APPENDISITIS AKUT
Preseptor:
dr. Vandra Bina Riyanda, Sp. B(K) BD
Disusun Oleh:
Nur Rahmi Zurni 2210070200113
SOLOK
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-
Nya kepada penulis hingga dapat menyelesaikan tugas referat ini yang berjudul
“Appendisitis Akut”. Referat ini dibuat untuk memenuhi syarat kepaniteraan
klinik senior dibagian Bedah Rumah Sakit M. Natsir Solok.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................2
1.1 Latar Belakang...........................................................................................2
1.2 Tujuan Penulisan........................................................................................3
1.3 Manfaat Penulisan......................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
2.1 Anatomi Apendiks.................................................................................4
2.2 Appendisitis Akut..................................................................................6
2.2.1 Definisi Appendisitis Akut........................................................6
2.2.2 Epidemiologi Appendisitis Akut...............................................7
2.2.3 Etiologi Appendisitis Akut........................................................7
2.2.3 Patofisiologi Appendisitis Akut................................................8
2.2.4 Manifestasi Klinis...................................................................11
2.2.5 Diagnosis Appendisitis Akut...................................................12
2.2.6 Sistem Skoring........................................................................16
2.2.7 Diagnosis Banding Appendisitis Akut....................................20
2.2.8 Penatalaksanaan Appendisitis Akut........................................21
2.2.9 Komplikasi Appendisitis Akut................................................25
BAB III PENUTUP..............................................................................................27
3.1 Kesimpulan.............................................................................................27
3.2 Saran.......................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................29
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
penurunan kasus.3
anamnesis dari gejala-gejala dan pemeriksaa fisik untuk menemukan tanda khas
dari apendisitis. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan yang cermat dan tepat
penyakit pasien.1,2
v
1.2 Tujuan Penulisan
Akut dan sebagai bahan materi di kepaniteraan klinik bagian Bedah RSUD
M.Natsir Solok.
Akut.
vi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dibagian proksimal dan melebar dibagian distal. Pada bayi, apendiks berbentuk
kerucut, lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya. Hal ini menjadi
umbilikus. Oleh sebab itu, nyeri visceral pada apendisitis bermula di sekitar
vii
Apendiks diliputi seluruhnya oleh peritoneum yang melekat pada lapisan
garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior dan umbilikus, yaitu
titik McBurney.1,4,5
Fungsi apendiks dalam tubuh manusia sampai saat ini masih belum
sepenuhnya dipahami. Salah satu yang dikatakan penting adalah terjadi produksi
IgA. GALT ini sama dengan lapisan pada sepanjang saluran cerna lainnya. Karena
menghasilkan lendir sebanyak 1-2 mL setiap harinya. Aliran ini akan dialirkan ke
viii
sekum dan berperan untuk menjaga kestabilan mukosa apendiks. Apendisitis
midgut. Saat terjadi pemanjangan kolon, sekum dan apendiks mengalami rotasi ke
arah medial dan turun ke fossa iliaka kanan. Apendiks kemudian terdorong ke
dan preileal.1,4,5
Appendisitis berasal dari kata latin yaitu appendix dan -it is yang berarti
abdomen akut dan merupakan keadaan darurat bedah yang umum ditemui.5,6,7
ix
2.2.2 Epidemiologi Appendisitis Akut
prevalensi tertinggi terjadi pada usia 20-30 tahun. Insidensi appendisitis sekitar
233 per 100.000 orang. Secara global, prevalensi appendisitis berjumlah 52 kasus
per 100.000 penduduk. Berdasarkan data yang didapatkan dari World Health
prevalensi 0.05%, diikuti oleh Filipina sebesar 0.022% dan Vietnam sebesar
kejadian Apendisitis akut tertinggi dengan prevalensi 0.05%, diikuti oleh Filipina
Indonesia berkisar 24,9 kasus per 10.000 populasi. Berdasarkan data yang dirilis
orang menderita appendisitis. Angka ini terus meningkat pada tahun 2013 menjadi
593.877.8
Penyebab radang usus buntu biasanya adalah adanya sumbatan pada lumen
usus buntu. Hal ini dapat disebabkan oleh radang usus buntu (batu usus buntu)
x
atau etiologi mekanis lainnya. Tumor usus buntu seperti tumor karsinoid,
diketahui sebagai penyebab obstruksi usus buntu dan radang usus buntu.8,9
Etiologi yang tepat dari apendisitis akut seringkali tidak dapat diketahui
dengan pasti, namun biasanya disebabkan oleh sumbatan pada saluran dalam
apendiks. Sumbatan ini bisa disebabkan oleh apendikolit (batu di dalam apendiks)
atau beberapa penyebab mekanis lainnya. Tumor pada apendiks seperti tumor
dalamnya dan menyebabkan peradangan yang akut, yang mungkin berujung pada
perforasi dan pembentukan abses. Selain itu, sumbatan juga bisa disebabkan oleh
pembesaran jaringan limfatik, tumor pada apendiks, dan infeksi cacing askaris.10,11
lumen tersumbat dan tekanan di dalam appendix meningkat. Karena tekanan intra
yang sama, maka mula-mula nyeri visera diterima sebagai nyeri tumpul samar-
xi
Gambar 2.4 Patofisiologi Apendisitis akut.12
inflamasi pada apendiks akibat infeksi. Penyebab utama terjadinya infeksi adalah
Stadium Kataralis
dan anaerob saluran cerna dan berubah menjadi pus oleh bakteri. Edema dinding
terbentuklah ulkus. Resolusi pada stadium ini dapat terjadi spontan atau dengan
bantuan antibiotik.1,5,6
xii
Stadium Purulen
Udema dan pus menyebabkan penurunan aliran vena dan arteri, sehingga
Stadium Gangrenosa
bakteri yang menembus lumen usus ke rongga peritoneum. Peradangan ini akan
menyebabkan masa lokal yang terdiri dari omentum dan usus membatasi
infiltrate, bila masa lokal itu berisi pus maka disebut apendisitis abses. Tidak
Stadium Perforasi
dampak yang ditakutkan pada apendisitis akut. Peritonitis ini dapat timbul oleh:156
yang gangren
Pada sebagian kasus, apendisitis dapat melewati fase akut tanpa perlu
komplikasi perforasi. Pada anak-anak dan geriatri, daya tahan tubuh yang rendah
xiii
lebih besar. Faktor risiko lain perforasi diantaranya terapi immunosupresi,
mendadak yang kemudian nyeri dirasakan samar-samar dan tumpul. Nyeri yang
periumbilikus. Nyeri visceral akan terjadi terus menerus hingga berubah menjadi
nyeri somatik dalam beberapa jam. Lokasi nyeri somatik umumnya berada di titik
McBurney, yaitu pada 1/3 lateral dari garis khayalan spina iliaka anterior superior
(SIAS) dan umbilikus. Nyeri somatik dirasakan lebih tajam dengan intensitas
Posisi apendiks yang tidak tetap juga perlu diperhatikan saat penegakkan
diagnosis. Pada beberapa manusia, letak apendiks berada retrosekal atau berada
pada rongga retroperitoneal. Pada posisi apendiks retrosekal, nyeri yang timbul
peritoneum minimal. Nyeri perut biasanya akan terangsang saat pasien berjalan
dan terdapat kontraksi musculus psoas mayor secara dorsal. Apendiks yang
bawah, tetapi nyeri tekan yang dalam mungkin dirasakan tepat diatas simpisis
pubis.6,7
dalam bentuk diare maupun konstipasi. Pada awal terjadinya penyakit, sering
ditemukan adanya diare 1-2 kali akibat respons dari nyeri viseral. Diare terjadi
xiv
karena perangsangan dinding rektum oleh peradangan pada apendiks pelvis atau
apabila diare terjadi terus menerus perlu dipikirkan terdapat penyakit penyerta
Anamnesis
Nyeri perut adalah keluhan utama pasien dengan apendisitis akut. Urutan
diagnostik nyeri perut kolik sentral diikuti dengan muntah dengan migrasi nyeri
ke fossa iliaka kanan pertama kali dijelaskan oleh Murphy tetapi mungkin hanya
ada pada 50% pasien. Biasanya, pasien mengeluhkan nyeri kolik peri-umbilikal,
yang mengintensifkan selama 24 jam pertama, menjadi konstan dan tajam, dan
bermigrasike fosa iliaka kanan. Nyeri awal merupakan nyeri alih yang dihasilkan
dari persarafan visceral dari midgut, dan nyeri lokal disebabkan oleh keterlibatan
perkembangan peritonitis umum setelah perforasi tetapi jarang menjadi ciri utama
pada apendisitis sederhana. Sebuah meta-analisis dari gejala dan tanda yang
xv
terkait dengan presentasi apendisitis akut tidak dapat mengidentifikasi satu
Pemeriksaan Fisik
dengan suhu sekitar 37,5-38,50C. Apabila suhu lebih tinggi, mungkin telah terjadi
perforasi. Pada pemeriksaan abdomen dilakukan cermat pada tiap tahap. Pada
inspeksi perut, tidak ditemukan gambaran yang spesifik. Kembung sering terlihat
pada pasien dengan komplikasi perforasi, kadang dapat ditemukan bahwa dinding
Pada palpasi, ditemukan nyeri tekan dan nyeri lepas serta terdapat tahanan
yaitu titik McBurney, uji Rovsing, dan uji Blumberg. Uji psoas dan uji obturator
juga dapat dilakukan terutama pada kecurigaan apendisitis yang terjadi secara
retrosekal.1,6,10
Rovsing sign
spesifik.1,6,10
xvi
Gambar 2.5 Rovsing Sign10
Psoas Sign
Obturator Sign
tungkai kanan dari lateral ke medial. Nyeri pada cara ini menunjukkan
xvii
Gambar 2.7 Obturator Sign10
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Jumlah leukosit diatas 10.000 ditemukan pada lebih dari 90% anak dengan
appendicitis akut. Jumlah leukosit pada penderita appendicitis akut berkisar antara
leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan apendisitis. Apabila
CRP (C-Reactive Protein) adalah suatu reaktan fase akut yang disintesis
oleh hati sebagai respon terhadap infeksi bakteri. Jumlah dalam serum mulai
meningkat antara 6-12 jam inflamasi jaringan. Kombinasi 3 tes yaitu peningkatan
xviii
Pemeriksaan Radiologi
penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas USG lebih dari 85% dan spesifitasnya
lebih dari 90%. Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis apendisitis
akut adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7mm atau lebih, dan bisa
hasil dari salphingitis atau inflammatory bowel disease. False negatif juga dapat
muncul karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang terisi
tidak jelas, dan curiga adanya abses, maka CT-Scan dapat digunakan sebagai
pilihan tes diagnostik. Pada CT-Scan dapat ditemukan apendiks yang membesar
(diameter lebih dari 6 mm), penebalan dinding apendiks (lebih dari 2mm), untaian
Beberapa sistem skoring yang banyak digunakan pada diagnosis apendisitis akut
xix
adalah Alvarado score, Appendicitis Inflammatory Response Score, dan skor Raja
Alvarado Score
apendisitis akut.15
Skor
Anoreksia 1
Mual/Muntah 1
Nyeri lepas 1
Total 10
Interpretasi:15
Ada pula interpretasi lain untuk tindak laksana pada pasien dimana apabila
skor total yang ditemukan 1-4, maka pasien dapat “dipulangkan”, skor 5-6 artinya
xx
Appendicitis Inflammatory Response Score
berupa:14
Muntah 1
Ringan 1
Berat 3
70-84% 1
Leukosit Polimorfonuklear
>85% 2
10.000-14.900/mm3 1
Leukositosis
>15.000/mm3 2
10-49 1
CRP
>50 2
Interpretasi:
Skor 0-4 : Low probability (Boleh rawat jalan bila kondisi baik)
banding, yaitu:6,17
xxi
Gastroenteritis6,17
Sakit perut lebih ringan dan tidak berbatas tegas. Hiperperistaltik sering
Limfadenitis mesentrika6,17
perut bagian bawah lebih difus. Infeksi panggul pada wanita biasanya
Timbul nyeri mendadak dengan intensitas yang tinggi dan teraba massa
pada rongga pelvis pada pemeriksaan perut, colok vaginal atau colok
menyingkirkan diagnosis.
keberhasilan operasi.
Terapi Medikamentosa
analgetik dan antibiotik spektrum luas, dan resusitasi cairan yang adekuat. Pasien
apendisitis seringkali datang dengan kondisi yang tidak stabil karena nyeri hebat
xxii
sehingga analgetik perlu diberikan. Antibiotik diberikan untuk profilaksis, dengan
cara diberikan dosis tinggi, 1-3 kali dosis biasanya. Antibiotik yang umum
hari.3,5,6,18
Tindakan Operatif
bahwa melakukan operasi dengan cepat, yaitu dalam waktu kurang dari 12 jam
biasa, yaitu antara 12-24 jam. Namun, penelitian tersebut juga menunjukkan
pasien berbaring supine di atas meja operasi. Ketika diagnosis sebelum operasi
dianggap cukup pasti, sayatan yang umum digunakan untuk operasi pengangkatan
usus buntu adalah yang disebut sayatan gridiron. Sayatan gridiron dibuat tegak
lurus terhadap garis yang menghubungkan tulang pinggul anterior superior ileum
xxiii
Gambar 2.8 Insisi Gridiron5
telah menjadi lebih populer. Sayatan ini, dibuat sekitar 2 cm di bawah pusar,
rest.3,5,6,18
xxiv
Pembedahan dilakukan dengan identififkasi sekum dengan taenia coli
kemudian dengan jari tarik caecum, apendiks akan terasa pada dasar caecum.
Adesi inflamasi dipidahkan hati-hati dengan jari, lalu keluarkan apendiks melalui
dilakukan ligasi dan transeksi diantara forsep arteri dan ligasi. Benang 2/0
absorbable digunakan untuk menjahit caecum sejauh 1,25 cm dari ujung yang
ini walaupun belum ada bukti yang menyatakan bahwa metode ini memberikan
Gambar
5
2.10 Apendektomi Laparoskopi
xxv
pasien. Perbaikan infeksi luka tidak terlalu berpengaruh karena insisi pada operasi
luka dan abses inttraabdomen. Infeksi luka umumnya sudah dapat dicegah dengan
berupa massa yang terdiri atas kumpulan apendiks, sekum, dan lekuk usus halus.
ditutupi atau dibungkus oleh omentum dan/atau lekuk usus halus. Pada massa
ditandai dengan nyeri hebat seluruh perut, demam tinggi dan kembung pada perut.
Bising usus dapat menurun bahkan menghilang karena ileus paralitik. Pus yang
menyebar dapat menjadi abses intraabdomen yang paling umum dijumpai pada
rongga pelvis dan subdiafragma. Tatalaksana yang dilakukan pada kondisi berat
ini adalah laparatomi eksploratif untuk membersihkan pus yang ada. Sekarang ini
xxvi
sudah dikembangkan teknologi drainase pus dengan laparaskopi sehingga
xxvii
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Apendisitis merupakan salah satu kejadian terbanyak di bagian bedah.
Berdasarkan banyaknya kasus kejadian apendisitis serta tanda dan gejala klinis
Alvarado Score dan AIS serta melalui gejala klinis dan hasil uji laboratorium. Jika
diagnosis klinis sudah jelas dan menyatakan pasien mengalami apendisitis maka
tindakan paling tepat dan merupakan satu-satu nya pilihan terbaik adalah tindakan
laparoskopi. Pada apendektomi terbuka, insisi Mc. Burney paling sering dipilih
dengan demam tinggi, nyeri perut meningkat, distensi dan pembengkakan perut,
serta nyeri dan ketegangan otot yang terjadi di seluruh lapisan tubuh.
abdominal, ileus paralitik, fistula tinja dan obstruksi usus karena adhesi usus.
xxviii
3.2 Saran
xxix
DAFTAR PUSTAKA
xxx
Skor Alvarado Dalam Diagnosis Apendisitis Akut. J Homeost. 2021;4:473–
86.
17. Mariati H, Julyani S, Rasfayanah, Rahmawati, Syamsu RF, Ardiyanto, et
al. Gambaran Faktor-Faktor Mempengaruhi Pasien Appendisitis Terhadap
Pemeriksaan USG di RS. Ibnu Sina Tahun 2016-2018. Fakumi
MedicalJournal J Mhs Kedokt. 2022;2(1):51–8.
18. Voß S, Weckbecker K. [Appendicitis - still a challenge]. MMW Fortschr
Med. 2017;159(11):43–6.
19. Humes DJ, Simpson J. Acute appendicitis. BMJ Br Med J.
2006;333(7567):530.
xxxi