Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“ Prinsip-prinsip proses Isolasi, karantina dan dekontaminasi ”

Dosen : Ns. Olvin Manengkey, S.Kep,. M. Kes


 
KELOMPOK 3
Stenli Taliaawo (1814201123)
Lala M.Dundo (1814201004)
Candra Lutaan (1814201180)
Ricky Ungkey (1814201012)
Inggrid S. Woley (1814201178)
Redania Kembau (1814201253)
Niken H. Bogar (1714201197)
Mata Kuliah : Keperawatan Bencana
Kelas : A’1 Semester VII
PENDAHULUAN

Latar Belakang
• Bencana merupakan kejadian yang tiba-tiba atau musibah yang besar yang menganggu
susunan dasar dan fungsi normal dari suatu masyarakat atau komunitas. Satu kejadian atau
serangkaian kejadian yang menimbulkan korban dan atau kerusakan kerugian harta benda,
infrastruktur, pelayanan-pelayanan yang penting ,sarana kehidupan pada satu skala yang brada
diluar kapasitas normal dari komunitas yang terlambat untuk mengatasinya.
• Bencana kadang kala juga dapat menggambarkan situasi bencana besar dimana pola-pola normal
kehidupan ekosistem terganggu dan intervensi darurat dan luar biasa diperlukan untuk
menyelamatkan dan mengamankan kehidupan manusia dan lingkungan.
• Bencana alam merupakan peristiwa luar biasa yang dapat menimbulkan penderitaan luar biasa
bagi yang mengalaminya. Bencana alam juga tidak hanya menimbulkan luka atau cedera fisik,
tetapi juga menimbulkan dampak psikologis atau kejiwaan.
PEMBAHASAN
PRINSIP-PRINSIP PROSES ISOLASI, KARANTINA DAN DEKONTAMINASI
 

A. Definisi Isolasi
Isolasi adalah proses pengambilan atau pemisahan senyawa bahan alam dengan menggunakan pelarut yang
sesuai (Djamal, 2008).
Sejak abad ke-17 orang telah dapat memisahkan berbagai jenis senyawa dari sumber-sumber organik.
Senyawa-senyawa tersebut dapat berupa senyawa metabolit primer dan senyawa metabolit sekunder (Lenny,
2006).

B. Definisi Karantina
Pemerintah melakukan karantina untuk menghentikan penyebaran penyakit menular. Karantina dilakukan
pada orang-orang atau kelompok yang tidak memiliki gejala tetapi terbukti positif coronavirus.
Karantina akan menjauhkan mereka dari orang lain sehingga tidak akan menularkan virus kepada siapa pun.
TUJUAN KARANTINA

• Untuk memantau gejala dan mendeteksi dini penyakit sedini mungkin.


• Karantina dapat digunakan selama:
• Wabah: Ketika mendadak atau dalam waktu singkat terjadi peningkatan kasus penyakit.
• Epidemi: Mirip dengan wabah, tetapi cakupannya lebih luas, dan jumlah korban lebih
banyak.
• Pandemi: cakupannya sudah jauh lebih besar dari pada epidemi, umumnya bersifat global
dan mempengaruhi lebih banyak orang.
CONTOH PELAKSANAAN KARANTINA DAN ISOLASI PADA PASCA BENCANA
COVID – 19

• Pelaksanaan karantina dan isolasi mandiri di rumah memerlukan komitmen dan disiplin diri serta keluarga. Idealnya isolasi
mandiri di rumah dilaksanakan terpisah dengan anggota keluarga lainnya, namun apabila tidak memungkinkan maka dapat
dilaksanakan dalam satu rumah dengan anggota keluarga lainnya dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Kamar tidur terpisah dari penghuni lain
2. Sebaiknya tersedia ruang terbuka dengan sinar matahari cukup
3. Terdapat jendela yang cukup dan bisa dibuka dengan aliran udara yang baik dan lancar, dan pencahayaan yang cukup
4. Tersedia masker dan sarana cuci tangan atau hand sanitizer
5. Sampah dan cucian terpisah dari anggota keluarga lain
6. Alat makan dan alat mandi tersendiri
7. Selalu menjaga jarak
8. Menjaga kebersihan ruangan
9. Anggota keluarga yang merawat/melayani memperhatikan protokol kesehatan
10. Bantu melakukan pemantauan harian gejala
11. Selalu berkoordinasi dengan fasilitas layanan kesehatan setempat
YANG HARUS DILAKUKAN SELAMA ISOLASI MANDIRI
1. Tetap berada di di rumah selama 10 hari, apabila disertai gejala maka isolasi dilaksanakan sampai dengan 3 hari setelah gejala
yang dirasakan hilang.
2. Menggunakan kamar terpisah dengan anggota keluarga lainnya.
3. Apabila terpaksa harus keluar kamar, upayakan tetap menjaga jarak dengan anggota keluarga lainnya minimal 1,8 m.
4. Menggunakan masker dengan benar selama menjalani isolasi mandiri.
5. Melakukan pengukuran suhu tubuh harian dan pemantauan gejala yang mungkin timbul
6. Hindari pemakaian bersama alat makan, alat mandi dan linen/sprei
7. Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terutama konsumsi gizi seimbang dan Cuci Tangan Dengan Sabun
(CTPS) menggunakan air mengalir sesering mungkin
8. Secara berkala berada di ruang terbuka untuk berjemur dan melakukan olahraga/aktifitas fisik dibawah sinar matahari pagi
minimal 30 menit.
9. Menjaga kebersihan rumah dan permukaan yang sering disentuh dengan cairan desinfektan.
10. Menghubungi Satgas Covid Kalurahan/ Kelurahan apabila ada perburukan gejala, selanjutnya dikoordinasikan dengan
Puskesmas setempat.
11. Anggota keluarga yang merawat/melayani harus memperhatikan protokol kesehatan.
DEFINISI DEKONTAMINASI

• Menurut OSHA, dekontaminasi adalah proses untuk menghilangkan atau


menetralisir kontaminan yang terkumpul pada personel dan peralatan.
• Menurut The George Washington University, dekontaminasi menjadikan sebuah
benda atau material aman untuk digunakan.
• Lewis dan McIndoe (2004) menambahkan bahwa proses dekontaminasi harus
memperhatikan:
• Risiko infeksi dari penggunaan peralatan yang sebagaimana mestinya
• Panas, tekanan, kelembaban, atau tolerasi kimia dari peralatan.
• Ketersediaan dari peralatan proses
• Risiko yang bisa muncul dari proses dekontaminasi
• Waktu yang tersedia
PENANGANAN BENCANA

• Dalam upaya menerapkan manajemen penanggulangan bencana, dilaksanakan melalui 3


(tiga) tahapan sebagai berikut:
1. Tahap pra-bencana yang dilaksanakan ketika sedang tidak terjadi bencana dan ketika
sedang
dalam ancaman potensi bencana.
2. Tahap tanggap darurat yang dirancang dan dilaksanakan pada saat sedang terjadi bencana.
3. Tahap pasca bencana yang dalam saat setelah terjadi bencana.
TAHAPAN BENCANA

Tahapan pencegahan dan mitigasi


Tahap pencegahan dan mitigasi bencana dilakukan untuk mengurangi serta menanggulangi
resiko bencana. Rangkaian upaya yang dilakukan dapat berupa perbaikan dan modifikasi
lingkungan fisik maupun penyadaran serta peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana.
Tahap pencegahan dan mitigasi bencana dapat dilakukan secara struktural maupun kultural
(non struktural.
Kegiatan yang secara umum dapat dilakukan pada tahapan ini adalah :
1. membuat peta atau denah wilayah yang sangat rawan terhadap bencana
2. pembuatan alarm bencana
3. membuat bangunan tahan terhadap bencana tertentu
4. memberi penyuluhan serta pendidikan yang mendalam terhadap masyarakat yang berada
di wilayah rawan bencana.
TAHAPAN KESIAP SIAGAAN

• Tahap kesiapsiagaan dilakukan menjelang sebuah bencana akan terjadi. Pada tahap ini alam
menunjukkan tanda atau signal bahwa bencana akan segera terjadi. Maka pada tahapan ini, seluruh
elemen terutama masyarakat perlu memiliki kesiapan dan selalu siaga untuk menghadapi bencana
tersebut.
• Pada tahap ini terdapat proses Renkon yang merupakan singkatan dari Rencana Kontinjensi. Rencana
Kontinjensi berarti suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan
kontinjensi atau yang belum tentu tersebut. Suatu rencana kontinjensi mungkin tidak selalu pernah
diaktifkan, jika keadaan yang diperkirakan tidak terjadi.
• Secara umum, kegiatan pada tahap kesiapsiagaan antara lain:
1. menyusun rencana pengembangan sistem peringatan, pemeliharaan persediaan dan pelatihan personil.
2. menyusun langkah-langkah pencarian dan penyelamatan serta rencana evakuasi untuk daerah yang
mungkin menghadapi risiko dari bencana berulang.
3. melakukan langkah-langkah kesiapan tersebut dilakukan sebelum peristiwa bencana terjadi dan
ditujukan untuk meminimalkan korban jiwa, gangguan layanan, dan kerusakan saat bencana terjadi.
TAHAP TANGGAP DARURAT

• Tahap tanggap darurat dilakukan saat kejadian bencana terjadi.


Kegiatan pada tahap tanggap darurat yang secara umum berlaku pada semua
jenis bencana antara lain:
1. Menyelamatkan diri dan orang terdekat.
2. Jangan panik.
3. Untuk bisa menyelamatkan orang lain, anda harus dalam kondisi selamat.
4. Lari atau menjauh dari pusat bencana tidak perlu membawa barang-barang
apa pun.
5. Lindungi diri dari benda-benda yang mungkin melukai diri.
TAHAP REHABILITASI DAN REKOTRUKSI

• Tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi biasa dilakukan setelah terjadinya bencana. Kegiatan
inti pada tahapan ini adalah:
1. Bantuan Darurat
2. Inventarisasi kerusakan
3. Evaluasi kerusakan
4. Pemulihan (Recovery)
5. Rehabilitasi (Rehabilitation)
6. Rekonstruksi
7. Melanjutkan pemantauan
Dalam keseluruhan tahapan Penanggulangan Bencana tersebut, ada 3 (tiga) manajemen yang
dipakai yaitu :
Manajemen Risiko Bencana
Manajemen Kedaruratan
Manajemen Pemulihan
KESIMPULAN

• Dari pembahasan diatas dapat menarik kesimpulan bahwa Prinsip – prinsip isolasi, karantina dan
dekontaminasi bencana adalah sebuah upaya untuk memperingan suatu dampak dari terjadinya
bencana.
• Mitigasia adalah sebuah upaya untuk memperingan suatu dampak dari terjadinya bencana. mitigasi
bencana bencana harus harus benar-benar benar-benar dilakukan dilakukan ketika ketika terjadi
terjadi suatu suatu bencana bencana baik baik longsor, banjir longsor, banjir bandang ,sunami, dan
bandang, sunami, dan lain - lain. mitigasi lain-lain.
• Mitigasi bencana bencana juga juga harus harus benar-benar benar-benar direncanakan sematang
mungkin agar dalam pelaksanaan dilapangan dapat berjalan dengan baik.sematang mungkin agar
dalam pelaksanaan dilapangan dapat berjalan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai