Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN D DENGAN KUALITAS HIDUP

PENYINTAS COVID-19
Haykal Estu Bhismoro1
1
Undergraduate Medical Doctor Program, Faculty of Medicine, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Indonesia
Corresponding Author*:Haykalbhismo@gmail.com

ABSTRAK
Corona Virus Disease 2019 ( COVID-19) merupakan penyakit infeksi saluran nafas yang
disebabakan oleh Severe acute respiratory syndrome corona virus 2/SARS-COV-2. Virus ini
menyerang parenkim paru dan menyebabkan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). Hal ini
diperberat oleh mekanisme sistem imun yang berlebihan yang disebut sebagai badai sitokin.
Vitamin D merupakan senyawa yang dapat meregulasi sistem imun baik innate imunity maupun
adaptive imunity. Studi literatur ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan vitamin d
terhadap kualitas hidup penyintas covid-19. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa defisiensi
vitamin D berhubungan dengan keparahan dan keadaan kritis pasien terkonfirmasi COVID-19.
Penelitian lain mengungkapkan pemberian kalsidiol, senyawa metabolit aktif vitamin D, pada
pasien Covid-19 menurunkan kebutuhan rawat pada ruang intensif.

Kata Kunci: COVID-19, Vitamin D, Sistem Imun


PENDAHULUAN berlebihan yang mengakibatkan kerusakan
Pneumonia jenis baru dilaporkan
berbagai organ tubuh. 4
pertama kali di kota Wuhan, Provinsi Hubei,
Vitamin D diketahui dapat meregulasi
Cina pada akhir Desember 2019. Kasus
sistem imun tubuh. Vitamin D memiliki
pneumonia jenis baru ini menyebar sangat
kemampuan untuk menekan kerja sitokin
cepat ke berbagai daerah di Cina bahkan
proinflamasi yang berlebihan terhadap
hingga ke Thailand dan Korea Selatan. 1
tubuh.5 Saat ini salah satu terapi farmakologis
Organisasi kesehatan dunia WHO
covid 19 yaitu dengan pemberikan vitamin
menyatakan bahwa kasus ini disebabkan oleh
D. Namun belum banyak pembahasan ilmiah
virus baru yang diberi nama SARS-CoV-2,
yang membahas tentang asupan vitamin D
dan penyakitnya disebut Coronavirus
pada penyintas covid. Studi literatur ini
Disease 2019 (COVID-19). Manifestasi
bertujuan untuk membahas hubungan asupan
klinis COVID-19 cukup bervariasi yaitu dari
vitamin D terhadap kualitas hidup penyintas
gejala yang bersifat asimtomatis hingga
COVID-19.
gangguan pernafasan berat yang berujung
kepada kematian.2 Seluruh negara telah COVID-19
menerapkan sistem lockdown sesuai dengan Severe acute respiratory syndrome
kebijakan yang dibuat oleh WHO untuk corona virus 2/SARS-COV-2 merupakan
mencegah penyebaran virus yang meluas ke jenis baru dari virus corona yang
kalangan masyarakat sejak maret 2020. menyebabkan penyakit corona virus disease
Terapi COVID-19 bersifat simptomatis 2019/COVID-19. Virus corona menyebabkan
dimana masing masing pasien dapat penyakit seperti severe acute respiratory
menerima terapi yang berbeda seusai dengan syndrome/SARS, middle east respiratory
gejala yang dialami. Prinsip terapi pada syndrome/MERS, dan COVID-19. Virus
pasien pneumonia COVID-19 adalah Self corona merupakan suatu kelompok virus
Limiting Disease dan sangat mengandalkan yang dapat menyebabkan penyakit pada
sistem imunitas tubuh. 3
hewan dan manusia. Virus corona merupakan
Virus COVID 19 diketahui dapat subfamili orthocoronavirinae dalam keluarga
menyebabkan badai sitokin. Badai sitokin coronaviridae dan ordo nidovirales. 6
merupakan suatu keadaan dimana tubuh Coronavirus disebut dengan virus
melepaskan sitokin proinflamasi secara zoonotik adalah cara transmisi dari hewan ke
manusia. Banyak hewan liar yang dapat timbul pada pasien yang terinfeksi COVID-
membawa patogen dan bertindak sebagai 19 adalah demam (suhu >38ºC), kesulitan
vektor untuk penyakit menular tertentu. bernapas dan batuk. Gejala klinis lain yang
Kelelawar, tikus bambu, unta dan musang pernah dilaporkan yaitu ditemukan keadaan
merupakan host yang biasa ditemukan untuk sesak nafas memberat, nyeri otot/mialgia,
coronavirus.7 International Committee on kelelahan/fatigue, gejala gastrointestinal
Taxonomy of Viruses (ICTV) menyebut virus seperti diare, dan tidak enak badan/malaise.
penyebab COVID-19 sebagai SARS CoV-2. Syok spetik, asidosis metabolik, dan
SARS-CoV-2 memiliki kemiripan dengan disfungsi sistem koagulasi ditemukan pada
coronavirus yang diisolasi pada kelelawar, pasien yang mengalami gejala berat.8
sehingga muncul hipotesis bahwa SARS- Angiotensin converting enzyme 2 atau
CoV-2 berasal dari kelelawar yang kemudian disingkat ACE 2 merupakan enzim yang
bermutasi dan menginfeksi manusia.7 berfungsi sebagai reseptor untuk virus
Transmisi virus terjadi ketika virus masuk ke SARS-Cov-2. Reseptor ACE 2 juga banyak
saluran napas atas kemudian bereplikasi di terdapat di berbagai organ di tubuh manusia
sel epitel saluran napas atas (melakukan seperti paru-paru, jantung, ileum, ginjal dan
siklus hidupnya) dan Setelah itu menyebar ke kandung kemih. Virus corona memiliki
saluran napas bawah. Masa inkubasi virus kecenderungan untuk memilih reseptor ACE
sampai muncul penyakit sekitar 3-7 hari.7 2 yang terletak pada pneumosit tipe 2. Fungsi
Konsentrasi aerosol yang tinggi di utama yang dimiliki ACE 2 adalah untuk
dalam ruangan tertutup seperti kamar dengan memecah angiotensin II (AngII) menjadi
ventilasi udara yang sedikit dan sirkulasi Ang1-7 yang akan berikatan dengan reseptor
udara yang buruk juga menjadi penyebab MAS ( yang akan menghasilkan efek yang
seseorang terpapar virus corona. Penyebaran berlawanan dengan AngII, yaitu sebagai
virus corona terjadi bila virus tersebut sudah antiinflamasi, antioksidan dan vasodilator.9
mengalami kontak langsung dengan individu Data terbaru menunjukkan bahwa infeksi
sehingga penyebaran ini terbatas pada SARS-CoV menunjukkan penurunan
anggota keluarga, tenaga kesehatan, dan aktifitas ACE 2 akibat berikatan dengan
siapapun yang melakukan kontak langsung protein S dimana kondisi ini merupakan
dengan penderita.8 faktor utama yang dapat menyebabkan
Manifestasi klinis utama yang biasanya keparahan kondisi pada paru- paru.9
bersifat simtomatis. 8

Vitamin D
Vitamin D merupakan vitamin yang
larut lemak. Vitamin D merupakan istilah
yang merujuk pada bentuk senyawa yaitu
Vitamin D-3 (kolekalsiferol) dan Vitamin D-
2 (ergokalsiferol) serta turunan
Diagnosis COVID-19 dilakukan
metabolitenya.10 Vitamin D-2 didapat dari
dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
paparan sinar matahari sedangkan vitamin
pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan
D-3 disintesis dikulit dan terdapat pada
laboratorium dan radiologi. Anamnesis
sumber makanan seperti ikan yang kaya
dilakukan untuk mengenali gejala dan faktor
akan minyak (salmon,makarel, dan ikan
risiko serta komorbid. Pemeriksaan fisik
herring). Vitamin D yang berasal dari
yang dinilai pada pasien yang dicurigai
makanan hanya menyumbang 20% dari total
terinfeksi COVID-19, yaitu: 1) kesadaran
kebutuhan vitamin D pada tubuh.11 Vitamin
kompos mentis atau penurunan kesadaran
D merupakan hormone yang sejatinya dapat
yang tidak membutuhkan ventilator. 2) tanda
disintesis oleh kulit. Sintesis pada kulit
vital: frekuensi nadi meningkat, frekuensi
melalui dua tahap hidroksilasi. Radiasi sinar
napas meningkat, tekanan darah normal atau
ultraviolet B memenetrasi kulit dan
menurun, suhu tubuh meningkat >38 derajat
mengubah 7-dehydrokolestrol menjadi
Celcius. 3) ditemukan adanya retraksi otot
previtamin D3. Sedangkan Vitamin D2 dan
pernapasan. 4) pemeriksaan fisik paru
D3 yang berasal dari bahan makanan akan
didapatkan dada tidak simetris statis dan
diserap usus dan diangkut ke sirkulasi dalam
dinamis, suara napas bronkovesikuler atau
bentuk kilomikron yang selanjutnya akan
bronkial, dan ronki kasar.Pemeriksaan
memasuki ductus thoracicus. Previtamin D3
penunjang yang dilakukan pada pasien
yang telah disintesis oleh kulit akan
COVID-19 meliputi Pemeriksaan radiologi
berikatan dengan protein dan akan dibawa
yaitu foto toraks dan CT-scan toraks.20 Uji
menuju hati atau dideposite pada jaringan
antigen, uji antibodi (tes diagnostik cepat
adiposa. Pada sel hati akan dilakukan proses
antibodi/ RTD antibodi dan ELISA), dan RT-
hidroksilasi oleh enzyme 25-hydroxilase
PCR. Adapun tatalaksana yang diberikan
menjadi kasidiol. Kalsidiol selanjutnya akan korneal. Hal ini menunjukkan bahwa
berikatan kembali dengan protein didalam kalsitriol berfungsi untuk meningkatkan
plasma darah dan akan diangkut menuju ke perthanan terhadap mikroba.5
ginjal. Pada keadaan dimana kebutuhan Vitamin D juga berfungsi untuk
kalsium meningkat maka hormone paratiroid meningkatkan sel Th2 dan menekan sel Th1.
akan meningkat. Hal ini menyebabkan ginjal Kalsitriol menekan produksi sitokin
akan mengubah kalsidiol menjadi kasitriol proinflamasi seperti IL12, INFᵞ, IL6,IL8,IL9,
yang merupakan bentuk aktif dari vitamin D. TNFὰ yang berakibat inhibisi terhadap Th1.
Kalsitriol memiliki fungsi utama yaitu Disisi lain kalsitriol berfungsi untuk
meningkatkan absorbs kalsium pada usus meningkatkan sitokin antiinflamasi seperti
dan penyerapan kalsium pada tulang. Selain IL4,IL5,IL10. Kalsitriol juga meningkatkan
itu vitamin D memiliki fungsi penting lain produksi sel Th2 dan menurunkan produksi
pada sel tertentu yang memiliki enzim Th1, dan meningkatkan tolerogenitas sel
hidroksilase dan reseptor kalsitriol.10,5 dendritik. Pada intinya kalsitriol
Salah satu peranan kalsitriol adalah meningkatkan sitokin antiinflamasi yang
mengatur sistem imun. Kalsitriol dapat bekerja menghambat sel proinflamasi agar
memodulasi baik innate maupun adaptive tidak bekerja secara berlebihan yang dapat
imunity. Hal tersebut dikarenakan pada sel merusak tubuh. Disisi lai, kalsitriol berfungsi
imun ditemukan reseptor nucleus kalsitriol untuk menghambat proses maturasi sel
maupun enzim hidroksilase yang dapat dendritic sehingga meningkatkan
mengubah kalsidiol menjadi kalsitriol. tolerogenitas sel tersebut. Dimana antigen
Kalsitriol akan berikatan dengan nuclear yang dipresentasikan sel dendritic matur
reseptor of vitamin D (NRVD) pada sel lebih meningkatkan respons imun
limfosit B dan T, makrofag, keratinosit, dibandingkan dengan antigen yang
monosit, neutrophil, dan sel dendritik. Selain dipresentasikan oleh sel dendritic imatur.
itu, kalsitriol berfungsi untuk meningkatkan Selain itu pada limfosit B vitamin D
produksi antimikroba seperti defensin ẞ1 berfungsi untuk menghambat
dan ẞ2 serta cathelicidin antimicrobial proliferasi,diferensiasi, dan meningkatkan
peptides (CAMP) pada sel makrofag, apopotosis. Hal itu dapat mencegah
monosit, keratinosit, sel epitel, sel sel pada terjadinya autoimun yang dapat
gastrointestinal dan parenkim paru serta sel menyebabakan penyakit autoimun. 5
National Academy of Medicine pada juga mengungkapkan bahwa kekurangan
tahun 2011 mengeluarkan referensi vitamin D berhubungan dengan keparahan
rekomendasi diet untuk kebutuhan vitamin D dan keadaan kritis pasien rawat inap.12
harian. Pada usia 1-70 tahun Penelitian lain yang dilakukan di Tel
direkomendasikan 15µg perhari sedangkan Aviv, Israel pada 1 februari – 30 april 2020
untuk usia ≥70 tahun 20µg per hari.10 menyatakan hal yang sejalan. Penelitian ini
Sedangkan menurut Ikatan Dokter Anak melibatkan sampel 782 sampel (10,02%)
Indonesia dalam buku panduan praktik positif covid dan 7025 (89,98%) negative
klinisnya merekomendasikan kebutuhan covid. Penelitian ini menemukan bahwa
vitamin D untuk anak anak hingga dewasa kalsidiol serum plasma pada pasien Covid-19
usia 50 tahun sebanyak 400 IU per hari. signifikan lebih rendah daripada pasien
Dewasa 51 hingga 70 tahun memerlukan negatif Covid-19 [19.00 ng/mL (95%
vitamin D sebanayk 600 IU per hari. Usia confidence interval (CI) 18.41–19.59) vs.
lebih dari 71 tahun sebanyak 800 IU. 20.55 (95% CI: 20.32–20.78)].13
Sedangkan pada paparan sinar matahari Pada penelitian yang dilakukan di Italia
rendah baik anak anak maupun dewasa terhadap 42 pasien yang mengalami gagal
memerlukan 800-1000 IU per hari.11 nafas akut akibat COVID 19 yang dirawat di
ruangan Respiratory Intensive Care Unit
Hubungan Asupan Vitamin D Terhadap (RICU) menyatakan bahwa 81% sampel
Kualitas Hidup Penyintas COVID-19
mengalami hipovitaminosis vitamin D.
Penelitian yang dilakukan di Inggris Penelitian ini membagi sampel dalam
pada tahun 2021 terhadap 295 pasien rawat beberapa kelompok yaitu 1) tidak mengalami
inap dengan COVID-19 menyatakan bahwa hipovitaminosis vitamin D ( vitamin D serum
paseien yang dirawat degan COVID-19 lebih ≥ 30ng/mL) 2) mengalami insufisiensi
banyak mengalami defisiensi (kadar vitamin D (30 > Vit. D serum ≥ 20ng/mL)
kalsiediol <25nmol/L) yaitu sebanyak 115 3) defisiensi vitamin D sedang (20> Vit. D
orang dan insufisiensi (kadar kalsidiol serum serum >10ng/mL) 4) defisiensi vitamin D
25-50nmol/L) yaitu sebanyak 76 orang berat (Vit D< 10ng/mL). Semua pasien
dibandingkan pasien yang memiliki cukup diiikuti selama 10 hari, pasien dengan
vitamin D (kadar kalsidiol serum >50 defisiensi vitamin D berat memiliki
nmol/L) sebanyak 68 orang. Penelitian ini probabilitas mortalitas sebanyak 50%.
Sedangkan pasien defisiensi Vitamin D terapi pada ruang rawat ICU pada pasien
sedang memiliki angka probabilitas yang membutuhkan perawatan dan terbukti
mortalitas 5%. 14 positif Covid-19.15
Pemberian vitamin D memiliki banyak
KESIMPULAN
manfaat pada sel dan jaringan terutama
Severe acute respiratory syndrome
dalam mencegah terjadinya gagal nafas akut
corona virus 2/SARS-COV-2 merupakan
(ARDS) pada pasien Covid-19. Penelitian di
jenis baru dari virus corona yang
Spanyol berusaha melihat hubungan
menyebabkan penyakit corona virus disease
pemberian vitamin D pada pasien Covid-19
2019/COVID-19. International Committee
terhadap perawatan di ruang ICU dan angka
on Taxonomy of Viruses (ICTV) menyebut
mortalitas pasien Covid 19. Penelitian ini
virus penyebab COVID-19 sebagai SARS
melibatkan 76 pasien dengan gambaran gagal
CoV-2. Coronavirus dapat menyebar dari
nafas akut dan terkonfirmasi positif Covid-
orang yang terinfeksi ke orang yang tidak
19. 50 pasien diberikan kalsifediol
terinfeksi melalui kontak langsung atau tidak
sedangkan 26 pasien tidak diberikan
langsung. Gambaran klinis umum pneumonia
kalsifediol. Dari jumlah 50 pasien yang
COVID-19 pada orang dewasa meliputi
diberikan kalsifediol hanya terdapat 1 orang
demam, batuk kering, sakit tenggorokan,
pasien yang dirawat di ruang ICU (2%)
sakit kepala, kelelahan, mialgia dan sesak
sedangkan dari 26 pasien yang tidak
napas. Gejala lain yang terjadi dapat berupa
diberikan kalsifediol terdapat 13 yang
gangguan sistemik dan gangguan pernapasan.
dirawat di ICU (50%). Dari 50 pasien yang
Virus COVID 19 diketahui dapat
diberikan kalsifediol tidak ada yang
menyebabkan badai sitokin. Badai sitokin
meninggal dan semua dipulangkan. Pada 26
merupakan suatu keadaan dimana tubuh
pasien yang tidak diberi kalsifediol, 13
melepaskan sitokin proinflamasi secara
pasien yang tidak masuk ke ICU, semuanya
berlebihan yang mengakibatkan kerusakan
dapat dipulangkan sedangkan 13 pasien yang
berbagai organ tubuh.
dirawat ICU, dua orang meninggal dunia
Vitamin D diketahui dapat meregulasi
sedangkan sisanya dapat dipulangkan.
sistem imun tubuh. Vitamin D memiliki
Penelitian ini menyimpulkan pemberian
kemampuan untuk menekan kerja sitokin
terapi kalsifediol dosis tinggi dapat
proinflamasi yang berlebihan terhadap tubuh.
mengurangi secara signifikan kebutuhan
Kalsitriol akan berikatan dengan nuclear
reseptor of vitamin D (NRVD) pada sel 01814-1
limfosit B dan T, makrofag, keratinosit, 5. Bui L, Zhu Z, Hawkins S, Cortez-
monosit, neutrophil, dan sel dendritik. Resendiz A, Bellon A. Vitamin D
regulation of the immune system and
Pemberian vitamin D pada beberapa its implications for COVID-19: A mini
penelitian terbukti dapat menurunkan angka review. SAGE Open Med.
2021;9:205031212110140.
mortalitas dan angka kebutuhan rawatan
ICU. Sedangkan kekurangan vitamin D 6. Yelvi Levani, Aldo Dwi Prastya, Siska
Mawaddatunnadila. Coronavirus
berhubungan dengan keparahan dan keadaan Disease 2019 (COVID-19):
kritis pasien rawat inap. Patogenesis, Manifestasi Klinis dan
Pilihan Terapi. J Kedokt dan Kesehat
[Internet]. 2021;17(1):44–57.
DAFTAR PUSTAKA Available from:
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK
1. Adityo S. Coronavirus Disease 2019: /article/view/6340
Tinjauan Literatur Terkini. J Penyakit
Dalam Indones. 2020;7(2):97–110. 7. Atmojo JT, Akbar PS, Kuntari S,
Yulianti I, Darmayanti AT. Definisi
2. Li Y Der, Chi WY, Su JH, Ferrall L, dan Jalur Penularan Severe Acute
Hung CF, Wu TC. Coronavirus Respiratory Syndrome Coronavirus 2
vaccine development: from SARS and (SARS-CoV-2) atau COVID-19. J
MERS to COVID-19. J Biomed Sci. Pendidik Kesehat. 2020;9(1):57.
2020;27(1):1–23.
8. PDPI. DIAGNOSIS DAN
3. Erlina Burhan, Agus Dwi Susanto, TATALAKSANA PNEUMONIA
Sally A Nasution, Eka Ginanjar, Ceva COVID-19. 2020.
Wicaksono Pitoyo, Adityo Susilo,
Isman Firdaus, Anwar Santoso, 9. Rezaeetalab F, Mozdourian M, Amini
Dafsah Arifa Juzar, Syafri Kamsul M, Javidarabshahi Z. COVID-19 : A
Arif, Navy G.H Lolong Wulung, Triya New Virus as a Potential Rapidly
Damayanti, Wiwien Heru Wiyono, Spreading in the Worldwide. 2020;7–
Prasenohadi, Afiatin, TC-19 I. 8.
Protokol Tatalaksana Covid-19 Buku
Saku Edisi 2. Kemenkes RI. 10. Information N. Vitamin D : Nutrition
2021;2(Januari):1–53. Information Brief. 2021;3:2037–9.

4. Montazersaheb S, Hosseiniyan Khatibi 11. IDAI. Vitamin D. 1st ed. Jakarta:


SM, Hejazi MS, Tarhriz V, Farjami A, Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak
Ghasemian Sorbeni F, et al. COVID- Indonesia; 2018.
19 infection: an overview on cytokine
storm and related interventions. Virol 12. Hurst EA, Mellanby RJ, Handel I,
J [Internet]. 2022;19(1):1–15. Griffith DM, Dunning J, Rossi AG, et
Available from: al. Vitamin D insufficiency in
https://doi.org/10.1186/s12985-022- COVID- and influenza A , and critical
illness sectional study survivors : a
cross-sectional study. 2021;25:1–11.

13. Merzon E, Tworowski D, Gorohovski


A, Vinker S. Low plasma 25 ( OH )
vitamin D level is associated with
increased risk of COVID-19
infection : an Israeli population-based
study. 2020;25:3693–702.

14. Di GEC V, Quaranta LVN,


Buonamico AZE, Palumbo ECA.
Vitamin D deficiency as a predictor of
poor prognosis in patients with acute
respiratory failure due to COVID - 19.
J Endocrinol Invest [Internet].
2021;44(4):765–71. Available from:
https://doi.org/10.1007/s40618-020-
01370-x

15. Entrenas M, Manuel L, Costa E,


Barrios V, Bouillon R, Francisco J, et
al. Journal of Steroid Biochemistry
and Molecular Biology “ Effect of
calcifediol treatment and best
available therapy versus best available
therapy on intensive care unit
admission and mortality among
patients hospitalized for COVID-19 :
A pilot randomized clinical study .”
2021;203(July 2020).

Anda mungkin juga menyukai