Anda di halaman 1dari 28

Makalah Zoologi

Nematoda ( Nemathelminthes )

Oleh :
Dewi Ratna Sari ( 3415126618 )
Dosen :
Hanum Isfaeni S.pd, M.Si

PENDIDIKAN BIOLOGI NON REGULER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.

LATAR BELAKANG
Nematoda berasal dari kata nema: benang dan oidos : bentuk. Pada kelas nematoda,

kutikulanya polos atau bercicin-cincin, kebanyakan mempunyai bulu-bulu kaku, tidak


bersilia. Kutikula adalah modifikasi epidermis ke arah superficial. Di bawah epidermis
terdapat lapisan otot yang hanya terdiri atas serabut-serabut longitudinal saja.
Filum Nematoda, atau cacing gelang ini terdapat sekitar 16.000 spesies telah
teridentifikasi sampai saat ini. Sebagian besar spesies dari nematoda hidup bebas, baik di laut,
air payau, air tawar dan tanah; dari daerah kutub yang dingin sampai tropis , dan sejumlah
spesies yang hidup parasit pada tumbuh-tumbuhan dan hewan. Beberapa spesies nematoda
parasit pada tubuh manusia, seperti pada usus halus. Cacing parasit ini merupakan jenis
cacing yang hidupnya menyerap sari-sari makanan dari inangnya.
Nematoda dikenal dengan sebutan roundworms atau cacing gelang. Cacing ini
sangat aktif, ramping, bentuk tubuhnya silinder ( gilig), biasanya kedua ujungnya runcing,
dan mempunyai mulut dan anus, jadi mempunyai saluran pencernaan yang lengkap. Rongga
tubuh disebut pseudoselom. Dua diantaranya yang terkenal adalah Ascaris lumbricoides,
cacing gelang pada usus manusia dan Entrobius vermicularis, cacing kremi pada anak kecil.
Nematoda merupakan organisme yang mempunyai tiga lapisan tubuh (tripoblastik)
atau terdiri dari tiga lapis blastula, yaitu lapisan luar (ektoderm), lapisan tengah (mesoderm),
dan lapisan dalam (endoderm). lapisan ini terbentuk dan berkembang di dalam telur.
Permukaan tubuh cacing gelang ini dilapisi oleh kutikula.

2.

RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai

berikut :
1.

Apa itu Nematoda ( Nemthelminthes )?

2.

Bagaimanakah Ciri Ciri Umum Nematoda ?

3.

Bagaimanakah Morfologi Nematoda ?

4.

Bagaimanakah Anatomi tubuh Nematoda ?

5.

Bagaimanakah Sistem Reproduksi pada Nematoda ?

6.

Bagaimanakah Sistem Ekskresi pada Nematoda ?

7.

Bagaimanakah Sistem Pernafasan pada Nematoda ?

8.

Bagaimanakah Sistem Syaraf pada Nematoda ?

9.

Bagaimanakah Sistem Pencernaan pada Nematoda ?

10.

Bagaimanakah Sistem Gerak pada Nematoda ?

11. Bagaimanakah Klasifikasi pada Nematoda ?


12. Apakah peranan Nematoda bagi Ekosistem ?

3.

TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan yang diangkat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai

berikut :
1.

Untuk mengetahui Apa itu Nematoda.

Untuk memahami Bagaimana ciri ciri umum Nematoda

3.

Untuk memahami Bagaimana morfologi Nematoda.

4.

Untuk mengetahui Bagaimana anatomi tubuh Nematoda.

5.

Untuk mengetahui Bagaimana sistem reproduksi pada Nematoda.

6.

Untuk mengetahui Bagaimana sistem ekskresi pada Nematoda.

7.

Untuk mengetahui Bagaimana sistem pernafasan pada Nematoda.

8.

Untuk mengetahui Bagaimana sistem syaraf pada Nematoda.

9.

Untuk mengetahui Bagaimana sistem pencernaan pada Nematoda.

10. Untuk mengetahui Bagaimana sistem gerak pada Nematoda.


11. Untuk mengetahui Bagaimana klasifikasi pada filum Nematoda.
12. Untuk mengetahui peranan Nematoda bagi Ekosistem.

BAB II
ISI
CIRI CIRI UMUM
Nematoda merupakan organisme yang mempunyai struktur sederhana. Tubuh
panjang silindris tertutup kutikula, saluran pencernaan lurus dan lengkap. Tubuh nematoda
tidak bersegmen, triploblastik pseudoselomata.
Cacing yang tergolong nematoda mempunyai tubuh yang berbentuk silinder, tidak
beruas-ruas, tidak berapendiks, dan tidak memiliki probosis. Tubuh tertutup kutikula yang
elastis dan tersusun oleh protein. Tubuhnya bersimetri bilateral.
Epidermisnya tipis tetapi membentuk empat kali longitudinal. Di bawah epidermis
terdapat satu lapis serabut otot yang terbentang secara longitudinal dan dibagi oleh tali- tali
menjadi 4 kuadrans. Saluran pencernaan makanannya lengkap, lurus, mulut dan anusnya
terdapat pada ujung yang berbeda. Di antara dinding tubuh dan saluran pencernaan terdapat
ruangan atau rongga yang disebut pseudosoel. Tidak memiliki organ sirkulasi dan respirasi.
Organ ekskresinya sederhana.
Sistem saraf terdiri atas cincin saraf yang mengelilingi esofagus. Cincin saraf itu
berhubungan dengan enam saraf anterior dan beberapa saraf posterior. Alat kelaminnya
terpisah, hewan jantan lebih kecil dari pada yang betina. Gonad berbentuk pembuluh dan
berlanjut dengan saluran salurannya. Alat kelamin betina umumnya berpasangan dan
bermuara pada vulva. Alat kelamin jantan biasanya tunggal dan bermuara pada kloaka.
Pembelahan dan diferensiasi sel sel embrio tampak jelas.

A.

MORFOLOGI TUBUH
Pada cacing dewasa ukuran tubuhnya berbeda-beda, mulai dari 2 cm sampai lebih dari

1 meter. Bentuk tubuhnya silindris panjang, tidak bersegmen, dan permukaan tubuhnya
dilapisi oleh kutikula. Tubuh simetris bilateral, mempunyai tiga lapisan tubuh (tripoblastik) ,
yaitu lapisan luar (ektoderm), lapisan tengah (mesoderm), dan lapisan dalam (endoderm).
tidak mempunyai extremitas (anggota gerak) dan tidak memiliki ruas. Mempunyai kepala,
ekor, dinding dan rongga badan yang disebut pseudoselom ( rongga tubuh semu ), saluran

pencernaan makanan, sistem saraf, sistem ekskresi serta sistem reproduksi terpisah akan
tetapi tidak memiliki sistem sirkulasi darah.
Mulut bagian anterior dari kebanyakan nematoda di batasi oleh enam bibir. Tetapi
pada Ascaris menggabung menjadi satu, sehingga tinggal tiga bibir, satu di bagian dorsal dan
dua di ventrolateral. Bibir dorsal mempunyai dua pasang papila sensori, sedangkan masing
masing bibir ventrolateral mempunyai satu pasang papila sensori. Keempat pasang papila
sensori tersebut membentuk lingkaran bibir luar, meskipun banyak nematoda mempunyai
enam lingkaran bibir luar. Nematoda juga mempunyai lingkaran bibir dalam sebanyak enam
papila, tetapi pada Ascaris dan nematoda parasit tidak ada.
Masing masing bibir ventrolateral mempunyai satu papila lateral yang disebut
amphid , tetapi bagian ini mengalami reduksi pada nematoda parasit. Amphid merupakan
kemoreseptor olfaktorius ( indra pambau ). Bibir bibir itu mempunyai gigi yang halus. Di
belakang bibir terdapat satu pasang papila servikal, masing masing terletak pada bagian sisi
berdekatan dengan cincin saraf. Semua papila merupakan alat sensori.
Di dekat ujung posterior tubuh terdapat anus dengan bibir yang tebal. Pada yang
jantan terdapat kloaka yang merupakan jalan keluarnya spikula kitin atau seta pineal. Pada
yang jantan, di dekat kloaka terdapat penonjolan kutikula yang berupa 50 pasang papila preanal dan 5 pasang post-anal. Papila papila itu berfungsi untuk kopulasi.
Pada bagian ujung posterior juga terdapat ekor post-anal, yang pada hewan betina
lurus dan pada hewan jantan melengkung. Lubang genital betina yang disebut vulva atau
gonopor terletak pada sisi ventral kira kira pada sepertiga bagian panjang tubuh dari ujung
anterior. Di belakang bibir terdapat sebuah lubang ekskresi yang terletak pada bagian
midventral.
Perbedaan antara cacing jantan dengan cacing betina, jika dilihat dari morfologinya
yaitu dapat ditentukan dengan ukuran tubuhnya. Cacing jantan ukuran tubuhnya lebih kecil
dari pada cacing betina, biasanya ujung posterior melengkung ke depan. Pada beberapa
spesies memiliki spekulum serta ursa kopulasi. Reproduksi pada cacing ini secara seksual.
Fertilisasi terjadi secara internal. Dalam siklus hidupnya terjadi tiga stadium yaitu telur, larva,
dan dewasa. Seekor cacing betina bertelur antara 20-200.000 butir perhari.

Permukaan tubuh Nematoda dilapisi kutikula untuk melindungi diri. Kutikula ini
lebih kuat pada cacing parasit yang hidup di inang daripada cacing yang hidup bebas.
Kutikula berfungsi untuk melindungi dari dari enzim pencernaan inang.

Gambar : Struktur Tubuh Nematoda

Gambar : Perbedaan antara cacing jantan dan cacing betina

B.

ANATOMI TUBUH
Bentuk tubuh nematoda panjang, gilig ,silindris, dan dalam penampang melintangnya

berbentuk circuler. Bagian luar dari lapisan kutikula mengandung keratin keras. Di sebelah
dalam dari lapisan keratin itu terdapat lapisan serabut halus , dan selanjutnya lapisan protein
spons yang mengandung matrisin yang kaya dengan sulfur. Bagian yang paling dalam
tersusun oleh jaringan ikat padat yang mengandung serabut serabut kolagen. Lapisan
kutikula mengalami pengelupasan empat kali selama hidup cacing, dan pengelupasan terjadi
hanya selama masa pertumbuhan.
Rongga tubuh ( pseudosoel ) merupakan ruangan yang terletak antara dinding tubuh
dengan saluran pencernaan. Pseudosoel itu di batasi oleh otot otot di bagian luar dan
kutikula usus di bagian dalam. Pseudosoel terbentuk dari puing puing sel jaringan ikat.
Pada hewan muda pseudosoel itu tersusun oleh jaringan parenkim, tetapi pada hewan dewasa
parenkim tidak ada lagi sehingga organ organ tubuh yang ada tampak menggantung secara
bebas.
Pseudosoel mempunyai jaringan fibrous dan sel sel tetap yang disebut soelomosit
atau pseudosoelosit. Terdapat empat sel soelomosit yang menduduki posisi secara tetap di
sepanjang tali lateral. Sel sel itu bercabang dan berukuran besar sehingga dapat mengisi
rongga tubuh. Vakuola vakuola dari sel sel besar menyebabkan terjadinya pseudosoel.
Oleh karena itu pseudosoel merupakan sesuatu rongga intraseluler.
Pseudosoel itu terisi oleh suatu cairan jernih yang mengandung banyak protein.
Cairan itu mendistribusikan makanan yang tercerna dan mengumpulkan sisa sisa makanan.
Organ organ reproduksi terletak bebas di dalam psedosoel. Pada cacing yang hidup bebas
pseudosolosit berukuran kecil dan jumlahnya banyak.
Ada 2 type umum bentuk badan yaitu :
1. Fusiform.
ialah berbentuk bulat panjang, bagian tengahnya merupakan bagian yang terlebar dan
runcing ke arah ujung-ujungnya, ujung posterior umumnya lebih pipih dan lebih runcing
daripada ujung anterior.
2. Filiform.

berbentuk seperti benang, dan diameter penampang melintang pada seluruh bagian tubuh
adalah sama tidak memipih ke arah ujungnya.
Pada umumnya cacing jantan tubuhnya lebih kecil daripada tubuh cacing betina, dan
ujung posteriornya :
a. Pada bagian ventralnya terdapat specula dan bursa, sedang pada yang betina tidak ada.
b. Umumnya melengkung.
Mulut terletak di ujung anterior, dan umumnya dilengkapi dengan 6 labia. Tiap
labium mempunyai papilla yang bersifat sensoris. Pada Nematoda yang bersifat parasit dan
terrestrial, jumlah labia itu mereduksi, tinggal 3 labia, yaitu 1 didorsal dan 2 ventrolateral,
atau tinggal 2 di bagian lateral, atau mereduksi semuanya. Kadang-kadang diantara labia
tersebut terdapat bulatan-bulatan atau lobi kecil yang disebut interlabia. Pada beberapa
golongan tertentu labia itu telah mengalami modifikasi. Contoh : pada Nematoda terrestrial,
yaitu pada Acrobeles dan Wilsonema labia telah berubah menjadi tonjolan berbentuk bulat
atau conus ke arah depan dan disebut probolae.
Nematoda memiliki alat sensori berupa Amphid dan phasmid.
1. Amphid.
Amphid adalah modifikasi cuticuler pada bagian ujung anterior, yang berbentuk sulci,
berfungsi sebagai chemoreceptor, berjumlah sepasang dan dilengkapi oleh suatu kelenjar dan
akhiran-akhiran saraf. Amphid merupakan alat indra yang sangat karakteristik pada
Nematoda. Amphid ini sangat jelas pada Nematoda aquatis, terutama yang hidup di laut,
sedang pada yang bersifat terrestrial dan parasit, amphid mereduksi. Ada 3 macam bentuk
amphid yaitu :
a.
Type Cyathiform.
Terdapat pada ordo Enoplodia, berbentuk sebagai kantong atau saku yang berlubang
atau bercelah.
b.

Type spiral.
adalah karakteristik pada ordo Chromodoroidea dan Araeolaimoidea. dari type ini
terdapat variasi bentuk yaitu dari suatu spiral pada beberapa putaran sampai bentukbentu bulan sabit dan jerat.

c.

Type circuler
adalah berbentuk discus dan hanya terdapat pada ordo Monhysteroidea.

2. Phasmid.

Phasmid adalah Modifikasi cuticuler yang terjadi pada ujung posterior, yaitu terbentuknya
sepasang kantong cuticuler yang menyerupai amphid.
Pada umumnya permukaan tubuh Nematoda itu rata atau halus atau licin, terutama
golongan yang bersifat parasit, tetapi kadang-kadang terdapat specialisasi cuticuler, seperti :
bulu-bulu kaku, spiral, bintil-bintil atau kutil, papillae, bintik-bintik, garis-garis atau berkas,
dan

rigi-rigi

atau

annuli.

Contoh-contohnya

ialah

pada

Nematoda

laut

familia Epsilonematidae dan Draconematidae, pada bagian posterior badannya terdapat


sepasang deretan bulu-bulu kaku berongga, yang disebut setae ambulatores.
Pada cuticula terdapat garis-garis transversal halus, teratur dan supervisial atau
kadang-kadang ada annuli. Lapisan subcuticuler terdiri atas matrix syncytial yang tipis.
Lapisan sel-sel otot ada selapis terletak di bawah lapisan subcuticuler.
Adanya perbedaan susunan otot-otot somatic, yang nampak jelas pada penampang
melintangnya adalah ciri khas pada golongan-golongan Nematoda tertentu, dan pada clasis
ini ada 3 type yaitu:
a. Polymyaria, pada type ini jumlah sel-sel banyak dan menonjol kedalam rongga badan. Type
ini terdapat pada familia Ascaridae.
b. Meromyaria, pada type ini jumlah sel-sel sedikit, pada tiap-tiap (seperempat) bagian
penampang melintang hanya ada 2 atau 3 sel-sel otot. Type ini terdapat pada
familia Oxyuridae dan Ancylostomatidae.
c. Holomyaria, pada type ini sel-sel kecil dan banyak, dan merupakan bulatan kecil yang
terletak dalam bagian yang sempit. Type ini terdapat pada familia Trchuridae.
Bentuk papila bervariasi, dari sederhana sampai seperti bulu burung. Tubuh tertutup
kutikula yang lebih kompleks dari pada aschelminthes yang lain. Di bawah kutikula terdapat
lapisan epidermis, biasanya selular, namun pada beberapapesies sintial. Cytuplasma
epidermis pada nematoda melebar dan mendesak pseudoselom sepanjang garis middorsal,
midventral dan kedua midlateral. Semua nulkei epidermis terdapat dalam keempat jalur
tersebut dan secara khusus tersusun dalan barisan.
Pada dinding tubuh nematoda hanya ada otot longitudinal. Pseudocoelom pada
nematoda luas dan berisi cairan yang antara lain berfungsi sebagai rangka hidrosatik, dan

menunjang gerak cacing yang meliuk-liuk seperti ular. Organ untuk pernapasan dan
peredaran darah tidak ada.

Gambar : anatomi tubuh Nematoda


C.

SISTEM REPRODUKSI

Reproduksi pada filum nematoda dilakukan secara seksual. Sistem reproduksi bersifat
gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda.
Fertilisasi terjadi secara internal. Umumnya dioecious, dan jantan ditandai dengan ekor
berbentuk kait, berukuran lebih kecil dari betina.
Organ kelamin jantan terletak pada separuh tubuh bagian posterior. Testesnya satu,
panjang, menggulung, dan berlanjut menjadi saluran vas deferens yang memiliki ukuran
diameter yang sama. Vas deferens menggabung dengan vesikula seminalis, yang dindingnya
berotot dan terletak pada sepetiga tubuh bagian posterior. Vesikula seminalis tersalur ke
saluran ejakulasi yang pendek., sempit, dan bermuara pada kloaka. Kloaka membuka ke arah
luar tubuh oleh apertura kloaka. Di bagian dorsal kloaka terdapat satu pasang kantong
muskular yang disebut kantung spikula. Kedua kantung spikula bersatu untuk bergabung
dengan kloaka. Kantong kantong spikula mengandung satu pasang seta pineal atau spikula
yang bersifat kutikular dengan inti sitoplasma. Seta pineal itu berfungsi untuk kopulasi, yaitu
untuk membuka lubang genital betina dan membantu menyalurkan sperma.
Organ kelamin betina bersifat didelfik , artinya jumlahnya ada dua. Organ ini
terletak pada dua pertiga bagian tubuh dari arah posterior. Ovarinya berjumlah dua berbentuk
benang yang menggulung. Ovarinya mempunyai saluran telur ( oviduk ) yang berukuran
lebih lebar. Oviduk menuju ke uterus yang dindingnya berotot. Uterus mempunyai satu
lapisan dalam yang tebal dan tersusun oleh otot sirkular, sedangkan lapisan luar yang tipis
tersusun oleh otot obliq / serong. Bagian awal dari uterus berfungsi sebagai reseptakulum
seminalis yang berfungsi untuk menyimpan sperma dan tempat terjadinya fertilisasi. Bagian
berikutnya dari uterus berfungsi untuk menyimpan telur yang telah di buahi, dan dinding
dindingnya dapat memproduksi kuning telur dan bahan bahan penyusun cangkang telur.
Kedua uterus bergabung dan bermuara pada vagina. Lubang vagina atau vulva terletak pada
sepertiga bagian tubuh dari arah anterior. Pada nematoda tertentu bagian ujung vagina
membentuk ovojektor yang bersifat muskular. Gerakan peristaltik dari ovojektor menekan
telur keluar satu persatu melalui gonopor.
Cacing jantan mempunyai organ reproduksi yang juga merupakan modifikasi dari
gulungan tabung yang panjang. Cacing nematoda biasanya hanya mempunyai satu testis,
yang berada di ujung distal tabung yang melanjutkan sebagai vas deferens dan bersatu
dengan ujung bawah usus pada kloaka. Disebelah dorsal kloaka ditemukan kantung spikulum
yang biasanya ditemukan 1atau 2 atau tidak spikula (alat untuk kopulasi).

Disekeliling anus ditemukan beberapa papila yang kadang-kadang bertangkai serta susunan
berbeda pada setiap jenis cacing.
Ekor cacing jantan dapat dibedakan menjadi dua tipe , yaitu yang berupa sayap yang
terbentuk dari kutikula sepanjang ekor cacing dan tidak terlalu melebar disebut Ala Caudal
sedangkan yang melebar membentuk bentukan yang disebut Bursa (berfungsi untuk
memegang cacing betina saat kopulasi).

Gambar : Sistem reproduksi pada Nematoda


D.

SISTEM EKSKRESI
Pada nematoda yang hidup di laut, sistem ekskresinya terdiri atas satu atau dua sel

kelenjar Renette yang terletak di dalam pseudosoel bagian ventral, di dekat perbatasan antara
faring dan intestin. Saluran yang keluar dari sel- sel Renette bergabung dan bermuara pada
lubang ekskresi yang terletak pada bagian mid-ventral. Banyak bukti menunjukan bahwa dari
sistem kelenjar ini muncul sistem pembuluh ekskresi yang berbentuk huruf H. Pembuluh
ekskresi itu mempunyai dua saluran ekskresi longitudinal yang di hubungkan oleh jembatan
kanal transversal. Dari jembatan kanal transversal itu muncul saluran ekskresi menuju ke
lubang ekskresi. Pada Ascaris lumbricoides terdapat sebuah saluran ekskresi longitudinal
pada setiap tali lateral. Rusuk anterior dari sel yang berbentuk H mengalami reduksi, dan

kanal transversal bercabang membentuk satu jaringan dari mana muncul saluran ekskresi
umum yang pendek. Saluran umum itu berakhir pada lubang ekskresi yang terletak di bagian
ventral di belakang bibir. Sistem ekskresi pada cacing ini tidak di lengkapi dengan lubang
lubang internal, silia, dan sel api.

E.

SISTEM PERNAFASAN
Nematoda tidak mempunyai organ pernapasan. Respirasi dilakukan secara anaerob.

Pertukaran gas dilakukan secara difusi. Energi diperoleh dengan cara mengubah glikogen
menjadi CO2 dan asam lemak yang di ekskresikan melalui kutikula. Namun, pada Ascaris
dapat mengkonsumsi oksigen jika di lingkungannya tersedia. Jika oksigen tersedia, gas itu di
ambil oleh hemoglobin yang ada di dalam dinding tubuh dan cairan pseudosoel.

F.

SISTEM SYARAF
Sistem syaraf nematoda terdiri dari cincin syaraf. Sistem saraf meliputi sebuah cincin

sirkumfaringeal yang mengelilingi faring. Cincin saraf itu tersusun oleh serabut serabut
saraf dan sel sel saraf difus. Cincin saraf sirkumfaringeal itu berhubungan dengan banyak
ganglion, ada ganglion dorsal yang tidak berpasangan dan ganglion subdorsal yang
berpasangan. Pada tiap sisi dari cincin saraf sirkumfaringeal terdapat sebuah ganglion lateral
yang terbagi menjadi enam ganglion. Pada sisi bawah dari cincin saraf terdapat satu pasang
ganglion ventral yang berukuran besar. Masing masing ganglion mempunyai sel sel saraf
yang jumlahnya tetap.
Dari cincin sirkumfaringeal keluar enam saraf kecil ke arah anterior, masing masing
mempunyai sebuah ganglion dan tersusun secara radial menuju ke organ organ sensorik
yang terdapat pada ujung anterior. Dari cincin sirkumfaringeal juga keluar enam serabut saraf
posterior yang membentang sampai ke ujung posterior. Antara keenam serabut saraf tersebut,
satu terletak pada mid-dorsal, satu pada mid-ventral, dan sisanya terletak pada tali dorsal dan
tali ventral. Saraf midventral merupakan saraf utama dan berhubungan dengan ganglion
ganglion pada bagian anterior. Saraf mid-ventral ini disebut dengan tali saraf.
Alat indera pada nematoda adalah papila, setae dan amphid. Amphid di jumpai pada
nematoda yang hidup bebas, terutama spesies laut. Amphid ialah lubang kutikula yang buntu
dan bercilia, berfungsi sebagai chemoreceptor. Bentuk dari amphid bermacam-macam karena
itu di gunakan untuk identifikasi. Banyak nematoda yang mempunyai phasmid pada bagian

ekornya, yaitu sepasang kelenjar uniseluler yang bermuara di kedua sisi lateral tubuh cacing,
berfungsi sebagai chemoreseptor.

G.

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN


Nematoda memiliki sistem pencenaan yang lengkap terdiri dari mulut, faring, usus,

dan anus. Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus terdapat pada ujung posterior.
Beberapa Nematoda memiliki kait pada mulutnya.
Urutan saluran pencernaan pada nematoda dimulai dari mulut pada ujung anterior
tubuh yang dikelilingi oleh bibir, stoma atau rongga bukal /mulut (tidak selalu ada), esofagus,
katup esofagointestina, intestinum atau mesonteron, sekum (ada/tidak), rektum (cacing
betina) dan kloaka (cacing jantan) dan anus.
Saluran pencernaan nematoda berupa tabung sederhana terdiri dari sel-sel yang
tersusun dalam lapisan tunggal. Mulut menuju ke kapsul bukalis (tidak selalu ada), kemudian
ke

esofagus

yang

berotot

yang

selanjutnya

ke

usus.

Tonjolan-tonjolan

kecil

dinamakan mikrovili melapisi permukaan dalam usus telah ditemukan pada beberapa spesies.
Anus terdapat hampir diujung posterior cacing, dan sebuah pelebaran yang dinamakan
rektum terletak tepat di anterior anus. Sel-sel usus biasanya kaya akan mitokondria, kompleks
golgi, ribosom, glikogen, protein, lipida, dan retkulum endoplasmik. Sel- sel kelenjar di
daerah mulut dan anus berfungsi mensintesis protein dan mukopolisakarida, dan hasilnya
dikeluarkan ke dalam saluran pencernaan atau langsung keluar tubuh.
Nematoda yang bersifat parasit, memperoleh makan dari hospesnyai / inangnya. Caracara memperoleh makanan ini antara lain:
a.

Dengan menghisap darah, contoh : Ancylostoma.

b. Dengan merusak jaringan hospes, contoh : Trichuris.


c.

Dengan memakan atau menghisap sari-sari makanan dalam intestinum hospes,


contoh : Ascaris.

d. Dengan mengabsorbsi sari-sari makanan dari cairan tubuh hospes, contoh : Fillaria.
Pada Ascaris, mulut dikelilingi oleh tiga bibir. Mulut berlanjut pada faring atau
esofagus yang berbentuk silindris. Bagian belakang faring atau esofagus itu menebal, dan di

lengkapi oleh kelep. Dinding faring mempunyai serabut serabut otot radial yang dapat
melebarkan rongga faring. Faring mempunyai 3 sel kelenjar yang bercabang. Kelenjar itu
mempunyai saluran yang menuju rongga faring. Rongga faring mempunyai 3 lekuk
longitudinal yang bagian dalamnya dilapisi oleh kutikula. Sistem pencernaan pada Ascaris
tidak di lengkapi dengan kelenjar kelenjar pencernaan . makanan yang di masukan ke
dalam tubuhnya berupa makanan setengah jadi yang berasal dari inangnya. Cacing Ascaris
juga menggigit membran mukosa dengan bibrnya untuk menghisap darah dan cairan jaringan
dari inang.

H.

SISTEM GERAK
Gerak pada Nematoda disebabkan oleh adanya otot-otot yang terdapat pada dinding

tubuh. Otot-otot itu terletak diantara tali epidermal, dan membujur sepanjang tubuh. Otot-otot
itu terbagi menjadi empat kuadran, dua kuadran terletak pada sisi dorsal, dan yang lain pada
sisi ventral. Kontraksi dan relaksasi daari otot-otot menyebabkan tubuh cacing memendek
dan memanjang. Koordinasi gerak dari keempat kuadran otot menyebabkan cacing bergerak
dengan cara meliuk-liuk.
Otot-otot dinding tubuh terletak longitudinal dan bertanggung jawab untuk melakukan
gerakan cacing seperti ular. Zona yang banyak berserabut pada setiap ujung serabut otot
melekat pada hipodermis, sedangkan ujung lain yang kurang berserabut dari sel otot itu
dihubungkan dengan batang-batang syaraf dorsal maupun ventral, yang akan memberi
stimulasi motor kepada otot-otot tersebut.

I.

KLASIFIKASI NEMATODA
Pada kelas Nematoda sudah dikenal ada 17 Ordo, dari tujuh ordo yang pertama dari

ke-17 ordo yang tersebut di bawah ini kebanyakan hidup bebas. Pada filum Nematoda
terdapat 2 kelas, diantaranya yaitu :

a)

Kelas 1. Aphasmida (Adenophorea)


Phasmid tidak ada, amphid besar, kebanyakan hidup bebas.

1. Ordo Cromadorida
Hidup bebas, amphid spiral dan melingkar, kantung oesophagus terbagi menjadi
tiga bagian, hidupnya di laut dan air tawar. Kebanyakan hidup di laut, bersifat aquatis,
cuticula halus atau tersusun dalam cincin-cincin, capsula buccalis dilengkapi dengan gigigigi dan pharynx ujung posteriornya membesar.
Contoh

: Chromadora sp, Wilsonema dan Monhystera

2. Ordo Enoploidea
Pada Enoploidea tidak ada cincin-cincin cuticula, tetapi cuticula halus, seringkali
dilengkapi dengan bulu-bulu kaku. Pada bagian ujung anterior terdapat 6 papillae
labiales, 10 atau 12 bulu-bulu kaku di dalam 1 atau 2 gelang-gelang atau lingkaran,
sepasang celah cephal, dan amphid berbentuk cyathiform, hidup bebas di laut.
Oeshophagus terbagi menjadi dua bagian, amphid berbentuk kantung panjang atau
seperti tabung, hidup bebas dan parasit di laut, air payau, dan air tawar
Contoh

: Metocholaimus pristiurus, hidup bebas di laut di benua Amerika Utara


dan Eropa, Enoplus dan Nygolaimus

3. Ordo Dorylamoidea
Dorylamoidea umumnya hidup di dalam tanah dan air tawar, cuticula halus, tanpa
bulu-bulu kaku, ujung anterior dengan 2 lingkaran papillae yang masing-masing terdiri
atas 6 dan 10 papillae, amphid cyathiform, pharynx bersifat muscular dan jarang bagian
posteriornya membesar,
Contoh

b)

: Dorylaimus sp.

Kelas 2. Phasmida ( Secernatea )


Pada ekor terdapat sepasang lubang phasmid, amphid seperti lubang.

1. Ordo Araeolaimoidea
Adanya 4 bulu kaku di daerah kepala, cuticula licin, kadang-kadang dengan
bulu-bulu kaku, ada papillae labials, amphid berbentuk spiral.
Contoh

: Araeolaimus sp.

2. Ordo Rhabdiasoidea
Rhabdiasoidea yang bersifat gonochoristis adalah hidup bebas sedang yang
bersifat hermaprodit atau parthenogenesisi adalah bersifat parasit. Terdiri dari 2 famili.
Oesophagus 3 bagian, terutama pada larva, hidup bebas dan parasit.
a. Rhabdiacidae, yang bersifat parasit dalam pulmo Amphibia dan reptilian
b. Strongyloididae.
Contoh

: Rhabdias bufonis dan Diplogaster

3. Ordo Strongylida
Parasit pada vertebrata darat, mempunyai mulut yang tanpa labia tetapi
seringkali terdapat corolla, cacing betina umumnya mempunyai ovejector dan cacing
jantan mempunyai bursa copulatrix yang di sokong oleh 13 jari-jari otot, parasit pada
vertebrata darat.
Contoh

: Strongylus vulgaris

4. Ordo Ascarida
Parasit pada siput darat, serangga dan vertebrata, mempunyai mulut yang
dibatasi oleh 3 labia, pharynx tanpa bulbus posterior atau jika ada tidak bervalvula.
Contoh : Ascaris lumbricoides

5. Ordo Spirudida
Umumya mempunyai 2 labia laterals yang kadang-kadang masing-masing
terdiridari 4-6 papillae, seringkali terdapat interlabia yang berfungsi sebagai alat
muscular.
a. Parasit pada vertebrata ( Dracunculus dan Wucheria )
b. Parasit pada ikan ( Cammalanus dan Spinitectus )

Contoh : Spirura talpae

6. Ordo Mermithoidea
Stadium larva Mermithoidea bersifat parasit pada Avertebrata, umumnya
hidup bebas dalam tanah, bersifat terrestrial aquatis dalam air bersifat aquatis terutama
air tawar, Mermithoidea dewasa tubuhnya halus, berbentuk filiform, panajng 50cm atau
lebih pendek, umumnya ada 16 papillae, cacing-cacing jantan lebih kecil daripada
yang betina dengan 1 tau 2 spiculae dan dengan beberapa papillae genetales pada ujung
posteriornya, bersifat gonoshoristis atau parthenogenesis.
Contoh

: Mermithonema entomophilum, Paramermis contorta(bersifat aquatis).

7. Ordo Monhysteroidea
Amphid circuler, bersifat aquatis dan terestrial, tetapi yang hidup di laut
umumnya cincin cuticulanya halus dan terkadang terdapat bulu-bulu kaku yang
tersebar, ujung anterior tubuh terdapat 4,6 atau 8 bulu-bulu kaku, ovarium tunggal atau
sepasang.
Contoh

: Monhystera sp.

8. Ordo Demoscolecoidea
Cuticulanya jelas bercincin-cincin dengan bulu-bulu kaku di seluruh bagian tubuh
atau hanya pada bagian-bagian yang menyempit saja. Amphid berbentuk bulan sabit atau
setengah bola, hidup di laut.
Contoh

: Demoscolex sp. Dan Greeffiela sp.

9. Ordo Rhabtitoidea
Hidup bebas tau bersifat parasit, cuticula halus atau bercincin-cincin, amphid
kecil berbentuk kantong, glandula adhesive caudalis tidak ada, tetapi phasmid ada
Contoh

: Rhabdites coarctata

10. Ordo Oxyuroidea


Mempunyai pharynx dengan bulbus posterior, cacing betina dengan ekor yang
panjang, cacing jantan mempuyai 1 spicula atau 2 spiculae yang equal, bersifat zooparasite
obligat terutama pada vertebrata, di derah kepala terdapat 8 atau 10 papillae yang tersusun
dalam 1 lingkaran, umumnya terdapat 3 atau 6 labia, amphid berbentuk kantong tubuler.
Contoh

: Leidynema appendiculata.

11. Ordo Dracunculoidea


Berbentuk filiform tanpa labia, terdapat 8 bulu-bulu kaku yang tersusun dalam 1
lingkaran atau 2 lingkaran dengan masing-masing bulu kaku.
Contoh : Dracunculus modinensis.

12. Ordo Filarioidea


Bersifat filiform, cacing jantan lebih kecil daripada cacing betina, labia atau
capsula buccalis tidak ada atau rudimeter.
Contoh

: Wuchereria bancrofti

13. Ordo Trichuroidea


Bagian anterior bersifat filiform, mulut tanpa labia, pharynx langsing, cacing
jantan tanpa alat kopulasi atau dengan cirrus, kadang-kadang ada 1 spikula.
Contoh

: Trchuris ovis

14. Ordo 14 Dioctophymoidea


Mulutnya tanpa labia, tetapi dikelilingi oleh 6, 12 atau 18 papillae, pharynx
panjang tanpa bulbus, dinding dalam bersifat muscular berbentuk seperti genta.
Contoh

: Dioctophyme renale.

1.

Ascaris lumbricoides
A. Klasifikasi
Phylum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Ascaridida
Family : Ascarididae
Genus : Ascaris
Species : Ascaris lumbricoides
B. Morfologi
Cacing jantan berukuran sekitar 10-30 cm, sedangkan betina sekitar 22-35
cm. Pada cacing jantan ditemukan spikula atau bagian seperti untaian rambut di
ujung ekornya (posterior). Pada cacing betina, pada sepertiga depan terdapat
bagian yang disebut cincin atau gelang kopulasi. Cacing dewasa hidup pada usus
manusia. Seekor cacing betina dapat bertelur hingga sekitar 200.000 telur
perharinya. Cacing dewasa bentuknya silindris, dengan ujung bagian depan
meruncing. Merupakan cacing nematode terbesar yang menginfeksi manusia.
Cacing ini berwarna putih kemerah-merahan. Kepalanya mempunyai tiga bibir
pada bagian depan dan mempunyai gigi-gigi kecil pada pinggirnya, bibirnya
dapat ditutup dan dipanjangkan untuk memasukkan makanan.
C. Siklus hidup
Siklus hidup parasit "Ascaris lumbricoides" dimulai dari (1) cacing
dewasa yang bertelur dalam usus halus dan telurnya keluar melalui tinja lewat
anus, sehingga tahap ini disebut juga dengan fase diagnosis, dimana telurnya
mudah ditemukan. (2) Kemudian telur yang keluar bersama tinja akan
berkembang di tanah tempat tinja tadi dikeluarkan. (3) dan mengalami
pematangan.(4) Selanjutnya setelah telur matang disebut fase infektif, yaitu tahap
dimana telur mudah tertelan. (5) Telur yang tertelan akan menetas di usus halus.
(6) Setelah menetas, larva akan berpindah ke dinding usus halus dan dibawa oleh

pembuluh getah bening serta aliran darah ke paru-paru. (7) Di dalam paru-paru,
larva masuk ke dalam kantung udara (alveoli), naik ke saluran pernafasan dan
akhirnya tertelan .
Di usus halus larva berubah menjadi cacing dewasa. Mulai dari telur
matang yang tertelan sampai menjadi cacing dewasa membutuhkan waktu kurang
lebih 2 bulan.

Gambar : siklus hidup Ascaris lumbricoides

2.

Enterobius vermicularis
A. Klasifikasi
Filum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo

: Oxyurida

Famili : Oxyuridae
Genus : Enterobius
Spesies : Enterobius vermicularis
B. Morfologi
Cacing betina dewasa berukuran panjang sekitar 9 15 mm. Pada ujung
anterior nya terdapat pelebaran seperti sayap yg disebut alae. Bulbus esophagus
Nampak jelas, ekor panjang dan runcing. cacing ini dapat bertelur hingga 11.00015.000 butir telur. Sedangkan cacing jantan berukuran 2-5mm. cacing jantan
memiliki ekor yg melengkung yang berbentuk seperti tanda tanya (?).
C. Siklus hidup

Cacing betina bertelur di dekat anus sehingga menimbulkan rasa gatal, jika
digaruk dgn kuku, telur melekat dikuku. makanan yg di pegang oleh tangan yg
mengandung telur cacing menyebabkan telur tertelan lagi. cacing terbawa kembali
ke saluran pencernaan sampai usus besar dan tumbuh dewasa.

Gambar : daur hidup Enterobius vermicularis

Wuchereria bancrofti

A. Klasifikasi
Filum :Nematoda
Kelas :Secernentea
Ordo :Spirurida
Famili :Onchocercidae
Genus :Wuchereria
Spesies :Wuchereria bancrofti
B. Morfologi
Cacing dewasa (makrofilaria), berbentuk seperti benang berwarna putih kekuningan.
Sedangkan larva cacing filaria (mikrofilaria) berbentuk seperti benang berwarna putih susu.
Cacing dewasa hidup dalam pembuluh kelenjar limfa. Cacing betina ukurannya 65-100 mm x
0.25mm dan ekornya lurus berujung tumpul, sedangkan cacing jantan berukuran 40mm x
0.1mm dan ekor melingkar. Cacing betina mengeluarkan microfilaria. Microfilaria bersarung
berukuran panjang kurang lebih 250 mikron dan pada umumnya ditemukan dalam darah tepi
pada waktu malam(periodisitas nocturna).
C. Siklus hidup
Vector dari cacing filaria adalah nyamuk Culex. Nyamuk menghisap darah manusia
yang mengandung microfilaria waktu malam hari. Dalam lambung, nyamuk microfilaria akan
berubah menjadi larva yang berbentuk gemuk dan pendek (stadium 1), lalu pindah ke thorax
nyamuk menjadi larva yang berbentuk gemuk dan panjang(stadium 2), kemudian masuk ke
kelenjar ludah nyamuk membentuk larva yang panjang dan halus(stadium 3). Bila nyamuk
menggigit manusia maka nyamuk (stadium 3)akan dimasukkan ke pembuluh darah dan
pembuluh limfa manusia menjadi nyamuk (stadium4). Kemudian (stadium4) akan menuju
kelenjar limfa dan menjadi dewasa jantan dan betina yang disebut (stadium5). Setelah cacing
dewasa kawin dikelenjar limfa maka yang betina akan melahirkan microfilaria. Lingkaran
hidup didalam tubuh manusia mulai (stadium3) masuk kedalam tubuh manusia sampai
ditemukan microfilaria didarah perifer, berlangsung dalam waktu 10-14 hari.

Gambar : siklus hidup Wuchereria bancrofti

J.

PERANAN NEMATODA
Sebagian besar cacing gilig hidup bebas, sedangkan yang bersifat parasit telah

menyebabkan berbagai jenis penyakit yang diderita oleh manusia , hewan, ataupun
tumbuhan. Infeksi oleh jenis cacing gilig sangat di pengaruhi oleh keadaan sanitasi. Beberapa
jenis tanaman, seperti tembakau, arbei dan jeruk menjadi gampang terkena penyakit setelah
terinfeksi cacing gilig ini.
Selain bersifat parasit, beberapa nematoda dapat bermanfaat seperti nematoda tanah
dapat memainkan peranan penting dalam menghasilkan nutrien yang berharga bagi tanaman,
mengakumulasi dan stabilisasi karbon organik tanah, efek hormon, keanekaragaman mikroba
dan stabilitas fungsi interaksi multitrofik diatas tanah, dan bioremediasi dari tanah yang
terkontaminan. Fungsi dari Nematoda pemakan bakteri dan fungi ini adalah melepaskan
unsur N, P, S, dan mikronutrien yang akan berharga bagi tanaman.

BAB III
KESIMPULAN

Sebagian besar spesies dari nematoda hidup bebas, baik di laut, air payau, air tawar dan

tanah.
Nematoda dikenal dengan sebutan roundworms atau cacing gelang.
Cacing ini sangat aktif, ramping, panjang , dan bentuk tubuhnya silinder ( gilig).
Nematoda merupakan organisme yang mempunyai tiga lapisan tubuh (tripoblastik).
Tubuh nematoda tidak bersegmen dan bersimetri bilateral.
Cacing yang tergolong nematoda mempunyai tubuh yang berbentuk silinder, tidak beruas-

ruas, tidak berapendiks, dan tidak memiliki probosis.


Permukaan tubuh Nematoda dilapisi kutikula untuk melindungi diri. Kutikula berfungsi

untuk melindungi dari dari enzim pencernaan inang.


Reproduksi pada filum nematoda dilakukan secara seksual. Sistem reproduksi bersifat

gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda.
Cacing jantan ukuran tubuhnya lebih kecil dari pada cacing betina, biasanya ujung

posterior cacing jantan melengkung ke depan.


Nematoda memiliki alat sensori berupa Amphid dan phasmid.
Pada nematoda yang hidup di laut, sistem ekskresinya terdiri atas satu atau dua sel kelenjar
Renette yang terletak di dalam pseudosoel bagian ventral, di dekat perbatasan antara faring

dan intestin.
Nematoda tidak mempunyai organ pernapasan. Respirasi dilakukan secara anaerob.
Sistem syaraf nematoda terdiri dari cincin syaraf. Sistem saraf meliputi sebuah cincin

sirkumfaringeal yang mengelilingi faring.


Nematoda memiliki sistem pencenaan yang lengkap terdiri dari mulut, faring, usus, dan anus.
Koordinasi gerak dari keempat kuadran otot menyebabkan cacing bergerak dengan cara

meliuk-liuk.
Pada filum Nematoda terdapat 2 kelas, yaitu : Kelas Aphasmida (Adenophorea) dan

Kelas Phasmida ( Secernatea ).


Sebagian besar cacing gilig hidup bebas, sedangkan yang bersifat parasit telah menyebabkan
berbagai jenis penyakit yang diderita oleh manusia , hewan, ataupun tumbuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Kastawi, yusuf. 2003. Zoologi Avertebrata. Malang. JICA ( Universitas Negeri Malang).
S. Miller, J. Harley. 2001.Zoology 5th ed.

Anda mungkin juga menyukai