Anda di halaman 1dari 10

Tugas 1 (Pertemuan 3)

MATA KULIAH
PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD
(MK PDGK4104)

Oleh:
Nama : BINTI NISWATIN

NIM : 858853989
Lembaga : SDIT Ulul Albab Loceret Nganjuk
POKJAR : Mastrip
Tahun masa registrasi 2023.2

S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UPBJJ-UT MALANG
POKJAR KABUPATEN NGANJUK

2023.2
TUGAS TUTORIAL KE-1/2/3*
PDGK4104/PERSPEKTIF
PENDIDIKAN SD/4SKS
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Nama Penulis : Anangga Widya


Pradipta, M.Pd. Nama Penelaah :
Status Pengembangan :Baru/Revisi* Tahun
Pengembangan : 2023

No Tugas Tutorial Skor Sumber


Maksim Tugas
al Tutorial
1. Landasan filosofis, psikologis-pedagogis, dan sosiologis-
antropologis berkorelasi dengan karakteristik pendidikan
sekolah dasar yakni bagaimana pendidikan sekolah dasar
dikembangkan berdasarkan karakteristik peserta didik serta
bagaimana peran pendidikan sekolah dasar memainkan
fungsi sosialisasi dan enkulturasi. Landasan
historis,idiologis, dan yuridis berkaitan dengan
perkembangan sekolah dasar yakni kontinuitias dan
perubahan pendidikan sekolah dasar serta pengaruh
idiologis dan yuridis terhadap kesinambungan dan
perubahan tersebut.
a. Mengapa pengembangan pendidikan sekolah dasar 24 Modul 1 KB1
memerlukan landasan filosofis, psikologis-
pedagogis, dan sosiologis-antropologis ?
b. Deskripsikan fungsi landasan historis, idiologis, 24 Modul 1 KB2
dan yuridis bagi pengembangan pendidikan
sekolah dasar ?
2. Pendidikan SD memiliki karakteristik yang membedakan
dari satuan pendidikan lainnya. Karakteristik tersebut dapat
dibedakan menjadi karakteristik umum dan karakteristik
khusus. Secara umum terdiri dari kemampuan literasi,
berkomunikasi, memecahkan masalah dan kemampuan
bernalar. Secara Khusus, karakteristik siswa, guru,
kurikulum, pembelajaran, gedung dan
fasilitas.
a. Berdasarkan karakteristik tersebut buatlah sebuah analisis 12 Modul 2 KB1
terkait kedua karakteristik tersebut
b. Beri salah satu penerapan nyata dalam pembelajaran 12 Modul 2 KB2
dalam pembelajaran

3 Lakukan analisis komparasi antara pendidikan sekolah 8 Modul 3 KB2


dasar di jaman orde baru dan era reformasi berdasarkan
ketentuan UU yang berlaku, kebijakan strategis, isi dan
proses pendidikan
Jumlah Skor Maksimal 100
* coret yang tidak sesuai
Jawaban TT 1:

1. a. Mengapa pengembangan pendidikan sekolah dasar memerlukan landasan


filosofis, psikologis-pedagogis, dan sosiologis-antropologis ?

Wardani, dkk (2021) dalam materi mata kuliah PDGK 4104 modul 1 menegaskan
bahwa anak usia SD/MI berada dalam tahap perkembangan kognitif Praoperasional
sampai konkret. Pada usia ini anak memerlukan bimbingan sistematis dan sistemik
guna membangun pengetahuannya. Sehingga sanagat diperlukan pemahaman yang
komprehensif tentang pendidikan. Pengembangan pendidikan sekolah dasar
memerlukan landasan filosofis, psikologis-pedagogis, dan sosiologis-antropologis
karena ketiga landasan tersebut saling melengkapi dan memberikan pemahaman yang
komprehensif tentang pendidikan. Berikut adalah penjelasan mengapa setiap landasan
tersebut penting:

1. Landasan Filosofis: Filosofi pendidikan membantu dalam memahami tujuan dan


nilai-nilai yang ingin dicapai melalui pendidikan. Filosofi memberikan dasar pemikiran
tentang tujuan hidup manusia, hakikat pengetahuan, dan nilai-nilai moral yang harus
ditanamkan dalam proses pendidikan. Dengan memiliki landasan filosofis yang kuat,
pengembangan pendidikan sekolah dasar dapat mengarah pada tujuan yang jelas dan
sesuai dengan visi pendidikan yang diinginkan.

2. Landasan Psikologis-Pedagogis: Psikologi dan pedagogi membantu dalam


memahami perkembangan anak dan cara terbaik untuk mengajar mereka. Pengetahuan
tentang psikologi anak membantu dalam memahami bagaimana anak belajar, berpikir,
dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Sementara itu, pedagogi memberikan
metode dan strategi pengajaran yang efektif untuk memfasilitasi pembelajaran yang
optimal. Dengan memahami landasan psikologis-pedagogis, pengembangan pendidikan
sekolah dasar dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik anak-anak.

3. Landasan Sosiologis-Antropologis: Sosiologi dan antropologi membantu dalam


memahami konteks sosial dan budaya di mana pendidikan berlangsung. Melalui
pemahaman tentang struktur sosial, norma, nilai, dan peran dalam masyarakat,
pengembangan pendidikan dapat mengakomodasi kebutuhan dan tantangan yang
dihadapi oleh siswa dalam konteks sosial mereka. Antropologi juga membantu dalam
memahami keragaman budaya dan perspektif yang berbeda dalam pendidikan. Dengan
mempertimbangkan landasan sosiologis-antropologis, pengembangan pendidikan
sekolah dasar dapat menjadi inklusif dan relevan bagi semua siswa.

Secara keseluruhan, landasan filosofis, psikologis-pedagogis, dan sosiologis-


antropologis saling melengkapi dalam pengembangan pendidikan sekolah dasar.
Mereka membantu dalam memahami tujuan, proses pembelajaran, dan konteks sosial
yang diperlukan untuk menciptakan pendidikan yang efektif dan berarti bagi anak-
anak.

b. Deskripsikan fungsi landasan historis, idiologis, dan yuridis bagi


pengembangan pendidikan sekolah dasar ?

Menurut Wardani, dkk (2021) dalam materi mata kuliah PDGK 4104 modul 1 bahwa
landasan historis, idiologis, dan yuridis pendidikan sekolah dasar pada bagian ini akan
dibahas dari sudut pandang pemikiran tentang sistem pendidikan nasional sejak
Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945 sampai dengan sekarang.
Fungsi landasan historis, ideologis, dan yuridis memiliki peran yang penting dalam
pengembangan pendidikan sekolah dasar. Berikut adalah penjelasan singkat tentang
masing-masing landasan:

1. Landasan Historis:
Landasan historis mencakup sejarah perkembangan pendidikan sekolah dasar. Ini
melibatkan pemahaman terhadap perubahan dan perkembangan sistem pendidikan dari
masa ke masa. Landasan historis membantu dalam memahami konteks dan evolusi
pendidikan sekolah dasar, serta memberikan wawasan tentang kebijakan dan praktik
yang telah ada sebelumnya. Dengan memahami landasan historis, kita dapat
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan sistem pendidikan sebelumnya dan
menggunakan pengalaman masa lalu untuk memperbaiki pendidikan saat ini
2. Landasan Ideologis:
Landasan ideologis mencakup nilai-nilai, prinsip, dan tujuan yang mendasari
pendidikan sekolah dasar. Ini melibatkan pemahaman terhadap pandangan filosofis,
ideologi, dan teori pendidikan yang menjadi dasar bagi pengembangan kurikulum,
metode pengajaran, dan tujuan pendidikan. Landasan ideologis membantu dalam
membentuk visi dan misi pendidikan sekolah dasar, serta memberikan arah dalam
merancang program pendidikan yang relevan dan bermakna bagi peserta didik.

3. Landasan Yuridis:
Landasan yuridis mencakup hukum dan peraturan yang mengatur pendidikan sekolah
dasar. Ini melibatkan pemahaman terhadap undang-undang, peraturan pemerintah, dan
kebijakan pendidikan yang berlaku. Landasan yuridis memberikan kerangka hukum
yang mengatur pendidikan sekolah dasar, termasuk hak dan kewajiban peserta didik,
guru, dan lembaga pendidikan. Landasan yuridis juga melindungi hak-hak peserta didik
dan menetapkan standar kualitas pendidikan yang harus dipenuhi.

Dengan memahami dan menerapkan landasan historis, ideologis, dan yuridis dengan
baik, pengembangan pendidikan sekolah dasar dapat dilakukan secara holistik dan
berkelanjutan, sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman.

2. Pendidikan SD memiliki karakteristik yang membedakan dari satuan pendidikan


lainnya. Karakteristik tersebut dapat dibedakan menjadi karakteristik umum dan
karakteristik khusus. Secara umum terdiri dari kemampuan literasi, berkomunikasi,
memecahkan masalah dan kemampuan bernalar. Secara Khusus, karakteristik siswa,
guru, kurikulum, pembelajaran, gedung danfasilitas.
a. Berdasarkan karakteristik tersebut buatlah sebuah analisis, terkait kedua
karakteristik tersebut
Analisis terkait kedua karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik Umum:
Pendidikan SD mempunyai ciri khas yang membedakan dari satuan pendidikan
lainnya. Paling tidak ada 4 sasaran utama dalam pendidikan SD yaitu sebagai
berikut: (Ditjen Dikti, 2006).
a. Kemelekwacanaan atau Kemampuan Literasi: Pendidikan SD memiliki
fokus yang kuat pada pengembangan kemampuan membaca, menulis, dan
berhitung. Berbeda dengan tingkat SMP dan SMA yang lebih menekankan
pada kemampuan akademik. Hal ini penting untuk membangun dasar yang
kuat bagi siswa dalam memahami informasi dan berkomunikasi secara
efektif.
b. Kemampuan Berkomunikasi: Pendidikan SD juga menekankan pentingnya
kemampuan berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Siswa
diajarkan untuk dapat menyampaikan ide, pendapat, dan informasi dengan
jelas dan terstruktur.
c. Kemampuan Memecahkan Masalah (problem solving): Pendidikan SD
mengajarkan siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan
masalah sejak dini. Mereka diajarkan untuk berpikir kritis, menganalisis
situasi, dan mencari solusi yang tepat.
d. Kemapuan bernalar (reasoning) yaitu menggunakan logika dan bukti –
bukti secara sistematis dan konsisten untuk sampai pada kesimpulan.
Pendidikan SD diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berfikir logis
sehingga kemampuan bernalarnya berkembang.

2. Karakteristik Khusus:
a. Karakteristik Siswa: Pendidikan SD melibatkan siswa dalam usia
perkembangan yang penting. Menurut Wardani, dkk (2021) dalam materi
mata kuliah PDGK 4104 modul 2, bahwa dari segi kemampuan kognitif,
siswa SD berada pada tahap praoperasional , operasional konkret, dan awal
operasional abstrak, sedangkan siswa SMP dan SMA sudah berada pada
tahap operasional abstrak. Karakteristik siswa pada tingkat ini termasuk
tingkat kematangan fisik, emosional, sosial, dan kognitif yang berbeda-beda.
Guru perlu memahami perbedaan ini dan menyediakan pendekatan
pembelajaran yang sesuai.
b. Karakteristik Guru: Guru di SD harus memiliki pemahaman yang baik
tentang perkembangan anak dan metode pengajaran yang efektif. Mereka
perlu memiliki keterampilan komunikasi yang baik, empati, dan kemampuan
untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan inklusif. Dalam hal
akademik, menurut Wardani, dkk (2021) dalam materi mata kuliah PDGK
4104 modul 2 bahwa guru SD adalah guru kelas yang wajib mengajarkan 5
mata pelajaran di SD, yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan
PKn. Dalam kurikulum sekarang mapel-mapel tersebut terintegrasi dalam
satu mapel yaitu tematik.
c. Kurikulum: Kurikulum di SD didesain untuk memenuhi kebutuhan
perkembangan siswa pada usia tersebut. Kurikulum ini mencakup berbagai
mata pelajaran seperti bahasa Indonesia, matematika, IPA, IPS, seni,
olahraga, dan agama. Tujuan utamanya adalah membangun dasar
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
d. Pembelajaran: Pembelajaran di SD biasanya dilakukan melalui pendekatan
yang interaktif dan berbasis kegiatan. Guru menggunakan berbagai metode
dan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses
belajar-mengajar.
e. Gedung dan Fasilitas: Menurut Wardani, dkk (2021) dalam materi mata
kuliah PDGK 4104 modul 2 bahwa dibandingkan dengan gedung dan
fasilitas SMP dan SMA, gedung dan fasilitas SD pada umumnya lebih
terbatas. Pendidikan SD membutuhkan gedung dan fasilitas yang sesuai
untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Fasilitas yang
diperlukan meliputi ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, lapangan
olahraga, dan fasilitas pendukung lainnya.

Analisis ini menunjukkan bahwa pendidikan SD memiliki karakteristik yang


khusus dan berbeda dari satuan pendidikan lainnya. Fokus pada kemampuan
literasi, berkomunikasi, memecahkan masalah, serta memperhatikan
karakteristik siswa, guru, kurikulum, pembelajaran, gedung, dan fasilitas,
merupakan aspek penting dalam menciptakan pengalaman belajar yang
efektif dan membangun dasar yang kuat bagi siswa di tingkat pendidikan
dasar.

b. Beri salah satu penerapan nyata dalam pembelajaran.

Salah satu penerapan nyata dalam pembelajaran di pendidikan SD adalah


pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dalam pendekatan ini,
guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam membangun
pengetahuan dan keterampilan mereka sendiri.

Penerapan pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa ini dapat dilakukan


dengan cara sebagai berikut:
i. Menggunakan metode pembelajaran aktif: Guru dapat menggunakan
metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, seperti diskusi
kelompok, proyek, simulasi, atau permainan edukatif. Dengan melibatkan
siswa secara aktif, mereka akan lebih terlibat dalam proses pembelajaran dan
memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
berkomunikasi, dan memecahkan masalah.

ii. Menyediakan lingkungan pembelajaran yang interaktif: Guru dapat


menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendorong interaksi antara siswa,
baik dengan sesama siswa maupun dengan guru. Misalnya, dengan
menggunakan teknologi seperti komputer atau tablet, siswa dapat bekerja
dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas atau proyek bersama. Hal
ini akan membantu siswa untuk belajar secara kolaboratif, berkomunikasi, dan
bekerja sama dalam memecahkan masalah.

iii. Menggunakan pendekatan diferensiasi: Setiap siswa memiliki kebutuhan


dan kemampuan belajar yang berbeda. Oleh karena itu, guru perlu
menggunakan pendekatan diferensiasi dalam pembelajaran, yaitu menyediakan
berbagai macam strategi dan materi pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan dan tingkat kemampuan masing-masing siswa. Dengan demikian,
setiap siswa akan mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dan
berkembang sesuai dengan potensinya.

Penerapan pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa ini akan membantu


siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran, mengembangkan kemampuan
literasi, berkomunikasi, memecahkan masalah, dan bernalar. Selain itu,
pendekatan ini juga dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa, sehingga
mereka dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik.

3. Lakukan analisis komparasi antara pendidikan sekolah dasar di jaman orde baru dan era
reformasi berdasarkan ketentuan UU yang berlaku, kebijakan strategis, isi dan proses
pendidikan
Analisis komparasi antara pendidikan sekolah dasar di zaman Orde Baru dan era
Reformasi dapat dilakukan berdasarkan beberapa aspek, yaitu ketentuan UU
yang berlaku, kebijakan strategis, isi, dan proses pendidikan. Berikut adalah
analisis komparasi antara kedua periode tersebut:

1. Ketentuan UU yang berlaku:


- Zaman Orde Baru: Pendidikan diatur oleh UU No.2 Tahun1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. UU ini menekankan pada sentralisasi pendidikan dan
pengawasan yang ketat oleh pemerintah.
- Era Reformasi: Pendidikan diatur oleh UU No.20 Tahun2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. UU ini memberikan lebih banyak kebebasan dan otonomi kepada
sekolah dalam mengelola pendidikan.

2. Kebijakan strategis:
- Zaman Orde Baru: Pemerintah memiliki kendali penuh terhadap kebijakan
pendidikan. Pendidikan diarahkan untuk menciptakan warga negara yang taat dan patuh
terhadap pemerintah.
- Era Reformasi: Kebijakan pendidikan lebih mengedepankan prinsip demokrasi,
partisipasi masyarakat, dan pemberdayaan sekolah. Pendidikan diarahkan untuk
menciptakan warga negara yang kritis, mandiri, dan berdaya saing global.

3. Isi pendidikan:
- Zaman Orde Baru: Kurikulum lebih cenderung bersifat nasionalis dan
mengedepankan pembentukan karakter yang sesuai dengan ideologi pemerintah. Materi
yang diajarkan lebih fokus pada pengetahuan dasar, seperti membaca, menulis, dan
berhitung.
- Era Reformasi: Kurikulum lebih berorientasi pada pengembangan kompetensi dan
kecakapan hidup. Materi yang diajarkan lebih beragam dan mencakup aspek sosial,
budaya, dan teknologi.

4. Proses pendidikan:
- Zaman Orde Baru: Proses pendidikan lebih terpusat dan terstruktur. Guru memiliki
peran yang dominan dalam mengajar, sedangkan siswa lebih pasif dalam menerima
pengetahuan.
- Era Reformasi: Proses pendidikan lebih berfokus pada pembelajaran aktif dan
kolaboratif. Guru berperan sebagai fasilitator dan siswa didorong untuk aktif
berpartisipasi dalam pembelajaran.

Perlu dicatat bahwa analisis ini bersifat umum dan tidak mencakup semua aspek
pendidikan di zaman Orde Baru dan era Reformasi. Selain itu, implementasi
kebijakan dan pelaksanaan pendidikan dapat bervariasi di berbagai daerah.

Anda mungkin juga menyukai