KASUS 4
KULIT KUNING
Seorang bayi baru lahir 10 jam yang lalu, lahir spontan cukup bulan, berat
badan 2800 gram. Dibawa ibunya ke RS dengan keluhan kulit tampak kuning.
Selain itu, bayi tidak mau menyusu. Pada pemeriksaan fisik bayi tampak letargi,
sklera ikterik, ikterik kepala dan leher sampai umbilikus. Pada pemeriksaan
laboratorium darah didapatkan bilirubin total 14 mg/dl. Bayi tersebut diberikan
terapi dan dirawat di RS. Selama 4 hari perawatan di RS didapatkan urine pasien
berwarna gelap dan feses dempul. Pasien kemudian dirujuk untuk ditangani
dokter bedah.
STEP 1
STEP 2
STEP 3
Fisiologi hepatobilier
a. Fungsi hepar :
o Memproduksi empedu.
o Metabolisme KH, lemak dan protein.
o Detoksikasi yaitu membersihkan darah dari amonia dengan mengubahnya
menjadi urea yang kemudian diekskresi lewat urine.
o Mengatur pembekuan darah.Mengganti atau meregenerasi jaringan sendiri
yang rusak.
b. Fungsi kandung empedu :
o Memekatkan empedu.
o Mengemulsi lemak.
o Menyimpan empedu yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.
2. Metabolisme bilirubin
3
Pada individu normal, sekitar 85% bilirubin terbentuk dari pemecahan sel
darah merah tua dalam sistem monosit makrofag. Masa hidup rata-rata sel darah
merah adalah 120 hari. Setiap hari sekitar 50 ml darah dihancurkan, menghasilkan
200 sampai 250 mg bilirubin. Kini diketahui bahwa sekitar 15 % pigmen empedu
total tidak bergantung pada mekanisme ini, tetapi berasal dari destruksi sel
eritrosit matang dalam sumsum tulang (hematopoiesis tidak efektif) dan dari
hemoprotein lain, terutama dari hati.
Pada katabolisme hemoglobin (terutama terjadi dalam limpa), globulin
mula-mula dipisahkan dari hem, setelah itu hem diubah menjadi biliverdin.
Bilirubin tak terkonyugasi kemudian dibentuk dari biliverdin. Bilirubin tak
terkonyugasi berikatan lemah dengan albumin, diangkut oleh darah ke sel-sel hati.
Metabolisme bilirubin oleh sel hati berlangsung dalam empat langkah produksi,
transportasi, konyugasi, dan ekskresi.
4
1. Produksi
Sebagian besar bilirubin terbentuk scbagai akibat degradasi hemoglobin pada
sistem retikulocndotelial (RES). Tingkat penghancuran hemoglobin ini pada
neonatus lebih tinggi daripada bayi yang lebih tua. Satu gram hemoglobin dapat
menghasilkan 35 mg bilirubin indirek. Bilirubin indirek yaitu bilirubin yang
bereaksi tidak langsung dengan zat wama diazo (reaksi Hymans van den Bergh),
yang bcrsifat tidak. larut dalam air tetapi larut dalam Iemak.
2. Transportasl
Bilirubin indirek kemudian diikat oleh albumin. Sel parenkima hepar mempunyai
cara yang selektif dan efektif mengambil bilirubin dari plasma. Bilirubin
ditransfer melalui membran sel kcdalam hcpatosit sedangkan albumin
tidak. Pengambilan oleh sel hati memerlukan protein sitoplasma atau protein
penerima, yang diberi simbol sebagai protein Y dan Z. Di dalam sel bilirubin akan
terikat terutama pada ligandin (- protein Y, glutation S-transferase B) dan sebag;an
5
kecil pada glutation S-transferase lain dan protein Z. Proses ini merupakan proses
2 arah, tergantung dari konsentrasi dan afinitas albumin dalam plasma dan
ligandin dalam hepatosit Sebagian besar bilirubin yang masuk hepatosit
dikonjugasi dan diekskresi ke dalam empedu. Dengan adanya sitosol hepar,
ligandin mengikat bilirubin sedangkan albumin tidak. Pemberian fenobarbital
mempertinggi konsentrasi ligandin dan memberi tempat pengikatan yang Iebih
banyak untuk bilirubin.
3. Konjugasi
Konyugasi molekul bilirubin dengan asam glukuronat berlangsung dalam
retikulum endoplasma sel hati. Langkah ini bergantung pada adanya glukuronil
transferase, yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi. Konyugasi molekul bilirubin
sangat mengubah sifat-sifat bilirubin. Bilirubin terkonyugasi tidak larut dalam
lemak, tetapi larut dalan air dan dapat diekskresi dalam kemih. Sebaliknya
bilirubin tak terkonyugasi larut lemak, tidak larut air, dan tidak dapat diekskresi
dalam kemih. Transpor bilirubin terkonjugasi melalui membran sel dan sekresi ke
dalam kanalikuli empedu oleh proses aktif merupakan langkah akhir metabolisme
bilirubin dalam hati. Agar dapat diekskresi dalam empedu, bilirubin harus -diko-
nyugasi. Bilirubin terkonyugasi kemudian diekskresi melalui saluran empedu ke
usus halus. Bilirubin tak terkonyugasi tidak diekskresikan ke dalam empedu
kecuali setelah proses foto-oksidasi.
4. Ekskresi
Sesudah konjugasi bilirubin ini menjadi bilirubin direk yang larut dalam air dan
diekskresi dengan cepat ke sistem empcdu kemudian ke usus. Bakteri usus
mereduksi bilirubin terkonyugasi menjadi serangkaian senyawa yang dinamakan
sterkobilin atau urobilinogen. Zat-zat ini menyebabkan feses berwarna
coklat. Dalam usus bilirubin direk ini tidak diabsorpsi, sebagian kecil bilirubin
direk dihidrolisis menjadi bilirubin indirek dan dircabsorpsi. Siklus ini disebut
siklus enterohepatis. Sekitar 10% sampai 20% urobilinogen mengalami siklus
enterohepatik, sedangkan sejumlah kecil diekskresi dalam kemih.
6
Fisiologis Patologis
STEP 4
STEP 5
STEP 6
8
PRIVATE STUDY
STEP 7
A. Anatomi hati
b. Hati mengurai protein dari sel-set tubuh dan sel darahmerah yang rusak.
Organ ini membentuk urea dan asamamino berlebih dan sisa nitrogen.
C. Empedu
2. Komposisi empedu.
Kandung empedu
a. Anatomi
b. Fungsi
Etiologi Ikterus
Penyebab ikterus yang umum adalah (1) meningkatnya pemecahan sel darah
merah, dengan pelepasan bilirubin yang cepat ke dalam darah, dan (2) sumbatan
duktus biliaris atau kerusakan sel hati sehingga bahkan jumlah bilirubin yang
biasa sekalipun tidak dapat di ekskresikan ke dalam saluran pencernaan. Dua tipe
ikterus ini disebut, berturut-turut ikterus hemolitik dan ikterus obstruktif.
Keduanya berbeda satu sama lain dalam cara berikut ini.
12
Patofisiologi
1. Pembentukan bilirubin
2. Transpor plasma
3. Liver uptake
4. Konjugasi
5. Ekskresi bilier
13
Fase prehepatik
Fase intrahepatik
Fase pascahepatik
Manifestasi Klinis
Klasifikasi:
Manifestasi klinis:
- Warna kulit kuning pucat
- Warna urin : normal/gelap
- Warna feses normal/gelap (lebih banyak sterkobilin)
- Tidak ada pruritus
- Splenomegali (pada penyakit darah, malaria)
Manifestasi klinis:
Pemeriksaan laboratorium :
a. Bilirubin indirek dan direk dalam serum meninggi
b. Urobilinogen urine dan feses masih positif
c. Bilirubin urine positif
Manifestasi klinis:
Pemeriksaan laboratorium :
a. Bilirubin direk serum sangat meninggi
b. Urobilinogen urine dan feses negatif pada yang total dan positif pada yang
partial
c. Bilirubin urine positif
Manifestasi klinis:
Pemeriksaan Penunjang
18
DAFTAR PUSTAKA
Guyton A.C., Hall J.E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
20
Keith L, Moore. 2008. Anatomi Klinis Dasar. Penerbit buku kedokteran EGC,
Jakarta.
Snell, Richard. S. 2006. Anatomi Klinis untuk Mahasiswa Edisi 6. EGC. Jakarta.
Sudoyo, A.W, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jil II Edisi 4. Pusat
Penerbitan Departemen IPD FKUI, Jakarta.