Nim : 2016050081
Kelas : Persya C
Semester/SKS : VI/ 2
Soal:
Jawab:
1. Secara istilah kaidah Fiqih terdiri dari dua suku kata, yaitu kata kaidah (qawaid) dan kata
fiqih (fiqhiyah). Kata kaidah (qawaid) secara bahasa / etimologi berarti asal (al-asl) atau
asas (al-asas), yang berarti berarti asas, landasan, dasar, basis atau pondasi. Sedangkan fiqih
adalah ilmu yang mempelajari tentang syariat-syariat islam. Dengan demikian Kaidah Fiqih
berarti asas, landasan, dasar, basis atau pondasi ilmu yang mempelajari tentang syariat-
syariat islam. Kaidah Fiqih berisi kaidah-kaidah universal yang cabang-cabangnya
mencerminkan sebagai ketentuan bagi masalah-masalah fiqih yang berbeda.
2. Tujuan mempelajari qawaid fiqhiyyah itu adalah agar dapat mengetahui prinsip-prinsip umum
fiqh dan akan mengetahui pokok masalah yang mewarnai fiqh dan kemudian menjadi titik
temu dari masalah-masalah fiqh. Dan dari tujuan mempelajari qawaid fiqhiyyah tersebut,
maka manfaat yang diperoleh adalah; akan lebih mudah menetapkan hukum bagi masalah-
masalah yang dihadapi; akan lebih arif dalam menerapkan materi-materi hukum dalam waktu
dan tempat yang berbeda, untuk keadaan dan adat yang berbeda; Mempermudah dalam
menguasai materi hukum; Mendidik orang yang berbakat fiqh dalam melakukan analogi
(ilhaq) dan takhrij untuk memahami permasalahan-permasalahan baru; Mempermudah orang
yang berbakat fiqh dalam mengikuti (memahami) bagian-bagian hukum dengan
mengeluarkannya dari tempatnya. Adapun kepentingan Qaidah fiqh dapat dilihat dari dua
sudut : Pertama, dari sudut sumber, qaidah merupakan media bagi peminat fiqh untuk
memahami dan menguasai maqashid al-Syari’ah, karena dengan mendalami beberapa nash-
nash, ulama dapat menemukan persoalan esensial dalam satu persoalan. Kedua, dari segi
istinbath al-ahkam, qaidah fiqh mencakup beberapa persoalan yang sudah dan belum terjadi.
Oleh karena itu, qawaid fiqhiyyah dapat dijadikan sebagai salah satu alat dalam
menyelesaikan persoalan yang terjadi yang belum ada ketentuan atau kepastian hukumnya.
b. Kaidah Sugra
c. Kaidah Khassah
Dari aspek sumbernya:
a. Dari nash syar’i (al-qur’an dan sunnah).
b. Dari ijtihad.
Dari aspek kemandirian:
a. Mandiri, seperti 5 kaidah kubra
b. Cabang
Dari aspek penilaian ulama:
a. Semua ulama sepakat.
b. Berbeda pendapat (lintas mazhab).
c. Satu mazhab beda pendapat.
4. Pada dasarnya qawaid fiqhiyyah yang dibuat para ulama berpangkal dan menginduk kepada
lima qaidah asasiyyah (qawaid asasiyyah alkhamsah). Kelima qaidah pokok ini melahirkan
bermacam-macam qaidah yang bersifat cabang. Sebagian ulama menyebut kelima qaidah
asasiyyah ini dengan qawaid al-kubra. Adapun qawaid asasiyyah tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Qaidah pertama:
األ
Segala perkara tergantung kepada tujuannya.
b. Qaidah kedua:
ل شك ي زال ال ال ي ين
Keyakinan tidak dapat dihapuskan dengan keraguan.
c. Qaidah ketiga:
ال ش ال ي ي
Kesulitan itu menimbulkan adanya kemudahan.
d. Qaidah keempat:
UJIAN TENGAH SEMESTER
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
Tahun Akademik: 2022-2023
5. Kemungkinan pertama, perkataan tersebut dapat diartikan sebagai talak. Kemungkinan kedua,
suami hanya menyuruh istrinya untuk menenangkan diri di rumah orang tuanya. Ini
berhungan dengan kaidah Al-umuru Bi Maqa Sidiha.
6. Kaidah fiqih yang berbunyi “kesulitan menghindari sesuatu”, karena jika kita berada di WC
terlalu banyak najis dan sulit untuk dihindari.
7. Ini merupakan salah satu contoh dari keyakinan tidak bisa diubah oleh keraguan karena, pada
dasarnya hukum dari masalah baru yang belum jelas.
8. Saya memilih kaidah yang ketiga yaitu mengenai "Al-Masyaqatu talibu taysir"
ال ش ال ي ي
Kesulitan itu menimbulkan adanya kemudahan.
Contoh kasus terkait muamalah atau ekonomi syariah, menurut saya adalah. Didalam
berdagang jual beli tentu adanya untung rugi, dan transaksi yang lancar. Dan tidak semua
pedagang mempunyai rejeki yang sama, adakalanya seorang pedagang yang sudah lanjut usia
masih memaksakan diri untuk melakukan jual beli, namun rejeki tidak berpihak kepadanya,
tapi percayalah di samping dagangan yang tidak laku pasti ada hikmah yang akan didapatkan,
baik itu sore hari jual beli, maupun di akhir jual beli.
Atau contoh yang sederhananya seperti ini: Jika kita sakit, memang tidak bisa melaksanakan
sholat untuk berdiri, maka di beri keringanan untuk sholat dengan cara duduk, dan berbaring.
UJIAN TENGAH SEMESTER
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
Tahun Akademik: 2022-2023
Percayalah, di setiap kesulitan yang kita alami akan ada keringanan atau cara lain untuk kita
tetap melaksanakannya.