Anda di halaman 1dari 28

DEPARTEMEN IKM-IKK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

Cakupan Pasien Tuberkulosis


di Puskesmas Rappokalling
Periode Januari-Mei 2022

Pembimbing Supervisor :
dr. Ainan Raena

Kepala Puskesmas Rappokalling


dr. Gusti, Sp.KLPP
BAB I Pendahuluan

Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman


Mycobacterium tuberculosis.

Gejala utama pasien TBC paru yaitu batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih.

Menjelang tahun 2021, tuberkulosis masih menjadi penyebab kematian tertinggi dari
penyakit menular di seluruh dunia (Harding, 2020).

Indonesia merupakan salah satu negara yang berada dalam daftar WHO untuk negara
yang memiliki beban insidensi TB tinggi.

Menurut data Profil Kesehatan Indonesia, insidensi tuberkulosis di Indonesia mencapai


316 per 100.000 penduduk di tahun 2018.
Data Global TB Indonesia Report
2021
WHO membuat strategi secara global dan target prevention, care dan control
tuberkulosis setelah 2015 yaitu End TB Strategy.
End TB Strategy memiliki 3 indikator global level tinggi yaitu :

Milestone SDG END TB

2020 2025 2030 2035


Jumlah kematian akibat TB
berkurang 95% dibandingkan
35% 75% 90% 95%
tahun 2015
Angka insidensi TB berkurang
90% dibandingkan tahun 2015 20% 50% 80% 90%
Tidak ada keluarga
yang mengalami masalah ekonomi
0% 0% 0% 0%
yang katastropik
Terdapat 10 indikator prioritas teratas untuk pemantauan implementasi End TB Strategy di tingkat
global dan nasional, dengan tingkat target yang direkomendasikan berlaku untuk semua negara.

Rekomendasi Level
Indikator
Target
Cakupan pengobatan TB ≥ 90%
Treatment Success Rate TB ≥ 90%

Persentase keluarga penderita TB yang mengalami masalah ekonomi


0%
yang katastropik
Persentase pasien TB baru dan relaps yang diuji menggunakan
≥ 90%
rekomendasi WHO dengan rapid test saat diagnosa
Cakupan pengobatan LBTI ≥ 90%
Cakupan penemuan kontak ≥ 90%

Cakupan Drug Susceptibility Testing (DST) pasien TB 100 %

Cakupan pengobatan, obat TB baru ≥ 90%

Dokumentasi status HIV pasien TB 100%

Case Fatality Ratio (CFR) ≤5%


Pilar dan komponen dalam end TB strategy

Tatalaksana dan upaya pencegahan terintegrasi yang berpusat pada pasien

Dukungan politik dan system pendukung yang kuat

Intensifikasi penelitian dan inovasi baru.

Maas A.H., van der Schouw Y.T., Regitz-Zagrosek V., Swahn E., Appelman Y.E., Pasterkamp G., et al. (2011) Red alert for women’s heart: the urgent need for more research
and knowledge on cardiovascular disease in women: proceedings of the workshop held in Brussels on gender differences in cardiovascular disease, 29 September 2010. Eur
Heart J 32: 1362–1368 [PubMed] [Google Scholar] [Ref list]
Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan insidensi kasus tuberkulosis menjadi 65 per
100.000 penduduk pada tahun 2030, serta mengakhiri epidemi tuberkulosis di tahun 2050

Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia tahun 2020-2024 bertujuan


untuk:
Memperkuat manajemen program penanggulangannya tuberkulosis yang responsive mulai
dari pusat, provinsi, kabupaten, kota, fasyankes.

Meningkatkan kualitas pelayanan tuberkulosis yang berpusat kepada kebutuhan masyarakat

Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan tuberkulosis

Meningkatkan kebutuhan dan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya penanggulangan


tuberculosis.
Target utama tahun 2024

Target Eliminasi Tuberkulosis


Tahun 2030
Tinggi rendahnya keberhasilan pengobatan atau treatment success
rate (TSR) dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

Faktor pasien : Faktor pengawas minum obat


pasien tidak patuh minum obat anti TB, (PMO) :
pasien pindah fasyankes (tanpa
PMO tidak ada
inormasi hasil pengobatan ke fasyankes
awal) dan kasus TB resisten obat, PMO ada tapi kurang memantau

Faktor obat :
suplai obat terganggu sehingga pasien menunda
atau tidak meneruskan pengobatan dan kualitas
obat menurun karena penyimpanan tidak sesuai
standar.

Tan Y.Y., Gast G.C., van der Schouw Y.T. (2010) Gender differences in risk factors for coronary heart disease. Maturitas 65: 149–160 [PubMed] [Google Scholar] [Ref list]
Profil Puskesmas
BAB II Rappokalling

• Puskesmas Rappokalling terletak di Kecamatan Tallo Kota


Makassar dengan luas wilayah kerja kurang lebih 5,83 km2.
• Dari 4 (empat) kelurahan yang masuk dalam wilayah kerja
Puskesmas Rappokalling terdapat 22 ORW,119 ORT dan 43.428
jiwa.

Distribusi penduduk tersebar di empat wilayah kelurahan yaitu,

Kelurahan Rappokalling, 16.073 jiwa

Kelurahan Tammua, 10.047 jiwa

Kelurahan Buloa, 8.264 jiwa

Kelurahan Tallo, 9.004 jiwa


Jumlah tenaga Kesehatan yang terdapat di Puskesmas Rapokallimg pada tahun 2021 sebanyak
21 orang dengan berbagai spesifikasi terdiri dari :

PELAYANAN JUMLAH (Orang)


Dokter Umum 2
Dokter Gigi 1
Perawat 5
Bidan 3
Sanitarian 2
Nutrisionis 1
Laboratorium 1
Apoteker 1
Asisten Apoteker 1
Perawat Gigi 1
Epidemiologi 1
Promkes 1
AKK 1

Jumlah Pegawai 21
Program Pokok Pelayanan Puskesmas

JENIS MUTU
PENERIMA PERNYATAAN
NO LAYANAN LAYANAN
LAYANAN DASAR STANDAR
DASAR DASAR
Pelayanan Sesuai standar Setiap ibu hamil
1 kesehatan ibu pelayanan Ibu hamil mendapatkan pelayanan
hamil antenatal antenatal sesuai standar
Pelayanan Sesuai standar Setiap ibu bersalin
2 kesehatan ibu pelayanan Ibu bersalin mendapatkan pelayanan
bersalin persalinan persalinan sesuai standar
Sesuai standar
Pelayanan Setiap bayi baru lahir
pelayanan
3 kesehatan bayi Bayi baru lahir mendapatkan pelayanan
kesehatan bayi
baru lahir kesehatan sesuai standar
baru lahir
Sesuai standar Setiap balita mendapatkan
Pelayanan
4 pelayanan Balita pelayanan kesehatan sesuai
kesehatan balita
kesehatan balita standar
Program Pokok Pelayanan Puskesmas

JENIS LAYANAN MUTU LAYANAN PENERIMA LAYANAN


NO PERNYATAAN STANDAR
DASAR DASAR DASAR

Sesuai standar Setiap anak pada usia


Pelayanan kesehatan
skrining kesehatan Anak pada usia Pendidikan Pendidikan dasar mendapatkan
5 pada usia Pendidikan
usia Pendidikan dasar skrining kesehatan sesuai
dasar
dasar standar
Setiap warga negara Indonesia
Sesuai standar
Pelayanan kesehatan Warga Negara Indonesia usia 15 s.d 59 tahun
6 skrining kesehatan
pada usia produktif usia 15 s.d 59 tahun mendapatkan skrining
usia produktif
kesehatan sesuai standar
Setiap warga negara Indonesia
Sesuai standar
Pelayanan kesehatan Warga Negara Indonesia usia 60 tahun ke atas
7 skrining kesehatan
pada usia lanjut usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining
usia lanjut
kesehatan sesuai standar

Sesuai standar Setiap penderita Hipertensi


Pelayanan kesehatan
8 pelayanan kesehatan Penderita Hipertensi mendapatkan pelayanan
penderita Hipertensi
penderita Hipertensi kesehatan sesuai standar
Program Pokok Pelayanan Puskesmas
JENIS LAYANAN MUTU LAYANAN PENERIMA LAYANAN
NO PERNYATAAN STANDAR
DASAR DASAR DASAR

Pelayanan kesehatan Sesuai standar Setiap penderita Diabetes


9 penderita Diabetes pelayanan kesehatan Penderita Diabetes Melitus Melitus mendapatkan pelayanan
Melitus Diabetes Melitus kesehatan sesuai standar
Setiap orang dengan gangguan
Pelayanan kesehatan Sesuai standar
Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat mendapatkan
10 orang dengan pelayanan kesehatan
jiwa (ODGJ) berat pelayanan kesehatan sesuai
gangguan jiwa berat jiwa
standar
Pelayanan kesehatan Sesuai standar Setiap orang dengan TB paru
11 orang dengan TB pelayanan kesehatan Orang dengan TB Paru mendapatkan pelayanan TB
Paru TB Paru sesuai standar
Setiap orang berisiko terinfeksi
Orang berisiko terinfeksi
HIV (ibu hamil, pasien TB,
HIV (ibu hamil, pasien TB,
Pelayanan kesehatan Sesuai standar pasien IMS, waria/transgender,
pasien IMS,
12 orang dengan risiko mendapatkan pengguna napza, dan warga
waria/transgender, pengguna
terinfeksi HIV pemeriksaan HIV binaan Lembaga
napza, dan warga binaan
pemasyarakatan) mendapatkan
Lembaga pemasyarakatan)
pemeriksaan HIV sesuai standar
Pasien Tuberkulosis di Puskesmas Rappokalling

Berdasarkan data yang di ambil dari Puskesmas Rappokalling pada bulan Januari hingga
31 Mei 2022, tuberculosis merupakan salah satu dari sepuluh penyakit terbanyak yang
datang ke puskesmas dengan jumlah kasus sebanyak 44 orang dan paling banyak kasus
pada bulan Mei 2022.

Jumlah Pasien Tuberkulosis di Bulan Jumlah (n) %


Puskesmas Rappokalling Pada tahun
2022 Januari 10 23

Februari 4 9

Maret 9 20

April 9 20

Mei 12 27

Total 44 100.0
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Puskesmas Rappokalling temuan
kasus tuberkulosis terbanyak 12 (27%) kasus terjadi pada bulan Mei 2022.

Persentase Jumlah Penderita Tuberkulosis (%)


30%

25%

20%

15%

10%

5%

0%
Januari Februari maret April Mei Total
BAB III Metode

Penelitian ini bersifat kuantitatif.

Data primer diperoleh dari kuisioner yang dibagikan kepada 50 sampel pasien yang
datang ke poliklinik Puskesmas Rappokalling.

Data sekunder diperoleh dari laporan penyakit terbanyak di Puskesmas


Rappokalling dari Januari 2022 hingga 22 Mei 2022.
BAB IV Pohon Masalah
Tingginya kasus Cakupan tuberculosis
tuberculosis (akibat) (Masalah Utama)

Manusia Metode Kondisi Lingkungan

Kurangnya pengetahuan Kurangnya efektifitas dan Kondisi lingkungan yang


mengenai penyakit efisiensi program kumuh dan kurang terkena
tuberculosis kesehatan tentang sinar matahari
Tuberkulosis

Anggapan tabu masyarakat Kurangnya SDM Promkes dibanding padatnya penduduk


tentang Tuberkulosis

Banyaknya kegiatan puskesmas yang tumpang tundih


BAB V Rencana Tindak Lanjut
No. Masalah Penyebab Kegiatan Indikator Sasaran Pelaksanaan Waktu Hasil

Kurangnya pengetahuan dan Meningkatkan


pemahaman kesertaan -Penyuluhan kepada pengetahuan dan
Masyarakat di Promkes PKM
keluarga dan masyarakat Tidak adanya evaluasi masyarakat tentang Edukasi dan pemahaman
penyakit TB post test Puskesmas Rappokalling dan Setiap 3 masyarakat
1. dalam program kesehatan sebelum dan sesudah Rappokalling kader Posyandu
setelah bulan sekali tentang penyakit
pemerintah dan masyarakat penyuluhan TB -Evaluasi dalam bentuk penyuluhan
dalam program TB post test TB
pemerintah

-Mengkordinasikan
/mengikutsertakan Mengetahui
-Kurangnya SDM dalam
Kurangnya efektivitas dan pelaksanaan tenaga di pemerintahan efektivitas dan
program Kepala
efisiensi program kesehatan tersebut -Menunjuk Penunjukkan Kepala PKM efisiensis dari
2 penanggungjawab di PJ Kegiatan puskesmas dan -
masyarakat mengenai Rappokalling program kerja
-Cakupan wilayah kerja setiap keluharan pemerintah
Tuberkulosis berdasarkan pre
Puskesmas luas test dan post test
-Menambah anggota
promkes
-Kurangnya man power
karena bulan Juni adanya
kegiatan Bulan Imunisasi Pembuatan
Anak Nasional (BIAN) leaflet, poster, Masyarakat di
Puskesmas Pengetahuan
Kegiatan penyuluhan TB dan vaksinisasi Covid-19 Edukasi TB di PKM spanduk, Setiap 3
3. Promkes tentang panyakit
terhambat Rappokalling brosur atau Rappokalling bulan sekali
-Padatnya kegiatan dan TB tercapai
video edukasi
juga bertabrakan sehingga tentang TB
tidak terlaksana kegiatan
penyuluhan
BAB VI Diskusi
1. Pengetahuan tentang
TB
Dari hasil kuesioner, sebanyak 66,4% dari jumlah sampel yang mengetahui tentang apa itu TB, dan
terdapat 33,6% yang tidak mengetahui tentang apa itu TB

kurangnya cakupan penyuluhan yang diberikan oleh pegawai kesehatan puskesmas kepada masyarakat
yang ramai

kurangnya tenaga penyuluh dan jadwal program puskesmas yang padat dan saling tumpang tindih

anggapan tabu masyarakat tentang penyakit TB

Solusi
:
melakukan penyuluhan efektif dengan menggunakan media seperti pamflet, brosur ataupun
video yang bisa diakses bebas oleh masyarakat serta adanya interaksi aktif antar penyuluh
dan masyarakat seperti dengan membuka sesi pertanyaan pada saat penyuluhan.
2. Pengaruh Hygiene dan Penyakit
TB

Berdasarkan dari hasil kuisioner yang telah dilakukan ada 3 soal dari kuesioner yang mengarahkan
kepada hygiene. Hasil yang didapat dari jawaban yang benar dari masing-masing soal 78% ,68%, dan
76%

• “apakah menutup mulut saat bersin dapat mencegah penularan"


• “apakah membuang dahak sembarang tempat dapat menyebabkan Tb”
• “apakah menggunakan alat makan yang sama dapat menularkan Tb “

Pengetahuan tentang personal hygine diperlukan agar dapat memelihara kesehatan diri sendiri

• memisahkan alat makan dan minum seperti peralatan pribadi yang digunakan dirumah dipisahkan
dengan anggota keluarga lainnya,
• menghindari penularan melalui dahak dengan melakukan etika bersin dan batuk yang baik,
• menyiapkan tempat untuk membuang dahak ,
• menggunakan tisu dan sapu tangan ketika batuk bersin dan
• mencuci tangan menggunakan sabun setiap melakukan kegiatan sehari hari
3. Pencegahan Penularan TB

Dari kuesioner ada 5 soal yang digunakan untuk menilai Pencegahan Penularan Tuberkulosis. Hasil yang didapat
dari jawaban yang benar dari masing-masing soal 48% , 78% 50%, 88% dan 30%.

• apakah Imunisasi BCG dapat mencegah Tb paru.


• apakah ruangan setiap rumah penting adanya ventilasi .
• apakah sinar matahari dapat mematikan kuman Tb
• apakah anggota keluarga yang serumah dengan pasien Tb beresiko tinggi untuk tertular ,
• apakah dengan makan makanan yang sehat dan bergizi dapat mengobati Tb paru

Dari hasil ini masih banyak masyarakat yang kurang mengetahui bagaimana mencegah Tb

• memberikan vaksinasi BCG pada waktu bayi pentingnya ventilasi rumah untuk mencegah penyakit Tb
• Rumah yang sehat memerluhkan cahaya matahari yang cukup tidak kurang dan tidak terlalu banyak
• Pola makan yang teratur dengan gizi seimbang dapat meningkatkan imunitas tubuh terhadap penyakit.
BAB VII Refleksi
Banyak kegiatan BIAN yang kami ikuti sehingga banyak ilmu dan pengalaman di dapat.

Berbagai karakter dari anak-anak dan orang tua sehingga kami dapat belajar cara komunikasi yang baik dan efektif.

Selama stase di puskesmas banyak kasus yang kompetensi 4A sehingga lebih mudah dipahami berbanding di rumah sakit yang
banyak kasus rujukan dan komplikasi.
Ada beberapa kendala di poli seperti habisnya strip pemeriksaan kolestral dan asam urat. Kami dapat belajar cara menjelaskan
kepada pasien dengan baik dan dapat memberikan pengobatan yang dapat mengurangi keluahan pasien.
Alat-alat yang kurang serta tidak layak pakai seperti berkarat dan obat yang sudah kadaluarsa mengajar kami berfikiran kreatif
dan kritis sehingga pelayanan yang diberikan kepada pasien semaksimal mungkin.
Kami berpeluang melakukan tindakan mandiri tetapi tetap dengan pengawasan dokter puskesmas yang sebelumnya di rumah
sakit sukar didapat.
Kami dapat merasai dan belajar cara berkerja sebagai pegawai kesehatan sehingga kami mendapat gambaran dan ekspektasi
berkerja sebagai dokter umum nanti.
Kami berpeluang turun ke lapangan berinteraksi langsung ke masyarakat dan melihat kondisi kehidupan masyarakat yang
berbeda- beda.
Kami juga berkesempatan melihat manajemen puskesmas, program yang dijalankan puskesmas maupun pembagian petugas
kesehatan di puskesmas.
BAB VIII Kesimpulan
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.

Indonesia merupakan salah satu negara yang berada dalam daftar WHO untuk negara yang memiliki beban insidensi TB tinggi.

Tuberkulosis adalah daftar 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Rappokalling.

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Puskesmas Rappokalling temuan kasus TB terbanyak 12 orang (27%) kasus terjadi pada
bulan Mei 2022.

Kasus baru sebanyak 44 orang dari bulan Januari 2022 hingga 31 Mei 2022.

Data primer yang diperoleh dari kuesioner dapat dikategorikan menjadi 3 bagian yang berhubungan dengan TB.

• Pengetahuan tentang TB masih kurang dari kalangan masyarakat.


• Pengaruh hygiene terhadap penyakit TB berpengaruh erat antara satu sama lain.
• Hubungan pengetahuan mengenai pencegahan penularan penyakit TB masih kurang.
BAB IX Saran

Bagi Diharapkan dapat memaksimalkan promosi kesehatan dalam upaya


Puskesmas meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit TB dalam
tatanan rumah tangga sehingga dapat memperbaiki perilaku hidup
sehat

Bagi Diharapkan memberikan perhatian lebih terhadap penyakit menular yang sangat mudah
ditemukan seperti tuberculosis dan meningkatkan pengetahuan terkait penyakit baik dari
Masyarakat gejala, cara mencegah, dan Langkah yang harus dilakukan ketika menemukan kasus
seperti itu di lingkungan sekitar.
Perlunya kesadaran bersama untuk memperbaiki sanitasi dan hygienitas lingkungan guna
mencegah penularan penyakit dan rutin melakukan pemeriksaan jika memiliki gejala atau
keluhan yang sesuai dengan penyakit tuberculosis maupun penyakit lainnya.

Bagi Pada penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel


Peneliti penelitian seperti faktor penularan TB, dan perilaku hidup bersih
dan sehat.
Menambah jumlah sampel yang digunakan untuk meningkatkan
validasi dari penelitian selanjutnya.
TERIMA
KASIH
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai