Disusun Oleh:
172210101088
Sistem Penghantaran Obat - B
Dosen Pengajar:
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2020
Gastroretentive Drug Delivery System
Gastroretentive Drug Delivery System merupakan salah satu solusi yang bisa
diberikan terhadap oral drug delivery system pada area lambung. Sistem ini berpotensi untuk
dikembangkan lebih lanjut dan bisa dilakukan pada skala laboratorium.
Pendahuluan
Rute per oral merupakan rute yang paling banyak dipilih karena rute per oral lebih
mudah dikonsumsi pasien dan cocok untuk pasien rawat jalan. Sediaan oral memiliki
tantangan pada saat obat melalui GIT yang masing-masing posisi memiliki sifat yang
berbeda.
Gastroretentive Drug Delivery System dirancang untuk menunda waktu pengosongan
lambung dengan cara mengubah obat yang mula-mula ikut berpatisipasi dalam proses
pengosongan lambung, namun obat ditunda untuk masuk ke usus atau sering disebut
memperpanjang waktu tinggal obat di lambung. Tujuannya adalah untuk menargetkan obat
tinggal di lambung dengan pelepasan yang lebih lama atau diperpanjang dan mengontrol
pelepasan obat di lambung karena jika hanya memperpanjang waktu tinggal di lambung,
maka pelepasan obat bisa cepat. Sehingga obat lepas perlahan-lahan sesuai waktu tinggal di
lambung dengan mencapai konsentrasi maksimalnya.
Gastroretentive Drug Delivery System Bisa digunakan untuk efek lokal pada lambung
misalnya antasida atau di proksimal usus halus. Sedangkan untuk efek sistemik digunakan
pada obat antihipertensi. Jika pelepasan obat diperpanjang maka akan meningkatkan
bioavailibilas, tidak adanya fluktuasi pada kurva farmakokinetik, serta meningkatkan
kelarutan.
Fisiologi GIT
Pada saat memasukkan makanan ke dalam mulut terjadi beberapa tahap yaitu :
a. Fase I aasal atau fase istirahat kontraksinya jarang 30-60 menit seperti
b. Fase II mulai istirahat sampai bergerak lagi, terjadi selama 20-40 menit
dimana intensitas motilitasnya semakin meningkat, dan adanya sekresi mukus pada
dinding-dinding lambung
c. Fase III terjadi selama 10-20 menit dengan kontraksi paling tinggi dimana
makanan yang belum dicerna secara kimia akan dipaksa untuk keluar dari lambung
menuju usus halus
d. Fase IV merupakan fase transisi dari fase 3 menuju fase 1 dimana kontraksinya
mulai menurun yaitu 0-5 menit
Semua syarat-syarat diatas harus dipenuhi oleh suatu bahan aktif jika akan dibentuk
dalam Gastroretentive Drug Delivery System. Jika ada salah satu syarat yang tidak
memenuhi, maka bisa dimodifikasi terlebih dahulu.
Contoh obat yang bekerja aktif dilambung seperti ranitidine, amoxiciliin untuk
mengobati peptic ulcer misalnya. Obat yang mengalami plasma fluktuasi seperti
ciprofoloxacin akan bagus ketika di pertahankan dilambung, karena dalam keadaan steady
statenya.
Sistem ini memeiliki beberapa keuntungan dari GRDDS diantaranya:
Tidak cocok untuk obat yang menyebabkan iritasi lambung seperti beberapa obat
NSAID dan memiliki kelarutan yang kurang baik dalam cairan lambung dapat diatasi
di lepaskan di kolon
Obat yang tidak stabil dalam lingkungan lambung tidak dapat digunakan
Membutuhkan lebih banyak cairan di lambung untuk membuat obat mengapung dan
bekerja
Obat yang ditujukan dilepaskan di daerah kolon juga tidak cocok menggunakan
system ini
High Density biasanya terletak di bagian bawah lambung, memungkinkan ikut masuk
ke usus halus saat pengosongan lambung
System bioadhesive ditempelkan pada mukosa lambung yang mensekresi mucus
secara konstan sehingga memungkinkan lepas ketika ada pembaharuan
Obat yang memiliki absorsbi yang baik di lambung tetapi bisa mengalami first pass
metabolism
Faktor yang mempengaruhi Gastric Retention dan mempengaruhi kemampuan bahan obat
ada di dalam lambung :
Desnitas dari bentuk sediaan, apabila memiliki densitas < 1.0 gm/ml supaya bisa
floating
Bentuk dan Ukuran bentuk sediaan, semakin besar (7-15 mm) semakin baiik, tetapi
tidak boleh terlalu besar karena dpat menyumbat.
Sistem unfolding berbentuk tetrahedron yang mengembang ketika sampai dilamvung.
Adanya makanan dapat merubah polamotilitas lambung, sehingga memperlambat
waktu pengosongan lambung dan menyebabkan pelepasan obat lebih lama
Umur, Jenis Kelaminm dan Bentuk tubuh, elderly dan wanita memiliki gastric
retention time lebih lama, antara posisi duduk/beridiri memiliki gastric retention time
yang lebih cepat karena adanya gaya gravitasi.
Bentuk tablet akan dipecah menjadi granul dan jadi drug particle dan akan terlarut di
lambung dibantu oleh cairan lambung. Proses absrobsi paling besar di usus halus.
Klasifikasi dari GRDDS
1. Floating or Low density system, memiliki densitas yang lebih kecil dari cairan
lambung agar bisa mengapung dan meningkatkan waktu tinggal obat dan
memperpanjang pelepasan sehingga meningkatkan efikasi. Harus dipastikan bahwa
API dilepaskan dengan jumlah dan waktu yang diinginkan
- Sistem Effervescent, tetap mengapung karena ada polimer dan produksi CO2 yang
berasal dari Na bikarbonat dengan citric/tartaric acid. Saat ini telah dikembangkan
yang hanya mengandung Na Bikarbonat yang bereaksi dengan asam lambung
menghasilkan CO2, dimana CO2 akan membuat tablet mengapung karena CO2
terjerat pada polimer.
o Gas generating system
o Volatile liquid/ vacuum system
Intra gastric floating GI drug delivery system
Inflatable GI drug delivery system
Intra gastric osmotically controlled drug delivery system
- Non-Effervescent systems
o Colloidal gel Barrier system
o Bilayer floating tablet
o Alginate beads system
o Hollow microsphere (Microballons) drug delivery system
o Microporous compartment system
2. Bioadhesive System, memiliki kemampuan untuk menempel dibagian mukosa
3. Raft forming systems
4. Swellable and Expandable system
5. Magnetic system, jarang dan sulit
6. High density system, sering gagal dan terbawa ketika pengosongan lambung
EFFERVESCENT SISTEM
Pada sistem ini ditambahkan polimer yang bisa mencegah sistem cepat
terdispersi serta agar bisa mengapung, dan juga bisa mengontrol release obatnya. CO 2
akan dilepaskan saat terkena cairan lambung. Lambung butuh 10 20 detik dari
esofagus. Sistem gastroretentive dengan effervescent tapi tidak ditambahkan asam
sitrat atau asam tartrat hanya ditambah Na bikarboanat tujuannya saat perjalanan dari
mulut ke lambung tidak terjadi pembentukan gas (reaksi effervescent), namun saat
masuk ke cairan lambung baru terjadi reakdsi effer karena ada asam lambung. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan penggunaan.
Sistem ini tidak harus coating, namun sistem yang baik yaitu terdiri coating
semipermeable layer, effervescent layer (Na bikarbonat dan asam sitrat), dan bahan
aktif. Saat sediaan masuk dalam air akan tenggelam dan bereaksi dengan air
membentuk gas CO2 sehinga membuat tablet mengapung. Bahan aktif akan
dilepaskan perlahan melalui difusi karena ada semipermeable. Setelah dicampur
hingga homogen langsung dikempa. Sistem matrik saat bertemu dengan cairan
lambung akan membentuk gas CO2 dan polimer akan terbasahi dan membentuk film
sehingga tidak akan langsung terbasahi semuanya tapi perlahan berdifusi keluar.
Menggunakan cairan yang mudah menguap dan pakai sistem vacuum supaya
floating. Dibagi menjadi 3 sistem, yaitu:
NON-EFFERVESCENT SYSTEM
Pada sistem ini tidak terjadi pembentukan gas CO2. Kemampuan mengapung
didasarkan kemampuan polimer untuk swelling. Sehingga saat swelling bulk density system
kurang dari 1. Perlu optimasi jenis polimer dan konsentrasi polimer yang digunakan pada
sistem ini agar cepat mengapung. Prinsip kemampuan mengapung yaitu udara yang
terperangkap dalam swollen polimer. Udaranya berasal dari swollen polimer yang
mengembang.