DISUSUN OLEH :
1.ADI SUJARWO (2013.133.003)
2.HIDAYATUL MUBTADIIN (2013.133.026)
3.RIRIN JULIANI PE (2013.133.043)
4.XAVERIUS DURIANTO PATI. H (2013.133.055)
5.YULIANA IKA DWI RAHAYU (2013.133.057)
Laporan Praktik Kerja Lapangan Semester IV yang berjudul “Penerapan Standar Pelayanan
Minimal, Aspek Ergonomi, SIM-RS dan Akreditasi di Seksi Rekam Medis Rumah Sakit Umum
Bethesda Lempuyangwangi Yogyakarta Tahun 2015” telah mendapat persutujuan pada tanggal
2015. Untuk dapat diajukan pada responsi Praktik Kerja Lapangan.
Mengetahui
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat, limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan
Semester IV yang berjudul “PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL, ASPEK
ERGONOMI, SIM-RS DAN AKREDITASI DI SEKSI REKAM MEDIS RUMAH SAKIT
UMUM BETHESDA LEMPUYANGWANGI YOGYAKARTA TAHUN 2015”.
Adapun maksud dan tujuan kami disini dalam menyusun laporan ini ialah sebagai bukti tertulis
dari hasil pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan kami yang telah kami laksanakan pada tanggal 03
Agustus – 15 Agustus 2015 bertempat di RSU Bethesda Lempuyangwangi Yogyakarta. Pada
kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.Bapak Anas Rahmad Hidayat., S.KM M.Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan Permata
Indonesia dan Pembimbing Akademik.
2.Ibu Dresti Widya selaku Dosen Jurusan Rekam Medis Poltekkes Permata Indonesia.
3.Ibu Sumartinah, AMd.,RMIK selaku Koordinator Seksi Rekam Medis RSU Bethesda
Lempuyangwangi Yogyakarta dan Pembimbing Lapangan.
4.Bapak Fahmi Hakam., S.KM selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapangan
5.Segenap staf Seksi Rekam Medis RSU Bethesda Lempuyangwangi yang telah membimbing
dan membantu kami selama PKL dengan penuh kesabaran.
6.Kedua orang tua kami serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang
telah memberikan bantuan baik material maupun spiritual.
Selanjutnya kami selaku penyusun menyadari bahwa dalam penyususnan laporan ini masih
kurang dari sempurna, maka dari itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami
terima dengan tangan terbuka demi sempurnanya laporan ini.
Besar harapan kami, semoga apa yang telah kami buat bisa menjadi referensi yang berguna bagi
kami selaku penyusun maupun pembaca.
Yogyakarta, 03 Agustus 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang 1
B.Tujuan PKL 3
C.Manfaat PKL 3
D.Ruang Lingkup 4
BAB IV PEMBAHASAN
A.Akreditasi RSU Bethesda Lempuyangwangi 46
B.Standar Pelayanan Minimal Penyediaan Berkas RM di
RSU Bethesda Lempuyangwangi 47
C.SIM-RS Bethesda Lempuyangwangi 48
D.Aspek Ergonomi RSU Bethesda Lempuyangwangi 49
E.Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit Sistem Reproduksi dan Genetika 53
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan 56
B.Saran 57
DAFTAR PUSTAKA 58
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Perkembangan dunia kesehatan baik ilmu pengetahuan, teknologi, informasi kesehatan, maupun
setiap pelayanan kesehatan dituntut untuk menyelenggarakan rekam medis. Mengingat rekam
medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Permenkes
269/Menkes/Per/III/2008).
Penyelenggaraan sistem rekam medis yang baik, salah satunya harus ditunjang oleh sistem
penyediaan berkas rekam medis. Penyediaan berkas rekam medis yang baik adalah penyediaan
berkas rekam medis yang cepat, tepat dan efisien. Jika waktu dalam penyediaan rekam medis
lama, maka akan menghambat pelayanan kesehatan yang akan diberikan dokter kepada pasien,
karena dokter tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien tanpa adanya berkas
rekam medis pasien tersebut. Penyediaan berkas rekam medis harus dapat mendukung pelayanan
kesehatan, khususnya pelayanan rawat jalan yang bermutu.
Rekam medis berperan penting dalam menentukan akreditasi tujuan akreditasi rumah sakit
adalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, sehingga sangat dibutuhkan oleh masyarakat
Indonesia yang semakin selektif dan berhak mendapatkan pelayanan yang bermutu. Dengan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan diharapkan dapat mengurangi minat masyarakat untuk
berobat keluar negeri. Sesuai dengan Undang-undang No.44 Tahun 2009, pasal, 40 ayat 1,
menyatakan bahwa, dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan
akreditasi secara berkala menimal 3 (tiga) tahun sekali.
Meskipun akreditasi rumah sakit telah berlangsung sejak tahun 1995 dengan berbasis pelayanan,
yaitu 5 pelayanan, 12 pelayanan dan 16 pelayanan, namun dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi serta makin kritisnya masyarakat Indonesia dalam menilai mutu
pelayanan kesehatan, maka dianggap perlu dilakukannya perubahan yang bermakna terhadap
mutu rumah sakit di Indonesia. Perubahan tersebut tentunya harus diikuti dengan pembaharuan
standar akreditasi rumah sakit yang lebih berkualitas dan menuju standar Internasional.
Selain memahami mengenai akreditasi RS dan Standar Pelayanan Minimal penyediaan berkas
Rekam medis, maka seorang perekam medis mampu melakukan klasifikasi dan kodefikasi
penyakit, masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis. Artinya bahwa
seorang profesi perekam medis harus mampu menetapkan Kode Penyakit dan Tindakan dengan
tepat sesuai klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia yakni ICD-10 untuk kode penyakit dan
ICD-9 CM untuk kode tindakan medis.
Dalam pelaksanaan pekerjaan di unit rekam medis, maka seorang perekam medis juga harus
mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan tata letak, ukuran peralatan kerja, pencahayaan dan
kebutuhan peralatan-peralatan pekerjaan di unit rekam medis, atau dikenal dengan istilah
ergonomi. Tujuan seorang perekam medis mengetahui tentang ergonomi dimaksudkan agar
tercapai efisiensi, keamanan, kenyamanan dan keselamatan dalam bekerja. Berdasarkan hal
tersebut maka dapat dikembangkan kesesuaian desain atau rancangan ruangan dan
perlengkapan/prasarana, work flow dan work space, serta kenyamanan lingkungan yang ada di
Unit Rekam Medis.
Berdasarkan keterangan tersebut di atas, Praktek Kerja Lapangan Semester IV ini mengambil
tema “Penerapan Standar Pelayanan Minimal, Aspek Ergonomi, SIM-RS dan Akreditasi di Seksi
Rekam Medis Rumah Sakit Umum Bethesda Lempuyangwangi Yogyakarta Tahun 2015”.
B.Tujuan
1.Tujuan Umum
Mengetahui Standar Pelayanan Minimal dan Akreditasi Unit Kerja Rekam Medis, SIM RS,
Aspek Ergonomi serta Klasifikasi Dan Kodefikasi Penyakit (coding) di Unit Rekam Medis
2.Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan memahami manajemen rekam medis dan
menerapkan fungsi teknik penyelenggaraan rekam medis di suatu Rumah Sakit/ Institusi
Pelayanan Kesehatan, antara lain :
a.Mengetahui standar pelayanan minimal penyediaan berkas rekam medis dan akreditasi unit
kerja rekam medis
b.Mengetahui sistem informasi di rumah sakit
c.Mengetahui dan menerapkan sistem ergonomi disetiap kegiatan unit kerja rekam medis
d.Memahami dan melakukan klasifikasi dan kodefikasi penyakit system reproduksi dan genetika.
C.Manfaat
1.Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau masukan bagi pihak RSU Bethesda
Lempuyangwangi terutama dalam hal mutu pelayanan dan efektifitas serta efisiensi
penyelenggaraan Rekam Medis.
2.Bagi Institusi Pendidikan
Laporan praktik kerja lapangan yang disusun dalam bentuk laporan ilmiah ini dapat menambah
referensi yang bermanfaat bagi para pembaca dan dapat mengukur kemampuan taraf pendidikan
di instansinya serta mengetahui kemampuan mahasiswanya di lapangan.
3.Bagi Mahasiswa
Mahasiwa mendapatkan pengalaman di lapangan dengan materi atau teori yang telah dipelajari.
D.Ruang Lingkup
1.Lingkup Waktu
Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan pada tanggal 03 Agustus – 15 Agustus 2015.
2.Lingkup Tempat
Praktik kerja lapangan dilaksanakan di Seksi Rekam Medis RSU Bethesda Lempuyangwangi.
3.Lingkup Materi
Dalam lingkup materi Praktek Kerja Lapangan ini meliputi Akreditasi, Standar Pelayanan
Minimal Penyediaan Berkas, SIM-RS, Kode Klasifikasi Penyakit dengan menggunakan ICD-10
dan Ergonomi (work flow dan work space, rancangan loket pendaftaran, rak filing, rancangan
kebutuhan rak file, meja dan kursi) di rumah sakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4S
SENYUM SAPA SOPAN SEMANGAT
Gambar 1.1 Budaya Kerja RSU Bethesda Lempuyangwangi
2.Visi dan Misi Rumah Sakit
a.Visi Rumah Sakit
Menjadi Rumah Sakit terpercaya, profesional beralaskan kasih dan menjadi pilihan masyarakat.
b.Misi Rumah Sakit
1)Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang holistic, bermutu, terjangkau, dan berwawasan
lingkungan.
2)Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang fokus kepada kepuasan pelanggan.
3)Membangun SDM yang kompeten, berkomitmen, dan berkarakter sesuai budaya kerja
YAKKUM.
4)Mengelola penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara efektif dan efisien.
c.Tujuan Rumah Sakit
1)Terselenggaranya pelayanan rumah sakit secara cepat, tepat, profesional, aman dan nyaman.
2)Terciptanya suasana kerja yang harmonis, komunikatif, dan ramah.
3.Motto Rumah Sakit
“Melayani Dengan Kasih Menuju Sehat”
4.Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit
a.Pelayanan Rawat Jalan
1)Klinik Umum
2)Klinik Anak
3)Klinik Gigi
4)Klinik Penyakit Dalam
5)Klinik Bedah Umum
6)Klinik Bedah Anak
7)Klinik Kulit dan Kelamin
8)Klinik THT & Alergi
9)Klinik Obstettri
10)Klinik Gynekologi
11)Imunisasi
12)Klinik Gigi
13)Pila Clinic (Klinik Wasir tanpa operasi)
14)Klinik Psikologi
15)LW Skin & Slimming Care
b.Pelayanan Rawat Inap
1)VIP
2)Kelas I
3)Kelas II
4)Kelas III
5)Kelas III (IBU)
6)HCU
c.Pelayanan Penunjang Medik
1)Farmasi 24 Jam
2)Rekam Medik
3)Radiologi
4)Laboratorium
5)Pelayanan Gizi&Konsultasi
6)Fisioterapi
7)Instalasi Gawat Darurat
Jadi untuk 5 tahun ke depan dibutuhkan 17.6 atau di bulatkan menjadi 18 sub rak filling atau
sebanyak 1 buah rak filling untuk menampung berkas rekam medis.
Faktor yg mempengaruhi kapasitas Rak File:
a.Volume Rak
Untuk 1 sub rak filling terdapat 704 berkas rekam medis
b.Rata – rata tebal berkas
Rata-rata tebal berkas rm adalah 0.5 cm
c.Sistem Penjajaran yg digunakan
System penjajaran yang di gunakan di RSU Bethesda Lempuyangwangi adalah Terminal Digit
Filling (TDF) atau penjajaran rekam medis berdasarkan urutan nomor akhir
7.Beban Kerja, Kebutuhan Tenaga Kerja dan Produktifitas
a.Beban Kerja
Untuk beban kerja kami menghitungnya dengan menggunakan metode WISN :
Standar Beban Kerja = Waktu kerja tersedia
Rata-rata waktu / kegiatan pokok
Perhitungan beban kerja di RSU Bethesda Lempuyangan sebagai berikut :
Diketahui :
1)Waktu kerja tersedia : 6864 jam
Dibuatkan dalam menit : 6864 x 60’ = 411840’
2)Rata-rata waktu / kegiatan pokok :
a) Menulis tracer = 0.5
= 411840 / 0.5
= 823760 menit = 13 jam
b)Menulis register filling = 0.5
= 411840 / 0.5
= 823760 menit = 13 jam
c)Pengambilan RM di rak filling = 1
= 411840 / 1
= 411840 menit = 7 jam
d)Pengambilan RM di TPPRJ = 1
= 411840 / 1
= 411840 menit = 7 jam
e)Menulis pengembalian berkas di buku register filling = 1
= 411840 / 1
= 411840 menit = 7 jam
f)Menulis morbiditas = 2
= 411840 / 2
= 205920 menit = 3 jam
g)Menyimpan BRM = 0.5
= 411840 / 0.5
= 823760 menit = 13 jam
h)Mengambil tracer dari rak filling = 0.5
= 411840 / 0.5
= 823760 menit = 13 jam
i)Assembling = 3.5
= 411840 / 3.5
= 117668 menit = 2 jam
C.SIM-RS
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat SIMRS adalah suatu
sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur
proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur
administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari
Sistem Informasi Kesehatan.
Tujuan dari SIM-RS adalah menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan
harga pokok jasa,produk,dan tujuan lain yang diinginkan manajemen, menyediakan informasi
yang dipergunakan dalam perencanaan,pengendalian,pengevaluasian,dan perbaikan
berkelanjutan dan menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
SIM-RS di RSU Bethesda Lempuyangwangi baru digunakan selama 1 tahun 9 bulan dari bulan
oktober 2013. SIM-RS yang digunakan yaitu One Medic dengan berbasis web dengan
menggunakan jaringan LAN (Local Area Network), tetapi One Medic dapat juga diakses dari
rumah oleh dokter yang ingin melihat jumlah pasien untuk praktek selanjutnya. Di RSU
Bethesda Lempuyangwangi One Medic sudah digunakan diseluruh gugus rumah sakit, tetapi
untuk bagan rekam medis baru sebatas entry data pasien rawat jalan dan rawat inap, selebihnya
masih manual.
Penerapan SIM-RS untuk bagian pendaftaran adalah kecepatan dalam penyelesaian administrasi
pasien, tetapi untuk bagian pelaporan membutuhkan waktu yang lama dikarenakan untuk
membuat laporan petugas harus melihat dari buku morbiditas pasien, bukan dari SIM-RS yang
ada, sehingga mengurangi efisiensi pekerjaan yang ada. Kendala yang lain yang dihadapi petugas
rekam medis dikarenakan penggunaan SIM yang tidak merata di bagian rekam medis adalah
akurasi data, contohnya di pencatatan register filling, hal yang sering terjadi yaitu pasien yang
sama ditulis 2 kali, jika diguakan SIM-RS maka hal tersebut tidak terjadi, dikarenakan SIM akan
memberikan peringatan jika terjadi duplikasi data.
D.Aspek Ergonomi
1.Tempat Pendaftaran Pasien
Tempat pendaftaran di rumah sakit Harus terletak didekat pintu utama, Asksesibility Lokasi
mudah dijangkau oleh semua petugas rumah sakit dan pasien, harus ada ruang tunggu pasien
RI/RJ, comfortable dapat memberikan rasa nyaman sehingga mengurangi rasa lelah, save bentuk
dan rancangan mebel/furniturenya harus aman (tidak ada sudut/tepi tajam, baik pada kayu, logam
kaca, privasi dapat memberikan rasa aman pada pasien dan confidentiality dapat menjaga
kerahasiaan dokumen RM
Di RSU Bethesda Lempuyangwangi tempat pendaftaran pasien baik rawat jalan, rawat inap,
maupun IGD bergabung jadi satu.
Meja pendaftaran berbentuk leter L dengan panjang meja pendaftaran 200 cm, tinggi 98 cm,
lebar loket pendaftaran 60 cm, sudah efisien menurut segi ergonomi. Bentuk kursi dipendaftaran
adalah kursi kayu dengan alas busa. Tetapi tidak memiliki sandaran, sehingga tidak memenuhi
kriteria kursi kerja yang baik.
Ruang Tunggu di RSU Bethesda Lempuyanwangi sangat nyaman dengan adanya fasilitas yang
ada diruang tunggu pasien adalah Televisi, Dispenser, pengeras suara, kipas dan kursi tunggu
pasien. Suhu di ruangan tunggu pasien adalah suhu alami dengan menggunakan pencahayaan
alami tetapi tidak memiliki ventilasi udara yang cukup banyak.
2.Ruang kerja Seksi Rekam Medis RSU Bethesda Lempuyangwangi
a.Kantor unit rekam medis harus dekat dengan unit yang lain, agar supaya dalam mencari dan
pendistribusian berkas rekam medis cepat dan tepat.
b.Kantor unit rekam medis harus memadai (nyaman, tenang dll) bagi staff rekam medis dalam
menjalankan tugasnya.
c.Ruang penyimpanan harus memadai (baik untuk rak berkas rekam medis aktif maupun in-aktif)
d.Kantor unit rekam medis harus aman (untuk melindungi dokumen dari kerusakan,
kehilangan/digunakan oleh pihak yang tidak berwenang).
Area kerja di unit rekam medis RSU Bethesda Lempuyangwangi memiliiki 2 tempat yaitu di
lantai 1 (TPPRJ, TPPRI dan pelayanan SKM) dengan ukuran luas 2.5 x 4 m2 dan lantai 2 m2
(Asembling, coding, indexing, pelaporan, filling dan BPJS) dengan memiliki ukuran luas 12 x 16
m2. Ruang penyimpanan berkas rekam medis di ruang filing dibagi 2 yaitu ruang penyimpanan
RM aktif dengan ukuran luas 8 x 8 m2 dan ruang penyimpanan RM in-aktif dengan ukuran luas
7 x 8 m2dengan jumlah 8 rak besi kayu, yaitu 4 rak di ruang penyimpanan RM aktif dan 4 rak di
ruang penyimpanan RM in-aktif
Alur kerja Seksi Rekam Medis di RSU Bethesda Lempuyangwangi dari segi ergonomi mulai
dari tempat pendaftaran pasien, assembling, coding dan indexing, pelaporan/reporting, filling
sudah berurutan dari segi ergonomi. Setelah berkas rekam medis diolah jika terdapat
ketidaklengkapan maka berkas akan disimpan terpisah sesuai dengan dokter yang merawat. Jika
berkas sudah lengkap dan dianalis kelengkapannya dikembalikan ke rak penyimpanan sesuai
dengan nomor berkas rekam medis.
3.Kebutuhan Rak filling
Di ruang penyimpanan terdapat 8 rak filing yaitu 4 rak di ruang penyimpanan RM aktif dan 4 di
ruang penyimpanan RM in-aktifyang mempunyai karakteristik sama dengan memiliki 5 tingkat
dengan ukuran panjang rak 304 cm, lebar 60 cm, tinggi 195 cm, untuk 1 rak filling memiliki 15
sub rak dengan ukuran sub rak panjang 100 cm, tinggi sub rak 35 cm dan lebar sub rak 35 cm.
Kapasitas penyimpanan per sub rak adalah 704 berkas.
Kami melakukan penghitungan kebutuhan jumlah rak penyimpanan rekam medis untuk lima
tahun ke depan berdasarkan rumus menurut Ery dan Warih 2011. Menurut Ery dan Warih (2011)
untuk menghitung kebutuhan jumlah rak penyimpanan rekam medis dapat dihitung dengan
penggunaan rumus sebagai berikut :
Kebutuhan Sub Rak Filling =
Hasil yang kami dapat untuk 5 tahun ke depan untuk ruangan filling RSU Bethesda
Lempuyangwangi dibutuhkan 17.6 atau di bulatkan menjadi 18 sub rak filling atau sebanyak 1
buah rak filling untuk menampung berkas rekam medis. Hasil ini kami peroleh dari jumlah
berkas rekam medis per subrak 704 berkas dikalikan 5 tahun di bagi panjang sub rak 100 cm di
bagi rata-rata tebal berkas 0.5 cm.
4.Beban kerja dan perhitungan kebutuhan tenaga kerja
a.Beban kerja
Kami melakukan perhitungan standar beban kerja di bagian seksi rekam medis RSU Bethesda
Lempuyangwangi berdasarkan rumus WISN
Standar Beban Kerja = Waktu kerja tersedia
Rata-rata waktu / kegiatan pokok
Hasil yang kami dapat adalah :
1)Menulis tracer 0.5 menit, waktu kerja tersedia 6864 jam dibbuat dalam hitungan menit yaitu
411840 menit. Waktu kerja tersedia dibagi rata-rata waktu kegiatan pokok, jadi di dapatkan 13
jam.
2)Menulis register filling 0.5 menit di bagi waktu kerja tersedia didapatkan 13 jam
3)Pengambilan RM di rak filling 1 menit, di bagi waktu kerja tersedia didapatkan 7 jam
4)Pengambilan RM di TPPRJ 1 menit, di bagi waktu kerja tersedia didapatkan 7 jam
5)Menulis pengembalian berkas di buku register filling 1 menit, di bagi waktu kerja tersedia
didapatkan 7 jam
6)Menulis morbiditas 2 menit, di bagi waktu kerja tersedia didapatkan 3 jam
7)Menyimpan BRM 0.5 menit, di bagi waktu kerja tersedia didapatkan 13 jam
8)Mengambil tracer dari rak filling 0.5 menit di bagi waktu kerja tersedia didapatkan 13 jam
9) Assembling 3.5 menit di bagi waktu kerja tersedia didapatkan 2 jam
b.Perhitungan Kebutuhan Tenaga Rekam Medis
Perhitungan kebutuhan SDM per unit tujuannya adalah diperolehnya jumlah dan jenis/kategori
SDM per unit kerja sesuai dengan beban kerja selama 1 tahun.
Kami melakukan penghitungan kebutuhan tenaga kerja rekam medis di RSU Bethesda
Lempyangwangi untuk satu tahun ke depan berdasarkan rumus FTE (Full Time Equivalent)
FTE = Jumlah beban per tahun
Target kerja per jam x jumlah jam kerja per tahun
Hasil yang kami dapat adalah 7 orang petugas di bagian pendaftaran Rawat Jalan, yaitu 3 orang
petugas shift pagi, 3 orang petugas shift siang dan 1 orang petugas shift malam. Hasil ini di
peroleh dari jumlah beban pertahun 26967 di bagi target kerja per jam 14 di kalikan dengan
jumlah jam kerja pertahun 300.
26967 yaitu jumlah pasien yang mendaftar diloket pendaftaran selama 1 tahun, kami mengambil
dari jumlah kunjungan pasien rawat jalan tahun 2014.
14 yaitu jumlah pasien yang di layani dalam 1 jam, kami menghitungnya dengan cara jumlah
pasien rawat jalan tahun 2014 di bagi 12 bulan, di dapat 2248 di bagi hari kerja selama sebulan,
yaitu 25 hari, di dapat 90 di bagi jam kerja dalam sehari 6.5.
300 hari yaitu hari loket buka dalam 1 tahun.
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
1.Akreditasi di RSU Bethesda Lempuyangwangi sedang dalam persiapan maju bimbingan
rencana bulan Oktober 2015. RSU Bethesda Lempuyangwangi mengikuti akreditasi versi 2012.
Untuk RSU Bethesda Lempuyangwangi bagian Seksi Rekam Medis mengikuti akreditasi versi
2012 pokja MKI (Manajemen Komunikasi dan Informasi) dan HPK (Hak Pasien dan Keluarga).
2.SPM penyediaan berkas RM di RSU Bethesda Lempuyangwangi ditetapkan sesuai dengan
teori yang ada. Waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan (< 10 menit),
waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat inap (< 15 menit).
3.SIM-RS di RSU Bethesda Lempuyangwangi yang digunakan yaitu One Medic dengan berbasis
web dengan menggunakan jaringan LAN (Local Area Network), RSU Bethesda
Lempuyangwangi One Medic sudah digunakan diseluruh gugus rumah sakit, tetapi untuk bagian
rekam medis baru sebatas entry data pasien rawat jalan dan rawat inap, selebihnya masih
manual.`
4.Dilihat dari aspek ergonomi yang ada di RSU Bethesda Lempuyangwangi, untuk alur kerja
Unit Kerja Rekam Medis sudah sesuai dengan teori ergonomi mulai dari tempat pendaftaran,
assembling, coding dan indexing. Kantor Seksi rekam medis dekat dengan unit yang lain, luas,
nyaman tetapi tidak aman, dikarenakan rak filling masih bersifat open self. Sesuai dengan
perhitungan menurut rumus Ery dan Warih (2011) kebutuhan rak penyimpanan berkas rekam
medis pasien dalam jangka waktu 5 tahun adalah ditambah 1 rak filling dengan 15 sub rak.
Sesuai dengan perhitungan FTE (Full Time Equivalent) Seksi rekam medis membutuhkan 7
orang petugas rekam medis bagian pendaftaran rawat jalan, yaitu 3 orang petugas shift pagi, 3
orang petugas shift siang dan 1 orang petugas shift malam.
5.Klasifikasi dan kodefikasi yang di lakukan di RSU Bethesda Lempuyangwangi untuk pasien
rawat inap di lakukan setelah pasien sudah pulang, sedangkan untuk pasien rawat jalan hanya di
coding untuk pasien yang menggunakan jaminan BPJS, dan pengkodingan baik rawat inap dan
rawat jalan di lakukan secara manual. Untuk kasus genetika kami hanya mendapatkan 3 kasus
genetika.
B.Saran
1.Sebaiknya RSU Bethesda Lempuyangwangi menggunakan system komputerisasi agar supaya
semua system di seksi rekam medis terintegrasi
2.Sebaiknya kursi petugas bagian pendaftaran seksi rekam medis RSU Bethesda
Lempuyangwangi dibuat sandaran agar petugas lebih nyaman dalam bekerja
3.Sebaiknya proses pengkodean dilakukan juga di berkas pasien rawat jalan agar memudahkan
petugas dalam proses pelaporan rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Rustiyanto, Ery dan Rahayu, Warih Ambar. 2011. Manajemen Filing Dokumen Rekam Medis
dan Informasi Kesehatan.Yogyakarta
Rustiyanto, Ery. 2011. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang Terintegrasi. Yogyakarta
: Gosyen Publishing
Sumber Data Seksi Rekam Medis Rumah Sakit Umum Bethesda Lempuyangwangi
Tarwaka, Solichul H.B, Lilik S. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan Kerjadan Produktivitas.
Surakarta : Uniba Press
WHO. International Statistical Clasification of Diseases and Related Health Problem. Tenth
Revisi ed; Switzerland; 2008
LAMPIRAN-LAMPIRAN