Di Susun Oleh :
Rahma Winne E. A
(12171036)
Meskipun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai organ, tetapi tidak
harus menimbulkan penyakit oleh karenanya usia lanjut harus sehat. Sehat dalam hal ini
diartikan:
1) Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial,
2) Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari,
3) Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat (Rahardjo, 1996)
Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat terhadap
diri makin bertambah. Kedua minat terhadap penampilan semakin berkurang. Ketiga
minat terhadap uang semakin meningkat, terakhir minta terhadap kegiatan – kegiatan
rekreasi tak berubah hanya cenderung menyempit. Untuk itu diperlukan motivasi yang
tinggi pada diri usia lanjut untuk selalu menjaga kebugaran fisiknya agar tetap sehat
secara fisik. Motivasi tersebut diperlukan untuk melakukan latihan fisik secara benar
dan teratur untuk meningkatkan kebugaran fisiknya.
Di lain pihak ciri penyesuaian diri lanjut usia yang baik antara lain adalah:
minat yang kuat, ketidaktergantungan secara ekonomi, kontak sosial luas, menikmati
kerja dan hasil kerja, menikmati kegiatan yang dilakukan saat ini dan memiliki
kekhawatiran minimal trehadap diri dan orang lain.
2.2. Klasifikasi
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Darmojo, 1999) :
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan /
atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg
dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Tingkat hipertensi dan anjuran kontrol (Joint National Commitle, U.S 1992)
2.3. Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada :
Elastisitas dinding aorta menurun
Katub jantung menebal dan menjadi kaku
Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
2.4. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin,
yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai
faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer,
2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
Pathway
2.5. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi
yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual
Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun.
2.7. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
Penurunan berat badan
Penurunan asupan etanol
Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah
raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain.
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87
% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar
antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x
perminggu dan paling baik 5 x perminggu.
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
Ø Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek
tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak
normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan
somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.
Ø Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
Ø Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang
penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan
hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Pengkajian Persistem
1. Sirkulasi
a. Riwayat hipertensi, ateroskleorosis, penyakit jantung koroner atau katup
dan penyakit cerebro vaskuler.
b. Episode palpitasi,perspirasi.
2. Eleminasi
a. Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu seperti infeksi atau obtruksi atau
riwayat penyakit ginjal masa lalu.
3. Neurosensori
a. Keluhan pusing.
b. Berdenyut, sakit kepala subokspital (terjadi saat bangun dan menghilang
secara spontan setelah beberapa jam).
4. Pernapasan
a. Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja
b. Takipnea, ortopnea, dispnea noroktunal paroksimal.
c. Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.
d. Riwayat merokok
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular Cerebral
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
3. Curah Jantung, resiko tinggi terhadap hipertensi berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokontriksi
4. Nutrisi , perubahan lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kebutuhan metabolic
5. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan system pendukung yang
tidak adekuat
6. Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi atau
keterbatasan kognitif
C. Intervensi
Dx 1 : Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular Cerebral
1. Intervensi : Mempertahankan tirah baring selama fase akut
Rasional : Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi
2. Intervensi : Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit
kmepala, misalnya kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher,
tenang, redupkan lampu kamar, tekhnik relaksasi.
Rasional : tindakan yang menurunkan tekanan vascular serebral dan yang
memperlambat atau memblok respons simpatis efektif dalam menghilangkan
sakit kepala dan komplikasinya
3. Intervensi : Hilangkan atau minimalkan aktivitas fase kontriksi yang dapat
meningkatkan sakit kepala, misalnya mengejam saat bab, batuk panjang,
membungkuk
Rasional : aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit
kepala pada adanya peningkatan tekanan vascular cerebral
D. Evaluasi
1. Pasien melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang atau terkontrol
2. Pasien berpartisupasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan
3. Pasien berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah atau
beban kerja jantung.
4. Menunjukkan perubahan pola makan ( misalnya pilihan makan, kuantitas,dan
sebagainya), mempertahankan berat badan yang diinginkan dengan
pemeliharaan kesehatan optimal.
5. Mengidentivikasi perilaku koping efektif dan konsekuensinya
6. Pasien menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen
pengobatan
DAFTAR PUSTAKA
I. Identitas
A. Nama : Ny. M
B. Umur : 65 th
C. Alamat : Jl. Bahagia No. RT. 03/RW. 02 Kreo Selatan,
Larangan, Tangerang.
D. Pendidikan : SD
E. Tgl masuk panti :-
F. Jenis Kelamin : Perempuan
G. Suku : Betawi
H. Agama : Islam
I. Status perkawinan : Kawin
( Genogram )
Ket :
V. Pengkajian persistem ( jelaskan kondisi klien lanjut usia sesuai system di bawah
meliputi pernyataan, hasil pemeriksaan fisik dan penunjang lainnya )
a.Keadaan umum
1) Tingkat Kesadaran : compos mentis
2) GCS : 15
3) TTV : TD : 150/90 mmhg
N : 80 x/menit
S : 36,8 C
RR : 19 x/menit
4) BB/TB : 68 kg / 160 cm
5) Bagaimana postur tulang belakang Lansia :
Tegap
Bungkuk
Kifosis
Skoliosis
Lordosis
6) Keluhan :
Klien mengatakan pusing, nyeri pada tengkuk, sering kesemutan pada tangan
dan kaki, kurang nafsu makan, dan susah tidur pada malam hari.
1) BMI : BB(kg)
(TB(m) x TB(m))
Klasifikasi nilai :
a) Kurang : < 18.5
b) Normal : 18.5 – 24.9
c) Berlebih : 25 – 29.9
d) Obesitas : > 30
c. Head to Toe
1) Kepala :
a) Kebersihan : kotor/bersih
b) Kerontokan rambut : ya/tidak
c) Keluhan : ya/tidak
d) Jika ya, jelaskan :...........................................................
....................................................................................................
2) Mata
a) Konjungtiva : anemis/tidak
b) Sklera : ikterik/tidak
c) Stabismus : ya/tidak
d) Penglihatan : kabur/tidak
e) Peradangan : ya/tidak
f) Katarak : ya/tidak
g) Penggunaan kacamata : ya/tidak
h) Keluhan : ya/tidak
i) Jika ya , jelaskan : .....................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
3) Hidung
a) Bentuk hidung : simetris/tidak
b) Peradangan : ya/tidak
c) Penciuman : terganggu/tidak
d) Keluhan : ya/tidak
e) Jika ya , jelaskan : .....................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
4) Mulut, Tenggorokan
a) Kebersihan : baik/tidak
b) Mukosa : kering/lembab
c) Peradangan : ya/tidak
d) Gigi : karies/tidak , ompong/tidak
e) Radang gusi : ya/tidak
f) Kesulitan mengunyah : ya/tidak
g) Keluhan lain : ya/tidak
h) Jika ya , jelaskan : .....................................................................
……………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………….
Telinga
a) Kebersihan : bersih/tidak
b) Peradangan : ya/tidak
c) Pendengaran: terganggu/tidak
d) Jika ya , jelaskan : .....................................................................
……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………….
5) Leher
a) Pembesaran kelenjar tyroid : baik/tidak
b) JVD(Jugularis Vena Distensi) : ya/tidak
c) Kaku kuduk : ya/tidak
d) Keluhan : ya/tidak
e) Jika ya , jelaskan : klien mengatakan kadang nyeri pada tengkuk.
6) Dada
a) Bentuk dada : normal chest/ barrel chest/ pigeon chest
b) Payudara : ya/tidak
c) Retraksi dinding dada : ya/tidak
d) Suara nafas : vesikuler/tidak
e) Wheezing : ya/tidak
f) Ronchi : ya/tidak
g) Suara jantung tambahan : ada/tidak
h) Keluhan : ya/tidak
i) Jika ya , jelaskan :
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
7) Abdomen
a) Bentuk : distended/flat/lainnya
b) Nyeri takan : ya/tidak
c) Kembung : ya/tidak
d) Supel : ya/tidak
e) Bising Usus : ada/tidak , frekuensi : 8 x/menit
f) Massa : ya/tidak , region : -
g) Keluhan : ya/tidak
h) Jikaya , jelaskan :
……………………………………………………………………………………………………
…….………………………………………………………………………………………………
8) Genetalia
a) Kebersihan : baik/tidak
b) Frekuensi BAK : 3 – 5 x/hari
c) Frekuensi BAB : 0-1 x/hari
d) Haemoroid : ya/tidak
e) Hernia : ya/tidak
f) Keluhan : ya/tidak
g) Jika ya , jelaskan :
……………………………………………………………………………………………………
…….………………………………………………………………………………………………
9) Ekstremitas
a) Kekuatan otot (skala 1-5 ) :
Ket : 5555 5555
1 = Lumpuh 5555 5555
2 = Ada Kontraksi
3 = Melawan gravitasi dengan sokongan
4 = Melawan gravitasi tetapi tidak ada tahanan
5 = Melawan gravitasi dengan tahanan sedikit
6 = Melawan gravitasi dengan kekuatan penuh
10) Integumen
a) Kebersihan : baik/tidak
b) Warna : pucat/tidak
c) Kelembapan : kering/lembab
d) Lesi/Luka : ya/tidak
e) Perubahan tekstur : ya/tidak
f) Gangguan pada kulit : ya/tidak
g) Keluhan : ya/tidak
h) Jika ya , jelaskan :
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….
Keterangan : berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang
lain Seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak
melakukan fungsi, meskipun ia anggap mampu.
Modifikasi dari Barthel Indeks
Termasuk yang manakah klien ? (lingkari)
Keterangan :
a. 130 : Mandiri (…)
b. 65 - 129 : Ketergantungan sebagian ( √ )
c. < 65 : Total Care (…)
3
Score =
Interprestasi :
a. Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh ( √ )
b. Salah 4 – 5 : Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9 – 10 : Kerusakan intelektual berat
Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini
Mental Status Exam) :
Orientasi.
Registrasi.
Perhatian.
Kalkulasi.
Mengingat kembali.
Bahasa.
NO ASPEK NILAI NILAI KRITERIA
KOGNITIF MAKSIMAL KLIEN
1 Orientasi 5 3 Menyebutkan dengan benar :
(Sekarang) Tahun 2020
Musim panas
Tanggal tidak tahu
Hari tidak tahu
Bulan Juni
Orientasi 5 5 Dimana kita sekarang berada ?
(Sekarang Negara Indonesia
ada dimana) Propinsi Jakarta
Kota Jakarta
Alamat kreo Selatan, Larangan
Ruangan Jl. Bahagia no. 56
2 Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 benda (oleh
pemeriksaan) 1 detik untuk
mengatakan masing-masing
benda. Masing-masing benda
mendapatkan nilai 1.
Kursi
Meja
Kertas
Kemudian tanyakan kepada klien
ketiga tadi. (Untuk disebutkan)
Interprestasi hasil :
Jumlah total klien dan masukan ke dalam kategori berikut ini :
24 – 30 : Tidak ada gangguan kognitif (√)
18 – 23 : Gangguan kognitif sedang
0 – 17 : Gangguan kognitif berat
Keterangan :
Nama : Ny. M
Usia : 65 th
Jenia Kelamin : Perempuan
Ruangan :-
No Pertanyaan Tidak
Ya
6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda?
Ya Tidak
Ya Tidak
8 Apakah anda sering merasa tanpa pengharapan/putusasa?
14 Apakah anda merasa putus asa atau tidak ada harapan saat ini? Ya Tidak
15 Apakah anda merasa orang lain berada pada kondisi yang lebih
Ya Tidak
baik dari pada anda?
1. Data Fokus
2. Analisa Data
DO:
1. Kadang klien terlihat
memijit dahinya
TD : 150/90 mmhg
N : 80x/menit
RR : 19x/menit
S : 36,8 C
DO :
1. klien tampak memiliki
kantung mata pada matanya
DS :
3. Kurang Pengetahuan Kurangnya informasi
1. klien mengatakan tidak
mengetahui tentang
penyakitnya dan cara
menanganinya.
2. klien mengatakan dulu
pernah mengonsumsi obat
hipertensi namun sekarang
sudah tidak lagi
DO :
1. Klien tampak tidak tahu
saat ditanya tentang
hipertensi
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai Prioritas)
B. PERENCANAAN KEPERAWATAN
(Meliputi tindakan keperawatan independen dan interdependen)
Diagnosa
No Tujuan dan Paraf &
Tgl. Keperawatan Rencana Tindakan
. Kriteria Hasil nama jelas
(PES)
29 Juni
1. 1. Mengkaji nyeri secara
2020
komprehensif
Hasil : nyeri karena hipertensi, nyeri seperti terasa berat
pada kepala dan tengkuk, nyeri pada kepala dan
tengkuk, skala nyeri 3, nyeri bertambah saat
beraktifitas
2. Mengidentifikasi reaksi
nonverbal nyeri
Hasil : klien kadang terlihat memijit dahinya
29 Juni 3.
2020
30 Juni
1. 1. Memonitor tanda-tanda vital
2020
Hasil : TD : 140/80mmhg, N : 90x/menit, RR :
16x/menit, S : 36,5 C
2. Menganjurkan klien teknik relaksasi napas dalam
Hasil : klien mengatakan sudah mampu
mempraktekkan napas dalam secara mandiri dengan
baik. Pusing dan nyeri masih ada namun sudah
berkurang.
3.
1. Memberikan demonstrasi dan mempraktekkan senam
hipertensi.
Hasil : klien terlihat dapat mengikuti gerakan senam
hipertensi dengan baik yang diperagakan walaupun
masih ada salah salah dalam gerakannya.
D. E V A L U A S I ( CATATAN PERKEMBANGAN )
2. Senin/ 29
S : klien mengatakan hanya bisa tidur malam 3-4
Juni 2020/ jam saja. klien mengatakan penyebab susah tidur
12.00 karena kadang kadang pusing.
O : klien tampak mengerti apa yang sudah dijelaskan
A : masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan :
1. Anjurkan klien untuk menciptakan lingkungan
yang tenang, bersih, nyaman, dan minimalkan
gangguan
3. Senin/ 29
S : klien mengatakan tidak tahu apa itu hipertensi. Dan
Juni 2020/ bersedia diajarkan senam hipertensi pada pertemuan
12.30 selanjutnya.
O : Klien tampak mengerti apa yang sudah dijelaskan
A : masalah belum teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan :
1. Berikan demonstrasi dan mempraktekkan senam
hipertensi.
E. E V A L U A S I ( CATATAN PERKEMBANGAN )
2. Selasa/30
S : klien mengatakan sudah membuat lingkungan lebih
Juni 2020/
tenang, bersih, dan nyaman saat akan tidur, namun
10.40 masih sering kebangun pada malam hari
O : Klien masih terlihat kurang segar dan seperti kurang
bersemangat.
A : masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan :
1. Anjurkan klien untuk menciptakan lingkungan
yang tenang, bersih, nyaman, dan minimalkan
gangguan
3. Selasa/30
S : klien mengatakan terasa lebih segar dan badan lebih
Juni 2020/ enakan. Klien mengatakan mau melakukan senam
hipertensi secara mandiri.
11.20
O : klien terlihat dapat mengikuti gerakan senam
hipertensi dengan baik yang diperagakan walaupun
masih ada salah salah dalam gerakannya.
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan.