Anda di halaman 1dari 7

Nama : Bintan Chamila

NIM : 1701425
Prodi : Pend. Kimia 2017 A
PENDIDIKAN AGAMA DI SEKOLAHDAN PERGURUAN TINGGI
A. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran yang dilakukan oleh
seseorang atau instansi pendidikan yang memberikan materi mengenai agama islam kepada
orang yang ingin mengetahui lebih dalam tentang agama Islam baik dari segi materi
akademis maupun dari segi praktik yang dapat dilakukan sehari hari. Setiap orang di dunia ini
pastilah memiliki kepercayaan untuk menyembah Tuhan, akan tetapi ada sebagian orang
yang memilih untuk tidak menganut agama apapun yang ada di dunia ini, seperti Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan lain sebagainya. Untuk agama Islam sendiri di Indonesia
merupakan agama yang dianut oleh mayoritas penduduknya, untuk itu pastilah di instansi
pendidikan manapun pasti memberikan pelajaran agama Islam di dalamnya (Ibrahim, A.
2015).
Menurut Peraturan Pemerintah dalam No. 55 Tahun 2007 Bab I pasal 2 menyebutkan
Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan, membentuk sikap,
kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang
dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan (Abid, M. N. 2017).
Pendidikan agama menyangkut manusia seutuhnya atau bersifat komprehensif, tidak
hanya membekali anak dengan pengertian agama atau mengembangkan intelek anak saja,
tetapi menyangkut keseluruhan pribadi anak, mulai dari latihan amalan sehari-hari yang
sesuai dengan ajaran agama, baik yang menyangkut hubungan manusia dengan tuhan,
manusia dengan manusia lain, manusia dengan alam, maupun manusia dengan dirinya
sendiri. Jadi pendidikan agama Islam tidak hanya mengajarkan tentang hal-hal yang berkaitan
dengan kehidupan di dunia ini saja tetapi juga mengajarkan bagaimana mempersiapkan
kehidupan di akhirat nanti(Abid, M. N. 2017).
Definisi PAI di sekolah adalah suatu mata pelajaran/mata kuliah, bertujuan untuk
menghasilkan para siswa dan mahasiswa yang memiliki jiwa agama dan taat mwnjalankan
perintah agamanya, bukan menghasilkan siswa dan mahasiswa yang berpengetahuan agama
secara mendalam. Jadi titik tekannya disini adalah mengerahkan siswa dan mahasiswa agar
menjadi orang-orang yang beriman dan melaksanakan amal shaleh sesuai dengan
kemampuannya masing-masing (Syahidin, dkk. 2009).
B. Problematika Pelaksanaan Pendidikan Agama di Sekolah
1. Sebagaimana tertuang dalam kurikulumnya, agaknya masih terpilah-pilah menjadi
beberapa aspek, yaitu : aspek Al-Qur’an/Hadits, aqidah akhlak, fiqih dan tarikh Islam.
Sehingga pembelajaran yang dilaksanakan terpisah tersebut hanya terfokus pada sub
mata pelajaran PAI saja.
2. Pemahaman aspek-aspek PAI maupun proses pelaksanaannya yang terpilah- pilah
tersebut pada kenyataannya problem-problem yang muncul dilapangan, antara lain :
a. Orientasi mempelajari al-Qur’an masih cenderung pada kemampuan membaca teks,
belum mengarah pada pemahaman arti dan penggalian makna secara tekstual dan
kontekstual.
b. Aspek aqidah akhlak, ibadah dan syari’ah yang diajarkan hanya sebagai tata aturan
keagamaan dan kurang ditekankan sebagai proses pembentukan kepribadian sebagai
konsekwensi dari pengajaran agama islam tersebut.
c. Kurang terciptanya suasana religious di sekolah, yang seharusnya tercipta sebagai
manifestasi dari potret lingkup terkecil dari efek pembelajaran pendidikan agama
Islam di SMP.
d. Tidak dimasukkannya mata pelajaran PAI dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN)
(Widdah, E.M. 2013).
Problematika-problematika Pendidikan Agama Islam di sekolah beserta solusi yang
ditawarkan, dilihat dari berbagai sisi (Sopian, 2017) :
1. Manajemen sekolah (peranan kepala sekolah dan guru selain guru agama)
Permasalahan dalam hal manajemen: Kurang aktifnya kepala sekolah dan guru
selain guru agama dalam memberikan pelayanan pendidikan agama Islam yang
memadai untuk peserta didik.
Solusi yang ditawarkan adalah:
a. Menyadarkan pihak manajemen tentang pentingnya memberikan pelayanan pendidikan
agama Islam yang memadai untuk peserta didik.
b. Menyadarkan pihak manajemen tentang kewajiban memberikan pelayanan pendidikan
agama Islam yang memadai untuk peserta didik.
2. Kompetensi Tenaga pendidik
3. Permasalahan dalam hal tenaga pendidik:
a. Kurangnya keteladanan
b. Kurangnya kemampuan menguasai materi
c. Kurangnya kemampuan dalam mengelola kelas
d. Kurangnya rasa tanggung jawab
e. Evaluasi hanya berorientasi terhadap penilaian kognitif
Solusi yang ditawarkan adalah:
a. Menggalakkan program-program peningkatan kemampuan guru seperti pemberian
beasiswa untuk melanjutkan studi, melaksanakan diklat-diklat dan lain-lain.
b. Evaluasi mencakup penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik.
4. Peserta didik
Permasalahan yang ada pada peserta didik:
a. Kurangnya minat belajar agama
b. Adanya perbedaan tingkat pemahaman, pengamalan serta penghayatan nilai agama di
antara peserta didik.
Solusi yang ditawarkan adalah :
a. Semua pihak (stakeholder) berusaha menyadarkan peserta didik akan pentingnya
belajar agama Islam.
b. Pemisahan peserta didik dan mengelompokkan mereka berdasarkan tingkat
kemampuan yang sama.
5. Dukungan orang tua
Permasalahan yang berkaitan dengan orang tua diantaranya adalah kurangnya
rasa tanggungjawab dan kepedulian terhadap pendidikan agama anaknya. Adapun
solusi yang ditawarkan adalah pihak sekolah sering mengajak POM (persatuan
orangtua murid) dalam membahas problematika pendidikan agama di sekolah.
6. Sarana dan prasarana
Diantara permasalahan dalam bidang sarana dan prasarana adalah:
a. Kurang lengkapnya sarana dan prasarana.
b. Kurangnya rasa tanggungjawab dan loyalitas civitas akademik dalam merawat dan
menjaga asset dan sarpras sekolah.
Diantara solusi yang ditawarkan adalah:
a. Pemberdayaan semua pihak terkait (stakeholder) untuk ikut menanggulangi
kekurangan sarana dan prasarana di sekolah.
b. Pemberian arahan yang berkesinambungan kepada seluruh civitas akademik dalam
hal perawatan asset.
c. Adanya aturan pengelolaan asset yang lengkap dan terlaksana dengan baik.
7. Kurikulum
Problematika yang muncul tidak hanya pada sisi pembelajaran di dalam ataupun
luar kelas. Namun juga berkenaan dengan kebijakan sekolah, maupun pemerintah
daerah yang kadangkala dinilai kurang mendukung kesuksesan Pendidikan Agama
Islam di sekolah. Demikian pula keadaan guru Pendidikan Agama Islam di daerah
yang masih banyak belum menguasai teknologi, sehingga pembelajaran cenderung
bersifat tradisional. Hal tersebut juga akan mempengaruhi perhatian siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
C. Kiat dan metode alternatif
1. Pendekatan Parsial
Untuk mengefektifkan pendidikan agama Islam di sekolah maka semua guru
selain guru agama diharapkan dapat memasukkan nilai-nilai agama ke dalam mata
pelajarannya.Sehingga perlu merevisi kurikulum yang ada dan menyiapkan tenaga
pendidik yang siap untuk itu.
2. Upaya Peranan Ranah Afektif
Untuk mengatasi problem kurang maksimalnya hasil pendidikan agama di
sekolah adalah maka perlu dilakukan upaya-upaya yang dapat menumbuhkan
kesadaran beragama pada diri peserta didik melalui sentuhan-sentuhan emosi. Di
antara metode pendidikan yang banyak kaitannya dengan sentuhan emosi adalah:
a. Bimbingan kehidupan beragama 
Dapat dilakukan melalui bimbingan konseling atau halaqah-halaqah.
b. Uswatun hasanah dari seluruh pendidik dan tenaga kependidikan.
c. Malam ibadah
Dapat diisi dengan dengan menampilkan acara-acara yang merangsang untuk
semakin tebalnya emosi beragama, seperti doa, membaca Al-Qur’an, zikir, istighfar
dan lain-lain.
d. Pesantren kilat.
3. Iklim Religius
Untuk mengoptimalkan pendidikan agama Islam di sekolah maka perlu
menciptakan suasana religius yang kental di lingkungan pendidikan, meliputi tata
pergaulan, pakaian, lingkungan sekolah, praktik ibadah dan lain-lain (Sopian, 2017).
D. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan Pendidikan Agama itu menjadi dua bagian dengan uraian sebagai berikut (Aziz,
2011) :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum Pendidikan Agama Islam adalah untuk mencapai kwalitas yang
disebutkan oleh al-Qur'an dan hadits sedangkan fungsi pendidikan nasional adalah
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban
fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang
tercantum dalam Undang-Undang dasar No. 20 Tahun 2003
Dari tujuan umum pendidikan di atas berarti Pendidikan Agama bertugas untuk
membimbing dan mengarahkan anak didik supaya menjadi muslim yang beriman teguh
sebagai refleksi dari keimanan yang telah dibina oleh penanaman pengetahuan agama
yang harus dicerminkan dengan akhlak yang mulia sebagai sasaran akhir dari Pendidikan
Agama itu.
Menurut Abdul Fattah Jalal (dalam Aziz, 2011) tujuan umum pendidikan  Islam
adalah terwujudnya manusia sebagai hambah Allah, ia mengatakan bahwa tujuan ini akan
mewujudkan tujuan-tujuan khusus. Dengan mengutip surat at-Takwir ayat 27. Jalal
menyatakan bahwa tujuan itu adalah untuk semua manusia. Jadi menurut Islam,
pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia menjadi manusia yang menghambakan
diri kepada Allah atau dengan kata lain beribadah kepada Allah.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan
hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup manusia itu
menurut Allah adalah beribadah kepada Allah, ini diketahui dari surat al-Dzariyat ayat 56
yang berbunyi :
Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka
beribadah kepada-Ku” (Q.S al-Dzariyat, 56)
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus Pendidikan Agama adalah tujuan yang disesuaikan dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan jenjang pendidikan yang dilaluinya,
sehingga setiap tujuan Pendidikan Agama pada setiap jenjang sekolah mempunyai tujuan
yang berbeda-beda, seperti tujuan Pendidikan Agama di sekolah dasar berbeda dengan
tujuan Pendidikan Agama di SMP, SMA dan berbeda pula dengan tujuan Pendidikan
Agama di perguruan tinggi.
Tujuan khusus pendidikan seperti di SLTP adalah untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut serta meningkatkan tata cara membaca al-Qur’an dan tajwid
sampai kepada tata cara menerapkan hukum bacaan mad dan wakaf. Membiasakan
perilaku terpuji seperti qanaah dan tasawuh dan menjawukan diri dari perilaku tercela
seperti ananiah, hasad, ghadab dan namimah serta memahami dan meneladani tata cara
mandi wajib dan shalat-shalat wajib maupun shalat sunat (Riyanto dalam Aziz, 2011)
Sedangkan tujuan lain untuk menjadikan anak didik agar menjadi pemeluk agama
yang aktif dan menjadi masyarakat atau warga negara yang baik dimana keduanya itu
terpadu untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan merupakan suatu hakekat, sehingga
setiap pemeluk agama yang aktif secara otomatis akan menjadi warga negara yang baik,
terciptalah warga negara yang pancasilis dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa (Aziz,
2011).
E. Sumber

Abid, M.N. (2017). Pengertian pendidikan agama islam (pai). [Online]. Diakses:
https://dosenmuslim.com/pendidikan/pengertian-pendidikan-agama-islam-3/. Tanggal
21 Februari 2018

Aziz. (2011). Pendidikan agama islam. Pengertian, tujuan, ruang lingkup. [Online]. Diakses :
http://www.sarjanaku.com/2011/09/pendidikan-agama-islam-pengertian.html.
Tanggal 21 Februari 2018

Ibrahim, A. (2015). Pengertian pendidikan agama islam. [Online]. Diakses :


https://pengertiandefinisi.com/pengertian-pendidikan-agama-islam/. Tanggal 21
Februari 2018

Sopian. (2017). Problematika pendidikan agama islam di sekolah dan solusinya. [Online].
Diakses : http://www.ustadzsopian.com/2017/11/problematika-pendidikan-agama-
islam-di-sekolah-dan-solusinya.html. Tanggal 21 Februari 2018

Syahidin, dkk. (2009). Moral dan kognisi islam. Bandung : ALFABETA

Widdah, E.M. (2013). “Problematika proses pembelajaran pendidikan agama islam di


sekolah”. Jurnal : AT-Ta’lim, vol 4, hlm 85-86. Dalam https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwj3v8-
ovLrZAhWKHJQKHUutBGQQFgg-MAI&url=http%3A%2F
%2Fdownload.portalgaruda.org%2Farticle.php%3Farticle%3D252641%26val
%3D6809%26title%3DProblematika%2520Proses%2520Pembelajaran
%2520Pendidikan%2520Agama%2520Islam%2520di%2520Sekolah
%2520Menengah%2520Pertama
%2520(SMP)&usg=AOvVaw1KFNnPLn8V5QozCWgA177v, diunduh pada 21
Februari 2018

Anda mungkin juga menyukai