Kelompok 2 :
Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat pengeluaran yang berfungsi
seperti ginjal pada vertebrata. Di samping pembuluh Malphigi, serangga juga memiliki sistem
trakea untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi
seperti paru-paru pada vertebrata.
Belalang tidak dapat mengekskresikan amonia dan harus memelihara konsentrasi air di dalam
tubuhnya. Amonia yang diproduksinya diubah menjadi bahan yang kurang toksik yang disebut
asam urat. Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus belakang. Darah mengalir
lewat pembuluh Malpighi.
Sistem Ekskresi
Imago
Umumnya pada satu pelepah daun talas terdapat satu lubang atau satu kelompok telur. Bila
serangan tinggi, rata-rata pada satu pelepah daun terdapat 4 - 15 kelompok telur. Menurut Yuliani
et al. (2016), rata-rata jumlah telur per kelompok pada satu pelepah daun talas yaitu 7,57 butir.
Jumlah telur per kelompok yang paling banyak ditemukan di Situ Gede yaitu 8,46 butir. Nimfa
instar awal yang baru keluar dari telur langsung menyerang daun talas hingga instar dua, yaitu
pada jaringan daun
bagian atas
Pengendalian hama belalang
Menarik serangga bermanfaat dan Buat taman ramah burung
pemangsa lain
Burung juga menjadi musuh alami belalang.
Salah satu cara paling aman adalah dengan
Burung alap-alap dan burung lark akan memakan
menggunakan musuh alami belalang. Untuk
belalang dalam jumlah besar. Sediakan sumber air
menarik musuh alami belalang seperti lalat
dan habitat bersarang untuk mendorong burung
perampok. Anda bisa menanam beberapa jenis
bertempat tinggal di pekarangan Anda. Beragam
tanaman seperti marigold, calendula, bunga
pilihan pohon dan semak asli akan membantu
matahari, aster, alyssum, atau dill di dekat
menarik perhatian burung.
tanaman hias atau sayur Anda.
Pengendalian hama belalang
Penggunaan Insektisida
Diptera berasal dari kata Di artinya "dua" dan pteron berarti "sayap". Diptera artinya serangga yang
hanya mempunyai sepasang sayap depan sebab sepasang sayap belakangnya telah berubah bentuk
menjadi bulatan yang disebut dengan "halter". Sayap ini berfungsi sebagai alat keseimbangan pada saat
terbang, alat untuk mengetahui arah, dan juga alat pendengaran. Stadium larva Diptera disebut
"tempayak" atau "belatung" atau "set". Larva tidak mempunyai kaki, dan hidupnya di tempat-tempat
yang lembap atau basah. Jenis serangga golongan Diptera yang sering merusak tanaman, antara lain
lalat bibit kedelai (Agromyza phaseoli Tryon); lalat buah (Bactrocera sp.); lalat penggerek batang padi
(Atherigona exigua); lalat bibit padi (Hydrellia philippind); hama ganjur (Orseolia oryzae Wood
Mason).
Morfologi Diptera
Sungut sangat beragam bentuknya
dari setiap family, namun bisa jadi
memiliki kesamaan dalam satu famili.
Secara umum sungut seekor lalat
terdiri dari tiga ruas, yaitu ruas dasar
(scape), pedikel, dan flagellum. Jenis-
jenis sungut Ordo Dipera dapat dilihat
pada Gambar.
Ciri-ciri tungkai yang utama untuk membedakan antar
kelompok lalat adalah pada struktur empodium, ada
tidaknya taji-taji tibia, dan adanya bulu-bulu rambut tibia.
Empodium adalah suatu struktur timbul yang terbentuk
dari antara kuku-kuku pada ruas tarsus. Beberapa famili
memiliki empodium besar dan berselaput tipis
menyerupai pulvili. Pulvili adalah bantalan-bantalan pada
ujung ruas tarsus.
Morfologi
Pada identifikasi lalat, cukup banyak melihat dari ciri-ciri sayap terutama
perangka-sayap. Kebanyakan sayap lalat terdapat satu sobekan pada sisi
posterior sayap dekat dasar yang mimisahkan dari sebuah gelambir dasar yang
kecil disebut alula. Pada bagian dasar terakhir sayap yang terletak di dasar alula
sering kali terdapat dua gelambir yang disebut calypteres (tunggal calypter),
satu terletak di samping alula adalah calypter bagian atas dan satu calypter
bawah. Setiap kelompok-kelompok umumnya memiliki calypter yang beragam
ukuran dan bentuknya.
Daur hidup
1. TELUR
Ini adalah fase yang tidak menghabiskan banyak waktu karena hanya membutuhkan waktu 12 hingga 24
jam. Pada tahap ini, lalat betina akan segera menghasilkan lebih kurang 75-150 telur. Telur berbentuk oval
dengan panjang sekitar 0,5 mm, warnanya putih jernih, di satu ujung ada dua antena kecil, yang
bentuknya seperti sendok, yang berguna sebagai penampung telur sehingga tidak tergelincir.
Dalam proses penetasan telur ini sangat tergantung pada suhu dan kelembaban tempat tinggal induknya.
Apabila suhu di tempat ini panas, telurnya akan menetas lebih cepat dan namun jika tidak maka akan
menetas cukup lama. Biasanya, lalat jantan menyimpan telurnya di tempat lembab dan bahan organik
seperti sampah atau di bangkai hewan
2. LARVA
Fase I
Telur yang menetas pada tahap ini disebut dengan Instar I. Memiliki warna oval-putih dan
memiliki ukuran sekitar 2 mm. Pada tahap ini, instar akan bergerak seperti cacing karena ia
belum memiliki kaki dan mata, tetapi memiliki mulut hitam yang sangat kecil dan gigi yang
digunakan untuk makan, dan juga mempunyai spiral ventral. Sangat membutuhkan banyak
makanan untuk mempercepat prosesnya. Kemudian, setelah 1-2 hari, fase pertama dilepaskan
dari kulit dan diubah menjadi Fase II.
Fase II
Pada fase ini, ukuran Instar II tentu saja lebih besar dibanding Instar I, yaitu sekitar 4 – 5 mm,
dan memiliki karakteristik yang sama dengan Instar I, tetapi mulutnya lebih besar dari pada Instin
I. Setelah beberapa hari, Instar akan lebih terlihat
2. LARVA
Fase III
Kemudian masuk ke fase ke-3, pada tahap ini, instar III memiliki ukuran sekitar 12 mm atau
bahkan lebih, tergantung pada makanan yang telah dikonsumsi. Instar III memiliki fitur yang
sama dengan Instar sebelumnya, hanya saja ia akan mempunyai kutikula yang lebih keras dan
lebih pendek dan kepala akan menghilang saat berubah menjadi Pupa. Pada tahap ini, larva
bergerak lebih aktif untuk bergerak dari tempat yang dingin dan bahkan kering dan dengan cepat
menjadi Pupa
3. Pupa
Di tahap ini, jaringan yang ada pada tubuh larva akan tumbuh menjadi jaringan yang lebih dewasa. Pada
stadium ini biasanya akan berlangsung selama 3-5 hari saja tergantung dari suhu di tempat tersebut. Perlu
diketahui bahwa suhu yang ideal untuk lalat bisa beregenerasi dengan cepat yaitu sekitar 26-33 derajat
Celcius.
4. Tahap Akhir
Sampai ke tahap akahir, tahap akhir disebut juga sebagai tahap lalat dewasa. Pada tahap ini lalat muda
yang keluar tersebut perlahan akan tumbuh menjadi lalat dewasa (Imago), dimana proses untuk menjadi
lalat dewasa sangatlah singkat, yaitu hanya membutuhkan waktu 15 jam saja.Umur lalat dewasa juga
sangatlah singkat, hanya bertahan 2-4 minggu saja, hal ini dipengaruhi oleh suhu udara, kelembapan dan
sumber makanan yang bisa diperoleh. Biasanya lalat yang sudah dewasa akan segera melakukan
perkawinan agar bisa menghasilkan keturunan selanjutnya.
Vektor Penyakit
Aedes aegypti Nyamuk Aedes aegypti dapat menularkan penyakit demam
berdarah dengue (DBD) melalui tusukanya. Nyamuk ini berwarna gelap yang
dapat diketahui dari adanya garis putih keperakan dengan bentuk lyre pada
toraknya dan mempunyai gelang putih pada bagian pangkal kaki,proboscis
bersisik hitam. (Suroso Thomas,1998).
Klasifikasi :
Pylum : Arthropoda
Kelas : Aceloterata
Class : Insekta
Ordo : Diptera
Genus : Aedes
Vektor penyakit
Setelah melewati fase perkembangbiakkan di usus halus nyamuk, virus dengue yang
terdiri dari empat tipe yakni DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 ini kemudian akan
berpindah tempat menuju ke kelenjar saliva atau kelenjar ludah nyamuk dan siap
ditularkan lagi ke manusia lewat gigitannya
Proses pengigitan nyamuk betina biasanya berlangsung pada siang dan sore
hari. Ketika nyamuk betina menggigit manusia, kelenjar saliva yang telah terinfeksi virus
dengue tersebut kemudian akan masuk ke dalam tubuh dan mulai menginfeksi
Di dalam tubuh manusia, virus dengue ini akan mengalami masa inkubasi selama kurun
waktu 4 hingga 7 hari. Untuk kemudian menyerang sistem peredaran darah yang
menyebabkan terjadinya kebocoran pembuluh darah dan penurunan trombosit dalam
jumlah besar hingga menimbulkan beberapa gejala
Aedes aegypti (the yellow fever mosquito) adalah vektor utama atau pembawa Chikungunya.
Aedes albopictus (the Asian tiger mosquito) mungkin juga berperanan dalam penyebaran
penyakit ini di kawasan Asia. Dan beberapa jenis spesies nyamuk tertentu di daerah Afrika juga
ternyata dapat menyebarkan penyakit Chikungunya
Masih belum diketahui secara pasti bagaimana virus tersebut menyebar antar negara.
Mengingat penyebaran Chikungunya antar negara relatif pelan, kemungkinan
penyebaran ini terjadi seiring dengan perpindahan nyamuk. Dewasa ini makin sering
berbagai penyakit hewan dari tengah hutan yang merebak (spill over) ke permukiman
penduduk.
Cara pencegahan