Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM KEBIDANAN

NON STRESS TEST ( NST )

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebidanan Komunitas yang diampu
oleh : Hadi Jayusman, M.Kom., M.T

Disusun Oleh :

Fifi Hidayah (190101003)

Maisya Nanda Wilathika (190101008)

Lisa Chandra (190101009)

Tira Nurjanah (190101017)

Yuni Nur Indriyani ( 190101020 )

PROGRAM STUDI KEBIDANAN DIII

FALKUTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat serta hidayah-nya kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai “Pemanfaatan tekologi informasi dalam kebidanan Non
Stress Test ( NST )” pada penulisan tugas ini, kami berusaha menampilkan bahasa yang
sederhana, komunikatif sehingga dapat dimengerti oleh semua kalangan.
Kami berharap tugas ini dapat memberikan tambahan informasi dan dapat dijadikan
salah satu sumber pembelajaran yang dapat mebantu rekan-rekan dalam mencapai hasil
belajar pada mata kuliah “Sistem Informasi”, agar lebih baik.

Makalah ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa bantuan orang-orang sekitar yang
telah bersedia memberikan dukungan baik secara riil maupun secara materiil. Oleh karena itu
kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Pramesti Dewi, M.Kes selaku Rektor Universitas Harapan Bangsa


2. Murniati,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku DEKAN Fakultas Kesehatan Universitas Harapan
Bangsa
3. Surtiningsih, SST., M.Kes selaku Ka.Prodi Kebidanan D3 Universitas Harapan Bangsa
4. Hadi Jayusman, M.Kom., M.T selaku dosen mata kuliah Sistem Informasi
5. Teman-teman Kebidanan D3 5A yang telah memberikan banyak dukungan semangat
dalam proses pembuatan makalah ini
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, baik dari segi
bahasa, penulisan maupun penyusunannya. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran untuk memperbaiki dan melengkapi apa yang menjadi kekurangan kami.

Purwokerto, 9 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................5
A. Latar Belakang...........................................................................................................................5
B. Rumusan masalah......................................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................................5
BAB II ISI.............................................................................................................................................6
A. Pengertian..................................................................................................................................6
B. Fungsi........................................................................................................................................6
C. Patofisiologi...............................................................................................................................7
D. Cara Kerja..................................................................................................................................7
E. Indikasi......................................................................................................................................7
F. Komplikasi................................................................................................................................8
G. Cara Membaca Hasil..................................................................................................................8
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................9
A. Kesimpulan................................................................................................................................9
B. Saran........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring berjalannya waktu, teknologi informasi di dunia semakin berkembang
dan semakin banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Salah satunya yaitu dalam
bidang kesehatan. Bidang kesehatan pun memiliki cabang ilmu, diantaranya:
kebidanan, keperawatan, analis, farmasi dan lain sebagainya. Oleh karena modul ini
disusun untuk dipaparkan kepada mahasiswa bidang studi diploma III kebidanan,
maka akan dititikberatkan pada pemanfaatan teknologi informasi dalam kebidanan.

Kesejahteraan ibu dan bayi pada masa kehamilan dan persalinan adalah fokus
asuhan yang harus dicapai oleh bidan. Selain dengan diagnosa dasar, diperlukan juga
diagnosa penunjang yang mendukung untuk menunjukkan kesejahteraan ibu dan bayi.
Disinilah peran penting teknologi informasi yang dimanfaatkan dalam berbagai alat-
alat kesehatan dengan tujuan mengidentifikasi kondisi janin sehingga diketahui perlu
tidaknya suatu tindakan dilakukan.
Dari sekian banyak alat-alat kesehatan modern yang merupakan bentuk
pemanfaatan teknologi informasi, penulis akan menjelaskan alat yang bernama NST
yang digunakan untuk melihat hubungan perubahan denyut jantung dengan gerakan
janin. Hal tersebut sangat perlu diketahui untuk memastikan intervensi apa yang harus
dilakukan

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari NST ?
2. Apa fungsi dari NST ?
3. Bagaimana cara mengetahui keadaan patofisiologi saat NST dilakukan ?
4. Bagaimana cara kerja NST ?
5. Bagaimana indikasi pelaksanaan NST ?
6. Bagaimana cara mengetahui komplikasi NST ?
7. Bagaimana cara membaca hasil NST ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam kebidanan yaitu pada
NST
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian NST
b. Mengetahui fungsi NST
c. Mengetahui keadaan patofisiologi saat NST dilakukan
d. Mengetahui cara kerja NST
e. Mengetahui indikasi pelaksanaan NST
f. Mengetahui komplikasi NST
g. Mengetahui cara membaca hasil NST

BAB II

ISI

A. Pengertian
Non Stress Test ( NST ) adalah cara pemeriksaan janin dengan menggunakan
kardiotokografi, pada umur kehamilan ≥ 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan maksud melihat hubungan perubahan denyut jantung dengan gerakan janin.

B. Fungsi
Untuk menilai gambaran DJJ dalam hubungannya dengan gerakan / aktivitas
janin. Adapun penilaian NST dilakukan terhadap frekuensi dasar DJJ (baseline),
variabilitas (variability) dan timbulnya akselerasi yang sesuai dengan gerakan /
aktivitas janin (Fetal Activity Determination / FAD). Untuk menilai apakah bayi
merespon stimulus secara normal dan apakah bayi menerima cukup oksigen.
Umumnya dilakukan pada usia kandungan minimal 26-28 minggu, atau kapanpun
sesuai dengan kondisi bayi. Yang dinilai adalah gambaran DJJ dalam hubungannya
dengan gerakan atau aktivitas janin. Pada janin sehat yang bergerak aktif dapat dilihat
peningkatan frekuensi denyut jantung janin. Sebaliknya, bila janin kurang baik,
pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi denyut jantung janin
C. Patofisiologi
Aktifitas dinamika jantung dipengaruhi oleh sistem saraf autonom yaitu
simpatis dan parasimpatis. Bunyi jantung dasar dan variabilitas dari jantung janin
normal terjadi bila oksigenasi jantung normal. Bila cadangan plasenta untuk nutrisi
(oksigen) cukup, maka stres intrinsik (gerakan janin) akan menghasilkan akselerasi
bunyi jantung janin, dan stres ekstrinsik (kontraksi rahim) tidak akan mengakibatkan
deselerasi.

D. Cara Kerja
1. Persiapan tes tanpa kontraksi :
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari 2 jam setelah sarapan dan tidak boleh
diberikan sedativa
2. Prosedur pelaksanaan :
a. Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 450 miring kiri.
b. Tekanan darah diukur setiap 10 menit.
c. Dipasang kardio dan tokodinamometer.
d. Frekuensi jantung janin dicatat.
e. Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi.
f. Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit.
g. Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak
reaktif, pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang
2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam
sarapan)
h. Pemeriksaan       NST    ulangan   dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST
secara individual

E. Indikasi
1. Beberapa indikasi tes anterpartum pada ibu, yaitu : Sinddrom antifosfolipid,
Hipertiroidisme, Henoglobinopati, Penyakit ginjal kronis, Gangguan hipertensi
dan Diabetes melitus tipe 1
2. Indikasi obstetri untuk tes anterpartum pada ibu, yaitu : IUGR, pada kehmailan
saat ini, Riawayar IUGR pada kehamilan sebelumnya, Hipertensi pada kehamilan,
Hipertensi Kronis, dan Pre eklamsia
3. Kehamilan kembar, Oligohidramnion, Kehamilan pasca matur, Isoimunisasi RH,
KPD, Penurunan gerakan janin, dan Kelahiran mati pada kehamilan seelumnya.
F. Komplikasi
Hipertensi ortostatik

G. Cara Membaca Hasil


Reaktif, bila :
1. Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit
2. Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit
3. Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih
dalam 20 menit
4. Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ”omega”
5. pada NST yang reaktif berarti janin dalam keadaan sehat, pemeriksaan diulang 1
minggu kemudianPada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST
diulang tiap hari, tipe yang lain diulang setiap minggu

Tidak reaktif, bila :

1. Denyut jantung basal 120-160 kali per menit


2. Variabilitas kurang dari 6 denyut / menit
3. Gerak janin tidak ada atau < 5 gerakan dalam 20 menit
4. Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari
luar.

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang
reaktif. Keadaan ini interpretasinya sukar, dapat diakibatkan karena pemakaian obat
seperti : barbiturat, demerol, penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obatobatan


dianjurkan NST diulang keesokan harinya. Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan
pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT).

Sinusoidal, bila :

1. Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal


2. Tidak ada gerakan janin
3. Tidak terjadi akselerasi, janin dalam keadaan bahaya. Bila paru-paru janin matur,
janin dilahirkan. Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH.
Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan, hendaknya diulangi dalam
waktu 24 jam. Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test).
Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya, walau begitu pengujian lebih
lanjut mungkin diperlukan.

Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal apabila ditemukan :

1. Bradikardi
2. Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline), atau DJJ mencapai 90 dpm, yang
lamanya 60 detik atau lebih.

Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin sudah
viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable.

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti oleh keadaan janin yang masih baik
sampai 1 minggu kemudian (dengan spesifitas sekitar 90%), sehingga pemeriksaan
ulang dianjurkan  1 minggu kemudian. Namun bila ada faktor resiko seperti
hipertensi/gestosis, DM, perdarahan atau oligohidramnion  hasil NST yang reaktif
tidak menjamin bahwa keadaan janin akan masih tetap baik sampai 1 minggu
kemudian, sehingga pemeriksaan ulang harus lebih sering (1 minggu). Hasil NST non
reaktif mempunyai nilai prediksi positif yang rendah < 30%, sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan lanjutan dengan CST atau pemeriksaan yang mempunyai nilai prediksi
positif yang lebih tinggi (Doppler-USG).

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Non Stress Test adalah cara pemeriksaan janin dengan menggunakan
kardiotokografi, pada umur kehamilan ≥ 32 minggu yang dilakukan dengan maksud
melihat hubungan perubahan denyut jantung dengan gerakan janin.
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari 2 jam setelah sarapan dan tidak
boleh diberikan sedativa dengan prosedur pelaksanaan yang telah ditentukan dan
diindikasikan untuk semua pasien yang ada kaitannya dengan insufisiensi plasenta.
Dan kemungkinan komplikasi yang dapat menyertai yaitu hipertensi ortostatik.
Hasil yang ditunjukkan oleh pemeriksaan ini bisa reaktif, kurang reaktif dan tidak
reaktif bahkan sinusoidal (meragukan) dengan ciri-ciri tertentu. Hasil pemeriksaan
NST dapat pula disebut abnormal apabila ditemukan tanda tertentu. Dan bila ada
faktor resiko, pemeriksaan ulang harus lebih sering dilakukan untuk mengawasi
keadaan janin. Hasil NST non reaktif mempunyai nilai prediksi positif yang rendah
<30%, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan CST atau pemeriksaan
yang mempunyai nilai prediksi positif yang lebih tinggi (Doppler-USG).

B. Saran
Diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menambahkan pengetahuan tentang
manfaat teknologi informasi dalam kebidanan sehingga dapat memanfaatkannya
dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Http://bidanshop.blogspot.com/2010/01/nst-dalam-kehamilan.html, diakses pada 24 Oktober


2012.
Http://healthiskesehatan.blogspot.com/2011/05/ketrampilan-klinik-non-stress-testnst.html,
diakses pada 24 Oktober 2012.
London , Marcia; Patricia Ladewig, Jane Ball, & RuthBindler ( 2007 ). Maternal and Child
Nursing Care. Upper Saddle River, NJ:Prentica Hall.

Raito, Aou. 2014. Makalah askeb 1 tentang pekajian fetal dan menentukan diagnosa pada
kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai