Anda di halaman 1dari 2

PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA A.

Latar Belakang Perlunya P4 Ada dua hal utama yang melatar belakangi perlunya suatu pedoman untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan negara yaitu pengamalan serta tugas menyosong masa depan. 1. Liberalisme dan Totaliter Untuk pertama kali setelah merdeka diselenggarakan pemilihan umum pada tahun 1955 yang terjadi dalam suasana liberal. Proses pembahasan dasar negara dalam dewan konstituante yang terlarut-larut itu bisa terjadi karena anggota konstituante itu telah meninggalkan konsensus menerima Pancasila sebagai dasar negara, seperti terumus dalam pembukaan UUD. 2. Aktualisasi Pancasila Zaman Orde Baru Orde Baru lahir sebagai reaksi terhadap penyelewengan yang terjadi dalam pelaksanaan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Motivasi perjuangannya adalah melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen. Orde Baru meletakkan tata kehidupan bernegara dan bermasyarakat diatas azas konstitusional yang bersumber kepada Pancasila. Pengalaman sejarah belum sungguh-sungguh dihayati/diamalkan maka timbul penyelewengan. - Kurang diajarkan ajaran agama - Timbunya perbuatan kejam diatas perikemanusiaan - Terancamnya persatuan dan kesatuan bangsa - Terkoyak-koyak struktur 20 fungsi fual - Makin jauhnya rakyat Indonesia dari keadilan B. TAP MPR No. II/MPR/1978 Proses terjadinya TAP MPR No. II/MPR/1978 P4 a. Rintisan Sejarah - Anjuran Presiden Soekarno pada Ultah UGM ke-25 mengajak masyarakat Indonesia memikirkan rumusan Pancasila. - Pada Dies Natalis ke XXX juga memikirkan rumusan Pancasila - Tidak ada produk resmi pemerintah yang menunjuk Bung Hatta untuk membentuk rumusan Pancasila

- Panitia 5 dengan hak ciptanya telah menerbitkan hasil karyanya tentang uraian pancasila. - Dewan pertahanan keamanan nasional menyusun tim II Kepres No. 11/1997 b. Alasan pentingnya pertimbangan rumusan P4 yaitu - Presiden ingin membantu MPR untuk mensukseskan GBHN - Presiden sebagai mandataris MPR akan melaksanakan GBHN merasa terpanggil wajib dan tanggung jawab bahan pertimbangan pemerintah - Merintis terbentuknya praktek penyelenggaraan ketaatan negara yang terbentuk / tertulis. Lebih dari Tiga Dasa Warsa setelah pancasila ditetapkan sebagai dasar negara dalam UUD 1945 MPR berhasil mencapai kesepakatan nasional tentang wujud penghayatan dan pengamalan Pancasila yaitu Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila ata Eka Prasetya Pancakarsa. Dari pengamalan berideologi itu kemungkinan timbul kesadaran bahwa pembangunan nasional tidak lain adalah wujud pengalaman Pancasila. Dalam perjalanan hidup kebangsaan pada tahun 80an, kita tegaskan bahwa Pancasila merupakan satu-satunya azas bagi organisasi politik kemasyarakatan. Lahirnya TAP MPR No. I/MPR/1978, merupakan tonggak penting upaya bangsa kita untuk membangun bangsa berdasarkan pandangan hidup Pancasila dan P4 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang telah disepakati secara nasional. P4 sebagai wujud kesepakatan nasional untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila itu, memerlukan cara pemahaman yang benar dan tepat. Tujuan P4 - Membangkitkan kesadaran selutuh lapisan masyarakat Indonesia - Pancasila dan UUD 1945 adalah nilai-nilai yang dimurnikan - GBHN merupakan penghayatan oleh rakyat R.I. Ada 3 alasan pentingnya pertimbangan rumusan P4 yaitu : - Presiden ingin membantu MPR untuk mensukseskan GBHN - Presiden sebagai mandataris MPR akan melaksanakan GBHN merasa terpanggil wajib dan tanggung jawab bahan pertimbangan pemerintah - Merintis terbentuknya praktek penyelenggaraan ketaatan negara yang terbentuk /

Anda mungkin juga menyukai