EFUSI PLEURA
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
pada Bagian/SMF Pulmonologi Fakultas Kedokteran USK/
RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
Disusun oleh:
DESTIKA RAMADHANI
2207501010191
Pembimbing:
dr. Wahyu Soebekti Sp.P
Destika Ramadhani
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
DAFTAR TABEL....................................................................................................5
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................6
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................7
2.2 Anamnesis.................................................................................................8
2.5 Diagnosis.................................................................................................15
2.6 Tatalaksana..............................................................................................15
3.1 Definisi....................................................................................................19
3.2 Epidemiologi...........................................................................................20
3.4 Etiologi....................................................................................................21
3.5 Patofisiologi.............................................................................................22
3.7 Diagnosis.................................................................................................25
3.8 Tatalaksana..............................................................................................27
3.9 Komplikasi..............................................................................................29
3.10 Prognosis..............................................................................................30
BAB IV ANALISIS KASUS.................................................................................31
BAB V KESIMPULAN.........................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Pemeriksaan fisik paru.........................................................................10
Tabel 2. 2 Pemeriksaan Laboratorium (26/10/2023).............................................11
Tabel 2. 3 Pemeriksaan Laboratorium (27/10/2023).............................................12
Tabel 2. 4 Pemeriksaan Laboratorium (29/10/2023).............................................12
Tabel 2. 5 Follow up Harian Pasien......................................................................16
Nama : Tn. AS
Umur : 47 Tahun 4 Bulan
Alamat : Kota Lhokseumawe
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Status : Kawin
Nomor RM : 1-35-41-59
Tanggal Masuk : 5/11/2023
2.2 Anamnesis
Status Generalisata
Kulit : Sawo matang, ikterik(-), sianosis(-)
Kepala : Rambut hitam keputihan, distribusi tidak merata
Wajah : Simetris, edema (-), deformitas (-)
Mata : Anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), sekret (-/-), refleks
cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung(+/+)
Telinga : Kesan normotia, sekret (-/-), serumen(-/-)
Hidung : Sekret (-/-), cavum nasi hiperemis (-), napas cuping
hidung(-)
Mulut : Sianosis (-), pursed lip breathing (-), higienitas baik
Leher : Retraksi suprasternal (-), pembesaran KGB (-)
Toraks
Tabel 2. 1 Pemeriksaan fisik paru
Pemeriksaan Fisik Paru Toraks Dekstra Toraks Sinistra
Inspeksi Statis: asimetris, kanan tertinggal
Dinamis: asimetris, kanan tertinggal
Palpasi Atas Fremitus taktil: ↓ Fremitus taktil: normal
Palpasi Tengah Fremitus taktil: ↓ Fremitus taktil: normal
Palpasi Bawah Fremitus taktil: ↓ Fremitus taktil: normal
Perkusi Atas Sonor Sonor
Perkusi Tengah Redup Sonor
Perkusi Bawah Redup Sonor
Auskultasi Atas Vesikuler (normal), Vesikuler (normal),
rhonki(-), rhonki(-),
wheezing(-) wheezing(-)
Auskultasi Tengah Vesikuler (↓), rhonki(-), Vesikuler (normal),
wheezing(-) rhonki(-),
wheezing(-)
Auskultasi Bawah Vesikuler (↓), rhonki(-), Vesikuler (normal),
wheezing(-) rhonki(-),
wheezing(-)
Jantung
Auskultasi : BJI >BJII, reguler(+), bising (-)
Abdomen
Inspeksi : Simetris, distensi (-), ikterik (-), venektasi (-)
Auskultasi : Peristaltik usus dalam batas normal
Palpasi : Soepel(+), hepar tidak teraba, spleen tidak teraba,
nyeri tekan epigastrium (+)
Perkusi : Timpani pada keempat kuadran Ekstremitas
Ekstremitas
Superior kanan & kiri : Dalam batas normal
Inferior kanan & kiri : Dalam batas normal
1. Pemeriksaan Laboratorium
Tabel 2. 2 Pemeriksaan Laboratorium (5/11/2023)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
DARAH RUTIN
Hemoglobin 11,7 14,0-17,0 g/dL
Hematokrit 37 45-55 %
Eritrosit 4,7 4,7-6,1 108/mm3
Trombosit 352 150-450 103/mm3
Leukosit 11,68 4,5-10,5 103/mm3
MCV 80 80-100 fL
MCH 25 27-31 Pg
MCHC 31 32-36 %
RDW 15,2 11,5-14,5 %
Hitung Jenis:
- Eosinofil 2 0-6 %
- Basofil 1 0-2 %
- Netrofil Batang 0 2-6 %
- Netrofil Segmen 81 50-70 %
- Limfosit 9 20-40 %
- Monosit 7 2-8 %
FAAL HEMOSTASIS
PT 13,50 12,0-16,5 Detik
APTT 28,80 26,00-37,00 Detik
D-dimer 2800,00 <500 ng/mL
IMUNOSEROLOGI
Hepatitis
HBsAg Non Reaktif Non Reaktif
KIMIA KLINIK
Hati & Empedu
AST/SGOT 26 <35 U/L
ALT/SGPT 31 <45 U/L
Albumin 3,5 3,5-5,2 g/dL
DIABETES
Glukosa Darah Sewaktu 152 <200 mg/dL
GINJAL-HIPERTENSI
Ureum 27 13-43 mg/dL
Kreatinin 0,80 0,67-1,17 mg/dL
ELEKTROLIT-Serum
Natrium (Na) 137 132-146 mmol/L
Kalium (K) 4,3 3,7-5,4 mmol/L
Klorida (Cl) 112 98-106 mmol/L
Tabel 2. 3 Pemeriksaan Laboratorium (8/11/2023)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
CAIRAN TUBUH
ANALISA CAIRAN PLEURA
Makroskopik
Warna Merah Tidak berwarna
Kejernihan Keruh Jernih
Bekuan Negati Negatif
f
Mikroskopik
Hitung Jenis Sel
PMN Sel 8 %
MN Sel 92 %
Leukosit 1295 <1000 /mm3
Kimia Cairan
- Total Protein 3,2 3
- Albumin 1,9 g/dL
- Glukosa 124 <200 mg/dL
2.5 Diagnosis
2.6 Tatalaksana
3.2 Epidemiologi
3.4 Etiologi
3.5 Patofisiologi
3.7 Diagnosis
Pemeriksaan fisik :
1. Inflamasi dapat terjadi friction rub
2. Atelektaksis kompresif (kolaps paru parsial) dapat menyebabkan bunyi
napas bronkus.
3. Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan
karena cairan akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang
bergerak dalam pernapasan.
4. Focal fremitus melemah pada perkusi didapati pekak, dalam keadaan
duduk permukaan cairan membentuk garis melengkung (garis ellis
damoiseu).
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien efusi pleura adalah:
a. Radiografi dada
Pencitraan pertama untuk mengevaluasi efusi pleura. Foto
posteroanterior umumnya akan menunjukkan adanya efusi pleura ketika
ada sekitar 200-300 ml cairan pleura. Pada mulanya, cairan berkumpul
pada dasar hemitoraks di antara permukaan inferior paru dan diafragma
terutama disebelah posterior, yaitu sinus pleura yang dalam. Diafragma
dan sinus kostofrenikus tidak akan terlihat jika cairan pleura mencapai
1000 mL. Jika pada foto PA efusi pleura tampak tidak jelas maka dapat
dilakukan foto lateral decubitus.
b. Ultrasonografi Thoraks
Sensitivitas pemeriksaan USG lebih tinggi dalam mendeteksi
cairan pleura daripada pemeriksaan klinis atau radiografi toraks. Serta
dapat menentukan apakah terjadi efusi sederhana atau kompleks. Efusi
sederhana dapat diidentifikasi sebagai cairan dalam rongga pleura dengan
echotexture homogen seperti pada sebagian besar efusi transudatif,
sedangkan efusi yang kompleks bersifat echogenic, sering terlihat septasi
di dalam cairan, dan selalu eksudat.
c. Biopsi pleura
Dapat menunjukkan 50-70% diagnosis kasus pleuritistuberkolosis
dan tumor pleura. Biopsi ini berguna untuk mengambil spesimen jaringan
pleura melalui biopsi jalur perkutaneus. Komplikasi biopsi adalah
pneumothoraks, hemothoraks, penyebaran infeksi dan tumor dinding dada.
d. Analisa cairan pleura
Untuk diagnostik cairan pleura perlu dilakukan pemeriksaan:
1. Warna cairan
- Haemorragic pleural efusion, biasanya pada klien dengan adanya
keganasan paru atau akibat infark paru terutama disebabkan oleh
tuberkolosis.
- Yellow exudates pleural efusion, terutama terjadi pada keadaan
gagal jantung kongestif, sindrom nefrotik, hipoalbuminemia, dan
perikarditis konstriktif.
- Clear transudate pleural efusion, sering terjadi pada klien dengan
keganasan ekstrapulmoner.
2. Biokimia, untuk membedakan transudasi dan eksudasi.
3. Sitologi, pemeriksaan sitologi bila ditemukan patologis atau dominasi
sel tertentu untuk melihat adanya keganasan.
4. Bakteriologi.
e. CT Scan Thoraks
Berperan penting dalam mendeteksi ketidaknormalan konfigurasi
trakea serta cabang utama bronkus, menentukan lesi pada pleura dan
secara umum mengungkapkan sifat serta derajat kelainan bayangan yang
terdapat pada paru dan jaringan toraks lainnya.13
3.8 Tatalaksana
3.9 Komplikasi
1. Fibrothoraks
Efusi pleura eksudat yang sudah tidak dapat ditangani oleh
tindakan drainase dengan baik maka akan menimbulkan perlekatan pada
fibrosa antara pleura viseralis dan pleura parietalis. Jika fibrothoraks
meluas dapat menimbulkan hambatan mekanis yang berat pada jaringan-
jaringan yang berada dibawahnya dan harus segera dilakukan
pembedahan.
2. Atelektasis
Pengembangan paru tidak sempurna karena penekanan akibat efusi
pleura.
3. Fibrosis
Keadaan patologis yaitu jumlah jaringan ikat yang berlebih.
Fibrosis dapat timbul akibat proses perbaikan jaringan sebagai lanjutan
dari sebuah penyakit paru yang menimbulkan peradangan. Pada efusi
pleura atelaktasis yang berkepanjangan dapat menyebabkan pergantian
jaringan baru yang terserang.
4. Kolaps Paru
Kolaps paru adalah tekanan yang diakibatkan oleh tekanan
ektrinsik pada sebagian/semua bagian paru akan mendorong udara keluar
dan mengakibatkan kolaps paru.
5. Empiema
Infeksi yang menyebar dari paru dan menyebabkan akumulasi
nanah dalam rongga pleura. Cairan yang terinfeksi dapat mencapai satu
gelas bir atau lebih, yang menyebabkan tekanan pada paru-paru, sesak
napas dan rasa sakit.16
3.10 Prognosis
6. Black J, Hawks JH. Medical Surgical Nursing. 2nd ed. Jakarta: Salemba
Medika; 2014.
11. J B. Chest Radiograph, Atlas oral maxillofacial Surg Clin N Am. Lexingt
USA. 2002;166–77.
13. Ahmad R. Anatomi Fisiologi Pleura dan Mekanisme Efusi. Bandung Div
Pulmonologi Dep Ilmu Penyakit Dalam RSMH. 2012;
14. Djer MM, Advani N, Idris NS, Yanuarso PB, Sukardi R, Putra ST.
Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2nd ed.
Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak
Indonesia; 2011. 135–136 p.
15. Pranita NP. Diagnosis dan Tatalaksana Terbaru Penyakit Pleura. Wellness
Heal Mag. 2020;2(1).