Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama di masyarakat yang sulit untuk
ditanggulangi. Diare adalah penyebab penyakit kematian kedua pada anak dibawah 5 tahun. Dari
tahun ke tahun diare tetap menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan mortalitas dan
malnutrisi pada anak (WHO, 2009). Penyakit diare merupakan masalah kesehatan di dunia
termasuk Indonesia. Menurut WHO dan UNICEF, terjadi sekitar 2 milyar kasus penyakit diare di
seluruh dunia setiap tahun. Dari semua kematian anak balita karena penyakit diare, 78% terjadi
di Wilayah Afrika dan Asia Tenggara (Kemenkes, 2013). Dwiantoro ( 2008 ) juga menyebutkan
bahwa angka kesakitan dan kematian akibat diare dapat diturunkan apabila ibu mengetahui
tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan penanganan diare pada anak-anak balita. Dalam
hal ini, penanganan diare terkait dengan faktor pengetahuan, pendidikan dan sikap serta
kemampuan ibu dalam menangani diare. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air
besar dengan konsistensi lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih
sering (biasanya tiga kali sehari atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI, 2011). Diare merupakan 2
penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses selam dan frekuensi buang air
besar. Seseorang dikatakan diare bila feses lebih berair dan biasanya, atau bila buang air besar
tiga kali atau lebih, atau buang air besar berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Depkes,
2009). Diagnosis diare dapat ditegakkan berdasarkan pengklasifikasian sesuai dengan gejala dan
tanda seperti gelisah, rewel, mata cekung, nafsu makan menurun, tinja cair, lender positif, darah
terkadang ada, tinja lama kelamaan berwarna hijau karena bercampur dengan empedu, anus
lecet, dan tinja menjadi asam (karena banyaknya asam laktat yang keluar) (Nursalam, 2008).

B. Fokus penelitian

Fokus penelitian ini adalah mempelajari fenomena meningkatnya kasus diare pada balita
dirumah sakit
C. Pertanyaan Penelitian

Apa yang menyebabkan sehingga meningkatnya kasus diare pada balita di rumah sakit?

D. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui faktor penyebab meningkatnya kasus diare pada balita dirumah sakit !

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi penelitian
Meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta pengalaman dalam melaksanakan
penelitian.
2. Manfaat bagi tenaga kesehatan di rumah sakit
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan kasus diare pada balita
3. Mafaat bagi ibu balita
Meningkatkan kesadaran dan memberikan arahan kepada ibu balita tentang
pencegahan diare pada balita

F. Orisinalitas Penelitian
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Dasar Diare


1. Pengertian Diare

Diare adalah penyakit yang di tandai dengan terjadinya perubahan bentuk dan konsentrasi
tinja yang melembek sampai dengan cair dengan frekuensi lebih dari lima kali sehari. Diare
dapat merupakan penyakit yang sangat akut dan berbahya karena sering mengakibatkan
kematian bila terlambat penanganannya.(Pudiastuti, 2011) Diare merupakan syndrome
penyakit yang di tandai dendan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melambat sampai
mencair, serta bertambahnya frekuensi buang air besar dari biasanya hingga 3 kali atau
lebih dalam sehari. Dengan ungkapan lain, diare adalah buang air besar (defikasi) dengan
tinja berbentuk cairan atau setengah cairan. Kandungan air dalam tinja lebih banyak
daripada biasanya (normal 100-200 ml perjam tinja) atau frekuensi buang air besar lebih
dari 4 kali pada bayi dan 3 kali pada anak. Penyakit diare merupakan penyakit nomer dua
yang menyebabkan angka kesakitan dan angka kematian pada anak, khususnya anak yang
berusia di bawah 5 tahun. Sementara itu, menurut hasil survey yang dilakukan oleh Dirjen
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Departemen Kesehatan, pada
tahun 2009, diketahui bahwa penyakit diare menempati urutan teratas dalam daftar 10
penyakit penyebab rawat inap di Indonesia.(Maya, 2012)

2. Penyebab Diare

Diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorbsi.
Menurut (Ngastiyah, 2014), factor penyebab diare adalah sebagai berikut. a. Faktor infeksi
1) Infeksi enternal yaitu infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak. Meliputi infeksi enternal sebagai berikut : a) Infekasi bakteri :
Vibrio, Escherichia coli, Salmonella, Shigella, Camphylobacter, Yersinia, Aeromonas, dan
sebagainya. b) Infeksi virus : Enterovirus (virus ECHO, Coxsakie, Poliomyelitis, Adenovirus,
Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain). c) Infeksi Parasit : cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris,
Strongyloides), protozoa (Entamoeba Histolyatica, Giardia Lambia, Trichomonas Hominis),
Jamur (Candida Albicans) 2) Infeksi Parenteral ialah infeksi di luar alat pencernaan makanan
seperti otitis media akut (OMA), tonsillitis/tonsilofaringitis, Bronkopneumonia, Ensefalitis,
dan sebagainya. b. Faktor Malabsorbsi 1) Malabsorbsi karbohidrat : diskarida (intoleransi
laktosa, maltose, dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa).
Bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktrosa. 2) Malabsorbsi
Lemak 3) Malabsorbsi Protein c. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap
makanan. 10 d. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat
menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar

3. Tanda dan Gejala


Gambaran klinis penyakit diare bermula dengan pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh
biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja
cair, mungkin disertai lender atau lender dan darah. Warna tinja makin lama berubah
kehujau-hijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya timbul
lecet karena serung defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyak
asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak diabsorbsi oleh usus selama diare. Gejala
muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan karena lambung
turut meradang atau akibat gangguan kesesimbangan asam basa dan elektrolit. Bila pasien
telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, gejala dehidrasi mulai Nampak, yaitu berat
badan turun, turgor berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung (pada bayi),
selaput lender bibir dan mulut serta kulit tampak kering. (Ngastiyah, 2014)
B. Kerangka Berpikir

Ibu Balita

Tidak/belum mengerti PHBS

Konseling (-) kepada balita Konseling (+) kepada balita

Hygiene (-)Sakit (+) Usia Mengerti PHBS

Pendidikan

Tingkat Pendapatn
Diare akut Balita (+) Hyg Hygiene (+)Sakit (-)

Diare akut Balita (+)

Anda mungkin juga menyukai