Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

KETIDAKBERDAYAAN

Anak Agung Ayu Ratih Satya Utami


Muhammad Hilal Rizki Kusuma
Siti Nurlaila
KETIDAKBERDAYAAN

• Ketidakberdayaan • Ketidakberdayaan
memiliki definisi meluas ke perasaan
persepsi bahwa tertekan, ketidak
tindakan seseorang amanan dan ancaman
secara signifikan terhadap identitas
tidak akan social dan pribadi
mempengaruhi hasil; (Hallett,Lora&
persepsi kurang Couchman, 2015).
kendali terhadap
situasi saat ini atau
situasi yang akan
terjadi.
Penyebab
Doenges, Townsend, M, (2008)
• Kesehatan lingkungan: hilangnya privasi,
milik pribadi dan kontrol terhadap terapi.
• Hubungan interpersonal: penyalahgunaan
kekuasaan,hubungan yang kasar.
• Penyakit yang berhubungan dengan
rejimen:penyakit kronis atau yang
melemahkan kondisi.
• Gaya hidupketidakberdayaan: mengulangi
kegagalan dan ketergantungan.
Manifestasi Klinis
1. Mayor

a. Fisiologis:Respon terhadap stimulus melambat, tidak ada


energi, tidur bertambah.
b. Emosional :Individu yang putus asa sering sekali kesulitan
mengungkapkan perasaannya tapi dapat merasakan.

c. Individu memperlihatkan sikap pasif dan kurangnya keterlibatan


dalam perawatan, Penurunan verbalisasi, Penurunan afek, Kurangnya
ambisi,inisiatif,serta minat.

d. Kognitif : Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan


kemampuan membuat keputusan
2. Minor

a. Fisiologis: Anoreksia, BB menurun

b.Emosional: Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang
lain, Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani.

c. Individu memperlihatkan: Kontak mata yang kurang mengalihkan


pandangan dari pembicara

d.Kognitif: Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang


diterima.
Jenis-Jenis Ketidakberdayaan

1. Ketidakberdayaan • Ketidakberdayaan yang


situasional bersifat menyebar,
Ketidakberdayaan yang mempengaruhi
muncul pada sebuah pandangan, tujuan,
peristiwa spesifik dan gaya hidup, dan
mungkin berlangsung hubungan.
singkat.

2. Ketidakberdayaan dasar
Fakfor-Faktor Ketidakberdayaan
Faktor predisposisi Internal: Persepsi individu yang

tidak baik tentang dirinya, orang


a. Biologis
lain dan lingkungannya.
b. Psikologis

c. Sosiokultural
Eksternal: Kurangnya dukungan
d. Spiritual
keluarga, kurang dukungan
Faktor Presipitasi masyarakat, kurang dukungan
e. Origin kelompok/teman sebaya.

b. Timing

Stres terjadi dalam waktu dekat,

stress terjadi secara berulang-

ulang/ terus menerus.


ASUHAN KEPERAWATAN
Data :
Nn. M 26 tahun, mengalami kecelakaan yang mengakibatkan tangan kanan dan
kaki kanannya patah sehingga harus bedrest untuk waktu yang cukup lama guna
penyembuhan sedangkan ia adalah mahasiswa semester 10 yang tengah
menyelesaikan tugas skripsinya. Dengan kondisi yang demikian ia tidak dapat
melakukan bimbingan skripsi dengan dosen pembimbingnya sedangkan ini
adalah semester terakhirnya untuk menyelesaikan kuliahnya karena akan di
drop out bila melebihi 10 semester. Nn.M mengatakan sepertinya tidak mampu
menyelesaikan skripsinya, bingung, jarang mandi, sering menangis saat ditanya-
tanya tentang skripsi, sering melamun, tidak punya selera makan, sering
menolak orang yang ingin menjenguk keadaanya, dan sering menyalahkan
dirinya tentang kecelakaan itu.
Proses terjadinya
• Data obyektif :
Tanda dan gejala
1) Ketidakmampuan untuk mencari informasi tentang
• Data subyektif : perawatan.
2) Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
1) Mengungkapkan dengan kata-kata bahwa tidak
saat diberikan kesempatan.
mempunyai kemampuan mengendalikan atau 3) Enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya.
mempengaruhi situasi. 4) Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat

2) Mengungkapkan tidak dapat menghasilkan mengakibatkan iritabilitas, ketidaksukaan, marah,


dan rasa bersalah.
sesuatu.
5) Gagal mempertahankan ide/pendapat yang
3) Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustasi berkaitan dengan orang lain ketika mendapat
terhadap ketidakmampuan untuk melakukan perlawanan.

tugas atau aktivitas sebelumnya. 6) Apatis dan pasif.


7) Ekspresi muka murung.
4) Mengungkapkan keragu-raguan terhadap
8) Bicara dan gerakan lambat.
penampilan peran.
9) Tidak berlebihan.
5) Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri.
10) Nafsu makan tidak ada atau berlebihan.
11) Menghindari orang lain
a. Faktor predisposisi dan presipitasi a) Gangguan konsep diri karena menganggap

1) Biologis dirinya terancam oleh kegagalan dalam


mencapai tujuan sehingga menimbulkan
a) Adanya perubahan status kesehatan
perasaan frustasi.
yang mendadak atau kondisi fisik yang b) Adanya ancaman terhadap konsep diri
menyebabkan ancaman terhadap (harga diri dan perubahan peran).

integritas diri (misalnya: c) Mengalami stres psikologis akibat tidak


mampu mengontrol stimulus yang ada.
ketidakmampuan fisiologis atau
d) Kemampuan melakukan komunikasi
gangguan terhadap kebutuhan dasar).
verbal, berinteraksi dengan orang lain.
b) Mengalamihospitalisasi. e) Kemampuanmengungkapkanmasalahpada

c) Cidera fisik yang mengharuskan orang lain.

immobilisasi dan menyebabkan

intoleransi aktivitas sehingga

mengganggu aktivitas sehari-hari

(misalnya : tidak bisa berjalan pergi ke

kampus untuk bimbingan skripsi, tidak


g) Adanya pengalaman tidak menyenangkan a) Usia: Pada usia tersebut individu memiliki
tingkat produktifitas yang tinggi, namu ketika
yang menyebabkan trauma
tekanan dan fungsinya tidak terjalani maka akan
h) Motivasi: kurangnya dukungan dari orang memberikan dampak yang besar pada keputusan
lain. yang diambilnya.
b) Pembatasanaktifitasolehtim
i) Self kontrol rendah, ketidakmampuan
medis/keluargaakibatpenyakit/trauma yang
melakukan kontrol diri ketika mengalami
diderita.
kegagalan (terlalu sedih). c) Kondisi pasien yang belum mampu
j) Kepribadian: menghindar, tergantung dan menyelesaikan skripsinya.
d) Peran sosial: kurang mampu menjalankan
tertutup/menutup diri dan mudah
perannya untuk berpartisipasi lingkungan
menyerah/pesimis.
tempat tinggal dan kesulitan membina
k) Persepsi individu yang buruk tentang hubungan interpersonal dengan orang lain,

dirinya sendiri dan orang lain. (mengungkapkan respon ketidakberdayaan


dengan kesulitan dalam hubungan interpersonal
l) Riwayat kesulitan mengambil keputusan,
yang berakar dari keterbatasan fisiknya).
tidak mampu berkonsentrasi. e) Agama dan keyakinan: kurangnya rasa percaya
3) Sosial budaya atas hal positif dari hikmah kejadian yang
diberikan Tuhan.
b. Kognitif 1) Sedih yang mendalam hingga mengalami

1) Lapang pandang menjadi sempit. frustasi.

2) Bingung. 2) Menangis.

3) Cenderung menyalahkan diri sendiri. 3) Mengalami penyesalan.

4) Berfokus pada diri sendiri. 4) Merasa tidak berdaya.

5) Kurang konsentrasi. 5) Berfokus pada diri sendiri.

6) Gangguan perhatian. 6) Merasa bingung.

7) Mengungkapkan ketidakmampuan 7) Ragu dan tidak percaya diri.

karena perubahan dalam fungsi tubuh 8) Merasa khawatir.

yang mengalami gangguan. 9) Cenderung menyalahkan diri sendiri.

8) Mengungkapkan keluhan karena 10)Apatis.


perubahan pada kejadian kehidupan. 11) Pesimis.
9) Sulit mengambil keputusan. 12)Mudah marah.
10) Mengatakan takut kehilangan kontrol.
d) Fisiologis a) Nyeri kepala (pusing).

1) Tanda-tandavital :TekananDarah, b) Penurunan tekanan darah dan

Nadi, Respirasi, suhubadan. frekuensi denyut nadi.

2) Wajah murung dan muka berkerut. c) Letih.

3) Suara bergetar dan kadang d) Tidur berlebihan.

melemah / pelan. e) Lesu.

4) Nafsumakanmenurun/ e) Sosial
hilangsamasekali. 1) Bicara pelan dan lirih.
a) Mulut kering. 2) Menarik diri dari hubungan
b) Wajah pucat. interpersonal.

c) Nadi dan tekanan darah turun. 3) Kurang inisiatif.

d) Pupil menyempit. 4) Menghindari kontak sosial dengan

e) Lemah. orang lain.

f) Nafas pelan sesekali nafas dalam. 5) Menunjukkan sikap apatis.


f. Perilaku

1) Gerakan pelan dan lemas.


2) Sosial support
2) Penurunan produktivitas.
a) Caregiver utamadalamkeluarga.
3) Gelisah dan melihat hanya sepintas.
b) Kader kesehatan yang ada di
4) Kontak mata buruk.
lingkungantempattinggal.
5) Apatis.
c) Peer group yang ada turut serta dalam
6) Melamun.
memberi dukungan.
7) Menunduk.
3) Material Asset
8) Memalingkan wajah.
a) Keberadaan asset harta benda pendukung
g. Sumber koping
pengobatan yang dimiliki (tanah, rumah,
1) Personal ability
tabungan) serta fasilitas yang membantunya
a) Pengetahuan klien tentang masalah yang
selama proses gangguan fisiologis.
dirasakan (ketidakberdayaan).
b) Mempunyai fasilitas Jamkesmas, SKTM,
b) Kemampuanklienmengatasimasalah yang
ASKES.
dirasakan (ketidakberdayaan).
c) arak/ akses pelayanan kesehatan yang
c) Jenisupayaklienmengatasimasalah yang
dikunjungi
dirasakan (ketidakberdayaan).
4) Positive Belief
d) Kemampuan dalam memecahkan masalah.
h. Mekanisme koping a) Mengungkapkan ketidakmampuan untuk

mengatasi masalah atau meminta bantuan.


1) Konstruktif
b) Menggunakan mekanisme pertahanan yang
a)Menilai pencapaian hidup yang
tidak sesuai.
realistis.
c) Ketidakmampuan memenuhi peran yang
b)Kreatif dalam mencari informasi diharapkan (mengalami ketegangan peran,
terkait perubahan status konflik peran).

kesehatannya sehingga dapat d) Mengungkapkan kesulitan dalam

beradaptasi secara normal. berkeinginan mencapai tujuan.

e) Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar


c)Mampu mengembangkan minat dan
seperti makan minum, kebersihan diri,
hobi baru sesuai dengan perubahan
istirahat dan tidur dan berdandan
status kesehatan dan peran yang
f) Perubahan dalam interaksi sosial (menarik
telah dialami.
diri, bergantung pada orang lain).
d)Peduli terhadap orang lain g) Enggan mengungkapkan perasaan yang
disekitarnya walaupun mengalami sebenarnya.
Diagnosa Data yang telah ditemukan
Kurang pengetahuan Klien tidak menemukan cara alternatif
untuk menangani masalahnya, klien
mengatakan bingung.

ketidakberdayaan Klien mengatakan sepertinya tidak mampu


menyelesaikan skripsinya karena tidak bisa
pergi bimbingan skripsi.

Koping individu tidak efektif Klien menyalahkan dirinya sendiri dan


enggan bertemu dengan orang yang akan
menjenguknya (membatasi hubungan
interpersonal).
Tindakan Keperawatan
Klien dengan ketidakberdayaan dilakukan tindakan sesuai asuhan keperawatan sesuai dengan
standar asuhan keperawatan psikososial yang dikembangkan generalis keperawatan jiwa
terdiri dari dua strategi pelaksanaan:
a. Tindakan keperawatan untuk klien dengan ketidakberdayaan yaitu dengan latihan berpikir
positif

b. Evaluasi ketidakberdayaan, berusaha mengembangkan harapan positif dan latihan


mengontrol perasaan ketidakberdayaan.
Sesuai dengan standar asuhan keperawatan intervensi pertama pada ketidakberdayaan
adalah melakukan pendekatan untuk mengkaji masalah ketidakberdayaan. Dalam melakukan
pendekatan perawat menggunakan:
c. Lakukan pendekatan yang hangat, bersifat empati, tunjukkan respon emosional dan menerima
pasien apa adanya.

d. Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri perawat sendiri (misalnya ; rasa
marah, frustasi dan simpati).

e. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya supportif, beri waktu klien
untuk berespon.

f. Gunakan teknik komunikasi terapeutik terbuka, eksplorasi dan klarifikasi.


e. Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya dan identifikasi area-area situasi
kehidupannya yang tidak berada dalam kemampuannya untuk mengontrol.
f. Bantu klien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap
ketidakberdayaan.

g. Diskusi tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk menyimpulkan.
h. Identifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk menurunkan melalui interupsi atau
substitusi.
i. Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran positif.

j. Evaluasi ketetapan presepsi, logika, dan kesimpulan yang dibuat klien.

k. Identifikasi presepsi klien yang tidak tepat, penyimpangan dan pendapatnya yang tidak
rasional.

l. Kurangi penilaian pasien yang negatif terhadap dirinya.

m. Bantu untuk menyadari nilai yang dimilikinya atau perilakunya dan perubahannya yang terjadi.
n. Libatkan klien dalam menetapkan tujuan-tujuan perawatan yang ingin dicapai. Motivasi klien
untuk membuat jadwal aktivitas perawatan dirinya.
o. Berikan klien privasi sesuai kebutuhan yang ditentukan.
o. Berikan reinforcement positif untuk keputusan yang dibuat dan jika klien berhasil melakukan
kegiatan atau penampilan yang bagus. Motivasi untuk mempertahankan penampilan / kegiatan
tersebut.

p. Diskusikan dengan klien pilihan yang realistis dalam perawatan, berikan penjelasan untuk
pilihan ini. Bantu klien untuk mendapatkan tujuan yang realistis. Fokuskan kegiatan pada saat
ini bukan pada kegiatan masa lalu.
q. Bantu klien mengidentifikasi area-area situasi kehidupan yang dapat dikontrolnya. Dukung
kekuatan-kekuatan diri yang dapat diidentifikasi oleh klien.

s. Identifikasi cara-cara yang dapat dicapai oleh klien. Dorong untuk berpartisipasi dalam
aktivitas-aktivitas tersebut dan berikan penguatan positif untk partisipasi dalam
pencapaian.
t. Motivasi keluarga untuk berperan aktif dalam membantu klien menurunkan perasaan
ketidakberdayaan.
u. Dorong kemandirian, tetapi bantu klien jika tidak melakukan.
v. Libatkan klien dalam pembuatan keputusan tentang rutinitas keperawatan. Jelaskan alasan
setiap perubahan perencanaan perawatan kepada klien.
w. Adakan suatu konferensi multidisiplin untuk mendiskusikan dan mengembangkan perawatan
rutin klien.
• Tindakan keperawatan untuk keluarga yaitu
penjelasan kondisi pasien dan cara merawat
serta evaluasi peran keluarga merawat pasien,
dengan cara latihan mengontrol perasaan
ketidakberdayaan (FIK UI-RSMM,
2012).Antara lain :
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengenali dan mengekspresikan emosinya

c. Memodivikasi pola kognitif yang negatif


d. Berpartisispasi dalam mengambil keputusan yang berkenan dengan
perawatannya sendiri

e. Termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistis

Anda mungkin juga menyukai