Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN GANGGUAN


SENSORI PERSEPSI:
HALUSINASI

Di Sampaikan Oleh :

Ns. Sri Supami, S.Kep, S.Pd, MKes


RENTANG RESPON NEUROBIOLOGIK

Respon Adaptif Respon Maladaptif

➢Pikiran logis ➢Ggn proses pikir


➢Persepsi akurat ➢ Kadang-kadang
: Waham
➢Emosi proses pikir terganggu
➢Halusinasi
konsisten ➢ Ilusi
➢Tidak mampu
dengan ➢ Emosi
mengalami
pengalaman berlebihan/berkurang
emosi
➢Perilaku cocok ➢ Perilaku yang tidak
➢Perilaku tidak
➢Hubungan biasa
terorganisir
sosial positif ➢ Menarik diri
➢Isolasi sosial

Stuart dan Sundeen, 2015


FAKTOR PREDISPOSISI

1. Biologis
✓ Gangguan perkembangan otak frontal dan
temporal.
✓ Lesi pada korteks frontal, temporal dan
limbik.
✓ Gangguan tumbang pada prenatal,
neonatal, dan anak-anak.
✓ Kembar 1 telur lebih berisiko dari kembar
2 telur.
2. Psikologis
➢ Ibu/pengasuh yang cemas/overprotektive,
dingin, tidak sensitif.
➢ Hubungan dengan ayah yang tidak
dekat/perhatian yang berlebihan.
➢ Konflik pernikahan.

➢ Komunikasi “double bind”

➢ Koping dalam menghadapi stress tidak


konstruktif atau tidak adaptif.
➢ Gangguan identitas.

➢ Ketidakmampuan menggapai cinta.


3. Sosial Budaya
➢ Kemiskinan

➢ Ketidakharmonisan sosial budaya

➢ Hidup terisolasi

➢ Stress yang menumpuk

➢ Tinggal di ibu kota


• Sumber : biologis, psikologis, sosial
budaya.
• Asal (original) : dari klien atau lingkungan ekternal.
• Waktu : lama dan frekuensi stimulus.
• Jumlah : stimulas yang dialami.

Faktor Presipitasi Umum


➢Kondisi kesehatan.
➢Kondisi lingkungan.
➢Sikap dan perilaku klien.
1. Klien
identifikasi koping, kekuatan dan kemampuan yang
masih dimiliki klien.
2. Sumber daya dan dukungan sosial
➢ Pengetahuan keluarga
➢ Finansial keluarga
➢ Waktu dan tenaga keluarga yang tersedia
➢ Kemampuan keluarga memberikan asuhan
Intensitas dan Proses Terjadinya
Halusinasi (Stuart dan Sundeen, 2015)
Level Karakteristik Perilaku Klien
Tahap 1
Comforting ▪ Mengalami ansietas ▪ Tersenyum/terta
▪ Memberi rasa kesepian, rasa wa sendiri
nyaman bersalah, dan ketakutan ▪ Menggerakan
▪ Tingkat ▪ Mencoba berfokus pada bibir tanpa suara
ansietas pikiran yang dapat ▪ Menggerakan
sedang menghilangkan ansietas mata yang cepat
▪ Secara umum ▪ Pikiran dan pengalaman ▪ Respons verbal
halusinasi/pen sensori masih ada yang lambat
galaman dalam kontrol ▪ Diam dan
sensori kesadaran. kosentrasi
merupakan
suatu NON PSIKOTIK
kesenangan
Tahap II
Condeming
➢ Menyalahkan ➢ Pengalaman ➢ Peningkatan SSO;
➢ Tingkat sensori tanda-tanda
ansietas berat menakutkan ansietas
➢ Secara umum ➢ Mulai merasa peningkatan denyut
halusinasi/pen kehilangan kontrol jantung, pernapasan
galaman ➢ Merasa dan tekanan darah
sensori dilecehkan oleh ➢ Rentang perhatian
menyebabkan pengalaman menyempit
rasa antipati sensori tersebut ➢ Konsentrasi dengan
➢ Menarik diri dari pengalaman sensori
orang lain ➢ Kehilangan
kemampuan
NON PSIKOTIK membedakan
halusinasi dan
realita
Tahap III
Controling
✓ Mengontrol ✓ Menyerah dan ✓ Perintah
✓ Tingkat anseitas menerima halusinasi ditaati
berat halusinasi/pengal ✓ Sulit
✓ Halusinasi tidak aman sensorinya berhubungan
dapat ditolak lagi ✓ Isi halusinasi dengan orang lain
menjadi atraktif ✓ Rentang
✓ Kesepian bila perhatiann hanya
halusinasi/pengal beberapa
aman sensorinya detik/menit
berakhir ✓ Gejala fisik
ansietas :
berkeringat,
PSIKOTIK tremor, tidak
mampu mengikuti
perintah
Tahap IV
Conquering
✓ Menguasai ✓ Halusinasi/penga ✓ Perilaku panik
✓ Tingkat laman sensori ✓ Resiko tinggi untuk
ansietas menjadi bunuh diri atau
panik ancaman membunuh orang
✓ Secara ✓ Hakusinasi/peng lain
umum di atur alaman sensori ✓ Tindak kekerasan,
dan dapat agitasi, menarik diri,
dipengaruhi berlangsung atau ketakutan
oleh selama beberapa ✓ Tidak mampu
halusinasi/pe jam/hari (jika berespons terhadap
ngalaman tidak diintervensi) perintah yang
nsensorinya kompleks
✓ Tidak mampu
PSIKOTIK berespon terhadap
lebih dari satu orang
Resiko Perilaku Kekerasan

Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi

Isolasi Sosial

Diagnosa Keperawatan :
1. Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
2. Isolasi Sosial
3. Risiko Perilaku Kekerasan
HALUSINASI
Tindakan Keperawatan Pada Pasien Halusinasi
❖ Tetapkan hubungan saling percaya
❖ Identifikasi apakah klien sebelumnya telah minum
obat bius atau alkohol
❖ Kaji isi, frekuensi, waktu, intensitas, perasaan dan
tindakan yang berhubungan dengan halusinasi
❖ Jika pasien bertanya, nyatakan secara sederhana
bahwa perawat tidak mengalami stimulus yang
sama ( tidak membantah dan tidak mendukung )
contoh : saya percaya anda mendengar suara
......, tapi saya sendiri tidak mendengarnya
❖ Bantu pasien menjelaskan kebutuhan
yang mungkin direfleksikan dalam hal
halusinasi.
❖ Bantu pasien mengidentifikasi
hubungan antara halusinasi dan
kebutuhan yang direfleksikan.
❖ Sarankan dan kuatkan penggunaan
hubungan interpersonal dalam
memenuhi kebutuhan.
 Emosi digambarkan dalam istilah mood dan
afek.
 Mood adalah suasana emosi yang memajang,
yang mempengaruhi kepribadian dan fungsi
kehidupan individu.
 Afek mengacu pada perilaku: gerakan tangan
dan tubuh, ekpresi wajah dan intonasi suara
diamati ketika individu mengekspresikan dan
mengalami perasaan-perasaan dan emosi.
Adaptif
Afek sesuai dengan mood
Maladaptif
Gangguan emosi dapat dikaji melalui
perubahan afek yaitu :
➢ Afek Tumpul

➢ Afek Datar

➢ Afek Tidak Sesuai

➢ Afek Yang Berlebihan

➢ Ambivalen
Masalah emosi pada klien skizofrenia :
❖ “Alexithemia” : kesulitan menentukan
dan menjelaskan emosi.
❖ Apatis : kurangnya perasaan,
emosi, minat dan
perhatian.
❖ Anhedonia : ketidakmampuan
/kurangnya
kemampuan mengalami
perasaan puas, senang,
intim dan akrab.
FUNGSI MOTORIK
Adaptif
✓ Aktifitas motorik merupakam
manifestasi fungsi kognitif,
persepsi dan afektif secara
simultan.
✓ Aktifitas motorik dapat terlihat
aktifitas fisik klien.
Maladaptif
Perubahan motorik dimanifestasikan dalam :
➢ Peningkatan/penurunan tingkat aktifitas motorik.
➢ Impulsif.
➢ Manerisme
➢ Automatisme
➢ Stereotipi
➢ Kataton
➢ Parkinson (gajala-gejala ektrapiramidal)
➢ Gerakan mata abnormal
➢ Grimasen
➢ Apraksia
➢ Ekopraksia
➢ Cara berjalan abnormal
Masalah keperawatan yang mungkin
➢ Resiko perilaku kekerasam
➢ Keletihan
➢ Kerusakan fisik; mobilitas
➢ Intoleransi aktifitas
➢ Resiko perubahan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh.
FUNGSI SOSIAL

Adaptif
Sosialisasi merupakan kemampuan untuk
membentuk hubungan kerja sama dan saling
ketergantungan.

Efek tidak langsung


➢Harga diri rendah
➢Hubungan sosial yang tidak sesuai
➢Tidak berminat dalam aktifitas rekreasi
➢Gangguan identitas pribadi
Maladaptif
Efek langsung
✓ Tidak ada motivasi
✓ Menarik diri
✓ Isolasi sosial
✓ Ketidakmampuan berkomunikasi secara
koheren
✓ Kemunduran ketrampilan sosial
✓ Defisit perawatan diri
✓ “paranoia”
Masalah Keperawatan Yang Mungkin :
❖ Isolasi sosial
❖ Kerusakan iterakasi sosial
❖ Kerusakan komunikasi
❖ Defisit perawatan diri ....
❖ Harga diri rendah
❖ Kurang motivasi
❖ Gangguan identitas pribadi

Anda mungkin juga menyukai