Anda di halaman 1dari 16

Taenia Saginata yang Menjadikan Sapi sebagai Hospes Perantara

MAKALAH PRAKTIKUM

BIOLOGI

Oleh :

Kelas: E

Kel: 4

Raden Ayu Puspita Sari Putri 200110180118

Rizky Maulia 200110180121

Putri Ayu Rhamadhini 200110180132

M. Rifki Ananda 200110180162

M. Izma Taufik 200110180169

Qisthi Fadlilah Rahmi 200110180173

LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Penyakit yang di sebabkan oleh cacing sering kali dianggap masalah biasa,

Sebenarnya hal ini sangat beralasan karena pada umumnya penyakit ini bersifat

kronis sehingga secara klinis tidak tampak begitu nyata. Karakteristik fisik

wilayah tropik seperti Indonesia merupakan surga bagi kelangsungan hidup

cacing parasitik yang ditunjang oleh pola hidup kesehatan masyarakatnya

(Edmundson & Edmundson 1992).

Sedangkan infeksi oleh cacing pita kebanyakan disebabkan oleh cacing pita babi

dan cacing pita sapiyang terjadi pada daerah-daerah tertentu dengan kekhasan tipe

budaya masyarakat nya antara lain pulau Samosir, pulau Bali serta daerah

migrannya di Lampung, dan Papua (Irian Jaya). Dalam hal ini tidak dapat

dipungkiri bahwa keeratan hubungan antaramanusia dan ternak/hewan

kesayangan baik dalam bentuk rantai makanan maupun hubungan sosial dapat

mempertahankan kejadian penyakit yang bersifat zoonosis (Margono, 1989).

Proses penularan penyakit parasit dari hewan ke manusia ataupun sebaliknya,

merupakanperistiwa yang lebih rumit dibandingkan dengan proses penularan yang

disebabkan mikroorganisme lainnya. Oleh karena itu, dalam usaha pengendalian

penyakit zoonosis parasit, pengetahuan mengenai habitat untuk masing-masing

fase infeksi dan perkembangannya perlu diketahui dengan baik. Selain itu, untuk

mengoptimalkan pengendalian, tentunya pengetahuan mengenai parasitnya

sendiri harus dikuasai pula (Yudhie, 2009).

Taeniasis adalah infestasi cacing pita Taenia sp. berasal dari sapi ataubabi pada

manusia. Manusia merupakan induk semang definitife atau induk semang


akhir(final host) cacing pita pada sapi. Sedangkan cacing pita pada babi, manusia

bertindak sebagai induk semang antara (intermediate host) dan juga induk semang

definitife (Subahar,. dkk. 2005). Penyakit zoonosis adalah penyakit yang dapat

ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya.

Taeniasis satu contoh zoonosis berbahaya pada manusia yang disebabkanoleh

infeksi cacing pita dewasa maupun larvanya. Khususnya pada Taenia saginata.

Hal ini diperoleh dari sapi mencerna matang yang encysted dengan tahap larva

cacing pita dalam serat otot sapi, juga dikenal sebagai sapi sangat sedikit

Taeniasis lebih sering ditemukan di bagian dunia seperti Ethiopia dan Argentina,

karena di negara-negara itu adalah umum bagi orang untuk makan kurang matang

dan daging sapi mentah. Meskipun, secara umum saginata Taenia adalah memiliki

distribusi yang luas di dunia tergantung pada dua faktor: seberapa sering adalah

dimakan sapi dan miskin sanitasi.Karena besarnya pengaruh cacing pita ini

terhadap kesehatan manusia, maka pada kesempatan ini penulis akan menjelaskan

tentang spesies taeniasis khususnya Taenia saginata.

1.2 Maksud dan Tujuan

1. Menjelaskan tentang Hospes Perantara

2. Menjelaskan kaitan Hospes Perantara dalam bidang Peternakan

3. Mengetahui Gejala Penyakit Taeniasis saginata

4. Mengetahui siklus hidup Taenia saginata

1.3 Waktu dan Tempat

Hari / Tanggal : Jumat / 12 April 2019

Waktu : 10:00 – 12:00 WIB

Tempat : Laboratorium Produksi Ternak Unggas


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Parasit

Parasit adalah istilah yang digunakan untuk menyebut makhluk hidup yang

hidupnya tergantung pada makhluk hidup lainnya. Kata parasit berasal dari bahasa

Yunani ‘Parasitos’ yang artinya di samping makanan (para=di samping/di sisi, dan

sitos=makanan). Parasit hidup dengan menempel dan menghisap nutrisi dari

makhluk hidup yang di tempelinya. Makhluk hidup yang di tempeli oleh parasit di

sebut dengan istilah inang. Secara umum, keberadaan parasit pada suatu inang

akan merugikan dan menurunkan produktivitas inang. Karena selain menumpang

tempat tinggal, parasit juga mendapatkan nutrisi dan sari makanan dari tubuh

inang. Hal seperti ini akan menyebabkan tubuh inang mengalami mal nutrisi yang

akan mempengaruhi metabolisme tubuhnya.

Pengertian Parasit

Istilah parasit banyak di temukan dalam bidang biologi. Istilah ini merujuk pada

organisme-organisme yang hidup dengan cara menempel dan menghisap nutrisi


dari inangnya. Istilah parasit kemudian di adopsi ke dalam bahasa sehari-hari

sebagai istilah untuk menyebut segala sesuatu yang memiliki pola hidup seperti

parasit. Seperti misalnya, manusia yang hidup dengan menumpang tinggal dan

menumpang makan pada orang lain maka akan di sebut parasit. Ataupun orang

pemalas yang menggantungkan hidup pada orang lain juga di sebut parasit. Secara

bahasa, istilah parasit mempunyai konotasi yang buruk.

Dalam ilmu kesehatan, parasit identik dengan organisme penyebab penyakit.

Sebagian besar penyakit yang menyerang manusia di sebabkan oleh parasit yang
hidup dan berkembang biak dalam tubuhnya. Contoh parasit yang merugikan

kesehatan manusia antara lain adalah:

Cacing perut

Kutu rambut

Parasit penyebab malaria

Jamur kulit

Virus dan bakteri yang berkembang biak dalam tubuh manusia, dll.

Parasit dapat berupa hewan maupun tumbuhan. Parasit yang berupa tumbuhan

yang hidup pada tumbuhan lainnya di sebut dengan istilah benalu. Untuk

mengetahui pengertian dan definisi Benalu

2.2 Taenia Saginata

Taenia saginata merupakan parasit yang termasuk dalam kelas cestoda yang hidup

dalam usus manusia dan dapat menyebabkan penyakit Taeniasis saginata. Cacing

ini disebut juga dengan Taeniarhynchus saginata dan cacing pita sapi. Hospes

definitif dari parasit ini adalah manusia sedangkan hospes intermediernya adalah

sapi.

Proglotid yang matang (proglotid gravid) keluar bersama tinja atau bergerak aktif

menuju anus → cabang-cabang uterus anterior pecah dan telur keluar melalui

pinggiran anterior → jika telur termakan hospes intermedier (sapi) di dalam usus

embriofore terdesintegrasi oleh asam lambung → hexacanth embrio meninggalkan

kulit telur dan menembus dinding usus bersama limfe/darah dibawa ke jaringan

ikat dialam otot → tumbuh menjadi cysticercus bovis (cacing gelembung) dalam

waktu 12 – 15 minggu, cysticercus bovis berupa gelembung dengan ukuran 7,5 –

10 mm x 4 – 6 mm dimana didalamnya terdapat scolex yang mengalami

invaginasi → bila cysticercus hidup ditelan manusia maka di dalam usus scolex

mengalami evaginasi dan melekatkan diri pada mukosa jejunum dan tumbuh
menjadi cacing dewasa dalam waktu 8 – 10 minggu, cacing dapat hidup lebih dari

25 tahun.

A. Ciri Cacing Taenia Saginata

Serupa dengan jenis cacing lainnya, cacing ini memiliki ciri yaitu:

1. Panjang taenia saginata bisa mencapai 8 meter, hampir sepanjang

saluran pencernaan manusia dewasa.

2. Cacing pita ini berwarna putih pucat, tanpa mulut, tanpa anus dan tanpa

saluran pencernaan.

3. Badannya tidak berongga dan terdiri dari segmen-segmen berukuran

1X1,5 cm.

4. Taenia saginata bisa hidup sampai 25 tahun di dalam usus inangnya.

5. Jumlah telur lebih darilebih dari 100.000 di setiap segmen

B. Siklus Hidup Taenia Saginata

Cacing pita sapi memiliki siklus yang rumit dan berakhir pada manusia

sebagai inang tetapnya. Cacing pita dewasa melepaskan telur-telurnya

bersama segmen badannya. Segmen ini bila mengering di udara luar akan

melepaskan telur-telur cacing yang dapat termakan oleh sapi saat

merumput. Enzim pencernaan sapi membuat telur menetas dan

melepaskan zigot yang kemudian menembus lapisan mukosa saluran

pencernaan untuk memasuki sirkulasi darah. Dari pembuluh darah, zigot

akan menetap di otot membentuk kista, seperti pada cacing cambuk. Bila

daging sapi berisi kista tersebut dimakan manusia dalam keadaaan mentah

atau setengah matang, enzim-enzim pencernaan akan memecah kista dan

melepaskan larva cacing. Selanjutnya, larva cacing yang menempel di

usus kecil akan berkembang hingga mencapai 5 meter dalam waktu tiga

bulan. Selain masalah gizi, kehadiran cacing pita umumnya menyebabkan

gejala perut ringan sampai sedang (mual, sakit, dll).


C. Sebab Terinfeksi Taenia Saginata

Penyebab seseorang terinfeksi cacing pita sapi yaitu:

1. Tidak sengaja menelan telur cacing pita dari makanan atau air yang

sudah tercemar oleh kotoran orang atau hewan yang mengandung cacing

pita

2. Memakan daging sapi yang belum masak benar dan di dalamnya

mengandung sistiserkus Taenia saginata

3. Tidak sengaja menelan kista larva yang ada di dalam daging atau

jaringan otot hewan yang dikonsumsi (Martoyo, 2012).

D. Gejala- gelaja orang yang terinfeksi cacing Taenia saginata

1. Infeksi usus, jika tanda-tandanya yaitu mual, lemas, kehilangan selera

makan,nyeri perut, diare, dan berat badan turun dan penyerapan nutrisi

dari makanan yang tidak memadai; dan

2. Infeksi invasif, jika tanda-tandanya yaitu demam, benjolan atau kista,

muncul reaksi alergi terhadap larva, rentan terkena infeksi bakteri, dan

adanya gejala-gejala neurologis seperti kejang (Wanzala, 2003).

2.3 Sapi

Sapi adalah hewan ternak anggota suku Bovidae dan anak suku Bovinae. Sapi

yang telah dikebiri dan biasanya digunakan untuk membajak sawah dinamakan

Lembu. Sapi dipelihara terutama untuk dimanfaatkan susu dan dagingnya sebagai

pangan manusia. Hasil sampingan, seperti kulit, jeroan, tanduk, dan kotorannya

juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia. Di sejumlah tempat, sapi

juga dipakai sebagai penggerak (alat transportasi, pengolahan lahan tanam

(bajak), dan alat industri lain (seperti peremas tebu). Karena banyak kegunaan ini,

sapi telah menjadi bagian dari berbagai kebudayaan manusia sejak lama.
Kebanyakan sapi ternak merupakan keturunan dari jenis liar yang dikenal sebagai

Auerochse atau Urochse (dibaca auerokse, bahasa Jerman berarti "sapi kuno",

nama ilmiah: Bos primigenius[1]), yang sudah punah di Eropa sejak 1627. Namun,

terdapat beberapa spesies sapi liar lain yang keturunannya didomestikasi,

termasuk sapi bali yang juga diternakkan di Indonesia.


BAB III

PEMBAHASAN

Hospes Perantara (Intermediate host)

Hospes perantara adalah tempat parasite tumbuh menjadi bentuk infektif yang

siap ditularkan ke target utamanya (manusia, sapi, kerbau).

TAENIA SAGINATA

Cacing pita dari sapi, telah dikenal sejak dahulu, akan tetapi identifikasi cacing

tersebut baru menjadi jelas setelah tahun 1782, karena karya Goeze danLeuckart.

Sejak itu, diketahui adanya hubungan antara infeksi cacing Taenia Saginata

dengan larva sistiserkus bovis, yang ditemukan pada daging sapi. Bila seekor

anak sapi diberi makan proglotid gravid cacing Taenia saginata, maka pada

dagingnya akan ditemukan sistiserkus bovis

Hospes definitif nya adalah manusia sedangkan hospes perantaranya adalah

sapi/kerbau . Nama penyakitnya adalah TENIASIS SAGINATA

Klasifikasi Taenia Saginata

Kingdom : Animalia

Phylum : Platyhelminthes

Class : Cestoda

Ordo : Cyclophyllidea

Family : Taeniidae

Genus : Taenia

Species : Taenia saginata


Morfologi Taenia Saginata

 Berbentuk pipih, menyerupai pita, panjangnya 5 s/d 12 meter. yaitu

berbentuk bulat, memiliki ukuran 30-40 Mm. kulit sangat tebal, halus,

dengan garis-garis silang

 Memiliki ruas ruas/leher yg di sebut PROGLOTID.terdiri dari 1000-2000

ruas.

 Memiliki Kepala yg di sebut skoleks , yang panjangnya 1 s/d 2 milimeter.

sangat kecil, berbentuk seperti buah peer/mangkok dan memiliki 4 batil

hisap pada bagian depan.berguna untuk menghisap/menyerap.

 Leher (PROGLOTID) berbentuk cincin yang menyempit, mempunyai

badan leher lebih pendek daripada bagian badan leher paling belakang

yang lebih dewasa. Badan leher tersebut atau proglotid berwarna

keputihan dan berbentuk segi empat

 Sebuah ruas / Proglotid terdiri dari kira2 100.000 buah telur

 Strobila terdiri rangkaian Proglotid yang belum dewasa .(immature) dan

mengandung telur (gravid).

 Pada Proglotid yang belum dewasa terlihat alat kelamin yang jelas.dan

pada Proglotid yang sudah dewasa alat kelamin terlihat seperti flikel testis

yg berjumlah 300-400 buah

 Lubang kelamin letaknya selang seling pada sisi kanan atau kiri strobilla

 Di bagian posterior lubang kelamin terdapat lubang vagina berpangkal

pada ootip

 Uterus tumbuh dari bagian anterior ootip dan menjulur ke bagian anterior

proglotid. Setelah uterus penuh dengan telur maka cabangnya akan

tumbuh berjumlah 15-30buah. Pada satu sisinya tidak memiliki lubang

uterus dari strobilla.


 Telur memiliki embriofor yang bergaris garis radial,ukuran 30-40x20-30

mikron

Siklus Hidup Taenia Saginata pada Tubuh Sapi Sebagai Hospes Perantara

 Setelah uterus di penuhi dengan telur,maka cabang cabangnya(Proglotid)

akantumbuh berjumlah 15-30 bh pd satu sisinya dan tidak memiliki lubang

uterus (porus iterinus)

 Proglotid yang sudah gravid (mengandung telur)sering terlepas dari

strobila

 Proglotid dapat bergerak aktif dan dapat keluar bersama tinja atau keluar

sendiri dari lubang anus

 Setiap hari kira kira ada 9 Proglotid yang di lepas

 Waktu Proglotid di lepas(akan jadi koyak),dan cairannya putih susu

mengandung banyak telur akan keluar dari sisi anterior proglotid .

 Telur telur ini akan melekat pada rumput bersama tinja manusia

 Ternak yang sehat akan memakan rumput yang terkontaminasi dihinggapi

cacing gelembung.

 Telur yang tertelan akan dicerna dan embrio heksakan menetas.

 Embrio heksakan yang masuk pencernaan akan menembus dinding usus.

Masuk ke saluran getah bening atau darah .dan ikut bersama aliran darah

ke jaringan ikat di sela sela otot untuk tumbuh menjadi cacing gelembung

( sistiserkusbovis). Peristiwa ini terjadi setelah 12-15 minggu.

 Bagian yang di hinggapi sistiserkus bovis adalah otot maseter,paha

belakang dan punggung

 Larva onkoster menembus usus dan masuk ke dalam pembuluh darah atau

pembuluh limpa, kemudian sampai ke otot/daging dan membentuk kista

PENYAKIT YANG DI TIMBULKAN : TAENIASIS DAN SISTISERKOSIS


•Terdapat cacing dalam fases manusia

• Sakit ulu hati

• Sakit kepala

• Mual

• Gatal pada anus

• Mencret

• Lemah

• Merasa lapar

• Peningkatan nafsu makan

• Pegal pada otot

• Gelisah

• Gatal di kulit

• Gagguan pernafasan

DIAGNOSA TAENIASIS

Pemeriksaan tinja Tinja :yang dipeeriksa adalah tinja sewaktu berasal dari

defekasi spontan. Sebaiknya diperiksa dalamkeadaan segar. Bila tidak

memungkinkan untuk diperiksasegera , tinja tersebut diberi formalin 5 – 10 %

atau spiritus sebagai pengawet. Wadah pengiriman tinja terbuat dari kacaatau

bahan lain yang tidak dapat ditembus seperti plastik Kalau konsistensi padat dos

karton berlapiskan parafin juga boleh dipakai.


Pemeriksaan tinja secara mikroskopis : dilakukan antara lain dengan metode

langsung (secara natif), bahan pengencer yang dipakai NaCL 0,9 % atau lugol.

Dari satu spesimen tinja dapat digunakan menjadi 4 sediaan.Bilamana ditemukan

telur cacing Taenia SP, maka pemeriksaan menunjukkan hasil positif taeniasis

Pada pemeriksaan tinja secara makroskopis dapat juga ditemukan proglotid jika

keluar.

Pemeriksaan dengan metode langsung ini kurang sensitif dan speifik , terutama

telur yang tidak selalu ada dalam tinja dan secara morfologi sulit diidentifikasi

metode pemeriksaan lain yang lebih sensitif dan spesitik misalnya teknis

sedimentasi eter, anal swab, dan coproantigen (paling sensitif dan spesifik).

Dinyatakan penderita taeniasis, taeniasis, apabila ditemukan telur cacing Taenia

sp pada pemeriksaan tinja secara mikroskapis dan/atau adanya riwayat

mengeluarkan progloid atau ditemukan prohlotid pada pemeriksaan tinja secara

makroskopis dengan atau tanpa disertai gejala klinis.


BAB IV

KESIMPULAN

1. Hospes perantara merupakan tempat parasite tumbuh menjadi bentuk

infektif yang siap ditularkan ke target utamanya (manusia, sapi, kerbau).

2. Kaitan hospes perantara dengan bidang peternakan yaitu dengan hewan

ternak sapi yang menjadi inang sementara bagi cacing Taenia saginata.

3. Gejala penyakit Taeniasis saginata diantaranya sakit ulu hati, sakit kepala,

mencret, mual, gatal pada anus, lemas, bahkan gangguan pernapasan

4. Siklus hidup Taenia saginata dimulai dengan :

 Fase telur, cacing bereproduksi lalu menyimpan telur pada ruas

proglotid yang apabila matang akan meluruh dan dikeluarkan melalui

kotoran inang primer, lalu dimakan oleh inang perantara (mis. Melalui

rumput)

 Fase onkosfer. Dalam tubuh inang perantara, telur menetas menjadi

onkosfer yaitu larva yang masih terbungkus lapisan embrionik

 Larva Heksakant. Onkosfer menjadi larva heksakant yang menembus

dinding saluran pencernaan dan terbawa menuju otot

 Sista sistiserkus, larva di otot membungkus diri dan bertahan beberapa

tahun pada inang sementara, kemudian terbawa ke inang primer

apabila termakan bersama daging hewan tsb.

 Cacing pita muda, menempel di usus inang primer dan tumbuh

dewasa.

 Cacing pita dewasa menempel pada usus dengan skoleks dan mulai

bereproduksi, telur disimpan pada setiap segmen.

DAFTAR PUSTAKA

Estuningsih.2009.Taeniasis dan Sistiserkosis.Litbang Pertanian


Dingga, Mahara. 2015. Pengantar Parasitologi. Diakses dari www.academia.edu

pada 10 April 2019.

Setiyani, Endang. 2011.TAENIA SAGINATA. BALABA: Banjarnegara

Yenli, Kris. TAENIA SAGINATA DAN TAENIA SOLIUM. Diakses dari

www.academia.edu pada 10 April 2019

Anda mungkin juga menyukai