Stroke iskemia
Stroke iskemia diakibatkan baik oleh trombosis intrakranial
maupun embolus ekstrakranial. Trombosis intrakranial umumnya
diakibatkan oleh aterosklerosis dimana embolus ekstrakranial
biasanya meningkat dari arteri ekstrakranial maupun dari
miokardium karena infark miokard, stenosis mitral, endokarditis,
fibrilasi atrial, kardiomiopati dilatasi, gagal jantung kongestif.8
Patofisiologi
Stroke iskemik dapat disebabkan oleh karena
trombosis, emboli dan hipoperfusi.
Rata-rata aliran darah cerebral pada dewasa
adalah 50 55 ml/100g/min. Pada saat otak
dalam keadaan iskemia, terjadi kekurangan
aliran darah ke otak karena tidak ada oksigen
dan glukosa; hal tersebut diatas mendasari
patofisiologi dari stroke.4
Patofisiologi stroke kompleks dan melibatkan berbagai proses,
termasuk kegagalan energy (energy failure), hilangnya
homeostasis ion sel, asidosis, peningkatan kalsium intraseluler,
excitotoxicity, toksisitas dari radikal bebas dalam tubuh,
generasi produk asam arakidonat, aktivasi komplemen,
gangguan dari sawar darah otak/blood brain barrier (BBB),
aktivasi sel glial, dan infiltrasi leukosit (Gambar 1).
Hal tersebut diatas saling berhubungan dan dapat
menyebabkan nekrosis iskemik kemudian mengalami kematian
sel atau apoptosis. Daerah yang iskemik (penumbra) yang pucat
ini dikelilingi oleh daerah yang hiperemis bagian luar yaitu
daerah yang disebut sebagai luxury perfusion karena melebihi
kebutuhan metabolik sebagai mekanisme dari sel untuk
mengatasi keadaan iskemia. Di daerah sentral dari bagian
iskemia terdapat inti yang terdiri dari jaringan nekrotik.9
Iskemia menyebabkan kerusakan otak dengan
mengaktifkan kaskade iskemik, yang berkembang menjadi
deplesi lokal oksigen atau glukosa, menyebabkan
kegagalan produksi senyawa fosfat berenergi tinggi,
seperti adenosin trifosfat (ATP). Hal ini berpengaruh
merugikan terhadap proses tergantung energi yang
diperlukan untuk kelangsungan hidup sel jaringan, yang
pada akhirnya akan berakhir pada cedera selular dan
kematian. Tingkat kerusakan biasanya tergantung pada
durasi, tingkat keparahan, dan lokasi iskemia. Neuron,
karena perannya dalam transmisi impuls, membutuhkan
pasokan konstan glukosa dan oksigen, dalam rangka
mempertahankan gradien ionik pada membran, dan yang
paling rentan terhadap perubahan hipoksia.
Excitotoxicity
Stres Oksidatif
Inflamasi
Disfungsi blood brain barrier (BBB)
Apoptosis
Faktor Risiko Stroke
Trombolitik pada stroke
Hingga saat ini US FDA tidak merekomendasi penggunaan iv-tPA diatas 3 jam bagi
stroke iskemik, sedangkan American Heart Association/American Stroke Association
mempublikasi rekomendasi penggunaan iv- tPA pada onset 3 4,5 jam dengan syarat
pasien harus datang ke Stroke Center, onset kurang dari 4,5 jam, dan derajat
keparahan stroke dinilai dengan skala N1HS (skor maksimum 42).2
Streptokinase adalah agen trombolitik generasi pertama.
Streptokinase merupakan senyawa antigenik yang
diisolasi dan berasal dari bakteri streptokokus yang
dimurnikan. Oleh karena itu, streptokinase bukan
merupakan protease tetapi streptokinase mengikat
plasminogen untuk generasi plasmin. Mekanisme kerja
streptokinase tidak terbatas pada tempat pembentukan
thrombus; oleh karena itu, strepotokinase menghasilkan
lebih banyak produk degradasi fibrin (fibrinogensis)
sebagai akibat dari proses lisis yang luas dalam tubuh.13
Fibrinogensis terjadi ketika kadar fibrin dalam darah meningkat
yang dapat menyebabkan trombosis, perdarahan atau edema
jaringan. Meskipun harga jauh lebih murah, streptokinase
agent tidak menjadi pilihan utama dalam menangani stroke
iskemia akut dibandingkan dengan tPA agent. Studi dari
streptokinase pada stroke akut dihentikan karena peningkatan
mortalitas dibandingkan dengan plasebo karena meningkatnya
rasio perdarahan. Mekanisme kerja obat tPA (Alteplase,
Retaplase, Tenecteplase dan desmoteplase) yaitu plasminogen
mengikat fibrin yang berarti bahwa terjadi konversi
plasminogen menjadi plasma dan melisiskan trombus.13
Dalam 5 penelitian besar dilakukan uji coba terkontrol dengan
plasebo baik menggunakan tPA atau streptokinase untuk stroke akut
telah. Dalam tiga penelitian yang dilakukan, streptokinase digunakan
sebagai trombolitik. Ketiga penelitian ini dihentikan lebih awal karena
meningkatnya tingkat kematian dan perdarahan intrakranial terhadap
pemberian streptokinase. Ketiga penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa streptokinase dihubungkan dengan adanya
peningkatan mortalitas dan kecacatan. Tingkat perdarahan
intrakranial berkisar antara 6% sampai 17% untuk pasien yang
menerima streptokinase dibandingkan dengan 0,6% hingga 3% untuk
pasien yang menerima plasebo. Dalam tiga penelitian yang dilakukan,
tingkat kematian secara signifikan lebih besar pada pasien yang
menerima streptokinase agen sebagai terapi trombolitik.5
Urokinase dibentuk oleh ginjal dan ditemukan dalam urin; sama
seperti streptokinase, penggunaan urokinase telah terbatas
dalam pengobatan stroke iskemia karena proses fibrinogensis
nya. Prolyse in Acute Cerebral Thromboembolism II trial
(PROACT II) 1999 melakukan penelitian tentang manfaat dari
terapi intraarteri dari 9 mg prourokinasea rekombinan (r-proUK)
pada 180 pasien. Meskipun terjadi peningkatan perdarahan
intrakranial pada penelitian, terdapat keuntungan yang
signifikan pada pasien yang diobati dengan r-proUK selama 90
hari. Beberapa pusat kesehatan, menggunakan r-pro-UK
intravena karena biaya rendah dibandingkan dengan obat
trombolitik lainnya.5,18
Generasi kedua obat trombolitik Alteplase adalah bentuk rekombinan dari rtPA
manusia. Terapi ini cukup dikembangkan dalam penatalaksanaan stroke secara klinis.
Teknik rekombinan ini dilakukan dengan cara melakukan kloning dari molekular
dimana akan membawa materi genetik dari berbagai sumber untuk menciptakan
sekuens DNA baru untuk memproduksi obat.13, 15, 19
Alteplase adalah glikoprotein dimurnikan (protein dengan rantai gula kovalen melekat
rantai samping polipeptida) asam 527 amino yang disintesis dari DNA komplementer
(cDNA) dari jaringan yang ditemukan dalam sel-sel melanoma manusia (aktivator
plasminogen manusia) yang terdiri dari lima komponen struktural: protease, faktor
pertumbuhan epidermal (EGF) dan dua domain kringle. Lisin mengikat alteplase di
kringle 2 domain dan hal tersebut menjadi alasan bahwa alteplase memiliki afinitas
ikatan yang tinggi untuk trombus. Dalam hal farmakodinamik, rtPA memiliki waktu
paruh pendek sekitar 5 menit; oleh karena itu perlu diberikan infus setelah injeksi
bolus dalam penatalaksanaan stroke iskemik akut.19
Di India, terapi trombolisis untuk stroke banyak digunakan
baik di rumah sakit swasta dan pemerintah. Dibandingkan
tahun 2007, telah terjadi peningkatan penggunaan
intravena rtPA di India. Di antara 967 pasien yang terdaftar
on-going Indo-USA Collaborative National Stroke Registry,
134 pasien datang dalam 4,5 jam dan 104 (11%) pasien
menerima rtPA. Trombolisis intraarterial dan mekanik
diberikan di 34 pasien (3,5%). Saat ini di India ada sekitar
100 pusat kesehatan (rumah sakit) yang mampu
memberikan pengobatan rt-PA intravena dan 55 pusat
kesehatan mampu melakukan trombolisis intraarterial. 2
Pada 12 percobaan yang dilakukan (7012 pasien), rt-PA diberikan dalam 6 jam
stroke secara signifikan meningkatkan taraf kehidupan (dimodifikasi Rankin Scale,
mRS 0-2) di akhir follow-up (1611/3483 [46 3%] vs 1434/3404 [42 1%], OR 1
17, 95% CI 1 1/6 29; p = 0 001), peningkatan absolut dari 42 (19-66) per 1000
orang sampel dan hasil yang menguntungkan (mRS 0-1) peningkatan absolut dari
55 (95% CI 33-77) per 1000 orang sampel. Manfaat dari rt-PA terbesar pada
pasien yang diobati dalam waktu 3 jam (mRS 0-2, 365/896 [40 7%] vs 280/883
[31 7%], 1 53, 1 26-1 86, p <0 0001), terdapat manfaat yang signifikan 90
(46-135) per 1000 orang dirawat, dan mRS 0-1 (283/896 [31 6%] vs 202/883 [22
9%], 1 61, 1 30-1 90; p <0 0001), peningkatan absolutr 87 (46-128) per
1.000 diobati. Pada penelitian systematic review dan meta analisis didapatkan
bahwa intravena rt-PA meningkatkan taraf hidup pasien yang menderita stroke
iskemia. Pada data yang didapat juga membuktikan bahwa penatalaksanaan
stroke harus diberikan sedini mungkin walaupun terdapat manfaat pada beberapa
pasien ketika diberikan terapi tersebut hingga 6 jam setelah stroke. 19
BAB III
Cerebravasaular Disease (CVD) atau stroke adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan terjadinya penurunan sistem syaraf secara tiba-tiba selama 24
jam dapat global ataupun fokal yang disebabkan oleh gangguan pada aliran
darah ke otak baik karena penyumbatan pembuluh darah atau pecahnya
pembuluh darah. Penatalaksanaan stroke iskemik di negara berkembang saat
ini mengalami kesenjangan dengan negara maju. Keterlambatan kedatangan
pasien ke fasilitas kesehatan, sulitnya identifikasi awitan stroke dan terbatasnya
fasilitas kesehatan yang mampu melakukan revaskularisasi menyebabkan
terjadinya kesenjangan terebut. Terapi revaskularisasi, salah satunya adalah
agent trombolitik yang harus diberikan saat 3 jam onset gejala stroke. Jenis
utama obat trombolitik digunakan dalam stroke iskemik untuk mengaktifkan
plasminogen adalah urokinase atau streptokinase dan jaringan plasminogen
aktivator (misalnya, Alteplase). Jaringan aktivasi plasminogen merupakan
terapi trombolitik yang aman digunakan dibandingkan streptokinase atau
urokinase.