Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu
makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor
biologikspesifik. Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu
keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di
jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).
Seiring dengan berkembangnya zaman serta perubahan tren dan pola hidup
yang kurang sehat, saat ini banyak sekali jumlah masyarakat yang
menderitaobesitas. Obesitas dianggap sebagai sinyal pertama munculnya
kelompok penyakit–penyakit non infeksi (Non Communicable Diseases)
yang banyak terjadi dinegara maju maupun negara berkembang. Fenomena
ini sering diberi nama “New World Syndrome” atau sindroma dunia baru
dan hal initelah menimbulkan beban sosial–ekonomi serta kesehatan
masyarakat yangsangat besar di negara–negara yang sedang berkembang
termasuk Indonesia (WHO, 2015).
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2014, lebih
dari 1,9 miliar orang dewasa yang berusia >18 tahun, kelebihan berat badan.
Dari jumlah tersebut lebih dari 600 juta mengalami obesitas. Secara
keseluruhan, sekitar 13% dari populasi dunia dewasa (11% laki-laki dan
15% perempuan) yang mengalami obesitas pada tahun 2014. Prevalensi
obesitas di seluruh dunia meningkat dua kali lipat antara tahun 1980 dan
2014 (WHO, 2015). Peningkatan angka kejadian obesitas ini berdampak
pada peningkatan angka kejadian penyakit kardiovaskular. Secara umum
dampak yang ditimbulkan akibat obesitas adalah gangguan psikososial,
pertumbuhan fisik, gangguan pernapasan, gangguan endokrin (Imam, 2005
Sugondo, 2009). Menurut penelitian Lilyasari (2007) terdapat hubungan
antara obesitas dengan hipertensi. Penyebab obesitas sangat kompleks,
artinya obesitas disebabkan oleh banyak faktor. Obesitas timbul akibat
masukan energi yang melebihi pengeluaran energi. Bila energi dalam

1
jumlah besar (dalam bentuk makanan) yang masuk ke dalam tubuh melebihi
jumlah yang dikeluarkan , berat badan akan bertambah dan sebagian energy
tersebut akan disimpan sebagai lemak (Guyton, 2007).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana definisi obesitas ?
2. Bagaimana epidemiologi obesitas ?
3. Bagaimana manisfestasi klinis obesitas ?
4. Bagaimana etioligi obesitas ?
5. Bagaimana patofisiologi obesitas ?
6. Bagaimana klasifikasi obesitas ?
7. Bagaimana penatalaksanaan obesitas ?
8. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada keluarga dengan obesitas?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Dengan selesai makalah ini dapat membuka wawasan
tentang penyakit obesitas dan asuhan keperawatan keluarga dengan
obesitas.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan definisi obesitas .
2. Menjelaskan epidemiologi obesitas.
3. Menjelaskan manisfestasi klinis obesitas.
4. Menjelaskan etiologi obesitas.
5. Menjelaskan patofisiologi obesitas.
6. Menjelaskan klasifikasi obesitas.
7. Menjelaskan penatalaksanaan obesitas.
8. Menjelaskan Konsep asuhan keperawatan pada keluarga dengan
obesitas.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Obesitas didefinisikan sebagai kandungan lemak berlebih pada
jaringan adiposa. Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu
keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan
dijaringan adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).
Obesitas terjadi jika dalam suatu periode waktu, lebih banyak
kilokalori yang masuk melalui makanan daripada yang digunakan untuk
menunjang kebutuhan energi tubuh, dengan kelebihan energi tersebut
disimpan sebagai trigliserida di jaringan lemak (Sherwood, 2012).

2.2 Epidemiologi
Prevalensi obesitas populasi dewasa di seluruh dunia pada tahun
2005 mencapai 400 juta jiwa (WHO, 2011). Prevalensi penduduk laki-laki
dewasa obesitas pada tahun 2013 sebanyak 19,7%, lebih tinggi dari tahun
2007 (13,9%) dan tahun 2010 (7,8%). Pada tahun 2013, prevalensi obesitas
perempuan dewasa (>18 tahun) 32,9%, naik 18,1% dari tahun 2007 (13,9%)
dan 17,5 % dari tahun 2010 (15,5%) (Riskesdas, 2013).
Prevalensi nasional obesitas tipe pear shaped (usia >15 tahun) di
Indonesia sebesar 19,1% (8,8% overweight dan 10,3% obesitas) dan
prevalensi obesitas tipe apple shaped sebesar 26,6%, lebih tinggi dari
prevalensi pada tahun 2007 (18,8%). Kelompok dengan karakteristik
obesitas tipe apple shaped tertinggi di Indonesia berada dalam rentang umur
40-54 tahun sebanyak 27,4% (Riskesdas, 2013).
Menurut penelitian yang dilakukan Moehji (2003) tiga jenis
pekerjaan yang memiliki prevalensi obesitas tertinggi yaitu Pegawai Negeri
Sipil (PNS), yang menempati urutan pertama karakteristik penderita
obesitas dengan prevalensi sebesar 27,3%, ABRI 26,4% dan wiraswasta
sebesar 26,5%. Menurut Aram bepola (2006) dalam penelitiannya
menemukan bahwa obesitas abdominal 33% lebih banyak pada laki-laki

3
yang memiliki pekerjaan sedentarian (profesional, manager, tata usaha) dan
hanya 6% pada mereka yang memiliki pekerjaan aktif yang tinggi (petani,
nelayan, tukang kayu).

2.3 Manifestasi Klinis


Manifestasi klinis obesitas secara umum, antara lain :
1. Wajah bulat dengan pipi tembem dan dagu rangkap
2. Leher relatif pendek
3. Dada membusung dengan payudara membesar
4. Perut membuncit (pendulous abdomen) dan striae abdomen
5. Pada anak laki- laki : Burried penis, gynaecomastia
6. Pubertas dinigenu valgum (tungkai berbentuk X) dengan kedua pangkal
paha bagian dalam saling menempel dan bergesekan yang dapat
menyebabkan laserasi kulit (Sugondo, 2009).

2.4 Etiologi
Obesitas terjadi jika dalam suatu periode waktu, lebih banyak kilo
kalori yang masuk melalui makanan dari pada yang digunakan untuk
menunjang kebutuhan energi tubuh, dengan kelebihan energi tersebut
disimpan sebagai trigliserida di jaringan lemak (Sherwood, 2012).
Menurut Fauci, et al., (2009), obesitas dapat disebabkan oleh peningkatan
masukan nergi, penurunan pengeluaran energi, atau kombinasi keduanya.
Obesitas disebabkan oleh banyak faktor, antara lain genetik, lingkungan,
psikis, kesehatan, obat-obatan, perkembangan dan aktivitas fisik
(Sherwood, 2012).
1. Faktor genetic
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki
penyebab genetik. Selain faktor genetik pada keluarga, gaya hidup
dan kebiasaan mengkonsumsi makanan tertentu dapat mendorong
terjadinya obesitas. Penelitian menunjukkan bahwa rerata faktor
genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan
seseorang (Farida, 2009).

4
2. Faktor lingkungan
Lingkungan, termasuk perilaku atau gaya hidup juga memegang
peranan yang cukup berarti terhadap kejadian obesitas (Farida,
2009).
3. Faktor psikis
Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan
makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri
yang negatif (Farida, 2009). Ada dua pola makan abnormal yang
dapat menjadi penyebab obesitas, yaitu makan dalam jumlah
sangat banyak dan makan di malam hari (Shils, 2006).
4. Faktor kesehatan
Terdapat beberapa kelainan kongenital dan kelainan neuro
endokrin yang dapat menyebabkan obesitas, diantaranya adalah
Down Syndrome, Cushing Syndrome, kelainan hipotalamus,
hipotiroid, dan polycystic ovary syndrome (Shils, 2006).
5. Faktor Obat-Obatan
Obat-obatan merupakan sumber penyebab signifikan dari
terjadinya overweight dan obesitas. Obat-obat tersebut diantaranya
adalah golongan steroid, antidiabetik, antihistamin, antihipertensi,
protease inhibitor (Shils, 2006).Penggunaan obat antidiabetes
(insulin, sulfonylurea, thiazolidinepines), glukokortikoid, agen
psikotropik, mood stabilizers (lithium), antidepresan (tricyclics,
monoamine oxidase inibitors, paroxetine, mirtazapine) dapat
menimbulkan penambahan berat badan. Selain itu, Insulin
secreting tumors juga dapat menimbulkan keinginan makan
berlebihan sehingga menimbulkan obesitas (Fauci, et al., 2009).
6. Faktor Perkembangan
Penambahan ukuran, jumlah sel-sel lemak, atau keduanya,
terutama yang terjadi pada pada penderita di masa kanak-kanaknya
dapat memiliki sel lemak sampai lima kali lebih banyak
dibandingkan orang yang berat badannya normal (Farida, 2009).
7. Aktivitas Fisik

5
Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu
penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas pada
masyarakat. Orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit
kalori. Seseorang yang cenderung mengonsumsi makanan kaya
lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang akan
mengalami obesitas (Farida, 2009).

2.5 Patofisiologi
Obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan masukan dan keluaran
kaloridari tubuh serta penurunan aktifitas fisik (sedentarylife style) yang
menyebabkan penumpukan lemak di sejumlah bagian tubuh (Rosen,
2008). Penelitian yang dilakukan menemukan bahwa pengontrolan nafsu
makan dan tingkat kekenyangan seseorang diatur oleh mekanisme neural
dan humoral (neurohumoral) yang dipengaruhi oleh genetik, nutrisi,
lingkungan, dan sinyal psikologis. Pengaturan keseimbangan energi
diperankan oleh hipotalamus melalui 3 proses fisiologis, yaitu
pengendalian rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran
energi dan regulasi sekresi hormon. Proses dalam pengaturan
penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal-sinyal eferen (yang berpusat
di hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen dari perifer (jaringan
adiposa,usus dan jaringan otot).
Sinyal-sinyal tersebut bersifat anabolik (meningkatkan rasa lapar
serta menurunkan pengeluaran energi) dan dapat pula bersifat katabolik
(anoreksia, meningkatkan pengeluaran energi) dan dibagi menjadi 2
kategori, yaitu sinyal pendek dan sinyal panjang. Sinyal pendek
mempengaruhi porsi makan dan waktumakan, serta berhubungan dengan
faktor distensi lambung dan peptide gastrointestinal, yang diperankan oleh
kolesistokinin (CCK) sebagai stimulator dalam peningkatan rasa lapar.
Sinyal panjang diperankan oleh fatderived hormon leptin dan insulin yang
mengatur penyimpanan dan keseimbangan energi (Sherwood, 2012).
Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka
jaringan adiposa meningkat disertai dengan peningkatan kadar leptin

6
dalam peredaran darah. Kemudian, leptin merangsang anorexigenic
centerdi hipotalamus agar menurunkan produksi Neuro Peptida Y (NPY)
sehingga terjadi penurunan nafsu makan. Demikian pula sebaliknya bila
kebutuhan energi lebih besar dari asupan energi, maka jaringan adiposa
berkurang dan terjadi rangsangan pada orexigenic center di hipotalamus
yang menyebabkan peningkatan nafsu makan. Pada sebagian besar
penderita obesitas terjadi resistensi leptin, sehingga tingginya kadar leptin
tidak menyebabkan penurunan nafsu makan (Jeffrey, 2009).

2.6 Klasifikasi
Klasifikasi obesitas dapat dibedakan berdasarkan distribusi jaringan
lemak, yaitu:
1. Apple-Shapedd Body
Obesitas tipe apple shaped atau yang lebih dikenal sebagai “android
obesity” merupakan obesitas dengan distribusi jaringan lemak lebih
banyak dibagian atas (upper body obesity) yaitu pinggang dan rongga
perut, sehingga tubuh cenderung menyerupai buah apel. Obesitas tubuh
bagian atas merupakan dominasi penimbunan lemak tubuh di trunkal.
Terdapat beberapa kompartemen jaringan lemak pada trunkal, yaitu
trunkal subkutaneus yang merupakan kompartemen paling umum,
intraperitoneal (abdominal), dan retro peritoneal. Obesitas tubuh bagian
atas lebih banyak didapatkan pada pria, oleh karena itu tipe obesitas ini
disebut sebagai android obesity. Tipe obesitas ini berhubungan lebih
kuat dengan diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler daripada
obesitas tubuh bagian bawah (Sugianti, 2009).
2. Pear-Shapedd Body
Pada obesitas tipe ini, distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian
panggul dan paha, sehingga tubuh menyerupai buah pir (Boivin, 2007).
Obesitas tubuh bagian bawah merupakan suatu keadaan tingginya
akumulasi lemak tubuh pada regio gluteofemoral. Tipe obesitas ini
lebih banyak terjadi pada wanita sehingga sering disebut “gynoid
obesity” (David, 2004). Resiko terhadap penyakit pada tipe ini

7
umumnya kecil. Pada obesitas tipe apple shaped, lemak banyak di
simpan pada bagian pinggang dan rongga perut. Resiko kesehatan pada
tipe ini lebih tinggi dibandingkan dengan tipe menyerupai buah
pearkarena sel-sel lemak di sekitar perut lebih siap melepaskan
lemaknya ke dalam pembuluh darah dibandingkan dengan sel-sel lemak
ditempat lainatau perifer (Adam, 2009).

2.7 Penatalaksanaan
1. Merubah Gaya Hidup
Diawali dengan merubah kebiasaan makan. Mengendalikan kebiasaan
ngemil dan makan bukan karena lapar tetapi karena ingin menikmati
makanan dan meningkatkan aktifitas fisik pada kegiatan sehari-hari.
Meluangkan waktu berolahraga secara teratur sehingga pengeluaran
kalori akan meningkat dan jaringan lemak akan dioksidasi
(Sugondo,2008).
2. Terapi Diet
Mengatur asupan makanan agar tidak mengkonsumsi makanan dengan
jumlah kalori yang berlebih, dapat dilakukan dengan diet yang
terprogram secara benar. Diet rendah kalori dapat dilakukan dengan
mengurangi nasi dan makanan berlemak, serta mengkonsumsi makanan
yang cukup memberikan rasa kenyang tetapi tidak menggemukkan
karena jumlah kalori sedikit, misalnya dengan menu yang mengandung
serat tinggi seperti sayur dan buah yang tidak terlalu manis
(Sugondo,2008).
3. Aktifitas Fisik
Peningkatan aktifitas fisik merupakan komponen penting dari program
penurunan berat badan, walaupun aktifitas fisik tidak menyebabkan
penurunan berat badan lebih banyak dalam jangka waktu enam bulan.
Untuk penderita obesitas, terapi harus dimulai secara perlahan, dan
intensitas sebaiknya ditingkatkan secara bertahap. Penderita obesitas
dapat memulai aktifitas fisik dengan berjalan selama 30 menit dengan
jangka waktu 3 kali seminggu dan dapat ditingkatkan intensitasnya

8
selama 45 menit dengan jangka waktu 3 kali seminggu dan dapat
ditingkatkan intensitasnya selama 45 menit dengan jangka waktu 5 kali
seminggu (Sugondo, 2008).
4. Terapi Perilaku
Untuk mencapai penurunan berat badan dan mempertahankannya,
diperlukan suatu strategi untuk mengatasi hambatan yang muncul pada
saat terapi diet dan aktifitas fisik. Strategi yang spesifik meliputi
pengawasan mandiri terhadap kebiasaan makan dan aktifitas fisik,
manajemen stress, stimulus control, pemecahan masalah, contigency
management, cognitive restructuringdan dukungan sosial (Sugondo,
2008).
5. Farmakoterapi
Farmakoterapi merupakan salah satu komponen penting dalam program
manajemen berat badan. Sirbutramine dan orlistat merupakan obat-
obatan penurun berat badan yang telah disetujui untuk penggunaan
jangka panjang. Sirbutramine ditambah diet rendah kalori dan aktifitas
fisik efektif menurunkan berat badan dan mempertahankannya. Orlistat
menghambat absorpsi lemak sebanyak 30 persen. Dengan pemberian
orlistat, dibutuhkan penggantian vitamin larut lemak karena terjadi
malabsorpsi parsial (Sugondo, 2008).
6. Pembedahan
Tindakan pembedahan merupakan pilihan terakhir untuk mengatasi
obesitas. Pembedahan dilakukanhanya kepada penderita obesitas dengan
IMT ≥40 atau ≥35 kg/m2 dengan kondisi komorbid. Bedah
gastrointestinal (restriksi gastrik/ banding vertical gastric) atau bypass
gastric (Roux-en Y) adalah suatu intervensi penurunan berat badan
dengan resiko operasi yang rendah (Sugondo, 2008).

9
2.8 Review jurnal

1. Adult obesity : Management practices of general practitioners/ family


physicians in Kingston and St Andrew, Jamaica
2. Implications of childhood obesity for adult health: findings from thousand
families cohort study
3. Behavioural interventions for preventing and treating, obesity in adults
4. Overweight and Obesity Among Adults WithIntellectual Disabilities Who Use
Intellectual Disability/Developmental Disability Services in 20 U.S. States

JUDUL Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3 Jurnal 4


Introduction Skor praktik Obesitas pada asa Kegemukan danKegemukan dan
relative terhadap kanak kanak obesitas adalah
obesitas
orang America dilaporkan penyebab utama
berhubungan
pedoman adalah 14 meningkatkan morbiditas dan
dengan
dari kemungkinan dramatisasi namun, kematian di
peningkatan
17 (82,3%) ada khawatiran bahwa Amerika Serikat
mortalitas dan
disarankan ini meningkatkan dan sebagian
morbiditas.
kepatuhan terhadap resiko morbiditas besar negara
Orang yang
pedoman America orang dewasa. Namun industri gemuk memiliki
pengelolaan kepentingan jangka di dunia. Di tingkat kematian
obesitas melibatkan panjang obesitas pada Amerika secara signifikan
penilaian, nutrisi masa anak2 tidak Serikat, lebih tinggi
saran nasional, sepenuh- nya jelas prevalensi dalam sampel
tentang tingakat beberapa penelitian obesitas telah
besar orang
aktivitas atau telah menunjukan meningkat sejak
dengan down
olahraga rejimen bahwa anak dengan 1980-an sindrom.
dan penggunaan berat badan tinggi Prevalensi
tindakan tambahan diatas kisaran lebih obesitas di
(pharmacoterapi, cenderung dewasa antara orang
psikoterapi, dan gemukyang lain dewasa A.S.
beda bariatric). melaporkan hubungan meningkat dari
dengan morbiditas 13% –15% pada
dan mortalitas orang 1960-an dan
dewasa lebih tinggi. 1970-an menjadi
31% pada 2000,
tetapi angka
itupeningkatan
sekarang
mungkin
mendatar (Flegal
et al.)
Methods Sebuah studi croos Desain studi kohort pendekatan 8,911 anggota
sectional dilakukan prospektif pengaturan pendidikan sampel dalam
terhadap dokter kota Newcastle eksplisit untuk penelitian ini
keluarga/ dokter pencegahan dan diambil dari
umum di Rs area semua 20 negara

10
Kingston dan St pengendalian bagian yang
Anderw obesitas. berpartisipasi
dalam program
NCI 2008–2009
dan
mengumpulkan
konsumen data
survei.
Results Ada 117 responden Hasil indeks masa Sebanyak 23 setiap kasus.
dari 155 keluarga tubuh pada usia 9 studi memenuhi Sepuluh dari 12
dokter/ dokter tahun adalah kriteria inklusi. (83%)
umum sementara berkolaborasi Dari 12 perbandingan
sebagian besar signifikan indeks intervensi ini yang melibatkan
dokter ditemukan masa tubuh usia 50 (r berasal dari pria signifikan,
memiliki skor =0,24, p<0,001)tetapi Amerika menunjukkan
praktik tingkat tidak dengan Serikat, masing- prevalensi yang
menengah sehingga persentase lemak masing dua dari lebih rendah
tinggi 23% tubuh, usia 50 (r= 0, Australia dan kelebihan berat
memiliki skor 10, p=0,07) setelah Belanda, badan dan
rendah, skor latihan indeks orang dewasa dan masing- obesitas di
diagnosis obesitas setelah disesuaikan masing dari kalangan pria
menggunaan indeks untk indeks masa Belgia, Kanada, dengan
massa tumbuh tubuh pada usia 9 Finlandia, intelektual
(BMI) tinngi (99%) menunjukan Jepang, Italia, kecacatan
tetapi hanya 64% hubungan terbalik Swedia dan daripada pria di
menggunakan tes yang signifikan Inggris. A.S. umum
hormonal, hampir dengan tindakan populasi.
36% tidak merujuk metabolisme lipid dan Sebaliknya,
pasien dengan BMI glukosa pada kedua hanya 2 dari 12
>40kg/m2 untuk jenis kelamin dengan (17%)
operasi bariatric. tekanan darah pada perbandingan
wanita. untuk wanita
sangat
signifikan,
menunjukkan
bahwa, untuk
wanita, ada
prevalensi
serupa kelebihan
berat badan dan
obesitas pada
populasi umum.

Discussion Di nilai berdasarkan Sedikit pelacakan Tujuan dari Singkatnya,


pedoman yang ada, sejak kecil penelitian ini kelebihn berat
dokter umumnya kegemukan sampai adalah untuk badan dan
memiliki tingkat dewasa ditemukan meninjau obesitas adalah
praktik menengah obesitas perilaku yang masalah
ke tinggi mengenai menggunakan ukuran ada kesehatan yang
manajemen kegemukan yang intervensi untuk serius untuk
obesitas, bagaimana tidak tergantung pencegahan dan orang dewasa
membangun. Hanya pengobatan Amerika dengan

11
pun kesenjangan anak anak yang obesitas dan tanpa cacat
tetap ada. mengalami obesitas dalam populasi intelektual,
pada usia 13 tahun orang dewasa tetapi,
yang menunjukan yang diterbitkan bertentangan
peningkatan resiko antara tahun dengan beberapa
obesitas saat dewasa 2000 dan penelitian
September 2006 sebelumnya,
dan prevalensi tidak
menyarankan lebih tinggi di
cara untuk antara orang
meningkatkan dewasa dengan
ini cacat intelektual
yang
menggunakan
layanan
disabilitas
intelektual /
disabilitas
perkembangan,
daripada untuk
populasi umum.

12
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Gambaran Kasus


Tn. M Usia 45 tahun, pendidikan terakhir tamat SMA. Bekerja sebagai
wirasuasta berdagang sembako dirumah dan di pasar,alamat kampung
Bugangan RT 03/06 dengan penghasilan kurang lebih Rp. 5.000.000 setiap
bulan. Mempunyai seorang istri yang bernama Ny. E Umur 40 tahun,
pendidikan terakhir SMP pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Tipe keluarga
Tn. M adalah Extended Family karena dalam satu rumah ada suami, istri dan
tiga orang anak. Dengan anak Pertama bernama Ank. N berumur 25 tahun.
Pada keluarga Tn. M yang sedang sakit adalah Ank. I yaitu kelebihan berat
badan atau obesitas saat ini umurnya 14 tahun. Keluarga mengatakan anaknya
sering ngemil terus menerus sambil nonton TV , ketika melakukan aktivitas
sering cepat lelah, perut buncit.

3.2 Pengkajian
1. Data Umum
a. Nama KK : Tn. M
b. Alamat KK : Bugangan RT 03/06
c. Komposisi Keluarga :

NO Nama Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Ketetangan


Kelamin (tahun)
1 Tn M Laki-laki 45 Suami SMA Wirasuasta Riwayat
asam urat
2 Ny E Perempuan 40 Istri SD Ibu rumah Pusing
tangga
3 Ank. N Laki-laki 25 Anak SMA - Sehat
4 Ank. I Perempuan 14 Anak SMP - Obsesitas,
cholestrol

13
Genogram Keluarga :

Keterangan :

= Kakek Ank. N dan Ank. I = Laki - laki

- = Nenek Ank. N dan Ank. I = Perempuan

= Ayah Ank. N dan Ank. I

= Ibu Ank. N dan Ank. I

= Kakak Ank. I

= Adik Ank. N

d. Suku : Suami : Sunda Istri : Sunda Anak : Sunda


e. Agama : Islam
f. Status Sosial Ekonomi keluarga
Penghasilan keluarga seluruhnya kurang lebih yaitu Rp Rp.
5.000.000,/bulan. Berasal dari penghasilan Tn.M sebagai Kepala Keluarga
. Penghasilan tersebut dipakai untuk makan, bayar listrik dan keperluan
lainnya. Keluarga Tn.M tidak mempunyai tabungan, baik untuk kebutuhan
yang mendesak maupun untuk biaya kesehatan keluarganya.
g. Aktivitas rekereasi dalam keluarga :
Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi adalah nonton TV
bersama di rumah. Keluarga ini jarang berekreasi ke tempat hiburan di luar
rumah karena keterbatasan ekonomi.

14
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan saat ini: Keluarga dengan anak usia dewasa
(Launching Family)
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Belum mampu Memperluas siklus klg dg memasukan anggt klg baru dari
perkawianan anak-anaknya.
c. Riwayat keluarga inti : Menurut keluarga ,Tn.M memiliki riwayat asam urat
sedangkan istrinya tidak memiliki riwayat apapun saat ini. Namun anaknya
yang kedua saat ini mengalami obesitas dan memiliki riwayat Bronitis sejak TK
d. Riwayat keluarga sebelumnya : Menurut Tn. M ayahnya meninggal 1 tahun
yang lalu karena penyakit DM, sedangkan ayah dari Ny.E meninggal
dikarenakan srtoke.

3. Lingkungan
a. Jenis rumah: Petak
b. Jenis bangunan: Permanen
c. Luas bangunan: 80 m2
d. Luas pekarangan: -
e. Status kepemilikan: Tn. M mengatakan status kepemilikan rumag milik
Sendiri
f. Kondisi ventilasi: Rumah Tn.M memiliki jendela dengan ventilasi yang cukup
g. Kondisi pekarangan: Keluarga ini memiliki sedikit pekarangan, dengan
tanaman hias yang ditanam di tanah
h. Kondisi lantai: Lantai rumah Tn.M terbuat dari keramik dan terlihat bersih
i. Kebersihan rumah secara keseluruhan: Kebersihan rumah Tn.M terlihat
cukup bersih, karena ny. E selalu membersihkannya setiap hari

15
j. Bagaimana pembagian ruangan didalam rumah :

2 3 4

1 5

Ket:

1: WC

2: Dapur

3: Kamar

4: Ruang tamu

5: Ruang Keluarga

k. Pengelolaan sampah keluarga: Dikelola sendiri, yaitu sampah dikumpulkan


terlebih dahulu kemudian dibakar
l. Sumber air bersih dalam keluarga: Tn.M mengatakan sumber air
menggunakan sumber yang dialirkan dengan sanyo.
m. Kondisi jamban keluarga: Kurang terawat dengan baik.
n. Pembuangan limbah: Dibuang ke Sungai
o. Karakteristik tetangga dan komunitasnya :
Tetangga sebelah kanan dan kiri rumah Tn.C kurang begitu akrab dengan
keluarga Tn.M, karena Ny Tn.M sering berbaur dengan tetangganya

16
p. Mobilisasi geografi keluarga : Tn M sebelum menikah tinggal di rumah orang
tuanya yang masih berada disekitar lingkungan rumah sekarang. Ny. E sebelum
menikah tinggal di rumah orang tuanya yang masih berada disekitar lingkungan
rumah sekarang. An. N dan Ank.I dari lahir tinggal dirumah sekarang.
q. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Keluarga Tn M
semua terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan. Selain itu, keluarga Tn. M
Selalu menghadiri undangan kegiatan ataupun acara masyarakat setempat.
setiap sore sekitar pukul 5 keluarga menyempatkan waktu untuk bercengkrama.
Tidak ada perkumpulan keluarga tertentu.
r. Sistem pendukungan: Saat ini anggota keluarga ada yang tidak sehat yaitu
Ank.I karena mengalami kelebiohan berat badan atau obesitas
4. Struktur Keluarga
a. Struktur komunikasi: Tn. M mengatakan di keluarganya biasanya
menggunakan bahasa sund, walaupun terkadang bercampur dengan bahasa
Indonesia.., frekuensi komunikasi antara keluarga terjalin dengan baik, saling
bercengkrama dan sering melakukan komunikasi.
b. Struktur kekuatan: Pengendali keluarga adalah Tn.M sebagai kepala
keluarga.
c. Struktur peran: Tn.M sebagai kepala keluarga dan Ny. E menjadi IRT ( Ibu
Rumah Tangga )

5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif: Tn.M mengatakan selalu menjaga keharmonisan dan
kesejaheraan keluarganya
b. Fungsi sosialisasi: Interaksi antar anggota dalam keluarga selalu dilakukan
oleh setiap anggota keluarga. Begitu juga dengan masyarakat sekitarny.Tn. M
mengatakan bahwa Ny E selalu mengikuti kegiatan social seperti PKK,
pengajian bulanan. Tn M sendiri mengikuti pengajian RT dan RW. Ny N
sebelum menikah aktif di perkumpulan remaja, setelah menikah ikut dalam
pengajian bulan. Ank.I belum mengikuti kegiatan kemasyarakatan.
c. Fungsi perawatan keluarga: keluarga belum mampu melakukan perawatan
keluarga, dibuktikan dengan adanya masalah obesitas yang dialami ank Y

17
d. Fungsi Ekonomi : Keluarga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
e. Fungsi Religiusias : Keluarga biasa berdoa untuk meminta kesehatan dan lain-
lain setelah selesai menjalankan ibadah sholat
6. Stressor dan koping keluarga:
a. Sterssor yang dihadapi keluarga: Tn. M dan keluarga mengaku cemas
dengan kesehatan anggota keluarganya namun keluarga tidak putus asa dan
tidak terlihat menampilkan perilaku yang maladaptif
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor : Tn. M mengatakan
strategi koping keluarga baik. Selalu mengharapkan adanya petunjuk dan
mengharapkan ridhlo Allah dalam segala kejadian maupun masalah yang
terjadi.
7. Harapan Keluarga
Keluarga mengatakan berharap anaknya bisa segera beraktivitas seperti
anak seumurannya
8. Pemeriksaan Fisik

Keterangan Tn M Ny.E Ank.N Ank. I


TB 142 Cm
BB 72 kg
Lingkar 112
Perut
Lingkar 39
Lengan
IMT 38,683
TTV:
TD 110/90 mmHg 120/80mmHg 120/80mmHg 110/90 mmHg
Nadi, 90 90 94
Resp, 20 20 23
Suhu 36,5 36,5
Kepala Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada keluhan
Keluhan keluhan keluhan

18
Rambut Hitam, tidak Hitam, tidak
berketombe Hitam, tidak berketombe
berketombe Hitam, tidak
berketombe
Konjungtiva Tidak anemis Tidak Anemis Tidak Anemis Tidak Anemis
Sklera Tidak ikterik Tidak Ikterik Tidak Ikterik Tidak Ikterik
Telinga Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak
ada keluhan ada keluhan ada keluhan ada keluhan
Hidung Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak
ada keluhan ada keluhan ada keluhan ada keluhan
Mulut Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir
lembab lembab lembab lembab
Dada Simetris ,tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak
ada nyeri ada nyeri ada nyeri ada nyeri
Perut Tidak ada Tidak ada Nyeri Tidak ada Perut buncit
nyeri Nyeri
Tangan Simetris ,tidak Simetris , Tidak Simetris , Simetris , Tidak
ada edema, ada edema, skala Tidak ada ada edema, skala
skala kekuaan kekuaan otot 5 edema, skala kekuaan otot 5
otot 5 kekuaan otot 5
Kaki Tidak ada Tidak ada nyeri, Tidak ada Tidak ada nyeri,
nyeri, tidak tidak ada nyeri, tidak ada tidak ada keluhan,
ada keluhan, keluhan, skala keluhan, skala skala kekuaan
skala kekuaan kekuaan otot 5 kekuaan otot 5 otot 5
otot 5
Kulit Lembab Lembab Lembab Lembab
Genetalia Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada keluhan
keluhan keluhan keluhan

9. Data Tambahan
Ank.I mengatakan sering terengah-engah saat beraktivitas. Aktivitas yang
dilakukan Ank. M adalah sekolah di bangku SMP, sepulang sekolah makan,

19
setelah makan tiduran dikamar nonton TV sambil main gadget. Ank.I suka
makan bakso bakar dan cilok.

3.3 Analisa Data

Data subyektif Data objektif Masalah


1. Ny E mengatakan 1. TD= 110/90 Perubahan nutrisi lebih dari
bahwa An M mmHg kebutuhan
sepulang sekolah 2. RR= 23x/menit
makan, dan 3. N= 94x/ menit
dilanjutkan dengan 4. Tinggi Badan =
menonton TV 142 cm
sambil main 5. Berat Badan
gadged, terus tidur. =78,1 Kg
2. Ank. I mengatakan 6. IMT = 38,683
suka makan bakso (obesitas)
bakar dan cilok. 7. Lingkar Perut =
3. Ny E mengatakan 112 cm
tidak ada keturunan 8. Lingkar Lengan =
yang obesitas. 39 cm
4. Ny. E mengataka 9. Perut buncit
Melakukan
badminton dan
renang sesekali
kalau sempat
(belum tentu
sebulan sekali)
5. Tn M mengatakan
anaknya tidak
pernah berolahraga.
6. Ny. E mengatakan
Ank. I suka makan

20
bakso bakar dan
cilok, selain itu juga
suka beli jajan yang
ada di sekolah.
Ank.I makan sehari
2x (siang dan
sore/malam)
dengan porsi cukup
besar (satu piring
cukup penuh).
Setelah makan
tiduran di atas kasur
sambil main gadget
dan nonton TV
1. Tn. M dan keluarga 1. Tn. M tampak Ansietas
mengaku cemas cemas
dengan kesehatan 2. Ny. Tampak
anggota keluarganya gelisah dengan
kedaan anaknya

3.4 Diagnosa Keperawatan


1. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam megenali masalah
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam merawat orang sakit.

21
Skoring masalah : Ansietas berhubungan dengan krisis situasional berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam megenali masalah
Kriteria Skor Bobot Jumlah Pembenaran
Sifat masalah 3 1 3/3x1=1 Ansietas sudah terjadi, gejala
Kurang Sehat ditandai Tn. M dan keluarga
mengaku cemas dengan
kesehatan anggota keluarganya
Kemungkinan 1 2 1/2x2=1 masalah dapat diubah dengan
masalah dapat di tindakan keperawatan, dan cara
pecah pemberian informasi dan
Sebagian konseling terhadap masalah
keluarga
Potensi masalah 2 1 2/3x1=2/3 Masalah ansietas dapat dicegah
untuk dicegah dengan adanya pemberian
Cukup informasi dan konseling
terhadap masalah keluarga. Jika
berhasil mungkin akan kembali
dalam waktu yang tidak terlalu
lama
Menonjolnya 1 1 1/2x1=1/2 Keluarga mengatakan cemas
masalah dengan keadaan anaknya.
Masalah ada, Namun keluarga sudah berusaha
tetapi tidak perlu dengan mengatasi cemas.
ditangani
Jumlah 2 7/6

22
Skoring masalah : Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat orang sakit.

Kriteria Skor Bobot Jumlah Pembenaran


Sifat masalah 3 1 3/3x1=1 Perubahan nutrisi lebih dari
Kurang Sehat kebutuhan sudah terjadi, gejala
ditandai dengan anaknya sering
ngemil terus menerus sambil
nonton TV , ketika melakukan
aktivitas sering cepat lelah, perut
buncit.

Kemungkinan 2 2 1/2x2=1 masalah dapat diubah dengan


masalah dapat di tindakan keperawatan, dan cara
ubah : pemberian informasi, keluarga
sebagian belu mengetahui cara mengatasi
obesitas.
Potensi masalah 2 1 2/3x1=2/3 Keluarga ingin megatasi
untuk dicegah : obesitas anaknya namun tidak
Cukup mampu.
Menonjolnya 2 1 2/2x1=1 Ank.I mengatakan sering
masalah terengah-engah saat
Masalah berat, beraktivitas.
harus segera
ditangani
Jumlah 3 2/3

Prioritas Masalah
1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam merawat orang sakit.
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional dan stimuli lingkungan
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam megenali masalah

23
3.5 Rencana Keperawatan
No Dx Tujuan Intervensi
1 Perubahan nutrisi Setelah dilakukan 1. Diskusikan bersama keluarga
lebih dari tindakan keperawatan Tn.M mengenai hubungan
kebutuhan selama 4 kali pertemuan antara intake makanan,
dengan selama 60 menit latihan, peningkatan BB dan
ketidakmampuan diharapkan : penurunan BB
keluarga dalam 1. Keluarga mampu 2. Diskusikan bersama keluarga
merawat orang mengenali masalah Tn.M mengenai kondisi
sakit. 2. Keluarga mampu medis yang dapat
mengambil keputusan mempengaruhi BB
3. Keluarga mampu 3. Diskusikan bersama keluarga
merawat orang sakit Tn.M mengenai kebiasaan ,
4. Keluarga mampu gaya hidup dan faktor
memodifikasi herediter yang dapat
lingkungan mempengaruhi BB
5. Keluarga mampu 4. Diskusikan bersama keluarga
membawa oang yang Tn.M mengenai resiko yang
sakit ke pelayanan berhubungan dengan BB
kesehatan berlebih
Dengan kriteria hasil : 5. Dorong anak.I untuk
1. Berat badan dalam merubah kebiasaan makan
batas normal. 6. Tentukan jumlah kalori dan
2. Asupan gizi terpenuhi jenis nutrisi yang dibutuhkan
7. Atur diet yang diperlukan
2 Ansietas Setelah dilakukan 1. Kaji ansietas pada keluarga
berhubungan tindakan keperawatan 2. Berikan informasi tentang
dengan krisis selama 2x60 menit ansietas dan masalah kepada
situasional dan keluarga mampu keluarga
stimuli mengenali masalah 3. Berikan konseling kepada
lingkungan Dengan kriteria hasil : keluarga
berhubungan

24
dengan 1. Tampak rileks dan
ketidakmampuan melaporkan ansietas
keluarga dalam berkurang pada
megenali masalah tingkat yang dapat
diatasi.
2. Mengembangkan
rencana untuk
perubahan gaya hidup
yang perlu.

25
3.6 Implementasi dan Evaluasi

Diagnosa Tgl dan Implementasi Evaluasi Paraf


keperawatan waktu
Perubahan nutrisi 11,12,13, 1. Mendiskusikan S: keluarga
lebih dari 14 April bersama mengatakan
kebutuhan dengan 2019 keluarga Tn.M mengerti tentang
ketidakmampuan Jam 08 : mengenai keadaan anaknya
keluarga dalam 00 WIB hubungan antara yang
merawat orang intake makanan, mengakibatkan
sakit. latihan, obesitas dan
peningkatan BB anak
dan penurunan mengatakan
BB mulai hidup
2. Mendiskusikan sehat
bersama O:Ank. I tampak
keluarga Tn.M mulai hidup
mengenai sehat dengan
kondisi medis rajin olahraga
yang dapat A: tindakan
mempengaruhi keperawatan
BB keluarga tercapai
3. Mendiskusikan sebagian
bersama P: lanjutkan
keluarga Tn.M intervensi
mengenai
kebiasaan , gaya
hidup dan faktor
herediter yang
dapat
mempengaruhi
BB

26
4. Mendiskusikan
bersama
keluarga Tn.M
mengenai resiko
yang
berhubungan
dengan BB
berlebih
5. Mendorong
anak.I untuk
merubah
kebiasaan
makan
6. Mnenentukan
jumlah kalori
dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan
7. Mengatur diet
yang diperlukan

Ansietas 11 , 12 4. Mengkaji S: Keluarga


berhubungan April ansietas pada mengatakan
dengan krisis 2019 keluarga sudah mengetahi
situasional Pukul 09 5. Memberikan maslah yang
berhubungan : 00 WIB informasi tentang dihadapi
dengan ansietas dan Keluarga
ketidakmampuan masalah kepada mengatakan
keluarga dalam keluarga cemasnya sudah
megenali masalah 6. Memberikan berkurang
konseling kepada O: Tn. M dan
keluarga keluarga tampak
cemas

27
A: tindakan
keperawatan
keluarga tercapai
sebagian
P: lanjutkan
intervensi.

28
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki
ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi, punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu
budaya.
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan
lemak tubuh yang berlebihan. kegemukan adalah dampak dari konsumsi
energy yang berlebihan, dimana energy yang berlebihan tersebut dapat
disimpan didalam tubuh sebagai lemak, sehingga akibatnya dari waktu ke
waktu badan akan bertambah berat disamping faktor kelebihan konsumsi
energi, faktor keturunan juga mempunyai andil dalam kegemukanSaran
4.2 Saran
Sebaiknya sebagai seorang perawat/calon perawat harus bisa
memberikan pendidikan kesehatan dan konseling terhadap keluarga guna
meningkatkan kesejahteraan keluarga minimal di lingkungannya sendiri,
salah satunya dapat memberikan pendidikan kesehatan dan konseling
terhadap obesitas.

29
DAFTAR PUSTAKA

1. Behrman ,Richard. 1998. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC


2. Makrum.A.HA.1991.Buku Ajar Ilmu Keperawatan Anak.Jakarta: Fakultas
Kedokteran. Universitas Indonesia
3. Purwati, Susi , dkk.2000.Perencanaan menu untuk penderita

30

Anda mungkin juga menyukai