Anda di halaman 1dari 49

FARMAKOKINETIKA

apt. Made Asmarani Dira, S.Farm., M.Biomed.


SKEMA FARMAKOKINETIKA

Drug at the side of administration

1. ABSORPSION

Drug in Plasma
2. DISTRIBUTION
Drug in Tissues

3. METABOLISM

4. ELIMINATION Metabolites in Tissues

Drug and / or metabolites in Urine , Bile or feces


FUNGSI
FARMAKOKINETIK
• Memilih rute pemberian obat yg tepat
• Menghitung aturan dosis
• Menerangkan mekanisme interaksi obat
• Membantu menemukan sebab terjadinya efek toksik obat
ABSORPSI OBAT
ABSORPSI

• Absorpsi obat meliputi


proses obat dari saat
dimasukkan ke dalam
tubuh, melalui jalurnya
hingga masuk ke dalam
sirkulasi sistemik
MEKANISME PENGANGKUTAN OBAT UNTUK
MELINTASI MEMBRAN SEL ADA 2 CARA

• Secara pasif : tanpa menggunakan energi.


- Filtrasi, melalui pori-pori kecil dari membrane, misalnya air dan zat hidrofil
- Difusi, zat melarut dalam lapisan lemak dari membrane sel, contoh ion anorganik
• Secara aktif : menggunakan energi
- Mengikat zat hidrofil (makromolekul atau ion) pada enzim pengangkut spesifik
- Setelah melalui membran, obat dilepaskan lagi Pinositosis
- Contohnya: glukosa, asam amino asam lemak, garam besi, vitamin B1,B2 dan B12.
Faktor yang mempengaruhi penyerapan obat

• Rute pemberian obat


• Daya larut obat
• Aliran darah ke tempat absorpsi
• Total luas permukaan yang tersedia sebagai tempat
absorpsi
• Waktu kontak permukaan absorpsi
KECEPATAN ABSORPSI
Diperlambat oleh nyeri dan stres
•Nyeri dan stres mengurangi aliran darah, mengurangi pergerakan saluran
cerna

Makanan tinggi lemak


•Makanan tinggi lemak dan padat akan menghambat pengosongan lambung &
memperlambat waktu absorpsi obat

Kombinasi dengan obat lain


•Interaksi satu obat dengan obat lain dapat meningkatkan/memperlambat
tergantung jenis obat.
Rute pemberian obat diprogramkan oleh pemberi
perawatan kesehatan

• Perawat dapat meminta obat diberikan dalam cara atau bentuk


yang berbeda, berdasarkan pengkajian fisik px
• Contoh, bila px tidak dapat menelan tablet maka perawat akan
meminta obat dalam bentuk eliksir atau sirup
• Pengetahuan tentang  faktor yang dapat mengubah/menurunkan
absorpsi obat membantu perawat melakukan pemberian obat
dengan benar
• Makanan di dalam saluran cerna dapat
mempengaruhi pH, motilitas, dan pengangkutan
obat ke dalam saluran cerna
• Sebelum memberikan obat, perawat harus
memeriksa buku obat keperawatan, informasi
obat, atau berkonsultasi dengan apoteker rumah
sakit mengenai interaksi obat dan nutrien
DISTRIBUSI OBAT
DISTRIBUSI
• Proses penyebaran senyawa obat ke seluruh tubuh
• senyawa obat akan didistribusikan lebih lanjut
bersama aliran darah dalam sistem sirkulasi
• harus melalui membran sel agar tercapai tepat pada
efek aksi
• Membran sel tersusun atas protein dan 2 lapis fosfolipid
• Obat yang mudah larut dalam lemak akan melintasi membran sel dan
terdistribusi ke dalam sel
• Obat yang tidak larut dalam lemak akan sulit menembus membran sel
sehingga distribusinya terbatas, terutama di cairan ekstra sel
• Obat yang tidak larut dalam lemak bersifat polar sehingga akan terikat
pada protein plasma (albumin) lalu berdifusi melintasi membran sel
Distribusi obat yang telah diabsorpsi tergantung beberapa faktor
yaitu:

• Aliran darah
• Permeabilitas kapiler
• Ikatan protein
ALIRAN DARAH

• Segera terdistribusi ke organ berdasarkan jumlah aliran darah


• Organ dengan aliran darah terbesar adalah jantung, hepar, dan
ginjal
• Sedangkan distribusi ke organ lain seperti kulit, lemak, dan
otot lebih lambat
IKATAN PROTEIN
• Obat yang beredar di seluruh tubuh dan berkontak dengan protein dapat terikat atau
bebas
• Ketika obat didistribusi di dalam plasma, kebanyakan berikatan dengan protein
(terutama albumin) dalam % yang berbeda-beda
• Obat yang terikat protein tidak aktif dan tidak dapat bekerja
• Hanya obat bebas yang dapat memberikan efek
• Obat dikatakan berikatan protein tinggi bila >80% obat terikat protein
• contoh obat yang berikatan tinggi dengan protein adalah diazepam (Valium): yaitu 98%
berikatan dengan protein. Aspirin 49% berikatan dengan protein
• Kadar protein yg rendah, menurunkan jumlah tempat pengikatan
protein, sehingga jumlah obat bebas didalam plasma

HATI-HATI OD
Permeabilitas Kapiler
Untuk masuk ke suatu organ, obat harus menembus semua membran
Distribusi obat tergantung pada struktur kapiler dan struktur obat
Molekul obat berdifusi secara cepat melalui suatu jaringan kapiler
halus ke ruang jaringan yang terisi cairan intertisial. Lebih lanjut
molekul obat berdifusi dari cairan intertisial melintasi membran sel ke
dalam sitoplasma sel
Membran sel berbeda dalam karakteristik permeabilitas, bergantung
pada jaringannya
Cont …
Obat yang mudah larut dalam lemak akan melintasi membran
sel dan terdistribusi ke dalam otak (obat SSP HARUS),
sedangkan obat yang tidak larut dalam lemak akan sulit
menembus membran sel sehingga distribusinya terbatas
terurama di cairan ekstrasel
Cth : rifampin yang bersifat larut dalam lemak
BERAT & KOMPOSISI BADAN

• Perubahan komposisi tubuh dpt mempengaruhi distribusi obat secara


bermakna
• Px lansia jumlah cairan tubuh berkurang konsentrasi obat
meningkat
• semakin kecil berat badan px semakin besar konsentrasi obat di dlm
tubuh
• Diatur pemberian dosis obatnya
VOLUME DISTRIBUSI
 Volume plasma/darah yang dibutuhkan untuk memberi gambaran distribusi obat di dalam tubuh setelah
kesetimbangan dicapai

jumlah (mg) obat yang ditambahkan pada tubuh


Vd =
konsentrasi obat (mg/L) dalam plasma

 Obat yang bersifat polar cenderung memiliki volume distribusi yang kecil
 OBAT DENGAN Vd < → KADAR OBAT DALAM DARAH ↑
Vd > → KADAR OBAT DALAM DARAH ↓
METABOLISME
(BIOTRANSFORMASI)
METABOLISME (BIOTRANSFORMASI)

• Metabolisme obat adalah proses modifikasi biokimia senyawa


obat pada umumnya dilakukan melalui proses enzimatik.
• Mengubah obat yang nonpolar (larut lemak) menjadi polar (larut
air) agar dapat diekskresi melalui ginjal / empedu.
• Proses metabolisme obat merupakan salah satu hal penting dalam
penentuan durasi dan intensitas khasiat farmakologis obat.
Cont …
• Metabolisme obat terutama terjadi di hati, yakni di membran
endoplasmic reticulum (mikrosom) dan di cytosol
• Tempat metabolisme yang lain (ekstrahepatik) adalah: dinding
usus, ginjal, paru, darah, otak, dan kulit, juga di lumen kolon
(oleh flora usus)
Cont …
• Obat dapat dimetabolisme melalui beberapa cara yaitu:
a) menjadi metabolit inaktif kemudian diekskresikan
b)menjadi metabolit aktif, memiliki kerja farmakologi tersendiri dan
bisadimetabolisme lanjutan
• Beberapa obat diberikan dalam bentuk tidak aktif kemudian setelah
dimetabolisme baru menjadi aktif (prodrugs)
REAKSI TIPE I
• Mengubah obat asal menjadi metabolit yg lebih polar
• Menambahkana/melepaskan gugus fungsional (-OH, -NH2,-SH)
• Jika metabolit reaksi fase I cukup polar dapat diekskresikan dengan
mudah.
• Jika metabolit belum bias diekskresikan mengalami reaksi fase II
REAKSI FASE I
• Oksidasi : alkohol, aldehid, asam dan zat hidrat arang dioksidasi
menjadi CO2 dan air. Sistem enzim oksidatif terpenting di dalam
hati adalah cytochrom P 450, yang bertanggung jawab thd
banyaknya reaksi oksidasi
• Reduksi
• Hidrolisa: molekul obat mengikat suatu molekul air dan pecah
menjadi dua bagian
REAKSI FASE II
• Reaksi konjugasi fase II menyebabkan pembentukan ikatan
kovalen antara gugus fungsi pada senyawa induk atau metabolit
fase I dengan turunan endogen asam glukoronat, sulfat,
glutation, asam-asam amino, atau asetat.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Metabolisme Obat
• Konsentrasi obat : biotransformasi akan bertambah bila konsentrasi
obat meningkat
• Fungsi hati : pada gangguan fungsi hati, metabolisme dapat
berlangsung lebih cepat atau lebih lambat, shg efek obat akan lebih
lemah atau lebih kuat
• Faktor genetis : ada orang yg tidak memiliki faktor genetis tertentu,
mis. enzim untuk asetilasi sulfadiazin, akibatnya perombakan obat ini
menjadi lambat
Cont…
• Umur
Usia pada bayi yang baru dilahirkan, semua enzim hati belum terbentuk
lengkap, sehingga reaksi metabolismenya lebih lambat
Menghindarkan overdose, obat perlu diturunkan dosisnya
Sebaliknya pada usia anak laju biotransformasi lebih cepat, spt obat
antiepilepsi fenitoin, fenobarbital, karbamazepin
Cont …

 Manula
Mengalami kemunduran pada banyak proses fisiologis mis.: fungsi ginjal,
enzim2 hati berkurang, yg dpt menyebabkan terhambatnya biotransformasi,
yg sering berefek toksik
• Interaksi antara obat-obat
Banyak obat yang bersifat lipofil dapat menstimulir pembentukan dan
aktivasi enzim hati disebut induksi enzim, dan yang menghambat enzim
disebut inhibitor enzim
HATI
(HEPAR)
• Obat yang diserap oleh usus halus ditransport ke hepar sebelum
beredar ke seluruh tubuh.
• Hepar memetabolisme banyak obat sebelum masuk ke sirkulasi.
• First Pass Effect adalah fenomena metabolisme obat dimana
konsentrasi obat berkurang cukup signifikan sebelum mencapai
sirkulasi sistemik. Obat yang hilang selama absorpsi ini terutama
karena pengaruh dinding usus dan hati.
EKSKRESI
EKSKRESI
• Ekskresi obat artinya eliminasi atau pembuangan obat dari tubuh
• Pengeluaran obat / metabolit dari sirkulasi sistemik melalui :
 ginjal bersama urin
 empedu (bila reabsorpsi obat dari saluran lambung)
 feses (untuk obat yang sukar diabsorpsi dan tinggal dalam saluran usus setelah
pemberian oral)
 paru-paru (dg udara ekspirasi)
 kelenjar keringat, air liur, dan susu.
EKSKRESI MELALUI GINJAL
• Ekskresi melalui ginjal melibatkan tiga proses yaitu
1. Filtrasi glomerulus
2. Sekresi aktif di tubulus proksimal
3. Reabsorbsi pasif di sepanjang tubulus.
FILTRASI GLOMERULUS
• Tdk tergantung sifat kelarutan
• Tergantung pada kenaikan tekanan darah dalam kapiler, luas
permukaan filtrasi, ikatan protein plasma
• Laju filtrasi glomerolus diukur dengan menggunakan suatu obat
yang dieliminasi hanya dengan filtrasi, contoh inulin, kreatinin
(ml/mnt)
SEKRESI AKTIF DI TUBULUS PROKSIMAL

• Sekresi tubulus merupakan sistem yang diperantarai pembawa yang


memerlukan energy
• Sistem pembawa ada 2, sistem untuk asam lemah dan basa lemah
• Laju sekresi tergantung pada aliran plasma ginjal
• Aliran plasma ginjal efektif antara 425 s/d 650 ml/mnt
• Ikatan protein punya efek sangat kecil terhadap waktu paruh eliminasi
obat yg disekresi aktif
REABSORBSI PASIF DI SEPANJANG
TUBULUS
• Tergantung pada sifat kelarutan, pKa obat, pH urin, laju aliran urin
• Jika suatu obat direabsorbsi sempurna maka klirens obat mendekati nol
*Klirens
- Pembersihan obat dari volume darah per satuan waktu
- Bukan merupakan jumlah obat yang dibersihkan, tapi merupakan volume
darah yang dibersihkan dari kandungan obat dalam satu periode waktu
Cont …
• Obat-obat yang meningkatkan aliran urin akan menurunkan
waktu reabsorbsi obat
• Proses reabsorbsi obat dapat mengurangi jumlah obat yang diekskresi
*pH urin berubah-ubah antara 4,5-8 tergantung diet, patofisiologi, masukan
obat
*Diet sayuran, KH, natrium bikarbonat pH urin tinggi
*Diet protein, obat asam askorbat, ammonium klorida pH urin rendah
Mekanisme ekskresi obat oleh ginjal
• Filtrasi : inulin
• Filtrasi, sekresi aktif, : Penisilin G, meperidin
• Filtrasi, reabsorbsi pasif : barbiturat, asetaminofen, fenobarbital,
trimetadion, amfetamin
• Filtrasi, sekresi aktif, reabsorbsi pasif : salisilat, probenesid,
mekamilamin, kina, tolazolin
• Filtrasi, reabsorbsi aktif : gula, asam amino, metabolit alopurinol
Ekskresi melalui Paru-paru
• Obat yang diberikan melalui pernafasan akan diekskresi melalui
pengeluaran gas lewat paru-paru
• Ekskresi senyawa yang menguap tergantung pada landaian konsentrasi
dan landaian tekanan antara darah dan udara pernapasan
• Proses yang terjadi adalah difusi
• Contoh : alkohol, paraldehid, anestesi (kloroform, halotan, siklopropan)
Ekskresi melalui Kulit

• Dikeluarkan bersama keringat


• Contoh : paraldehida, bromida
Ekskresi melalui Air Susu Ibu

• Contoh : asetosal, alkohol, barbiturat, nikotin, penisilin,


kloramfenikol, INH, ergotamin, antikoagulansia,
antitiroid, morpin, glutetimid, caffein
HAL-HAL LAIN TERKAIT
FARMAKOKINETIK
WAKTU PARUH (t½)
• Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan sehingga setengah dari obat dibuang dari tubuh
• Faktor yang mempengaruhi waktu paruh adalah absorpsi, metabolisme dan ekskresi
• Waktu paruh penting diketahui untuk menetapkan berapa sering obat harus diberikan
Ex : waktu paruh 8 jam, awalnya 100 %.
Setelah 8 jam : 50 %
Setelah 16 jam : 25 %
Setelah 24 jam : 12,5 %
Setelah 32 jam : 6,25 %
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai