OLEH:
SINDY PRAMUDITA
C1G120073
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2023
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..............................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar belakang ..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................6
2.1 Konsep Penerapan.............................................................................................6
2.2 Konsep Akuntabilitas........................................................................................6
2.2.1 Karakteristik Akuntabilitas.................................................................7
2.2.2 Dimensi Akuntabilitas........................................................................7
2.3 Konsep Pengelolaan..........................................................................................8
2.4 Konsep Keuangan Desa.....................................................................................9
2.5 Konsep Pengelolaan Keuangan Desa................................................................10
2.5.1 Asas-Asas Dan Prinsip Keuangan Desa.............................................11
2.5.2 Tujuan Pengelolaan............................................................................12
2.5.3 Tahapan Pengelolaan Keuangan Desa................................................13
2.5.4 Anggaran Dana Desa Di Desa Kukutio..............................................15
2.6 Konsep Aplikasi Siskeudes Dalam Pengelolaan Keuangan..............................17
2.7 Penelitian Terdahulu..........................................................................................23
2.8 Kerangka Pikir...................................................................................................28
ii
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................29
3.1 Tipe Penelitian...................................................................................................29
3.2 Lokasi Penelitian...............................................................................................29
3.3 Subjek Dan Informan Penelitian........................................................................29
3.3.1 Subjek Penelitian................................................................................29
3.3.2 Informan Penelitian............................................................................30
3.4 Teknik Penentuan Informan..............................................................................30
3.5 Jenis Dan Sumber Data......................................................................................31
3.5.1 Jenis Data............................................................................................31
3.5.2 Sumber Data.......................................................................................31
3.6 Teknik Pengumpulan Data................................................................................31
3.7 Definisi Konseptual...........................................................................................32
3.8 Teknik Analisis Data.........................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................34
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
yang ada khususnya dalam bidang akuntansi. Baik pemerintah pusat maupun masyarakat itu
sendiri sehingga pemerintah harus melaporkan penggunaan dan pengeluaran keuangan yang
diterima serta direalisasikan dalam APBDes kepercayaan masyarakat semakin kuat terhadap
pemerintah. Adanya isu-isu yang mungkin didengar oleh masyarakat entah itu dari luar desa
ataupun cerita yang berkembang dari dalam masyarakat itu sendiri membuat masyarakat
berprasangka buruk terhadap pemerintah yang ada mengenai penggunaan dana desa yang
Pengelolaan keuangan desa sangat rawan akan manipulasi sehingga pemerintah memberikan
alternatif yaitu aplikasi dana desa SISKEUDES. pemerintah membuat aplikasi ini karena yaitu
berdasar pada UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Desa diberikan kesempatan untuk
mengurus tata pemerintah sendiri, pengeluaran keuangan dan melakukan pembangunan untuk
Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES) telah dikembangkan bersama oleh Badan
(Kemendagri). Aplikasi SISKEUDES mulai diterapkan di Tahun 2015 dengan dukungan dari
Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 143/8350/BPD tanggal 27 November 2015 Aplikasi
Pengelolaan Keuangan Desa dan Surat KPK Nomor B.7508/01-16/08/2016 tanggal 31 Agustus
2016 tentang Himbauan Terkait Pengelolaan Keuangan Desa/Dana Desa. Aplikasi ini merujuk
kepada peraturan pengelolaan keuangan desa yaitu Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa. Rilis terakhir dari Aplikasi SISKEUDES ini yaitu Rilis
V1.0.R1.06. Aplikasi ini dapat digunakan sampai dengan penyusunan Laporan APBDes Tahun
Anggaran 2018. Pada Bulan April 2018, Kemendagri mengeluarkan Permendagri Nomor 20
Tahun 2018 mengenai Pengelolaan Keuangan Desa yang mencabut Permendagri Nomor 113
Tahun 2014, sehingga Aplikasi SISKEUDES perlu disesuaikan dengan regulasi tersebut.
Aplikasi SISKEUDES versi terbaru dikeluarkan dengan Rilis Versi 2.0 (Petunjuk Pengoperasian
Microsoft Access sehingga lebih portable dan mudah diterapkan oleh pengguna aplikasi yang
awam sekalipun. Transaksi keuangan desa termasuk dalam kelompok skala kecil, sehingga lebih
mudah ditangani dengan database Microsoft Access ini. Penggunaan aplikasi dengan
menggunakan database SQL Server hanya dikhususkan untuk tujuan tertentu atau volume
transaksi sudah masuk dalam kategori skala menengah. Aplikasi SISKEUDES ditujukan kepada
aparat pemerintah desa untuk memudahkan pengelolaan keuangan desa mulai dari tahap
SISKEUDES oleh Pemerintah Desa dilakukan melalui permohonan dari Pemerintah Daerah
untuk penggunaan aplikasi SISKEUDES kepada Kemendagri atau Perwakilan BPKP setempat.
Daerah sehingga dapat diterapkan pada seluruh desa yang ada pada wilayah pemerintah daerah
2
memberikan kode SML pemda yang dikeluarkan secara resmi oleh BPKP dan Kemendagri
Dengan adanya aplikasi SISKEUDES ini pemerintah desa memiliki satu hal lagi yang
desa.pengelolaan berbasis computer telah berevolusi dari yang hanya mendukung pengelolaan
menjadi hal utama, teknologi saat ini diharapkan menjadi hal yang signifikan. (Wirawan dan
Suardhika 2016).
Hal ini menunjukan pentingnya system tegnologi di zaman ini terkhusus elektronik dan aplikasi
berbasis web, keuangan, teori penerima teknologi informasi, atau di sebut TAM (technology
sebagaimana diperkenalkannya aplikasi SISKEUDES pada tahun 2015 dimana aplikasi ini
sangat membantu dan memudahkan salah satunya dalam pengelolaan, dana yang ada di desa baik
pengeluaran maupun pemasukan seperti pendapatan desa, belanja desa dan lain sebagainya.
pertanggungjawaban dan memberikan hasil pelaporan yang berkualitas, akuntabel, dan tepat
waktu.
Seperti juga yang tertera pada sebuah penelitian, dimana penelitian ini menunjukkan
perbedaan dari berbagai segi mengenai sebelum dan sesudah penggunaan aplikasi SISKEUDES
ini, seperti salah satunya dari segi pengelolaan keuangan yang di peroleh hasil bahwa
pengelolaan keuangan dengan menggunakan aplikasi SISKEUDES memang jauh lebih baik,
3
SISKEUDES berjalan dengan sangat baik.(Morenly Marchel,Rosalina A.M. Koleangan,George
Namun, dalam penggunaan aplikasi SISKEUDES di Desa Kukutio ini masih terdapat
kendala yaitu kendala jaringan dimana di Desa Kukutio saat ini masih sering terjadi pemadaman
listrik dan dimana saat pemadaman listrik maka jaringan pun turut menghilang, serta perangkat
desa yang telah mengikuti pelatihan sebelumnya, di periode berikutnya di gantikan dengan orang
Pembagian dana membutuhkan pengelolaan keuangan desa yang transparan, akuntabel, clean,
tertib, dan efisien, Sebagai tanggung jawab dan tugas desa menyusun laporan keuangan yang
dipermudah dengan adanya Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES). Dan dapat
mengurangi kecurigaan dalam pengoprasian dan pengelolaan dana serta mengurangi kecurangan
(Rita Martini, Resy Agustin, Amira Fairuz Dita, Anggun Noval Murinda,2019)
2. Faktor apakah yang menjadi kendala dalam penerapan prinsip pengelolaan keuangan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan prinsip
akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan desa melalui aplikasi SISKEUDES di Desa Kukutio.
4
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus kajian penelitian ini dan tujuan yang
ingin dicapai, maka diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
berfikir secara ilmiah dan sistematis dalam menyusun kajian, mengembangkan ilmu
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber data untuk para peneliti
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
memasangkan”.
Sedangkan Riant Nugroho (2014:158) “penerapan pada prinsipnya cara yang dilakukan
Menurut pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan adalah suatu metode, atau
apparat pemerintah desa dalam mempertanggungjawabkan pengelolaan Dana Desa dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan agar dilaksanakan secara efisien, efektif, dan ekonomis.
aktivitas pemerintahan kepada pihak yang telah memberi amanah yaitu masyarakat.
6
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas adalah
pertanggungjawaban atas kewajiban dalam hal menyajikan dan melaporkan kepada pihak
tertentu.
3. Menghasilkan informasi yang berkualitas atas kinerja yang telah dicapainya untuk
Akuntabilitas yang harus dilakukan organisasi pemerintaham terdiri atas beberapa dimensi.
penghindaran penyelewengan jabatan maupun dana publik seperti korupsi, kolusi dan
7
nepotisme. Dengan adanya akuntabilitas kejujuran terciptanya praktik lembaga publik
yang sehat.
2) Akuntabilitas Manajerial
3) Akuntabilitas Program
bahwa program yang direncanakan dan akan dilaksanakan nantinya sesuai kebutuhan
yang ada, dengan berprinsip pada program yang bermutu serta dapat mencerminkan
4) Akuntabilitas Kebijakan
5) Akuntabilitas Finansial
mengelola sampai menggunakan dana publik sefisien dan seefektif mungkin. Pemerintah
mempunyai kewajiban atas laporan yang dibuat berdasarkan gambaran kinerja finansial.
Menurut G.R Terry (dalam Hasibuan, 2014:2), menyatakan bahwa: “Manajemen adalah
8
pergerakan dan pengendalian untuk menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan
Pengelolaan berasal dari kata kelola yang mendapat awalan “pen” dan akhiran “an”
Pengelolaan itu sendiri awal katanya “kelola”, di ditambah awalan ipe” dan akhiran “an” istilah
lain dari pengelolahan adalah management”. Manajemen adalah ikatan yang aslinya dari bahasa
pengadministrasian, pengaturan, atau penataan suatu kegiatan. Namun katan management sendiri
sudah diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi kata manajemen yang berarti sama dengan
“pengelolaan”, yakni sebagai suatu proses mengkoordinasi dan mengintegrasi kegiatan kegiatan
kerja agar dapat diselesaikan secara efisien dan efektif. W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar
pengendalian, pengaturan atau mengorganisir suatu hal agar tertata sedemikian semestinya.
Keuangan menurut Gitman (2012:4) adalah Finance can be defined as the science and art
of managing money. Dari definisi tersebut maka dapat dikembangkan bahwa keuangan sebagai
seni berarti melibatkan keahlian dan pengalaman, sedangkan sebagai ilmu berarti melibatkan
prinsip-prinsip, konsep, teori, proposisi dan model yang ada dalam ilmu keuangan.
9
Menurut Sundjaja dan Barlian (2002:34) Keuangan merupakan ilmu dan seni dalam
mengelola uang yang mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi. iKeuangan
berhubungan dengan proses, lembaga, pasar, dan instruments yang terlibat dalam transfer yang
Dalam UU Desa N0. 06 Tahun 2014 menjelaskan bahwa Keuangan Desa adalah semua
pihak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan
Melihat pengertian para ahli tersebut maka dapat di simpulkan bahwa keuangan desa
adalah isemua milik desa yang bertujuan untuk kepentingan desa. Yang diprioritaskan untuk
kepentingan skala lokal yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan
masyarakat.
Sehingga keuangan desa menjadi hal pokok yang patut diawasi pengelolaannya, tidak
hanya oleh pemerintah melainkan juga masyarakat wajib ikut serta dalam pengawasan
Menurut Nugroho (2003: 119), Pengelolaan adalah bahasa yang biasa di dipakai pada
ilmu manajemen. Secara etimologis, istilah manajemen berasal dari kata management yang
biasanya mengacu pada proses mengelola atau menangani sesuatu dalam rangka mencapai tujuan
tertentu. Oleh karena itu, manajemen adalah ilmu manajemen yang menyangkut pada proses
pengelolaan dan pengolahan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu (Hariyanto, 22/12/2012)
10
George R. Terry dalam buku Principles of Management (Sukarna, 2011:3), juga
efforts of iotherpeople atau manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
melalui atau bersama-sama usaha orang lain. (Katha N. Bartol dan David C. Marti,
imengendalikan.” Sementara itu James A.F. Nter T.Hani Handoko (1982:8) mengartikan
upaya anggota suatu organisasi dengan menggunakan sumber daya lainnya dalam mencapai
keuangan desa”. Pengelolaan keuangan desa dilaksanakan dalam masa 1 tahun anggaran,
Berdasarkan uraian menurut para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan keuangan atau manajemen keuangan desa merupakan rancangan, proses, pelaporan,
Dalam hal tersebut, maka pengelolaan keuangan desa menjadi faktor penting sebab
Pengelolaan atau manajemen keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
keuangan desa (Bastian, 2015:24). Manajemen keuangan desa memberikan manfaat dalam
11
2. Menyusun rencana dan merumuskan tujuan
Menurut Permendagri Nomor 113 Tahun 2014, keuangan desa harus dikelola
berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif dan dilakukan dengan tertib dan disiplin
anggaran. Terdapat tiga prinsip dalam pengelolaan keuangan pemerintah menurut Mardiasmo
Transparansi
anggota masyarakat memiliki hak dan diakses yang sama untuk mengetahui proses
anggaran.
Akuntabilitas
12
Prinsip value for money yang menerapkan proses penganggaran secara ekonomis,
Dari beberapa pengertian di atas tentu bisa disimpulkan tujuan pengelolaan adalah untuk
mendapatkan sesuatu dengan nilai yang lebih baik dengan cara mengerahkan usaha-usaha.
Misalnya sebuah gedung bisa dikelola menjadi lebih bermanfaat dan berdaya guna serta
menghasilkan keuntungan. Pengelolaan gedung yang baik, tidak akan menyebabkan penyusutan
2. Mendapat keuntungan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan
Desa menyebutkan bahwa pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang
keuangan desa. Dari definisi tersebut maka siklus pengelolaan keuangan desa terdiri dari: (1)
13
Tahap perencanaan dimulai dari Pemerintah Desa menyusun rencana pembangunan desa
Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) untuk jangka waktu enam tahun, dan
Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP
Desa) yang merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu satu tahun. Setelah
Kegiatan pelaksanaan keuangan desa meliputi penerimaan dan pengeluaran keuangan desa.
Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan kewenangan desa
dilaksanakan melalui rekening kas desa dan harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah.
dan pengeluaran desa secara tertib ke dalam buku kas umum dan buku pembantu. Penatausahaan
dilakukan oleh Bendahara Desa. Bendahara Desa wajib melakukan pencatatan setiap penerimaan
dan pengeluaran serta melakukan ditutup buku setiap akhir bulan secara tertib dan membuat
laporan pertanggungjawaban setiap bulan kepada Kepala Desa paling lambat tanggal 10 ibulan
Adapun kegiatan pelaporan adalah kegiatan penyampaian laporan Kepala Desa kepada
Bupati/Walikota berupa laporan semester pertama, dan laporan semester akhir tahun. Laporan
semester pertama disampaikan paling lambat pada akhir bulan Juli tahun berjalan, sedangkan
laporan semester akhir tahun disampaikan paling lambat akhir bulan Januari tahun berikutnya.
APBDesa kepada Bupati/Walikota di setiap akhir tahun anggaran. Laporan tersebut terdiri dari
pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. Peraturan Desa
Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Anggaran berkenaan, dan Format
Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke desa. (Permendagri 113
Finansial Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa ADD) di Kantor Desa Perangat Selatan
Finansial dalam pengelolaan ADD di Kantor Desa Perangat Selatan dimulai dari pelaksanaan
Pemerintah Desa, namun belum dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh masyarakat desa.
dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang
diukur dalam satuan uang yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk suatu
periode”.
15
Menurut Halim dan Kusufi (2017:48), “Anggaran adalah dokumen yang berisi estimasi
kerja, baik berupa penerimaan dan pengeluaran yang disajikan dalam ukuran moneter yang akan
dicapai pada periode waktu tertentu dan menyertakan data masa lalu sebagai bentuk
Menurut Dewi Utari dkk. (2016:185) menyatakan bahwa “Anggaran adalah rencana kerja
yang dituangkan dalam angka-angka keuangan baik itu dalam jangka pendek atau jangka
panjang. Seperti halnya yang dilakukan oleh pemerintah Desa Kukutio dengan mengikuti
ketentuan penyusunan anggaran dana desa serta menampilkan rincian anggaran dana desa di
depan kantor balai Desa Kukutio berbentuk spanduk(baliho). Berikut Anggaran Dana Desa Di
(RP)
1 Pendapatan
2 Belanja Desa
16
Penyelenggaraan Pemerintahan Rp.659.256.875,- 30%
3 Pembiayaan
Lalu
yang besar untuk mengurus citata pemerintahannya sendiri serta pelaksanaan pembangunan
untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat desa. Selain itu pemerintah
desa diharapkan untuk lebih mandiri dalam mengelola pemerintahan dan berbagai sumber daya
alam yang dimiliki, termasuk di dalamnya pengelolaan keuangan dan kekayaan milik desa.
Begitu besar operan yang diterima oleh desa, tentunya disertai dengan tanggung jawab yang
besar pula. Oleh karena itu pemerintah desa harus bisa menerapkan prinsip transparansi dan
17
akuntabilitas. Seiring dengan itu maka badan pengawasan keuangan dan pembangunan (BPKP)
bersama ditjen bina pemerintahan desa kementerian dalam negeri mengembangkan aplikasi
desa dilakukan melalui permohonan dari pemerintah Daerah untuk penggunaan aplikasi
SISKEUDES kepada Kemendagri atau Perwakilan BPKP setempat. Tujuannya adalah agar
diterapkan pada seluruh desa yang ada pada wilayah pemerintah daerah yang bersangkutan.
Persetujuan penggunaan Aplikasi SISKEUDES dilakukan dengan cara memberikan kode SML
nama SIMDA Dza merupakan aplikasi gratis yang dapat menjadi solusi. SISKEUDES
seluruh indonesia. Aplikasi ini menggunakan database Microsoft access sehingga lebih mudah
tingkat kabupaten/kota biayanya dianggarkan dalam APBD masing-masing. Aplikasi ini sedari
proses utama yang harus dilakukan adalah pengisian data umum pemerintah daerah dengan
18
memberikan kode SML pemda yang dikeluarkan secara resmi oleh BPKP dan Kemendagri,
tanpa melakukannya maka ada beberapa proses yang tidak dapat dilakukan serta dalam
output/laporan yang tidak dapat ter informasi secara lengkap. Menu Data Umum Pemda
digunakan untuk melakukan penginputan data umum pemerintah daerah yang menggunakan
aplikasi Siskeudes, seperti: Nnama Pemda, Alamat, Ibu Kota, Nama Kepala Daerah, dan Tahun
Anggaran. Menu Parameter Kecamatan dan Desa digunakan untuk melakukan penginputan data
Kecamatan dan Desa yang terdapat pada kabupaten/kota yang bersangkutan. Berikutnya adalah
menu data entri,Data Entry merupakan menu untuk yang digunakan oleh Pemerintah Desa. Menu
Data dibagi dalam 4 kelompok menu yang disesuaikan dengan tahapan pengelolaan keuangan
19
b) Modul – Penganggaran, merupakan kelompok menu yang digunakan untuk
melakukan proses penyusunan anggaran dengan output utama APBDes dan Penjabaran
APBDesa.
20
Gambar 2.3 Penatausahaan Keuangan Desa
APBDes dan Catatan atas Laporan Keuangan Desa di(CaLK). iPad modul ini juga
disediakan Laporan Kompilasi yang menggabungkan seluruh laporan desa-desa yang ada
di pemda.
21
Sumber foto: manual operasi aplikasi siskeudes 2.0 (2018)
Menurut salah satu aparat desa yaitu AA Putu Subagia Pembinaan mengenai aplikasi
sistem keuangan desa (SISKEUDES) cukup rutin dilakukan setiap tahunnya. Pada tahun 2016
hingga tahun 2019 pelatihan dilaksanakan di kaur di (kepala urusan) di kabupaten kolaka dan
pada tahun 2022 di dilaksanakan di kaur (kepala urusan) di kota kendari. Dalam penerapannya
masih ada beberapa kendala hingga saat. Penerapan aplikasi SISKEUDES berpengaruh pada
22
2.6 Penelitian Terdahulu
23
EMPEE BATA Dalam pelaksanaan aplikasi
KECAMATAN ini terdapat kendala yaitu
BLANG BINTANG kurangnya sumber daya
KABUPATEN manusia idi gampong Empee
ACEH BESAR Bata, tidak adanya
pembiayaan upah untuk
operator Siskeudes serta
tidak adanya kantor sebagai
tempat untuk bekerja.
Lainnya dikarenakan
peraturan tentang
penggunaan angaran desa
yang sering berubah
mengakibatkan proses
perubahan data Pada aplikasi
memakan waktu dan proses
yang selama, ini kemudian
menghambat gampong untuk
melanjutkan proses
pengelolaan keuangan
gampong lainnya. Penelitian
ini menyimpulkan bahwa
dengan adanya Siskeudes ini
sangat membantu gampong
dalam pengelolaan
keuangannya, dan ikan lebih
maksimal jika hal ini
didukung dengan
kemampuan gampong yang
mampu mengaplikasikannya
dengan baik. Pelatihan dan
penyediaan fasilitas masih
sangat dibutuhkan untuk
mendukung suksesnya
pelaksanaan aplikasi
Siskeudes.
3 PENGELOLAAN REZKY Hasil penelitian ini Perbedaan dari
KEUANGAN ARJULIADI(2022) menunjukkan bahwa penelitian ini yaitu
DESA MELALUI pengelolaan keuangan desa ilocus
APLIKASI melalui aplikasi Siskeudes di
SISTEM Gampong Cot Ba'u
KEUANGAN Kecamatan Sukajaya Kota
DESA Sabang sudah sesuai dengan
di(SISKEUDES) DI Permendagri no.20 Tahun
GAMPONG COT 2018 tentang Pengelolaan
BA'U Keuangan Desa. Dimana
24
KECAMATAN seluruh tahapan mulai dari
SUKAJAYA perencanaan, pelaksanaan,
KOTA SABANG penatausahaan, pelaporan
hingga pertanggungjawaban
telah terimplementasi
dengan baik. Pelaporan
keuangan Gampong Cot
Ba'u juga menjadi lebih
efektif dan efisien dengan
menerapkan aplikasi
Siskeudes. Namun dalam
prosesnya terdapat kendala
yang dihadapi yaitu sistem
terkadang tidak support idan
error, kurangnya pelatihan
dan bimbingan teknis
langsung serta ciharus hati-
hati dalam menginput data.
Penelitian ini menyimpulkan
bahwa aplikasi Siskeudes
sangat membantu aparatur
gampong di dalam
mengelola keuangan dan
membuat laporan
pertanggungjawaban,
meskipun terdapat beberapa
kendala dalam proses
pengoperasiannya.
4 ANALISIS PERAN Muhammad ainur Berdasarkan hasil penelitian Perbedaan dari
APLIKASI Ridwan(2019) menunjukan bahwa (1) penelitian ini yaitu
SISTEM untuk pengelolaan aplikasi Metode
KEUANGAN SISKEUDES di Desa penelitiannya,
DESA Bogorejo sudah iterstruktur yang
di(SISKEUDES) dengan baik dan memenuhi menggunakan
DALAM standar penerapan serta metode penelitian
MENINGKATKA melakukan proses kuantitatif,
N KUALITAS pertanggungjawaban yang indikator yang di
AKUNTABILITAS relevan, sehingga semua digunakan, dan
KEUANGAN proses pengelolaan isudah locus.
DESA iDI baik. (2) aplikasi sistem
diTINJAU DARI keuangan desa
PERSPEKTIF di(SISKEUDES) sangat
EKONOMI SLAM membawa perubahan yang
(Studi Pada Desa baik di Desa Bogorejo,
Bogorejo, karena mempermudah dalam
Kecamatan Gedong pelaporan
25
Tataan, Kabupaten pertanggungjawaban,
Pesawaran) menghasilkan laporan
keuangan yang akurat,
relevan dan mampu
menyajikan laporan
keuangan dengan wajar
sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun
2005, sehingga dengan
penerapan aplikasi sistem
keuangan desa mampu
berperan dalam
meningkatkan kualitas
akuntabilitas keuangan desa
dalam rangka mewujudkan
tata kelola desa yang baik.
5 APLIKASI ASRIADI(2021) Perbedaan dari
SISTEM Hasil penelitian penelitian ini yaitu
KEUANGAN menunjukkan bahwa aplikasi Locus dan terdapat
DESA siskeudes di Desa Liu tiga indikator yang
di(SISKEUDES) Kecamatan Majauleng digunakan
DALAM Kabupaten Wajo
MEWUJUDKAN menggunakan perangkat
GOOD keras (hardware) komputer
GOVERNANCE minimal intel Celeron 1,5 hz
(STUDI KASUS DI dengan memori RAM 1 Gb
DESA LIE dan menggunakan perangkat
KECAMATAN lunak (software) yang telah
MAJAULENG disiapkan oleh BPKP dengan
KABUPATEN database SQL Server dan
WAJO) Microsoft Acces, dengan
adanya aplikasi siskeudes
imemudahkan aparat desa
dalam menyusun dan
menginput laporan keuangan
desa dimulai dari
perencanaan, penganggaran,
penatausahaan, dan
pelaporan sehingga aplikasi
siskeudes dapat mewujudkan
good governance dengan
terbentuknya, 1) transparansi
keuangan Desa Lium dengan
adanya papan informasi
APBDes yang dapat idi
diakses oleh masyarakat,
26
2) akuntabilitas keuangan
Desa Liu dilakukan
imusrembang serta realisasi
APBDesa kepada inspektorat
dan masyarakat,
3) Partisipasi yang dilakukan
oleh masyarakat dengan ikut
serta dalam perencanaan,
pengawasan, dan evaluasi
Pada pengelolaan keuangan
Desa Liu.
27
2.7 Kerangka Pikir
aplikasi SISKEUDES di desa tersebut, serta kendala apasaja yang menghambat dalam
Prinsip Pengelolaan
Keuangan :
Akuntabilitas
Mardiasmo (2002:105)
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Mukhtar (2013: 10) metode penelitian deskriptif kualitatif adalah sebuah metode yang
digunakan peneliti untuk menemukan pengetahuan atau teori terhadap penelitian pada satu
waktu tertentu. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif. Dalam penelitian ini, objek yang dimaksud adalah Prinsip Pengelolaan Keuangan
Watubangga Kabupaten Kolaka. Lokasi tersebut dipilih karena adanya permasalahan yang
Aplikasi Sistem Keuangan Dana Desa. Selain itu, factor biaya dan waktu serta akses
individu maupun organisme sebagai sumber informasi yang diperlukan peneliti untuk
mendapatkan data penelitian.Adapun subjek dalam penelitian ini adalah aparat desa
kukutio.
29
3.3.2 informan Penelitian
menguasai dan mengetahui masalah, serta terlibat langsung dengan masalah pada
Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive. Teknik purposive
ini adalah teknik mengambil informan atau narasumber dengan tujuan tertentu sesuai dengan
tema penelitian karena orang tersebut dianggap memiliki informasi yang diperlukan bagi
penelitian. Dalam hal ini peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui permasalahan
yang akan dikaji serta mampu memberikan informasi yang dapat dikembangkan untuk
memperoleh data.
30
3.5 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif yaitu data yang
disajikan dalam bentuk katan verbal bukan dalam bentuk angka (Sugiyono,2013:).
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data Primer
merupakan data yang di diperoleh langsung dari responden atau objek yang di
atau literatur-literatur dari internet, surat kabar, jurnal dan lain sebagainya,
sebagian atau seluruhnya dari kumpulan data yang telah dicatat atau diperoleh.
berhubungan dengan penelitian. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
antara lain :
1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya
jawab yang dilakukan secara langsung oleh pihak-pihak yang terkait dan berhadapan
langsung dengan informan kunci yang dianggap mengerti tentang permasalahan yang
akan diteliti.
2. Dokumentasi
31
Dokumentasi yaitu dengan memanfaatkan dokumen tertulis, gambar, maupun
prinsip yang sebagaimana merupakan pedoman untuk berpikir dan bertindak dijadikan
masyarakat dan telah sesuai dengan ketentuan dan prinsip yang ada.
dan transparansi yang idi diberikan aplikasi siskeudes dalam membantu pengelolaan
keuangan desa.
4. Keuangan desa merupakan pidana atau anggaran yang dimiliki desa untuk
Secara umum, penelitian ini menggunakan teknik analisis data interaktif yang
Kompenen pertama analisis data interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan
Huberman yaitu reduksi data menjelaskan bahwa langkah reduksi data melibatkan beberapa
32
tahap. Tahap pertama, melibatkan langkah-langkah editing, pengelompokan, dan meringkas
data. Pada tahap kedua, peneliti menyusun kode-kode dan catatan-catatan mengenai
berbagai hal, termasuk yang berkaitan dengan aktivitas serta proses proses sehingga peneliti
dapat menemukan tema-tema, kelompok kelompok, dan pola-pola data. Catatan yang
dimaksud disini tidak lain adalah gagasan-gagasan atau ungkapan yang mengarah pada
kedua analisis interaktif dari Miles dan Huberman, yakni penyajian data yang melibatkan
langkah-langkah mengorganisasikan data, yaitu menjalin kelompok data yang satu dengan
kelompok data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan
dalam satu kesatuan karena dalam penelitian kualitatif data biasanya beraneka ragam
perspektif dan terasa bertumpuk oleh karena sebab penyajian data pada umumnya diyakini
Dalam hubungan ini, data yang disajikan berupa kelompok-kelompok yang saling
dikait-kaitkan sesuai dengan kerangka teori yang digunakan. Gambar-gambar idan diagram
yang menunjukkan keterkaitan antara gejala satu dengan gejala lain sangat diperlukan
untuk kepentingan analisis data. Pad komponen yang terakhir, yakni penarikan dan
ada atau kecenderungan dari display data yang telah dibuat. Ada kalaya kesimpulan telah
tergambar sejak awal, namun kesimpulan final tidak pernah dapat dirumuskan secara
memadai tanpa peneliti menyelesaikan analisis diseluruh data yang ada. hal memiliki
sejumlah makna pesan yang disampaikan melalui sejumlah tanda dalam bentuk audio
impun visual.
33
BAB 1V
Kukutio berasal dari bahasa suku MORONENE yang artinya CUBIT SEDIKIT.
trasmigrasi areal kawasan ini telah di tempati oleh sekelompok komunitas suku
suku Moronene bertempat tinggal di sekitar rawa dan luas rawa tersebut kurang lebih
1 Ha. Yang mereka sebut telaga. Kondisi tersebut sangat memprihatinkan dan
termasuk daerah terpencil sehingga sarana dan prasarana masi sangat terbatas. Areal
Toari.
Watubangga yang sangat luas dan didukung sumber daya alam yang potensial, maka
34
dijadikan salah satu lokasi unit pemukiman trasmigrasi umum yang di tempatkan
pada tanggal 01 januari 1982. Areal kawasan telaga menjadi salah satu penempatan
lokasi trasmigrasi, maka semenjak itulah kampung telaga tersebut diberi nama Telaga
Sari atau SP5 (satuan pemukiman 5) yang dipimpin oleh kepala UPT dengan jumblah
penduduk = 200 KK, atau 615 jiwa terdiri dari Daerah Asal Provinsi Jawa Barat = 98
KK, Provinsi Bali = 102 KK, mengingat kondisi masih sangat luas dan layak,
200 KK (658 jiwa) yang terdiri dari daerah asal Provinsi Jawa Tengah = 98 KK,
Table 2.3
N MULAI AKHIR
O NAMA PEJABAT JABATAN JABATAN JABATAN
KEPALA UPT SP5 DAN
1 MUKMIN KINO SPD 1982 1983
2 WAYAN WIYASA KORADES I 1983 1984
3 DARSO KUSWARA KORADES II 1985 1986
KUSNAN,KARATEKE
4 R PEJABAT KADES 1987 1991
5 KUNU.R,KARATEKER PEJABAT KADES 1992 1993
6 DARSO KUSWARA KADES DEFENITIF 1994 2002
KADES DEFENITIF
7 EDY HARYONO PRIODE 2002 2007
KADES DEFENITIF
8 EDY HARYONO PRIODE 2008 2013
TAHIR
9 NUHUNG,SE.,M.Si PEJABAT KADES 2013 2013
KADEK
10 SUARJANA,S.Sos PEJABAT KADES 2014 2015
11 I NYOMAN KEPALA DESA 2016 2022
35
BUDIARSANA DEFENITIF
KEPALA DESA
12 SUSSILO,S.TP DEFENITIF 2022 2028
Asal usul Desa Kukutio merupakam gabungan dari Desa Telaga Sari (SP 5) dan
(SP D) dengan jumblah penduduk = 400 KK atau 1.273 jiwa yang dipimpin oleh
kepala UPT yang bernama bapak Makmun Kino. Pada bulan agustus 1982 UPT SP 5
( Telaga Sari) di gabung dengan UPT SP D di lakukan dengan nama Desa Kukutio.
Luas wilayah Desa Kukutio 2.315 Ha, Dusun II Lalowata = 600 Kelapa Sawit =
1.900 Ha, luas kebun coklat, jambu mete, dan jati = 96 Ha, luas sawah tadah hujan =
50 Ha, luas pemukiman 150 H, luas sarana perkantoran = 20, 4 Ha, luas pemakanan =
4 Ha, luas landing pertanian = 95 Ha. Desa Kukutio terletak di 85 km dari Ibu Kota
Kabupaten Kolaka, dan 15 km dari Ibu Kota Kecamatan Watubangga. Batas wilayah
berikut :
36
Visi :
desa yang adi, Makmur, sehat, religious, sejahtera, dan bermartabat untuk menuju
Misi :
4. penggunaan dana desa yang transparan dan melibatkan masarakat dalam sejauh
koperasi industri rumah tangga dan program lain yang membuka lapangan kerja
37
9. Memantapkan exsistensi dan meningkatkan peran perempuan dan kepemudaan
yang lebih baik berpendidikan layak kesehatan yang prima serta mempunyai rasa
11. Mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang toleransi aman, nyaman, sadar
12. Meningkat pelayanan publik yang mudah dan cepat dengan Mengembangkan
serta sebagai upaya mempromosikan desa dan kegiatan pembangunan desa serta
Table 2.3
38
5. Struktur organisasi Desa Kukutio
Gambar 2.4
SUWARTI
(SEKDES)
DUSUN-DUSUN
KEPALA DUSUN 1 KEPALA DUSUN 2 KEPALA DUSUN 3 KEPALA DUSUN 4 KEPALA DUSUN 5 KEPALA DUSUN 6
39
B. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Desa Kukutio
Pengelolaan keuangan desa tidak bisa dipandang sebagai sebuah proses yang
tidak berisiko, karena Undang-undang yang ada telah mengatur bahwa mekanisme
pengelolaan keuangan desa saat ini mirip dengan mekanisme pengelolaan APBD
Provinsi/Kabupaten/Kota.
Oleh karena itu, pengelolaan keuangan tersebut harus didukung oleh SDM yang
dan value for monay. Terkait wawancara tentang pentingnya prinsip pengelolaan
keuangan desa, ibu Suarti selaku Sekertaris Desa Desa kukutio memberikan
keterangan bahwa:
“Pengelolaan keuangan desa yang baik itu adalah yang transparan, akuntabel,
partisipatif, tertib dan disiplin anggaran serta sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Kukutio di lakukan sesuai dengan Permendagri No. 20 Tahun 2018 yang mana
40
Regulasi yang berlaku menjadi tolak ukur bahwa keuangan desa dilakukan sesuai
dengan ketentuan dan prinsip pengelolaan keuangan yang terdiri dari prinsip
tanggung jawab untuk memperhitungkan manajemen dan kontrol sumber daya, serta
ditetapkan. Menurut prinsip akuntabilitas, setiap tindakan dan hasil akhir dari operasi
administrasi pemerintah desa harus bertanggung jawab kepada masyarakat desa sesuai
dengan hukum. Terkait asas akuntabel, Ibu Fitrawati, S. Pd. selaku Kasi Pemerintahan di
Desa Tonasa memberikan keterangan bahwa: ”Menurut saya, perwujudan asas akuntabel
dapat dilihat dari penyusunan laporan keuangan desa yang tertuang dalam aplikasi
keuangan desa, itu dari sisi akuntabilitas secara fiskalnya. Sedangkan akuntabilitas secara
sosialnya seperti kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan unsur warga dan juga
didukung dengan dokumen terkait, sesuai prosedur yang ditetapkan dan bisa
Tonasa dijalankan sesuai asas akuntabel, dimana asas akuntabel merupakan setiap tindakan
Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran di Desa Tonasa dapat
41
(sesuatu itu benar-benar terjadi), kepada masyarakat maupun kepada jajaran pemerintahan
pemerintahan desa yang mengikutsertakan kelembagaan desa dan unsur masyarakat desa.
Terkait asas partisipatif, Ibu Linda Amelia selaku Kaur Umum, memberikan keterangan
bahwa: “kalau persoalan partisipan, dari unsur pemuda, dari unsur masyarakat banyak yang
ikut serta membangun desa agar lebih maju. Cuman untuk persoalan keuangan desa, yah
mereka tentu hanya memberikan dukungan dalam beberapa rencana kegiatan untuk desa
yang akan menggunakan anggaran, selebihnya kami di pemerintah desa yang menjalankan,
partisipasinya itu dalam Musrenbang”. Dari kutipan tersebut, pengelolaan keuangan desa di
Desa Tonasa sesuai dengan asas partisipatif dimana asas ini menyatakan bahwa setiap
maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya.
wajib melibatkan masyarakat para pemangku kepentingan didesa serta masyarakat luas.
Utamanya, kelompok marjinal sebagai penerima manfaat dari kegiatan pembangunan desa.
d. Pengelolaan keuangan desa berdasarkan asas tertib dan disiplin anggaran Asas tertib dan
disiplin anggaran memberikan arti bahwa pengelolaan keuangan desa harus mengacu pada
aturan atau pedoman yang melandasinya. Terkait asas tertib dan disiplin anggaran, Bapak
Amrullah, S.E. selaku Sekertaris Desa Tonasa, memberikan keterangan bahwa: “Kami
mengelola keuangan desa sesuai regulasi yang ada, yaitu berdasarkan permendagri No. 20
tahun 2018, dan yang pastinya sesuai dengan apa yang ada dalam aplikasi Siskeudes itu
sendiri”. 60 Dari kutipan tersebut, pengelolaan keuangan desa di Desa Tonasa sesuai dengan
asas tertib dan disiplin anggaran, dimana Tertib dan disiplin anggaran diartikan bahwa
42
anggaran itu harus dilaksanakan secara konsisten dengan pencatatan atas penggunaannya
sesuai dengan prinsip akuntansi keuangan di desa. Hal ini dimaksudkan bahwa pengelolaan
keuangan desa harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu
dengan mengelola keuangan desa sesuai Permendagri No. 20 Tahun 2018. Dengan
demikian, pengelolaan keuangan desa di Desa Tonasa sesuai dengan asas pegelolaan
keuangan desa dalam Permendagri No. 20 Tahun 2018. Selain itu, pengelolaan keuangan
desa di Desa Tonasa di lakukan dengan tahapan pengelolaan keuanagan desa mulai
2018. Terkait tahapan pengelolaan keuangan tersebut, Bapak Amrullah, S.E memberikan
keterangan bahwa: “Singkatnya, Alur perencanaan kami di sini, berawal dari RPJM Desa
yang periodenya selama 6 Tahun, kemudian berlanjut ke RKP Desa yang periodenya setiap
Tahun dibuat, nah itu yang menjadi dasar untuk masuk ke APBDesa. Kemudian, setelah
APBDesa sudah jadi untuk tahun berjalan, Kaur keuangan menginput masuk ke
penganggaran. Selanjutnya, dana sudah ada dalam rekening desa dan kaur keuangan
SPP yang dibuat. Terakhir tahap pelaporan, dalam pelaporannya menggunakan triwulan
pertiga bulan khusus Laporan realisasi kegiatan, sedangkan laporan APBDesa menggunakan
semester pertama yaitu 30 Juni tahun berjalan dan semester akhir yaitu 31 Desember”. Dari
Tahun 2018 sangat dipahami dengan baik oleh bapak sekertaris desa di Desa Tonasa. Hal itu
dapat di simpulkan bahwa pengelolaan keuangan desa 61 di Desa Tonasa di lakukan sesuai
dengan regulasi yang ada, karena dalam penerapannya pemerintah desa sangat memahami
apa yang tertuang dalam Permendagri N0. 20 Tahun 2018 tersebut. Selanjutnya, dalam
43
ini merupakan aplikasi yang diluncurkan khusus untuk pengelolaan keuangan di Desa dan
tentu menjadi aplikasi yang wajib di operasikan di seluruh tingkatan pemerintah desa di
Indonesia. Sehingga, adanya aplikasi ini tentu menjadi sesuatu yang sulit untuk diterima
oleh sebagian pemerintah desa, apalagi yang memiliki SDM yang kurang, baik dari segi
kuantitas maupun kualitasnya. Namun berbeda dengan pemerintah desa di Desa Tonasa,
aplikasi Siskeudes ini diterima dan diaplikasikan sejak tahun 2016. Penerimaan aplikasi
siskeudes di Desa Tonasa di tinjau dari perspektif TAM (Technology Acceptance Model).
Sebuah teori yang menjelaskan bagaimana pengguna mau menerima dan menggunakan
teknologi yang dapat di lihat dalam dua persepsi yaitu Perceived Usefulness (persepsi
Usefulness (persepsi kegunaan) Diluncurkannya aplikasi siskeudes pada tahun 2015 menjadi
kewajiban bagi pemerintah desa untuk bisa mengelola keuangannya dengan menggunakan
aplikasi Siskeudes. Hal itu menjadi sesauatu yang tidak mudah bagi sebagian pemerintah
desa untuk menerimanya. Tetapi di Desa Tonasa, dapat dilihat bagaimana 62 pemerintah
menunjukan keyakinan pemakai pada kontribusi sistem informasi terhadap kinerja pemakai.
Perceived usefulness (persepsi kegunaan) melihat sejauh mana seseorang meyakini bahwa
seseorang merasa percaya bahwa sistem berguna maka dia akan menggunakannya.
Sebaliknya jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi kurang berguna maka dia
tidak akan menggunakannya. Terkait konsep persepsi kegunaan dalam penerimaan aplikasi
Siskeudes, Bapak Amrullah, S.E. selaku pengelola aplikasi Siskeudes di pemerintah Desa
Tonasa memberikan keterangan bahwa: “Aplikasi siskeudes ini, mulai di terapkan sejak
44
tahun 2016 di sini dan aplikasi siskeudes sangat bagus, karena alurnya teratur mulai dari
tersebut, menunjukkan bahwa kegunaan yang dirasakan oleh responden yaitu dapat
keuangan. Pengelola aplikasi atau User dari aplikasi siskeudes di Desa Tonasa, merasa
terbantu dengan hadirnya aplikasi Siskeudes dalam mengelola keuangan desa. Oleh karena
itu, aplikasi Siskeudes di Desa Tonasa di terima karena mereka percaya bahwa aplikasi
siskeudes ini berguna. 63 b. Perceived Ease of Use (Persepsi Kemudahan Penggunaan) Davis
seseorang bahwa dalam menggunakan sistem tertentu tidak diperlukan usaha yang keras.
Meskipun usaha menurut setiap orang bebedabeda tetapi pada umumnya untuk
menghindari penolakan dari pengguna sistem atas sistem yang dikembangkan, maka sistem
harus mudah diaplikasikan oleh pengguna tanpa mengeluarkan usaha yang dianggap
Amrullah, S.E memberikan keterangan bahwa: “Menurut saya pribadi, aplikasi ini
memang sedikit ribet, tetapi karena sudah terbiasa, jadi aplikasi ini menjadi lebih mudah,
dan sangat membantu kami di pemerintah desa dalam pelaporan keuangan desa”
meyakini bahwa penggunaan aplikasi siskeudes itu mudah dan tidak memerlukan usaha
keras dari pemakainya untuk bisa menggunakannya. Sehingga dalam persepsi kemudahan
dan kemudahan penggunaan sistem untuk tujuan sesuai dengan keinginan pemakai. Oleh
45
karena itu, penerimaan aplikasi ini khususnya di Pemerintah desa Tonasa dianggap sebagai
sebuah system yang mudah digunakan. Sebagaimana bapak Amrullah, S.E memberikan
keterangan bahwa: “Aplikasi Siskeudes ini, secara pribadi sangat memberikan kemudahan
dalam tata kelola keuangan desa karena dilengkapi petunjuk pelaksanaan implementasi dan
manual aplikasi. Juga, disajikan pengelolaan keuangan desa secara sederhana sehingga
Berdasarkan kutipan tersbut, sangat jelas bahwa aplikasi siskeudes membantu pemerintah
desa dalam mengelola keuangannya sesuai dengan regulasi yang berlaku. Sebagaimana di
jelaskan secara detail oleh Bapak Amrullah, S. E. sambil menampilkan aplikasi siskeudes
tersebut, menyatakan bahwa: “Jadi begini, kita login menggunakan akun desa, kemudian
proses penginputannya dilakukan sekali sesuai dengan transaksi yang ada, nah di sini
pelaporan yang kemudian, aplikasi ini menghasilkan beberapa output, yaitu Dokumen
Penatausahaan, Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Bukti Penerimaan, Surat Setoran Pajak
(SSP), buku pajak, Laporan Penganggaran (Perdes APB Desa, RAB, APB Desa per sumber
dana), Laporan Penatausahaan, Buku Kas Umum, Buku Bank, dan Buku Pembantu”.
penggunaan aplikasi, karena pada dasarnya pengelola aplikasi di desa Tonasa memang
sudah dibekali ilmu dasar akuntansi. Selain itu pula, pengoprasian aplikasi ini juga dibekali
melalui pelatihan. Pendidikan dan pelatihan sangat perlu diikuti oleh pengguna aplikasi.
manfaat yang diberikan atas penggunaan aplikasi dan memudahkan dalam penggunaannya.
Hal tersebut dapat dicapai melalui pendidikan dan pelatihan yang tepat. Terkait pentingnya
pendidikan dan pelatihan dalam penerapan aplikasi siskeudes, bapak Amrullah, S.E
46
memberikan keterangan bahwa: “Pendidikan dan pelatihan untuk aparat desa memang
sangat dibutuhkan agar seluruh aparatur desa bisa lebih terampil dalam menggunakan
sistem yang ada” Penerapan aplikasi siskeudes memang memberikan banyak hal yang
berbeda dari sistem manual sehingga pelatihan sangat penting untuk lebih 65 memahami
aplikasi tersebut. Sebagaimana penjelasan bapak Amrullah, S.E, menyatakan bahwa: “Iya,
ada pelatihan dan sosialisasi yang di ikuti, karena ini aplikasi setiap tahun di update atau ada
fitur-fitur terbaru dan untuk tahun ini kami menerapkan aplikasi versi terbarunya, jadi
pelatihan itu sangat penting agar kita tidak ketinggalan dengan update terbarunya”. Hal itu
di perkuat oleh Ibu ikawati Amd. Ak, selaku Kaur keuangan juga memberikan keterangan
bahwa: “Aplikasi siskeudes ini memang lebih tersistem, jadi pendidikan dan pelatihan akan
memberikan keuntungan bagi kami dalam pelaporan keuangan pada khususnya, dan dalam
sesuai dengan faktor perceived usefulness dan perceived ease of use dari pemakai terhadap
aplikasi tersebut. .Oleh karena itu, Teori TAM menjelaskan bagaimana sikap individu untuk
keuangan desa menurut Pemendagri No. 20 Tahun 2018, aplikasi siskeudes ini sebagai
atau menu yang tersedia dalam melakukan tahapan pengelolaan keuangan desa melalui
aplikasi Siskeudes yaitu dalam menu data entri terdapat empat modul yaitu, perencanaan,
penganggaran, penatausahaan dan pembukuan. Berikut ini alur pengelolaan keuangan desa
dalam aplikasi siskeudes: 66 Gambar 4.2 Alur Perencanaan Dalam Aplikasi Siskeudes
Membuka Data Entri Memilih Menu Perencanaan Mengisi Submenu Pada Perencanaan
47
Mengisi data umum desa Mengisi visimisi desa Mengisi RPJM desa Menyimpan data dalam
Database 67 Gambar 4.3 Alur penganggaran Dalam Aplikasi Siskeudes Membuka Data Entri
Memilih submenu penganggaran Mengisi submenu isian data Mengisi submenu isian
peraturan APBDes Anggaran kas desa Perdes Perk des Ptj. APBDes Menyimpan data dalam
belanja 4. Mengisi bagian pembiayaan 1 dan 2 68 Gambar 4.4 Alur Penatausahaan Dalam
Aplikasi Siskeudes Untuk tahap pelaporan, tersedia lima macam laporan yang ada dalam
Penerimaan Tunai 2. Penerimaan Bank 3. Penyetoran Spp Kegiatan Spp Definitif Spp
Pembiayaan Pengambilan Penyetoran Pend. bunga B.Adm . bank Menyimpan data dalam
database Spp Panjar Pelaporan 69 2. Peran aplikasi Siskeudes dalam pengembangan Sistem
dilihat dari penggunaan aplikasi siskeudes yang bisa menghasilkan informasi laporan
keuangan desa yang berkualitas, di tinjau dari kualitas sistem dan kualitas informasi dari
aplikasi tersebut. a. Kualitas sistem Kualitas sistem merupakan suatu ukuran terhadap
sistem informasi itu sendiri dan terfokus pada interaksi antara pengguna dan sistem. Dalam
penelitian ini, pengukuran kualitas sistem berfokus pada teori menurut DeLone and McLean
(2003) yang menyatakan bahwa untuk dapat mengukur seberapa besar kualitas sistem telah
meningkat, diperlukan indikator. Karena kualitas sistem adalah variabel tersembunyi yang
tidak dapat dikuantifikasi secara langsung, indikator diperlukan.. Indikator kualitas sistem
yang dapat diukur melalui beberapa indikator menurut DeLone dan McLean (2003), sebagai
berikut: a) Ease of use (Kemudahan Penggunaan) artinya suatu sistem informasi dikatakan
48
berkualitas jika sistem tersebut dirancang untuk memenuhi kepuasan pengguna melalui
menyatakan bahwa: “Aplikasi Siskeudes ini, secara pribadi sangat memberikan kemudahan
dalam tata kelola keuangan desa karena dilengkapi petunjuk pelaksanaan implementasi dan
manual aplikasi. Juga, disajikan pengelolaan keuangan desa secara sederhana, jadi aplikasi
Time (Kecepatan Akses), artinya lama waktu yang dibutuhkan setelah user mengawali
aktivitas input sampai sistem dapat menampilkan hasil respon. Pernyataan dari Bapak
Amrullah, S.E, bahwa: “Waktu yang dibutuhkan tidak sampai berjam-jam, semua tergantung
pada jaringan. Kalau jaringan lancar, respon aplikasi juga cepat. Dan juga tergantung pada
artinya ketahanan sistem dari kerusakan dan kesalahan. Sebagaimana pernyataan bapak
Amrullah, S.E, bahwa: “Kalau soal keandalan sistemnya, menurut saya selama lima tahun
kami menggunakan aplikasi ini, tidak pernah ada kerusakan atau kendala pada sistemnya,
yang ada error karena faktor jaringan, namanya di kampung kan jaringan tidak selancar di
pernyataan oelah Bapak Amrullah, S.E., bahwa: “Iya fleksibel, karena aplikasi ini kan di
update setiap tahun, jadi fitur-fiturnya juga terbaru dan mau tidak mau kami di pemerintah
desa harus bisa merespon adanya perubahan tersebut”. e) Security (keamanan), artinya
Keamanan sistem melalui data pengguna yang aman disimpan oleh suatu sistem. Terkait hal
tersebut Bapak Amrullah, S.E., memberikan keterangan bahwa: “Saya rasa perihal data desa
yang ada dalam aplikasi ini, aman. Karena untuk login ke aplikasi ini, hanya kami di
pemerintah desa yang bisa karena hanya kami yang tahu passwordnya. Apalagi aplikasi ini
49
kan langsung dari BPKP, jadi yah mudah-mudahan aman”. Berdasarkan beberapa kutipan
responden, peran aplikasi siskeudes di pemerintah desa Tonasa di lihat dari sisi kualitas
sistemnya, aplikasi tersebut memiliki interaksi yang sangat kuat dengan pengguna sistem
informasi akuntansi, 71 dimana aplikasi tersebut sebagai instrumen yang digunakan untuk
pengukuran kualitas informasi berfokus pada teori menurut DeLone dan McLean (2003)
yang menyatakan bahwa kualitas informasi diukur melalui empat indikator, yaitu: 1. Relevan
katakan oleh pengelola aplikasi siskeudes di desa Tonasa terkait persepsi kegunaan dalam
aplikasi tersebut, bahwa aplikasi siskeudes sangat bermanfaat karena pengelolaan keuangan
desa menjadi tertata. Artinya, informasi yang akan dihasilkan bisa memberikan manfaat.
Karena informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses
kejadian di masa lalu, sekarang, atau di masa depan, serta memverifikasi atau memperbaiki
temuan evaluasi sebelumnya. Informasi memiliki fungsi dalam peramalan (prediktif) dan
struktur dan ukuran aset yang dimiliki untuk memperkirakan potensi perusahaan untuk
mengambil keuntungan dari peluang dan menanggapi peristiwa buruk misalnya. 72 Data
yang sama juga dapat digunakan untuk memberikan konfirmasi (fungsi konfirmasi) untuk
perkiraan sebelumnya, seperti bagaimana struktur keuangan desa akan diatur. Informasi
tentang keuangan dan kinerja historis sering digunakan sebagai dasar untuk
memproyeksikan kondisi keuangan dan kinerja masa depan, serta faktor-faktor lain yang
segera menarik perhatian pengguna, seperti pembayaran upah, kapasitas desa untuk
50
menyelesaikan tanggung jawab mereka ketika mereka dewasa. Informasi tidak harus dalam
bentuk perkiraan eksplisit untuk memiliki nilai prediksi. Munculnya informasi tentang
transaksi dan kejadian historis, di sisi lain, dapat meningkatkan kapasitas laporan keuangan
untuk membuat perkiraan. 2. Akurat (accuracy) Artinya Informasi harus bebas dari
ketika sumber informasi dirugikan atau diubah secara sengaja, menyebabkan data asli rusak
atau berubah. Sebagaimana dalam kutipan bapak Amrullah, S.E terkait persepsi kegunaan,
beliau mengatakan bahwa adanya aplikasi siskeudes ini bisa meminimalisir kesalahan-
kesalahan yang ada. Artinya informasi yang dihasilkan dari aplikasi ini tidak bebas dari
kesalahan tetapi bisa di minimalisir. Karena salah satu kualitas informasi paling signifikan
ekonomi dan 73 bisnis, serta kesediaan untuk mempelajari informasi dengan keuletan yang
dapat diterima, untuk tujuan ini. 3. Tepat waktu (timeliness) Artinya informasi yang
disediakan atau yang diperlukan tidak boleh ditunda. Informasi yang terlambat bernilai
menghasilkan kesimpulan dan tindakan yang membawa bencana.. Sebagaimana Ibu Ika
Sulastri, A.Md. Ak., memberikan keterangan bahwa: “Kami di pemerintah desa, memang
harus mengikuti seluruh alur dalam aplikasi seskeudes. Termasuk memasukkan laporan
kedalam menu yang tersedia, karena terlambatnya pelaporan akan berpengaruh pada
pencairan Dana Desa”. 4. Dapat dipercaya (Reliability) Artinya Informasi yang disajikan
dalam suatu sistem informasi harus dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat
digunakan secara langsung oleh pengguna. Berikut pernyataan Kaur Keungan desa Tonasa,
Ibu Ika Sulastri, A.Md. Ak., bahwa: “Informasi yang disajikan tentu bisa di percaya, karena
51
aplikasi ini membarikan laporan yang akurat. Jika ada kecurangan, maka akan terlihat
nantinya. Kan dana desa yang diberikan itu sudah jelas tertera digunakan untuk apa, tersisa
berapa, jadi susah untuk melakukan kecurangan". Informasi memiliki kualitas andal jika
bebas dari pengertian yang menyesatkan, material, dan dapat diandalkan pemakaiannya
sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara
wajar diharapkan dapat disajikan. Sebagaimana penjelasan Ibu Ika sulastri, A.Md. Ak., 74
terkait penyajian laporan keuangan yang harus memenuhi asas kejujuran, menyatakan
bahwa: “Informasi harus di sajikan dengan jujur mulai dari transaksi serta peristiwa lainnya.
Misalnya, Laporan Kekayaan Milik Desa harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lainnya dalam bentuk aset dan kewajiban pada tanggal pelaporan yang memenuhi
kriteria pengakuan. Dan semua itu ada dalam aplikasi Siskeudes” Berdasarkan kutipan
tersebut, aplikasi siskeudes di pemerintah desa Tonasa menyajikan dengan jujur transaksi
serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, karena peristiwa tersebut perlu dicatat dan
disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.
Sebagaimana dalam Firman Allah SWT QS. Asy-syuara/26:181-182 sebagai berikut: ُمْ خِ ِس ريَ ن
)182( (ْ ِ قْ سَ ط\\اِ س الْ ِ الَ وِ زُن وا ب181( َْ ْك يَ لَ ََول َت ُ كوُن واِ مَ ن الْ ْ وُف وا الَ ُ مْ سَِتقِيم أTerjemahannya:
Sempurnakanlah takaran dan janganlah kalian termasuk orang-orang yang merugikan; dan
timbanglah dengan timbangan yang lurus. (Departemen Agama RI, 2004). Ayat tersebut
menjadi suatu landasan tentang pengukuran dalam keuangan desa yang harus di ukur sesuai
dengan yang sebenar-benarnya kemudian di input dalam aplikasi Siskeudes. Karena dalam
informasi keuangan harus memenuhi kriteria netralitas. Ketika netralitas informasi harus
disesuaikan dengan persyaratan dan keinginan pihak-pihak tertentu. Tidak boleh ada upaya
untuk menyampaikan materi dengan cara yang menguntungkan pihak-pihak tertentu sambil
merugikan orang lain dengan kepentingan yang berlawanan. Selain itu, pertimbangan untuk
52
menghasilkan laporan keuangan yang sehat Ada beberapa contoh ketika peristiwa dan
kondisi tidak diketahui, seperti akun 75 miring dan estimasi masa pakai peralatan yang
dapat digunakan. Esensi dan jumlah ketidakpastian diungkapkan, dan perawatan sehat
digunakan dalam pembuatan laporan keuangan. Terkait hal tersebut, bapak Amrullah, S.E.,
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dijabarkan pada bab sebelumnya, maka dalam penelitian skripsi ini dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut: 1. Pengelolaan keuangan desa di desa Tonasa di jalankan sesuai dengan
asas pengelolaan keuangan desa yang terdiri dari asas transparan, asas akuntabel, asas
partisipatif, asas tertib dan disiplin anggaran berdasarkan Permendagri No. 20 Tahun 2018.
a. Asas transparan di Desa Tonasa, dapat dilihat dari adanya papan informasi dan spanduk di
depan kantor desa Tonasa yang berisi informasi APBDesa, dari rencana anggaran sampai
realisasi anggaran. b. Asas akuntabel di Desa Tonasa , dapat dilihat dari penyusunan laporan
keuangan desa yang tertuang dalam aplikasi siskeudes, sebagai bentuk pertanggungjawaban
pemerintah desa dalam mengelola keuangan desa. c. Asas partisipatif di Desa Tonasa, dapat
dilihat dari kegiatan musrenbang yang menghadirkan beberapa tokoh masyarakat, untuk
ikut serta dalam pengelolaan keuangan desa. 81 d. Asas tertib dan disiplin anggaran di Desa
53
Tonasa, dapat dilihat dari pengelolaan keuangan desanya sesuai dengan regulasi yang ada,
dan sesuai dengan apa yang ada dalam aplikasi Siskeudes. 2. Penerimaan aplikasi siskeudes
di desa Tonasa, di tinjau dari dua persepsi yaitu persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan
penggunaan. Kedua persepsi ini merupakan bagian pengukuran dari teori TAM, berikut
penjelasannya: a. Ditinjau dari persepsi kegunaan, bagi Pemerintah Desa Tonasa hadirnya
aplikasi Siskeudes dapat memberikan jaminan atas kecepatan dan kemudahan dalam
melakukan pelaporan keuangan. Oleh karena itu, aplikasi Siskeudes di Desa Tonasa di terima
karena mereka percaya bahwa aplikasi siskeudes ini sangat berguna. b. Ditinjau dari
memberikan kemudahan dalam tata kelola keuangan desa karena dilengkapi petunjuk
pelaksanaan implementasi dan manual aplikasi. Juga, disajikan pengelolaan keuangan desa
akuntansi di desa Tonasa dapat dilihat dari dua konsep yaitu kualitas sistem dan kualitas
informasi. a. Peran aplikasi siskeudes di pemerintah desa Tonasa di lihat dari sisi kualitas
sistemnya, aplikasi tersebut memiliki interaksi yang sangat 82 kuat dengan pengguna sistem
pemerintah desa Tonasa ditinjau dari kualitas informasinya, sudah memenuhi target
pengembangan sistem informasi akuntansi di desa. Dimana, terjadi proses mengolah data
akuntansi yang berasal dari berbagai sumber menjadi informasi akuntansi yang diperlukan
oleh berbagai macam pemakai untuk mengambil keputusan, hal itu terlihat dari informasi
akuntansinya yang relevan, akurat, tepat waktu, dan dapat dipercaya. B. Keterbatasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut beberapa keterbatasan yang di temui
54
peneliti yaitu aksebilitas yang kurang terhadap dokumen-dokumen keuangan karena kantor
desa sedang berada dalam masa pembangunan, sehingga beberapa dokumen di arsipkan
dan di simpan di tempat yang berbeda. C. Saran Peneliti memahami bahwa temuan
penelitian memiliki banyak kekurangan, tetapi peneliti berusaha menawarkan beberapa ide,
Desa Tonasa. Sehingga sekretaris desa tidak harus merangkap jabatan sebagai operator
Siskeudes, dan Kaur Financial juga harus sangat dapat diandalkan dan memahami 83
Siskeudes tidak hanya digunakan oleh sekretaris desa . Kaur Finance, di sisi lain,
55
DAFTAR PUSTAKA
Barthol Kath M. Dan Martin David (2015:12/30) SSN 2303-1174 A.D. Sabijono., HR.
Cara M.Bonita And Antonio Cordela World Bank. Penerapan E-Government Dalam
Handoko T.Hani A.F. Tune James R (1982:8), Jurnal Akuntansi Dan Pajak Vol. 20 No.
56
Desa (Siskeudes 2.0), UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Martini Rita, Agustin Resy, Fairuzdita Imira, Murinda Noval Anggun (2019), Mal Et
Hasrina.
Desa
57
Nugroho (2003:11/9), Hariyanto (2012:12/22) Jurnal Ilmu Administrasi Dan Kebijakan
Internet :
Survei-Pbb-E-Government-Indonesia-Naik-Peringkat/0/Artikel
58
59
LAMPIRAN
60