Anda di halaman 1dari 13

PENDIDIKAN NILAI

“INTEGRASI PENDIDIKAN NILAI


DALAM PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”
KELOMPOK 11

Agus Irfan Rahmadi (1911010006)

Siti Nurlutfiana (1911010198)

Kelas : B Semester V

Dosen Pengampu : Agus Faisal Asha, M.Pd.I


A. Konsep Integrasi Pendidikan Nilai dalam Pembelajaran
a. Makna Pendidikan Nilai
Pendidikan nilai merupakan proses bimbingan melalui suri teladan pendidikan
yang berorientasi pada penanaman nilai-nilai kehidupan yang di dalamnya
mencakup nilai-nilai agama, budaya, etika, dan estetika menuju pembentukan
peserta didik yang memiliki kecerdasan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian yang utuh, berakhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, dan negara (Sumantri, 2007: 134).

b. Integrasi
Menurut Sanusi (1987: 11), integrasi adalah suatu kesatuan yang utuh, tidak
terpecah belah dan bercerai beraiIntegrasi.

c. Integrasi penddikan nilai


Proses memadukan nilai nilai tertentu terhadap konsep lain sehingga menjadi
suatu kesatuan yang kohheren dan tidak bisa dipisahkan atau prosees pembaruan
hingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan bulat (sauri, t.t:3).
1. Sejarah Pendidikan Agama Islam (PAI)
Pendidikan agama Islam di sekolah merupakan bentuk pengintegrasian pendidikan Islam ke dalam sekolah yang
kurikulumnya berorientasi pada pengetahuan umum. Pengintegrasian seperti ini telah berlaku dalam sistem
pendidikan di Barat dan telah diterapkan di Indonesia sejak masa kolonial Belanda Pengintegrasian pendidikan
Islam ke dalam sistem sekolah umum mulai dirintis sejak awal abad ke-20 Menurut Deliar Noer (1980: 142),
pengintegrasian pendidikan semacam ini pada tahun 1908 dirintis oleh Madrasah Manbaul Ulum di Surakarta
yang menerapkan kurikulum pendidikan agama dan memasukkan mata pelajaran umum ke dalam kurikulumnya.
Setelah Indonesia merdeka, Ki Hajar Dewantara sebagai Menteri Pendidikan dan Pengajaran menyampaikan
gagasan bahwa pendidikan agama dan budi pekerti perlu diberikan di sekolah-sekolah negeri. Badan Pekerja
Komite Nasional Indonesia Pusat (BP KN IP) pada rapat tanggal 27 Desember 1945 menyarankan pada
pemerintah agar pengajaran agama mendapatkan tempat yang teratur dan saksama hingga cukup mendapatkan
perhatian yang semestinya dengan tidak mengurangi kemerdekaan golongan-golongan berkehendak untuk
mengikuti
kepercayaan yang diperlukanPada
2. Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI)

c. Pengembangan Kurikulum
PAI
b. Dasar dan tujuan PAI Dalam Kurikulum Berbasis
a.Pengertian PAI Dasar penyelenggarakan Kompetensi (KBK), salah satu
Pendidikan agama merupakan pendidikan agama disekolah saat inovasi dalam pengembangan
bagian dari kurikulum wajib yang ini yaitu UU Sisdiknas 1989. kurikulum adalah adanya
diselenggarakan di sekolah umum tujusnnya yaitu untuk peluang bagi daerah dan
pada semua jenjang dan jenis meningkatkan keimanan, sekolah untuk
pendidikan. Pendidikan agama pemahaman, penghayatan mengembangkan silabus
diarahkan pada ranah kognitif, dan pengamalan peserta didik sesuai dengan kondisi dan
afektif, dan psikomotorMuatan tentang agama Islam sehingga kebutuhannya setelah
proses pendidikan agama adalah menjadi mendapatkan persetujuan
terbentuknya penghayatan, sikap, manusia Muslim yang beriman dari Dinas Pendidikan
dan perilaku sebagai seorang dan bertakwa pada Allah setempat
Muslim yang beriman dan SWTserta (provinsi,kabupaten/kota)Pen
mengamalkan ajaran agamanya berakhlak mulia dalam kehidupan yusunan silabus dapat
dalam kehidupan sehari-hari pribadi, bermasyarakat, dilakukan dengan melibatkan
(Djamas, 2009: 119-120). berbangsa, dan para ahli atau instansi yang
bernegara relevan di daerah setempat,
-
3. Pembelajaran PAI
a. Pengertian Pembelajaran
Istilah pembelajaran sama dengan intruction atau “pengajaran” Pengajaran berarti cara mengajar
atau mengajarkan (Purwadinata, 1967:22) Dengan demikian, pengajaran diartikan sama dengan
perbuatan belajar (oleh siswa) dan mengajar (oleh guru).

b.Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


Menurut Darsono dalam Handayani (2007: 23), tujuan pembelajaran secara umum adalah
membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman tingkah laku meliputi pengetahuan,
keterampilan dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa.

c. Proses Pembelajaran PAI


- Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang
diharapkan dapat menunjang kegiatan dan upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan
efektif dalam mencapai tujuan. Fungsi perencanaan secara umum meliputi kegiatan menetapkan
tujuan yang ingin dicapai, cara mencapainya, waktu yang akan dibutuhkan, jumlah orang yang
diperlukan, dan jumlah biayanya.
- Pemilihan Bahan Ajar
Beberapa prinsip dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran, yaitu sebagai berikut
1) Relevansi, artinya keterkaitan.
2) Konsistensi.
3) Kecukupan, artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai .
C. IMPLEMENTASI KONSEP INTEGRASI PENDIDIKAN NILAI
DALAM PEMBELAJARAN DISEKOLAH
1. Tataran konseptual
Dalam tataran konseptual, integrasi pendidikan nilai dapat diwujudkan melalui perumusan visi, misi, tujuan, dan
program sekolah
(rencana strategis sekolah).

2. Institusional
Secara institusional, integrasi dapat diwujudkan melalui pembentukan institution culture yang mencerminkan paduan
antara nilai dan pembelajaran.
3. Operasional
Dalam tataran operasional, rancangan kurikulum dan ekstrakurikuler (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan/KTSP) harus diramu sedemikian
rupa sehingga nilai-nilai fundamental agama dan ilmu terpadu secara koheren.

4. Arsitektural
Secara arsitektural, integrasi dapat diwujudkan melalui pembentukan lingkungan fisik yang berbasis iptek dan
imtak, seperti sarana ibadah yang lengkap, sarana laboratorium yang memadai,
D. Model Integrasi Pendidikan Islami: Nilai-nilai Islami dalam
Pembelajaran
1. Permasalahan
Dalam lingkup yang lebih spesifik permasalahan aktual pendidikan agama disekolah umum
adalah ketidaksesuaian hasil pendidikan agama yang diajarkan di sekolah dengan tuntutan
orangtua dan masyarakat pada umumnya. Imran Siregar mengemukakan bahwa ada
beberapa faktor penyebab permasalahan tersebut, yaitu sebagai berikut:
a. Proses
belajar mengajar mata pelajaran pendidikan agama di sekolah diperlakukan sama dengan
pelajaran umum.
b. Karakteristik
mata pelajaran agama adalah menanamkan nilai-nilai, sikap, dan perilaku siswa Kurikulum
yang dibutuhkan adalah memuat materi tentang materi esensial yang berorientasi pada process
base, bukan pada content base
c. Belum terselenggaranya secara optimal koordinasi, komunikasi, dan sinkronisasi antara
keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagai tiga unsur yang berkaitan langsung dengan
penyelenggaraan pendidikan agama di sekolah.
2. Pendidikan Nilai Islami
a. Pengertian nilai
Menurut Lorens Bagus (1996: 713), nilai adalah:
a. kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, atau dapat menjadi objek
kepentingan;
b. apa yang dihargai, dinilai tinggi, atau dihargai sebagai suatu kebaikan.

b. Pendidikan Nilai
Menurut Rohmat Mulyana (2004: 119), pendidikan nilai mencakup seluruh aspek sebagai pengajaran atau
bimbingan kepada peserta didik
agar menyadari nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan, melalui proses pertimbangan nilai yang tepat dan
pembiasaan bertindak yang konsisten. Tujuan pendidikan di sekolah ditentukan oleh kurikulum sekolah
Menurut Wahjudin (1996: 24), kurikulum pendidikan nilai di sekolah harus terdiri atas nilai-nilai, norma-
norma, kebudayaan, dan kegiatan-kegiatan yang mampu membentuk anak didik menjadi manusia
berkemampuan tinggi sehingga dapat mencapai ilmu pengetahuan dan teknologi canggih, mampu mandiri
dan berkepribadian.

c. Pendidikan Islam
1) Hakikat pendikan Islam meliputi lima prinsip pokok, yaitu sebagai berikut;
- Proses transformasi dan internalisasi,
- Ilmu pengetahuan dan nilai-nilai,
- Pada diri anak didik,
2). tugas pendidikan
tugas pendidikan islam dapat ditinjau dari beberapa pendekatan, yaitu;
a) pendidikan sebagai pengembangan potensi
b) pewarisan budaya
c) interaksi antara potensi dan budaya

3) Kurikulum Pendidikan
Landasan pokok penyusunan kurikulum islami harus memuat prinsip:
a) mengandung nilai kesatuan dasar bagi persamaan nilai Islam pada setiap waktu dan tempat;
b) mengandung nilai kesatuan kepentingan dalam mengembangkan misi ajaran Islam;
c) mengandung materi yang bermuatan pengembangan spiritual, intelektual, dan jasmaniah.

3. Integrasi Nilai-nilai Pendidikan Islami pada Pembelajaran


a). Pentingnya Integrasi Nilai-nilai Islami pada Proses Belajar Mengajar
b). Model, Metode, dan Pendekatan Pembelajaran yang Terintegrasi
dengan Nilai-nilai Islami
1). Model-model Pembelajaran Terpadu
Achmad (2002: 14) sebagaimana pendapat yang dikutipnya dari Fogarty (1991) mengungkapkan
bahwa terdapat sepuluh model pembelajaran terpadu yang dikelompokkan menjadi tiga tipe model
- Tipe pertama, yaitu model pembelajaran terpadu dalam satu bidang studi (model Fragmented,
Connected, dan Nested)
- Tipe kedua, yaitu model pembelajaran terpadu antarbidang studi (model Sequened, Shared,
Webbed, Threaded, dan Integrated)
- Tipe ketiga, yaitu model pembelajaran terpadu dalam faktor diri siswa (model Immersed dan
Networked)
b). Metode dan Pendekatan Terpadu
1. Metode adalah Strategi pembelajaran menunjuk pada cara guru mengatur keseluruhan belajar mengajar,
meliputi: mengatur waktu, pemenggalan penyajian, pemilihan metode, dan pemilihan pendekatan.
Achmadi (2001:82) mengungkapkan bahwa metode yang ditempuh untuk mencapai tujuan pendidikan
nilai, antara lain sebagai berikut
2. Metode menasihati (moralizing), yaitu metode pendidikan nilai dimana seorang pendidik secara langsung
mengajarkan sejumlah nilai yang harus menjadi pegangan hidup peserta didik.
3. Metode serba-membiarkan (a laissezfaire attitude), yaitu metode pendidikan nilai yang seorang pendidik
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk menentukan pilihan terhadap nilai-
nilai yang ditawarkan oleh pendidik.
4. Metode model (modelling), yaitu metode pendidikan nilai yang seorang pendidik mencoba meyakinkan
peserta didik bahwa nilai tertentu itu memang baik dengan cara memberikan contoh dirinya atau seseorang
sebagai model penghayat nilai tertentu.

c). Penerapan integrasi nilai nilai islami pada pembelajaran


Kurikulum penidikan islam sampai saat ini masih dihadapkan dengan kesulitan untuk mengintegrasi dua
kutub paradigma keilmuan dualistik. Pada satu sisi harus berhadapan dengan ‘subjek sebjek sukuler’ dan
pada sisi lain dengan ‘subjek subjek keagamaan’. Secara umum kurikulum pembelajaran yang terintegrasi
dengan nilai nilai islami pun disusun mencangkup seluruh wawasan keilmuan sehingga akan membawa
konsekuensi konsekuensi tertentu terhadap struktur, tujuan, materi, dan institunsi pendidikan yang
disiapkan.
d. Paradigma holistik-integralistik
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, upaya terintegrasinya pendidikan umum dengan nilai-nilai
islami tidak terlepas dari universalitas keilmuan yang harus diterapkan dalam proses pembelajaran tanpa
mengedepankan independensi (mencari-cari perbedaan) keilmuan Integrasi pendidikan islami tersebut
antara lain sebagai berikut;
1) Keutuhan kerangka nilai Islami pada setiap kelompok mata pelajaran terintegrasi secara menyeluruh
(integral-holistik).
2) Keragaman model, metode, dan pendekatan integrated (terpadu) dengan nilai-nilai islami sebagai kerangka
normatif dapat dijadikan perspektif baru bagi para pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran.
3) Keterpaduan penyelenggaraan pendidikan mengharuskan nilai-nilai pendidikan Islami pada pembelajaran
di sekolah teraplikasikan secara integrated dengan kebutuhan masyarakat dan keluarga.
TERIMA KASIH........

Anda mungkin juga menyukai