Anda di halaman 1dari 4

PENGERTIAN KURIKULUM DAN HAKIKATNYA DALAM PENDIDIKAN

A. Pengertian Kurikulum
Kata kurikulum berasal dari bahasa latin currere, yang berarti lapangan perlombaan
lari. Kurikulum juga bisa berasal dari kata curriculum yang berarti a running course, dan
dalam bahasa Prancis dikenal dengan to run (berlari). Kurikulum merupakan nilai-nilai
keadilan dalam inti pendidikan. Istilah tersebut mempengaruhi terhadap kurikulum yang akan
direncanakan dan dimanfaatkan.
Salah satu tugas pokok Filsafat Pendidikan Islam adalah memberikan Kompas atau
arah dan tujuan pendidikan islam. Suatu tujuan kependidikan yang hendak dicapai harus
direncanakan (diprogramkan) dalam apa yang disebut “kurikulum”.
Mengenai persiapan atau perencanaan pendidikan yang dituangkan dalam sebuah
kurikulum telah diisyaratkan al-qur’an secara global. Dalam al-Qur’an Allah SWT berfirman
‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا ٱَّتُقو۟ا ٱَهَّلل َو ْلَتنُظْر َنْفٌس َّم ا َقَّد َم ْت ِلَغ ٍد ۖ َو ٱَّتُقو۟ا ٱَهَّللۚ ِإَّن ٱَهَّلل َخ ِبيٌۢر ِبَم ا َتْع َم ُلوَن‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-
Hasyr ayat 18)
Secara terminology, kurikulum berarti suatu program pendidikan yang berisikan
berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan
dirancangkan secara sistematika atas dasar norma-norma yang berlaku dan dijadikan
pedoman dalam proses pembelajaran bagi pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan
(Dakir, 2004: 3).
Kurikulum bukan sekedar mata pelajaran atau mata kuliah. Kurikulum adalah semua
rencana yang terdapat dalam proses pembelajaran. Kurikulum dapat diartikan pula sebagai
semua usaha Lembaga pendidikan yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang
disepakati. (Hasan Basri, 2009:1)
Kurikulum, menurut Suryobroto dalam bukunya "Manajemen pendidikan di sekolah"
(2002: 13), mencakup semua pengalaman yang diberikan oleh sekolah kepada semua
siswanya, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah (Suryobroto, 2004: 13). Suryobroto
berpendapat bahwa kurikulum mencakup semua sarana pendidikan yang bermanfaat bagi
siswa.
Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 tahun 2005 tentang Standar nasional
Pendidikan, dijelaskan bahwa, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (BSNP,
20008:6).
Menurut nana Syaodih Sukmadinata (2007: 5), Kurikulum adalah rencana pendidikan
atau pengajaran. Dalam rencana pendidikan terdapat pedoman atau pegangan dalam kegiatan
pembelajaran. Dalam sistem persekolahan terdapat 4 subsistem yang saling berhubungan satu
dengan lainnya, yaitu :
1. Kegiatan mengajar (teaching);
2. Kegiatan belajar (learning);
3. Kegiatan pembelajaran (instruction); dan
4. Kurikulum, pedoman semua proses pembelajaran.
Dari seluruh pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, kurikulum adalah seperangkat
isi, bahan ajar, tujuan yang akan ditempuh sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan.
B. Pengertian kurikulum dalam pendidikan Islam
Dalam pendidikan islam, kurikulum disebut manhaj, yang berarti jalan yang terang
yang diikuti oleh guru dan siswa mereka untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan
sikap mereka. Kurikulum juga dapat dianggap sebagai program pendidikan yang dirancang
dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan (Daradjat, 1996).
Kurikulum, jika digunakan dalam kurikulum pendidikan Islam, berfungsi sebagai
pedoman yang digunakan oleh guru untuk membimbing siswa mereka ke arah tujuan
tertinggi pendidikan Islam melalui pengumpulan berbagai pengetahuan, kemampuan, dan
perspektif. Dalam situasi seperti ini, pendidikan Islam tidak boleh dilakukan secara
sembarangan. Sebaliknya, itu harus mengacu pada konsepsi manusia paripurna (insan kamil),
yang strateginya telah diatur secara sistematis dalam kurikulum pendidikan Islam.
Secara umum, kurikulum pendidikan Islam memiliki beberapa karakteristik, menurut
Arief (2002): (a) tujuan utama adalah agama dan akhlak; segala sesuatu yang diajarkan dan
dipraktikkan harus didasarkan pada Al-Qur'an dan Al-Sunnah, serta ijtihad para ulama; (b)
mempertahankan pengembangan dan bimbingan terhadap semua aspek pribadi siswa,
termasuk intelektual, psikologis, sosial, dan spiritual; dan (c) ada keseimbangan antara
pengalaman dan kandungan kurikulum
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kurikulum pendidikan Islam adalah
kurikulum yang dapat memotivasi siswa untuk berakhlak atau berbudi pekerti luhur baik
terhadap Tuhan, terhadap diri mereka sendiri, maupun lingkungan mereka. Selain itu, Al-
Quran dan As-Sunnah adalah sumber kurikulum pendidikan Islam. Karena itu adalah
program kehidupan bagi orang muslim. Ajaran tersebut telah tersurat atau tersirat pada
sumber dari mulai sebelum lahir hingga akhir hayat. Itu hanya masalah bagaimana
mengaitkan kurikulum atau program pendidikan Islam dengan berbagai aspek kehidupan
manusia. Oleh karena itu, penerjemahan yang realistis tentang pemahaman sumber ajaran
tersebut diperlukan.
FUNGSI KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
Menurut Ali Mudhofir Fungsi kurikulum secara singkat di uraikan sebagai berikut :(Ali
Mudhofir, 2012:4)
a)Fungsi Kurikulum sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan Pendidikan Tujuan pendidikan
adalah tujuan akhir yang akan dicapai oleh program pendidikan. Di Indonesia, UU
SISDIKNAS dan GBHN menetapkan tujuan pendidikan nasional. Tujuan-tujuan ini mencapai
tingkat paling bawah, yaitu tingkat pembelajaran guru di kelas, jenjang lembaga, dan tingkat
nasional, yaitu tujuan pendidikan nasional.
b) Fungsi Kurikulum untuk Siswa: Kurikulum akan mendorong perkembangan kognitif,
afektif, dan psikomotorik siswa. Dengan memberikan pengetahuan dan pengalaman belajar,
siswa akan dapat mengembangkan pengetahuan dan pengalaman ini di masa depan seiring
dengan perkembangan intelektual, emosional, spriritual, dan sosial mereka.
c) Fungsi Kurikulum bagi Guru: Sebagai pekerja profesional, guru harus memiliki
kemampuan untuk merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil usaha mereka dengan
sebaik-baiknya. Akibatnya, kurikulum sangat bermanfaat bagi guru karena akan membantu
mereka merancang dan mengorganisasi kompetensi yang akan diajarkan, strategi dan metode
yang akan dipilih, media dan sumber yang akan digunakan.
d) Fungsi Kurikulum Kepala Sekolah: Kepala sekolah bertindak sebagai administrator,
supervisior, dan dinamisator bagi semua anggota sekolah atau madrasah yang dipimpinnya.
Karena itu, kurikulum kepala sekolah sangat penting secara strategis.
Selain itu, terdapat juga enam fungsi tambahan terkait dengan fungsi kurikulum bagi siswa
(Tim Pengembangan MKDP, 2011:9-10), yaitu:
a. Fungsi Penyesuaian: Kurikulum adalah alat pendidikan yang dimaksudkan untuk
mengarahkan siswa agar memiliki sifat penyesuaian yang baik, yaitu kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar mereka, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial. Karena lingkungan selalu berubah, siswa harus memiliki kemampuan
untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungan mereka.
b. Fungsi Integrasi Kurikulum harus dapat mencetak siswa menjadi individu yang kuat.
Untuk menjadi anggota masyarakat, siswa harus memiliki kemampuan yang diperlukan.
c. Fungsi Diferensiasi Kurikulum harus mampu memenuhi keragaman setiap siswa karena
setiap siswa memiliki beragam atribut fisik dan mental yang perlu diperhatikan.
d. Kurikulum harus mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan di institusi
terkait. Selain itu, kurikulum harus mampu mempersiapkan siswa untuk hidup dalam
masyarakat saat mereka tidak dapat melanjutkan pendidikannya.
e. Fungsi pemilihan kurikulum harus dapat memberikan peserta didik kesempatan untuk
memilih program studi yang paling mereka sukai dan paling sesuai dengan kemampuan
mereka.
f. Fungsi Diagnostik Kurikulum harus dapat menangani semua masalah yang dihadapi siswa
yang mengalami kesulitan belajar.
REFERENSI

Taufik, A. (2019). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam. El-Ghiroh: Jurnal Studi


Keislaman, 17(02), 81-102.

Tim Pengembangan MKDP, kurikulum dan pembelajaran. 2010. Kurikulum & Ppembelajaran, Jakarta:
Rajawali Pers

Rohman, F. (2018). Manajemen Kurikulum Dalam Pendidikan Islam. Nizhamiyah, 8(2).

Anda mungkin juga menyukai