Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior pada
Bagian/KSM Ilmu Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh
Rumah Sakit Umum Cut Meutia Aceh Utara
Oleh :
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
hanya dengan rahmat, karunia dan izinNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
referat yang berjudul “TB Paru pada anak dan Meningitis TB” yang merupakan
salah satu tugas dalam menjalani Kepaniteraan Klinik Senior bagian Ilmu Radiologi
di Bagian/SMF Ilmu Radiologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas
Malikussaleh RSU Cut Meutia Aceh Utara dapat saya selesaikan.
Terima kasih saya ucapkan kepada dr. Fajri Ismayanti, Sp. Rad sebagai
pembimbing yang telah meluangkan waktunya memberi arahan dan bimbingan
kepada penulis selama mengikuti KKS di bagian/SMF Ilmu Radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara. Terima kasih juga saya ucapkan
kepada teman-teman sejawat dokter muda yang telah membertikan dorongan dan
motivasi kepada saya untuk menyelesaikan tugas ini.
Lhokseumawe, 6 Juni2022
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
BAB 2......................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................3
2.1 Anatomi......................................................................................................................3
2.1.1 Paru.................................................................................................................3
2.1.2 meningens........................................................................................................6
2.2 Definisi.......................................................................................................................8
2.3 Epidemiologi..............................................................................................................8
2.4 Etiologi.......................................................................................................................9
2.6 Patofisiologi.............................................................................................................11
2.7 Diagnosis..................................................................................................................12
2.8 Pemeriksaan Penunjang.........................................................................................14
2.9 Penatalaksanaan......................................................................................................32
2.10 Komplikasi........................................................................................................33
2.11 Prognosis...........................................................................................................33
BAB 3....................................................................................................................................34
KESIMPULAN....................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................35
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
2.1.1 Paru
Paru-paru adalah organ dengan struktur elastis yang dapat mengembang dan
juga mengempis. Paru-paru kanan memilki ukuran lebih besar dan terdiri dari 3
lobus, sedangkan paru kiri hanya memiliki 2 lobus,masing-masing terletak di sisi
kanan dan kiri mediastinum. Kedua paru oleh pleura visceralis yaitu membrane
serosa tipis transparan. Pleura visceralis terdiri dari 3 permukaan yaitu,facies costalis
yang terletak di bagian lateral dan berlanjut ke margo inferior sebagai fascies
diapraghmatika dan yang terakhir fascies mediastinalis yang terletak diantara margo
anterior dan margo posterior yang berlanjut ke mediastinum.
3
4
dalam ke cavitas paru. Trakea membelah pada ketinggian vertebra thorakalis kelima
menjadi bronkus utama dan memiliki struktur dan dilapisi sel yang sama, kemudian
terbagi menjadi bronkus lobaris,kemudian bronkus segmental sehingga mencapai
bronchioles terminal yaitu jalur udara terkecil tanpa adanya pertukaran udara.
Struktur ini yang dinamakan sebagai conducting airways.
2.1.2 meningens
Otak dan medulla merupakan organ yang lunak,sehingga membutuhkan
perlindungan. Meningens merupakan selaput yang melindungi otak yang terdiri dari
connective tissue. Meningens terdiri dari 3 lapisan(2):
1. Durameter
Terbagi menjadi dua yaitu endosteal yang merupakan periosteum yang
menutupi lapisan dalam tulang cranium dan juga lapisan meningeal, yang
terdiri dari jaringan fibrous yang padat dan kuat dan juga disebut sebagai
durameter kranial. Durameter memililiki banyak cabang pembuluh darah dari
arteri carotis interna, arteri maxillaris,arteri pharingeous ascenden dan
sebagainya. Durameter juga memiliki banyak ujung saraf sensorik sehingga
apabila terjadi pereganngan oleh karna stimulasi akan menghasilkan nyeri.
Lapisan meningeal atau durameter cranium membentuk septum ke dalam
yang berfungsi menahan pergeseran otak, yaitu:
a. Falx cerebri lipatan durameter berbentuk bulan sabit, berada diantara
hemisfer kanan dan kiri dimulai dari bagian anterior crista galli hingga
menyatu ke belakang dengan tentorim cerebelli
b. Tentorium cerebelli,lipatan bulan sabit yang membatasi permukaan
atas cerebellum dan lobus occipital cerebri.
c. Falx cerebelli,merupakan lipatan kecil yang melekat pada
protuberantia occipitalis interna.
d. Diapraghma sellae,berbentuk circular yang menutupi fossa pituitary
dan memisahkan gland pituitary dan hipotalamus.
7
2. Arachnoid
Lapisan impermeable halus yang melindungi otak, dan berada diantara
piameter yang dpisahkan oleh ruang subarachnoid dan berisi cairan
cerebrospinal dan juga dipiisahkan oleh ruang spatium subdural dengan
durameter. Ruang sub arachnoid ditutupi oleh sel pipih mesothalial, dan pada
bagian tertentu menonjol ke sinos venosus membentu vili arachnoidales yang
juga diistilahkan sebagai granulation aracnoidales, yang berfungsi
perembasan cairan cerebrospinal kedalam aliran darah..
3. Piameter
Piameter merupakan lapisan terdalam dari lapisan pelindung kepala dan
paling banyak dilalui pembuluh darah yang memberi nurtrisi ke otak.
Piameter berhubungan langsung dengan otak mengikuti kontur dari sulkus
dan gyrus otak. Astrosit susunan saraf pusat memiliki ujung yang mengarah
ke dalam piamater untuk membentuk selaput pia-glia, yang berfungsi untuk
mencegah masuknya bahan-bahan yang merugikan kedalam susunan saraf
pusat.
8
Gambar 5. Meningens
2.2 Definisi
Tuberculosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis. Terdapat beberapa spesies Mycobacterium, antara lain:
M. tuberculosis, M. africanum, M. bovis, semua bakteri itu digolongkan menjadi
Bakteri Tahan Asam(BTA). Gejala utama pasien TBC paru yaitu batuk berdahak
selama 2 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak
bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat
badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam
meriang lebih dari satu bulan(2). Meningitis TB merupakan penyakit inflamasi non
supuratif dari meninges duramater dan sumsum tulang belakang yang disebabkan
oleh mycobacterium tuberculosis dan merupakan komplikasi terberat dengan
mortalitas tertinggi pada anak-anak(6).
2.3 Epidemiologi
Berdasarkan data tahun 2016,terdapat 10,4juta kasus tuberculosis atau 120
kasus per 100.000 penduduk. (2) TB memiliki angka kejadian yang tinggi pada jenis
kelamin lelaki dan perempuan pada setiap kelompok umur. Kejadian TB pada anak
adalah kasus TB yang terjadi pada kelompok usia dibawah 15 tahun, mencapai 11%
dari keseluruhan kasus TB. Asia tenggara menjadi region dengan estimasi insiden
9
tuberculosis tertinggi didunia yaitu 45%, diikuti Afrika 24% dan region kepulauan
pasifik 18%(7). Jumlah kasus Tuberculosis di Indonesia sebanyak 420.994 kasus
pada tahun 2017. Berdasarkan jenis kelamin, Prevalensi Tuberkulosis prevalensi
pada laki-laki 3 kali lebih tinggi dibandingkan perempuan, hal yang sama juga terjadi
di negara-negara lain.
2.4 Etiologi
Tuberculosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri
mycobacterium tuberculosis, yang mejangkiti paru dan juga bisa menjangkiti organ
lain seperti meningens, tulang, pleura, pericardium, usus ginjal dan organ lainnya.
Meningens tuberculosis bisa terjadi sebagai salah satu komplikasi oleh kuman
TB(mycobacterium tuberculosis) tersebut(3).
2.5 Patofisiologi
Paru merupakan jalur masuk dari kuman TB(mycobacterium tuberculosis).
Kuman TB dalam bentuk droplet nuclei yang berukuran sangat kecil, terhirup
memasuki paru hingga mencapai alveolus. Pada keadaan normal, imunitas tubuh
berupa makrofag akan menghancurkannya. Pada keadaan tertentu kuman itu tidak
sepenuhnya bisa dihancurkan sehinggakuman yang tidak bisa dihancurkan tersebut
akan terus berkembang biak di makrofag,hingga makrofag menjadi lisis dan
membentuk lesi yang dinamakan Fokus Primer Gohn
Fokus primer Gohn menjadi muasal kuman TB menyebar melalui saluran
limfe ke kelenjar limfe regional,sehingga menjadi limfangitis dan limfadenitis.
Imflamasi pada saluran dan kelenjar limfe tersebut sesuai dengan letak Fokus Primer
Gohn. Gabungan Fokus Primer Gohn,limfangitis dan limfadenitis inilah yang disebut
sebagai kompleks primer, dan periode masuknya kuman TB hingga kompleks primer
terbentuk disebut sebagai masa inkubasi yang biasanya 4-8 minggu.dalam masa
tersebut terbentuk 1000-10000 kuman TB,jumlah yang cukup untuk meransang
imunitas selular.
10
disemenata ini biasanya 2-6 bulan setelah infeksi dan terjadi pada anak-anak dibawah
5 tahun terutama usia 2 tahun karna lemahnya imunitas(8).
2.6 Gejala
Tuberculosis sebagai penyakit sistemik memberi dampak pada berbagai
organ, beberapa gejala umum yang terjadi pada anak yaitu(8):
1. Berat badan tidak naik atau turun dalam 2 bulan,atau terjadi gagal
tumbuh.
2. Demam lebih dari 2 minggu dengan sebab yang tidak jelas(bukan
demam tifoid,infeksi saluran kemih, malaria dan lain-lain).
3. Batuk lebih 2 minggu,tidak mereda atau intensitas makin
tinggi,penyebab lain sudah disingkirkan tapi keadaan tidak membaik.
4. Kondisi anak lesu.
Gejala-gejala umum yang dialami pada meningitis TB pada anak bisa berupa
demam lama, sakit kepala, dikuti kejang dan kehilangan kesadaran. Gejala pada
meningitis TB juga dibagii dalam beberapa stadium(8):
1. Stadium 1,pada tahap ini muncul gejala yang masih tidak spesifik,
seperti demam,sakit kepala,mengantuk,malaise dan tingkat kesadaran
masih baik GCS:15. Stadium 1 berlangsung 1-2 minggu awal.
2. Stadium 2,gejala akan muncul secara tiba-tiba berupa muntah,kejang
kaku kuduk,hypertonia,penurunan kesadaran,gangguan saraf
otak,brudzinsky dan kernig(+). Tingkat kesadaran pada kisaran
GCS:11-14.
3. Stadium 3,hemiplagi atau paraplegi,hipertensi,deserebrasi dan sering
mengarah terhadap kematian. Tingkat kesadaran GCS:<11.
12
2.7 Diagnosis
2.7.1 Anamnesis
Diagnosis untuk ditetapkan sebagai TB pada anak dengan cara melakukan
anamnesa terkait(5):
1. Riwayat terpapar Tuberculosis
2. Riwayat menderita HIV,atau kondisi lain yang mempermudah terinfeksi
Tuberculosis.
3. Demam lebih dari 2 minggu
4. Malaise
5. Berkeringat saat malam hari
6. Batuk lebih dari 2 minggu
alat diagnostik utama pada TB anak. Anak yang mendapatkan skor >6 dianggap
didiagnosis TB, dan pasien dengan skor 5 perlu evaluasi lebih lanjut.
2. Pemeriksaan darah .
Pemeriksaan darah rutin tidak menunjukkan hasil sebagai indikator yang
spesifik untuk TB. Laju endapan darah (LED) kerap kali meningkat pada proses
aktif. Pengendapan ini terjadi pada proses inflamasi yang terjadi di jaringan.pada
saat proses pengendepan terjadi maka maka akan diawali proses
agregrasi(perlekatan) antar eritrosit yang diikuti pembentukan formasi roleaux
16
yang mana rasio dan volume dari eritrosit semakin kecil. Metode yang umum
dilakukan adalah metode westergreen(10). Nilai normalnya adalah:
1. Laki-laki: 0-10 mm/jam
2. Perempuan 0-15 mm/jam
Proses tersebut dipercepat oleh globulin dan fibrinogen. Laju endap darah
(LED) jam pertama dan kedua dapat dijadikan sebagai indikator penyembuhan
pasien, meskipun laju endap darah yang normal tidak bisa menyingkirkan dugaan
tuberkulosis.
Komplikasi yang bisa saja timbul adalah pleuritis yang terjadi karna invasi
infiltrate primer ke pleura melalui penyebaran hematogen. Komplikasi lain adalah
atelektasis(kolaps paru) yang disebabkan stenosis bronkus yang terjadi karna
perforasi bronkus. Stenosis bronkus sering menduduki lobus kanan(sindroma
lobus medius).
Gambar 10. Gambaran paru TB primer yang disertai dengan pleuritis dan atelektasis
19
Gambaran rontgen paru pada anak tidak khas kecuali pada tahapan TB millier
sebagai akibat penyebaran hematogen yang sudah menyebar di kedua belah
lapang pandang paru. gambaran tersebut berupa sarang-sarang kecil 1-2mm.
gambaran paling sering ditemukan pembesaran kelenjar hilus dan paratrakeal(1).
Infiltrat merupakan gambaran berupa benang- benang halus radioopak bisa
ditemukan di bagian lapangan paru tetapi paling sering didapatkan di apeks paru.
temuan gambaran infiltrate mencapai 54% dari penderita TB paru(12).
20
2. Gambaran double atau triple lines ,garis tersebut pada sisterna arteri
cerebral media. Terletak berdekatan dengan lobus media dan frontal.
masih simetris atau yang sudah asimetris, hal ini terjadi karna obstruksi jalur
cairan serebrospinal oleh eksudat pada cisterna.
2.10 Komplikasi
TB merupakan penyakit sistemik yang dapat berpindah secara hematogen ke
seluruh organ tubuh dan disebut sebagai TB ekstra paru seperti endotrakial TB,akibat
inflamasi pada dinding bronkus, tuberculosis pada system skeletal,mata,kulit,ginjal
dan juga pada system saraf pusat seperti Meningitis TB.
2.11 Prognosis
Prognosis tuberkulosis paru pada anak tergantung pada usia saat terpajan, stat
imunitas dan kepatuhan terhadap terapi. Diagnoasa terlambat dan tatalaksana yang
tidak adekuat juga akan mengarahkan pada kompilasi menjadi TB inseminataatau
berkembang menjadi TB ekstra paru ,salah satunya meningitis TB. Penderita
meningitis TB pada anak memiliki prognosis yang buruk, angka kematian nya
mencapai 10-20%. Pasien dengan meningitis tuberkulosis yang bertahan hidup
sebagian besar mengalami sekuele neurologis(4).
BAB 3
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberkulosis. Tuberculosis dapat menyerang paru dan
menyerang organ lain,salah satunya adalah meningitis TB sebagai komplikasi yang
paling sering pada anak. Diagnosis Tuberculosis pada anak, baku emasnya adalah
pemeriksaahn serologis yang didukung dengan pemeriksaan tuberkulin, foto polos
28
paru dan pemeriksaan imaging CT scan dilakukan pada anak yang diduga meningitis
TB. Penatalaksaan TB dengan OAT pada fase intensif dan lanjutan dan juga
pemberian kortikosteroid pada meningitis TB.
DAFTAR PUSTAKA
29