Anda di halaman 1dari 32

INSECTA

Kelompok 2 :

1) Anisa Fatimatul Firdhausi


2) Dwi Lianawati
01
orthoptera
MORFOLOGI ORTHOPTERA

Memilki dua pasang sayap. Sayap depan


lebih sempit daripada sayap belakang Alat-alat tambahan lain pada caput antara
dengan vena-vena menebal dan disebut lain : sepasang mata facet, sepasang antene,
tegmina. Sayap belakang membranus dan serta tiga buah mata sederhana (occeli). Dua
melebar dengan vena-vena yang teratur. pasang sayap serta tiga pasang kaki terdapat
Pada waktu istirahat sayap belakang pada thorax. Pada segmen pertama abdomen
melipat di bawah sayap depan. terdapat suatu membran alat pendengar yang
disebut tympanum
MORFOLOGI ORTHOPTERA

Mulutnya bertipe penggigit dan pengunyah


yang memiliki bagian-bagian labrum,
sepasang mandibula, sepasang maxilla
dengan masing-masing terdapat palpus
maxillarisnya, dan labium dengan palpus
labialisnya.
Sistem Transpor Orthoptera

Pada waktu jantung


Pada bagian jantung Sedangkan pengedaran
pembuluh berdenyut
pembuluh terdapat oksigen ke seluruh
ostium tertutup, darah
lubang-lubang kecil tubuh dan pengambilan
mengalir ke depan melalui
(ostium) yang karbon dioksida
aorta. Peredaran darah
mempunyai katup dilakukan melalui
belalang hanya
sistem trakea.
mengedarkan sari
makanan dan mengambil
sisa metabolisme
Sistem transpor
Sistem Respirasi
Trakea adalah alat pernapasan yang
dimiliki oleh serangga dan arthropoda Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara
lainnya. Pembuluh trakea bermuara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan
pada lubang kecil yang ada di selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang
eksoskeleton yang disebut spirakel. halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai
Spirakel mempunyai katup yang seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam.
dikontrol oleh otot sehingga membuka
dan menutupnya spirakel terjadi Mekanisme pernapasan pada belalang diatur oleh otot perut
secara teratur (abdomen). Ketika abdomen berelaksasi, volume trakea
normal sehingga udara masuk. Sebaliknya, ketika otot
abdomen berkontraksi, volume trakea mengecil sehingga
udara keluar
Sistem Respirasi
Jalur yang dilalui udara pernapasan, yaitu :
Udara dari luar →  stigma/spirakel →  saluran/pembuluh trakea →  trakeolus
→  jaringan tubuh
Sistem Ekskresi

Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat pengeluaran yang berfungsi
seperti ginjal pada vertebrata. Di samping pembuluh Malphigi, serangga juga memiliki sistem
trakea untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi
seperti paru-paru pada vertebrata.

Belalang tidak dapat mengekskresikan amonia dan harus memelihara konsentrasi air di dalam
tubuhnya. Amonia yang diproduksinya diubah menjadi bahan yang kurang toksik yang disebut
asam urat. Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus belakang. Darah mengalir
lewat pembuluh Malpighi.
Sistem Ekskresi

Saat cairan bergerak lewat bagian proksimal pembuluh


Malpighi, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan
sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam
diserap kembali biasanya secara osmosis dan transpor
aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus, dan
sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat dapat
diekskresikan lewat anus bersama dengan feses.
Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan makanan pada


belalang terjadi di mulut,
kerongkongan, lambung depan,
lambung otot, lambung kelenjar, usus
dan anus. Makanan dicerna secara
mekanis di lambung otot dan secara
kimiawi di lambung kelenjar.
Daur hidup
Nimfa
serangga muda yang mempunyai sifat dan
Telur bentuk sama dengan dewasanya. Dalam fase
ini serangga muda mengalami pergantian
kulit.

Imago

fase yang ditandai telah berkembangnya


semua organ tubuh dengan baik, termasuk
alat perkembangbiakan serta sayapnya.
Vektor Penyakit
Salah satu dari ordo Orthoptera yakni Belalang (Oxya spp.) merupakan salah satu hama yang
menyerang tumbuhan. Hama Oxya spp. merusak daun talas. Gejala serangan hama Oxya spp.
terlihat pada daun yang berlubang dan mengerut. Pada kerusakan yang lebih parah daun akan
menguning yang hanya akan menyisakan tulang daunnya saja akibat bekas gigitan Oxya spp.,
kemudian daun akan layu

Yuliani (2003) menyatakan bahwa Oxya spp.


meletakkan telur pada pelepah daun talas dengan
gejala berlubang-lubang. Tanaman talas yang
terserang belalang ini mengalami gejala rautan
pada permukaan daun oleh nimfa dan lubang-
lubang pada pelepah daun talas karena peletakan
telur oleh imago. Gejala peletakkan telur Oxya spp.
paling banyak ditemukan pada pelepah daun
ketiga dan keempat dari pelepah daun termuda
Vektor Penyakit

Umumnya pada satu pelepah daun talas terdapat satu lubang atau satu kelompok telur. Bila
serangan tinggi, rata-rata pada satu pelepah daun terdapat 4 - 15 kelompok telur. Menurut Yuliani
et al. (2016), rata-rata jumlah telur per kelompok pada satu pelepah daun talas yaitu 7,57 butir.
Jumlah telur per kelompok yang paling banyak ditemukan di Situ Gede yaitu 8,46 butir. Nimfa
instar awal yang baru keluar dari telur langsung menyerang daun talas hingga instar dua, yaitu
pada jaringan daun
bagian atas
Pengendalian hama belalang
Menarik serangga bermanfaat dan Buat taman ramah burung
pemangsa lain
Burung juga menjadi musuh alami belalang.
Salah satu cara paling aman adalah dengan
Burung alap-alap dan burung lark akan memakan
menggunakan musuh alami belalang. Untuk
belalang dalam jumlah besar. Sediakan sumber air
menarik musuh alami belalang seperti lalat
dan habitat bersarang untuk mendorong burung
perampok. Anda bisa menanam beberapa jenis
bertempat tinggal di pekarangan Anda. Beragam
tanaman seperti marigold, calendula, bunga
pilihan pohon dan semak asli akan membantu
matahari, aster, alyssum, atau dill di dekat
menarik perhatian burung.
tanaman hias atau sayur Anda.
Pengendalian hama belalang

Penggunaan Insektisida

Gunakan semprotan insektisida daun untuk mengendalikan belalang di sawah


yang menunjukkan kerusakan lebih dari 10%. Insektisida butiran tidak
efektif. Perangkap umpan beracun dapat digunakan untuk menarik belalang
dewasa. Insektisida yang dapat disemprotkan pada hama ini termasuk
klorpirifos, buprofezin atau etofenproks. Sebelum penanaman, tanggul sawah
juga bisa ditaburi malathion.
Pengendalian hama belalang
Penggunaan Buat taman ramah burung

Burung juga menjadi musuh alami belalang.


Salah satu cara paling aman adalah dengan
Burung alap-alap dan burung lark akan memakan
menggunakan musuh alami belalang. Untuk
belalang dalam jumlah besar. Sediakan sumber air
menarik musuh alami belalang seperti lalat
dan habitat bersarang untuk mendorong burung
perampok. Anda bisa menanam beberapa jenis
bertempat tinggal di pekarangan Anda. Beragam
tanaman seperti marigold, calendula, bunga
pilihan pohon dan semak asli akan membantu
matahari, aster, alyssum, atau dill di dekat
menarik perhatian burung.
tanaman hias atau sayur Anda.
02
Diptera
Ordo Diptera

Diptera berasal dari kata Di artinya "dua" dan pteron berarti "sayap". Diptera artinya serangga yang
hanya mempunyai sepasang sayap depan sebab sepasang sayap belakangnya telah berubah bentuk
menjadi bulatan yang disebut dengan "halter". Sayap ini berfungsi sebagai alat keseimbangan pada saat
terbang, alat untuk mengetahui arah, dan juga alat pendengaran. Stadium larva Diptera disebut
"tempayak" atau "belatung" atau "set". Larva tidak mempunyai kaki, dan hidupnya di tempat-tempat
yang lembap atau basah. Jenis serangga golongan Diptera yang sering merusak tanaman, antara lain
lalat bibit kedelai (Agromyza phaseoli Tryon); lalat buah (Bactrocera sp.); lalat penggerek batang padi
(Atherigona exigua); lalat bibit padi (Hydrellia philippind); hama ganjur (Orseolia oryzae Wood
Mason).
Morfologi Diptera
Sungut sangat beragam bentuknya
dari setiap family, namun bisa jadi
memiliki kesamaan dalam satu famili.
Secara umum sungut seekor lalat
terdiri dari tiga ruas, yaitu ruas dasar
(scape), pedikel, dan flagellum. Jenis-
jenis sungut Ordo Dipera dapat dilihat
pada Gambar.
Ciri-ciri tungkai yang utama untuk membedakan antar
kelompok lalat adalah pada struktur empodium, ada
tidaknya taji-taji tibia, dan adanya bulu-bulu rambut tibia.
Empodium adalah suatu struktur timbul yang terbentuk
dari antara kuku-kuku pada ruas tarsus. Beberapa famili
memiliki empodium besar dan berselaput tipis
menyerupai pulvili. Pulvili adalah bantalan-bantalan pada
ujung ruas tarsus.
Morfologi

Pada identifikasi lalat, cukup banyak melihat dari ciri-ciri sayap terutama
perangka-sayap. Kebanyakan sayap lalat terdapat satu sobekan pada sisi
posterior sayap dekat dasar yang mimisahkan dari sebuah gelambir dasar yang
kecil disebut alula. Pada bagian dasar terakhir sayap yang terletak di dasar alula
sering kali terdapat dua gelambir yang disebut calypteres (tunggal calypter),
satu terletak di samping alula adalah calypter bagian atas dan satu calypter
bawah. Setiap kelompok-kelompok umumnya memiliki calypter yang beragam
ukuran dan bentuknya.
Daur hidup
1. TELUR

Ini adalah fase yang tidak menghabiskan banyak waktu karena hanya membutuhkan waktu 12 hingga 24
jam. Pada tahap ini, lalat betina akan segera menghasilkan lebih kurang 75-150 telur. Telur berbentuk oval
dengan panjang sekitar 0,5 mm, warnanya putih jernih, di satu ujung ada dua antena kecil, yang
bentuknya seperti sendok, yang berguna sebagai penampung telur sehingga tidak tergelincir.

Dalam proses penetasan telur ini sangat tergantung pada suhu dan kelembaban tempat tinggal induknya.
Apabila suhu di tempat ini panas, telurnya akan menetas lebih cepat dan namun jika tidak maka akan
menetas cukup lama. Biasanya, lalat jantan menyimpan telurnya di tempat lembab dan bahan organik
seperti sampah atau di bangkai hewan
2. LARVA

Fase I
Telur yang menetas pada tahap ini disebut dengan Instar I. Memiliki warna oval-putih dan
memiliki ukuran sekitar 2 mm. Pada tahap ini, instar akan bergerak seperti cacing karena ia
belum memiliki kaki dan mata, tetapi memiliki mulut hitam yang sangat kecil dan gigi yang
digunakan untuk makan, dan juga mempunyai spiral ventral. Sangat membutuhkan banyak
makanan untuk mempercepat prosesnya. Kemudian, setelah 1-2 hari, fase pertama dilepaskan
dari kulit dan diubah menjadi Fase II.
Fase II
Pada fase ini, ukuran Instar II tentu saja lebih besar dibanding Instar I, yaitu sekitar 4 – 5 mm,
dan memiliki karakteristik yang sama dengan Instar I, tetapi mulutnya lebih besar dari pada Instin
I. Setelah beberapa hari, Instar akan lebih terlihat
2. LARVA
Fase III
Kemudian masuk ke fase ke-3, pada tahap ini, instar III memiliki ukuran sekitar 12 mm atau
bahkan lebih, tergantung pada makanan yang telah dikonsumsi. Instar III memiliki fitur yang
sama dengan Instar sebelumnya, hanya saja ia akan mempunyai kutikula yang lebih keras dan
lebih pendek dan kepala akan menghilang saat berubah menjadi Pupa. Pada tahap ini, larva
bergerak lebih aktif untuk bergerak dari tempat yang dingin dan bahkan kering dan dengan cepat
menjadi Pupa
3. Pupa

Di tahap ini, jaringan yang ada pada tubuh larva akan tumbuh menjadi jaringan yang lebih dewasa. Pada
stadium ini biasanya akan berlangsung selama 3-5 hari saja tergantung dari suhu di tempat tersebut. Perlu
diketahui bahwa suhu yang ideal untuk lalat bisa beregenerasi dengan cepat yaitu sekitar 26-33 derajat
Celcius.

4. Tahap Akhir

Sampai ke tahap akahir, tahap akhir disebut juga sebagai tahap lalat dewasa. Pada tahap ini lalat muda
yang keluar tersebut perlahan akan tumbuh menjadi lalat dewasa (Imago), dimana proses untuk menjadi
lalat dewasa sangatlah singkat, yaitu hanya membutuhkan waktu 15 jam saja.Umur lalat dewasa juga
sangatlah singkat, hanya bertahan 2-4 minggu saja, hal ini dipengaruhi oleh suhu udara, kelembapan dan
sumber makanan yang bisa diperoleh. Biasanya lalat yang sudah dewasa akan segera melakukan
perkawinan agar bisa menghasilkan keturunan selanjutnya.
Vektor Penyakit
Aedes aegypti Nyamuk Aedes aegypti dapat menularkan penyakit demam
berdarah dengue (DBD) melalui tusukanya. Nyamuk ini berwarna gelap yang
dapat diketahui dari adanya garis putih keperakan dengan bentuk lyre pada
toraknya dan mempunyai gelang putih pada bagian pangkal kaki,proboscis
bersisik hitam. (Suroso Thomas,1998).

Klasifikasi :
Pylum : Arthropoda
Kelas : Aceloterata
Class : Insekta
Ordo : Diptera
Genus : Aedes
Vektor penyakit
Setelah melewati fase perkembangbiakkan di usus halus nyamuk, virus dengue yang
terdiri dari empat tipe yakni DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 ini kemudian akan
berpindah tempat menuju ke kelenjar saliva atau kelenjar ludah nyamuk dan siap
ditularkan lagi ke manusia lewat gigitannya

Proses pengigitan nyamuk betina biasanya berlangsung pada siang dan sore
hari. Ketika nyamuk betina menggigit manusia, kelenjar saliva yang telah terinfeksi virus
dengue tersebut kemudian akan masuk ke dalam tubuh dan mulai menginfeksi

Di dalam tubuh manusia, virus dengue ini akan mengalami masa inkubasi selama kurun
waktu 4 hingga 7 hari. Untuk kemudian menyerang sistem peredaran darah yang
menyebabkan terjadinya kebocoran pembuluh darah dan penurunan trombosit dalam
jumlah besar hingga menimbulkan beberapa gejala
Aedes aegypti (the yellow fever mosquito) adalah vektor utama atau pembawa Chikungunya.
Aedes albopictus (the Asian tiger mosquito) mungkin juga berperanan dalam penyebaran
penyakit ini di kawasan Asia. Dan beberapa jenis spesies nyamuk tertentu di daerah Afrika juga
ternyata dapat menyebarkan penyakit Chikungunya

Masih belum diketahui secara pasti bagaimana virus tersebut menyebar antar negara.
Mengingat penyebaran Chikungunya antar negara relatif pelan, kemungkinan
penyebaran ini terjadi seiring dengan perpindahan nyamuk. Dewasa ini makin sering
berbagai penyakit hewan dari tengah hutan yang merebak (spill over) ke permukiman
penduduk.
Cara pencegahan

1. Vaksin bernama dengvaxia ini diproduksi oleh Sanofi


Pasteur, perusahaan asal Perancis, setelah melewati penelitian
selama 20 tahun dan studi klinis terhadap 30 ribu orang di seluruh
dunia. Vaksin ini terbukti efektif untuk digunakan pada anak berusia 9-
16 tahun dan orang dewasa.

2. Pemberian vaksin dengvaxia sendiri dilakukan bertahap sebanyak


3 kali suntikan dengan jarak waktu 6 bulan. Di mana setiap
suntikannya mengandung vaksin untuk 4 tipe virus dengue (DEN-1,
DEN-2, DEN-3, dan DEN-4).
Meski begitu, tindakan vaksinasi ini tak menjamin seseorang akan 100%
terbebas dari infeksi virus dengue. Kemungkinan terinfeksi masih ada,
meski dengan peluang yang lebih kecil dan gejala yang lebih ringan. Untuk
itu, menjaga kebersihan lingkungan tetaplah menjadi prioritas utama yang
harus dilakukan guna mencegah perkembangbiakkan nyamuk pembawa
virus penyebab demam berdarah
Thanks!
Do you have any questions?

This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, infographics & images by
Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai