Kelompok 5
1. Ahmad Fauzan Dainiza (P23133117002)
2. Alfanda Dwi (P23133117003)
3. Nindia Saputri (P23133117026)
4. Yara Nadya Almira (P23133117040)
A. Agen Penyebab Penyakit Taeniasis
Tahap Prepatogenesis
Pada tahap ini telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih
diluar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan belum masuk
kedalam tubuh pejamu.
Tahap Patogenesis
A. Tahap Inkubasi
Pada tahap ini telur cacing masuk kedalam tubuh manusia tetapi belum muncul gejala gejala penyakit,
masa inkubasi nya 1-2 bulan.
B. Tahap Dini
Mulai muncul gejala gejala awal penyakit cacingan seperti, Rasa gatal hebat di sekitar anus, rewel,
kurang tidur akibat gatal yang sangat hebat, nafsu makan berkurang.
C. Tahap Lanjut
Pada tahap ini penyakit kremian semakin hebat menimbulkan infeksi atau iritasi pada kulit sekitar anus
Tahap akhir / Pasca Patogenesis
Sembuh Sempurna
Apabila diobati secara teratur maka, telur telur cacing dan cacing dalam usus akan hancur terbawa
feses, yang dikeluarkan
E. Epidemiologi Penyakit Taeniasis
Lingkungan yang bersih sangat diperlukan untuk memutuskan siklus hidup Taenia karena
lingkungan yang kotor menjadi sumber penyebaran penyakit. Pelepasan telur Taenia dalam
feses ke lingkungan menjadi sumber penyebaran taeniasis/sistiserkosis. Faktor risiko
utama transmisi telur Taenia ke babi yaitu pemeliharaan babi secara ekstensif, defekasi
manusia di dekat pemeliharaan babi sehingga babi memakan feses manusia dan
pemeliharaan babi dekat dengan manusia. Hal yang sama juga berlaku pada transmisi telur
Taenia ke sapi. Telur cacing ini dapat terbawa oleh air ke tempat-tempat lembap sehingga
telur cacing lebih lama bertahan hidup dan penyebarannya semakin luas.
G. Upaya Pengendalian Penyakit Taeniasis