15 menit di sini?”
“ Kita akan berbincang-bincang mengenai melatih cara berbicara bapak sehingga suster
ataupun orang lain dapat mengerti dengan keinginan bapak atau hal yang sedang bapak
rasakan dengan keadaan bapak sekarang, Bapak mau?”

b. Fase kerja

“Bapak kan terkena stroke, salah satu akibatnya bapak mengalami kesulitan untuk bicara,
saya melihat bapak tampak gusar karena orang lain tidak mengerti apa yang bapak
maksudkan, sekarang saya akan beritahu bapak cara-cara agar apa yang bapak maksudkan
dimengerti orang lain”. “Apa bapak mau….?”
“Bapak, hari ini kita akan belajar untuk pembicaraan sederhana, sekarang coba bapak ikuti
apa yang saya ucapkan“
“aaa...iii...uuu...eee...ooo”
(Perawat memberi contoh terlebih dahulu dengan artikulasi yang jelas, lalu pasien diminta
untuk mengulangi apa yang di contohkan perawat)
“Coba saat bapak menyebutkan huruf ‘aaa’, mulut bapak di buka selebar bapak mampu”
“Coba saat bapak menyebutkan huruf ‘iii’, gigi atas dan bawah bapak dikatupkan, seperti
orang yang mau memperlihatkan gigi-giginya”
“Coba saat bapak menyebutkan huruf ‘uuu’, mulut bapak dimonyongkan semampu bapak”
“Coba saat bapak menyebutkan huruf ‘eee’, mulut bapak di buka seperti orang tersenyum lalu
disuarakan”
“Coba saat bapak menyebutkan huruf ‘ooo’, mulut bapak di bentuk seperti huruf ‘O’
semampu bapak”
(Bila untuk satu huruf vokal sudah mampu, tambahkan huruf konsonan, lanjutkan memberi
contoh terlebih dahulu)
“mi…mi…mi….”
“la…la…la…”
“ga…ga…ga…”

c. Terminasi

1) Evaluasi Respon Klien Terhadap Tindakan Keperawatan


a) Evaluasi Klien Subjektif
“Bapak, tadi kita telah belajar bicara, apakah bapak senang ?”
b) Evaluasi Perawat Subjektif
“ Sekarang coba bapak ulangi lagi kata-kata tadi…”
2) Tindak lanjut
“Bagus, saya dengar kata-kata yang bapak ucapkan semakin jelas, bapak latihan terus ya…”
3) Kontrak yang akan datang
“Besok kita akan bicarakan cara berkomunikasi secara tertulis, selain melanjutkan latihan
bicara hari ini, bapak setuju ?“
“ Baiklah, kalau begitu saya akan datang lagi besok pukul 10 di sini “
“Sekarang saya pamit dulu, selamat pagi bapak….”

Daftar Pustaka

Corwin, Elizabeth J. (2002). Buku Saku: Patofisiologi. Jakarta: EGC.


Price and Wilson. (1995). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne Connell & Bare, Brenda G. (2003). Brunner and Suddarth's Textbook of
Medical-Surgical Nursing. 10th Edition. Lippincott Williams & Wilkins.
http://www.stroke.org/site/PageServer?pagename=STROKE

Anda mungkin juga menyukai