BAHASA INDONESIA
DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
227210130
ADMINISTRASI BISNIS
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, kita ucapkan
atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita
semua, sehingga dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
bahasa Indonesia dengan pokok bahasan Diksi. Shalawat serta salam semoga tercurahkan
kepada Rasullulah Muhammad SAW sebagai pelopor pendidikan dan ilmu pengetahuan bagi
umat manusia.
Dalam penyusunan tugas ini, tentu tidak lepas dari tanggung jawab penulis yang telah
menyelesaikan tugas makalah ini dengan penuh keyakinan serta semangat.Untuk itu dengan
segala kerendahan hati dan rasa terima kasih penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu
Nurul Rahmadani, M.Pd selaku dosen pengasuh mata kuliah Bahasa Indonesia dan kepada
teman seperjuangan saya.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tengah
terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini.
penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Kita tahu bahwa perlindungan hukum bagi mereka yang bekerja
di luar negeri itu minim
Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan
gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang
dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara. Sebab itu, persoalan ketepatan
pilihan kata akan menyangkut pula masalah makna kosa kata dan kosa kata seseorang.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hamper bersinonim. Penulis harus
berhati-hati memilih kata dari sekian sinonim yang ada untyk menyampaikan apa
yang diinginkannya sehingga tidak timbul salah interprestasi.
3. Bedakan kata umum dan kata khusus. Kata khusus lebih tepat menggambarkan
sesuatu dari pada kata umum.
4. Gunakan kata-kata indria yang menunjukkan persepsi yang khusus. Kata-kata
indera: pengecap: manis, asam, asin, pahit, pedas; peraba: halus, kasar, lembut;
pendengaran; detak, debur, debar, dengung, desir, derap, detik, desas, desus,
desah, derai; penglihatan: silau, kelam, kemilau, ramang, kabut, kilat, kelap-kelip;
penciuman: harum, apak, basi, wangi, dsb.
5. Perhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.
6. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya, misalnya:
inferensi (kesimpulan) dan interferensi (saling mempengaruhi), sarat (penuh), dan
syarat (ketentuan).
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini
adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang yang
dikandung sebuah kata secara objektif.Sering juga makna denotatif disebut makna
konseptual.Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari
4
sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna
konseptual. Makna-makna konotatif sifatnya lebih professional dan operasional dari pada
makna denotatif. Makna denotatif adalah makna yang umum.
5
2.5 Pengertian Majas (Gaya Bahasa)
1. Pengertian Majas
Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa,pemakaian ragam
tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok
penulis sastra dan cara khas menyampaikan fikiran dan perasaan, baik secara lisan
maupun tertulis.
2. Jenis-jenis Majas
a. Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah kata-kata berkias yang menyatakan
perbandingan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar
atau pembaca. Majas perbandingan dibagi menjadi:
1. Asosiasi
perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, majas ini ditandai
oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, dan laksana. Contoh:
semangatnya keras bagaikan raja.
2. Metafora
majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa
perbandingan analogis. Pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan
arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan
persamaan atau perbandingan, misalnya tulang punggung dalam kalimat
pemuda adalah tulang punggung Negara. Contoh: Dia dianggap anak emas
majikannya..
3. Parabel
Ungkapan pelajaran atau nilai tetap dikiaskan ata disamarkan dalam cerita.
4. Simbolik
Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan
simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.
5. Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri dari sebuah benda untuk
menggantikan benda tersebut. Pengungkapannya berupa penggunaan nama
untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
6. Fabel
Menyatakan prilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan
bertutur kata.
6
b. Majas Pertentangan
Majas pertentangan adalah kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan
dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan
maksud untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau
pendengar. Majas pertentangan dibedakan sebagai berikut:
1. Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang
berlawanan artinya. Contoh: Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan
festival itu.
2. Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan
dan fakta yang ada. Contoh: Aku merasa sendirian ditengah kota Jakarta
yang ramai ini.
3. Hiperbola majas adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari
kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta
perhatian. Contoh: Suaranya menggeleger membelah angkasa.
c. Majas Sindiran
Majas perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan sindiran untuk
meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca. Majas
sindiran dibagi menjadi:
1. Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud
menyindir. Contoh: Ini baru siswa teladan, setiap hari pulang malam.
2. Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Contoh:
Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah laku mu itu.
3. Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya
diucapkan oleh orang yang sedang marah. Contoh: Mau muntah aku
melihat wajahmu, pergi kamu!
d. Majas Penegasan
Majas perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan penegasan untuk
meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca. Majas
penegasan terdiri dari tujuh bentuk, yaitu:
7
1. Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
2. Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas
atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
3. Repetisi: Perulangan kata, frase, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
4. Pararima: Pengulangan knsonan awl dan akhir dalam kata atau baian kata
yang berlainan.
5. Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.
Contoh: Dengarlah dendang durjana ini.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunanya) untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).
Idiom adalah pola struktural yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa yang umum,
biasanya berbentuk frase, sedangkan tidak bisa diterangkan secara logis.
Peribahasa adalah bahasa kiasan berupa kalimat atau kelompok kata yang tepat susunan
nya dan biasa mengiyakan maksud tertentu. Secara umum peribahasa terdiri dari: pepatah,
perumpamaan, pemeo, dan ungkapan. Majas adalah pemanfaatan kekayaan
bahasa,pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu.
3.2 Saran
Sebagai penulis kami menyadari akan kekurangan dalam makalah yang kami susun,
Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan tugas
makalah ini.
9
DAFTAR PUSTAKA
Faizah, Hasnah. 2008. Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Pekanbaru:
Cendikia Insani.
Arifin, Zaenal. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Akademika Pressindo.
Alber, 2014.Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Smart WR.
10