Anda di halaman 1dari 24

SKA

( SINDROM KORONER AKUT )


NAMA KELOMPOK

 A.A. GEDE RAMA MAHENDRA ISWARA (01)


 ANAK AGUNG ISTRI LARASWATI (02)
 DESAK AYU PUTU INDAH PEBRIANI (03)
 DEWA AYU KOMANG DIAN SUMISEPTIARI (04)
 DWI SUSANTI (05)
 GETRUDIS D. P DAWA (06)
DEFINISI
SKA ( Sindrom koroner akut) adalah gabungan gejala klinik yang menandakan
iskemia miokard akut. SKA merupakan suatu spektrum dalam perjalanan
penderita penyakit jantung coroner ( aterosklerosis coroner).

Aterosklerosis terjadi akibat inflamasi kronis pada pembuluh darah yang dipicu
akumulasi kolesterol pada kondisi kelainan metabolisme lemak yaitu tingginya
kadar kolesterol dalam darah. Plak aterosklerosis dapat ruptur dan memicu
pembentukan trombus sehingga terjadi oklusi pada arteri koroner.
KLASIFIKASI SKA

 Angina pektoris tidak stabil atau unstable angina (UA)

 Infark miokard dengan ST elevasi atau ST segment


elevation myocardial infarction (STEMI)

 Non ST segment elevation myocardial infarktion (NSTEMI)


TANDA DAN GEJALA
Sindroma koroner akut ditandai dengan
 Riwayat nyeri dada
 Nyeri yang menjalar ke bahu dan lengan kiri
 Keringat dingin
 Mual dan muntah.

Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) dan pemeriksaan enzim jantung


perlu dilakukan untuk membedakan jenis serangan sindroma koroner akut
karena tata laksana lanjutan dan prognosisnya berbeda antara STEMI dan
NSTEMI.
FAKTOR RESIKO
Tidak dapat
Dapat dimodifikasi
dimodifikasi

Merokok
Usia
Hiperlipidemia
Jenis kelamin
Hipertensi
Ras
DM
Riwayat keluarga
Obesitas
PATOFISIOLOGI
Stable Plaque Unstable Plaque Disrupted Plaque

Sebagian besar SKA adalah manifestasi akut dari plak ateroma pembuluh darah
koroner yang koyak atau pecah. Hal ini berkaitan dengan perubahan komposisi
plak dan penipisan tudung fibrus yang menutupi plak tersebut. Kejadian ini akan
diikuti oleh proses agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi. Terbentuklah
trombus yang kaya trombosit (white thrombus). Trombus ini akan menyumbat
liang pembuluh darah koroner, baik secara total maupun parsial; atau menjadi
mikroemboli yang menyumbat pembuluh koroner yang lebih distal.
LANJUTAN…

Selain itu terjadi pelepasan zat vasoaktif yang


menyebabkan vasokonstriksi sehingga memperberat
gangguan aliran darah koroner. Berkurangnya aliran
darah koroner menyebabkan iskemia miokardium.
Pasokan oksigen yang berhenti selama kurang-lebih
20 menit menyebabkan miokardium mengalami
nekrosis (infark miokard).
WOC
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. I
DENGAN SINDROM KORONER AKUT
DI RUANG MAWAR RS B
Pengkajian
Identitas Pasien Penangguang Jawab
Nama : Tn.I Tn.A
Umur : 50 Tahun 41 Tahun
Jenis Kelamin : Laki- laki Laki-Laki
Status Perkawinan : Menikah Menikah
Suku/Bangsa : Bali/Indonesia Bali/Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SMA SMA
Alamat : Panjer Panjer
Pekerjaan : Pelajar Wiraswasta
Alamat Terdekat : Panjer Panjer
Nomor Telepon :- 085xxx
Nomor Register : 200220 -
Tanggal Mrs : 19 September 2021 -
Keluhan Utama Saat MRS

 Pasien mengatakan nyeri dada bagian kiri sejak pukul 06.00 wita, keringat dingin dan juga mengeluh dada terasa sesak

Keluhan utama saat pengkajian

 Pasien mengatakan nyeri dada bagian kiri dan merasa lemas

Riwayat Penyakit Saat ini

 Pasien masuk rumah sakit tanggal 19 september 2021 jam 06.00 wita di IGD dengan keluhan nyeri dada bagian kiri
menjalar ke bahu, belakang dan lengan kiri dengan skala 4 serta sifat nyeri hilang timbul. Hasil TTV yang diperoleh TD :
140/90 mmHg, RR : 22x/menit, N : 100x/menit, S : 37°C, konjungtiva merah muda, tingkat kesadaran composmentis, CRT
<3 detik.

Riwayat Penyakit Sebelumnya

 Pasien mengatakan mengalami penyakit hipertensi sejak 3 tahun yang lalu dan mengonsumsi obat amlodipin 5mg.

Riwayat Penyakit Keluarga

 Pasien mengatakan tidak ada keluarga mempunyai penyakit seperti dirinya


ANALISA DATA KEPERAWATAN PASIEN Tn.I
DENGAN SINDROM KORONER AKUT
DI RUANG MAWAR RS B
19 SEPTEMBER 2021

NO. DATA SUBYEKTIF DATA OBJEKTIF MASALAH


KEPERAWATAN
1. DS : DO : Nyeri Akut
- Pasien tampak meringis
- Pasien mengatakan nyeri dada - Pasien tampak memegangi dada
bagian kiri kirinya
- P : nyeri dada kiri Tanda-Tanda Vital :
- Q : tertindih beban berat TD : 140/90 mmHg
- R : dada kiri N : 100 x/menit
- S : 4 dari 1-10 skala yang RR : 22 x/menit
diberikan S : 37 0C
- T : Sering
NO. DATA SUBYEKTIF DATA OBJEKTIF MASALAH
KEPERAWATAN
2. DS : DO : Intoleransi Aktivitas
- Pasien tampak berbaring di tempat
Pasien mengatakan dirinya merasa tidur
lemas, dada terasa sesak. - ADL pasien dibantu oleh keluarga

Tanda-Tanda Vital :
TD : 140/90 mmHg
N : 100 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 37 0C
Analisa masalah
 P : Nyeri akut
 E : Agen pencedera fisiologis (iskemia)
 S : Pasien mengatakan nyeri dada bagian kiri merasa tertindih beban berat dengan 4 dari 1-10 skala
yang diberikan dan nyeri terasa hilang timbul, pasien tampak meringis, pasien tampak memegangi
dada kirinya, TD :140/90 mmHg, N : 100 x/menit, RR : 22 x/menit, S : 37 0C
 Proses terjadi : Angina pektoris yaitu nyeri dada yang dirasakan secara tiba – tiba yang diakibatkan
karena pembuluh darah jantung tidak mampu untuk menyuplai oksigen ke jantung secara adekuat,
dikarenakan terbentuknya plak di dalam pembuluh darah yang menyebabkan pembuluh darah
menyempit.
 Akibat tidak ditanggulangi : dapat mengancam jiwa
 P : Intoleransi aktivitas
 E : Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
 S : Pasien mengatakan dirinya lemas dan dada terasa sesak, pasien tampak berbaring di tempat tidur,
ADL pasien dibantu oleh keluarga, TD : 140/90 mmHg, N : 100 x/menit, RR : 22 x/menit, S : 37 0C
 Proses terjadi : nyeri dada yang dirasakan secara tiba – tiba yang diakibatkan karena pembuluh darah
jantung tidak mampu untuk menyuplai oksigen ke jantung secara adekuat, sehingga suplai darah
kejaringan tidak adekuat dan mengalami kelemahan
 Akibat tidak ditanggulangi : pasien mengalami kelemahan berkepanjangan dan tidak bisa memenuhi
kebutuhannya secara mandiri
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN LUARAN KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera Setelah dilakukan tindakan keperawatan
fisiologis (iskemia) ditandai dengan Pasien mengatakan menunjukkan tingkat nyeri menurun atau
nyeri dada bagian kiri merasa tertindih beban berat terkontrol.
dengan 4 dari 1-10 skala yang diberikan dan nyeri
terasa hilang timbul, pasien tampak meringis, pasien
tampak memegangi dada kirinya, TD : 140/90 mmHg,
N : 100 x/menit, RR : 22 x/menit, S : 37 0C
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen menunjukkan toleransi aktifitas meningkat.
ditandai dengan pasien mengatakan dirinya lemas dan
dada terasa sesak, pasien tampak berbaring di tempat
tidur, ADL pasien dibantu oleh keluarga, TD : 140/90
mmHg, N : 100 x/menit, RR : 22 x/menit, S : 37 0C
RENCANA KEPERAWATAN PASIEN Tn.I
DENGAN SINDROM KORONER AKUT
DI RUANG MAWAR RS B
19 SEPTEMBER 2021

Hari/t DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI RASIONAL


anggal KEPERAWATAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN
19 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi skala nyeri 1. Untuk mengetahui
Septe dengan agen pencedera keperawatan 2x24 jam seberapakah rasa nyeri yang
mber fisiologis (iskemia) ditandai diharapkan tingkat nyeri dialami oleh pasien
2021 2. Beri teknik non-
dengan Pasien mengatakan menurun atau terkontrol
nyeri dada bagian kiri dengan kriteria hasil : farmakologis untuk 2. Untuk mengurangi rasa
merasa tertindih beban 1. Skala nyeri 0 mengurangi nyeri seperti nyeri yang dirasakan oleh
berat dengan 4 dari 1-10 2. Pasien tidak mengeluh terapi komplementer salah pasien.
skala yang diberikan dan nyeri dada satunya pijak refleksi kaki
nyeri terasa hilang timbul, 3. Pasien tidak tampak
pasien tampak meringis, meringis 3. Jelaskan penyebab, periode 3. Untuk memberikan
pasien tampak memegangi dan pemicu nyeri pemahaman agar pasien tidak
dada kirinya, TD : gelisah saat nyeri timbul
140/90 mmHg, N : 100
x/menit, RR : 22 x/menit, 4. Kolaborasi pemberian 4. Untuk membantu proses
S : 37 0C analgetik penyembuhan pasien dan
untuk mengurangi nyeri
Hari/tan DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI RASIONAL
ggal KEPERAWATAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN
19 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan 1. Kaji kemampuan klien dalam 1. Menetapkan kemampuan
Septemb berhubungan dengan tindakan keperawatan beraktivitas. atau kebutuhan pasien dan
er 2021 ketidakseimbangan 2x24 jam diharapkan memudahkan pilihan
antara suplai dan toleransi aktifitas intervensi.
kebutuhan oksigen meningkat dengan kriteri 2. Kaji respon pasien terhadap
ditandai dengan pasien hasil : aktivitas 2. Mengetahui perkembangan
mengatakan dirinya 1. Pasien mampu keadaan umum klien
lemas dan dada terasa memenuhi
sesak, pasien tampak kebutuhannya secara 3. Ajarkan tehnik penghematan 3. Dapat mengurangi
berbaring di tempat mandiri energy. penggunaan energi dan
tidur, ADL pasien 2. Pasien tampak membantu keseimbangan
dibantu oleh keluarga, melakukan aktivitas antara suplai dan kebutuhan
TD : 140/90 mmHg, N : secara perlahan-lahan 4. Beri dorongan untuk O2
100 x/menit, RR : 22 melakukan aktivitas bertahap
x/menit, S : 37 0C jika dapat ditoleransi dan 4. Kemajuan aktivitas bertahap
berikan bantuan sesuai mencegah penurunan kerja
kebutuhan jantung tiba
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PASIEN Tn.I
DENGAN SINDROM KORONER AKUT
DI RUANG MAWAR RS B
19 SEPTEMBER 2021

Hari pertama : 19 September 2021


Diagnosa Keperawatan 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (iskemia)
 Mengidentifikasi skala nyeri
 Memberikan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri seperti terapi komplementer salah
satunya pijak refleksi kaki
 Menjelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
 Mengkolaborasikan pemberian analgetik

Diagonosa Keperawatan 2 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara


suplai dan kebutuhan oksigen
 Mengkaji kemampuan klien dalam beraktivitas.
 Mengkaji respon pasien terhadap aktivitas
 Mengajarkan tehnik penghematan energy.
 Memberikan dorongan untuk melakukan aktivitas bertahap jika dapat ditoleransi dan berikan
bantuan sesuai kebutuhan
 Untuk implementasi tgl 20,21 dan 22 September 2021
dilakukan sesuai dengan intervensi yang sudah dibuat.
EVALUASI KEPERAWATAN PASIEN Tn.I
DENGAN SINDROM KORONER AKUT
DI RUANG MAWAR RS B
22 SEPTEMBER 2021

Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis


(iskemia)
 S: Tn. I mengatakan sudah tidak merasakan nyeri dada, skala nyeri 0
 O: Pasein tampak tenang dan tidak meringis lagi
 A : Masalah teratasi.
 P : Pertahankan kondisi pasien
Diagnosa 2 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
 S: Tn. I mengatakan masih merasa lemas dan ADL nya masih dibantu oleh
keluarga
 O: ADL pasiem tampak dibantu oleh keluarga
 A : Masalah belum teratasi.
 P : Lanjutkan intervensi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai