Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

EVALUASI HASIL BELAJAR BIOLOGI


PENILAIAN OTENTIK

DISUSUN OLEH:
DEWI SYAKIRAH
H0318350

PENDIDIKAN BIOLOGI C 2018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Dan tak lupa
pula kita kirimkan sholawat serta salam kepada baginda rasulullah Muhammad
SAW, suri taudalan di muka bumi ini.
Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar Biologi ini
berjudul “Penilaian Otentik”. Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih
belum sempurna, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
agar pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi.

Campalagian, Oktober 2020

Dewi Syakirah

2
DAFTAR ISI

SAMPUL MAKALAH..................................................................................1
KATA PENGANTAR...................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah..............................................................................5
C. Tujuan Penulisan...............................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian Otentik.............................................................6
B. Tujuan, Prinsip dan Jenis-Jenis Penilaian Otentik.............................7
C. Karakteristik Penilaian Otentik........................................................10
D. Konsep Penilaian Otentik.................................................................10
E. Penerapan Penilaian Otentik.............................................................11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................15
B. Saran.................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik ke konstruktivistik
tidak hanya menuntut adanya perubahan perubahan dalam proses
pembelajaran, tetapi juga perubahan dalam melaksakan penilaian. Perubahan
paradigma inilah, para pendidik merasa kebingungan dalam proses
pembelajaran dan penilaian. Penilaian yang seperti apa yang bisa mencakup
ke dalam beberapa aspek yang dapat memberikan gambaran yang seutuhnya
mengenai sikap, keterampilan, pengetahuan, dan bagaimana para peserta
didik itu menjalani kehidupan sehari-hari mereka dan mengaitkan dengan apa
yang mereka pelajari di sekolah serta bagaimana format untuk mencakup
semua aspek tersebut (Efendi, 2018).
Dalam pendidikan, penilaian atau assessment didasarkan pada
pengetahuan kita tentang belajar dan tentang bagaimana kompetensi
berkembang dalam materi pelajaran yang kita ajarkan. Hal ini merupakan
kebutuhan yang sangat jelas untuk membuat suatu assessment dimana
pendidik dapat mempergunakannya untuk kegiatan pendidikan dan
mengawasi hasil belajar dan mengajar yang kompleks. Penilaian juga harus
bersifat menyeluruh dari berbagai aspek (Efendi, 2018).
Penilaian yang dilakukan oleh guru seharusnya bersifat konprehensif,
penilaian yang dimaksudkan untuk mendapatkan informasi pada seluruh
aspek perkembangan siswa, baik aspek kognitif, afektif maupun
psikomotorik. Penilaian yang dilakukan terbatas pada aspek tertentu saja,
tidak dapat dijadikan sebagai satu-satunya dasar pengambilan keputusan
terhadap perkembangan siswa. Oleh karena itu guru memerlukan instrument
penilaian yang berbeda untuk mengukur aspek perkembangan siswa yang
berbeda pula.
Penilaian yang melingkupi seluruh aspek perkembangan siswa sebagaimana
dimaksudkan di atas sebenarnya telah ada tidak hanya di dalam kurikulum
2013, tetapi ada di dalam setiap kurikulum sebelumnya. Penilaian sebagai

4
komponen tidak terpisahkan dalam pembelajaran harus direncanakan guru
sejak awal sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan (Wildan, 2017).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu penilaian otentik?
2. Apa sajakah tujuan, prinsip dan jenis-jenis penilaian otentik?
3. Bagaimanakah karakteristik penilaian otentik?
4. Bagaimanakah konsep dari penilaian otentik?
5. Seperti apakah penerapan dari penilaian otentik?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu penilaian otentik
2. Untuk mengetahui tujuan, prinsip dan jenis-jenis penilaian otentik
3. Untuk mengetahui karakteristik penilaian otentik
4. Untuk mengetahui bentuk konsep dari penilaian otentik
5. Untuk mengetahui penerapan dari penilaian otentik

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian Otentik


Penilaian pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai
pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya. Penilaian atau
penilaian merupakan proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek
tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Penilaian adalah suatu proses
yang meliputi pengumplan informasi, analisa utuk membuat keputusan tidak
lanjut. Dalam proses pembelajaran, penilaian memegang peranan yang
penting salah satunya untuk mengetahui tercapai tidaknya proses
pembelajaran yang telah dilakukan (Umami, 2013).
Menurut Efendi (2018) Penilaian otentik berasal dari dua kosa kata yaitu
penilaian dan autentik. Penilaian itu sendiri berasal dari kata dasar nilai.
Pengertian nilai itu sendiridalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
yaitu:
1. Pertama, harga (dalam arti taksiran harga)
2. Kedua, harga uang (dibandingkan dengan harga uang yang lain)
3. Ketiga, angka kepandaian; biji; ponten
4. Keempat, banyak sedikitnya isi; kadar; mutu
5. Kelima, sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan
6. Keenam, sesuatu yang mmenyempurnakan manusia sesuai dengan
hakikatnya.
Sedangkan pengertian penilaian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah proses, cara, perbuatan menilai; pemberian nilan (biji, kadar,
mutu, harga). Dari definisi yang telah disebutkan diatas dapat diambil bahwa
pengertian penilaian secara umum adalah pengambilan suatu keputusan
terhadap suatu objek dengan ukuran tertentu, dan penilaian bersifat kualitatif
dan kuantitatif. Penilaian yang dalam bahasa inggris yaitu Evaluation atau
Assesment. Pada akhir suatu program dalam dunia pendidikan biasanya
diadakan penilaian. Hal ini dilakukan tidak lain untuk mengetahui seberapa
siswa/peserta didik memahami pelajaran yang sudah diberikan (Efendi,
2018).

6
Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru
tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh
peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan,
membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran
telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Data yang dikumpulkan melalui
kegiatan penilaian (assesment) bukanlah untuk mencari informasi tentang
belajar siswa. Pembelajaran yang benar seharusnya ditekankan pada upaya
membantu siswa agar mampu mempelajari (learning how to learn), bukan
ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir periode
pembelajaran. Asesmen autentik adalah pengukuran yang bermakna secara
signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan,
dan pengetahuan. Istilah asesmen merupakan sinonim dari penilaian,
pengukuran, pengujian, atau penilaian. Istilah autentik merupakan sinonim
dari asli, nyata, valid, atau reliable (Umami, 2018).
Dalam Permendikbud nomor 104 tahun 2014 menjelaskan bahwa
penilaian autentik adalah bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik
menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang
sesungguhnya. Dalam kurikulum 2013 penilaian autentik meliputi penilaian
kompetensi sikap kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan
(Wildan, 2017).
B. Tujuan, Prinsip, dan Jenis-Jenis Penilaian Otentik
Menurut Umami (2018) Tujuan Penilaian Otentik Tujuan penilaian
otentik itu sendiri, adalah untuk:
1. Menilai kemampuan individu melalui tugas tertentu,
2. Menentukan kebutuhan pembelajaran,
3. Membantu dan mendorong siswa,
4. Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik,
5. Menentukan strategi pembelajaran,
6. Akuntabilitas lembaga,
7. Meningkatkan kualitas pendidikan.
Sedangkan Prinsip-prinsip Penilaian Otentik, adalah sebagai berikut:

7
1. Keeping track, yaitu harus mampu menelusuri dan melacak kemajuan
siswa sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Checking up, yaitu harus mampu mengecek ketercapaian kemampuan
peserta didik dalam proses pembelajaran.
3. Finding out, yaitu penilaian harus mampu mencari dan menemukan
serta mendeteksi kesalahan-kesalahan yang menyebabkan terjadinya
kelemahan dalam proses pembelajaran.
4. Summing up, yaitu penilaian harus mampu menyimpulkan apakah
peserta didik telah mencapai kompetensi yang ditetapkan atau belum.
Menurut Efendi (2018) berikut merupakan Jenis-jenis Penilaian
Otentik, diantaranya yaitu:
1. Penilaian Kinerja
Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta
didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru
dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan
unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan
kriteria penyelesaiannya. Berikut ini cara merekam hasil penilaian
berbasis penyelesaiannya.
a) Daftar cek (checklist)
b) Catatan anekdot/narasi (anecdolttal/narative records)
c) Skala penilaian (rating scale)
d) Memori atau ingatan (memory approach)
2. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian
terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut
periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi
yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan
data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Berikut
tiga hal yang perlu diperhatikan guru dalam penilaian proyek:
a) Keterampilan peserta didik dalam meilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna
atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.

8
b) Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta
didik.
c) Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan
oleh peserta didik.
3. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang
didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan
kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut
dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap
terbaik oleh peserta didik, hasil tes (bukan nilai) atau bentuk informasi
lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran.
Pada dasarnya penilaian portofolio itu melihat karya-karya peserta didik
dalam suatu periode (perminggu, perbulan, persemester, dan sebagainya)
untuk kemudian dinilai oleh guru dan peserta didik itu sendiri. Kemudian
hal tersebut akan dijadikan sebagai informasi yang menunjukkan
kemajuan siswa setelah mengikuti pembelajaran, dan akan dijadikan
sebagai tolak ukur untuk perkembangan siswa kedepannya. Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan objek penilaian dalam
menggunakan penilaian portofolio, diantaranya adalah:
a) Karya siswa adalah karya peserta didik sendiri.
b) Saling percaya antara guru dan peserta didik.
c) Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik.
d) Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru.
e) Kepuasan
f) Kesesuaian
g) Penilaian proses dan hasil
h) Penilaian dan pembelajaran
4. Penilaian Tertulis
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisaasikan, menerapkan, menganalisis,
mengsintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah

9
dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat
komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.
C. Karakteristik Penilaian Otentik
Menurut Santoso (2004) dalam Umami (2018) Karakteristik Penilaian
Otentik Beberapa karakteristik penilaian otentik, adalah sebagai berikut:
1. Penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran.
2. Penilaian mencerminkan hasil proses belajar pada kehidupan nyata.
3. Menggunakan bermacam-macam instrumen, pengukuran, dan metode
yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
4. Penilaian harus bersifat komprehensif dan holistik yang mencakup semua
aspek dari tujuan pembelajaran.
Sedangkan Nurhadi (2004) dalam Umami (2018) mengemukakan bahwa
karakteristik authentic assesment adalah sebagai berikut:
1. Melibatkan pengalaman nyata (involves real-world experience)
2. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung
3. Mencakup penilaian pribadi (self assesment) dan refleksi
4. Yang diukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta
5. Berkesinambungan.
6. Terintegrasi
7. Dapat digunakan sebagai umpan balik
8. Kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui siswa dengan jelas
D. Konsep Penilaian Otentik
Menurut Syaiful (2016) Perkembangan konsep penilaian pendidikan
yang ada pada saat ini menunjukkan rah yang lebih luas. Konsep-konsep
tersebut pada umumnya berkisar pada pandangan sebagai berikut:
1. Penilaian tidak hanya diarahkan kepada tujuan-tujuan pendidikan yang
telah ditetpkan, tetapi juga terhadap tujuan-tujuan yang tersembunyi,
termasuk efek samping yang mungkin timbul.
2. Penilaian tidak hanya melalui pengukuran perilaku siwa, tetapi juga
melakukan pengkajian terhadap komponen-komponen pendidikan, baik
masukan proses maupun keluaran.

10
3. Penilaian tidak hanya dimaksudkan untuk mengetahui tercapai tidaknya
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, tetapi juga mengetahui apakah
tujuan-tujuan tersebut penting bagi siswa dan bagaimana siswa
mencapainya.
4. Mengingat luasnya tujuan objek penilaian, maka alat yang digunakan
dalam penilaian sangant beraneka ragam, tidak hanya terbatas pada tes,
tetapi juga alat penilaian bukan tes.
Penilaian Otentik (authentic assessment) adalah suatu proses
pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar
siswa denggan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan
berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat, dan konsisten sebagai
akuntabilitas public. Penilaian autentik berbeda dengan panilaian tradisional
dalam beberapa aspek. Pada penilaian tradisional peserta didik cenderung
memilih respon yang tersedia. Contoh dari penilaian tradisional adalah alat
instrumen yang digunakan berupa soal pilihan ganda, penjodohan, dan
sebagainya. Sedangkan pada penilaian autentik, peserta didik menampilkan
atau mengerjakan suatu tugas. Alat instrumen penilaian yang digunakan
dalam penilaian autentik adalah soal esai, observasi, dan lain sebagainya.
Pada penilaian tradisional kemampuan berpikir yang dinilai cenderung dalam
level memahami dan menerapkan, serta fokusnya adalah guru. Pada penilaian
autentik kemampuan berpikir yang dinilai adalah level konstruksi dan
aplikasi, serta fokus peserta didik. Bukti level kemampuan peserta didik pada
penilaian tradisional adalah tidak langsung, sedangkan penilaian autentik
bukti kemampuan peserta didik adalah langsung, yaitu bisa diamati.
Penilaian autentik mencakup 3 (tiga) ranah hasil belajar yaitu ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
E. Penerapan Penilaian Otentik
Seiring berjalannya waktu banyak sekali perubahan dalam dunia
pendidikan khususnya dalam pembaruan kurikulum. Sejak diterapkannya
sistem kurikulum 2013 pada tahun 2014 yang oleh mantan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh. Perubahan paradigma
pendidikan dan kurikulum menuntut para pendidik untuk melakukan

11
penilaian yang tidak hanya melihat hasil belajar peserta didiknya, melainkan
proses dan bagaimana mereka mererapkannya pada kehidupan sahari-hari.
Menurut Syaiful (2016) Berikut adalah bagaimana hubungan penilaian
autentik dengan Kurikulum 2013 :
1. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah
dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.
2. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkaran hasil belajar
pesert didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, membangun
jejaring, dan lain-lain.
3. Penilaian autentik cenderng fokus terhadap tugas-tugas kompleks atau
kontekstual, memungkinkan peserta didik menunjukkan kompetensi
mereka dalam pengaturan yang lebih autentik.
4. Penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu
dalam pembelajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata
pelajaran yang sesuai.
5. Penilaian aautentik sering dikontradiksikan dengan penilain yang
menggunakan standar tes berbasis norma, pilihan ganda, benar-salah,
menjodohkan, atau membuat jawaban singkat. Tentu saja, pola pilihan
seperti ini tidak diantikan dalam proses pembelajaran, karena memang
lazim digunakan dan memperoleh legitimasi secara ademik.
6. Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau
guru bekerjasama dengan peserta didik.
7. Dalam penilaian autentik, seringkali pelibatan siswa sangat penting.
Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktifitas belajar lebih baik
ketika mereka tahu bagaimana dinilai.
8. Peserta didik diminta untuk merefleksika dan mengevaluasi kinerja
mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam
tentang tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang
lebih tinggi.
9. Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan
konstruksi pengetahuan, kejaian keilmuan, dan pengalaman yang
diperoleh dari luar sekolah.

12
10. Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar,
kegiatan siswa belajar, motibasi dan keterlibatan peserta didik, serta
keterampilah belajar.
11. Karena penilaian itu merupakan dari proses pembelajaran, guru dan
pesera didik berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja.
12. Dalam beberap kasus,, peserta didik bahkan berkontribusi untuk
mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan.
13. Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas
perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka
berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek.
14. Penilaian autentik harus mamp menggambarkan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik,
bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka
sudah tau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya.
15. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak
dilanjutkan dan utnuk apa pula kegiatan remedial harus dilakukan.
Berikut langkah-langkah menerapkan Penilaian Otentik ;
Langkah 1 Mengidentifikasi standar Seperti tujuan umum (goal)
Standar merupakan pernyataan yang harus diketahui dan dapat
dilakukan siswa, tetapi ruang lingkupnya lebih sempit dan lebih mudah
dicapai daripada tujuan umum. Biasanya standar merupakan satu
pernyataan singkat yang harus diketahui atau mampu dilakukan siswa
pada poin tertentu. Agar operasional, rumusan standar hendaknya dapat
diobservasi dan dapat diukur. Contoh: siswa mampu menjumlah dua digit
angka dengan benar; menjelaskan proses fotosintesis; mengidentifikasi
sebab dan akibat perang mikroba; menggunakan pinhole camera untuk
menciptakan “kertas” positif dan “kertas” negatif. Jadi, standar harus
ditulis dengan jelas, operasional, tidak ambigu dan tidak rancu, tidak
terlalu luas atau terlalu sempit, mengarahkan pembelajaran dan
melakukan penilaian.
Langkah 2 Memilih suatu tugas autentik

13
Dalam memilih tugas autentik, pertama-tama kita perlu mengkaji
standar yang kita buat, dan mengkaji kenyataan (dunia) sesungguhnya.
Misalnya daripada meminta siswa menyelesaikan soal pecahan, lebih baik
kita siapkan tugas memecahkan masalah pembagian martabak untuk suatu
keluarga beranak tujuh agar setiap anggota keluarga mempunyai bagian
yang sama.
Langkah 3 Mengidentifikasi Kriteria untuk tugas (tasks)
Kriteria tidak lain adalah indikator-indikator dari kinerja yang baik
pada sebuah tugas. Apabila terdapat sejumlah indikator, sebaiknya
diperhatikan apakah indikator-indikator tersebut sekuensial (memerlukan
urutan) atau tidak.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

14
1. Penilaian otentik adalah bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik
menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang
sesungguhnya.
2. Adapun tujuan dari penilaian otentik diantaranya yaitu ; menilai
kemampuan individu melalui tugas tertentu, menentukan kebutuhan
pembelajaran, membantu dan mendorong siswa, membantu dan
mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik, menentukan strategi
pembelajaran, akuntabilitas lembaga, dan meningkatkan kualitas
pendidikan. Sedangkan prinsip dari penilaian otentik yaitu ; keeping track,
checking up, finding out, dan summing up. Kemudian adapun jenis-jenis
penilaian otentik adalah penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian
portofolio, dan penilaian tertulis.
3. Adapun karakteristik penilaian otentik yaitu ;Melibatkan pengalaman
nyata (involves real-world experience), dilaksanakan selama dan sesudah
proses pembelajaran berlangsung, mencakup penilaian pribadi (self
assesment) dan refleksi, yang diukur keterampilan dan performansi,
bukan mengingat fakta, berkesinambungan, terintegrasi, dapat digunakan
sebagai umpan balik, dan kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui
siswa dengan jelas.
4. Penilaian autentik, peserta didik menampilkan atau mengerjakan suatu
tugas. Alat instrument penilaian yang digunakan dalam penilaian autentik
adalah soal esai, observasi, dan lain sebagainya . Penilaian autentik
kemampuan berpikir yang dinilai adalah level konstruksi dan aplikasi,
serta fokus peserta didik. Penilaian autentik bukti kemampuan peserta
didik adalah langsung, yaitu bisa diamati. Penilaian autentik mencakup 3
(tiga) ranah hasil belajar yaitu ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
5. Kemudian langkah yang harus dilakukan untuk menyusun penilaian
otentik adalah; mengidentifikasi standar seperti tujuan umum (goal),
memilih suatu tugas otentik, dan mengidentifikasi kriteria untuk tugas
(tasks).

15
B. Saran
Dalam hal ini, sebagai calon pendidik marilah mulai dari sekarang
membiasakan aktualisasi terkait konsep penilaian otentik, tak ada salahnya
mencoba karena nantinya ilmu itu pasti akan bermanfaat. Dan saya harap
makalah ini dapat menjadi referensi bahan bacaan bagi para pembaca. Terima
kasih 

DAFTAR PUSTAKA

16
Efendi, Defindo. 2018. Penilaian Autentik (Jurnal Online) dalam
(https://www.academia.edu/38512883/penilaian otentik). Padang : UNP.
Diakses pada Sabtu, 24 Oktober 2020.

Syaiful. 2016. Penilaian Autentik (Jurnal Online) dalam


(https://www.academia.edu/28734636/penilaian otentik). Cirebon. Diakses
pada Sabtu, 24 Oktober 2020.

Umami, Muzlikhatun. 2018. Penilaian Autentik Pembelajaran Pendidikan Agama


Islam dan Budi Pekerti dalam Kurikulum 201. Jurnal Kependidikan.
Volume 6 Nomor 2.

Wildan. 2017. Pelaksanaan Penilaian Autentik Aspek Pengetahuan, Sikap, dan


Keterampilan di Sekolah atau Madrasah. Jurnal Tatsqif. Volume 15 Nomor
2.

17

Anda mungkin juga menyukai