Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TROMBOSIT

(Disusun Untuk Memenuhi penugasan Mata Kuliah Keperawatan Medikal


Bedah)

Dosen pengampu :
Ns.Ali Akbar, M.kep
Ns.Mimi Amaludin,M.kep

Disusun Oleh:
Fery kusmana kilby (821201009)
Yully hartika (821201025)
Shabrina apryli ( 821201021)

PRODI SI ILMU KEPERAWATAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAYASAN RUMAH
SAKIT ISLAM PONTIANAK TAHUN AKADEMIK 2021/2022

i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini
tanpa suatu halangan apapun.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah keperaatan
medical bedah ,disamping itu kami berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi teman teman dan pembacanya dapat mengetahui tentang
gangguan trombosit.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini yang telah
kami kerjakan dengan berusaha semaksimal mungkin, Oleh karena itu
kami berharap kritik dan saran dari pembaca sehingga dalam pembuatan
makalah lainnya dapat lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULi
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang1
B. Tujuan2
C. Ruang Lingkup……………………………………………………………..
D. Sistematika Penulisan2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Anfis Trombosit4
B. Konsep Trombosit4
C. Asuhan Keperawatan Teoritas Trombositopenia7

BAB III PEMBAHASAN


A. Evidence based practice13
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan15
B. Saran15
DAFTAR PUSTAKA16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Trombosit adalah sel darah tak berinti berasal dari sitoplasma


megakariosit. Sel ini memegang peranan penting pada hemostasis dengan
pembentukan sumbat hemostatik untuk menutup luka. Sumbat hemostatik
dibentuk melalui tahapan adhesi trombosit, reaksi pelepasan dan agregasi
trombosit dan aktivitas procoagulan. (A.V Hoffbrand, J.E. Pettit, P.A.H.
Moss, 2011).

Kelainan trombosit baik dari segi kualitas maupun kuantitas akan


menimbulkan gangguan baik perdarahan maupun trombosis, oleh karena
itu selain jumlah, penilaian fungsi trombosit juga penting. fungsi trombosit
yang sering diperiksa adalah fungsi agregasi. (Wirawan R, 2013). Sampai
saat ini metoda yang banyak dipakai untuk mengetahui fungsi agregasi
trombosit adalah tes agregasi trombosit (TAT) metoda turbidimetrik.
Dalam hal ini ada syarat tertentu yang harus diperhatikan sebelum
pengambilan darah untuk mendapatkan hasil yang sesuai yaitu darah
diambil dalam keadaan puasa 10 – 12 jam. Tabung yang digunakan terbuat
dari plastik. Plasma yang diperiksa tidak hemolisis, tidak keruh dan
trigliserida normal. 

Pada sediaan apus terlihat kelompok-kelompok trombosit yang


berada terutama di pinggir dan ujung sediaan seperti halnya sel besar.
(Ganda Subrata, 2015). Hal ini menggambarkan keadaan trombosit yang
ada. Keadaan dimana kelompok trombosit besar dan banyak
menggambarkan keadaan kecenderungan agregasi lebih tinggi daripada
gambaran kelompok trombosit yang kecil dan sedikit. Pemeriksaan
sediaan apus darah tepi untuk menilai fungsi agregasi trombosit (untuk
selanjutnya disebut pemeriksaan sediaan apus darah tepi) menilai
persentase trombosit yang berkelompok dibandingkan total pada waktu
sebelum dan sesudah 3 menit pemberian inductor ADP. Metoda ini

1
diharapkan dapat dipakai sebagai metoda lain untuk menilai fungsi
agregasi trombosit yang dapat dikerjakan di setiap laboratorium terutama
laboratorium menengah, kecil atau puskesmas dan murah.
B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Mengetahui kesesuaian hasil pemeriksaan agregat trombosit pada
sediaan apus darah tepi dengan agegrasi trombosit pada TAT metoda
turbidimetrik.

2. Tujuan khusus

a. Menghitung hasil pemeriksaan agregat trombosit pada sediaan apus


darah tepi.

b. Mengukur hasil pemeriksaan agregasi trombosit pada TAT metoda


turbidimetrik.

c. Menganalisa kesesuaian hasil pemeriksaan agregat trombosit pada


sediaan apus darah tepi dengan agregasi trombosit pada TAT metoda
turbidimetrik.

C. Ruang Lingkup Penulisan

Pada pembahasan ini terfokus pada :

Anfis Trombosit dan Konsep Trombosit

D. Sistematika

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan,
Ruang lingkup penulisan serta Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2
Bab ini berisikan tentang Anatomi Fisiologi, Konsep Trombositopenia, dan
Asuhan Keperawatan Teoritas.

BAB III EVIDENCE BASED PRACTICE


Bab ini berisikan table kasus gangguan trombosit.

BAB IV PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Fisiologi Trombosit


Trombosit adalah fragmen-fragmen sel tak berinti yang diproduksi dari
megakariositoleh sumsum tulang. Ketika megakariosit tersebut matur,
sejumlah besar trombositdilepaskan ke dalam sirkulasi. Setelah dilepaskan,
usia trombosit itu sendiri berkisar antara 7sampai dengan 10 hari, setelah itu
mereka dihapus dari peredaran oleh sistem monosit dan makrofag.
Trombosit yang beredar melakukan banyak fungsi hemostasis penting. Ketika
ada pembuluh darah kecil terbelah, trombosit berakumulasi pada lokasi cedera
dan membentuk sumbatan hemostatik. Adhesi platelet diawali oleh kontak
dengan komponen ekstravaskular seperti kolagen, dan difasilitasi dengan
adanya faktor Von Willebrand. Sekresi mediator-mediator hemostasis seperti
tromboksan, adenosine 5 difosfat, serotonin, dan histaminemenyebabkan
terjadinya agregasi yang kuat melalui ikatan fibrinogen dan
peningkatanvasokonstriksi lokal. Trombosit juga berperan dalam
penghancuran kembali bekuan darah. Rentang hitung jumlah trombosit normal
berkisar antara 150 - 450 x 10 3 /µL. Risiko perdarahan tidak akan meningkat
sampai penurunan jumlah trombosit yang signifikan hinggadibawah 100 x 10
3 /µL (Gambar 1). Jumlah trombosit lebih besar dari 50 x 10 3 /µL
cukupuntuk kelangsungan hemostasis dalam sebagian besar situasi, dan pasien
dengantrombositopenia ringan kemungkinan besar tidak akan diketahui
kecuali jika hitung trombositdilakukan atas alasan yang lain. Pasien dengan
trombositopenia sedang, dengan jumlahtrombosit antara 30 sampai 50 x 10
3 /µL jarang mengalami gejala (seperti mudah lecet atau berdarah), bahkan
dengan trauma yang signifikan. Pasien yang secara persisten
hitungtrombositnya antara 10 - 30 x 10 3 /µL kadangkala juga tanpa gejala
dengan aktivitaskeseharian yang normal namun memiliki risiko perdarahan
berlebihan pada trauma yangsignifikan. Perdarahan spontan tidak akan terjadi
kecuali hitung trombositnya kurang dari 10x 10 3 /µL. Pasien seperti ini
biasanya mengalami ptekie dan lecet, namun bahkan kadangkala juga
asimptomatik. Pada sebagian besar kasus, terlihat bahwa jumlah trombosit
harus kurangdari 5 x 10 3 /µL untuk menyebabkan perdarahan kritis spontan
(seperti perdarahan intracranialtanpa disebabkan trauma). (Stevani Irawan,
2013).

B. Konsep Trombosit
1. Pengertian
Trombosit adalah sel darah tak berinti berasal dari sitoplasma
megakariosit. Sel ini memegang peranan penting pada hemostasis dengan

4
pembentukan sumbat hemostatik untuk menutup luka. Sumbat hemostatik
dibentuk melalui tahapan adhesi trombosit, reaksi pelepasan dan agregasi
trombosit dan aktivitas procoagulan. (A.V Hoffbrand, J.E. Pettit, P.A.H.
Moss, 2011).

2. Etiologi trombositopenia disebabkan oleh berbagai faktor, seperti reaksi


autoantibodi misal pada Immune Thrombocytopenic Purpura (ITP), reaksi
imunitas pada kondisi infeksi misal infeksi demam dengue dan malaria,
kondisi sepsis maupun karena dipicu oleh obat-obatan seperti heparin.
Supresi sumsum tulang juga dapat menurunkan produksi trombosit misal
pada kondisi kanker dan kemoterapi.
Beberapa obat dapat meningkatkan klirens trombosit sehingga
menyebabkan trombositopenia seperti thiazide, chloramphenicol, heparin,
aspirin, dan ibuprofen. Defisiensi mikronutrien seperti vitamin B12 dan
folat juga dapat menimbulkan kondisi trombositopenia. (Eva Naomi
Oretla, 2017).
3. Patofisiologi trombositopenia meliputi dua mekanisme utama yaitu
penurunan produksi trombosit misal pada kanker dan peningkatan
destruksi trombosit yang diperantarai oleh komplemen serta dimediasi
oleh autoantibodi misal pada Immune Thrombocytopenic Purpura (ITP).
Trombosit berasal dari fragmentasi megakariosit yaitu sel hematopoietik
yang berada di sumsum tulang. Trombosit memiliki waktu paruh 8 hari
untuk berada pada sirkulasi darah, kemudian trombosit akan mengalami
apoptosis. (Eva Naomi Oretla, 2017).
4. Komplikasi trombositopenia dapat berupa perdarahan yang berlebihan saat
pengidapnya mengalami luka atau cedera. Namun, perdarahan spontan
akibat trombositopenia yang tidak disebabkan oleh cedera maupun luka
jarang terjadi, kecuali jika jumlah trombosit kurang dari 10.000.
Komplikasi lain mungkin disebabkan oleh penyakit lain yang menyertai
trombositopenia.
Misalnya, trombositopenia autoimun yang berhubungan dengan lupus
berisiko menyebabkan komplikasi yang terkait dengan penyakit lupus.
Karena berisiko mengancam nyawa, kamu perlu mengetahui tanda dan
gejala trombositopenia agar lebih waspada. (Verury Verona Handayani,
2020).
5. Pemeriksaan penunjang jika pasien diduga mengalami trombositopenia,
dokter akan melakukan tes darah. Tes darah yang dilakukan adalah hitung
darah lengkap dan pemeriksaan apusan darah tepi. Lewat kedua
pemeriksaan ini, dokter akan mengetahui jumlah trombosit di dalam darah,

5
serta struktur dan kondisi sel darah di bawah mikroskop. (Tjin Willy,
2020).
6. Pathway Trombositopenia
Idiopathic, infeksi virus, hipersplenisme

Antigen(makrofag) menyerang trombosit

Destruksi trombosit dalam sel penyaji antigen (dipicu oleh antibody)

Pembentukan neoantigen

Splenomegali Trombositopenia

Pendarahan

Anemia

Nafsu makan menurun Mudah lelah Kadar hb menurun


Purpura

Gangguan kebutuhan intoleransi aktivitas gangguan interaksi


kulit
nutrisi
gangguan perfusi jaringan gangguan pemenuhan o2

7. Manifestasi klinis trombositopenia


Seseorang yang menderita trombositopenia rentan mengalami perdarahan,
misalnya mudah lebam, mimisan, atau gusi sering berdarah.
Trombositopenia dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti demam
berdarah, ITP, anemia aplastik, dan leukemia; atau akibat efek samping
radioterapi dan kemoterapi. Bila jumlah trombosit turun tidak terlalu
rendah atau masih di atas 50.000, umumnya tidak memerlukan pengobatan
khusus untuk menaikkan jumlah trombosit.( Tjin Willy, 2020).

6
C. Asuhan Keperawatan Teoritas Trombosit

1. PENGKAJIAN
a. Asimtomatik sampai jumlah trombosit menurun di bawah 20.000.
b. Tanda-tanda perdarahan.
-Petekie terjadi spontan
-Ekimosisterjadi padadaerahtrauma minor
-Perdarahandari mukosa gusi, hidung, saluran pernafasan.
-Menoragie.-Hematuria .
-Perdarahan gastrointestinal.
c. Perdarahan berlebih setelah prosedur bedah.
d. Aktivitas/ istirahat.
Gejala :
-keletihan, kelemahan, malaise umum.
-toleransi terhadap latihan rendah.
Tanda :
-takikardia /takipnea, dispnea pada beraktivitas / istirahat.
-kelemahan ototdan penurunan kekuatan.
e. Sirkulasi.
Gejala :
- riwayat kehilangandarah kronis, misalnya perdarahan
GIkronis,menstruasi berat.
- palpitasi (takikardia kompensasi).
Tanda :
- TD: peningkatan sistolik dengan diastolic stabil.
f. Integritasego.

7
Gejala :
- keyakinan agama / budaya mempengaruhi pilihan
pengobatan:penolakantransfusedarah.
Tanda :
- depresi
g. Eliminasi.
Gejala :
- Hematemesis, feses dengandarahsegar, melena, diare, konstipasi.
Tanda :
- distensi abdomen.
h. Makanan/cairan.
Gejala :
- penurunan masukandiet.
- mual dan muntah.
Tanda :
- turgor kulit buruk,tampak kusut, hilang elastisitas.
i. Neurosensori.
Gejala :
- sakit kepala, pusing.
- kelemahan, penurunan penglihatan.
Tanda:
- epistaksis.
- mental:tak mampu berespons (lambatdandangkal).
j. Nyeri/kenyamanan.
Gejala :
- nyeri abdomen, sakit kepala.
Tanda :
- takipnea, dispnea.
k. Pernafasan.
Gejala :

8
- nafas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda :
- takipnea, dispnea.
l. Keamanan
Gejala :
- penyembuhan luka buruk sering infeksi,transfuse darah sebelumnya.
Tanda :
- petekie, ekimosis.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia.
b. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler
yang diperlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrisi kesel.
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen berhubungan dengan penurunan
kapasitas pembawa oksigen darah.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
e. Kurang pengetahuan pada keluarga tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan salah interpretasi informasi
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia.
Tujuan:
- Menghilangkan mual dan muntah
Criteria hasil:
- Menunjukkan berat badan stabil Intervensi keperawatan
1) Berikan nutrisi yang ada kuat secara kualitas maupun kuantitas.
Rasional : mencukupi kebutuhan kalori setiap hari.
2) Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.
Rasional : porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan yang sesuai dengan
kalori.
3) Pantau pemasukan makanan dan timbang berat badan setiap hari.

9
Rasional:anoreksia dan kelemahan dapat mengakibatkan penurunan berat badan
dan malnutrisi yang serius.
4) Lakukan konsultasi dengan ahli diet.
Rasional: sangat bermanfaat dalam perhitungan dan penyesuaian diet untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
5) Libatkan keluarga pasien dalam perencanaan makan sesuai dengan indikasi.
Rasional : meningkatkan rasa keterlibatannya, memberikan informasi pada
keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien.
b. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
seluleryang diperlukan untuk pengiriman oksigendan nutrisi kesel.
Tujuan:
- Tekanan darah normal.Pangisian kapiler baik.
Kriteria hasil :
- Menunjukkan perbaikan perfusi yang dibuktikan dengan TTV stabil.
Intervensi keperawatan:
1) Awasi TTV, kaji pengisian kapiler.
Rasional: memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan
membantu menentukan kebutuhan intervensi
2) Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.
Rasional : meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi
untuk kebutuhan seluler.
3) Kaji untuk respon verbal melambat, mudah terangasang.
Rasional : dapat mengindikasikan gangguan fungsi serebral karena
hipoksia.
4) Awasi upaya parnafasan, auskultasi bunyi nafas.
Rasional :dispne karena regangan jantung lama / peningkatan kompensasi curah
jantung.
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen berhubungan dengan
penurunan kapasitas pembawa oksigen darah.
Tujuan:
- Mengurangi distress pernafasan.
Criteria hasil :

10
- Mempertahankan pola pernafasan normal / efektif
Intervensi keperawatan:
1) Kaji / awasi frekuensi pernafasan, kedalaman danirama.
Rasional : perubahan (seperti takipnea, dispnea, penggunaan otot aksesoris) dapat
menindikasikan berlanjutnya keterlibatan / pengaruh pernafasan yang
membutuhkan upaya intervensi.
2) Tempatkan pasien pada posisi yang nyaman.
Rasional: memaksimalkan ekspansi paru, menurunkan kerja pernafasan dan
menurunkan resiko aspirasi.
3) Beri posisi dan Bantu ubah posisi secara periodic.
Rasional : meningkatkan areasi semua segmen paru dan mobilisasikan
sekresi.
4) Bantu dengan teknik nafas dalam.
Rasional : membantu meningkatkan difusi gas dan ekspansi jalan nafas kecil.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
Tujuan:
- Meningkatkan
Partisipasi dalam aktivitas.
Criteria hasil:
- Menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas Intervensi
keperawatan:
1) Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas normal, catat laporan
kelemahan,keletihan.
Rasional: mempengaruhi pilihan intervensi.
2) Awasi TD,nadi,pernafasan.
Rasional : manifestasi kardio pulmonal dari upaya jantung dan paru untuk
membawa jumlah oksigen kejaringan.
3) Berikan lingkungan tenang.
Rasional : meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh.
5) Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing.
Rasional : hipotensi postural / hipoksinserebral menyebabkan
pusing,berdenyut dan peningkatan resiko cedera.

11
e. Kurang pengetahuan pada keluarga tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan salah interpretasi informasi.
Tujuan:
- Pemahaman dan penerimaan terhadap program pengobatan yang
diresepkan.
Criteria hasil :
- Menyatakan pemahaman proses penyakit
- Faham akan prosedur dagnostik dan rencana pengobatan.
Intervensi keperawatan:
1) Berikan informasi tentang ITP. Diskusikan kenyataan bahwa
terapi tergantung pada tipe dan beratnya ITP
.Rasional : memberikan dasar pengetahuan sehingga keluarga /pasien dapat
membuat pilihan yang tepat.
2) Tinjau tujuan dan persiapan untuk pemeriksaan diagnostic
c.Rasional: ketidaktahuan meningkatkan stress.
3) Jelaskan bahwa darah yang diambil untuk pemeriksaan
laboratorium tidak akan memperburuk ITP.
Rasional: merupakan kehawatiran yang tidak diungkapkan yang dapat
memperkuat ansietas pasien / keluarga
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Pelaksanaan sesuai dengan ITP dengan intervensi yang sudah ditetapkan
(sesuai dengan literature)
5. EVALUASI
Penilaian sesuai dengan standar ysng telat ditetapkan dengan perencanaan

12
No Author & purpose Method sampel Instrumet Data analsying Major finding strength
years (design) /
intervensi
1 Rahma Penelitian Penelitian ini populas bertujuan Berdasarkan Data hasil Pemberian air
widyastuti, ini dilakukan i dalam untuk pada hasil uji T pemeriksan diuji rebusan daun ubi
2016 bertujuan dengan sampel mengetah berpasangan menggunakan uji jalar berpengaruh
untuk menggunaka ini ui didapatkan T berpasangan terhadap
mengetah n metode adalah pengaruh data pengaruh yang peningkatan
ui Eksperimen, sekelo minum pemberian air menyatakan jumlah trombosit
pengaruh yang mpok minum air rebusan daun bahwa ada mencit (Mus
minum air dilakukan mencit rebusan ubi jalar perbedaan yang musculus) karena di
rebusan untuk (Mus daun ubi terhadap signifikan antara dalam daun ubi
daun ubi meneliti muscul jalar peningkatan kelompok kontrol jalar terdapat
jalar gejala yang us) terhadap jumlah dengan kelompok kandungan kimia
terhadap tampak pada yang kadar trombosit perlakuan. Hal yaitu kandungan
kadar kondisi diperol trombosit Berdasarkan tersebut juga antosianin dan
trombosit tertentu eh dari . tabel uji T dilihat dari data polifenol. Menurut
. sehingga Peterna berpasangan yang diperoleh Shahidul
dapat k diatas dan hasil kandungan
diketahui apa Mencit menunjukkan perhitungan antosianin dan
benar air dari bahwa ada sampel tes yaitu polifenol dalam
rebusan daun daerah pengaruh Thitung -7,172 x daun jalar (Ipomea
ubi jalar Bojone pemberian air 103 batatas) berguna
menyebabka goro. rebusan daun /mm3 sebagai antioksidan,
n Sampel ubi jalar darah sedangkan antiperadangan,
meningkatny dalam terhadap Ttabel -2,132 x bahkan antikanker.
a peneliti peningkatan 103 Kandungan
jumlah an ini jumlah /mm3 polifenol
trombosit. terdapa trombosit pada darah dengan dapat digunakan
t2 mencit yang taraf signifikan sebagai antioksidan
kelomp ditunjukkan 0,05. Karena inilah yang
ok dengan nilai T Thitung ˂ Ttabel digunakan untuk
setiap hitung -7,172 x maka Ho ditolak memperbaiki
kelomp 103 yang berarti ada sistem imun atau
ok /mm3 darah pengaruh antara kekebalan tubuh.
terdiri dengan kelompok kontrol Kekebalan tubuh
dari 16 nilai signifikan dan yang terdongkrak
mencit 0.000 dimana kelompok menyebabkan
(Mus lebih kecil dari perlakuan. tubuh, mampu
muscul 0.005 maka ada untuk melawan
us) pengaruh (Ho virus yang
yang ditolak) dengan menyerang tubuh,
berum T tabel= -2,132 serta
ur 4 - 6 x 103 mengandung
minggu /mm3 darah. . senyawa bioaktif
dengan yang termasuk
berat komponen fenol
badan dan vitamin C
20 - 50 yang mungkin
gram berpengaruh
yang terhadap
berjeni peningkatan
s imunitas tubuh
kelamin bahkan
jantan peningkatan
dan trombosit.
berjeni
s (Mus
muscul
us).

BAB III
EVIDENCE BASED PRACTICE

13
No Author & purpose Method sampel Instrumet/ Data Major finding strength
years (design) intervensi analsying
2 dr. Penelitian Desain Penelitian ini bertujuan Hasil Hasil penelitian Buah jambu
Riswahyu ini penelitian terdapat dua untuk penelitian didapat biji
ni bertujuan yang responden mengetahu ini sama pengaruh mengandung
Widhawa untuk digunakan yaitu i pengaruh seperti jambu biji berbagai zat
ti,M.Si, mengetah dalam kelompok jambu biji dengan hasil terhadap yang berfungsi
Mar’atus ui penelitian eksperimen terhadap penelitian kenaikan sebagai
Solehah, pengaruh ini yang kadar Setiadi trombosit pada penghambat
2018 jambu biji adalahquasi diberikan trombosit . (2011) pasien dengan penyakit, salah
terhadap eksperimend intervensi tentang DBD di ruang satunya adalah
kadar engan dan pemberian Ayana RS jenis flavonoid
trombosit menggunaka kelompok jambu merah Permata Ibu kuersetin. Selain
. n kontrol yang terhadap pada tanggal 19 flavonoid
pendekatan tidak peningkatan Desember kuersetin jambu
nonprobabilt diberikan trombosit sampai dengan biji juga
y purposive intervensi. pada anak 19 Februari mengandung
sampling Pemilihan DBD dengan 2017 di RS vitamin C yang
dengan kelompok rata-rata Permata Ibu cukup tinggi,
metode pre- eksperimen jumlah Kunciran peranan
testdan post- dan trombosit Tangerang. vitamin C dalah
test,untuk kelompok pada Adapun dalam proses
mengetahui kontrol kelompok kesimpulan hidroksilasi
pengaruh dipilih yang yang dapat asam amino
pemberian secara tidak diberikan jus ditarik oleh prolin dan lisin
jambu random dan jambu merah peneliti membentuk
merah sesuai adalah dianataranya:1. hidroksipolin
terhadap dengan 76.100 Pengaruh dan hidroksilin.
peningkatan keinginan dengan jambu biji Kedua senyawa
trombosit peneliti. Standart terhadap tersebut
pada pasien Pengukuran Deviation jumlah merupakan
dengan DBD. dilakukan 45.537408, trombosit komponen
kepada sedangkan sebelum dan pembentuk
kedua untuk sesudah kolagen yang
kelompok kelompok diberikan jus penting dalam
diawali yang tidak jambu didapat penyembuhan
dengan pre- diberikan jus ada perbedaan luka selain itu
testsetelah jambu sebelum dan juga sangat
itu diberikan merah sesudah penting untuk
perlakuan jumlah rata- diberikan jus memberikan
kemudian rata jambu p value kekebalan
dilakukan trombosit 0,000 < 0,05 tubuh melawan
pengukuran 14.300 dengan standar infeksi termasuk
kembali dengan deviasi infeksi virus
(post- Standart 41071/mm3.2.R dengue .
test).Rancan Deviation esponden yang
gan ini 20.609868. tidak diberikan
dilakukan hasil uji t- jus jambu
dengan cara test dan t- didapat tidak
subjek independen ada perbedaan
diobservasi statistik yang signifikan
sebelum dihasilkanρ= dengan p value
dilakukan 0,00 (ρ< 0.196>0.05
intervensi(pr 0,05 ) dengan standar
e- artinya ada deviasi
test),kemudi perbedaan 26631/mm3.3.R
andiberikant signifikan erata responden
reatmen/tin rata-rata perlakuan dan
dakan,setela jumlah kontrol didapat
hitudilakuka trombosit rerata perbedan
n pada pasien perlakuan dan
observasilagi yang kontrol sebesar
setelahinterv diberikan 30944/mm3den
ensi(post-tes jambu merah gan p value
dengan yang 0.00<0,05 dan
tidak standar deviasi
diberikan perlakuan
41071/mm3
dan standar
deviasi kontrol
26631/mm3.

EVIDENCE BASED PRACTICE

14
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kelainan trombosit baik dari segi kualitas maupun kuantitas akan


menimbulkan gangguan baik perdarahan maupun trombosis, oleh karena
itu selain jumlah, penilaian fungsi trombosit juga penting. fungsi trombosit
yang sering diperiksa adalah fungsi agregasi. (Wirawan R, 2013). Sampai
saat ini metoda yang banyak dipakai untuk mengetahui fungsi agregasi
trombosit adalah tes agregasi trombosit (TAT) metoda turbidimetrik.

Dalam hal ini ada syarat tertentu yang harus diperhatikan sebelum
pengambilan darah untuk mendapatkan hasil yang sesuai yaitu darah
diambil dalam keadaan puasa 10 – 12 jam. Tabung yang digunakan terbuat
dari plastik. Plasma yang diperiksa tidak hemolisis, tidak keruh dan
trigliserida normal.

B. Saran
Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut dengan lama observasi dan
pemeriksaan yang lebih panjang dengan jumlah sampel yang lebih besar
dalam meneliti perbandingan gangguan trombosit.

15
DAFTAR PUSTAKA

A.V Hoffbrand, J.E. Pettit, P.A.H. Moss, 2011. Reaksi pelepasan dan agregasi
trombosit dan aktivitas procoagulan.
Wirawan R, 2013. Fungsi trombosit yang sering diperiksa adalah fungsi agregasi.

Ganda Subrata, 2015. Kelompok-kelompok trombosit yang berada terutama di pinggir


dan ujung sediaan seperti halnya sel besar
Stevani Irawan, 2013. Anatomi Fisiologi Trombositopenia.

Eva Naomi Oretla, 2017. Etiologi trombositopenia disebabkan oleh berbagai faktor,
seperti reaksi autoantibodi misal pada Immune Thrombocytopenic
Purpura (ITP).
Verury Verona Handayani, 2020. Komplikasi trombositopenia dapat berupa
perdarahan yang berlebihan saat pengidapnya mengalami luka atau
cedera.
Tjin Willy, 2020. Manifestasi klinis trombositopenia dan Penunjang klinis
trombositopenia.

16

Anda mungkin juga menyukai