Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA KASUS GBS


(GUILLAIN-BARR,SYNDROME)
Disusun Guna Melengkapi Tugas Matakuliah Keperawatan Kritis

Dosen Pengampu: Ns. Fauzan Alfikrie, M. Kep

Disusun Oleh: Kelompok 7


Fery Kusmana Kilby 821201009
Meli Piatun Khatifah
Yully Hartika

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM


PONTIANAK
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kelompok panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan limpahan rahmat yang telah diberikan kelompok dapat menyelesaikan makalah tepat
pada waktunya. Materi dari makalah yang telah kelompok buat ini berisikan penjelasan
Asuhan Keperawatan Kritis GBS dari mata kuliah Keperawatan Kritis yang dibimbing oleh
dosen kelompok yaitu Bapak Ns. Fauzan Alfikrie, M. Kep. Kelompok menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah dan asuhan keperawatan teoritis ini masih terdapat kekurangan
dan kelemahan. Kelompok mengharapkan kritik dan saran dari pembaca terkait makalah yang
telah dibuat, agar kelompok dapat mengembangkan makalah – makalah dan asuhan
keperawatan teoritis selanjutnya menjadi lebih baik. Kelompok juga berterimakasih atas kerja
sama semua rekan dalam pengerjaan makalah ini dan juga Tuhan Yang Maha Esa.

Pontianak, 28 September 2023

Kelompok 7
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
E. Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO), untuk kasus Guillain Barre
Syndrome (GBS) kebanyakan orang pulih sepenuhnya bahkan untuk kasus yang
paling parah dari sindrom Guillain-Barré itu sendiri, meskipun ada beberapa yang
terus mengalami kelemahan. Bahkan, 3% -5% pasien Guillain Barré Syndrome
meninggal karena komplikasi. Komplikasi tersebut termasuk kelumpuhan otot yang
mengontrol pernapasan, infeksi darah, pembekuan paru, atau serangan jantung (World
Health Organization, 2016).
Pada kasus lain, seorang wanita dewasa muda di rawat di RS dengan kelumpuhan
anggota gerak, setelah berapa lama sesudahnya mengalami sesak. Sementara itu, pada
kasus lainnya yang tak kalah menarik adalah seorang penderita dengan keluhan
melihat kembar (suatu objek terlihat 2) mendadak, tidak ada demam, dan tidak ada
mual muntah, mempunyai riwayat sebelumnya demam, nyeri dan diare, penderita di
rawat setelah itu mulai membaik dan pulang ke rumah. Kasus – kasus di atas
memperlihatkan pada kita kalau keluahan lumpuh layu dapat tertolong dengan
pengelolaan biasa, serta keluhan seperti ini bukan hanya di alami oleh pasien polio
tapi juga Guillain Barre Syndrome (Kemenkes, 2016).
Pada 30 tahun yang lalu di salah satu puskesmas di Indonesia, ada seorang laki
– laki berusia 37 tahun dengan keluahan kedua tungkai lemah dan semakin susah di
bawa berjalan, tidak ada kesemutan. Makin lama semakin berat setelah itu mengenai
bagian lengan atas. Penderita mengalami lumpuh anggota gerak. Sebelumnya
penderita terserang influenza selama 2 minggu, dengan keluhan demam di sertai
dengan nyeri sendi dan penderitapun langsung di rujuk ke RS.
Di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung, jumlah pasien
dengan GBS yang di rawat di ruang Intensive Care Unit (ICU) pada bulan Oktober
2010 – Oktober 2011 sebanyak 7 pasien. Rata – rata waktu lama rawat di ruang ICU
lebih dari 1 bulan dengan terpasang ventilasi mekanik dan rata – rata berusia sekitar
19 – 20 tahun, semua pasien mengalami perbaikan status hemodinamik dan mampu
melewati kondisi kritis walaupun masih meninggalkan gejala sisa secara fisik.
(Wahyu Rima A , 2011).
B. Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan pasien dengan GBS?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami GBS.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu memahami tentang konsep dasar GBS.


b. Mampu melakukan pengkajian pada pasien yang mengalami GBS.
c. Mampu menegakkan diasnosa keperawatan pada pasien yang mengalami GBS.
d. Menyuusun perencanaan keperawatan pada pasien yang mengalami GBS.
e. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien yang mengalami GBS.
f. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan pada pasien yang mengalami
GBS.

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis Manfaat bagi penulis adalah agar penulis dapat menegakkan
diagnosa dan intervensi dengan tepat untuk pasien dengan masalah keperawatan
pada GBS, sehingga perawat dapat melakukan tindakan asuhan keperawatan yang
tepat.

2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan Menambah keluasan ilmu dan teknologi


terapan bidang keperawatan dalam asuhan keperawatan pada pasien GBS

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi konsep dasar GBS (yang meliputi definisi, etiologi, manifestasi klinis,
klasifikasi, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan), dan asuhan
keperawatan teoritis pada kasus GBS)
BAB III PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang Hasil penelitian, keterbatasan, dan implikasi serta lampiran jurnal
hasil penelitian.
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran

Anda mungkin juga menyukai