Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN MOBILISASI PADA


Tn.AS DENGAN CRURIS DEXTRA POST AMPUTASI
DI RUANG RAJAWALI 2 B RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
Dosen Pengampu : Nina Indriarti,MN

OLEH:
EVI LUTFITASARI
P1337420115008

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2017
Tanggal pengkajian : 9 Januari 2016 Nama Praktikan : Evi Lutfitasari

Ruang :Rajawali 2B/2.3 NIM :P.1337420115008

A. BIODATA
1. Biodata Pasien
a. Nama : Tn. AS
b. Umur : 21 tahun
c. Alamat : Kendal
d. Pendidikan terakhir : SMK
e. Pekerjaan : Karyawan Swasta
f. Tanggal masuk : 15 Desember 2016
g. Diagnosa medis : Injury cruris dextra
h. Nomor rekam medis : C615318
i. Status : Belum menikah
j. Suku/Bangsa : Jawa /Indonesia
k. Agama : Islam
2. Biodata Penanggung Jawab
a. Nama : Tn.B
b. Umur : 56 tahun
c. Alamat : Kendal
d. Pendidikan : SD
e. Pekerjaan : Karyawan swasta
f. Hubungan dengan klien : Bapak
B. CATATAN MASUK
Pasien adalah pasien rujukan dari RS Dr.Adhyatma Tugu rejo Semarang,pasien
merupakan korban kecelakaan lalu lintas .Sebelumnya pasien dibawa orang ke RS
Dr.Adhyatma kemudian dari RS Dr.Adhyatma langsung di rujuk ke RSUP Dr.Kariadi
untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut karena pasien mengalami cidera yang sangat
berat.Pasien ke RSUP Dr.Kariadi menggunakan ambulance pukul 16.00 WIB kemudian
pasien di rawat di ruang Rajawali 2B/1.5 pukul 19.00 WIB.
C. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan susah bergerak dengan bebas karena kaki bagian bawah klien di
amputasi dan nyeri pada bagian kaki yang di amputasi .
D. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Keperawatan Sekarang
Klien mengeluh susah bergerak dan nyeri pada bagian yang diamputasi .Klien sudah
di rawat di RSUP Dr.Kariadi sejak tanggal 15 Desember 2016 di ruang rajawali 2B/1.5
dan klien menjalani operasi pada tanggal 5 Januari 2017.Pada saat pengkajian dilakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital dengan hasil: TD : 12O/80 mmHg, HR : 82x/menit, RR :
20x/menit ,S :370C dengan berat badan 65 kg, tinggi badan 165 cm. Selama di RS klien
mendapat berbagai macam tindakan seperti amputasi , debridement dan terapi obat
analgetik, Cefrteason 2 gr/24 jam,Ranitidin 50 mg/12 jam , parasetamol 500 mg/8 jam
,mobilisasi duduk dan ganti balut /hari.Riwayat,infuse RL 20 tpm , Transfusi darah.
2. Keperawatan Dahulu
Klien tidak pernah mengalami keadaan sakit seperti yang dideritanya saat ini. Klien
mengatakan baru pertama kali ini sakit sampai dirawat di rumah sakit. Jika klien merasa
tidak enak badan saat di rumah, klien minum obat beli di apotek.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit seperti yang diderita klien saat ini
maupun penyakit kronis seperti: TBC, DM dan penyakit jantung.
E. Pola Fungsi (Gordon)
1. Pola Manajemen Kesehatan
Keluarga pasien mengatakan bahwa kesehatan sangat penting, maka jika sakitnya
ringan misalnya batuk, hanya dibelikan obat warung. Namun jika ada anggota
keluarga yang sakit berat selalu dibawa ke pelayanan kesehatan misal dokter umum
atau klinik terdekat, Puskesmas dan rumah sakit. Keluarga mengatakkan selama di
rawat klien melaksanakan program yang diberikan rumah sakit dengan baik.
2. Pola Kebutuhan Nutrisi
Sebelum Sakit :Klien mengatakan makan 3x sehari, bahkan bisa 4-5x
sehari dengan nasi, lauk(tahu goreng, tempe goreng, telur goreng, sayur), setiap
makan habis satu porsi makan, minum air putih 7-8 gelas dalam sehari. BB 68 kg.
Selama Sakit :Klien mengatakan penurunan nafsu makan karena merasakan
nyeri pada bagian kaki yang di amputasi klien makan 3x sehari dengan susu dan
makanan yang sudah disediakandan habis ½ porsi oleh RS. klien juga mengatakan
minum sehari sekitar kurang lebih 5 gelas .
3. Pola Eliminasi

Sebelum masuk rumah sakit klien BAB 1 x sehari dengan konsistensi feses padat,
warna kuning dengan bau yang khas, BAK 5x sehari, sejak dirawat di rumah sakit
klien bisa BAB 1x 2 hari , BAK 7x sehari dengan urin tidak ada darah dan berwarna
jernih.

4. Pola Istirahat dan Tidur

Sebelum di rawat di rumah sakit klien tidur 8 jam /hari dari pukul 22.00 WIB
dan terbangun pukul 05.00 WIB tanpa terbangun dan klien mengatakan tidak pernah
tidur siang kecuali pada saat libur kerja , setelah masuk rumah sakit klien tidur 5 jam
/hari dan sering terbangun ketika merasa nyeri dan klien tidak nyaman dengan
penyakit yang di alaminya. Klien mengatakan tidak bisa tidur di siang hari.

5. Pola Aktivitas dan Latihan


Sebelum masuk rumah sakit klien biasa melakukan kegiatan di rumah seperti
makan dan minum, mandi , bekerja sebagai karyawan , semenjak sakit dan di rawat di
rumah sakit aktifitas klien dibantu oleh orang tuanya , klien mengeluh tidak bebas
dengan kondisinya saat ini karena kaki kanan bawah klien di amputasi sehingga klien
mengalami kesulitan dalam memenuhi segala aktivitasnya seperti
makan,minum,perawatan diri,dan aktivitas lainnya .
6. Pola Peran & Hubungan Sosial
Sebelum masuk rumah sakit klien sering bergaul dan aktif dilingkungan
rumahnya. Setelah masuk rumah sakit klien tidak bisa melakukan itu lagi tapi klien
mengatakan “ saya akan berusaha sembuh dan percaya diri dengan kondisi saya saat
ini.” Hubungan keluarga dan klien sangat baik, terlihat dari orang tuanya yang sangat
memperhatikan klien dan merawat klien secara bergantian seperti menyuapi,
membantu klien untuk ke kamar mandi dan aktifitas ringan lainnya.
7. Pola Persepsi sensori
Pasien tidak mengalami gangguan pada penglihatan, pendengaran, penciuman,
pengecap maupun peraba baik sebelum sakit maupun selama sakit .
8. Pola Persepsi Diri / Konsepsi Diri
 Body image : klien memahami penyakit yang sedang ia derita yaitu klien tidak
memiliki kaki kanan bagian bawah ,klien mengatakan sedikit malu dengn
keadnnya sekarang karena klien belum menikah.Klien mengatakan kelak ingin
memakai kaki palsu dan berusaha untuk medapatkan kaki palsu tersebut agar
klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik dan bisa kembali bekerja
lagi.Meskipun klien susah jalan karena kaki kanan bagian bawah diamputasi
klien tetap mensyukuri anggota tubuhnya yang diberikan oleh Tuhan.
 Identias diri : klien merupakan seorang laki-laki berusia 21 tahun, beragama
islam, berpendidikan SMK dan klien belum menikah
 Harga diri : klien tidak membatasi diri dan tetap mampu berinteraksi dengan
keluarga dan lingkungan sekitar.
 Ideal diri : klien percaya bahwa dirinya akan cepat sembuh dan kondisinya
membaik serta klien akan berusaha untuk membeli kaki palsu agar klien mampu
melakukan aktivitasnya seperti biasanya dan bekerja kembali untuk membantu
ekonomi keluarganya.
 Peran diri : klien mengatakan, karena sakit ia tidak mampu menjalankan
tugasnya sebagai anak dan membantu ayahnya nuntuk memenuhi kebutuhan
keluarganya .
9. Pola Seksual dan Reproduksi

Klien mengatakan tidak ada gangguan dengan kebutuhan seksualnya , karena


klien belum menikh dan orang tua klien senantiasa menemani klien secara bergantian.

10. Pola Mekanisme Koping


Klien sudah mengetahui penyakit yang di derita , klien mengatakan dengan sakit
seperti ini klien tambah dekat dengan Allah dan ingin menjaga kesehatannya setelah
nanti pulang dari rumah sakit serta berusaha untuk membeli kaki palsu dan minum obat
secara teratur. Klien mengatakan jika klien mempunyai masalah klien langsung
menceritakan masalahnya kepada orang tua dan keluarganya. Klien merasa sedikit
terganggu dengan kondisinya saat ini, namun klien berusaha untuk menerimanya.
11. Pola Nilai dan Kepercayaan
Klien beraga islam ,shalat klien baik sebelum sakit ataupun selama sakit
bagus,klien selalu menjalankan shalat 5 waktu. Selama sakit klien menjalankan ibadah
dengan berdoa di atas tempat tidur karena tangan klien terpasang infuse.
F. Pemeriksaan Fisik

1. Kesadaran E: 4, V: 5, M: 6. ( Composmetis )
2. TTV Nadi : 82 x / menit
Suhu : 37 ̊C
RR : 20x/menit
TD : 120/80 mmHG
TB : 165 cm
BB :65 kg
3. Sistem Pernafasan (B1)
Nafas pasien normal dengan RR 20 x / menit. Tidak ada pernafasan cuping
hidung dan tidak ada retraksi otot bantu nafas. Gerak dada kiri dan kanan simetris,
tidak terdapat suara nafas tambahan berupa ronki di bagian paru. Irama nafas teratur
tidak terdapat dispnoe, suara nafas vesikuler.
4. Sistem Kardiovaskuler (B2)

Pasien tidak mengalami nyeri dada, irama jantung regular. CRT kurang dari
tiga detik dan akral merah, hangat dan kering.

5. Sistem Persyarafan (B3)

Pasien merasa ada gangguan dengan anggota gerak bagian kanan bawah,
pasien susah melakukan aktivitas kesehariannya karena kaki kanan bawah pasien di
amputasi. Pasien tidak mengalami gangguan pada indra penglihatan, pendengaran,
pengecap ,peraba ataupun penciuman. Istirahat pasien sebelum sakit 8 jam/ hari,
setalah sakit 5 jam/hari dan sering terbangun di malam hari.

6. Sistem Perkemihan (B4)

Menurut pasien, alat genetalia nya dalam kondisi bersih, dan tidak mengalami
keluhan kencing. Volume urin pasien normal, dan tidak terpasang kateter.

7. Sistem Pencernaan (B5)

Mulut pasien lembab,tidak ada karies gigi , oral hygien pasien kurang baik, tidak
ada masalah dengan mulut dan saluran pencernaan lainnya . Terdapat luka operasi di
bagian kaki kanan bawah pasien bekas amputasi , peristaltic 9x/ menit dengan suara
peristaltic terdengar lemah, BAB 1x 2 hari terakhir pada tanggal 7-01-2017 dengan
konsistensi lembek , warna kecoklatan, dan bau khas, nafsu makan menurun,BAK 7x
sehari dengan bau urin yang khas , tidak ada darah dan berwarna jernih terkadang
kekuning-kuningan.

8. Sistem Muskoleskeletal (B6)

Pergerakan sendi pasien tidak normal . Klien mengalami kelainan pada kaki kan
bawah akibat tertindas truck tronton maka kaki pasien harus diamputasi, permukaaan
kulit terlihat bersih ,turgor kulit kurang dari 3 detik dan tekstur halus. Rambut hitam
,tidak rontok , tidak terdapat dekubitus.
G. Data Psychologis
1. Status Emosi

Klien bisa menjawab pertanyaan dengan baik dapat memberikan respon

komunikasi.

2. Gaya Komunikasi

Komunikasi dengan verbal dan non verbal ( gerakan bibir, tangan dan anggota

tubuh).

3. Interaksi Sosial

Interaksi dengan keluarga saat di rumah sakit baik.

4. Orientasi

Orientasi pasien terhadap waktu tempat dan orang lain selama di rumah sakit

baik.
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Laboratorium

05 Januari 2016 pukul 20:24 WIB

Pemeriksaan hasil satuan Nilai rujukan keterangan

HEMATOLOGI
Hematologi Paket
Hemoglobin 6.9 g/dL 13.00-16.00
Hematokrit 20.9 % 40-54
Eritrosit 2.49 10^6/uL 4.4-5.9
MCH 27.7 pg 27.00-32.00 H
MCV 83.9 fL 76-96
MCHC 33 g/dL 29.00-36.00
Leukosit 9.2 10^3/uL 3.8-10.6
Trombosit 525 10^3/uL 150-400
RDW 15.2 % 11.60-14.80 H
MPV 9 fL 4.00-11.00

2. Pemeriksaan Radiologi :
15 Desember 2016 : Pukul 05.14 WIB
XFOTO CRURIS KANAN AP LATERAL
KLINIS : FRAKTUR CRURIS POST KLL
 Tampak terpasang fiksasi eksterna pada gegio cruris kanan
 Tampak diskontinuitas segmental pada 1/3 proksimal medial os tibia
kanan,disertai avulasi disekitarnya
 Tampak diskontinuitas komplit bentuk linier pada 1/3 proksimal os fibula
kanan,disertai displacement fragmen distal fraktur ke medionterior .aposisi
dan alignment tidak baik
 Tak tampak dislokasi pada sendi femorotibi ankle kanan
 Tampak soft tissue swelling
 Tak tampak lusensi soft tissue
KESAN :

 Fraktur segmental pada 1/3 proksimal,medulla os tibi kann,disertai


avulasi disekitarnya
 Fraktur komplit bentuk lininer pada 1/3 proksimal os fibula
kanan,disertai displacement fragmen distal fraktur ke medioanterior

18 Desember 2016 : Pukul:01.18 WIB

X FOTO CERVICAL AP LATERAL

KLINIS : CURIGA TRAUMA CERVICAL EC CAAUSA INJURY

 Tampak terpasang collar neck


 Alighment baik tak tampak listhesis
 Tak tampak diskontinuitas pada vertebra cervicalis yang tervisualisasi
 Tak tampak pemipihan corpus vertebra cervikalis yang tervisualisasi
 Processus spinosus ,processus transverses tampak baik
 Tak tampak penyempitan discus intervertebralis
 Retropharyngeal dan retrotracheal space tak melebar
 Airway space tampak baik

KESAN:

 Tak tampak fraktur maupun lithesis


 Airway space tampak baik

I. PROGRAM TERAPI
 Infus RL 20 tpm
 Ceftreason 2 gr/24 jam IV
 Ranitidin 50 mg/12 jam IV
 Parasetamol 500 mg/8 jam
 Mobilisasi duduk
 Ganti balut / hari
DAFTAR MASALAH

No Tanggal/jam Data Fokus Diagnosa Tanggal Ttd


Keperawatan teratasi Perawat
1 9 Jan 2017 DS:Klien Hambatan 12 Jan 17 Fita
19.00 WIB mengatakan mobilitas fisik b.d
kesulitan gngguan
berjalan,tidak bisa muscolosceletal
bebas bergerak dan
tidak nyaman
DO:
-kaki klien
diamputasi
-klien hanya tidur

2 10 Jan 2017 DS: Nyeri akut b.d agen 12 Jan 17 Fita


21.30 WIB Klien mengatakan cedera fisik
nyeri pada daerah
yang diamputasi
DO:
-Klien merintih
kesakitan
-Ekspresi wajah
gelisah
-Kaki kanan bawh
diamputasi
3 11 Jan 2017 DS: 12 Jan 17 Fita
Ketidakefektifan
05.45 WIB Klien mengatakan
nyeri pada bagian perfusi jaringan
kaki yang
perifer b.d kurang
diamputasi dan sesak
nafas pengetahuan
DO :
tentang faktor
-Menahan nyeri
-Kurang gerak pemberat
-Nafas cepet ,
(imobilitas).
pendek dan
tersengal-sengal
RR: 28x/menit
TD: 110/70 mmHg
Nadi : 86x/menit
Suhu : 37C
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan muskulosceletal
2) Nyeri akut b.d agen cidera fisik
3) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d kurang pengetahuan tentang faktor pemberat
(imobilitas).

RENCANA KEPERAWATAN
No Tanggal/jam Diagnosa Tujuan Intervensi Ttd
Keperawatan Perawat
1 9 Jan 2017 Hambatan mobilitas Setelah dilakuan -Kaji kemampuan Fita
16.00 WIB asuhan pasien dalam
fisik b.d gangguan
keperawatan melakukan
muskulosceletal diharapkan klien mobilisasi
mampu : -Ajarkan pasien
-bergerak bebas merubh posisi dan
sesuai beri bantuan jika
kemampuan klien diperlukan
-mengerti tujuan -Latih pasien dalam
meningktkan pemenuhan
mobilitas kebutuhan ADL
-peningkatan secara mandiri
melakukan sesuai dengan
aktivitas kemampuan
-Dampingi dan
bantu psien saat
melakukan
mobilisasi

2 10 Jan 2017 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan -Lakukan Fita
21.30 WIB cidera fisik asuhan pengkajian nyeri
keperawatan PQRST
diharapkan : -Observasi TTV
-Mampu -Memposisikan
mengontrol nyeri klien pada posisi
(tahu penyebb nyaman
nyeri, mampu - Berikan terapi
menggunakan obat analgetik
tehnik -Ajarkan tekhnik
nonfarmakologi relaksasi nafas
untuk mengurangi dalam
nyeri) -Evaluasi
-Mampu keefektifan control
mengetahui skala nyeri
nyeri
-Menyatakan rasa
nyaman setelh
nyeri berkurang

3 11 Jan 2017 Ketidakefektifan Setelah dilakukan -Monitor TTV Fita


07.00 WIB asuhan -Batasi gerakan
perfusi jaringan
keperawatan pada kepala,lehe
perifer b.d kurang diharapkan : dan punggung
-TTV dalam -Berikan obat
pengetahuan
rentang normal analgetik
tentang faktor -Sesak nafas -Berikan oksigen
berkurang sesuai kebutuhan
pemberat
-Nadi perifer -Posisikan pasien
(imobilitas). teraba semi fowler

IMPLEMENTASI

No Tanggal Tindakan Respon Ttd


1 9 Jan 2017 1. Mengkaji kemampuan DS : Pasien mengatakan Fita
16.00 WIB pasien dalam melakukan kesulitan
mobilisasi berjalan,gerakannya terbatas
dan tidak nyaman
DO : kaki kanan bagian
bawah klien di amputasi
Klien hanya tidur

2.Mengajarkan pasien DS :Pasien tidak nyaman Fita


16.15 WIB merubah posisi dan beri hanya tidur terlentang terus
bantuan jika diperlukan DO : pasien hanya tidur di
( ajarkan tirah baring ) tempat tidur
Kaki kanan bagian bawah
post amputasi

16.25 WIB 3.Melatih pasien dalam DS :Pasien mengtakan ingin Fita


pemenuhan kebutuhan cepat sembuh
ADL secara mandiri DO : wajah pasien bosan
sesuai dengan kemampuan dan jenuh
(latihan rentang gerak Pasien belum bisa
baik secara aktif maupun melakukan aktivitas secara
secara pasif ) mandiri
16.35 WIB 4.Mendampingi dan bantu DS: Pasien mengatakan
pasien saat melakukan pengen membolak-balikkan Fita
mobilisasi badan dan belajar duduk
DO : klien tidur terlentang
dan nampak gelisah

2 10 Jan 2017 1.Melakukan pengkajian P: Nyeri ketika bergerak


21.30 WIB nyeri PQRST Fita
Q:Nyeri terasa tertekan
R : Nyeri pada kaki bagian
post amputasi
S: Skala nyeri 5 dari skala
0-10
T : nyeri hilang timbul
DO: klien tampak meringis
menahan nyeri

21.35 WIB 2.Mengobservasi TTV Nadi : 80


Suhu : 36,7 ̊C Fita
RR : 20x/menit
TD : 110/80 mmHg

DS: Klien mengatakan


21.40 WIB 3.Memposisikan klien Fita
pada posisi nyaman untuk berada pada posisi nyaman
mengurangi nyeri
setengah duduk
DO: Klien tampak tenang
dan rileks

21.45 WIB 4.Memberikan terapi obat DS: Klien mengatkan nyeri Fita
analgetik
saat obat dimasukkan
DO: Ketorolak 30 mg / 12
jam lewat iv melalui selang
infus

21.50 WIB 5.Mengajarkan tekhnik DS: Klien mengatakan Fita


relaksasi nafas dalam
paham tentang relaksasi
yang diajarkan oleh perawat
DO: Klien dapat mengikuti
instruksi perawat untuk
melakukan teknik relaksasi
dengan baik dan benar
-Menanyakan kembali Fita
22.00 WIB 6.Mengevaluasi kepada pasien hal apa saja
keefektifan control nyeri yang harus dilakukan ketika
merasa nyeri

1 11 Jan 2017 1. Mengkaji kemampuan DS : Pasien mengatakan Fita


05.45 WIB pasien dalam melakukan kesulitan
mobilisasi berjalan,gerakannya terbatas
dan tidak nyaman
DO : kaki kanan bagian
bawah klien di amputasi
Posisi klien setengah duduk

05.50 WIB 2.Mengajarkan pasien DS :Pasien tidak nyaman Fita


merubah posisi dan beri karena klien tidak bisa
bantuan jika diperlukan melakukan aktivitas dengan
( ajarkan tirah baring ) mandiri
DO : pasien tidur setengah
duduk
Kaki kanan bagian bawah
post amputasi

06.00 WIB 3.Melatih pasien dalam DS :Pasien mengtakan ingin Fita


pemenuhan kebutuhan cepat sembuh
ADL secara mandiri DO : wajah pasien bosan
sesuai dengan kemampuan dan jenuh
(latihan rentang gerak Pasien belum bisa
baik secara aktif maupun melakukan aktivitas secara
secara pasif ) mandiri

06.10 WIB 4.Mendampingi dan bantu DS: Pasien mengatakan Fita


pasien saat melakukan pengen membolak-balikkan
mobilisasi badan dan belajar duduk
DO : klien tidur dengan
posisi setengah duduk dan
nampak gelisah

2 06.15 WIB 1.Melakukan pengkajian P: Nyeri ketika bergerak Fita


nyeri PQRST
Q:Nyeri terasa tertekan
R : Nyeri pada kaki bagian
post amputasi
S: Skala nyeri 4 dari skala
0-10
T : nyeri hilang timbul
DO: klien tampak meringis
menahan nyeri

Nadi : 82 x/menit
06.20 WIB 2.Mengobservasi TTV Suhu : 36,2 ̊C Fita
RR : 24x/menit
TD : 100/80 mmHg

06.25WIB 3.Memposisikan klien DS: Klien mengatakan Fita


pada posisi nyaman untuk
berada pada posisi nyaman
mengurangi nyeri
setengah duduk
DO: Klien tampak tenang
dan rileks

06.30 WIB 4.Memberikan terapi obat


DS: Klien mengatkan nyeri
analgetik Fita
saat obat dimasukkan
DO: Ketorolak 30 mg / 12
jam lewat iv melalui selang
infus

DS: Klien mengatakan


06.35 WIB 5.Mengajarkan tekhnik Fita
relaksasi nafas dalam paham tentang relaksasi
yang diajarkan oleh perawat
DO: Klien dapat mengikuti
instruksi perawat untuk
melakukan teknik relaksasi
dengan baik dan benar

06.45 WIB 6.Mengevaluasi Fita


-Menanyakan kembali
keefektifan control nyeri
kepada pasien hal apa saja
yang harus dilakukan ketika
merasa nyeri

3 07.00 WIB 1.Memonitor TTV TD :110/80 mmHg Fita


Nadi:90x/menit
Suhu : 37C
RR:28x/menit

2.Membatasi gerakan DS: Fita


pada kepala,leher dan Klien mengatakan sering
punggung menggerakan kepala dan
lehernya
DO:
-Sering menggerkkan
bagian kepala
-Kurang nyaman dengan
posisi tidur

3.Memberikan obat DS: Fita


analgetik Klien mengatakan nyeri
pada kaki bagian kanan
bawah
DO :
Memberikan ranitidine
melalui selang infuse pasien

4.Memberikan oksigen DS: Fita


sesuai kebutuhan Klien mengatakan sesak
nafas
DO:
Terpasang selang oksigen
Posisi semi fowler
Nafas cepat,tersengal-
sengal,tidak teratur

5.Posisikan pasien semi DS:


fowler Klien kurang nyaman Fita
dengan posisi tidur
terlentang
DO:
Posisi semi fowler
Merasa nyaman dan rileks
Wajah tidak gelisah
1 12 Jan 2017 1. Mengkaji kemampuan DS :
16.00 WIB pasien dalam melakukan Klien mengatakan kesulitan Fita
mobilisasi berjalan,gerakannya terbatas
dan sedikit nyaman
DO :
kaki kanan bagian bawah
klien di amputasi
Posisi klien setengah duduk

16.05 WIB 2.Mengajarkan pasien DS :


merubah posisi dan beri Klien tidak nyaman karena Fita
bantuan jika diperlukan klien tidak bisa melakukan
( ajarkan tirah baring ) aktivitas dengan mandiri
DO :
pasien tidur setengah duduk
Kaki kanan bagian bawah
post amputasi

16.15 WIB 3.Melatih pasien dalam DS :


pemenuhan kebutuhan Klien mengtakan ingin Fita
ADL secara mandiri cepat sembuh
sesuai dengan kemampuan DO :
(latihan rentang gerak wajah klien rileks dan
baik secara aktif maupun tenang
secara pasif ) Pasien belum bisa
melakukan aktivitas secara
mandiri

16.25 WIB 4.Mendampingi dan bantu DS: Fita


pasien saat melakukan Klien mengatakan pengen
mobilisasi membolak-balikkan badan
dan belajar duduk
DO :
klien tidur dengan posisi
setengah duduk dan dalam
posisi nyaman

2 17.00 WIB 1.Melakukan pengkajian P: Nyeri ketika bergerak Fita


nyeri PQRST
Q:Nyeri terasa tertekan
R : Nyeri pada kaki bagian
post amputasi
S: Skala nyeri 4 dari skala
0-10
T : nyeri hilang timbul
DO: klien tampak meringis
menahan nyeri
17.10 WIB 2.Mengobservasi TTV Nadi : 84 x/menit Fita
Suhu : 36,5 ̊C
RR : 22x/menit
TD : 110/70 mmHg

17.15 WIB 3.Memposisikan klien DS: Fita


pada posisi nyaman untuk
Klien mengatakan berada
mengurangi nyeri
pada posisi nyaman
setengah duduk
DO:
Klien tampak tenang dan
rileks

17.20 WIB 4.Memberikan terapi obat


DS: Klien mengatkan nyeri
analgetik Fita
saat obat dimasukkan
DO: Ketorolak 30 mg / 12
jam lewat iv melalui selang
infus

DS: Klien mengatakan


17.25 WIB 5.Mengajarkan tekhnik Fita
relaksasi nafas dalam paham tentang relaksasi
yang diajarkan oleh perawat
DO: Klien dapat mengikuti
instruksi perawat untuk
melakukan teknik relaksasi
dengan baik dan benar

17.35 WIB 6.Mengevaluasi Fita


-Menanyakan kembali
keefektifan control nyeri
kepada pasien hal apa saja
yang harus dilakukan ketika
merasa nyeri
3 19.00 WIB 1.Memonitor TTV Fita
TD 110/80 mmHg
Nadi:80x/menit
Suhu : 37.5C
RR:24x/menit

19.10 WIB 2.Membatasi gerakan DS: Fita


pada kepala,leher dan Klien mengatakan sudah
punggung mengurangi menggerakan
kepala dan lehernya
DO:
-Terlihat kecapekan
-Mengurangi gerakan leher
dan kepala

19.30 WIB 3.Memberikan obat DS: Fita


analgetik Klien mengatakan nyeri
berkurang pada kaki bagian
kanan bawah
DO :
Memberikan ranitidine
melalui selang infuse pasien

19.35 WIB 4.Memberikan oksigen DS: Fita


sesuai kebutuhan Klien mengatakan sesak
nafas berkurang
DO:
Terpasang selang oksigen
Posisi semi fowler
Nafas teratur

19.40 WIB 5.Posisikan pasien semi DS: Fita


fowler Klien kurang nyaman
dengan posisi tidur
terlentang
DO:
Posisi semi fowler
Merasa nyaman dan rileks
Wajah tidak gelisah
EVALUASI
Hari/Tanggal No DP Evaluasi Tanda
tangan
13 Januari 2017 1 S = Klien mengatakan tidak dapat Fita
08.00 WIB melakukan aktivitas sama sekali
O=
TD : 90/60 mmHg
RR : 34 x/mnt
T : 39ºC
N : 70x/mnt

A = Masalah tidak teratasi

P = Lanjutkan intervensi
1.Mengajarkan pasien merubah posisi
dan beri bantuan jika diperlukan
( ajarkan tirah baring )
2.Melatih pasien dalam pemenuhan
kebutuhan ADL secara mandiri sesuai
dengan kemampuan
(latihan rentang gerak baik secara aktif
maupun secara pasif )

S : Klien mengatakan nyeri berat pada


2 kaki yang di amputasi

P: Nyeri ketika bergerak


Q:Nyeri terasa tertekan
R : Nyeri pada bagian post amputasi
S: Skala nyeri 7 dari skala 0-10
T : Nyeri hilang timbul

O : Klien tidak mampu mengontrol


nyeri dengan relaksasi

A : Masalah tidak teratasi

P : Lanjutkan intervensi
1.Pemberian obat analgetik
2.Memposisikan klien pada posisi
nyaman untuk mengurangi nyeri
S :Klien mengatakan nyeri pada kaki
3 bagian kanan bawah berkurang dan
sesak nafas bertambah

O:
TD : 90/60 mmHg
RR : 34 x/mnt
T : 39ºC
N : 70x/mnt
-Wajah pucat
-Posisi tidak nyaman

A : Masalah tidak teratasi

P : Lanjutkan intervensi
1.Monitor TTV
2.Memberikan obat anti nyeri
3.Memberikan oksigen sesuai
kebutuhan
4.Memposisikan pasien semi fowler

Anda mungkin juga menyukai