CARA TRANSMISI
Kerajaan : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Cestoda
Ordo : Cyclophyllidea
Famili : Taeniidae
Genus : Taenia
Spesies : - Taenia saginata
- Taenia solium
Taenia solium
• TELUR → bulat.
• LARVA (CYSTICERCI) → panjang 6 -
18mm, lebar 4 -6mm saat ditemui di
otot atau jaringan subkutan, hospes
perantara mereka (umumnya babi).
• Namun cysticerci dapat juga
ditemukan pada jaringan lain seperti
sistem saraf pusat di mana ia dapat
tumbuh jauh lebih besar, diameter
sampai beberapa cm.
Taenia solium
TAENIA
KETERANGAN TAENIA SOLIUM
SAGINATA
HOSPES DEFENITIF Usus halus Usus halus
DAN HABITAT manusia manusia
JUMLAH CABANG
TIAP SEGMEN
7-13 15-20
30.000-50.000
lebih dari 100.000
JUMLAH TELUR di setiap
di setiap segmen
segmen
tidak memiliki
SCOLEX memiliki pengait
pengait
MORFOLOGI CACING PITA
Keterangan gambar:
A. Scolex Taenia
solium
B. Proglotid Taenia
solium
C. Scolex Taenia
saginata
D. Proglotid Taenia
saginata
E. Leher
F. Strobilla
MORFOLOGI CACING PITA
SKOLEX
Kepala yang merupakan alat untuk
melekat, dilengkapi dengan pengisap.
LEHER
Tempat pertumbuhan badan
STROBILA
Badan yang terdiri atas segmen-
segmen yang disebut PROGLOTID.
Telur
• TAENIASIS
Infeksi pada saluran cerna yaitu usus halus
yang disebkan oleh cacing pita dewasa
Taenia saginata dan Taenia solium pada
manusia.
• SISTISERKOSIS
Infeksi oleh larva Taenia solium
(Cysticercus Cellulosa) pada jaringan.
NEUROSISTISERKOSIS infeksi larva
Taenia solium pada sistim saraf pusat.
MASA INKUBASI
• Sedangkan penularan
sistiserkosis/neurosistiserkosis
melalui makanan atau minuman yang
tercemar oleh telurtelur cacing Taenia
Solium.
• Penularan dapat juga terjadi karena
autoinfeksi, yaitu langsung melalui
ano-oral akibat kebersihan tangan
yang kurang dari penderita Taniasis
spesies Taenia solium.
SIKLUS HIDUP
SIKLUS HIDUP
1. Telur atau diteruskan dengan kotoran ;
Telur bisa bertahan selama berhari-hari
hingga berbulan - bulan di lingkungan.
2. T. Saginata dan T. Solium menginfeksi
hewan melalui telur atau proglotids .
3. Di usus binatang, yang oncospheres
menetas , Menginvasi dinding usus, dan
bermigrasi ke otot lurik berkembang
menjadi cysticerci.
Sebuah cysticercus dapat bertahan
hidup selama beberapa tahun pada
hewan.
SIKLUS HIDUP
Sisticercus masuk
ke usus halus dan Manusia memakan
berkembang daging sapi/babi mentah
menjadi cacing atau setengah matang
dewasa yang mengandung
sisticercus
PERKEMBANGAN Taenia saginata
PERKEMBANGAN Taenia solium
PERIODESITAS
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan secara tinja makroskopis :
proglotid (+)
2) Pemeriksaan tinja secara mikroskopis : telur
cacing Taenia sp ( + )
3) Pemeriksaan darah tepi : Hb , leukosit
(leukositosis), Eritrosit, hitung jenis (
Eosinofilia ), laju endap darah / LED (
meningkat ) dan gula darah
4) Punksi lumbal : sel ( eosinofil meningkat 70
% ), Protein ( meningkat 100 % ) glukosa (
menurun 70 % dibandingkan dengan glukosa
darah ) NaCI
5) Pemeriksaan serologi ( ELISa dan atau
Immunoblot ) : sistiserkosis ( +) Spesimen
yang diperiksa berupa cairan otak ( LCS )
kurang lebih sebanyak 2-3 cc.
6) Bila memungkinkan dilakukan pemeriksaan
CT Scan ( Computerized tomography scanning
) atau MRI ( magneticresonance imaging ).
TUJUAN TERAPI:
✓Menghilangkan keberadaan
agen penginfeksi (Taenia
sp.) pada tubuh.
✓Mencegah komplikasi yang
mungkin timbul
TERAPI UTAMA TAENIASIS:
PRAZIQUANTEL,
DOSIS TUNGGAL
Dosis : 5 – 10 mg/kgBB
CARA PENGGUNAAN OBAT
a) Satu hari sebelum pemberian obat cacing,
penderita dianjurkan untuk makan makanan
yang lunak. Malam harinya setelah makan
malam penderita menjalani puasa.
b) Keesok harinya dalam keadaan perut kosong
penderita diberi obat cacing.
c) 2 – 2½ jam stelah pemberian obat, pasien
diberikan garam Inggris ( MgS O4 ), 30 gram
untuk dewasa dan 15 gram atau 7,5 gram
untuk anak anak, sesuai dengan umur, yang
dilarutkan dalam sirop ( pemberian sekaligus ).
d) Penderita tidak boleh makan sampai buang air
besar yang pertama. Setelah buang air besar ,
penderita diberi makan bubur.
e) Sebagian kecil tinja dari buang air besar pertama
dikumpulkan dalam botol yang berisi formalin 5-
10 % untuk pemeriksaan telur Taenia sp . Tinja
dari buang air besar pertama dan berikutnya
selama 24 jam ditampung dalam baskom plastik
dan disiram dengan air panas/ mendidih supaya
cacingnya relaks. Kemudian diayak dan disaring
untuk mendapatkan proglotid dan skoleks Taenia
sp.
f) Proglotid dan skoleks dikumpulkan dan disimpan
dalam botol yang berisi alkohol 70 % untuk
pemeriksaan morfologi.
g) Pengobatan taeniasis dinyatakan berhasil bila
skoleks taenia sp. Dapat ditemukan utuh bersama
proglotid.
TERAPI PILIHAN TAENIASIS:
NICLOSAMIDE
DOSIS TUNGGAL 2 g atau 50 mg/kg
BB
SISTISERKOSIS
• Follow up dilakukan 3 bulan pasca
pengobatan , apakah terdapat kista
dan sebagainya.
FOLLOW UP TERAPI
NEUROSISTISERKOSIS
Kriteria keberhasilan
neurosistiserkosis
a. Frekuensi serangan ( attak rate )
makin berkurang.
b. Selama 2 tahun berutut-turut tidak
ada serangan epilepsi, pengobatan
untuk epilepsi diteruskan 6 bulan
lagi , lalu diturunkan secara
bertahap untuk kemudian
dihentikan sama sekali.
PENCEGAHAN TAENIASIS
a. Usaha untuk menghilangkan sumber
infeksi dengan mengobati penderita
taenasis
b. Pemakaian jamban keluarga ,sehingga
tinja manusia tidak dimakan oleh babi
dan tidak mencemari tanah atau rumput.
c. Pemelihara sapi atau babi pada tempat
yang tidak tercemar atau sapi
dikandangkan sehingga tidak dapat
berkeliaran.
d. Pemeriksaan daging oleh dokter
hewan/mantri hewan di RPH, sehingga
daging yang mengandung kista tidak
sampai dikonsumsi masyarakat.
PENCEGAHAN TAENIASIS