Anda di halaman 1dari 16

Echinodermata : Pengertian, Ciri, Dan Klasifikasi Beserta Peranannya Secara Lengkap – Tahukah anda apa

itu Echinodermata ?? Jika anda belum mengetahuinya anda tepat sekali mengunjungi
gurupendidikan.com. Karena pada kesempatan kali ini disini akan mengulas tentang pengertian
Echinodermata, ciri Echinodermata, klasifikasi Echinodermata, dan peranan Echinodermata secara
lengkap. Oleh karena itu marilah simak ulasan yang ada dibawah berikut ini.

Echinodermata

Lihat Daftar Inti Pelajaran :

Pengertian Echinodermata

Echinodermata berasal dari bahasa Yunani yaitu Echinos yang berarti duri, derma yang berarti kulit,
berarti hewan yang kulitnya berduri. Kelompok hewan ini meliputi Bintang Laut, Bintang Ular, Landak
Laut, Lilia Laut, dan Mentimun Laut. Menurut Kastawi dkk. (2003: 267) Echinodermata merupakan
hewan laut yang hidup di pantai, tetapi kebanyakan didasar laut.

Echinodermata adalah hewan laut yang termasuk hewan coelomate dengan simetri radial, dimana tubuh
dapat dibagi menjadi lima bagian tersusun mengelilingi sumbu pusat. Ada sebuh coelom besar bersifat
enterocoelous bersilia membentuk ruangan perivisceral dan beberapa sistem berbelit-belit (Marshall,
1972: 125).

Echinodermata tidak mempunyai anggota yang bersifat parasitic. Echinodermata memiliki kemampuan
besar untuk regenerasi. Penyebaran Echinodermata sangat luas dan filum ini terdiri atas 5.300 spesies
dan sejumlah besar berupa fosil (Kastawi, dkk. 2005: 267).

Ciri-Ciri Echinodermata

Tubuh echinodermata terdiri atas 3 lapisan dan memiliki rongga tubuh atau disebut dengan tripoblastik
Mempunyai bentuk tubuh yang simetri bilateral pada saat masih larva, dan disaat dewasa bentuk
tubuhnya simteri radial

Memiliki kulit tubuh yang terdiri atas zat kitin

Bergerak dengan ambulakral yakni kaki tabung dengan lubang-lubang kecil yag fungsinya untuk
menghisap.

Memiliki sistem pencernaan sempurna kecuali bintang laut yang tidak mempunyai anus.

Tidak mempunyai sebuah sistem ekskresi

Perkembangbiakan secara seksual

Pada permukaan tubuh terdiri atas tonjolan-tonjolan yang menyerupai duri

Memiliki sebuah sistem tabung jaringan hidrolik

Sistem Organ Echinodermata

Sistem peredaran darah, Echinodermata mempunyai sebuah sistem peredaran darah yang masih belum.
Bila digambarkan secara sederhana, pembuluh darah berawal dari yang mengelilingi mulut, Sesudah itu
berjabang pada setiap kaki tabung.

Sistem pernapasan, Echinodermata dilakukan engan menggunakan insang atau pupula (tonjolan pada
rongga tubuh).

Sistem persarafan, Echinodermata terdiri atas saraf yang berbentuk lingkaran (cincin) yang mempersarafi
mulut, dan saraf radial yang mirip tali mempersarafi pada bagian lengan atau kaki tabung.

Sistem pencernaan, berupa mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Dapat dikatakan, sistem
pencernaannya sudah sempurna. Tetapi tidak terdapat sistem ekskresi pada hewan Echinodermata.

Reproduksi Echinodermata

Echinodermata berkembang biak secara seksual, yakni hewan jantan dan betina yang melepaskan sel
gametnya ke air laut, dan proses fertilisasi yang berlangsung secara eksternal (di dalam air laut).

Cara Hidup Echinodermata

Echinodermata merupakan hewan yang hidup secara bebas artinya habitat hewan ini bisa dimana saja,
bisa di laut pantai sampai laut dalam. Makanan tergantung kepada jenisnya. Contoh makanan yaitu
plankton, atau organisme yang mati atau membusuk.
Klasifikasi Echinodermata

Berdasarkan bentuk tubuhnya, Echinodermata dikelompokkan ke dalam lima kelas, yakni sebagai berikut
:

1. Kelas Archoidea

Kelas Echinoidea

Ciri-ciri Echinoidea

Tubuh berbentuk bola, seperti mangkuk, oval atau bentuk jantun, tubuh tertutup oleh cangkang
endoskeleton dari lempeng-lempeng kalkareus yang sebelah luar, dibedakan ke dalam 5 daerah
ambulakral berseling dengan 5 daerah inter-ambulakral.

Podia atau kaki tabung keluar dari lubang-lubang dari lempeng-lempeng ambulakral dan berfungsi untuk
pergerakan.

Mulut terletak pada pusat permukaan oral yang dikelilingi oleh peristomium yang bersifat membrane.

Anus terletak di kutub aboral dan dikelilingi oleh periproct bersifat membrane.

Lekuk-lekuk ambulakral tidak ada.

Pedicellaria bertangkai dan mempunyai 3 jepit.

Echinoidea biasanya hidup di daerah pantai, atas batu karang, dasar laut, dalam lumpur, sumur-sumuran
daerah pantai, dan muara sungai.

Seks terpisah, kelenjar kelamin pentamerous.

Perkembangbiakan meliputi larva-larva echino-pluteus yang berenang bebas.

Fisiologi Echinoidea

Sistem Pencernaan

Mulut terletak pada pusat permukaan oral yang dikelilingi oleh peristomium yang bersifat membrane.
Anus terletak di kutub aboral dan dikelilingi oleh periproct bersifat membrane.
Sistem Sirkulasi

Tidak dijumpai adanya sistem peredaran darah

Sistem Ekskresi

Tidak dijumpai adanya sistem ekskresi

Sistem Koordinasi

Sistem saraf masih sederhana

Sistem Reproduksi

Sistem reproduksi masih sederhana. Gonad melekat disisi atas rongga tubuh. Sperma dan telur dilepas
langsung ke perairan yang selanjutnya terjadi pembuahan diluar tubuh dengan bertemunya sel telur
(ovum) dan sel kelamin jantan (sperma).

2. Kelas Holothuroidea

Kelas Holothuroidea

Ciri-ciri Holothuroidea

Tubuhnya simetri bilateral

Biasanya memanjang atau dengan mulut terletak pada satu ujung dan anus terletak pada ujung yang
lain.

Permukaan tubuh kesat, tidak ada spina atau duri.

Endoskeleton tereduksi berupa spikula berukuran mikroskopis atau lempeng-lempeng tertanam di dalam
dinding tubuh.
Mulut dikelilingi oleh sekumpulan tentakel.

Podia atau kaki tabung biasanya ada dan berfungsi untuk pergerakan

Fisiologi Holothuroidea

Sistem Pencernaan

Saluran pencernaan makanan berbentuk panjang dan berliku-liku dan kloaka biasanya dengan pohon
respirasi. Saluran pencernaannya bulat panjang dengan posisi merentang di atas rongga tubuh dalam
selom. Kerongkongan pendek merupakan sambungan dari mulut ke lambung. Dari lambung saluran
pencernaan berikutnya adalah usus yang panjang dan berhubungan dengan kloaka. Saluran pencernaan
berakhir dengan sebuah anus di daerah posterior.

Fisiologi Holothuroidea

Sistem Sirkulasi

Sistem Ekskresi

Sistem respirasinya disebut pohon respirasi karena terdiri dari dua saluran utama yang bercabang dua.

Sistem Koordinasi

Sistem Reproduksi

Jenis kelamin biasanya terpisah dan kelenjar kelamin berupa berkas tubulus tunggal atau berpasangan.
Holothuroidea bersifat dioseus bersaluran reproduksi sederhana. Fertilisasi berlangsung secara
eksternal. Zigot berkembang menjadi larva yang simetris bilateral bersilia. Hewan ini juga dapat
beregenerasi.

Ordo pada Holothuroidea

Ordo Aspidochirota
Memiliki podia atau kaki tabung.

Mulut dikelilingi oleh 10-30 tentakel, kebanyakan 20 tentakel mulut yang bercabang-cabang.

Otot-otot retraktor dari pharynx tidak ada.

Terdapat sepasang pohon resporasi yang berkembang dengan baik.

Contoh : Stichopus, Mesothuria, Holothuria.

Ordo Elasipoda

Memiliki banyak podia atau kaki tabung.

Mulut berada di ventral dan dikelilingi oleh 10-20 tentakel yang bercabang-cabang.

Contoh: Deima, Benthodytes.

Ordo Dendrochirota

Memiliki kaki tabung atau podia yang banyak.

Tentakel pada oral dendritic atau bercabang-cabang seperti cabang-cabang pohon.

Terdapat retractor oral.

Memiliki pohon respirasi.

Contoh: Thyone, Phyllophorus, Cucumaria.

Ordo Molpadonia

Tidak memiliki podia atau kaki tabung, kecuali sebagai papilla anal.

Tentakel oral berbentuk jari.

Tidak memiliki retraktor

Memiliki pohon respirasi.

Daerah posterior biasanya berbentuk lonjong sampai ke bagian caudal.


Contoh: Molpadia, Paracaudina.

Orrdo Apoda

Tubuh berbetuk cacing dan mempunyai permukaan halus atau berkutil.

Podia atau kaki tabung tidak ada.

Tentakel oral 10-20 buah, sederhana, bertipe digtate atau pinnate

Mempunyai retraktor pharyngeal

Tidak memiliki pohon-pohon respirase

Pada sistem pembuluh airnya tereduksi.

Contoh: Synapta, Chiridota.

3. Kelas Asteria

Bintang Laut (Asteropecten irregularis) tergolong dalam Echinodermata. Bintang laut biasanya hidup di
pantai dan di dalam laut sampai kedalaman sekitar 366 m. Sebagian hidup bebas, hanya gerakannya
lamban cenderung berifat Bentos kecuali Crinoidea Golongan Asteroidea (Bintang Laut) ini tidak ada
yang parasit.

Ada sekitar 5.300 jenis Echinodermata yang sudah dikenal manusia. Jumlahnya amat banyak, karena
musuh hewan ini hanya sedikit. Bintang laut sebagai kelompok Echinodermata juga bisa merugikan,
karena hewan laut ini sebagai pemakan tiram/kerang mutiara juga ada diantara jenis bintang laut yang
memakan binatang karang sehingga banyak yang mati.

Kelas Asteria

Ciri-ciri Asteria
Tubuh berbentuk bintang, terdiri atas satu diskus sentralis dan lima radii.

Memiliki dataran oral dan dataran aboral

Skeleton terdiri atas lamina (ossikula) yang tersusun rapat.

Lamina terletak di antara 2 lapisan jaringan pengikat di dalam dinding tubuh.

Di antara ossikula terdapat srabut serabut otot, dan pori-pori yang disebut pori dermal.

Pada bagian aboral, pada ossikula berpangkal spina, di antara spina ada yang dapat digerakkan.

Fisiologi Asteria

Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan makanan mulut – kerongkongan lambung – ke cabang lengan – kantung pilorus –
anus.

Fisiologi Asteria

Sistem Sirkulasi

Sistem Respirasi : menggunakan Branchia dermalis / papilla berupa kantong tipis ada di setiap kulit
lengan berupa tonjolan

Sistem Ekskresi

Sistem ekskresi juga dikeluarkan lewat Branchia dermalis / Papulla

Sistem Koordinasi

Sistem saraf terdiri atas cincin saraf di mulut bercabang ke masing masing lengan

Sistem Reproduksi

Sistem Reproduksi Kawin, Dioceus Fertilisasi eksternal ovum keluar sejumlah 2,5 juta setiap 2 jam
ketemu sperma di air.
Struktur Tubuh Bintang Laut

Struktur Tubuh Bintang Laut

Madreporit : merupakan lubang tempat masuknya air dari luar tubuh letaknya di sisi aboral , ini berbeda
dengan Ophiuroidea yang berada di sisi oral

Saluran batu : saluran penghubung antara madreporit dengan salurang cincin.

Saluran cincin : saluran yang melingkar yang bisa mengakses ke semua lengan

Saluran radial : saluran yang berasal dari saluran cincin meluas ke seluruh lengan , saluran ini dari saluran
cincin berpencar ke tentakel masing masing

Saluran lateral : saluran yang berasal dari saluran radial yang mengalirkan air ke ampula

Ampula : suatu wadah menyerupai balon yang elastis , ketika terisi air akan membentuk tonjolan seperti
kaki yang menyerupai tabung disebut kaki tabung

Kaki tabung : kaki yang terbentuk karena tekanan air di ampula sehingga kak bisa dipijakkan ke obyek
sehingga bisa menggerakkan tubuhnya

Sistem ambulakral ini berfungsi untuk bergerak, bernafas atau membuka mangsa.

Cara gerak Bintang Laut

Pada hewan ini air laut masuk melalui lempeng dorsal yang berlubang-lubang kecil (madreporit) menuju
ke pembuluh batu. Kemudian dilanjutkan ke saluran cincin yang mempunyai cabang ke lima tangannya
atau disebut saluran radial selanjutnya ke saluran lateral.Pada setiap cabang terdapat deretan kaki
tabung dan berpasangan dengan semacam gelembung berotot atau disebut juga ampula.Dari saluran
lateral, air masuk ke ampula.

Saluran ini berkahir di ampula. Jika ampula berkontraksi, maka air tertekan dan masuk ke dalam kaki
tabung.Akibatnya kaki tabung berubah menjulur panjang.Apabila hewan ini akan bergerak ke sebelah
kanan, maka kaki tabung sebelah kanan akan memegang benda di bawahnya dan kaki lainnya akan
bebas.Selanjutnya ampula mengembang kembali dan air akan bergerak berlawanan dengan arah
masuk.Kaki tabung sebelah kanan yang memegang objek tadi akan menyeret tubuh hewan ini ke
arahnya. Begitulah cara hewan ini bergerak. Di samping itu hewan ini juga bergerak dalam air dengan
menggunakan gerakan lengan-lengannya.

4. Kelas Crinoidea

Kelas Crinoidea

Crinoidea berasal dari kata Crinon yang artinya lili dan eidas yang artinya bentuk. Hewan ini mirip
tumbuhan, karena bentuknya menyerupai bunga lili, tempat hidupnya mulai dari daerah di bawah
pasang surut sampai ke laut dalam di atas 12.000 kaki.Hewan yang paling umum dipelajari adalah
Antedon tenella.Kulitnya tersusun dari zat kitin. Biasanya melekat pada dasar perairan. Jika lingkungan
tidak memungkinkan, misalnya makanan habis atau keselamatannya terancam, ia akan pindah ke tempat
lain yang sesuai dan aman.

Kelompok hewan ini juga sering disebut bintang bulu. Juga dikenal sebagai lili laut atau lilia laut yaitu
hewan yang mempunyai lengan bercabang serta anus dan mulut berada di permukaan oral, kaki
tabungnya tidak mempunyai saluran penghisap dan alur ambulakranya terbuka,tidak memiliki
madreporit, duri ataupun pedicillariae

Tumbuh pada pangkalnya dengan bantuan permukaan aboral, tubuhnya kecil seperti mangkuk disebut
dengan calyx yang melekat pada dasar laut dengan bantuan akar (cirri). Dari calyx itu akan tersembul 5
lengan yang lentur, yang mempunyai bagian tentakel yang pendek, masing-masing mempunyai pinnulae
yang banyak sekali sehingga seperti bulu burung yang terurai.

Beberapa jenis lili laut memiliki stalk atau tangkai yang berasal dari daerah aboral dari calyx. Alat ini
(tangkai) sebagai alat melekat pada dasar laut, seolah-olah sebagai batang dengan akar. Sebagian besar
dari mereka hidup di laut yang sedang jeluknya, beberapa jenis berupa hewan laut jeluk dan beberapa
jenis lagi mendiami laut dangkal, antaranya di terumbu karang.

terumbu karang
Ciri-ciri Crinoidea

Bentuk tubuh seperti tumbuhan tapi ada yang bertangkai dan ada yang tidak bertangkai.

Crinoidea yang bertangkai adalah individu yang tidak dapat bergerak dan mulutnya terarah keatas.

Crinoidea yang tak bertangkai merupakan individu yang dapat bergerak bebas didalam laut.

Tubuhnya menyerupai bunga lili atau bunga bakung dan bentuk seperti bulu burung.

Tidak mempunyai duri

Kaki tabungnya kurang mempunyai suber (alat hisap)

Sistem syaraf berbentuk cincin yang selanjutnya bercabang-cabang pada tiap lengan

Kulitnya tersusun dari zat kitin. Contoh spesies dari Crinoidea adalah Antedon sp, Anemon sp, Holopus,
dan Metacrinus (lilia laut).

Ukurannya tidak lebih dari 40 cm panjangnya dan berwarna mencolok.

Tubuhnya terdiri dari cakram sentral dengan lima lengan bermula dari cakram ini setiap lengan
bercabang dua atau lebih.

Setiap cabang mempunyai ranting-ranting melintang yang disebut pinul (pinnulae). Cabang-cabang ini
membuat hewan berbulu-bulu.

Cakram sentral bentuknya seperti mangkuk dengan mulut terletak di dasar (di bawah).

Fisiologi Crinoidea

Sistem Pencernaan

Makanan berupa plankton kecil atau detritus mikroskopis, yang dibawa oleh lengan atau ditangkap oleh
tentakel, dilewatkan sepanjang alur ambulakral dengan bulu-getar yang bergerak-gerak, yang selanjutnya
digiring oleh silia ke dalam mulut. Memiliki Sebuah tangkai yang tumbuh dari cakram sering digunakan
untuk melekatkan hewan pada substrat dasar, akibatnya mulut tetap di atas dan lengan-lengan seperti
bulu menciptakan alat seperti jaring untuk menangkap dan mengangkut makanan ke mulut.

Sistem Sirkulasi

Sistem peredaran darah umumnya tereduksi dan sukar diamati. Terdiri dari pembuluh darah yang
mengelilingi mulut dan dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke setiap bagian lengan.
Sistem Ekskresi

Bernafas dengan menggunakan paru-paru kulit, kaki tabung. Sisa metabolisme akan diangkut oleh sel-sel
amoeboid ke dermal branchiae untuk selanjutnya dilepaskan ke luar tubuh

Sistem Koordinasi

Sistem saraf terdiri atas cincin saraf dan saraf radikal (menuju ke bagian-bagian lengan).

Sistem Reproduksi

Jenis kelamin terpisah. Gonad biasannya terdapat dalam pinnula. Beberapa kelas Crinoidea, melepaskan
telur dalam air, tapi beberapa menahan tetap pada pinnula sampai menetas. Larvanya disebut doliolaria.
Larva yang masih muda sekali masih mendapat makanan dari kuning telur, tapi belum mempunyai
mulut. Setelah beberapa hari dapat hidup bebas dan menempel dengan akhir bagian anterior dan
kemudian berbentuk cangkir, lalu tumbuhlah lengannya. Beberapa Crinoidea menyimpan telurnya dalam
tubuh.

Ordo pada Crinoidea

Ordo Phanerozonia

Lengan-lengan dilengkapi dengan dua baris lempeng-lempeng marginal yang mencolok.

Lempeng oral adalah inframarginal dan lempeng aboral adalah supramarginal

Pedikelaria bertipe gelembung atau sessile.

Podia atau kaki tabung tersusun dalam dua baris

Kerangka mulut berkembang baik dan bertipe ad-ambulakral

Contoh : Luidia, Astropecten, Archaster, dan Pentaceros.

Ordo Spinulosa
Lengan-lengan umumnya tanpa lempeng

Skeleton aboral adalah imbricated/reticulated dengan duri tunggal/kelompok duri.

Pedikelaria jarang ada

Podia terdapat dalam dua baris dilengkapi dengan pengisap

Kerangka mulut bertipe ad-ambulakral

Ampula tunggal/bercabang dua

Contoh : Aesterina, Echinaster, Hymenaster, Solaster

Ordo Forcipulata

Lempeng marginal tidak mencolok

Skeleton aboral kebanyakan reticulated dengan duri-duri mencolok

Pedikelaria bertipe pedunkulata dengan sebuah keeping basal

Podia tersusun dalam empat baris dan dilengkapi dengan penghisap

Contoh : Brisingaster, Heliaster, Zoraster, dan Asterias

5. Kelas Ophiuroidea

Kelas Ophiuroidea

Ciri-ciri Ophiuroidea

Tubuh pipih dengan diskus sentral bersegi lima atau bulat.

Permukaan oral dan aboral adalah jelas.

Lengan-lengan biasanya lima, ramping, halus atau berduri.

Tidak memiliki lekuk ambulakral.

Tidak memiliki anus dan intestine.


Madreporit terdapat pada permukaan oral.

Habitat Ophiuroidea adalah diantara batu-batu karang di dalam air laut.

Sistem pernapasan menggunakan lima pasang kantong udara yang kecil dan terletak disekitar celah
mulut.

Sistem pencernaan terdapat pada bola cakram. sistem reproduksi terjadi di luar tubuh dengan
melepaskan sel jantan dan sel betina di air, kemudian sel-sel ini bersatu dan akan membentuk pluteus
(larva yang bersilia yang akan mengalami metamorphosis dari bentuk bintang laut menjadi bentuk
bintang ular).

Fisiologi Ophiuroidea

Sistem Pencernaan

Pemakan bangkai, sisa-sisa hewan, dan kotoran hewan laut. Makanan masuk lewat mulut, tidak memiliki
anus. sehingga sisa makanan dimuntahkan lewat mulut.

Sistem Sirkulasi

Terdiri dari pembuluh darah yang mengelilingi mulut dan dihubungkan dengan lima buah pembuluh
radial ke setiap bagian lengan

Sistem Ekskresi

Ekskresi terjadi pada kantung yang disebut bursae.

Sistem Koordinasi

Terdiri atas cincin saraf utama yang bekerja di sekitar cakram utama. Tidak memiliki mata dan sejenisnya.
Memiliki kemampuan untuk merasakan cahaya memalui reseptor pada epidermis.

Sistem Reproduksi

Sistem reproduksi terjadi di luar tubuh dengan melepaskan sel jantan dan sel betina di air, kemudian sel-
sel ini bersatu dan akan membentuk pluteus (larva yang bersilia yang akan mengalami metamorphosis
dari bentuk bintang laut menjadi bentuk bintang ular).
Ordo pada Ophiuroidea

Ordo Ophiurae

Lengan-lengan sederhana, kebanyakan berjumlah lima.

Ossikula lengan bersendi dengan lubang dan tonjolan.

Diskus dan lengan biasanya ditutup oleh sisik-sisik atau perisai-perisai yang nyata.

Duri-duri pada lengan menuju lateral dan dilanjutkan keluar atau ke atas dari ujung-ujung lengan, tidak
ke bawah.

Madreporit tunggal.

Contoh: Ophioderma, Ophioscolex, Ophiolepie, dan

Ordo Euryalae

Lengan-lengan sederhana atau bercabang, panjan dan fleksibel, mampu membelit sekeliling benda dan
menggulungnya.

Diskus dan lengan tanpa perisai atau kurang berkembang.

Duri diteruskan ke bawah, selalu membentuk kait atau kumpulan berduri.

Satu madreporit dalam inter-radius.

Contoh: Asteronyx, Astrophyton, dan

Peranan Echinodermata

Echinodermata banyak dimanfaatkan manusia dalam berbagai hal. Peran echinodermata yaitu sebagai
berikut :

Peran Echinodermata yang menguntungkan: Echinodermata dimanfaatkan manusia, antara lain:

Bulu babi dapat diambil gonadnya untuk dikonsumsi. Jepang memiliki peternakan bulu babi yang luas. Di
wilayah Indonesia, terdapat di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Kendari.
Holothuria (mentimun laut) diperdagangkan sebagai teripang kering atau kerupuk teripang. Hongkong
merupakan pusat perdagangan teripang dunia. Di negeri China, mentimun laut dikeringkan dan
dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan.

Echinodermata memakan bangkai-bangkai, sehingga pantai menjadi bersih

Peran Echinodermata yang merugikan: Sedangkan peranan merugikan, antara lain:

Bintang laut sering memakan kerang mutiara di tempat budidaya kerang mutiara.

Achanbasther merupakan hama pada terumbu karang, karena memakan polip Coelenterata.

Anda mungkin juga menyukai