Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses aktif yang dilakukan secara sengaja untuk
membimbing siswa menuju pencapaian tujuan tertentu. Asal-usul kata
"pendidikan" berasal dari bahasa Yunani, "paedagogie," yang terdiri dari "pais"
yang berarti anak dan "agein" yang berarti membimbing. Dari sini, dapat
dipahami bahwa pendidikan merupakan upaya bimbingan yang diselenggarakan
oleh orang dewasa kepada anak secara sengaja agar anak dapat berkembang
menjadi dewasa. Pendidikan dalam lembaga pendidikan sangat erat kaitannya
dengan kewajiban untuk menuntut ilmu (Husn, 2016) . Dalam Islam, menuntut
ilmu dianggap sebagai kewajiban yang wajib dilaksanakan. Pelaksanaannya akan
mendapatkan pahala, sementara mengabaikannya dapat dianggap sebagai dosa.

Pendidikan selalu bertujuan untuk secara sadar mempersiapkan peserta


didik agar memiliki peningkatan kehidupan yang mandiri, harmonis, dan
berbudaya. Ini mencakup pengembangan moral dan akhlak yang baik, penguasaan
profesi yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki
kreativitas yang positif yang menginspirasi dan membawa kedamaian yang
bernilai ibadah, sehingga menghasilkan kehidupan yang lebih baik bagi mereka
. Pendidikan memegang peranan krusial dalam membentuk
individu menjadi manusia yang beriman dan memiliki akhlak mulia. Pendidikan
merupakan rangkaian upaya yang dilakukan oleh pendidik terhadap anak didik
untuk mencapai perkembangan positif yang optimal.

Tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai bagian dari tujuan


Pendidikan Nasional adalah untuk meningkatkan keimanan, pemahaman,
penghayatan, dan pengamalan siswa terhadap ajaran agama Islam, sehingga
mereka mampu mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-
hari dan berkontribusi positif dalam membangun masyarakat yang berlandaskan
pada nilai-nilai keagamaan (Husn, 2016).
Pendidikan Agama Islam adalah upaya yang disengaja dan terencana untuk
mempersiapkan siswa agar memiliki keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan
praktik ajaran Islam melalui berbagai kegiatan pembimbingan, pengajaran, dan
latihan. Seiring dengan perkembangannya, Pendidikan Agama Islam juga
dimaksudkan sebagai salah satu cabang mata pelajaran yang diajarkan di sekolah
dan perguruan tingg (Daradjat, 1992)i. Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan
aspek krusial dalam kurikulum pendidikan di banyak negara, termasuk Indonesia.
Di tingkat sekolah menengah tingkat pertama (MTs), mata pelajaran PAI memiliki
peran penting dalam membentuk karakter, moral, dan pemahaman agama siswa.
MTs YPIA Cikeris, sebagai salah satu sekolah menengah tingkat pertama yang
mengusung pendekatan Islam dalam pendidikan, tentu memberikan perhatian
khusus terhadap pembelajaran agama Islam. Isu pendidikan merupakan aspek
yang perlu mendapat perhatian serius. Pendidikan memiliki nilai yang sangat
penting dalam mewujudkan kelangsungan peradaban manusia di seluruh dunia.
Tanpa pendidikan, manusia tidak dapat mencapai potensi penuhnya dan menggali
pengetahuan yang diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan mereka.
Meskipun pendidikan memiliki peran krusial, namun tidak jarang terjadi
kekurangan dan permasalahan dalam sistem pendidikan, terutama di lingkungan
sekolah selama proses pembelajaran berlangsung. Contohnya, dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam, hampir setiap sekolah menghadapi tantangan
yang serupa yang menjadi hambatan dalam proses belajar-mengajar. Salah satu
permasalahan yang sangat penting untuk diperhatikan, meskipun sering diabaikan,
adalah kemampuan membaca Al-Qur'an.

Ekstrakurikuler merujuk pada aktivitas pendidikan yang dilaksanakan di


luar jam pelajaran di kelas. Oleh karena itu, ekstrakurikuler dianggap sebagai
upaya untuk mengembangkan kepribadian yang utuh dan komprehensif. Beberapa
pendidik Barat menganggap bahwa kegiatan ekstrakurikuler memiliki peran
langsung dalam proses pembelajaran, sehingga mereka mengintegrasikannya ke
dalam kurikulum yang diajarkan. Secara umum, kegiatan ekstrakurikuler disusun
bersamaan dengan penyusunan kurikulum dan materi pembelajaran, menandakan
bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian integral dari pengalaman belajar di
sekolah, dan partisipasi siswa dalam kegiatan tersebut juga dapat memengaruhi
hasil akademis mereka.

Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan bertujuan sebagai inisiatif untuk


memperkaya pengalaman siswa dalam aspek keagamaan, sekaligus membantu
menyelaraskan materi agama yang diberikan di dalam kegiatan pembelajaran
reguler (101444-AHMAD CHISNI FAHMI-FITK, n.d.) . Implementasi kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan yang terintegrasi dan terencana dengan baik akan
memperdalam pemahaman siswa terhadap materi agama yang diberikan, serta
berpotensi meningkatkan pencapaian akademik siswa, khususnya dalam pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI).

Salah satu aspek yang mungkin mendukung proses pembelajaran PAI


adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler PAI bisa memberikan
siswa kesempatan untuk mendalami pemahaman agama, mempraktikkan nilai-
nilai keagamaan, dan memperluas wawasan keislaman mereka di luar kelas.
Namun, sejauh mana keterlibatan siswa dalam ekstrakurikuler PAI dapat
memengaruhi pemahaman dan prestasi kognitif mereka dalam pelajaran PAI
belum sepenuhnya dipahami.

Kognitif merujuk pada proses mental yang terkait dengan kemampuan


pengenalan umum secara mental, yang melibatkan representasi objek dalam
bentuk simbol, respons, ide, nilai, atau pertimbangan individu
(Zakiah. Khairi, 2019)
. Kognitif dianggap sebagai aspek psikologis yang sangat penting bagi
peserta didik karena berasal dari aktivitas otak, yang mengendalikan berbagai
aktivitas, emosi, dan perubahan dalam diri individu. Kognitif memiliki keterkaitan
yang erat dengan fungsi otak, sehingga perlu dipandu ke arah yang positif agar
segala hal dapat terkendali dengan baik. Penting bagi peserta didik untuk
mendapatkan bimbingan yang baik dari orang tua dan guru agar kognitif mereka
terarah dengan baik. Dengan kognitif yang terarah, peserta didik dapat
menghadapi dan memecahkan masalah, merencanakan masa depan secara efektif,
serta memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai, dan
memikirkan lingkungan sekitar mereka dengan baik.
Masalah kognitif memiliki keterkaitan yang signifikan dengan prestasi
seorang peserta didik, karena kognitif berasal dari fungsi otak yang memiliki
kemampuan mengendalikan berbagai aspek, termasuk prestasi akademik siswa.
Prestasi akademik mengacu pada hasil pembelajaran sehari-hari yang tercermin
dari upaya yang dilakukan siswa melalui pengamatan, ingatan, dan pemahaman
selama proses belajar di dalam maupun di luar kelas. Hal yang krusial dalam
mengukur dan mengevaluasi hasil belajar siswa adalah memahami secara detail
indikator-indikator utama yang menggambarkan prestasi tersebut, yang kemudian
dikaitkan dengan prestasi yang ingin diungkapkan atau diukur.

Di sisi lain, prestasi kognitif siswa dalam pelajaran PAI menjadi fokus
penting. Prestasi kognitif mencerminkan sejauh mana siswa dapat memahami
konsep-konsep agama, memahami ajaran Islam, dan menerapkan pengetahuan
tersebut dalam konteks kehidupan sehari-hari. Namun, masih terdapat tantangan
dalam meningkatkan prestasi kognitif siswa di bidang PAI. Faktor-faktor seperti
minat siswa, kualitas pengajaran, dan metode pembelajaran mungkin memainkan
peran penting dalam hal ini.

Oleh karena itu, penelitian yang menginvestigasi hubungan antara


keterlibatan siswa dalam ekstrakurikuler PAI dengan prestasi kognitif mereka
dalam pelajaran PAI di MTs YPIA Cikeris sangatlah relevan. Melalui penelitian
ini, dapat dipahami apakah keterlibatan siswa dalam ekstrakurikuler PAI dapat
meningkatkan pemahaman dan prestasi kognitif mereka dalam bidang PAI. Hasil
penelitian ini dapat memberikan masukan yang berharga bagi pengembangan
kurikulum dan pembelajaran agama Islam di MTs, serta memberikan pemahaman
yang lebih mendalam tentang bagaimana pendekatan holistik terhadap
pembelajaran agama Islam dapat memengaruhi prestasi siswa.

B. Identifikasi Masalah

Permasalahan utama yang ingin dipecahkan dalam penelitian ini adalah


untuk mengetahui sejauh mana aktivitas siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler
Pendidikan Agama Islam di MTS YPIA Cikeris berpengaruh terhadap prestasi
kognitif mereka dalam pelajaran PAI.

C. Batasan Masalah
Batasan masalah penelitian ini hanya meneliti pengaruh extrakurikuler ke
agamaan terhadap peningkatan nilai kognitif mata pelajaran PAI di MTs YPIA
Cikeris.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka pokok
permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaiman keaktifan siswa dalam mengikuti extrakurikuler
keagamaan?
2. Apakah keikutsertaan peserta didik mengikuti extrakurikuler
keagamaan mempengaruhi nilai kognitif mata pelajaran PAI peserta
didik.?
3. Dampak apa yang didapatkan peserta didik dengan mengikuti
extrakuriuler keagamaan.?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai


dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui keaktifan siswa


2. Untuk mengetahui sebesar apa pengaruh Extrakurikuler keagamaan
terhadap nilai kognitif Mata Pelajaran PAI di MTs YPIA Cikeris
3. Untuk mengetahui bagaimana dampak ke ikutksertaan peserta didik
dalam extrakurikuler keagamaan di MTs YPAI Cikeris.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat sebagai informasi untuk
mengetahui pengaruh keberadaan Taman Batu terhadap perekonomian
masyarakat, sehingga masyarakat mengetahui apa saja yang menjadi potensi
yang ada untuk kemajuan ekonomi masyarakat.
2. Bagi Peneliti
Bagi peneliti penelitian ini menambah wawasan dan pengetahuan
khususnya bagaimana pariwisata membawa pengaruh besar terhadap
perekonomian negara.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan bisa membantu menjadi informasi bagi peneliti
selanjutnya yang akan meneliti penelitian yang sama.

Anda mungkin juga menyukai