Anda di halaman 1dari 23

TAENIASIS

Kharisma Gayuh Pangestuti


030.15.098
EPIDEMIOLOGI
 Daerah endemik taeniasis dan sistiserkosis di Indonesia yaitu Bali, Papua dan
Sumatra Utara
DEFINISI
 Taeniasis atau penyakit cacing pita adalah:

infeksi pada manusia oleh cacing pita dewasa yang tergolong dalam genus
taenia
ETIOLOGI
Karakteristik Taenia Solium Taenia Asiatica Taenia Saginata
Sistiserkus
Hospes perantara Babi, manusia, anjing Babi, sapi, kambing, kera Sapi
Lokalisasi Otot, otak kulit, mata Visera terutama hati (alat Otot, visera
lidah dalam)
Ukuran (mm) skoleks 5-8 x 3-6 rostellum 2x2 rostellum dengan 7-10 x 4-6 tak ada
dengan pengait pengait rudimenter rosteum dan pengait
Cacing Dewasa
Skoleks Rostelum dengan pengait Rostelum tanpa pengait Tanpa rostellum dan
pengait
Cabang uterus pada 7-12 16-21 tunggal dan aktif 18-32 tunggal dan aktif
proglotid gravid keluarnya
proglotid
MORFOLOGI
 Taenia spp. adalah cacing pita (tapeworm) yang panjang dan tubuhnya
terdiri dari rangkaian segmen- segmen yang masing-masing disebut
proglotid. Kepala cacing pita disebut skoleks dan memiliki alat isap
(sucker) yang mempunyai kait (rostelum).
TAENIA SAGINATA
 Taenia saginata mempunyai panjang 4-10 meter dengan 1000-2000
proglottid.
 Proglotid gravid mempunyai uterus dengan percabangan lateral 15-30 buah.

http://www.columbia.edu/itc/hs/medica
l/pathophys/parasitology/2009/cestode
sBW_old.pdf
TAENIA SAGINATA
 Skoleks berukuran 1-2 mm dengan 4 batil isap tanpa rostellum

https://gmch.gov.in/e-study/e
%20lectures/Microbiology/22%
20Taenia.pdf
TAENIA SOLIUM
 Panjang: 4-10 meter dengan 1000-2000 proglottid.
 Uterus gravid mempunyai percabangan lateral 7-13 buah
TAENIA SOLIUM
 Skoleks mempunyai 4 batil isap dengan 25-30 alat pengait.

http://www.columbia.edu/itc/hs/medi
cal/pathophys/parasitology/2009/cest
odesBW_old.pdf
PERBEDAAN TAENIA
SAGINATA & TAENIA SOLIUM
Taenia Saginata Taenia Solium

Skoleks Tanpa pengait (rostellum) Dengan pengait (rostellum)

Proglotid gravid Percabangan lateral uterus > 16 Percabangan lateral uterus < 12

Proglotid matur Ovarium dengan 2 lobus Ovarium dengan 2 lobus dan 1


lobus tambahan

Sfingter vagina positif Sfingter vagina negatif


TAENIA ASIATICA
Sistiserkus dari Taenia asiatica mirip dengan sistiserkus dari Taenia solium
walaupun ukurannya lebih kecil berbentuk agak bulat sampai lonjong,
merupakan bentuk gelembung berwarna putih susu dengan kepala
yangmengalami “invaginasi” ke dalam gelembung.
 Pada beberapa skoleks sistiserkus tersebut terdapat kait-kait yang telah
rudimenter dengan jumlah antara 1-37
SIKLUS
HIDUP

https://www.cdc.gov/dpdx/taeni
asis/index.html
SIKLUS HIDUP
Mengeluarkan embrio
Proglotid gravid hexacanth yang
Telur akan pecah mampu menembus
keluar dari strobila
dinding usus

Pada sapi:
Dipengaruhi asam cystisercus bovis
Keluar Bersama lambung, getah Embrio ini melalui Pada babi:
tinja pankreas, dan peredaran darah Cystisercus
empedu menuju jaringan otot cellulosae
dan subkutan

Kemudian pecah
dan mengeluarkan Termakan oleh sapi Dalam 12-15
telur atau babi minggu, menjadi
kista
SIKLUS HIDUP

Pada sapi:
Larva akan keluar dari
cystisercus bovis
Jika daging kista dan tumbuh
Pada babi:
termakan menjadi cacing dewasa
Cystisercus
manusia dalam jejunum dalam
cellulosae
waktu 5-12 minggu
GAMBARAN KLINIS
 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bakta dkk:

a. Keluarnya proglottid dalam tinja


b. Perut berbunyi
c. Sering mengantuk
d. Badan lemah
e. Mual
f. Sakit kepala
g. Sakit perut, diare.
SISTISERKOSIS
 istiserkosis merupakan penyakit/infeksi pada jaringan lunak yang disebabkan oleh larva
Taenia solium

 Jaringan : subkutis,mata,otak,otot,jantung,hati, paru dan rongga perut


 Kalsifikasi sistiserkus → gejala jarang
 Otot → Pseudohipertrofi otot + miositis, demam tinggi, eosinofilia
 Pada otak + medula spinalis → epilepsi, meningo-ensefalitis, nyeri kepala, kelainan jiwa
 Hidrosefalus → sumbatan aliran cairan LCS
 Kematian → sistiserkus tunggal dalam ventrikel IV otak
SISTISERKUS SELULOSA
NEUROSISTISERKOSIS
Gejala:
a. Epilepsi
b. Sakit kepala
c. Muntah
d. Penglihatan kabur
DIAGNOSIS
A. Adanya proglotid dalam tinja
B. Ditemukannya telur taenia di dalam tinja
PENCEGAHAN
 Mengobati penderita, untuk mengurangi sumber infeksi, dan mencegah
terjadinya autoinfeksi dengan larva cacing (Soedarto, 2008).
 Menjaga kebersihan lingkungan dan tidak memberikan tinja manusia
sebagai makanan babi, tidak membuang tinja di sembarang tempat
 Hanya meminum air yang telah dikemas dalam botol, air yang disaring, atau
air yang dididihkan selama 1 menit.
 Meningkatkan pendidikan komunitas dalam kesehatan (kebersihan,
mempersiapkan makanan, dan sebagainya)
TATALAKSANA
1. PRAZIKUANTE
L

 Dosis tunggal 10 mg/kgbb, 2 jam kemudian dapat diberikan laksans (magnesium


sulfat)
 Efek samping: pusing, mual di ulu hati

2. NICLOSAMIDE

 Dosis: 2 gram sekali makan , atau


diberikan 1 gram dengan jaral 1 jam, pagi-pagi pada waktu perut kosong.
3. ALBENDAZOL

Dosis: 400 mg peroral 2 kali sehari selama 8-30 hari.


Efek samping: nyeri perut, mual, muntah, diare, pusing.

4. MEBENDAZOL

Dosis: 600 mg – 1200 mg/ hari selama 3-5 hari


PROGNOSIS
 Infeksi Taenia Saginata mempunyai prognosis baik, jarang menimbulkan
komplikasi.

 Infeksi Taenia Solium dapat memberi komplikasi serius terutama sistiserkosis


pada susunan saraf pusat yang dapat memberi prognosis kurang baik.

Anda mungkin juga menyukai