Anda di halaman 1dari 13

Echinodermata Adalah – Pengertian, Ciri, Klasifikasi Dan

Contoh – Echinodermata berasal dari bahasa Yunani Echinos artinya duri,


derma artinya kulit. Echinodermata adalah penghuni perairan dangkal,
umumnya terdapat di terumbu karang dan padang lamun. Hewan ini
memiliki kemampuan autotomi serta regenerasi bagian tubuh yang hilang,
putus atau rusak. Semua hewan yang termasuk dalam kelas ini memiliki
bentuk tubuh yang radial simetris dan kebanyakan mempunyai
endoskeleton dari zat kapur seperti tonjolan berupa duri (Rani Triana, Dewi
Elfidasari,Indra Bayu Vimono 2015).

Pengertian Echinodermata
Echinodermata adalah hewan invertebrata yang memiliki duri pada
permukaan kulitnya. Filum Echinodermata terdiri atas 5 kelas, yaitu
Asteroidea (bintang laut), Ophiuroidea (bintang mengular), Echinoidea
(bulu babi/landak laut), holothuroidea (timun laut/teripang), dan Crinoidea
(lili laut). Masing-masing dari kelas tersebut memiliki peranan tersendiri
terhadap ekologi laut.
Asteroidea (bintang laut) dan Ophiuroidea (bintang mengular) memiliki
peranan sebagai pelindung karang dari pertumbuhan alga yang berlebihan.
Holothuroidea dan Echinoidea memiliki peranan sebagai pendaur ulang
nutrien. Echinodermata disebut sebagai kunci ekologi yang berperan dalam
menjaga keseimbangan ekosistem laut. (Rani Triana, Dewi Elfidasari,Indra
Bayu Vimono 2015).
Hewan ini dapat dijumpai di perairan laut Indonesia dengan jumlah
berlimpah karena keberadaannya dipengaruhi oleh ekosistem terumbu
karang yang merupakan salah satu habitat bagi Echinodermata. Selain
pada ekosistem terumbu karang, hewan ini juga dapat ditemukan pada
zona pertumbuhan alga, padang lamun dan zona tubir. (Rani Triana, Dewi
Elfidasari,Indra Bayu Vimono 2015).
Walaupun terlihat primitif, echinodermata diketahui berkerabat dekat
dengan filum chordata yang didalamnya tercakup Subfilum vertebrata,
dengan simetri radialnya berevolusi secara sekunder. Larva Bintang Laut
misalnya menunjukan kesamaan yang cukup besar dengan larva
hemichordata.
Pada Echinodermata dewasa memiliki bagian tubuh berbentuk simteri
radial yaitu bagian tubuh yang mendistribusikan dalam susunan melingkar
disekitar poros tengah. Sedangkan pada bagian larvanya memiliki tubuh
yang simeteri bilateral yaitu bagian tubuh yang satu berdampingan dengan
bagian tubuh yang lain dan jika ditarik garis dari depan ke belakang terlihat
bagian tubuh sama antara kiri dan kanan. Larva Echinodermata
merupakan hewan mikroskopis transparan, bersilia dan umumnya
berenang bebas di laut.

Morfologi dan Fisiologi


 Keistimewaan Echinodermata adalah memiliki tubuh (organ tubuh) lima
atau kelipatannya. Di samping itu, hewan ini memiliki saluran air yang
sering disebut sistem ambulakral. Sistem ini digunakan untuk bergerak,
bernafas, atau untuk membuka mangsanya yang memiliki cangkok. Ciri
umum lainnya adalah pada waktu masih larva tubuhnya berbentuk simatris
bilateral dan hidup sebagai plankton kemudian bermetamorfosa menjadi
simetris radial ketika dewasa, tidak berkepala, tubuh tersusun dalam
sumbu oval aboral.
Echinodermata tidakmempunyai sendi ataupun rangka untuk bergerak
(walaupun Echinodermata mempunyai rangka luar), melainkan bergerak
menggunakan sistem hidrolik saluran air (water vascular system) yang
membantunya dalam pergerakan. Sistem saluran air mempunyai banyak
tonjolan-tonjolan yang disebut sebagai kaki tabung (tube feet) pada bagian
ventral lengan yang membantunya dalam pergerakan dan makan. Tubuh
tertutup epidermis tipis yang menyelubungi rangka messodermal (rangka di
dalam). Rangka terdiri atas ossicle atau pelat-pelat kapur yang dapat
digerakkan atau tidak. (Rani Triana, Dewi Elfidasari,Indra Bayu Vimono
2015).

 Sistem Gerak

Pada sebagian hewan dari filum Echinodermata bergerak dengan


menggunakan kaki ambulakral (kaki pembuluh). Gerakan pada kaki
ambulakral dapat terjadi akibat perbedaan tekanan air. Kaki ambulakral
memiliki rongga dan merupakan kelanjutan dari sistem pembuluh air yang
berfungsi untuk bergerak atau bahkan bernapas dan membuka cangkang
mangsa buruannya.
Sistem pembuluh air terdiri dari bagian-bagian berikut.

1. Madreporit, merupakan lempeng dorsal yang berlubang-lubang


sebagai tempat masuknya air laut kedalam sistem pembuluh air.
2. Madreporikus (saluran batu), yaitu saluran penghubung antara
madreporit dengan saluran cincin
3. Sirkomolaris (saluran cincin), merupakan saluran melingkar yang
mengelilingi mulut
4. Saluran radialis, yaitu cabang dari saluran cincin yang menuju ke
setiap lengan dan berujung pada kaki
5. Setiap kaki ambulakral (kaki tabung) berhubungan dengan
gelembung otot yang disebut ampula.

Pada sebagian hewan echinodermata yang pergerakannya tergantung


pada kaki ambulakral seperti bintang laut jika ampulanya berkontraksi,
maka air akan tertekan masuk kedalam kaki ambulakral, yang berakibat
kaki ambulakral berubah menjulur panjang, dan apabila bintang laut akan
bergerak ke sebelah kanan, maka kaki ambulakral di sebelah kanan akan
memegang benda di bawahnya sementara kaki lain bebas. Selanjutnya
ampula akan mengembang kembali dan air akan bergerak berlawanan
dengan arah masuk sehingga kaki ambulakral yang memegang benda tadi
memendek dan menyeret tubuh hewan ini kearahnya. Disamping kaki
ambulakral pergerakan bintang laut dalam air dibantu oleh lengan-
lengannya.

 Sistem Peredaran Darah dan Sistem Syaraf

Sistem peredaran darah pada echinodermata umumnya tereduksi dan


sukar diamati. Sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh darah yang
mengelilingi mulut dan dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke
setiap bagian lengan. Sistem saraf terdiri dari cincin saraf dan tali saraf
pada bagian-bagian lengannya. Selain itu echinodermata tidak memiliki
otak.

 Sistem Pencernaan Makanan

Sistem pencernaan makanan pada echinodermata dimulai dari mulut yang


berada di bagian ventral atau oral (menghadap ke bawah), kemudian
selanjutnya adalah faring, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Pada
sebagian echinodermata lambung ini bercabang lima dan masing-masing
menuju ke arah lengan.
Anus terletak di bagian dorsal (permukaan aboral) dan pada sebagian
hewan echinodermata tidak berfungsi sehingga bahan-bahan makanan
yang tidak tercerna dikeluarkan lagi melalui mulut. Makanan
echinodermata beragam mulai dari kerang, plankton, sampai organisme
yang mati. Dengan ini bisa dikatakan sistem pencernaan rata-rata hewan
echinodermata cukup berkembang.

 Sistem Pernapasan dan Ekskresi

Pada umumnya echinodermata bernapas dengan menggunakan paru-paru


kulit yang merupakan penonjolan pada dinding rongga tubuh (selom) yang
tipis dan dilindungi oleh silia dan pediselaria, pada bagian inilah terjadi
pertukaran oksigen dan karbondioksida, sementara sisa-sisa metabolisme
yang terjadi di dalam sel-sel tubuh akan diangkat oleh sel-sel ameboid ke
paru-paru kulit dan selanjutnya akan dilepaskan keluar tubuh.

 Sistem Reproduksi

Echinodermata mempunyai jenis kelamin yang terpisah yaitu terdapat


jantan dan betina. Dengan saluran reproduksi yang sederhana, terdapat
juga hewan-hewan echinodermata yang bersifat hermafrodit. Pada
echinodermata fertilisasi (pembuahan) berlangsung secara eksternal atau
terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur yang telah dibuahi akan
cepat membelah sehingga menghasilkan blastula yang selanjutnya akan
berkembang menjadi gastrula lalu menjadi larva yang berbentuk simetri
bilateral. Larva ini pada umumnya bersilia dan memiliki ukuran
mikroskopis, larva ini kemudian berenang bebas dan mengalami
metamorfosis menjadi bentuk dewasa yang berbentuk simetri radial.

Struktur Tubuh Echinodermata

Echinodermata memiliki kulit keras yang tersusun dari zat kapur dengan
lima lengan berbentuk seperti jari dan organ-organ tubuh yang
berjumlah/kelipatan lima. Pada umumnya hewan ini bertubuh kasar karena
terdapat tonjolan kerangka dan duri di tubunya.
Untuk bentuk tubuh Echinodermata ini pada umumnya seperti bintang
bulat, pipih, bulat memanjang dan seperti tumbuhan. Sedangakan pada
bagian tubuhnya oral ( yang memiliki mulut ) dan aboral ( tidak memiliki
mulut ). Pada permukaan tubuh Echinodermata umumnya berduri, baik
pendek tumpul maupun panjang berduri. Echinodermata tidak memiliki otak
dan memiliki Ambulakral yang berfungsi dalam mengatur pergerakan.
Pada sistem organ Echinodermata sebagai berikut :

 Sistem Peredaran Darah Echinodermata memiliki sistem peredaran


darah yang masih belum. Jika digambarkan secara sederhana,
pembuluh darah berawal dari yang mengelilingi mulut setelah itu
berjabang pada setiap kaki tabung.
 Sistem Pernapasan Echinodermata dilakukan dengan menggunakan
insang atau pupula ( tonjolan pada rongga tubuh ).
 Sistem Persarafan Echinodermata terdiri atas saraf yang berbentuk
lingkaran ( cincin ) yang mempersarafi mulut dan saraf radial yang
mirip tali mempersarafi pada bagian lengan atau kaki tabung.
 Sistem Pencernaan Berupa mulut esophagus, lambung, usus dan
anus. Dapat dikatakan, sistem pencernaannya sudah sempurna.
tetapi tidak terdapat sistem ekskresi pada hewan Echinodermata.

Ciri-Ciri Pada Echinodermata


 Tubuh Echinodermata terdiri atas 3 lapisan dan memiliki rongga
tubuh atau disebut dengan tripoblastik.
 Memiliki bentuk tubuh yang simetri bilateral pada saat masih larva
dan disaat dewasa bentuk tubunya simteri radial.
 Memiliki kulit tubuh yang terdiri atas zat kitin.
 Bergerak dengan ambulakral yaitu kaki tabung dengan lubang-
lubang kecil yang berfungsi untuk menghisap.
 Memiliki sistem pencernaan sempurna kecuali bintang laut yang tidak
memiliki anus.
 Tidak memiliki sistem eksresi.
 Perkembangbiakan secara seksual.
 Pada permukaan tubuh berdiri atas tonjolan-tonjolan yang
menyerupai duri.
 Memiliki sistem tabung jaringan hidrolik.

Echinodermata berkembang biak dengan secara seksual yaitu hewan


jantan dan betina yang melepaskan sel gametnya ke air laut dan proses
fertilisasi yang berlangsung secara eksternal ( didalam air laut ).
Echinodermata merupakan hewan yang dapat hidup secara bebas yang
artinya habitat pada hewan ini dapat dimana saja bisa dilaut pantai hingga
dilaut dalam. Untuk makanan tergantung kepada jenisnya. Contoh :
makanan ialah plankton atau organism yang mati atau membusuk.
Klasifiksi Echinodermata
 Kelas Archoidea

Hewan yang dengan bentuk bintang yang biasa disebut bintang laut.
Astroida sering ditemukan dilaut panati, Astroidea merupakan spesies
terbanyak dari kelas filum Echinodermata takni terdapat 1.600 spesies.
Archoidea memiliki bagian tubuh oral ( bagian tubuh dengan mulut ) dan
bagian aboral ( bagian tubuh dengan anus ). Kelas yang memiliki sistem
ambularaklakral terdiri atas pembuluh darah air ( jaringan hidrolik ) yang
membentuk kaki/lengan. Bagian kaki/lengan memiliki fungsi sebagai alat
gerak, untuk menempel dan untuk menemukan makanan.
Pada ujung kaki terdapat bintik mata yang mampu membedakan terang
dan gelap. Bintang laut memiliki duri yang tumpul dan pendek. Disekeliling
duri terdapat duri kecil yang dinamakan pedicelaria yang berfungsi untuk
menangkap makanan dan melindungi tubuh dari kotoran. Pada bagian
dekat anus terdapat lubang air disebut dengan medreporit. Archoidea
memiliki saluran cincin yang berada di pusat tubuh serta saluran radial
yang merupakan cabang saluran cincin di bagian lengan.

 Kelas Echinoidea

Echinoidea ini merupakan kelas Echinodermata yang tubuhnya dipenuh


mirip duri. Bulu babi atau landak laut merupakan salah satu dari kelas
Echinoidea. Bentuk tubuh dari echinodea ialah agak bulat dan tidak
memiliki lengan tetapi terdapat duri yang jumlahnya banyak. Terdapat dari
yang pendek dan panjang. Duri Echinodea memiliki bentuk zat kapur.
Tubuh Echinodea memiliki otot dengan fungsi untuk memutar duri tersebut
sehingga dapat bergerak. Mulut hewan ini memiliki struktur yang
menyerupai rahang membantu dalam memakan mangsa.

 Kelas Crinoidea

Crinoidea memiliki bentuk tubuh yang mirip dengan bunga atau tumbuhan.
Crinoidea ialah anggota fillum echinodermata yang spesies paling sidikit
yakni terdapat 550 spesies dan kelompok paling primitive dari filum
echinodermata. Hewan yang hidup di pantai hingga kedalaman laut 3.500
meter dibawah permukaan laut. Tubuh yang tidak memiliki duri dan jika
memiliki tangkai disebut lillia laut ( jika bertangkai akan menempel pada
dasar laut dengan sirri yaitu bagian ujung tangkai memiliki zat tanduk ),
sedangkan yang tidak memiliki tangkai disebut dengan bintang laut
berbulu.
Dibagian dasar tubuh ( kaliks ) jenis yang terdapat sisi oral ( mulut ) dan
sisi anus sedangkan di bagian lengannya berjumlah banyak yang
mengelilingi bagian kaliks tersebut. Umumnya jumlah lengan Crinoidea
ialah kelipatan lima dan memiliki cabang yang disebut dengan pinula. Di
sisi oral terdapat celah yang bersilia disebut dengan celah ambulakral.
Celah tersebut berfungsi dalam menangkap makanan berupa cairan,
zooplankton atau partikel lainnya yang tersebar di laut.

 Kelas Ophiuroidea

Kelas Ophiuroidea merupakan kelas berbentuk yang menyerupai bintang


laut, tetapi memiliki lengan yang lebih panjang dan lebih kurus dan cakram
pusat tubuh yang lebih jelas. Jika kaki digerakkan maka pergerakannya
mirip dengan ular, sehingga kelas ophiuroidea disebut dengan bintang
mengular, kaki tabungannya ini tidak memiliki penyedot dan bergerak
dengan mencambukkan kakinya, sehingga kaki ini lebih mudah patah.
Pada kaki atau lengan berfungsi menangkap mangsanya kemudian
memasukkan ke dalam laut. Sebagian jenis dari pemakan cacaing,
moluska, suspense atau bangkai. Hewan ini tidak memiliki anus dan
umumnya hidup disela bebatuan.

 Kelas Holothuroidea

Holothuroidea merupakan hewan yang bentuk tubuh bulat memanjang dari


permukaan oral ke permukaan aboral. Tubuhnya terlihat seperti bentuk
buah timun sehingga sering disebut dengan timun laut. Tetapi konsistensi
tubuhnya sedikit berbeda dengan kelas lain dan memiliki tubuh halus dan
lunak serta tergolong memiliki bagian-bagian tubuh yang berkelipatan lima
dengan sistem ambulakral.
Mentimun laut memiliki tentakel dibagian oral yang memiliki jumlah 10-30
buah. Tubuhnya terdapat kaki ambulakral dengan fungsi bergerak dan
bernafas. Pergerakan dilakukan dengan kontraksi otot ditubuhnya. Jenis
hewan ini ialah hermafrodit ( 2 alat kelamin dalam satu tubuh ) namun ada
juga yang genokhoris ( 1 kelamin 1 indivindu ). Pembuahan ( fertilisasi ) di
air laut kemudian berkembang menjadi larva aurekularia. Makannya ialah
plankton atau zat organic dalam laut ia melindungi diri mangsanya dengan
memuntahkan organ dalam tubuhnya. Sehingga mangsanya akan
memakan organ itu selanjunta mentimun laut membentuk kembali organ
yang dimuntahkan tadi.
Jenis – Jenis Echinodermata
Filum Echinodermata terdiri atas dua sub filum yaitu:
(1) sub filum Eleutherozoa dan
(2) sub filum Pelmatozoa.
Sub filum Eleutherozoa terdiri dari empat kelas yaitu:
(a) Asteroidea (bintang laut),
(b) Ophiuroidea (bintang ular),
(c) Echinoidea (landak laut), dan
(d) Holothuroidea (teripang laut).
Sedangkan sub filum Pelmatozoa terdiri dari satu kelas yaitu:
kelas Crinoidea atau lilia laut (Sumber; Dahuri, 2003).

 Asteroidea

Asteroidea merupakan spesies Echinodermata yang paling banyak


jumlahnya, yaitu sekitar 1.600 spesies. Asteroidea juga sering disebut
bintang laut. Bintang laut umumnya memiliki lima lengan, tetapi kadang-
kadang lebih yang memanjang dari suatu cakram pusat. Permukaan
bagian bawah lengan itu memiliki kaki tabung yang dapat bertindak seperti
cakram untuk menyedot.
Bintang laut mengkoordinasi kaki tabung tersebut untuk melekat di batuan
dan merangkak secara perlahan-lahan sementara kaki tabung tersebut
memanjang, mencengkeram, berkontraksi, melemas, memajang, kemudian
mencengkeram lagi. Bintang laut menggunakan kaki tabungnya untuk
menjerat mangsanya seperti remis dan tiram. Lengan bintang laut
mengapit bivalvia yang menutup, kemudian mengeluarkan lambungnya
melalui mulut dan memasukkannya ke dalam celah sempit bivalvia
kemudian mengekresikan getah pencernaan dan mencerna bivalvia di
dalam cangkangnya (Campbell, 2003).
Sesuai dengan namanya, maka tubuh berbentuk bintang dengan lima atau
bagian radial. Terdapat duri-duri dengan berbagai ukuran pada permukaan
kulit tubuh baik oral maupun aboral dan pada sekitar dasar duri terdapat
bentuk jepitan pada ujungnya yang disebut pedicellaria. Pada salah satu
bagian antara dua bagian tubuh radial atau lengan terdapat lempeng
saringan madereporit sebagai tempat masuknya air dalam sistem vascular
air atau ambulakral. Anus terdapat di tengah bagian dorsal sedang mulut di
bagian oral. Penyokong tubuh tersusun dari lembaran kapur atau ossicullus
(Sumber; Brotowidjoyo, 1993).
Tubuh Asteroidea memiliki duri tumpul dan pendek. Duri tersebut ada yang
termodifikasi menjadi bentuk seperti catut yang disebut Pediselaria. Fungsi
pediselaria adalah untuk menangkap makanan serta melindungi
permukaan tubuh dari kotoran. Pada bagian tubuh dengan mulut disebut
bagian oral, sedangkan bagian tubuh dengan lubang anus disebut aboral.
Pada hewan ini, kaki ambulakral selain untuk bergerak juga merupakan
alat pengisap sehingga dapat melekat kuat pada suatu dasar (Sumber;
Kastawi, 2003).
Sistem ambulakral Asteroidea terdiri dari : Medreporit adalah lempengan
berpori pada permukaan cakram pusat dibagian dorsal tubuh. Saluran
cincin terdapat di rongga tubuh cakram pusat. Saluran radial merupakan
cabang saluran cincin ke setiap lenga. Kaki ambulakral merupakan juluran
saluran radial yang keluar. Asteroidea juga terdapat papilla derma yaitu
penonjolan rongga tubuh yang berguna untuk pertukaran gas. Asteroidea
dapat beregenerasi jika tangannya patah, contoh Allostichaster polyplax
dan Coscinasterias calamaria.
Beberapa spesies asteroidea dari tangan yang patah dapat membentuk
individu yang baru, contoh Linkia multifora dan Echinaster luzonicus.
Asteroidea berdifat dioecius dengan fertilisasi eksternal. Biasanya terdapat
10 gonad (2 dalam 1 tangan). Perkembangan tubuhnya mengalami dua
tahap larva, yaitu bilpinaria (tahap larva pertama) dan brachiola
Kemampuan bintang luat untuk beradaptasi dengan salinitasi ditunjukkan
oleh beberapa spesies, misalnya Asterias rubens hanya tahan terhadap
salinitas rendah, sedangkan luidia clathrata mempunyai toleransi tertentu
terhadap salinitas di alam, hewan ini hidup pada salinitas sekitar 27%
(Jasin, 1992). ria (larva yang menunjukkan perkembangan tangan)
(Sumber; Radiopoetro, 1983).

 Ophiuroidea

Ophiuroidea terdiri dari 2.000 spesies, contohnya adalah bintang ular


(Ophiothrix). Ophiuroidea (dalam bahasa yunani, ophio = ular) berbentuk
seperti asteroidea, namun lengannya lebih langsing dan fleksibel. Cakram
pusatnya kecil dan pipih dengan permukaan aboral (dorsal) yang halus
atau berduri tumpul. Ophiuroidea tidak memiliki pediselaria. Cakram pusat
berbatasan dengan lengan – lengannya. Bintang ular merupakan
echinodermata yang paling aktif dan paling cepat gerakannya. Jenis
kelamin terpisah, fertilisasi eksternal, mengalami tahap larva yang disebut
pluteus. Hewan ini pun juga dapat beregenerasi. Beberapa spesies
ophiuroidea merupakan hewan pemakan suspensi, dan yang lain adalah
predator atau pemakan bangkai (Sumber; Kastawi, 2003).
Bintang mengular memiliki cakram tengah yang jelas terlihat dari
lengannya yang panjang sehingga memudahkannya bergerak. Kaki tabung
(kaki ambulakral) tidak memiliki alat isap dan bintang mengular bergerak
dengan mencambukkan lengannya. Hidup di perairan dangkal dan dalam,
bersembunyi di bawah batuan atau rumput laut, mengubur diri di pasir, aktif
di malam hari (Jasin, 1992).
Bintang ular mempunyai tubuh seperti bola cakram kecil dengan lima
lengan panjang. Di bagian seperti lateral terdapat duri, sedangkan bagian
dorsal serta ventral tidak terdapat duri. Bagian dalam dari ruas sebagian
besar terisi ossicula yang silindris sehingga memungkinkan lengan dapat di
bengkokkan. Pada lengan juga terdapat kaki ambulakral kecil yang sering
disebut sebagai teritakel yang terletak secara ventro lateral dengan alat
hisap atau ampullae yang beralat sensoris dan juga membantu pernafasan
yang memungkinkan makanan dapat masuk ke mulut.
Mulut terletak di pusat tubuh yang dikelilingi lima kelompok lempeng kapur
dan tidak memiliki anus. Madreporit terletak di daerah permukaan dekat
mulut. Bersifat biseksual dan fertilisasi terjadi di luar dengan larva bersilia
(Brotowidjoyo, 1993). Bintang ular yang hidup di daerah tropis pada
umumnya hidup pada perairan dengan suhu antara 27 – 300 C, namun
daya tahan terhadap suhu ini tergantung kedudukan geografis dan ke
dalaman (Nybakken, 1992).

 Echinoidea

Echinoidea berbentuk bola atau pipih, tanpa lengan. Echinoidea yang


berbentuk bola misalnya bulu babi (Diadema saxatile) dan landak laut
(Arabcia punctulata). Hidup pada batuan atau lumpur di tepi pantai atau
dasar perairan. Makanannya adalah rumput laut, hewan yang telah mati,
biasanya nocturnal. Permukaan tubuh hewan ini berduri panjang.
Echinoidea memilki alat pencernaan khas, yaitu tembolok kompleks yang
disebut lentera aristoteles. Fungsi dari tembolok tersebut adalah untuk
menggiling makanannya yang berupa ganggang atau sisa-sisa organisme.
Echinoidea yang bertubuh pipih misalnya dolar pasir (Echinarachnius
parma). Permukaan sisi oral tubuhnya pipih, sedangkan sisi aboralnya
agak cembung. Tubuhnya tertutupi oleh duri yang halus dan rapat. Durinya
berfungsi untuk bergerak, menggali, dan melindungi permukaan tubuhnya
dari kotoran. Kaki ambulakral hanya terdapat di sisi oral yang berfungsi
utuk mengangkut makanan (Sumber; Campbell, 2003).
Hewan-hewan yang masuk kelas Echinoidea berbentuk bundar, tidak
berlengan, tetapi memiliki duri-duri yang dapat digerakkan. Pada umumnya
Landak Laut memiliki jarohan atau viscera yang tersimpan dalam cangkok.
Bulu babi memiliki lima jalur kaki ambulakral yang terselang oleh daerah
interambulakral yang agak lebar tanpa kaki. Beberapa jenis Echinoidea
memiliki kelenjar racun. Di antara duri- duri terdapat pedicellaria yang
berfungsi untuk membersihkan tubuh dan tuntuk menangkap makanan
kecil. Anus terletak di pusat tubuh pada permukaan aboral. Sedangkan
mulut yang dilengkapi oleh lima buah gigi terletak di daerah oral dan
madreporit terletak di daerah aboral (Sumber; Brotowidjoyo, 1993).
Pada landak laut terdapat sebuah pembuluh sirkular, lima buah pembuluh
tabung telapak dengan ampula. Terdapat cincin saraf dengan lima buah
cabang dan sebuah pleksus saraf. Jenis kelamin terpisah, fertilisasi terjadi
di dalam air. Larva yang terbentuk bersimetri bilateral, berenang bebas dan
disebut larva pluteus. Batas toleransi salinitas kelompok bulu babi
penghuni laut sejati antara 30 – 34 % (Nybakken, 1992). Reproduksi
echinoidea dengan fertilisasi eksternal dan bersifat hermafrodit. Telur
echinoidea yang menetas akan berkembang menjadi larva yang disebut
larva echinoploteus. Melimpahnya jumlah landak laut menandakan kondisi
air yang tidak bagus (Jasin, 1992).

 Holothuroidea

Tubuh memanjang seperti ketimun. Kelompok hewan ini biasa disebut


teripang. Ada juga yang menyebut ketimun laut karena bentuknya. Mulut di
ujung yang satu dan anus di ujung yang lain. Ada kaki tabung di tiga
bagian ventral yang digunakan untuk berjalan dan mempunyai mangkuk
penghisap seperti binyang laut. Kaki tabung juga didapatkan di dua bagian
dorsal, tetapi biasanya digunakan untuk merasa dan pernapasan. Tak ada
pediselari dan duri, tetapi mempunyai tentakel berbentuk kaki tabung
sekeliling mulut, serupa dengan hewan lain. Tubuh seperti kulit dan dapat
memanjang dan mengerut. Sebagian besar teripang bernapas melalui
pohon respirasi, sebuah alat bercabang terdiri dari banyak tabung
(Romimohtarto, 2007).
Mentimun laut mempunyai tubuh bulat memanjang dengan garis oral ke
aboral sebagai sumbu, tubuh terlipat oleh kulit yang mengandung ossicula
yang mikroskopis. Di bagian anterior mulut terdapat 10 -13 tentakel yang
dapat di julurkan dan ditarik kembali. Holothuroidea meletakkan diri dengan
bagian dorsal di sebelah atas. Kaki ambulakral dapat berkontraksi dan
berfungsi sebagai alat respirasi.
Daerah ventral terdapat tiga daerah kaki ambulakral yang memiliki alat
hisap, yang berfungsi untuk bergerak dan tiga baris ada posisi dorsal
dipakai untuk bernafas. Madreporit terletak dalam coelom. Pada hewan ini
terdapat suatu cincin saraf dan saraf-saraf radier. Teripang cepat bereaksi
terhadap rangsangan. Biasanya jenis kelamin terpisah namun ada juga
yang hermaprodit dengan larva bersimetri bilateral (Brotowidjoyo, 1993).

 Crinoidea

Kelompok hewan ini dinamakan lili laut atau bintang bulu. Sebagian besar
dari mereka hidup di laut dalam dan beberapa jenis lagi mendiami laut
dangkal, seperti di terumbu karang. Ukurannya panjangnya tidak lebih dari
40 cm dan berwarna mencolok. Tubuhnya terdiri dari cakram sentral
dengan lima lengan bermula dari cakram. Setiap lengan bercabang dua
atau lebih. Setiap cabang mempunyai ranting- ranting melintang disebut
pinul (pinnule). Cakram sentral bentuknya seperti  mangkuk dengan mulut
terletak di dasar bawah (Sumber; Romimohtarto, 2007).
Hewan ini berbentuk seperti tumbuhan. Habitatnya pada garis pantai
sampai kedalaman 12000 kaki. Crinoidea terdiri dari kelompok yang
tubuhnya bertangkai dan tidak bertangkai. Kelompok yang bertangkai
dikenal sebagai lili laut, sedangkan yang tidak bertangkai dikenal sebagai
bintang laut berbulu. Contoh lili laut adalah Metacrinus rotundus dan untuk
bintang laut berbulu adalah Oxycomanthus benneffit dan Ptilometra
australis.
Beberapa crinodea ada yang sesil dan ada yang berenang bebas. Sampai
saat ini di perkirakan terdapat 630 spesies crinoidea yang telah diketahui.
Sebagian crinoidea bersifat dioecious, tetapi ada yang monoecious.
Crinoidea mengeluarkan larva yang disebut doliolaria. Crinoidea dapat
beregenerasi. Tangannya di namakan pinula yang di tutupi oleh zat yang
lengket untuk membantu menangkap makanan. Jumlah tangnan (pinula)
antara 5-200 (Sumber; Campbell, 2003).
Hewan kelas Crinoidea mempunyai bentuk seperti bunga lili yang bisa
hidup di dalam laut dengan ke dalaman 3,648 m. Tubuh berbentuk seperti
cangkir yang disebut calyx yang tersusun dan lempengan kapur. Dari calyx
itu tersembul lima lengan yang lentur dengan tentakel yang pendek dimana
masing-masing memiliki pinulle yang banyak sekali sehingga seperti bulu
burung yang terurai beberapa jenis Lili laut memiliki stalk atau tangkai yang
berfungsi untuk melekat pada dasar laut atau substrat. Mulut terletak pada
daerah oral, sedangkan anus pada daerah aboral. Pada bagian oral
terdapat lekukan ambulakral yang berisi tentakel seperti kaki bulu, fertilisasi
berlangsung secara internal, bahkan zigot berkembang di dalam tubuh
(Sumber; Jasin, 1992).
Peranan Pada Echinodermata
Untuk peranan pada Echinodermata ada yang menguntungkan dan ada
pula yang merugikan sebagai berikut ini.

 Peran Echinodermata Yang Menguntungkan

1. Bulu babi/landak laut dapat diambil gonadnya untuk dikonsumsi. Di


Jepang memiliki peternakan bulu babi yang luas, di wilayah
Indonesia terdapat di Nusa Tenggara Timur ( NTT ) dan Kendari.
2. Holothuria ( mentimun laut ) diperdagangkan sebagai teripang kering
atau kerupuk teripang. Hongkong merupakan pusat perdagangan
teripang dunia. Di negeri China mentimun laut dikeringkan dan
dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan.
3. Echinodermata memakan bangkai-bangkai sehingga pantai menjadi
bersih.

 Peran Echinodermata Yang Merugikan

1. Bintang laut sering memakan kerang mutiara di tempat budidaya


kerang mutiara.
2. Achanbasther merupakan hama pada terumbu karang karena
memakan polip Coelenterata.

Anda mungkin juga menyukai