Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

DIKSI, IDIOM, PERIBAHASA DAN MAJAS

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa indonesia

DOSEN PENGAMPU:

NURUL RAHMADANI, M.Pd

DISUSUN OLEH:

TIARA NUR KARISMA

227210130

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

ADMINISTRASI BISNIS

PEKANBARU

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, kita ucapkan
atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita
semua, sehingga dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
bahasa Indonesia dengan pokok bahasan Diksi. Shalawat serta salam semoga tercurahkan
kepada Rasullulah Muhammad SAW sebagai pelopor pendidikan dan ilmu pengetahuan bagi
umat manusia.

Dalam penyusunan tugas ini, tentu tidak lepas dari tanggung jawab penulis yang telah
menyelesaikan tugas makalah ini dengan penuh keyakinan serta semangat.Untuk itu dengan
segala kerendahan hati dan rasa terima kasih penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu
Nurul Rahmadani, M.Pd selaku dosen pengasuh mata kuliah Bahasa Indonesia dan kepada
teman seperjuangan saya.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tengah
terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini.

Pekanbaru, 15 Januari 2023

penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................ i

Daftar Isi ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Makalah ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diksi ....................................................................................................... 3


2.2 Denotatif dan konotatif............................................................................................. 4
2.3 Pengertian idiom....................................................................................................... 5
2.4 Pengertian peribahasa............................................................................................... 5
2.5 Pengertian majas

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 9

3.2 Saran ........................................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keraf (2004: 22) mengatakan bahwa diksi adalah pemilihan dan pendayagunaan kata
mengacu pada kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada
imajinasi pembaca atau pendengar seperti apa yang dipikir atau dirasakan oleh penulis dan
pembicara. Senada dengan pendapat Keraf, Finoza (2009: 129) menjelaskan pilihan kata atau
diksi merupakan hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea
atau wacana.
Sementara itu, menurut Faizah (2009: 33) diksi diartikan sebagai pilihan kata pengarang
atau menggambarkan cerita mereka.Dalam menulis, ketepatan pemilihan kata
mengungkapkan sebuah gagasan, hal, atau barang harus diperhatikan. Kata yang tidak tepat
dalam konteks kalimat tertentu akan mempunyai makna yang berbeda yang tidak sesuai
dengan maksud penulisnya. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk
mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu, seperti yang diharapkan.Diksi
atau pemilihan kata merupakan hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam
suatu tuturan bahasa.
Dalam menuis berita, ketepatan pemilihan kata untuk mengungkapkan sebuah gagasan,
hal, atau baran, harus diperhatikan. Kata yang tidak tepat dalam konteks kalimat tertentu akan
mempunyai makna yang berbeda, yang tidak sesuai dengan maksud penulisya. Hal ini juga
akan menimbulkan salah penafsiran. Perhatikan contoh kalimat beerikut.
Kita tahu bahwa mereka yang bekerja di luar negeri itu rentan
terhadap perlindungan hukumnya.
Kata rentan memiliki makna mudah terkena penyakit, peka (mudah merasa). Kata
tersebut memiliki sifat negatif, misalnya rentan terhadap penyakit. Adapun pada kalimat
tersebut kata rentan dipasangkan dengan kata perlindungan hukum yang berrmakna positif.
Dengan demikian, pengunaan kata rentan dalam kalimat tersebut tidak tepat. Perbaikan atas
kalimat tersebut adalah sebagai berikut.

1
Kita tahu bahwa perlindungan hukum bagi mereka yang bekerja
di luar negeri itu minim
Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan
gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang
dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara. Sebab itu, persoalan ketepatan
pilihan kata akan menyangkut pula masalah makna kosa kata dan kosa kata seseorang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian diksi?


2. Sebutkan apa itu denotatif dan konotatif?
3. Apa pengertian idiom?
4. Apa pengertian peribahasa?
5. Apa pengertian majas?

1.2 Tujuan Makalah


Disusunnya makalah bahasa Indonesia “Diksi” diharapkan mampu mengerti dan menjadi
sumber bagi mahasiswa untuk memahami Diksi, Idiom, Peribahasa, Majas.Sehingga dapat
menunjang kemampuan untuk dapat lebih memahami materi mengenai diksi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diksi


Keraf (2004: 22) mengatakan bahwa diksi adalah pemilihan dan pendayagunaan kata
mengacu pada kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada
imajinasi pembaca atau pendengar seperti apa yang dipikir atau dirasakan oleh penulis dan
pembicara. Senada dengan pendapat Keraf, Finoza (2009: 129) menjelaskan pilihan kata atau
diksi merupakan hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea
atau wacana.
Sementara itu, menurut Faizah (2009: 33) diksi diartikan sebagai pilihan kata pengarang
atau menggambarkan cerita mereka.Dalam menulis, ketepatan pemilihan kata
mengungkapkan sebuah gagasan, hal, atau barang harus diperhatikan. Kata yang tidak tepat
dalam konteks kalimat tertentu akan mempunyai makna yang berbeda yang tidak sesuai
dengan maksud penulisnya. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk
mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu, seperti yang diharapkan.Diksi
atau pemilihan kata merupakan hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam
suatu tuturan bahasa. Pemilihan kata dilakukan apabila tersedia sejumlah kata yang artinya
hampir sama atau mirip. Dari kata yang hamper sama itu, dipilih satu kata yang paling tepat
untuk mengungkapkan suatu pengertian.
Kaidah kecocokan berarti sesuai dengan konteks dimana kata itu berada, dan maknanya
tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang diakui masyarakat pemakainya.Menurut Suparno
(2003: 25) kualitas pilihan kata dapat dilihat dari acuan yang dipakai dalam menulis. Untuk
mencapai ketepatan pilihan kata, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Membedakan secara cermat denotasi dari konotasi. Kata denotatif dan konotatif
dibedakan berdasarkan maknanya. Kata konotatif memiliki makna tambahan atau
nilai rasa. Jika kita dihadapkan pada dua kata yang mempunyai makna mirip, kita
harus menetapkan salah satu yang paling tepat untuk mencapai suatu maksud.
Kalau hanya pengertian dasar yang diinginkan, kita harus memilih kata denotatif;
kalau kita menghendaki reaksi emosional tertentu, kita mempergunakan kata
konotatif sesuai dengan sasaran yang akan dicapainya.

3
2. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hamper bersinonim. Penulis harus
berhati-hati memilih kata dari sekian sinonim yang ada untyk menyampaikan apa
yang diinginkannya sehingga tidak timbul salah interprestasi.
3. Bedakan kata umum dan kata khusus. Kata khusus lebih tepat menggambarkan
sesuatu dari pada kata umum.
4. Gunakan kata-kata indria yang menunjukkan persepsi yang khusus. Kata-kata
indera: pengecap: manis, asam, asin, pahit, pedas; peraba: halus, kasar, lembut;
pendengaran; detak, debur, debar, dengung, desir, derap, detik, desas, desus,
desah, derai; penglihatan: silau, kelam, kemilau, ramang, kabut, kilat, kelap-kelip;
penciuman: harum, apak, basi, wangi, dsb.
5. Perhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.
6. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya, misalnya:
inferensi (kesimpulan) dan interferensi (saling mempengaruhi), sarat (penuh), dan
syarat (ketentuan).

Syarat Kesesuaian Kata:


1. Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampuradukkan
penggunaanya dengan kata tidak baku yang hanya digunakan dalam pergaulan,
misalnya: hakikat (baku), hakekat (tidak baku), konduite (baku), kondite (tidak
baku).
2. Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat,
misalnya: kencing (kurang sopan), buang air kecil (lebih sopan).
3. Menggunakan kata berpasangan (idiomatik) dan berlawanan makna dengan cermat,
misalnya: sesuai bagi (salah), sesuai dengan (benar).
4. Menggunakan kata nuansa tertentu, misalnya: berjalan lambat, mengesot dan
merangkak:merah darah, merah hati.
5. Menggunakan kata ilmiah untuk penulisan karangan ilmiah, dan komunikasi
nonilmiah (surat-menyurat, diskusi umum) menggunakan kata populer.

2.2 Makna Denotatif dan Konotatif

Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini
adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang yang
dikandung sebuah kata secara objektif.Sering juga makna denotatif disebut makna
konseptual.Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari

4
sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna
konseptual. Makna-makna konotatif sifatnya lebih professional dan operasional dari pada
makna denotatif. Makna denotatif adalah makna yang umum.

2.3 Pengertian Idiom (Ungkapan)

1. Kamus Besar Bahasa Indonesia


Idiom adalah Bentuk bahasa berupa gabungan kata yang makna katanya tidak
dapat dijabarkan dari makna unsur gabungan (misalnya kambing hitam, yang
berarti orang yang dipersalahkan). Kebiasaan khusus dalam suatu bahasa.
2. Kamus Modern Bahasa Indonesia
Idiom (belanda: idioom) bahasa yang hidup, keganjilan-keganjilan bahasa, logat-
logat daerah.
Secara umum idiom merupakan bahasa yang telah teradatkan,artinya bahasa yang
sudah biasa dipakai seperti itu dalam suatu bahasa oleh para pemakainya.

2.4 Pengertian Peribahasa


Peribahasa adalah bahasa kiasan berupa kalimat atau kelompok kata yang tepat susunan nya
dan biasa mengiyakan maksud tertentu. Peribahasa terbagi atas;
1. Pepatah adalah peribahasa yang berisi nasehat atau ajaran dari orang tua atau para
leluhur.
Contoh: Seperti ilmu padi, kiat berisi kian menunduk. Artinya orang yang pandai
berilmu biasanya tidak akan sombong.
2. Perumpamaan merupakan peribahasa yang berisi perbandingan. Biasanya
menggunakan kata;seperti, bagai, bak, laksana, umpama, dan bagaikan.
Contoh: Bagai air di daun talas.
3. Pemeo adalah peribahasa yang berupa semboyan.
Contoh: bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.
4. Ungkapan adalah perkataan atau kelompok kata yang khusus untuk menyatakan
sesuatu maksud dengan arti kiasan.
Contoh: kambing hitam (orang yang dipersalahkan)
Buah pikiran (gagasan atau ide)

5
2.5 Pengertian Majas (Gaya Bahasa)
1. Pengertian Majas
Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa,pemakaian ragam
tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok
penulis sastra dan cara khas menyampaikan fikiran dan perasaan, baik secara lisan
maupun tertulis.
2. Jenis-jenis Majas
a. Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah kata-kata berkias yang menyatakan
perbandingan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar
atau pembaca. Majas perbandingan dibagi menjadi:
1. Asosiasi
perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, majas ini ditandai
oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, dan laksana. Contoh:
semangatnya keras bagaikan raja.
2. Metafora
majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa
perbandingan analogis. Pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan
arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan
persamaan atau perbandingan, misalnya tulang punggung dalam kalimat
pemuda adalah tulang punggung Negara. Contoh: Dia dianggap anak emas
majikannya..
3. Parabel
Ungkapan pelajaran atau nilai tetap dikiaskan ata disamarkan dalam cerita.
4. Simbolik
Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan
simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.
5. Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri dari sebuah benda untuk
menggantikan benda tersebut. Pengungkapannya berupa penggunaan nama
untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
6. Fabel
Menyatakan prilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan
bertutur kata.
6
b. Majas Pertentangan
Majas pertentangan adalah kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan
dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan
maksud untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau
pendengar. Majas pertentangan dibedakan sebagai berikut:
1. Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang
berlawanan artinya. Contoh: Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan
festival itu.
2. Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan
dan fakta yang ada. Contoh: Aku merasa sendirian ditengah kota Jakarta
yang ramai ini.
3. Hiperbola majas adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari
kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta
perhatian. Contoh: Suaranya menggeleger membelah angkasa.

4. Anakronisme adalah ungkapan yang mengandung ketidaksesuain antara


peristiwa dengan waktunya.

c. Majas Sindiran
Majas perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan sindiran untuk
meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca. Majas
sindiran dibagi menjadi:
1. Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud
menyindir. Contoh: Ini baru siswa teladan, setiap hari pulang malam.
2. Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Contoh:
Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah laku mu itu.
3. Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya
diucapkan oleh orang yang sedang marah. Contoh: Mau muntah aku
melihat wajahmu, pergi kamu!

d. Majas Penegasan
Majas perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan penegasan untuk
meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca. Majas
penegasan terdiri dari tujuh bentuk, yaitu:

7
1. Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
2. Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas
atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
3. Repetisi: Perulangan kata, frase, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
4. Pararima: Pengulangan knsonan awl dan akhir dalam kata atau baian kata
yang berlainan.
5. Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.
Contoh: Dengarlah dendang durjana ini.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunanya) untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).
Idiom adalah pola struktural yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa yang umum,
biasanya berbentuk frase, sedangkan tidak bisa diterangkan secara logis.
Peribahasa adalah bahasa kiasan berupa kalimat atau kelompok kata yang tepat susunan
nya dan biasa mengiyakan maksud tertentu. Secara umum peribahasa terdiri dari: pepatah,
perumpamaan, pemeo, dan ungkapan. Majas adalah pemanfaatan kekayaan
bahasa,pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu.

3.2 Saran

Sebagai penulis kami menyadari akan kekurangan dalam makalah yang kami susun,
Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan tugas
makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Faizah, Hasnah. 2008. Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Pekanbaru:
Cendikia Insani.
Arifin, Zaenal. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Akademika Pressindo.
Alber, 2014.Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Smart WR.

10

Anda mungkin juga menyukai