Anda di halaman 1dari 192

Buku Panduan

Pelembagaan dan Pengembangan


Ekonomi Lokal (PEL) untuk
Perbaikan Layanan Dasar dan
Kesejahteraan Masyarakat

IRE Yogyakarta
Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)
untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahateraan Masyarakat
Hak cipta © Institute for Research and Empowerment (IRE) Yogyakarta

Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Indonesia


Oleh Penerbit IRE, Yogyakarta. 2019
dengan dukungan PT. Pertamina Hulu Mahakam (PHM)

Cetakan Pertama, Juli 2019

Kata Pengantar: Direktur Eksekutif IRE


Penulis: Dina Mariana, Sukasmanto
Editor: Titok Hariyanto
Desain Sampul & Layout: Suparmo
Ilustrator: Srintil
Dokumentasi: IRE & PHM

Institute for Research and Empowerment (IRE)


Jl. Palagan Tentara Pelajar Km. 9,5
Dusun Tegalrejo RT 01/RW 09
Desa Sariharjo, Kec. Ngaglik, Sleman, D.I. Yogyakarta 55581
Phone: 0274 - 867686, 7482091
E-mail: office@ireyogya.org, Website: www.ireyogya.org

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau


memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari penerbit.

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)


Desa: , Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)
untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat, Cetakan. 1
Yogyakarta: IRE Yogyakarta, 2019
xiv+174 hlm.; 14,8 x 21cm
ISBN: 978-623-91597-0-2
Daftar Isi

Pengantar Sunaji Zamroni........................................................ v


Direktur Eksekutif IRE
Pengantar................................................................................. ix
Tim Penulis
Pengantar Suripno.................................................................... xiii
Division Head of Sustainable Development and Societal Relation

I. Kewenangan Lokal Dalam Pengelolaan Aset dan Potensi


Ekonomi........................................................................ 1
A. Konteks dan Relevansi................................................... 2
B. Desentralisasi dan Distribusi Kewenangan.................... 3
C. Aset Desa Untuk Kemandirian Desa.............................. 9
II. Pelayanan Dasar di Desa dan Kelurahan Serta
Problematikanya............................................................... 15
A. Infrastruktur dan Kebutuhan Dasar Masyarakat Desa... 16
B. Akses Layanan Dasar Di Desa dan Kelurahan................. 17
C. Peran Lembaga Ekonomi Lokal Dalam Penyediaan
Layanan Dasar............................................................... 19
III. Pengembangan Ekonomi Lokal Yang Inklusif..................... 23
A. Pengantar...................................................................... 24
B. Pengertian...................................................................... 25
C. Prinsip............................................................................ 30
D. Kemanfaatan.................................................................. 32
E. Integrasi PEL dalam Pembangunan Desa dan Kelurahan 33
F. Instrumen Pemetaan...................................................... 38
IV. Model-Model Kelembagaan Ekonomi Lokal dan Model
yang Ditawarkan UU Desa................................................. 41
A. Pengantar . .................................................................... 42
B. Pengertian . ................................................................... 43

iii
C. Jenis Aktivitas Ekonomi dan Model Kelembagaan......... 45
D. Kerjasama dengan Pihak Lain........................................ 48
E. Instrumen (Alat Bantu) Identifikasi Lembaga Ekonomi
Lokal............................................................................... 51
V. Pelembagaan BUMDesa.................................................... 53
A. Pengertian dan Konsep BUMDesa................................. 54
B. Dasar Hukum dan Aspek Hukum Bumdesa.................... 57
C. Orientasi........................................................................ 59
D. Proses Pendirian BUMDesa........................................... 59
E. Organisasi dan Tata Kelola BUMDesa............................. 71
VI. Pengembangan Usaha Berbasis Kebutuhan, Aset, dan
Potensi Lokal...................................................................... 83
A. Kewirausahaan dan kewirausahaan Sosial.................... 85
B. Penentuan Jenis Usaha.................................................. 87
C. Studi Kelayakan Usaha................................................... 91
D. Perencanaan Usaha....................................................... 102
Daftar Pustaka ......................................................................... 117
Lampiran................................................................................... 118

iv Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Pengantar
Direktur Eksekutif IRE

Pembangunan terus menghadirkan perubahan di sekitar kita. Sayang­


nya, perubahan yang terjadi justru sering mengganti rupa bentang
lahan (land scape) dan bentang kehidupan (life scape) secara eks­
ploitatif. Cara pandang, rasa dan pilihan perubahan lebih dibimbing
oleh nilai-nilai modernitas, yang belum tentu ramah terhadap loka-
litas, ketimbang mengoptimalkan nilai-nilai lokal yang sudah teruji
oleh perjalanan sejarah. Pembangunanisme, memakai istilah Sritua
Arief (1998), meski awalnya dipuja bangsa ini pada awal dan paruh
waktu orde baru, akhirnya dikukuhkan sebagai biang utama krisis
ekonomi politik di tahun 1997/1998. Orde baru yang mengusung
pembangunan­isme pun rontok, dianggap gagal mengembangkan
struktur ekonomi politik negara ini.
Selepas bangsa ini mengarungi era reformasi, 21 tahun, bangu-
nan ekonomi dan politik negara mengalami perubahan yang nya-
ta. Bahkan perubahan revolusioner terjadi pada relasi negara de­
ngan desa, melalui UU No 6/2014 tentang Desa (UU Desa). Negara
mengakui dan menghormati desa untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masya­rakat setempat. Dalam konteks ini, kepentingan
masyarakat desa dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik,
sejauh memenuhi unsur “hak asal usul” dan “lokal berskala desa”,
maka pemenuhan­nya menjadi kewenangan desa. Singkat kata, bah-
wa desa sekarang ini memiliki kekuasaan dan tanggung jawab untuk
menerbitkan tata cara dan tata kelola ekonomi desa, terutama berba-
sis pada aset-aset desa yang dikuasainya dan nilai-nilai lokalitas yang
sudah teruji.
Pengembangan ekonomi lokal (PEL) di desa menemukan momentum
yang tepat melalui jalan UU Desa. Bagaimana dengan pengemba­

v
ngan ekonomi lokal (PEL) di kelurahan? Desain sistem pemerintahan
daerah kabupaten/kota menganut asas desentralisasi dan otonomi
daerah. Urusan pemerintahan sudah dibagi habis antara pemerin-
tah, pemerintah daerah propinsi dan pemerintah daerah kabupaten/
kota. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat da­e­
rah kabupaten/kota (Pasal 1 huruf 5 PP No 73/2005 tentang Kelura-
han). Artinya, kepentingan ekonomi masyarakat di kelurahan men-
jadi kekuasaan dan tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/
kota (kewenangan daerah), sesuai urusan pemerintahan konkuren
di bidang perekonomian. Pertanyaan menariknya adalah ketika ren­
ta­ng kendali pelayanan di bidang ekonomi ini cukup berjarak secara
geografis dari kabupaten/kota ke kelurahan maupun politik anggaran
daerah yang tidak berpihak, bagaimana pemenuhan kepentingannya
di masyarakat?
Dalam cara pandang “New Public Services” yang hadir untuk me­
ng­­oreksi cara pandang lama “Old Public Administration” atau “New
Public Management”, (Denhardt and Denhardt, 2003), masyarakat
bukan lagi dipandang sebagai client atau konsumen, tetapi negara
harus menposisikan masyarakat sebagai citizens (warga negara) yang
berhak atas layanan dasar. Selain itu, cara pandang “New Public Ser-
vices” ini juga menganut prinsip layanan negara kepada masyarakat
bukan lagi monopoli pemerintah. Masyarakat memungkinkan untuk
berkontribusi dalam pemenuhan layanan dasar, sebagai wujud par-
tisipasi, pada saat layanan pemerintah berlangsung. Cara pandang,
kedudukan dan posisi masing-masing pihak dalam pelayanan dasar
maupun pelayanan publik pada desain pemerintahan yang terdesen-
tralisasi ini (UU No 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah), IRE Yog-
yakarta mengambil peluang untuk berkontribusi dalam eksperimen-
tasi pengembangan ekonomi lokal di 2 kelurahan wilayah Kabupaten
Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur.

vi Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
IRE Yogyakarta sebagai salah satu lembaga riset kebijakan di Indo-
nesia meyakini, bahwa perubahan struktural di tingkat negara pada
saat ini akan memberikan peluang bagi perbaikan ekonomi di tingkat
lokal (desa, kelurahan dan masyarakat). Masyarakat lokal memiliki
aset-aset yang melekat pada diri mereka (aset sosial, aset manusia,
aset alam) dan aset-aset yang dikuasainya karena beragam skema
akses yang tersedia (aset fisik, aset uang). Dalam cara pandang
Robert Chambers (1992) maupun lembaga bantuan pembangunan
DFID, keyakinan aset yang melekat pada diri manusia maupun suatu
wilayah teritorial inilah yang diperkenalkan sebagai cara pandang
penthagon asset. IRE Yogyakarta telah mengembangkan lebih lan-
jut cara pandang penthagon aset ini, baik melalui praktik lapangan,
produksi pengetahuan maupun pelembagaannya ke dalam kebijakan
resmi pemerintah.
Walhasil, berbekal cara pandang dan pengalaman dalam mengem­
bangkan pendekatan pengembangan ekonomi berbasis aset lokal
secara berkelanjutan di beberapa daerah maupun kebijakan, buku
modul ini disusun. Tim penulis buku ini telah menyusun alur berpikir
yang sedemikian rupa dan melakukan penyesuaian dengan situasi
pembaca buku yang disasar. Atas kerja kerasnya, mewakili lembaga,
saya mengucapkan apresiasi dan terima kasih. Harapannya buku ini
betul-betul menjadi panduan yang praktis, tentu tanpa meninggal-
kan perspektif, terhadap laku pengembangan ekonomi lokal di lokasi
program kerjasama IRE dengan Pertamina Hulu Mahakam Kalimantan
Timur. Kritik atau masukan atas buku ini, tentu senantiasa kami nan-
tikan.

Salam Hormat,

Sunaji Zamroni

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) vii


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
viii Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)
untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Kata Pengantar

Desa dan kelurahan memiliki sejarah panjang sebagai bagian dari


Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Meskipun keberadaan
keduanya secara administratif diakui sebagai bagian dari pemerintahan
daerah (pada saat itu), namun desa dan kelurahan tidak memiliki
kewenangan yang luas dalam mengatur “rumah tangga” secara
mandiri, termasuk dalam merancang pengembangan ekonomi lokal.
Kondisinya mulai berbeda saat ini, topik mengenai Pengembangan
Ekonomi Lokal (PEL) sudah mulai ramai dibicarakan menjadi diskursus
publik pasca lahirnya UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Ada­nya
UU Desa tersebut, saat ini desa telah memiliki kewenangan yang
lebih besar dalam mengelola aset yang dimiliki, disertai kemampuan
keuangan yang mendukung. Banyak praktik yang sudah mulai
dilakukan oleh desa dalam kerangka PEL, mulai dari mengelola
sumber daya alam yang ada hingga memperkuat proses produksi dan
distribusi produk lokal.
Beda posisinya dengan kelurahan, di mana kelurahan hingga saat ini
belum memiliki kewenangan sebagaimana desa. Namun demikian,
tidak berarti kelurahan tidak dapat berbuat banyak atas sumber daya
yang mereka miliki. Kelurahan tetap dapat menyusun perencanaan
pembangunan dengan pendekatan PEL yang inklusif untuk selanjutnya
dapat diusulkan secara berjenjang mulai dari musrenbang kecamatan
hingga ke tingkat kabupaten/kota.
Tidak ada praktik yang harus sempurna dalam PEL dan semua upa­­­
ya yang telah dan akan dilakukan memberikan pembelajaran pen­
ting dalam dinamika lokal. Mulai dari proses yang dilakukan secara
demokratis, kemitraan yang kuat antar aktor, hingga pengelolaaan

ix
sumber daya lokal yang keseluruhannya bertujuan untuk pertumbuhan
dan pemerataan ekonomi menuju kesejahteraan masyarakat.
Buku ini memberikan perspektif dan panduan bagi desa dan kelurahan
yang saat ini sedang tumbuh dalam upaya mengembangkan potensi
yang mereka miliki dengan menggunakan pendekatan sustainable
development (pembangunan berkelanjutan). Dalam pendekatan
ini aspek lingkungan, sosial dan ekonomi berjalan saling bersinergi
dalam kerangka PEL yang inklusif. Setidaknya, beberapa poin penting
yang ingin disampaikan dalam buku ini mampu menjadi peta jalan
bagi desa dalam mendesain kebijakan dan implementasi PEL baik di
desa maupun kelurahan.
Pertama, buku ini memberikan gambaran tentang ruang lingkup
kewenangan lokal, baik desa maupun kelurahan. Meski berbeda,
tetapi ada peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan dalam rangka
pengembangan ekonomi yang inklusif serta menunjukkan peluang
dan tantangan pelayanan dasar baik di desa maupun kelurahan serta
problematikanya. Kedua, mengenalkan perspektif dan panduan
PEL sebagai strategi alternatif pembangunan berkelanjutan dalam
skala lokal desa atau kelurahan. Hal ini dimaksudkan agar desa atau
kelurahan dapat memahami dulu tentang apa sebenarnya PEL itu dan
bagaimana cara kerjanya sehingga dapat membantu dalam upaya
pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Ketiga, buku ini juga membantu mencari model kelembagaan dan
pelembagaan ekonomi lokal baik di desa maupun kelurahan yang
sesuai dengan konteks lokal. Mulai dari dukungan kebijakan yang
tepat hingga lembaga yang disiapkan untuk mendukung pelaksanaan
PEL. Keempat, memberikan panduan dalam pengembangan usaha
berbasis sumber daya lokal.
Buku ini memang tidak mungkin mampu menyelesaikan semua
persoalan dan tantangan yang ada di tingkat lokal baik desa maupun
kelurahan. Namun setidaknya membantu dalam menemukan peta

x Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
jalan pengembangan ekonomi yang lebih inklusif di desa dalam rangka
menciptakan bukan hanya pertumbuhan ekonomi, tetapi yang le­bih
penting juga adalah pemerataan dan keadilan ekonomi khususnya
bagi mereka yang selama ini mengalami marginalisasi.
Pada akhirnya, desa atau kelurahan lah yang harus secara aktif
memanfaatkan peluang yang dimilikinya dengan caranya sendiri serta
dengan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Pemerintah
supradesa serta pihak lain berperan memfasilitasi dengan dukungan
kebijakan, anggaran hingga peningkatan kapasitas dan jaringan
yang dibutuhkan dalam rangka menciptakan kemandirian desa atau
kelurahan.

Tim Penulis

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) xi


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
xii Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)
untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Kuasa atas terbitnya buku Panduan Pelembagaan dan Pengemban-
gan Ekonomi Lokal (PEL) untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kese-
jahteraan Masyarakat. Buku ini memberikan perspektif dan panduan
bagi desa dan kelurahan yang saat ini sedang tumbuh dalam upaya
mengembangkan potensi yang mereka miliki dengan menggunakan
pendekatan pembangunan berkelanjutan (sustainable development)
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) berada dalam naungan PT Per-
tamina Hulu Indonesia (PHI) yang merupakan anak perusahaan PT
Pertamina (Persero), berkomitmen mewujudkan visi Perusahaan
(PHM) untuk “Menjadi Perusahaan eksplorasi dan produksi minyak
dan gas nasional kelas dunia dan menjadi salah satu pusat keunggu-
lan Pertamina”, berpedoman pada tata nilai 6C (Clean, Competitive,
Confident, Costumer Focus, Commercial dan Capable), Menjalankan
kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas yang aman, berke-
lanjutan, handal, efisien dan ramah lingkungan dengan mengede-
pankan penciptaan nilai, menggunakan teknologi berbasis inovasi,
prinsip komersial yang kuat dan karyawan berklelas dunia. Semua
faktor tersebut berhasil menjadikan Wilayah Kerja Mahakam sebagai
penghasil gas terbesar di Indonesia yang memberikan kontribusi
penting, baik dari sisi penerimaan negara maupun ketahanan ener-
gi Indonesia. Dalam mengelola aspek sosial, PHM sangat memper-
hatikan adanya social license dari masyarakat di lokasi perusahaan
ber­operasi. License seperti itu tidak berupa dokumen kertas, namun
hanya bisa diperoleh melalui usaha merangkul masyarakat setempat
untuk bekerjasama dalam mewujudkan nilai-nilai dan tujuan-tujuan
yang disepakati bersama.

xiii
Dalam pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertami­
na Hulu Mahakam bekerjasama dengan para institusi/ lembaga/
orga­nisasi masyarakat seperti BUMDes, LPM, Karang Taruna, Kelom-
pok Tani dan Kelompok Nelayan, dan lembaga lainnya baik dalam ke-
giatan pembangunan infrastruktur, penyelenggaraan pelatihan dan
program pemberdayaan berbasis potensi lokal. Melalui kerjasama ini
rasa kepemilikan dan tanggung jawab masyarakat lebih tinggi sehing-
ga keberlanjutan dan kemandirian masyarakat dapat tercapai.
Kebutuhan dasar masyarakat pesisir diantaranya adalah belum terse-
dianya air bersih, belum tersedianya akses terhadap energi, akses yang
remote dengan minimnya fasilitas transportasi yang memadai. Diten-
gah masih minimnya akses pada kebutuhan dasar tersebut, kondisi
tata kelola lembaga ekonomi lokal dan BUMDes yang belum profe-
sional juga menjadi permasalahan tersendiri dalam memenuhi kebu-
tuhan dasar tersebut. Beberapa kendala tata kelola lembaga ekonomi
lokal dan BUMDes yang ditemui di area pesisir Delta Mahakam ter-
letak pada kapasitas kelembagaan dan kemampuan dalam pengelo-
laan organisasi, administrasi, keuangan serta pengemba­ngan usaha.
Mempertimbangkan pentingnya pengembangan sumber daya manu-
sia dan lembaga lokal sebagai unsur penting dalam pengemba­ngan
ekonomi wilayah Desa atau Kelurahan, PHM bekerjasama de­ngan
Yayasan IRE Flamma Yogyakarta melaksanakan Program Penguat­an
kelembagaan kelompok ekonomi lokal (pengelola) dan BUMDesa di
wilayah pesisir Delta Mahakam khususnya Kelura­han Dondang, Kelu-
rahan Muara Kembang, Desa Sepatin dan Desa Tani Baru.
Serangkaian kegiatan pendampingan telah dilaksanakan sejak
tahun 2018 mencakup kegiatan peningkatan kapasitas tata kelola
kelambagaan, pengelolaan keuangan dan uji petik. Penerapan strategi
pendampingan dilakukan dengan memberdayakan pendamping
lokal yang dilatih untuk secara bersama memberikan pendampingan
intensif di lokasi program. Penguatan pendampingan dilakukan

xiv Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
melalui monitoring program oleh tim ahli Yayasan IRE Flamma
Yogyakarta setiap 3 bulan.
Saat ini Lembaga Ekonomi Lokal dan BUMDes telah memiliki legali-
tas resmi dari Pemerintah Kelurahan atau Desa dalam bentuk Surat
Keputusan dan Struktur Organisasi, memiliki AD ART dan SOP (Stan-
dard Operating Procedure) yang telah disetujui oleh Pemerintah dan
masyarakat sebagai stakeholdernya serta mampu mengembangkan
usaha yang berorientasi pada kemanfaatan sosial dan ekonomi, mam-
pu menggali potensi lokal yang ada serta mengembangkannya sesuai
dengan model bisnis yang berkelanjutan.
Adanya pendampingan pada kelembagaan kelompok ekonomi lokal
(pengelola) dan BUMDesa telah mampu menguatkan pengetahuan
terhadap regulasi, kelembagaan dan pengelolaan administrasi usa-
ha. Sehingga lembaga dapat menentukan jenis usaha apa yang harus
dikembangkan dan menyusun rencana tindak lanjut untuk mewu-
judkannya. Dengan BUMDes yang profesional, partisipasif, akuntabel
dan transparan telah mendorong Pemerintah desa untuk bersinergi
mendorong BUMDes melakukan kegiatan ekonomi desa berbasis po-
tensi lokal melalui dana desa. Sinergi ini dapat memicu peningkatan
kegiatan ekonomi masyarakat dan dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

Suripno
Division Head of Sustainable Development and Societal Relation

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) xv


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
xvi Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)
untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
I. Kewenangan Lokal Dalam
Pengelolaan Aset dan
Potensi Ekonomi

1
A. Konteks dan bangunan nasional; dan butir (4)
Relevansi memperkuat masyarakat desa
sebagai subjek pembangunan.
Pengelolaan aset dan potensi
Tujuan tersebut sangat relevan
desa menjadi agenda penting
dengan problem besar yang saat
yang harus terus dikawal dalam
ini masih melingkupi bangsa In-
pelaksanaan UU No. 6 Tahun
donesia yaitu kemiskinan dan
2014 tentang Desa. Seperti kita
ketimpangan pendapatan. Desa
ketahui bersama, tujuan lahirnya
dengan kewenangan berskala lo-
UU Desa adalah untuk mewujud-
kal yang dimilikinya dapat meng­
kan demokrasi dan mendorong
ambil berperan strategis dalam
adanya transformasi ekonomi
pengelolaan aset dan potensi
politik desa agar desa menjadi
ekonomi untuk kesejahteraan
semakin sejahtera. Dengan kata
masyarakat desa.
lain, tujuan lahirnya UU Desa
adalah mendorong terwujudnya Berbeda dengan desa, kelurahan
desa yang berdaulat, mandiri, adalah pembagian wilayah ad-
dan sejahtera. ministratif di Indonesia di bawah
kecamatan. Kelurahan memiliki
Tujuan dari pengaturan desa da-
hak mengatur wilayahnya le­bih
lam bidang ekonomi sebagaima-
terbatas terutama dalam ke-
na Pasal 4 UU Desa, yaitu: (1)
wenangan mengelola aset dan
mendorong prakarsa, gerakan,
potensi ekonomi yang ada di
dan partisipasi masyarakat desa
wilayah kelurahan. Hal ini terjadi
untuk pengembangan potensi
karena menurut UU No. 23 Ta-
dan aset desa guna kesejahteraan
hun 2014 tentang Pemerintah-
bersama; butir (2) meningkat-
an Daerah, kelurahan dibentuk
kan pelayanan publik bagi warga
dengan Perda Kabupaten/Kota
masyarakat desa guna memper-
berpedoman pada peraturan
cepat perwujudan kesejahteraan
pemerintah. Kelurahan dipim­
umum; butir (3) memajukan per-
pin oleh seorang kepala kelura-
ekonomian masyarakat desa ser-
han yang disebut lurah selaku
ta mengatasi kesenjangan pem-
perangkat kecamatan dan ber-

2 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
tanggung jawab kepada camat. masyarakat, sejak reformasi 1998
Sehingga kewenangan kelurahan rancang bangun hubungan pusat
untuk mengatur dan mengelola daerah juga mengalami perubah-
aset dan potensi lokal sangat di- an yang fundamental, terutama
tentukan oleh kebijakan dan ang­ sejak berlakunya UU No. 22 Ta-
garan dari pemerintah daerah hun 1999 tentang Pemerintahan
melalui kecamatan. Daerah yang diganti dengan UU
No. 32 Tahun 204 dan ter­akhir
B. Desentralisasi diganti dengan UU No. 23 Ta-
dan Distribusi hun 2014 tentang pemerintahan
daerah. Regulasi tentang peme­
Kewenangan
rintahan daerah memberlakukan
Saat ini pemerintah terus be- skema desentralisasi.  Artinya,
rupaya menekan angka kemis­ negara mengakui dan menye­
kinan dan ketimpangan dengan rahkan sebagian kewenangannya
menempatkannya sebagai pri- untuk mengatur dan mengurus
oritas utama yang harus segera kepentingan masyarakat setem­
diselesaikan. Diantaranya de­ pat kepada daerah. Pendek
ng­an pemerataan pembangu- kata, pada era desentralisasi,
nan infrastruktur berupa jalan, semua­nya tidak lagi diurus oleh
jaringan listrik yang berkualitas, pemerin­tah di Jakarta, melain­kan
fasilitas layanan kesehatan, dll. ada kewenangan-kewena­ngan
Dengan infrastruktur yang ma- yang pengurusannya diberikan
kin memadai diharapkan dapat kepada pemerintah kabupaten/
mengurangi kesenjangan akses kota.
antara kawasan pedesaan dan
Dalam hal ini desentralisasi ti-
perkotaan, serta mempermu-
dak bisa dimaknai sebagai sema-
dah akses masyarakat terhadap
ta-mata hubungan pemerintah-
layanan-layanan dasar.
an. Lebih dari itu, desentralisasi
Selain program-program pemba- adalah pengakuan atas hak, iden-
ngunan infrastruktur untuk mem- titas, budaya, dan sumberdaya
permudah akses dan mobilitas ekonomi atau aset yang dimiliki

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 3


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
oleh daerah. Dengan demikian tuk terus memperkuat posisinya
desentralisasi politik juga berarti sebagai self governing communi-
pemberian kewenangan kepada ty1 dan sebagai local self govern-
daerah untuk merencanakan, ment2 . Asas pengaturan dalam
memilih, serta melaksanakan UU Desa adalah asas rekognisi,
program pembangunan untuk yaitu pengakuan terhadap hak
mengatasi persoalan-persoalan asal usul dan asas subsidiaritas,
yang terjadi daerah. Asas desen- yaitu pe­netapan kewenangan
tralisasi hanya untuk mengatur berskala lokal dan pengambilan
hubungan dan kedudukan pe- keputusan secara lokal untuk
merintah dengan pemerintah kepentingan masyarakat desa.
daerah provinsi dan kabupaten/
Dengan demikian, perencanaan
kota. Karena itu, kewenangan
pembangunan desa yang disu­
desa didasarkan pada asas re­
sun dalam forum musyawarah
ko­g­­ni­si dan subsidiaritas, bukan
desa, musyawarah perencanaan
pada asas desentralisasi.
pembangunan desa, dst., tidak
Kewenangan desa tidak lagi perlu lagi dibawa dan dieksekusi
mengikuti skema penyerahan oleh pemerintah supradesa (ka-
atau pelimpahan sebagian ke- bupaten/kota, provinsi, dan pu-
wenangan dari kabupaten/kota, sat). Perencanaan, pelaksanaan,
melainkan dengan skema penga- dan evaluasi pembangunan desa
kuan (rekognisi) dan subsidiaritas merupakan kewenangan desa
atas kepentingan masyarakat se- itu sendiri tanpa intervensi yang
tempat, secara langsung dari Un-
dang-Undang Desa. Bagaimana 1 Desa sebagai pemerintahan otonom
posisi desa dalam skema terse- di tingkat lokal yang memperoleh
pembagian kewenangan dan keu­
but? Kehadiran UU No. 6 Tahun
angan dari negara sehingga desa
2014 tentang Desa sejatinya mempunyai kewenangan untuk
adalah pemberian kewenangan mengelola pemerintahannya.
2 Desa sebagai pemerintahan lokal
pada desa untuk mengelola ke- dengan basis sosio kultural sangat
wenangannya sendiri. Melalui kuat yang mekanisme serta pelem­
ba­
gaannya mengikuti adat istiadat
UU tersebut, desa didorong un-
yang berlaku.

4 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
kaku dari pemerintah supra desa. Inilah sebenarnya
cermin kemandirian desa dalam pemba­ngunan (Su-
toro Eko, 2005).
Asas rekognisi dan subsidiaritas tersebut tidak akan
memberikan perubahan mendasar jika desa tidak
memiliki anggaran untuk melaksanakan pembangu-
nan yang telah direncanakan. Karena itu desentra­
Istri para nelayan di lisasi kewenangan harus diikuti dengan pemberian
Desa Sepatin sedang
memotong kepala udang
anggaran kepada desa dan kewenangan kepada desa
hasil tangkapan untuk di
jual ke pengepul.

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 5


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
untuk mengelola aset-aset yang merupakan komponen penting
ada di desa. untuk mensejahterakan desa.
Sedangkan komponen berikut­
Secara normatif, pemberian
nya adalah bagaimana cara me­
ang­garan kepada desa tersebut
ngelola aset tersebut. Dalam UU
sudah terwadahi dalam skema
Desa disebutkan bahwa musya­
Dana Desa dan Alokasi Dana
warah desa merupakan per-
Desa. Sedangkan dalam hal pe­
musyawaratan yang diikuti oleh
ngelolaan aset, UU Desa sudah
pemerintahan desa dan seluruh
memberikan legitimasi yang sa­
unsur masyarakat desa untuk
ngat kuat kepada desa untuk
memusyawarahkan hal yang
menata dan mengelola aset yang
bersifat strategis dalam penye-
dimiliki. Sebagaimana tercantum
lenggaraan pemerintahan desa
dalam butir (a) Pa­sal 4 UU Desa,
(ayat (1) Pasal 54 UU Desa). Hal-
disebutkan bahwa salah satu tu-
hal yang dimaksud strategis pada
juan lahirnya UU Desa adalah
bunyi ayat tersebut adalah pe-
untuk mendorong prakarsa, ge­
nataan desa, perencanaan desa,
rakan, dan partisipasi masyarakat
kerjasama desa, rencana investa-
desa untuk pengembangan po-
si yang masuk ke desa, pemben-
tensi dan aset desa guna kese-
tukan Badan Usaha Milik Desa
jahteraan bersama. Untuk pena-
(BUMDesa), penambahan dan
taan aset tersebut sehingga bisa
pelepasan aset desa, serta keja-
dimanfaat secara optimal bagi
dian luar biasa.
desa, ayat (4) Pasal 116 UU Desa
menyebutkan paling lama dua Merujuk pada pasal di atas ar­
tahun sejak UU Desa berlaku, tinya dalam pengelolaan aset
pemerintah daerah bersama pe- desa tidak bisa diputuskan se-
merintah desa melakukan inven- cara sepihak oleh pemerintah
tarisasi aset desa. desa. Keputusan aset desa akan
dikelola untuk apa, siapa yang
Dari dua pasal yang didalamnya
mengelola, dan bagaimana mo­
terdapat butir tentang penge-
del pelembagaannya, mesti dipu-
lolaan aset desa tersebut, ter-
tuskan melalui forum permusya­
kandung makna bahwa aset desa

6 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
waratan yang demokratis yang fungsi tersebut, lurah dibantu
disebut dengan musyawarah oleh perangkat kelurahan untuk
desa. Dengan demikian, desen- melaksanakan tugas yang diberi­
tralisasi kewenangan kepada kan oleh camat. Tugas lurah
desa sebagaimana mandat UU meliputi pelaksanaan kegiatan
Desa sebenarnya mengandung pemerintahan kelurahan, pelak-
makna pengembalian kedaula- sanaan pemberdayaan masya­
tan kepada rakyat. Benar, bah- rakat, pelaksanaan pelayanan
wa pemerintah desa memiliki masyarakat, pemeliharaan keten-
kewenangan, namun dalam pe­ teraman dan ketertiban umum,
manfaatannya pemerintah desa dan pemeliharaan prasarana dan
tidak bisa melakukannya sendi- fasilitas pelayanan umum.
ri. Kewenangan yang dimiliki
Pendanaan kelurahan dialokasi­
mesti dikelola secara partisipa-
kan oleh Pemerintah Daerah ka-
tif, akuntabel, dan melibatkan
bupaten/kota dari APBD kabu-
seluruh unsur masyarakat desa.
paten/kota untuk pembangunan
Kesejahteraan yang hendak ditu-
sarana dan prasarana kelurahan
ju-pun bukan kesejahteraan un-
dan pemberdayaan masyarakat
tuk individu-individu melainkan
di kelurahan. Alokasi anggaran
kesejahteraan yang mencermin­
dimasukkan ke dalam anggaran
kan keadilan sosial dan kebersa-
kecamatan pada bagian angga-
maan masyarakat desa.
ran kelurahan. Penentuan kegia-
Posisi kelurahan berbeda de­ tan pembangunan sarana dan
ngan desa. Pasal 25 PP No. 17 prasarana kelurahan dan pem-
Tahun 2018 tentang kecamatan berdayaan masyarakat di kelura-
menjelaskan bahwa kelurahan han dilakukan melalui musyawa­
sebagai perangkat kecamatan rah pembangunan kelurahan.
yang mempunyai tugas dan fung- Sedangkan, pelaksanaan angga-
si melaksanakan penyelengga- ran untuk pembangunan sarana
raan pemerintahan di wilayah dan prasarana lokal kelurahan
kelurahan yang dipimpin lurah. dan pemberdayaan masya­rakat
Selain melaksanakan tugas dan di kelurahan melibatkan kelom-

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 7


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Ibu-ibu nelayan di Sepatin
sendang menjemur udang
papay di tempat penjemuran
milik desa.
pok masyarakat dan/ atau orga­ nya UU No. 6 Tahun 2014 justru
nisasi kemasyarakatan. PP No. 17 memberikan kedaulatan kepada
Tahun 2018 PP ini membe­rikan desa. Penaklukan yang dilakukan
peluang bagi kelurahan untuk negara kepada desa tidak hanya
meningkatkan pembangunan terjadi secara politik, namun juga
sarana dan prasarana lokal dan secara ekonomi. Secara politik,
pem­berdayaan masyarakat kelu- desa tidak diberi kewenangan
rahan. PP (Peraturan Pemerin- apapun selain menggantungkan
tah) ini juga menegaskan tentang dirinya kepada supra desa. Se-
alokasi anggaran bagi daerah cara ekonomi, desa tidak memili-
kota yang tidak memiliki desa, ki kewenangan untuk mengelola
paling sedikit 5% (lima persen) aset yang ada. Pengelolaan aset
dari anggaran pendapatan dan yang ada di desa sepenuhnya
belanja daerah setelah dikurangi dilakukan oleh pemerintah supra
dana alokasi khusus. Sedangkan desa. Akibatnya, sampai saat ini
untuk daerah kabupaten yang banyak aset desa yang dikuasai
memiliki kelurahan dan kota yang oleh individu maupun perusa-
memiliki desa, alokasi anggaran haan yang notabene pemiliknya
kelurahan pa­ling sedikit sebesar orang dari luar desa.
dana desa terendah yang diteri-
Asas rekognisi (pengakuan) dan
ma oleh desa di kabupaten/kota
subsidiaritas yaitu pemberian
kewenangan kepada desa un-
C. Aset Desa Untuk tuk menentukan masa depan­
Kemandirian Desa nya sendiri adalah semangat dan
UU Desa yang sekarang ini ber- nilai utama yang terkandung da-
laku memiliki watak, nilai, dan lam UU Desa yang saat ini ber-
semangat yang berbeda dengan laku. Dengan kedua asas terse-
UU No. 5 tahun 1979 tentang Pe- but desa yang dulunya dijadikan
merintahan Desa. Jika UU 5/1979 obyek pembangunan sekarang
dinilai sebagai penaklukan dan ini sudah bisa mengambil peran
penyeragaman yang dilakukan sebagai subyek pembangunan.
negara terhadap desa, sebalik­ Termasuk di dalamnya adalah

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 9


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
mengelola aset yang ada di desa. Dalam pelaksanaannya, peme­
Aset yang dimaksud di sini adalah rintah desa dan pemerintah
kekayaan yang dimiliki oleh desa. kabupaten bisa bekerjasama
Dalam perspektif pembangunan, dengan pihak ketiga sehing-
aset dapat berupa kekayaan alam ga pemetaan aset dan potensi
yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan dokumen yang
memenuhi kebutuhan manusia, obyektif dan komprehensif. Mes-
maupun sumber daya manusia ki demikian, prinsip partisipasi
dan seluruh potensi yang dimi- tetap penting dikedepankan agar
liki oleh manusia tersebut yang masyarakat desa ikut serta me­
dapat berupa pikiran, akal budi, ngenali potensi dan aset yang di-
budaya, kesenian, ketrampilan, miliki sehingga rasa kepemilikan
dsb. kepada desa menjadi tertanam
kuat. Pemetaan aset dan po-
Bagaimana langkah-langkah
tensi desa tersebut tentu bukan
yang mesti dilakukan desa untuk
sebuah pekerjaan mudah. Kare-
meng­optimalkan aset yang ada
na realitasnya terdapat tipologi
di desa? Mengingat pentingnya
geografis dan sosio kultural yang
aset sebagai komponen pen­
berlangsung secara dinamis.
ting peningkatan kesejahteraan
desa, UU Desa mengamanatkan Demikian pula ketika desa hen-
kepada desa dan kabupaten un- dak memanfaat potensi tersebut
tuk melakukan inventarisasi aset untuk kepentingan desanya. Di
yang dimiliki yang berada di desa. desa-desa kawasan hutan dan
Inilah langkah pertama yang mes- kawasan perkebunan upaya un-
ti dilakukan desa bersama kabu- tuk memanfaatkan aset serta po-
paten. Pelaksanaan inventarisasi tensi yang ada tersebut kerap kali
tersebut selambat-­l ambatnya bersentuhan dengan kepenti­
dilaku­kan dua tahun sejak UU ngan ekonomi politik aktor-aktor
Desa diberlakukan. Inventarisa- yang ada di desa itu sendiri mau-
si aset ini dapat pula sekaligus pun aktor yang berasal dari luar
digunakan untuk melakukan pe- desa. Bahkan tidak jarang terjadi
metaan potensi ekonomi desa. konflik yang mengarah pada tin-

10 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
dak kekerasan. Pada konteks de- waktu enam tahun. Isi RPJM­Desa­
mikian peran pemerintah daerah adalah peta jalan yang akan di-
menjadi strategis sebagai me- tempuh desa untuk mencapai
diator aktor-aktor yang berkon­ suatu tujuan tertentu. Misal­nya
flik yang berpijak pada prinsip menjadi desa mandiri energi,
keadilan. desa mandiri pangan, desa yang
mengembangan wisata desa ber-
Aset dan kekayaan desa yang su-
dah terdata tersebut selanjutnya
Peserta lokakarya sedang
dijadikan sebagai pijakan bagi
merumuskan visi perubahan
desa untuk menyusun Rencana pengembangan ekonomi desa
Pembangunan Jangka Menengah yang akan dicapai dalam satu
Desa (RPJMDesa) untuk jangka tahun ke depan

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 11


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
basis potensi alam, desa yang men Rencana Kerja Pemerintah
sensitif terhadap penghidupan Desa (RKPDesa) dan Anggaran
berkelanjutan berbasis sawit, Pendapatan dan Belanja Desa
dsb. Prinsip penting dalam pe­ (APBDesa). Dua dokumen terse-
nyusunan RPJMDesa ini adalah but adalah pijakan legal yang
dilakukan secara partisipatif dan memandu desa melaksanakan
tujuan yang hendak dicapai ada- program pembangunan tahunan.
lah suatu kondisi tertentu yang Selain sebagai dokumen pemba-
berpijak pada potensi atau ma­ ngunan, RKPDesa dan APBDesa
salah yang dihadapi desa. adalah cermin keberpihakan pe-
merintah desa. Jika tantangan
Setelah RPJMDesa tersusun lang-
terbesar sebuah desa adalah
kah berikutnya adalah menjabar-
pengentasan kemiskinan, ideal-
kannya dalam program pemba-
nya sasaran pembangunan yang
ngunan desa yang dilaksanakan
diselenggarakan  pemerintah
setahun sekali ke dalam doku-
desa juga berpihak kepada war-

12 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
ga miskin. Bagaimana kelompok mengembangkan ekonomi lokal
miskin tersebut diberdayakan mesti ditempuh dengan cara-
se­hingga kehidupan ekonominya cara demokratis. Artinya, subyek
menjadi semakin baik. utama dalam pengelolaannya
ada­lah masyarakat desa. Dengan
Demikian pula dengan peman-
demikian mata rantai ekonomi
faatan aset desa. Warga miskin
yang dikembangkan mulai dari
sebaiknya mendapatkan kebi-
produksi, pengelolaan, kontrol
jakan afirmasi untuk mengelo-
dan pengawasan, serta penerima
la aset yang ada agar mereka
manfaat utamanya adalah ma­s­
memiliki sumber penghidupan
ya­­­­­rakat desa.
alternatif atau sumber peng-
hidupan yang lebih layak sebagai Jadi, tata kelola ekonomi desa
penopang ekonominya. Dengan diharapkan dapat berlangsung
kata lain, terkait dengan penge- melalui kelembagaan desa yang
lolaan aset ini pemerintah desa terbuka, di samping terus meng­
penting untuk mengembangkan akui dan menghormati prak-
strategi penghidupan yang berke- tik-praktik ekonomi yang dige­
lanjutan, memperkuat institusi rakkan oleh masyarakat dalam
lokal, serta memperbaiki tata bentuk lain. Dalam UU Desa,
kelola pemerintahan desa agar meskipun pelembagaan ekonomi
program-program pembangunan lokal dalam bentuk Badan Usaha
desa bisa memberikan jaminan Milik Desa (BUMDesa) tidak di-
penghidupan yang mensejah­te­ wajibkan, namun kami memiliki
rakan bagi masyarakat desa. keyakinan kesejahteraan desa
akan lebih mudah dicapai keti-
Lalu bagaimana pengembangan
ka pelembagaannya dalam ben-
ekonomi lokal dilakukan sebagai
tuk BUMDesa. Pengembangan
penopang penting kemandi-
BUMDesa berpotensi untuk lebih
rian desa? Apa bentuk-bentuk
memajukan perekonomian war-
pelembagaan dalam pengem-
ga sehingga desa menjadi lebih
bangan ekonomi lokal tersebut?
mandiri dengan aset dan potensi
Jika menggunakan cara pandang
yang dimiliki oleh desa.
UU Desa, maka semangat dalam

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 13


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Air menjadi kebutuhan pokok bagi
semua orang. Hal itu berlaku pula
bagi warga Kelurahan Dondang.
Melalui badan pengelola air bersih
didistribusikan kepada warga
kelurahan.
II. Pelayanan Dasar di Desa
dan Kelurahan Serta
Problematikanya
A. Infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat desa
Kebutuhan Dasar dan kualitas hidup manusia ser-
Masyarakat Desa ta penanggulangan kemiskinan
melalui pemenuhan kebutuhan
Layanan dasar publik dapat
dasar, pembangunan sarana dan
dipahami sebagai kewajiban
prasarana desa, pengembangan
pemerintah pusat hingga desa
potensi ekonomi lokal, serta pe-
dan swasta untuk menjamin hak
manfaatan sumber daya alam dan
dan kebutuhan warga negara.
lingkungan secara berkelanjutan.
Tujuan pengaturan desa dalam
Pasal 80 UU Desa juga menem-
UU Desa antara lain meningkat-
patkan peningkatan kualitas dan
kan pelayanan publik bagi warga
akses terhadap pelayanan dasar
masyarakat desa guna memper­
sebagai yang pertama dalam
cepat perwujudan kesejahteraan
penentuan prioritas, program,
umum. UU Desa Pasal 78 Ayat
kegiatan, dan kebutuhan pemba-
(1) menegaskan pembangunan
ngunan desa yang dirumuskan di
desa bertujuan meningkatkan

16 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
dalam musyawarah perencanaan Infrastuktur dasar merupakan
pembangunan desa. kebutuhan dasar dan strategis
bagi masyarakat desa. Kebutu-
Pelayanan dasar publik harus di-
han strategis dapat dimaknai
jamin dan diberikan oleh badan
sebagai kebutuhan yang mempu-
publik dan bisa diakses oleh
nyai pengaruh atau dampak yang
seluruh lapisan masyarakat. Ada
besar menguntungkan terhadap
tiga bentuk pelayanan dasar pu­
suatu tujuan tertentu dalam
blik di desa yakni barang publik,
jangka panjang. Ketersediaan
jasa publik dan layanan adminis-
pelayanan dasar yang di dalam-
tratif. Ketiganya didasarkan pada
nya terdapat infrastruktur dasar
prinsip terbuka, dapat dipertang-
akan mempengaruhi taraf hi­dup,
gungjawabkan, dan melibatkan
penghidupan, dan kehidupan
masyarakat. Pemenuhan layanan
masyarakat pedesaan.
dasar merupakan esensi dari
pembangunan desa. Kebutuhan
pembangunan meliputi, tetapi B. Akses Layanan
tidak terbatas pada kebutuhan Dasar Di Desa dan
primer, pelayanan dasar, lingku­ Kelurahan
ngan, dan kegiatan pember-
Ketersediaan dan kualitas laya­
dayaan masyarakat desa. Yang di-
nan dasar, terutama infrastruktur
maksud dengan “tidak terbatas”
dasar seperti perumahan, air dan
adalah kebutuhan pembangunan
sanitasi, dan listrik di tiap desa/
di luar pelayanan dasar yang dib-
kelurahan berbeda-beda. Keter-
utuhkan masyarakat desa. Se-
sediaan dan kualitasnya sangat
dang “kebutuhan primer” adalah
ditentukan oleh tingkat kesuli-
kebutuhan pangan, sandang, dan
tan geografis, infrastruktur, jarak
papan. “Pelayanan dasar” adalah
dan keterjangkauan dari suatu
antara lain pendidikan, keseha-
wilayah. Sebagai contoh masalah
tan, dan infrastruktur dasar. In-
listrik dan air bersih di beberapa
frastruktur dasar di desa meliputi
wilayah masih harus mendapa-
perumahan, air dan sanitasi, dan
tkan perhatian yang serius dari
listrik.

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 17


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
pemerintah karena kedua hal garaan air minum dan sanitasi.
tersebut merupakan masalah Selain itu, kesadaran masyarakat
yang sangat penting karena untuk mengadakan perilaku hi­
menyangkut masalah dasar mas- dup bersih dan sehat juga masih
yarakat. Masyarakat di desa-desa rendah.
yang termasuk wilayah 3T (ter-
Pemenuhan kebutuhan layanan
depan, terluar, dan tertinggal)
dasar menjadi satu hal yang
masih gelap gulita ketika malam
penting untuk segera dilakukan
tiba. Desa-desa tersebut selama
mengingat dampaknya yang be-
ini gelap gulita lantaran belum
gitu besar bagi kesejahteraan
teraliri listrik.
masyarakat. Selain berkaitan
Selain infrastruktur dasar listrik, dengan kelangsungan hidup, ke­
ketersediaan dan kualitas air dan tersediaan layanan dasar juga
sanitasi di beberapa wilayah di In- berhubungan dengan peng-
donesia juga masih terbatas. Per- hidupan warga masyarakat. De­
tumbuhan penduduk yang terus ngan ada­nya pemenuhan layanan
meningkat menyebabkan peng- dasar, peluang untuk mengem-
gunaan air semakin tinggi. Ke- bangkan kegiatan ekonomi lokal
butuhan terhadap kuantitas juga semakin terbuka. Akses terhadap
kualitas air pun turut meningkat. air bersih dan energi mo­dern
Survei Sosial Ekonomi Nasio­ memungkinkan masyarakat un-
nal (Susenas) oleh Badan Pusat tuk melakukan aktivitas yang
Statistik (BPS) mencatat adanya menghasilkan atau meningkat-
peningkatan rumah tangga yang kan peng­­hasilan mereka. Sebagai
memiliki akses terhadap sumber contoh, di luar kebutuhan men-
air minum layak di Indonesia na- dasar untuk aktivitas sehari-hari
mun masih banyak daerah yang yang cenderung bersifat konsum-
masih belum memiliki sumber air tif, ketersediaan energi merupa-
minum layak. Rendahnya akses kan penggerak aktivitas produktif
terhadap air bersih dikarenakan dalam skala rumah tangga, usaha
permasalahan dalam keterse- kecil menengah, maupun skala
diaan sumber dan penyeleng- besar.

18 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Kesempatan merasakan pendi- C. Peran Lembaga
dikan dan kesehatan yang lebih Ekonomi Lokal
baik juga mampu membuka pe­ Dalam Penyediaan
luang-peluang lainnya, termasuk Layanan Dasar
peluang mendapatkan pekerjaan
atau berwirausaha. Indonesia, Pembangunan desa bertujuan
dengan pertumbuhan ekonomi meningkatkan kesejahteraan
yang cukup pesat, hingga saat masyarakat desa dan kualitas
ini masih menghadapi tantangan hidup manusia serta penang-
untuk penyediaan akses energi gulangan kemiskinan melalui
yang merata dan inklusif. Oleh pemenuhan kebutuhan dasar,
karena itu dibutuhkan kebijakan pembangunan sarana dan prasa-
publik yang menyasar pemenu- rana desa, pengembangan po-
han dan penyediaan akses air tensi ekonomi lokal, serta pe-
bersih dan energi yang merata, manfaatan sumber daya alam
berkeadilan, dan mampu men- dan lingkungan secara berke-
dorong kegiatan produktif de­ lanjutan. Dengan demikian, ke-
ngan penggunaan energi terba- tika desa hendak menggunakan
rukan yang berkelanjutan dan kewenangannya dalam memba­
inklusif di Indonesia. ngun infrastruktur sebaiknya
desa mempertimbangkan dan

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 19


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
memprioritaskan pembangunan layanan dasar untuk kebutuhan
infrastruktur yang mendukung strategis bagi masyarakat yang
akses masyarakat terhadap pada ujungnya dapat meningkat-
layanan dasar dan infrastruktur kan kegiatan ekonomi produktif
yang bisa mendrong produktivi- bagi masyarakat desa.
tas masya­rakat desa.
Bagaimana pemenuhan dan
Berdasarkan UU Desa, desa dapat penyediaan layanan dasar di
menyelenggarakan penyediaan kelurahan? UU No. 23 Tahun
layanan dasar dengan mendi- 2014 tentang Pemerintahan
rikan Badan Usaha Milik Desa Daerah menegaskan bahwa pe-
(BUMDesa). BUMDesa merupa- menuhan air bersih bagi masya­
kan badan usaha yang seluruh rakat merupakan salah satu
atau sebagian besar modal­ tanggung jawab pemerintah dan
nya dimiliki oleh desa melalui pemerintah daerah sebagai ba-
penyertaan secara langsung gian dari pelayanan publik yang
yang berasal dari kekayaan desa harus mereka lakukan. Pelayan
yang dipisahkan guna mengelola dasar publik harus dijamin dan
aset, jasa pelayanan, dan usaha diberikan oleh badan publik yang
lainnya untuk sebesar-besarnya dibentuk oleh pemerintah kelu-
kesejahteraan masyarakat desa. rahan dengan dukungan dana
Berdasarkan definisi tersebut dari pemerintah daerah. Badan
BUMDesalah yang diharapkan publik atau badan pengelola ini
mengelola aset dan jasa pe- harus bisa diakses oleh seluruh
layanan, terutama layanan dasar lapisan masyarakat berdasarkan
yang baik untuk meningkat- prinsip terbuka, dapat dipertang-
kan kesejahteraan masyarakat. gungjawabkan, dan melibatkan
BUMDesa diharapkan mengelola masyarakat.

20 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 21
untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Warga desa di RT 13 Muara Pegah
yang tidak mempunyai akses listrik
masih bisa menikmati listrik energi
alternatif (SHS) yang di kembangkan
oleh CSR PT PHM

22 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
III. Pengembangan Ekonomi
Lokal Yang Inklusif
”PEL merupakan pendekatan al- dengan kota, maka tidak jarang
ternatif yang dipilih dalam upaya kelura­han menjadi penyumbang
mendukung pencapaian tujuan tenaga kerja untuk memenuhi
pembangunan berkelanjutan, kebutuhan industri di kota. Na-
dimana aspek lingkungan, sosial mun sayangnya, barang/jasa
dan ekonomi saling bersinergi yang dihasilkan dari lokal desa/
dalam pembangunan berskala kelurahan ini seringkali dibayar
lokal. PEL yang berproses secara dengan harga murah. Sehingga,
demokratis dengan dukungan barang/jasa yang dihasilkan tidak
kemitraan multipihak yang kuat, banyak membawa perubahan
diharapkan mampu mengelola bagi dinamika ekonomi lokal.
sumber daya lokal yang ada guna
Hal tersebut dapat dimaknai
menciptkan bukan hanya per-
bahwa aktivitas ekonomi yang
tumbuhan ekonomi melainkan
dilakukan tidak berkontribusi
juga keadilan ekonomi, teruta-
terhadap peningkatan kesejahte­
ma bagi kelompok marginal, dan
raan masyarakat lokal. Persoalan
inilah yang disebut sebagai wajah
utamanya ada beberapa hal se­
PEL yang inklusif yang akan diurai
perti: pertama, seluruh aktivitas
pada bagian ini”
ekonomi tersebut tidak teror-
ganisir dengan baik dan tidak
A. Pengantar terfasilitasi oleh kebijakan yang
Desa dikenal sebagai arena tum- mendukung di tingkat lokal. Hal
buhnya usaha ekonomi baik ska- ini berdampak pada posisi tawar
la kecil maupun menengah, di individual yang lemah. Kedua,
mana pelaku utamanya adalah proses produksi dan tenaga ker-
masyarakat lokal. Usaha itu di­ ja tidak didukung oleh kapasitas
pilih karena sesuai dengan kapa­ yang optimal dalam memenuhi
sitas pengetahuan masyarakat kebutuhan pasar modern yang
dan keberadaan sumber daya terus berkembang pesat.
alam yang ada. Begitu juga de­ Di sisi lain, pembangunan
ngan kelurahan. Sehubungan ekonomi dengan pendekatan
dengan posisinya yang dekat sektoral dan sentralistik ternya-

24 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
ta tidak mampu membawa pe- Oleh karena itu, bagian ini ingin
rubahan signifikan terhadap menceritakan dua sub bahasan
pertumbuhan ekonomi. Hal itu- penting yakni terkait upaya untuk
lah yang menjadi latar belakang membangun desain PEL yang
pentingnya penerapan Local Eco- berwatak inklusif serta meng­
nomic Development (LED) atau integrasikan ide tentang PEL
Pengembangan Ekonomi Lokal dalam kebijakan pembangunan
(PEL) sebagai strategi alterna­ desa.
tif yang dapat digunakan untuk
melihat peluang-peluang yang B. Pengertian
ada di desa/keluruhan dalam
rangka menciptakan pertumbu- Pengembangan Ekonomi Lo-
han, kesejahteraan, dan keadilan kal (PEL) merupakan salah satu
ekonomi. pendekatan yang banyak digu-

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 25


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
nakan untuk melihat dinamika menyusun desain dan strategi
ekonomi di tingkat lokal berbasis implementasi bersama terutama
kewilayahan. Pendekatan terse- berdasarkan pada penggunaan
but berfungsi sebagai alterna- sumber daya lokal yang kom-
tif untuk menjawab kegagalan petitif dengan tujuan akhir untuk
strategi pembangunan sektoral menciptakan pekerjaan yang la­
yang bersifat spesifik dan top- yak dan kegiatan ekonomi berke-
down. Tidak hanya itu, pendeka- lanjutan (Canzanelli 2001: 9).
tan sektoral atau kewilayahan PEL juga dinilai sebagai proses di
juga tidak banyak berkontribu- mana pemerintah lokal atau or-
si pada penyelesaian masalah ganisasi berbasis masyarakat ter-
peng­angguran dan kemiskinan. libat untuk mendorong aktivitas
Kritik atas pendekatan tradision- ekonomi dengan tujuan mencip-
al inilah yang menghasilkan al- takan peluang kerja lokal melalui
ternatif pendekatan PEL berbasis pemberdayaan masyarakat, pe-
kewilayahan dengan proses yang manfaatan sumber daya manu-
lebih partisipatif (Roberts: 1993). sia, alam, dan kelembagaan yang
ada (Blakely: 1994).
Sejumlah literatur menyam-
paikan beberapa pengertian Selain itu, ada pula yang me­
tentang PEL. Pada dasarnya, PEL nyebut­kan PEL sebagai proses
mengacu pada strategi pemba- yang menyatukan berbagai aktor
ngunan yang berbasis teritorial lokal untuk bekerja bersama-sa-
(kewilayahan), dimiliki dan dike- ma dan memanfaatkan sumber
lola secara lokal, dan terutama daya lokal dalam rangka men-
ditujukan untuk meningkatkan ciptakan pertumbuhan ekonomi
lapangan kerja dan pertumbu- yang berkelanjutan (CLGF Asia:
han ekonomi (Rodríguez-Pose: 2014). World Bank (2005) me-
2002). Ada juga yang melihat mandang PEL sebagai proses
PEL sebagai proses partisipatif yang dilakukan secara bersama
yang mendorong dan memfasi­ oleh pemerintah, usahawan,
litasi kemitraan antara para pe- dan organisasi non pemerin-
mangku kepentingan lokal dalam tah untuk menciptakan kondisi

26 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
yang lebih baik untuk pertum- dan keuntungan kompetitif da-
buhan ekonomi dan penciptaan lam konteks global. Hal ini ber-
lapa­ngan kerja di tingkat lokal. tujuan untuk menciptakan lapa-
Sedangkan bagi A. H. J. Helm- ngan pekerjaan yang layak dan
ing (2003) PEL diartikan sebagai meningkatkan kegiatan ekonomi.
suatu proses di mana ada kemi-
PEL setidaknya memiliki empat
traan yang mapan antara pemer-
kata kunci. Pertama, kegiatan
intah daerah, kelompok berbasis
PEL dilakukan secara partisipatif
masyarakat, dan dunia usaha
dengan melibatkan para pihak
dalam mengelola sumber daya
dalam relasi yang setara. Kedua,
yang ada untuk menciptakan
ada aktor-aktor yang terlibat,
lapangan pekerjaan dan men-
di mana para aktor tersebut sa-
dorong pertumbuhan ekonomi
ling terhubung dan mengambil
pada suatu wilayah tertentu.
perannya masing-masing. Siapa
Helming me­nyatakan bahwa PEL
aktor tersebut? Bisa jadi aktor
menekankan pada kontrol lokal,
terdiri atas pelaku usaha lokal,
dan penggunaan potensi sumber
kelompok usahanya, pemerintah
daya manusia, kelembagaan dan
desa maupun pihak swasta. Keti-
sumber daya fisik.
ga, ada sumber daya atau potensi
Pengertian yang lebih kompre­ lokal yang dikelola dalam rangka
hensif disampaikan ILO (2005). menjalankan aktivitas ekonomi,
Secara lebih detail, ILO melihat baik memproduksi barang mau-
PEL sebagai proses partisipatif pun jasa. Keempat, memili-
yang mendorong kemitraan an- ki tujuan untuk me­ningkat­kan
tara dunia usaha dan pemerintah pertumbuhan ekono­mi menuju
dan masyarakat pada wilayah kesejahteraan masya­rakat yang
tertentu yang memungkinkan berkeadilan.
kerjasama dalam perencanaan
Hal itulah yang membedakan
dan pelaksanaan strategi pem-
p e n d e kata n   p e m b a n g u n a n
bangunan secara umum. Pro­
ekonomi dengan strategi sek-
ses tersebut dilakukan dengan
toral yang banyak berorientasi
menggunakan sumber daya lokal
pada penguatan sektor indus­

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 27


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
tri tertentu dengan PEL yang Bila meminjam kerangka kerja
mengambil pendekatan teritori- penghidupan berkelanjutan, di­
al (kewilayahan) yang berfokus kenal yang namanya pentagon
pada pengembangan wilayah aset, dimana PEL juga penting
atau lokalitas daripada sektor in- untuk memperhatikan kebera­
dustri. daan berbagai jenis aset ini di
tingkat lokal, sebagaimana ter-
gambar sebagai berikut:

Gambar 3.1
Kata Kunci dalam Pengembangan
Ekonomi Lokal (PEL)

PROSES PARTISIPATIF

AKTOR/PARA PIHAK TERHUBUNG DALAM KEMITRAAN

ADANYA SUMBER DAYA LOKAL YANG DIKELOLA

MEMILIKI TUJUAN KESEJAHTERAAN DAN KEADILAN EKONOMI

28 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Gambar 3.2
Diagram Pentagon Aset

Aset alam meliputi


sumber daya alam
dan layanan
lingkungan

Aset fisik meliputi


infrastruktur Aset sosial
(bangunan, jalan, meliputi jaringan
alat produksi, dan sosial, dan asosiasi
teknologi) sosial

Aset ekonomi
Aset manusia atau finansial
terdiri atas meliputi sumber-
keahlian, sumber ekonomi
pengetahuan, dan seperti kredit, uang
tenaga kerja tunai, dan sumber
ekonomi lain.

Berikutnya, PEL juga harus diper­ men­dapatkan akses terhadap


kuat dengan mainstreaming atau sumber daya yang ada sehing-
pengarusutamaan pers­pektif so- ga ber­dampak pada kemiskinan
cial inclusion (inklusi sosial). Prin- (Pierson, John: 2002).
sip inklusi sosial menjadi penting
Pilihan soal isu, arena, dan aktor
dalam PEL di mana PEL yang diga-
pun menjadi penting dalam men-
gas dan dilaksanakan membuka
dorong PEL yang inklusif. Per­
peluang keterlibatan masyarakat
tama, terkait isu, apakah isu yang
desa, termasuk kelompok mar-
dipilih sudah mencerminkan ke­
ginal mulai dari proses peren-
penti­ngan kelompok marginal?
canaan, implementasi hingga
Seberapa besar pilihan isu terse-
evaluasi. Hal ini ditujukan untuk
but mampu menolong kelompok
men­jawab kebutuhan kelompok
marginal menyelesaikan per-
mar­ginal yang selama ini kurang

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 29


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
soalannya? Inilah yang penting Dalam rangka mewujudkan PEL
menjadi perhatian dalam pilihan yang inklusif, pengelolaannya
isu yang akan menjadi fokus PEL. harus memperhatikan beberapa
Kedua, arena berhubungan den- prinsip:
gan ruang-ruang apa yang akan
1. Inklusif: memperhatikan
digunakan untuk memfasilita-
kepentingan kelompok mar-
si kelompok marginal? Mereka
ginal dan memberikan ke-
harus terfasilitasi untuk turut
bijakan yang tepat. Hal ini
berpartisipasi dalam berbagai
dimaksudkan agar kelom-
arena baik formal maupun in-
pok tersebut berdaya dalam
formal yang ada di desa, mulai
melakukan aktivitas ekonomi
dari proses perumusan kebijakan
dan menerima manfaat dari
yang membicarakan tentang PEL
pengelolaan sumber daya
hingga terlibat dalam implemen-
yang ada di tingkat lokal.
tasi dan pengawasannya. Keti-
ga, aktor yang dimaksud ialah 2. Demokratis: pengelolaan
kelompok marginal yang harus harus dilakukan secara
menjadi bagian penting dalam demo­kratis dan mampu men-
PEL de­ngan segala potensi yang dorong partisipasi semua
mereka miliki. kalangan mulai dari peren-
canaan hingga implementasi
dan monitoring evaluasi pro-
C. Prinsip gram yang dijalankan. Semua
PEL tidak hanya bertujuan un- orang memiliki kesempatan
tuk mengejar pertumbuhan yang sama untuk menyam-
ekonomi, tetapi lebih jauh dari paikan ide perubahannya.
itu. Ada upaya untuk meningkat- Selain itu, pemerintah lokal
kan kesejahteraan dan keadilan juga memiliki peran mem-
ekonomi, khususnya bagi kelom- fasilitasi dan menciptakan
pok rentan dan marginal yang se- iklim kebijakan yang inklusif.
lama ini membutuhkan afirmasi
kebijakan.

30 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Gambar 3.3 Alur PEL

P
U

Sumber Daya Pengelolaan Kesejahteraan

A M S

3. Kolektifitas: PEL dikelola adalah masyarakat secara


oleh para aktor yang memili- lebih luas, guna membangun
ki peran beragam dan saling kepercayaan publik.
bersinergi, sehingga terba- 5. Keberlanjutan: PEL berorien-
ngun kolektifitas (kebersa- tasi pada upaya mendorong
maan). keberlanjutan baik aktivitas
4. Akuntabilitas sosial: per- produksi maupun ekologi,
tanggungjawaban kepada di mana PEL dikembangkan
publik terkait pengelolaan dari kegiatan ekonomi yang
dan pemanfaatan sumber legal dengan memperhatikan
daya yang ada di tingkat lo- aspek sosio kultural.
kal. Publik yang dimaksud

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 31


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Gambar 3.4
Keberlanjutan PEL

Legalitas Ekologi

Status Hukum Kelestarian


dan Lingkungan
Kelembagaan

Kondisi sosial
dan budaya Dampak
masyarakat Ekonomi
lokal
Sosio Ekonomi
Kultural (Produksi)

D. Kemanfaatan • Pemerataan dan keadilan


ekonomi
• Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang
Salah satu tujuan PEL yang
terjadi di suatu wilayah selan-
penting adalah meningkat-
jutnya harus dinikmati secara
kan produksi dan diversi-
merata dan adil, terutama
fikasi produk lokal dalam
bagi kelompok marginal dan
rangka mengejar pertumbu-
rentan. Dalam konsep PEL,
han ekonomi. Pertumbuhan
dibutuhkan peran pemerin-
ekonomi tersebut ditunjuk-
tah lokal dalam mendistri-
kan dengan adanya pening-
busikan pengelolaan sumber
katan kapasitas produksi di
daya lokal secara adil melalui
suatu wilayah dari waktu
kebijakan yang afirmatif bagi
ke waktu yang menggam-
kelompok rentan dan mar-
barkan adanya peningkatan
ginal.
pendapatan masyarakat.

32 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
• Penanggulangan Kemiski­ • Pemberdayaan Masyarakat
nan dan Kesejahteraan
PEL sesungguhnya memiliki
Peningkatan kapasitas pro- semangat pemberdayaan di­
duksi dalam desain PEL akan mana desain PEL yang ber­
berdampak pada peningka- basis pada kemampuan lokal
tan pendapatan masyarakat dalam mengelola sumber
(termasuk kelompok mar- daya.
ginal). Sehingga, diharap-
kan akan berpengaruh pada E. Integrasi
peningkatan kesejahteraan
PEL dalam
masyarakat lokal, khususnya
mereka yang selama ini ber- Pembangunan
penghasilan kecil. Desa dan
Kelurahan
• Pemanfataan sumber daya
alam yang berkelanjutan Ide dan kerangka PEL yang in-
klusif penting untuk disuarakan
PEL memiliki tujuan penting
dalam proses penyusunan kebi-
untuk mengelola sumber
jakan pembangunan di desadan
daya yang ada di lokal bu-
kelurahan. Berbicara soal pemba-
kan dalam kerangka eks­plo­
ngunan, ada fase-fase yang harus
itasi, tetapi sebagai sumber
dilalui, yaitu: tahap perencanaan
penghidupan yang berke-
pembangunan, tahap pelaksa-
lanjutan. Artinya, pe­man­fa­
naan pembangunan serta tahap
atan sumber daya yang ada
monitoring dan evalusi pemban-
harus mem­perhatikan as-
gunan. Maka, ide terkait PEL ini,
pek keber­lanjutan, di mana
haruslah menjadi perbincangan
prinsip­-prinsip ekologi dan
dalam proses perencanaan pem-
peng­hidupan berkelanjutan
bangunan se­hingga pada dapat
(sustainable livelihood) men­
terakomodir dalam kebijakan
jadi syarat mutlak dalam PEL.
desadan kelura­han. Konsekuen-

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 33


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Gambar 3.5
Pengintegrasi PEL dalam Pembangunan
Desa dan Kelurahan

Terlibat dalam proses perencanaan pembangunan desa


RPJM Desa/RKP Desa/APB Desa

sinya adalah harus ada komit- ran, pendampingan, pembinaan


men yang serius dari aktor yang dan pengawasan.
terkait untuk mendorong peran-
Berikut ini adalah alur penyusu-
nya masing-masing dalam men­
nan RKPDesa yang diselenggara-
dukung PEL yang inklusif.
kan oleh desa setiap tahunnya
Pemerintah desa melalui yang dimulai dari bulan Juni hing-
kebijakan­­nya dapat menyusun ga Desember.
ber­bagai peraturan yang men-
Desa memiliki kewenangan yang
dukung upaya PEL serta mem-
lebih besar dalam menentukan
fasilitasinya baik melalui angga-
arah pembangunan desanya, se-

34 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Gambar 3.6
Perencanaan Pembangunan Desa

Pengajuan daftar
Desember usulan RKP Desa

Penetapan
September RKP Desa

Penyusunan
Rancangan RKP Desa
melalui
Agustus Musrenbangdes

Penyusunan
Rancangan RKP Desa
melalui
Musrenbangdes

Pencermatan Pides
dan Penyelarasan
Juli Program Masuk Desa
Musrenbangdes

Musdes
Penyusunan Pembentukan Tim Pencermatan
Perencanaan Penyusun RKP Desa ulang Dokumen
Juni Pembangunan Desa RPJM Desa

hingga internalisasi PEL dalam perencanaan pembangunannya


kebijakan pembangunan desa pun berbeda dengan desa yang
akan lebih mudah dan memberik me­miliki kewenangan lebih be-
kepastian, karena forum musdes sar.
lah yang akan memutuskan.
Usulan program pembangunan
Berikut adalah alur musrenbang kelurahan termasuk terkait de­­
mulai dari tingkat kelurahan ng­an PEL, sangat tergantung
hingga kabupaten. Kelurahan pada proses perencanaan dan
merupakan bagian wilayah dari peng­anggaran yang ada di kabu-
kecamatan sebagai perangkat paten. Akan tetapi sejak lahirnya
kecamatan. Di mana, kecamatan Peraturan Pemerintah Nomor 17
sendiri merupakan wilayah dari Tahun 2018 tentang Kecamatan,
kabupaten/kota, sehingga sistem ada angin segar yang sekarang

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 35


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Gambar 3.7
Perencanaan Pembangunan Kelurahan

Forum
UKPD
Lurah: Dilakukan oleh Tim Camat:
Validasi kegiatan Teknis Kecamatan dan Validasi kegiatan
menambahkan kegiatan UKPD Teknis berdasarkan pertimbangan
(bila perlu) tim teknis

Musrenbang Survey Musrenbang Musrenbang Hasil Reses


Kelurahan Teknis Kecamatan Kota/Kab. DPRD

Ketua RW input foto


Input usulan kegiatan fisik Forum Musrenbang Hasil Reses
Kelengkapan (didampingi pendamping SKPD Provinsi DPRD
Kelurahan)

Dilakukan oleh ketua RW:


Rembug RW
Input Permasalahan RKPD
Memilih template Kegiatan
Input volume dan lokasi

Dilakukan oleh
berbagai pihak
Penyampaian
informasi

dimiliki oleh kelurahan. PP ini ketertiban umum, pemeliharaan


memposisikan kelurahan ada- prasarana dan fasilitas pelayanan
lah bagi wilayah dari kecamatan umum, pelaksanaan tugas lain
sebagai perangkat kecamatan yang diberikan oleh camat, ser-
yang memiliki tugas dan fung- ta pelaksanaan tugas lain sesuai
si melaksanakan penyelengga- dengan ketentuan peraturan pe-
raan kelurahan yang dipimpin rundang-undangan. Selain itu,
oleh lurah. Di mana disebutkan di tingkat kelurahan juga dilaku-
juga tugas lurah meliputi: pelak- kan program pemberdayaan
sanaan kegiatan pemerintahan dan pendampingan masyarakat
kelurahan, pelaksanaan pem- yang dilaksanakan sesuai den-
berdayaan masyarakat, pelak- gan ketentuan peraturan perun-
sanaan pelayanan masyarakat, dang-undangan.
pemeliharaan ketentraman dan

36 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Dalam rangka melaksanakan tu- atau tugasnya, termasuk dalam
gasnya, pemerintah kabupaten/ PEL, maka dukungan kebijakan di
kota mengalokasikan angga­ tingkat lokal dibutuhkan sebagai
ran dalam APBD untuk pem­ bentuk pelembagaan PEL. Uku-
bangunan sarana dan prasarana ran yang dapat digunakan untuk
kelurahan serta pemberdayaan melihat keberpihakan kebijakan
masyarakat di kelurahan. Keten- dalam mengakomodir konsep
tuan kegiatan pembangunan PEL yang inklusif, antara lain:
sarana dan prasarana kelurahan
1. Dokumen perencanaan pem-
dan pem­berdayaan masyarakat
bangunan: Apakah konsep
di kelurahan dilakukan melalui
tentang PEL sudah menjadi
musyawarah pembangunan kelu-
prioritas/isu strategis dalam
rahan. Adapun alokasi anggaran
dokumen perencanan pem-
yang harus disiapkan oleh APBD
bangunan desa/kelurahan,
untuk kelurahan yaitu: untuk
yang tercermin juga dalam
daerah kota yang tidak memiliki
program dan kegiatan yang
desa, alokasi anggarannya pal-
disusun?
ing sedikit 5% (lima persen) dari
APBD setelah dikurangi dana 2. Kecukupan anggaran: Apa-
alokasi khusus. Sedangkan untuk kah pemerintah desa/kelu-
daerah kabupaten yang memiliki rahan mengalokasikan ang­­­
kelurahan dan kota yang memili- ga­ran yang cukup dalam
ki desa, alokasi anggaran kelura- men­­­du­kung PEL yang inklu­
han paling sedikit sebesar dana sif?
desa terendah yang diterima 3. Kebijakan afirmatif: Apakah
oleh desa di kabupaten/kota. ada kebijakan yang memberi­
Sehubungan dengan adanya ke- kan afirmasi bagi kelompok
wenangan dan keuangan yang di- rentan dan marginal turut
alokasikan ke desa dan kelurahan terlibat dalam PEL?
untuk menjalankan kewenangan

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 37


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
F. Instrumen lokal. Instrumen atau alat yang
Pemetaan dapat digunakan, misalnya de­
ngan melakukan pemetaan se-
Dalam rangka mendorong PEL bagaimana contoh berikut:
yang inklusif, perlu dilakukan
pemetaan terlebih dahulu ten- 1. Peta Aktor
tang aktor, persoalan, dan sum- Contoh tabel peta aktor
ber daya yang ada di tingkat

No Aktor Peran Peluang Peran Tantangan Kebutuhan


saat ini
1 Reino Nelayan Kepemimpinan untuk Tidak memiliki Pelatihan terkait
laut
menggerakkan nelayan pengetahuan dan produksi, pendam­
lain memperkuat pro­ alat produksi yang pingan, membangun
mendukung diver­ kemitraan dengan
duksi
sifikasi produk pihak lain

2 Syahrini Istri ne­ Memperkuat produksi Tidak memiliki alat Pelatihan terkait
layan
olahan hasil laut produksi Produksi, pendam­
pingan, membangun
kemitraan dengan
pihak lain

3 Luna Kepala Menyusun kebijakan Belum memiliki Pendampingan ter­


Desa
mendukung PEL dan desain PEL kait PEL, berkomu­
membangun kemitraan nikasi dengan pihak
swasta, membentuk
dengan Pihak Perusa­
forum bersama de­
haan
ngan warga dan pi­
hak lain

4 Seterusnya...

38 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
2. Peta Sumber Daya
Contoh tabel peta sumber daya
Sumber Daya Rencana
Persoalan Pengelolaan
No SDA SDM Keua­ Sosial Keuan-
Desa
ngan gan
1 Tidak ada Air, angin, Banyak APBDesa, Gotong Belum 1. Pelatihan terkait
listrik gelom- tenaga CSR royong tersedia in- pengelolaan energi
bang laut, manusia di frastruktur terbarukan
matahari, desa meski pendukung 2. Pengaturan kebijakan
pasang belum
PEL dalam perenca-
surut terampil
naan pembangunan
3. Pelaksanaan program
penyediaan listrik dari
energi terbarukan

2 Seterusnya...

(Peta awal ini selanjutnya akan dikembangkan menjadi perencanaan


bisnis dalam desain yang lebih aplikatif dan teknis)

Penanaman bakau di tujukan


untuk menjaga ekosistem pantai
dari kerusakan yang mengancam
usaha tambak masyarakat

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 39


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
40 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)
untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
IV. Model-Model Kelembagaan
Ekonomi Lokal dan Model
yang Ditawarkan UU Desa

41
”Kelembagaan ekonomi lo- yang berlebihan, adanya praktik
kal memiliki makna yang korupsi, kolusi, dan nepotisme,
luas, bukan sekedar bicara dan lain sebagainya.
tentang organisasinya saja Hal ini berbeda dengan PEL se-
tetapi juga bicara lebih jauh bagaimana diulas pada bab se-
tentang sistem pendukung- belumnya. Perbincangan tentang
nya. Khusus untuk bab ini, PEL tidak dapat dipisahkan dari
akan diurai tentang lembaga kelembagaan ekonomi. Kelem-
ekonomi yang memiliki arti bagaan ekonomi merupakan
penting dalam PEL yang in- salah satu faktor yang berpen-
klusif. Lembaga-lembaga ini garuh terhadap pertumbuhan
dapat memainkan perannya ekonomi, di mana kelembagaan
masing-masing dan saling ekonomi yang dimaksud bu-
bersinergi dalam memperce- kan sebatas pada kelembagaan
pat pencapaian tujuan PEL ekonomi saja, melainkan lebih
yang inklusif” luas termasuk yang non ekonomi,
seperti: aturan-aturan formal
A. Pengantar dan informal yang menjadi faktor
Teori ekonomi terus mengalami penentu. Akan tetapi, kaitannya
perkembangan, salah satunya dengan PEL di desa dan kelura-
yang cukup menarik kaitannya han, ruang lingkup bahasan ini
dengan Pengembangan Ekonomi akan kita batasi hanya pada lem-
Lokal (PEL) adalah kritik atas pa- baga ekonomi di desa/kelurah-
ham ekonomi klasik dan neoklasik an yang memiliki peran penting
yang selama ini menganggap dalam PEL. Pertama, akan diba-
campur tangan pemerintah yang has tentang apa saja lembaga
berlebihan dalam perencanaan ekonomi yang ada di desa dan
pembangunan dikhawatirkan perannya dalam mendorong PEL
menimbulkan persoalan seper- yang inklusif. Kedua, bagaiaman
ti peran dan intervensi birokrasi relasi antar lembaga tersebut.

42 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
B. Pengertian dari produsen ke konsumen se-
hingga produk tersebut tersebar
Lembaga ekonomi lokal secara
luas ke masyarakat yang membu-
sederhana dapat diartikan se-
tuhkan. Contohnya adalah per­
bagai lembaga yang ada di ting-
dagangan yang banyak diperan­
kat lokal yang melakukan ke-
kan oleh berbagai jenis unit
giatan-kegiatan ekonomi dalam
usaha pertokoan, koperasi dan
rangka pemenuhan kebutuhan
lain-lain.
hidup manusia guna mencapai
suatu tingkat kesejahteraan atau Ketiga, kegiatan konsumsi ada-
kemakmuran. Adapun kegiatan lah aktivitas penggunaan atau
ekonomi yang dimaksud meliputi memakai barang atau jasa yang
kegiatan produksi, distribusi, dan dihasilkan oleh produsen. Tujuan
konsumsi. Masing-masing kegia- dari kegiatan konsumsi adalah
tan tersebut saling terkait dan untuk memenuhi kebutuhan ma-
tidak terpisahkan satu dengan nusia dalam hidupnya.
lainnya. Apabila melihat dinamika ke-
Pertama, kegiatan produksi ada- hidupan ekonomi di tingkat lokal
lah suatu aktivitas atau peker- desa/kelurahan, bisa kita lihat
jaan yang dapat menghasilkan ada banyak lembaga-lembaga
suatu produk, baik itu barang lokal yang melakukan aktivi-
maupun jasa. Dengan adanya tas ekonomi atau bahkan ada
kegiatan produksi maka dihara- pula lembaga sosial yang sudah
pkan barang/jasa yang dihasil- bertransformasi menjadi lem-
kan dapat memenuhi kebutuhan baga ekonomi. Misalnya, PKK
konsumen. Kegiatan produksi atau posyandu dulunya kita ke-
ini contohnya sangat banyak di nal sebagai lembaga sosial yang
desa/kelurahan, mulai dari per- memiliki peran pemberdayaan
tanian, kelautan, dan kerajinan. keluarga, sekarang ini sudah mu-
lai banyak yang bertransformasi
Kedua, kegiatan distribusi ada-
sebagai lembaga ekonomi yang
lah kegiatan menyalurkan suatu
melakukan aktivitas simpan pin-
produk, baik itu barang atau jasa,
jam maupun produksi dan dis-

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 43


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
tribusi. Tumbuh kembangnya hal penanggulangan kemiskinan
ber­­bagai lembaga ekonomi yang yang pro penumbuhan lapangan
ada di tingkat lokal ini adalah kerja. Oleh karena itu, desa dan
pertanda positif hidupnya aktivi- kelurahan penting untuk terus di-
tas ekonomi di tingkat lokal. dorong sebagai arena pertumbu-
han ekonomi inklusif guna men-
Studi IRE dan Pemda Gunung­
dorong percepatan penyelesaian
kidul (2012) menemukan bah-
persoalan seperti kemiskinan,
wa keberadaan institusi lokal
pengangguran, kesenjangan dan
(termasuk lembaga ekonomi),
masih banyak lagi masalah lain-
terutama dalam bentuk organi­
nya.
sasi atau kelompok, terbukti
berkontribusi positif bagi pem- Dalam bukunya tentang Pemba-
bangunan desa terutama dalam ngunan Perdesaan, Singh (2009)

Gambar 4.1
Faktor Penentu Pembangunan Pedesaan (PD)

Modal

Sumber
Tekhnologi Daya
Manusia

PD
Lembaga/ Sumber
Organisasi Daya Alam

44 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
menyebutkan pembangunan baik yang pembentukannya atas
per­desaan salah satunya ditentu- inisiatif warga sendiri maupun
kan oleh kehadiran institusi dan yang lahir atas kehendak pe-
organisasi yang turut menjadi merintah maupun pihak swas-
bagian dari desain besar pemba- ta. Kehadiran lembaga-lembaga
ngunan perdesaan, di luar faktor tersebut selama ini telah banyak
penentu lain, sebagaimana ter- berkontribusi terhadap sema­
gambar sebagai berikut. ngat membangun ekonomi lokal.
Seluruh komponen ini memili- Di desa misalnya, kehadiran
ki peran yang strategis dalam BUMDesa dalam kurun waktu 5
pembangunan perdesaan, di- tahun terakhir telah memberikan
mana semua komponen saling warna positif dalam perkemban-
terkait dan saling memperkuat gan ekonomi lokal, meski keha­
dalam menopang pembangunan dirannya di awal terkesan “di-
di tingkat lokal. Organisasi atau paksakan” oleh negara. Banyak
institusi yang ada pastinya tidak desa berlomba-lomba mendiri-
sekedar bicara tentang bagaima- kan BUMDesa dengan berbagai
na menghimpun keuntungan se- unit usaha, yang terkadang juga
mata. Lebih dari itu adalah mem- tidak pas dengan semangat yang
pertemukan kepentingan pada diusung oleh UU Desa. Akan
anggotanya serta memperkuat tetapi, sebuah niat positif ini
partisipasi lokal. harus dilihat dan diapresiasi se-
bagai upaya dalam menggerakan
C. Jenis Aktivitas dan mengembangkan dinamika
Ekonomi ekonomi di tingkat lokal.
dan Model Berbeda dengan desa, kelurah-
Kelembagaan an memiliki posisi yang berbeda,
terlebih pasca pemberlakukan
Pada tingkat desa/kelurahan su-
UU No. 23 Tahun 2014 tentang
dah banyak bermunculan lem-
Pemerintahan Daerah. Kelurahan
baga ekonomi lokal yang tumbuh
merupakan street level bureau-
dan berkembang dengan pesat,
crat yang bertanggung jawab

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 45


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
memberikan pelayanan secara masih terdapat berbagai lemba-
langsung kepada masyarakat. ga ekonomi yang biasanya tum-
Padahal kelurahan idealnya me­ buh dan berkembang di tingkat
miliki kewenangan yang jelas kelurahan, seperti pasar, asosiasi
dan luas guna meningkatkan ki- pedagang, asosiasi buruh/tani/
nerja khususnya dalam melayani nelayan/pekebun/peternak, ko-
masya­rakat. Status kelurahan perasi, bahkan ada juga bebe­
yang bukan lagi sebagai perang- rapa kelurahan yang mendirikan
kat daerah berarti pemerintah Badan Usaha Ekonomi Kelurahan
(termasuk kabupaten/kota) tidak (BUEK). Artinya regulasi bukan
lagi mendesentralisasikan ke- penghalang bagi kelurahan untuk
wenangannya kepada kelurahan. dapat berinovasi mengembang-
Fungsi kelurahan sebagai instansi kan sumber daya lokal, sepan-
yang memiliki kewenangan men- jang masyarakat dan pasar mem-
gorganisasikan masyarakat juga butuhkan kehadiran lembaga
sudah tidak ada lagi (Harsanto, et ekonomi tersebut dalam rangka
al.: 2016). pemenuhan kebutuhan hi­dup
Hal ini membawa konsekuensi manusia baik berupa barang
semakin sempitnya ruang bagi maupun jasa.
kelurahan dalam rangka men- Bila diklasifikasikan secara seder-
dorong penguatan lembaga-lem- hana, beberapa bentuk lembaga
baga ekonomi di tingkat lokal ekonomi yang biasa hadir di ting-
dalam kerangka pemberdayaan kat desa dan kelurahan, dapat di-
masyarakat. Namun demikian, lihat pada tabel berikut:

46 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Tabel 4.1 Tipologi Lembaga Ekonomi Desa/Kelurahan
Jenis Deskripsi Contoh
Berdasarkan Proses pembentukan
1 Negara Diinisiasi pembentukannya oleh GAPOKTAN, BUMDesa
negara, baik melalui instrumen
regulasi maupun instruksi
Pemerintah/Pemerintah Lokal
2 Pasar Lahir dari kebutuhan pasar dalam Pasar tradisional
rangka pemenuhan kebutuhan pasar
3 Inisiatif warga Lahir dari inisiatif warga Kelompok simpan
pinjam kampung,
kelompok perajin batik
4 Pihak lain Proses pembentukannya diinisiasi SPP PNPM Pedesaan/
oleh pihak luar, seperti: Perguruan Perkotaan
Tinggi, Perusahaan melalui Program
CSR, program NGO, dan lain-lain.
Berdasarkan Managemen kelembagaan
1 Formal Berbentuk badan hukum dan Koperasi, BUMDesa
memiliki aturan kelembagaan yang
berupa AD/ART
2 Informal Berbasis komunitas, meski memiliki Kelompok nelayan,
aturan main, tetapi tidak mengikat kelompok ternak
secara kuat
Berdasarkan Aktivitas Ekonomi
1 Produksi Lembaga yang melakukan aktivitas KWT, Kelompok Perajin
memproduksi barang atau jasa Tenun
2 Distribusi Lembaga yang melakukan aktivitas Koperasi, Agen LPG, TPI
distribusi barang atau jasa
3 Konsumsi Lembaga yang melakukan aktivitas Pasar Desa
konsumsi
Berdasarkan Tujuan Pembentukan
1 Profit Lembaga yang berorientasi pada Koperasi, Bank
mencari keuntungan/laba dalam Perkreditan Rakyat
proses pembentukannya
2 Non profit Lembaga yang proses Asosiasi Perempuan
pembentukannya bertujuan untuk Usaha Kecil (ASPUK)
memenuhi kebutuhan manusia tanpa
berorientasi pada keuntungan/laba
3 Pelayanan Lembaga yang bertujuan untuk Pengelola Sampah
Publik memenuhi kebutuhan masyarakat
akan
4 Hybrid Lembaga yang bertujuan selain Kelompok Pengelola
untuk memberikan pelayanan publik Air Bersih (PAB) Desa/
kepada masyarakat, juga dalam Kelurahan
praktiknya menjalankan bisnis untuk
mendapatkan keuntungan.

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 47


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
D. Kerjasama jasama pemerintah dan swasta
dengan Pihak Lain KPS adalah bentuk perjanjian
jangka panjang (biasanya lebih
PEL sebagaimana dijelaskan pada
dari 20 tahun) antara pemerintah
bab sebelumnya, men­syaratkan
baik pusat ataupun daerah de­
adanya kerjasama multipihak
ngan mitra swasta. Melalui per-
dalam rangka memaksimalkan
janjian ini, keahlian dan aset dari
peran para aktor dalam men-
kedua belah pihak (pemerintah
dorong per­cepatan pencapaian
dan swasta) bekerjasama dalam
tujuan pembangunan ekonomi
menyediakan pelayanan kepada
di tingkat lokal, termasuk dengan
masyarakat. Dalam melakukan
melibat­kan pemerintah lokal, pi-
kerjasama ini risiko dan manfaat
hak swasta maupun aktor-aktor
potensial dalam menyediakan
ekonomi lainnya.
pelayanan ataupun fasilitas di­
Di tingkat pusat, pemerintah pilah/dibagi kepada pemerintah
mengeluarkan kebijakan tentang dan swasta. Sayangnya kebija-
Kerjasama Pemerintah dan Swas- kan tersebut belum secara kuat
ta (KPS) dalam kerangka pemba- mengatur peran masyarakat
ngunan berupa Peraturan Presi- turut terlibat aktif dalam kelem-
den RI No. 67 Tahun 2005 tentang bagaan tersebut. Peluang ini di
Kerjasama Pemerintah dengan tingkat lokal dapat dikembang-
Badan Usaha dalam penyediaan kan secara lebih luas lagi dengan
infrastruktur yang telah beber- menghadirkan lembaga ekonomi
apa kali diubah dan perubahan maupun sosial dalam penguatan
terakhir adalah Peraturan Pres- kemitraan tersebut, sebagaima-
iden RI No 66 Tahun 2013. Ker- na konsep PEL yang melibatkan
kepentingan para aktor.

48 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Gambar 4.2 maupun sumber daya lokal.
Kemitraan antar Aktor/Lembaga 3. Membuat kebijakan perenca­
naan pembangunan yang
berorientasi pada pengem­
bangan ekonomi lokal yang
PEMERINTAH
LOKAL inklusif dengan mem­perkuat
peran lembaga ekonomi
tersebut sebagai motor
LEMBAGA
SWASTA
peng­­gerak PEL.
EKONOMI
4. Menyiapkan fasilitas yang
memadai, mulai dari perang-
kat kebijakan/regulasi, pena-
Melalui kemitraan antar aktor/ taan kelem­bagaan lokal hing-
lembaga ini, diharapkan para ga pening­katan kapasitas
pihak dapat bersinergi dalam dan mencipta­kan pasar serta
me­rencanakan desain PEL yang infrastruktur pendukung.
inklusif di tingkat lokal se­suai
dengan kapasitas perannya Peran Swasta
masing­-masing. Sebagai gamba- 1. Menciptakan dan meng-
ran, berikut adalah peran yang hubungkan lembaga lokal
dapat dimainkan oleh para pihak dengan pasar yang lebih luas;
baik di desa maupun kelurahan: 2. Penguatan lembaga ekonomi
lokal agar dapat berkompeti-
Peran Pemerintah Lokal si sesuai dengan standar atau
1. Memfasilitasi tumbuh dan kebutuhan pasar;
berkembangnya lemba-
ga-lembaga ekonomi yang Peran Lembaga Ekonomi Lokal
berpotensi muncul dan ada 1. Menciptakan iklim lokal yang
di tingkat desa/kelurahan. kondusif untuk hidupnya
2. Melakukan pemetaan dan aktivitas ekonomi berbasis
inventarisasi/pendataan aset sumber daya lokal

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 49


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
2. Meningkatkan pengetahuan Gambar 4.3 Tiga Pilar PEL
dan keterampilan (kapasi-
tas) baik produksi, distribusi
dan konsumsi dalam rang-
Rp
ka pemenuhan kebutuhan
masyarakat akan barang dan Ekonomi
jasa;
3. Menguatkan partisipasi ang­
gota dalam mendukung pe­
ngu­atan kelembagaan. Lingkungan Sosial

Secara sederhana, kemitraan


bagi pengembangan ekonomi
lokal adalah suatu pendeka­
tan untuk mendorong aktivitas
ekonomi melalui pembentukan Kemitraan ini juga tidak boleh
kemitraan masyarakat-swas- lepas dari semangat pembangu-
ta-pemerintah dan memfokus- nan berkelanjutan yang secara
kan pada pembangunan aktivitas bersama-sama mengusung 3
kluster ekonomi, sehingga terba- pilar penting dalam PEL, yaitu:
ngun keterkaitan (linkage) antara menjaga kelestarian lingkungan,
pelaku-pelaku ekonomi dalam memanfaatkan dan memperkuat
satu wilayah atau region de­ng­ modal sosial, serta penguatan
an­ market(pasar lokal, nasional dan kemandirian ekonomi.
dan pasar internasional) (UNDP,
UN-HABITAT & BAPPENAS, 2002).

50 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
E. Instrumen (Alat Bantu) Identifikasi
Lembaga Ekonomi Lokal

Dalam rangka membantu meng­identifikasi kehadiran berbagai lem-


baga ekonomi yang ada di tingkat desa atau kelurahan, berikut adalah
contoh instrumen yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui apa
saja lembaga ekonomi yang ada serta perannya dalam melakukan ak-
tivitas ekonomi dan PEL.

Tabel 4.2
Contoh Peta Pelembagaan Ekonomi di Tingkat Desa/Kelurahan
No Lembaga Ekonomi Jumlah Peran
I Lembaga Ekonomi Koperasi Nelayan 2
dan Unit Usaha
Pengelola Sampah 1
Desa/Kelurahan
BUMDesa 1
II Jasa Lembaga BPR 1
Keuangan
III Industri Kecil dan Industri pengolahan 7
Menengah makanan
Industri kerajinan 2
Industri alat rumah tangga 1
Rumah makan dan restoran 4
IV Dan lain-lain

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 51


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Salah satu alur yang harus di
tempuh dalam mengembangkan
lembaga ekonomi lokal ialah
melembagakan lembaga yang
dibentuk.
V. Pelembagaan BUMDesa

53
Pendirian dan pengelolaan BUM- sebesar-besarnya kesejahteraan
Desa pada dasarnya mem­­bangun masyarakat desa.”
tradisi ber­demo­krasi ekonomi di
desa untuk meningkatkan der-
ajat ekonomi masyarakat desa. Gambar 5.1 Kata Kunci
Pendirian BUMDesa merupakan Definisi BUMDesa
strategi untuk mendorong pra-
karsa, gerakan, dan partisipasi Badan
masya­rakat desa untuk pengem­ Usaha

bangan potensi dan aset desa


guna kesejahteraan bersama.
Kepemilikan
Pendiriannya harus dikelola Tujuan
oleh Desa
melalui mekanisme musyawarah BUMDesa
desa dengan didukung dengan
upaya untuk melakukan inventa-
risasi aset dan potensi desa yang
memiliki peluang pasar. Jenis
Usaha
Pemisahan
Kekayaan

A. Pengertian dan
Konsep BUMDesa
Badan Usaha Milik Desa, yang BUMDesa sebagai Badan Usaha
selanjutnya disebut BUMDesa,
BUMDesa merupakan badan
adalah:
usa­ha. Badan usaha adalah ke-
“Badan usaha yang seluruh atau satuan yuridis (hukum), teknis,
sebagian besar modalnya dimili- dan ekonomis yang bertujuan
ki oleh desa melalui penyertaan mencari laba atau keuntungan.
secara langsung yang berasal dari Badan usaha sangat sering disa-
kekayaan desa yang dipisahkan makan dengan perusahaan, na-
guna mengelola aset, jasa pe- mun sebenarnya memiliki per-
layanan, dan usaha lainnya untuk bedaan yang sangat mendasar.

54 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Badan usaha adalah lembaga Pemisahan Kekayaan Desa
sementara perusahaan adalah
BUMDesa memiliki salah satu ciri
tempat di mana badan usaha itu
badan usaha yang berbadan hu-
mengelola faktor-faktor produk-
kum di mana terdapat pemisahan
si. Badan usaha memiliki ruang
kekayaan pemilik (desa) dengan
lingkup yang lebih besar karena
kekayaan badan usaha, se­hingga
sebuah badan usaha bisa memili-
pemilik, dalam hal ini Desa, ha-
ki satu atau beberapa unit usaha
nya bertanggung jawab sebatas
atau perusahaan. BUMDesa ada-
kekayaan yang disertakan ke-
lah lembaga yang mengelola fak-
pada BUMDesa. Kekayaan desa
tor-faktor produksi di desa dalam
yang dipisahkan bertujuan agar
satu atau beberapa unit usaha
ketika kekayaan tersebut disetor-
atau perusahaan.
kan sebagai modal BUMDesa,
bukan lagi bagian dari kekayaan
Kepemilikan BUMDesa desa sehingga ketika BUMDesa
BUMDesa adalah badan usaha mengalami kerugian maka bukan
yang dimiliki oleh desa yang di- merupakan kerugian desa.
tunjukkan oleh penyertaan modal Kekayaan desa yang dipisahkan
seluruh atau sebagian besar dari berarti kekayaan desa yang dile-
desa kepada BUMDesa. Penyer- paskan dari penguasaan umum
taan modal desa tersebut berasal yang dipertanggung jawabkan
dari kekayaan desa yang dipisah- melalui anggaran pendapatan
kan. Walaupun, masyarakat juga dan belanja desa (APBDesa) dan
dapat menyertakan modalnya dimaksudkan untuk dikuasai dan
kepada BUMDesa. Penyertaan dipertangungjawabkan tersendi-
modal dari masyarakat ini perlu ri. Hal ini sesuai dengan kedudu-
didorong agar rasa memiliki dari kan BUMDesa sebagai badan
masyarakat meningkat dan mem- hukum, yang harus mempunyai
peroleh manfaat ekonomi secara kekayaan sendiri terlepas dari-
langsung dari BUMDesa. pada kekayaan umum desa dan

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 55


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
dengan demikian dapat dipeliha- a. meningkatkan perekonomi-
ra terlepas dari pengaruh APB- an desa;
Desa tetap masuk dalam neraca b. mengoptimalkan aset Desa
kekayaan desa. agar bermanfaat untuk kese-
jahteraan desa;
Jenis Usaha BUMDesa c. meningkatkan usaha ma­
syarakat dalam pengelolaan
Jenis usaha yang dijalankan oleh potensi ekonomi desa;
BUMDesa meliputi pengelolaan d. mengembangkan rencana
aset, jasa pelayanan, dan usa- kerja sama usaha antar desa
ha lainnya. Kehadiran BUMDesa dan/atau dengan pihak keti-
diharapkan dapat memaksimal- ga;
kan pengelolaan aset-aset yang e. menciptakan peluang dan
dimiliki oleh desa maupun aset- jaringan pasar yang men-
aset lain yang ada di desa agar dukung kebutuhan layanan
memberikan manfaat bagi kese- umum warga;
jahteraan masyarakat. Pengelo- f. membuka lapangan kerja;
laan jasa pelayanan meliputi pe- g. meningkatkan kesejahte­
layanan publik di desa misalnya raan masyarakat melalui
pelayanan air bersih, listrik, dll. perbaikan pelayanan umum,
BUMDesa juga dapat menjalan­ pertumbuhan dan pemerata-
kan usaha lainnya. an ekonomi desa; dan
h. meningkatkan pendapa-
Tujuan BUMDesa tan masyarakat desa dan
Tujuan dari BUMDesa adalah Pendapatan Asli Desa.
untuk sebesar-besarnya kesejah­
teraan masyarakat desa melalui
tujuan khusus sebagaimana Pa­
sal 3 Permendesa, PDT dan Trans­
migrasi No. 4/2015, yaitu:

56 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
B. Dasar Hukum dan Hingga saat masih terjadi per-
Aspek Hukum debatan tentang pentingnya le-
Bumdesa galitas BUMDesa. Apakah cukup
menggunakan perdes ataukah
Sesuai dengan ketentuan dalam dengan badan hukum yang su-
UU No. 6 Tahun 2014 (UU Desa) dah ada seperti perseroan ter-
pembentukan BUMDesa ditetap- batas (PT), CV, Firma, atau yang
kan dengan Peraturan Desa (Per- lainnya. Penjelasan UU No. 6
des). Di mana perdes mengacu Tahun 2014 menyatakan bahwa
kepada UU Desa dan peraturan BUMDesa dibentuk oleh pemer-
perundang-undangan turunan intah desa untuk mendayagu-
dari UU Desa adalah: nakan segala potensi ekonomi,
- PP 43 Tahun 2014 tentang kelembagaan perekonomian,
Peraturan Pelaksanaan Un­ serta potensi sumber daya alam
dang­-undang Nomor 6 Ta­ dan sumber daya manusia dalam
hun­ 2014 tentang Desa se­ rangka meningkatkan kesejahter-
bagai­­mana diubah dengan aan masyarakat desa.
Peraturan Pemerintah No- BUMDesa secara spesifik tidak
mor 47 Tahun 2015 tentang dapat disamakan dengan badan
Per­ubahan atas Peraturan hukum seperti perseroan ter­
Peme­rintah Nomor 43 Ta- batas, CV, atau koperasi. Oleh
hun 2014 tentang Peraturan karena itu, BUMDesa merupakan
Pelaksanaan Undang-undang suatu badan usaha bercirikan
Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa yang dalam pelaksanaan
Desa. kegiatannya disamping untuk
- Permendesa PDTT No. 4 membantu penyelenggaraan
Tahun 2015 tentang Pendi- pemerintahan desa, juga untuk
rian, Pengurusan dan Pen- memenuhi kebutuhan masya­
gelolaan, dan Pem­bu­ba­ran rakat desa. BUMDesa juga dapat
Badan Usaha Milik Desa. melaksanakan fungsi pelayanan
jasa, perdagangan, dan pengem-

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 57


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
bangan ekonomi lainnya. Dalam Permendesa PDTT No. 4 Tahun
meningkatkan sumber pendapa- 2015 Pasal 7 menegaskan badan
tan desa, BUMDesa dapat meng- hukum BUMDesa, sbb:
himpun tabungan dalam skala lo-
a. BUMDesa dapat terdiri dari
kal masyarakat desa, antara lain
unit-unit usaha yang ber-
melalui pengelolaan dana ber-
badan hukum.
gulir dan simpan pinjam.
b. Unit usaha yang berbadan
BUMDesa dalam kegiatannya
hukum dapat berupa lemba-
tidak hanya berorientasi pada
ga bisnis yang kepemilikan
keuntungan bisnis, tetapi juga
sahamnya berasal dari BUM-
berorientasi untuk mendukung
Desa dan masyarakat.
peningkatan kesejahteraan
masya­rakat desa. BUMDesa di- c. Dalam hal BUMDesa tidak
harapkan dapat mengembang- mempunyai unit-unit usa-
kan unit usaha dalam mendaya- ha yang berbadan hukum,
gunakan potensi ekonomi. Dalam bentuk organisasi BUMDesa
hal kegiatan usaha dapat berjalan didasarkan pada Peratur-
dan berkembang dengan baik, an Desa tentang Pendirian
sa­ngat dimungkinkan pada saat- BUMDesa.
nya BUMDesa mengikuti badan
hukum yang telah ditetapkan da-
lam ketentuan peraturan perun-
dang-undangan. Oleh karena itu,
pemerintah berhati-hati untuk
membadanhukumkan BUMDesa
karena berisiko terjadi penyim-
pangan dari falsafah BUMDesa
sebagai badan usaha milik (ma­
syarakat) desa – dari masyarakat,
oleh masyarakat, dan untuk
masya­rakat.

58 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
C. Orientasi Semua pihak berharap bahwa
gerakan pengembangan BUMDe-
Berbeda dengan badan usa-
sa ini bukan program “latah” dan
ha lainnya, BUMDesa harus­
instan. Program yang tidak hanya
mengedepankan ciri ke­­wira­­­
mengejar jumlah BUMDesa yang
usahaan sosial (social entre­­
terbentuk tetapi yang berdiri
preneurship) dalam mencapai
kemudian tumbuh dan berkem-
tujuannya yaitu dengan meng-
bang.
utamakan manfaat (benefit) di
atas keuntungan bisnis (profit). Banyak hal yang penting untuk
dipertimbangkan terlebih dahulu
Orientasi BUMDesa sebelum mendirikan BUMDesa,
yaitu:
Sosial
(Manfaat
1. Adanya inisiatif dari peme­
- Benefit) rintah desa dan/atau mas-
Ekonomi Pelayanan yarakat desa untuk mendiri-
(Keuntungan
- Profit)
Publik Desa kan BUMDesa.
2. Potensi yang dibutuhkan baik
Kewirausahaan potensi usaha ekonomi desa,
Sosial
sumberdaya alam di desa,
maupun sumberdaya manu-
sia yang mampu menge­lola
D. Proses Pendirian BUMDesa.
BUMDesa 3. Kesediaan dan ketersediaan
modal dari pemerintah desa
Saat ini gerakan pengemban-
yang akan disertakan da-
gan BUMDesa sebagai upaya
lam bentuk pembiayaan
menampung seluruh kegiatan
dan 
kekayaan desa yang
di bidang ekonomi dan/atau
diserahkan untuk dikelola
pelayanan umum yang dikelola
sebagai bagian dari usaha
oleh desa dan/atau kerja sama
BUMDesa. 

antar-desa semakin menguat.

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 59


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Setelah beberapa hal yang melalui musdes secara bersa-
penting untuk dipertim- ma-sama. Jadi, mengembangkan
bangkan sebelum mendiri- BUMDesa sebenarnya memba-
kan BUMDesa terpenuhi, ngun kesepakatan masyarakat
bagaimana desa dapat desa untuk mendirikan, menum-
mendirikan BUMDesa? Mu- buhkan, dan mengembangkann-
dah saja. Cukup dengan me- ya.
netapkan Peraturan Desa
Musdes tentang pendirian BUM-
(Perdes) tentang pendirian
Desa idealnya adalah musdes
BUMDesa. Artinya, pemerin-
yang terencana dengan baik.
tahan desa harus menyusun
Musdes akan terselenggara jika
dan menetapkan Perdes
ada inisiatif untuk mengembang-
tentang Pendirian BUMDesa
kan BUMDesa. Inisiatif musdes
sebagai langkah awal pendi-
dapat berasal dari pemerintah
rian BUMDesa. Namun per-
desa atau dari masyarakat desa
lu dipahami bahwa Perdes
melalui BPD. Pemerintah desa
tentang Pendirian BUMDesa
atau BPD dapat membentuk tim
merupakan dokumen legal
kajian BUMDesa yang akan mem-
hasil kesepakatan dari pro­ses
persiapkan bahan pembahasan
musyawarah desa. Proses
musdes pendirian BUMDesa. Ba-
musyawarah dan hasil kese-
han pembahasan ini perlu diper-
pakatan merupakan hal yang
siapkan agar musdes lebih terar-
penting dalam pendirian
ah dan memiliki target hasil yang
BUMDesa.
diharapkan.
Pendiriannya harus disepakati
Pokok bahasan yang disiapkan
melalui musyawarah desa (mus-
dan dibahas dalam musdes me-
des) karena pendirian BUMDesa
liputi (a) pendirian BUMDesa se­
pada dasarnya adalah masalah
suai dengan kondisi ekonomi dan
atau isu strategis di desa yang ha-
sosial budaya 
masyarakat; (b) or-
rus diputuskan oleh pemerintah
ganisasi pengelola BUMDesa; (c)
desa, Badan Permusyawaratan
modal usaha BUMDesa; dan 
(d)
Desa (BPD), dan masyarakat
Anggaran Dasar dan Anggaran

60 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Rumah Tangga (AD/ART) BUM-
Desa. Musdes diselenggarakan
oleh BPD dengan fasilitasi penye-
lenggaraan oleh pemerintah
desa. Alur pendirian BUMDesa
secara runtut dapat dilihat pada
gambar di bawah ini. Hasil kese-
pakatan musdes tersebut men-
jadi pedoman bagi peme­rintah
desa dan BPD untuk mene­tapkan
Peraturan Desa tentang Pendi-
rian BUMDesa.

Sosialisasi BUMDesa
1 kepada Masyarakat
Desa

Sosialisasi BUMDesa kepada


masyarakat desa perlu dilakukan
agar semakin banyak masyarakat
yang mengetahui dan memaha-
mi kebutuhan dan manfaat dari
BUMDesa. Sosialisasi juga untuk
Alur proses pendirian BUMDesa persiapan agar dalam musdes
secara runtut adalah sebagai sudah banyak yang mengetahui
berikut: tentang BUMDesa. Sosialisasi
juga berfungsi untuk memper-
banyak peluang munculnya ini-
siator (warga aktif) yang dapat
terlibat dalam Tim Kaji/Perumus
BUMDesa.

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 61


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
• Penyepakatan
masyarakat
tentang
pendirian
BUMDesa
• Pembentukan
Tim dibentuk
Tim Kaji/ dengan SK
Pengurus Kades

Musyawarah Desa
2 BUMDesa dengan agenda untuk
menyepakati rencana pendirian
BUMDesa oleh peserta musdes
Musdes tentang pendirian BUM- (perwakilan masyarakat). Peserta
Desa menjadi sarana untuk musdes harus ada keterwakilan
membangun kesepakatan dari pemangku kepentingan ekonomi
masyarakat desa tentang pendi- dan pelayanan publik di desa. Se-
rian BUMDesa. BUMDesa akan lain itu, kelompok marginal juga
mengelola aset dan potensi desa harus dilibatkan. Hal ini perlu
yang menyangkut hajat hidup dilakukan karena pendirian BUM-
masyarakat desa untuk mening- Desa adalah upaya membangun
katkan kesejahteraan masyarakat demokrasi untuk kesejahteraan
sehingga perlu disepakati oleh masyarakat.
masyarakat desa. Keputusan
Jika masyarakat melalui mus-
tersebut juga mengandung risiko,
des ini tidak atau belum menye­
oleh karena itu risiko ini perlu
pakati tentang rencana pendirian
dipahami dan diputuskan untuk
BUMDesa maka proses pendirian
ditanggung bersama.
BUMDesa berhenti sampai di
Musdes ini diselenggarakan oleh proses ini. Belum adanya kese-
BPD dengan fasilitasi pemerin- pakatan bukan berarti pengem-
tah desa. Musdes adalah musdes bangan ekonomi lokal ini GAGAL.
pertama dalam rangka pendirian

62 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Bel­um adanya kesepakatan bisa kelompok marginal terutama
jadi karena masyarakat lebih kelom­pok perempuan dalam
memilih cara lain untuk pengem- keanggo­taan tim ini. Tim ini perlu
bangan ekonomi lokal. Proses ini dibentuk dan ditetapkan dengan
bisa diulang kembali. Surat Keputusan Kepala Desa (SK
Kades) yang memuat susunan or-
Jika masyarakat menyetujui ten-
ganisasi tim, tugas, hak, dan ke-
tang rencana pendirian BUMDe-
wajiban Tim Kaji/Perumus. Sela­in­
sa maka perlu dibentuk Tim Kaji/
itu, melalui SK Kades maka tim
Tim Perumus yang akan bertugas
dapat bekerja menggunakan an-
menyiapkan materi pembaha-
ggaran pendirian BUMDesa yang
san musdes pendirian BUMDesa.
ada di APBDesa (rencana pendi-
Tim Kaji/Tim Perumus dapat ter-
rian BUMDesa harus ada dalam
diri dari perwakilan pemerintah
dokumen RPJMDesa dan RKPDe-
desa, BPD, maupun masyarakat.
sa).
Perlu diprioritaskan wakil dari

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 63


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Kajian Rencana
3 Pendirian BUMDesa upakan tahapan penting karena
tanpa hasil kajian jenis usaha ini
Berdasarkan SK Kades tentang BUMDesa yang nanti berdiri ti-
Tim Kaji/Perumus, tim melaku- dak dapat langsung bisa mulai
kan kajian rencana pendirian beroperasi.
BUM­Desa yang meliputi kajian Hal-hal yang harus diperhatikan
tentang: dalam perencanaan adalah:
1. Pemilihan jenis usaha mela­ a. Pendirian BUMDesa sesuai
lui kajian aset, potensi, dan dengan kondisi ekonomi dan
kebu­tuhan di desa. sosial budaya masyarakat;
2. Muatan isi rancangan pera- b. Organisasi pengelola BUM-
turan desa tentang BUMDe- Desa;
sa c. Modal usaha BUMDesa;
3. Muatan isi rancangan AD/ d. Hasil kajian rencana pendi-
ART rian BUMDesa dan unit usa­
4. Tata cara pemilihan Pengu- ha sesuai dengan kondisi
rus BUMDesa ekonomi dan sosial budaya
Pada tahapan ini hasil utama masyarakat; dan
dari Tim Kaji adalah hasil kajian e. Anggaran Dasar dan Angga-
usaha yang akan dibahas dalam ran Rumah Tangga (AD/ART)
musdes. Kajian usaha ini mer- BUMDesa.

64 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Tim perumus
menyusun laporan
hasil kajian tentang
BUMDesa

Penyusunan Laporan Hasil-hasil kajian Tim Kaji/Peru-


4 Hasil Kajian mus ini kemudian disusun dalam
satu dokumen hasil kajian ten-
tang BUMDesa. Dokumen ha-
sil kajian ini merupakan output
yang akan diserahkan kepada
Kepala Desa.

Penyerahan Tim Kaji/Perumus menyerahkan


5 Laporan Hasil laporan hasil kajian kepada Kepa-
Kajian kepada la Desa sebagai bentuk pertang-
Kepala Desa gungjawaban atas tugas yang
diberikan oleh pemerintah desa.
Waktu penyerahan hasil kajian
menyesuaikan dengan masa tu-
gas dari Tim Kaji/Perumus

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 65


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Penyerahan
6 Laporan Hasil Kajian
kepada BPD

Selanjutnya, kepala desa me­


nyerah­kan kopi laporan hasil kaji-
an ini kepada BPD untuk diba­has
secara internal di BPD.
Kerja sama antara pemerintah
desa dengan BPD ini merupakan
perwujudan dari kemitraan strat-
egis dalam pemerintahan desa.

Pembahasan Laporan
7 Hasil Kajian

BPD membahas hasil kajian ini


dalam sidang BPD dengan out-
put poin-poin yang akan disam-
paikan oleh BPD sebagai panda­
ngan umum BPD atas hasil kajian
pendirian BPD dalam musdes.
Pemerintah desa juga melaku- oleh pemerintahan desa dan
kan pembahasan atas hasil kaji- mendapat persetujuan dari mas-
an BUMDesa untuk disampaikan yarakat desa. Proses pembaha-
dalam musdes tentang pendirian san ini dilanjutkan dengan proses
BUMDesa. saling komunikasi dan koordinasi
Pembahasan baik oleh BPD antara BPD sebagai pihak yang
maupun pemerintah desa ha- akan menyelenggarakan musdes
rus dilakukan karena pendirian dengan pemerintah desa sebagai
BUMDesa merupakan salah satu pihak yang akan memfasilitasi
keputusan strategis yang di­ambil musdes.

66 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Persiapan
8 Penyelenggaraan 9
Penyelenggaraan
Musdes Pendirian
Musdes Pendirian BUMDesa
BUMDesa

Setelah adanya kesepakatan an- BPD menyelenggarakan Mus-


tara BPD dan pemerintah desa des tentang pendirian BUMDesa
maka BPD menyelenggarakan dengan agenda:
musdes dengan fasilitasi dari pe- 1. Pemaparan hasil kajian ren-
merintah desa. cana pendirian BUMDesa
Tata cara penyelenggaraan mus- (kajian usaha serta draft Per-
des tentang pendirian BUMDesa des dan AD/ART).
sesuai dengan pedoman penye- 2. Penyampaian pandangan
lenggaraan musyawarah Desa umum BPD atas hasil kajian
yang ada pada Permendesa, PDT rencana pendirian BUMDe-
dan Transmigrasi No. 2/2015 ten- sa.
tang Musyawarah Desa. 3. Penyampaian pandangan
umum atas rencana pendi-

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 67


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
rian BUMDesa oleh pemerin- 6. Jika musdes menyepakati
tah desa, terutama kebijakan tentang rencana pendirian
tentang komitmen modal BUMDesa maka dapat dilan-
awal dan rencana penyerta- jutkan pada agenda pemi-
an modal pada BUMDesa. lihan pengurus organisasi
4. Penyampaian usulan dan pengelola BUMDesa.
pendapat masyarakat ten- Hasil kesepakatan musya­warah
tang hasil kajian rencana desa menjadi pedoman bagi
pendirian BUMDesa. pemerintah desa dan Badan
5. Musyawarah desa menyepa- Permusyawaratan Desa untuk
kati (bisa dengan beberapa me­netapkan Peraturan Desa ten-
catatan) atau tidak menyepa- tang Pendirian BUMDesa.
kati rencana pendirian BUM-
Desa.

Penetapan Legalitas
10 BUMDesa

Pemerintahan desa berdasar-


kan hasil kesepakatan musdes
menyu­sun dan menetapkan:
1. Perdes tentang pendirian
BUMDesa yang selanjutnya
dimasukkan dalam lembaran
desa.
2. Peraturan Kepala Desa ten-
tang AD/ART BUMDesa.
SK Kepala Desa tentang Susunan
Pengurus Organisasi Pengelola
BUMDesa.

68 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Menjalankan Pemerintah desa melantik Pe­ng­
11 BUMDesa urus BUMDesa.
Pengurus BUMDesa mulai men-
jalankan usaha BUMDesa ber-
dasarkan Perdes tentang BUM-
Desa, AD/ART BUMDesa, dan
rencana usaha hasil dari Tim Kaji/
Perumus

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 69


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Kerjasama antar BUMDesa
TOOL BUMDesa dapat melakukan kerjasama antar 2 (dua) BUM-
B O X
Desa atau lebih dalam satu kecamatan atau antar kecamatan
dalam satu kabupaten/kota. Kerja sama ini harus mendapat
persetujuan masing-masing pemerintah desa. Kerjasama an-
tar 2 (dua) BUMDesa atau lebih dibuat dalam naskah perjan-
jian kerjasama. Naskah perjanjian kerjasama paling sedikit
memuat subyek kerjasama, obyek kerjasama, jangka waktu,
hak dan kewajiban, pendanaan, keadaan memaksa, penga-
lihan aset, danpenyelesaian perselisihan. Naskah perjanjian
kerjasama ini ditetapkan oleh Pelaksana Operasional dari
masing-masing BUMDesa yang bekerjasama.

BUMDesa Bersama.
Beberapa desa juga dapat membentuk BUMDesa yang dise-
but sebagai BUMDesa Bersama. Kebutuhan untuk memben-
tuk BUMDesa Bersama akan muncul ketika jenis usaha yang
akan dijalankan menyangkut pengelolaan aset, potensi, dan
kebutuhan strategis beberapa desa. Misalnya pasar desa, ka-
wasan wisata, pengelolaan air bersih, dll. Proses membangun
kesepakatannya tentu saja lebih kompleks karena melibatkan
kepentingan beberapa desa. Jika BUMDesa yang akan didiri-
kan adalah BUMDesa Bersama yang merupakan kerja sama
antar-desa dan pelayanan usaha antar - desa maka
pendi-
riannya disepakati melalui Musyawarah antar-Desa (MAD) se-
bagaimana ketentuan mengenai musyawarah desa. BUMDesa
Bersama ditetapkan dalam Peraturan Bersama Kepala Desa
tentang Pendirian BUMDesa Bersama. 


70 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
E. Organisasi dan d. Organisasi pengelola BUM-
Tata Kelola Desa secara umum terdiri
BUMDesa dari penasehat, pelaksana
operasional, dan unsur pen-
Penyusunan organisasi pengelola gawas.
BUMDesa mempertimbangkan
Organisasi Pengelola BUMDe-
beberapa hal sebagai berikut:
sa terpisah dari organisasi pe-
a. BUMDesa adalah nomenkla- merintahan desa (Permendesa
tur dari badan usaha yang No. 4/2015, Pasal 9). Organisasi
dimiliki oleh desa; pemerintahan desa terdiri dari
b. BUMDesa bukanlah sebuah pemerintah desa dan Badan Per-
holding company (perusa- musyawaratan Desa (BPD). Arti­
haan induk) terhadap unit- nya, semua unsur pemerintahan
unit usaha desa; desa tidak dapat menjadi pengu-
c. Organisasi pengelola BUM- rus BUMDesa terkecuali kepala
Desa adalah organisasi yang desa. Penasihat BUMDesa secara
bersifat tumbuh, artinya or- ex officio oleh kepala desa. Ex-of-
ganisasi pengelola BUMDesa ficio adalah jabatan seseorang
dapat dimulai dari bentuk se- pada lembaga tertentu karena
derhana pada awal pemben- tugas dan kewenangannya pada
tukan dan akan berkembang lembaga lain.
sesuai dengan kebutuhan
usa­hanya; dan

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 71


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Gambar di samping adalah gam-
bar struktur organisasi BUM-
Penasihat
(ex officio Kades) Desa. Susunan kepeng­urusan
organisasi penge­lola BUMDesa
terdiri dari:
Pengawas 1. Penasihat;
2. Pelaksana operasional; dan
3. Pengawas.
Penamaan susunan kepeng­
Ketua/Direktur

urusan organisasi dapat meng­


gunakan penyebutan nama se-
Sekretaris Bendahara
tempat yang dilandasi semangat
kekeluargaan dan kegotong­
royongan. Susunan ke­peng­­u­
rusan BUMDesa dipilih oleh
Kepala/Manajer
Unit Usaha A
Kepala/Manajer
Unit Usaha B
masyarakat melalui musya­warah
desa sesuai dengan ketentuan
peraturan yang berlaku. Susunan
kepengurusan BUMDesa ditetap-
kan dengan keputusan kepala
desa.

72 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Tugas Pokok dan Fungsi Pengu- b. Pelaksana Operasional
rus BUMDesa
Pelaksana operasional dijabat
Tugas pokok dan fungsi pengurus dari unsur masyarakat desa se-
BUMDesa adalah sebagai beri- tempat. Pelaksana operasion-
kut: al mempunyai tugas mengurus
dan mengelola BUMDesa sesuai
a. Penasihat
dengan Anggaran Desa (AD) dan
Penasihat dijabat secara ex offi- Anggaran Rumah Tangga (ART).
cio oleh kepala desa. Penasihat Pelaksana operasional sebagaia-
berkewajiban: mana berkewajiban:
1) Memberikan nasihat kepada 1) Melaksanakan dan mengem-
pelaksanaan operasional da- bangkan BUMDesa agar
lam melaksanakan pengelo- menjadi lembaga yang me-
laan BUMDesa. layani kebutuhan ekonomi
2) Memberikan saran dan dan/atau pelayanan umum
pendapat mengenai masalah masyarakat desa;
yang dianggap penting bagi 2) Menggali dan memanfaat-
pengelolaan BUMDesa. kan potensi usaha ekonomi
3) Membina pelaksanaan kegia- desa untuk meningkatkan
tan pengelolaan BUMDesa. Pendapatan Asli Desa (PA
Penasihat berwenang: Desa);
1) Meminta penjelasan dari 3) Membuat laporan keuan-
pelaksana operasional me­ gan seluruh unit-unit usaha
ngenai persoalan yang me­ BUMDesa setiap bulan; dan
nyangkut pengelolaan usaha 4) Membuat laporan perkem-
Desa. bangan kegiatan unit-unit
2) Melindungi usaha desa ter- usaha BUMDesa kepada
hadap hal-hal yang dapat masyarakat desa melalui
menurunkan kinerja BUM- musyawarah desa seku-
Desa. rang-kurangnya 2 (dua) kali
dalam setahun.

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 73


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Pelaksana Operasional Sebaiknya organisasi tidak boleh
berwenang: “gemuk” dulu tetapi harus ramp-
ing dan efektif. Pada tahap awal
1) Melakukan kerjasama de­
dimungkinkan pengurus BUM-
ngan lembaga-lembaga per-
Desa tanpa kepala/manajer unit
ekonomian desa lainnya;
usaha jika BUMDesa masih men-
2) Menunjuk anggota pengurus jalankan satu unit usaha yang
dengan persetujuan dari pe- dapat ditangani oleh pelaksana
nasihat; dan operasional inti. Ketika berkem-
3) Mengangkat karyawan ses- bang unit usaha baru maka
uai dengan kebutuhan den- pelaksana operasional dengan
gan persetujuan dari penasi- persetujuan penasihat dan pen-
hat. gawas dapat mengangkat kepa-
la/manajer unit usaha.
Persyaratan, masa bakti, dan
alasan pemberhentian pelaksa- c. Pengawas
na operasional akan diatur lebih Pengawas mewakili kepenti­
lanjut dalam AD/ART BUMDesa. ngan masyarakat. Oleh karena
Dalam melaksanakan kewajiban itu, pengawas berasal dari unsur
pelaksana operasional dapat masyarakat. Susunan kepenguru-
menunjuk anggota pengurus san pengawas terdiri dari:
sesuai dengan kapasitas bidang
1) Ketua;
usaha, khususnya dalam mengu-
rus pencatatan dan administra- 2) Wakil Ketua merangkap ang-
si usaha dan fungsi operasional gota;
bidang usaha. Pelaksana opera-
3) Sekretaris merangkap anggo-
sional dapat dibantu karyawan
ta; dan
sesuai dengan kebutuhan dan
harus disertai dengan uraian tu- 4) Anggota
gas berkenan dengan tanggung Jadi idealnya pengawas berjum-
jawab, pembagian peran dan as- lah ganjil dan minimal 5 orang
pek pembagian kerja lainnya. untuk menghindari kebuntuan

74 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
jika harus melakukan pemu­ngu­ BUMDesa. Jika Peraturan Desa
tan suara. merupakan kebijakan tentang
BUMDesa maka AD/ART adalah
Pengawas mempunyai kewa-
pedoman bagi pengurus BUM-
jiban menyelenggarakan rapat
Desa untuk menjalankan BUM-
umum untuk membahas kinerja
Desa.
BUM­Desa sekurang-kurangnya
1 (satu) tahun sekali. Pengawas Pengurus sudah harus menyusun
ber­wenang menyelenggarakan dan menetapkan AD/ART BUM-
rapat umum pengawas untuk: Desa sebagai pedoman penge-
1) Pemilihan dan pengangkatan lolaan BUMDesa sebelum BUM-
pengurus (susunan kepengu- Desa menjalankan usahanya.
rusan pengawas) AD/ART BUMDesa me­ru­pakan
2) Penetapan kebijakan pengaturan lebih lanjut dan lebih
pengembangan kegiatan us- rinci dari apa yang sudah diatur
aha dari BUMDesa, dan dalam Peraturan Desa tentang
3) Pelaksanaan pemantauan BUMDesa.
dan evaluasi terhadap kiner- Pengelolaan BUMDesa harus di-
ja pelaksana operasional. dasarkan pada asas-asas yang
4) Persyaratan, masa bakti, dan merupakan prinsip dasar sebagai
alasan pemberhentian pen- acuan berfikir pengurus dalam
gawas akan diatur lebih lan- mengambil keputusan-keputu-
jut dalam AD/ART BUMDesa. san yang penting dalam men-
F. Pengelolaan BUMDesa jalankan BUMDesa, antara lain:
Pengelolaan BUMDesa ber­ a. Pengelolaan kegiatan BUM-
pedoman pada Perdes tentang Desa dilakukan secara trans-
BUMDesa serta AD/ART BUM- paran;
Desa. Perdes tentang BUMDesa b. Pengelolaan kegiatan dilaku-
merupakan dokumen kebijakan kan secara akuntabel;
yang harus diacu oleh pedoman, c. Warga masyarakat terlibat
prosedur dan instruksi kerja secara aktif;

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 75


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
d. Pengelolaan kegiatan perlu impian”. Saat impian dan keiingi-
berkelanjutan; nan untuk mendirikan BUMDesa
e. Pengelolaan yang profesio­ menguat namun masih terbe­
nal; dan lenggu oleh diri sendiri maupun
oleh orang lain maka memompa
f. Berorientasi memperoleh
semangat para pendiri BUMDe-
keuntungan dengan meng-
sa merupakan keharusan. Kare-
utamakan manfaat bagi ma­
na dengan memompa semangat
syarakat.
diri (memotivasi) maka BUMDe-
Pengelola dapat menambahkan sa dapat berdiri dan mulai men-
asas-asas lain yang sesuai de­ jalankan usahanya. Para pendiri
ngan kearifan lokal yang hidup BUMDesa harus berani berpikir
dan berkembang di lingkungan besar dengan membangun visi
setempat. dari BUMDesa. Visi BUMDesa
Pengelolaan BUMDesa harus inilah yang akan menjadi energi
membangun dan memiliki visi penggerak agar para pendiri dan
dan misi yang jelas dan terarah. pengelola BERANI untuk segera
Pendirian dan pengembangan memulai. Secara sederhana Visi
BUMDesa hanya akan terjadi jika dan Misi BUMDesa dapat digam-
para pendiri “berani memiliki barkan sbb.:

Perempuan sedang
membuat kerajinan
sebagai alternatif
kegiatan untuk mengisi
waktu luang.

76 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Visi dan Misi BUMDesa

BUMDesa ingin Apa Usaha


menjadi apa BUMDesa?

Pernyataan V I S I Pernyataan M I S I
Menjawab Pertanyaan Menjawab Pertanyaan

Visi BUMDesa adalah tujuan atau Sedangkan pengertian misi ada-


gambaran masa depan yang akan lah apa yang kita lakukan un-
diraih oleh BUMDesa dalam wak- tuk mencapai visi tersebut. Misi
tu telah ditentukan. Visi adalah BUMDesa adalah rumusan per-
“apa yang dipercaya kita bisa” nyataan tentang niat dan tujuan
(what be believe we can be). Visi dasar yang melatar­belakangi
BUMDesa adalah gambaran situ- BUMDesa termasuk bagaimana
asi dan karakteristik menge­nai dan dengan berpijak pada keyak-
yang ingin dicapai oleh BUMDe- inan apa visi itu akan dicapai.
sa dalam suatu waktu yang jauh
kedepannya. Jadi visi BUMDe-
sa adalah impian, ambisi, dan
kondisi masa depan yang diingin­
kan oleh BUMDesa.

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 77


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Contoh: Visi dan Misi BUMDesa

BUMDesa ingin Apa Usaha


menjadi apa BUMDesa?

Pernyataan V I S I Pernyataan M I S I
Menjawab Pertanyaan
“Menjadi Badan Usaha • Menyelenggarakan pengelolaan
aset-aset dan potensi Desa sesuai
Milik Desa yang Ung- penugasan, secara profesional
gul dalam Pengelolaan dan inovatif guna memberikan
pelayanan prima untuk seluruh
Aset dan Potensi Desa,
masyarakat Desa.
Pelayanan Publik, dan • Menyelenggarakan pengelolaan
Usaha Lainnya” kebutuhan dasar masyarakat Desa
berdasarkan prinsip kewirausahaan
sosial.
• Menyelenggarakan pengelolaan
bisnis berdasarkan prinsip pengelo-
laan usaha yang baik dan bertang-
gung jawab sosial.
• Menyelenggarakan pengusahaan
dengan optimalisasi sumber daya
Desa berdasarkan prinsip badan
usaha yang sehat dan bertanggung
jawab.
• Mengoptimalkan pendapatan asli
desa (PADes) dari hasil usaha desa
tanpa mengabaikan kesejahteraan
pengurus dan masyarakat Desa.

78 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
G. Administrasi, Pertanggung- rasional wajib menyelenggara-
jawaban, dan Kerugian/Ke- kan administrasi keuangan dan
pailitan BUMDesa umum dalam pengelolaan BUM-
Desa. Kelengkapan administrasi
1. Administrasi Keuangan dan
keuangan dan umum disesuaikan
Umum BUMDesa
dengan kebutuhan.
Alokasi Hasil Usaha BUMDesa se-
2. Pertanggungjawaban
bagaimana diatur dalam pasal 26
Permendesa PDTT No. 4 Tahun Ketua/Direktur sebagai pelaksa-
2014 tentang BUMDesa dilaku- na operasional BUMDesa me­
kan dengan cara: laporkan pertanggungjawaban
pelaksanaan BUMDesa kepada
- Hasil usaha BUMDesa mer-
penasehat. Proses pertanggung-
upakan pendapatan yang
jawaban pelaksana operasional
diperoleh dari hasil transak-
BUMDesa diatur sebagai berikut:
si dikurangi dengan penge-
luaran biaya dan kewajiban a. Laporan pertanggung­jawa­
pada pihak lain, serta penyu- ban untuk disampaikan da-
sutan atas barang-barang in- lam forum musya­warah desa
ventaris dalam 1 (satu) tahun yang meng­hadirkan elemen
buku. pemerintahan desa, elemen
masyarakat serta seluruh
- Pembagian hasil usaha BUM-
ke l e n g ka p a n   o rga n i s­ a s i
Desa ditetapkan berdasarkan
BUMDesa setiap akhir tahun
ketentuan yang diatur dalam
anggaran;
Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga (AD/ART) b. Laporan pertanggungjawa­
BUMDesa. ban paling sedikit memuat:
- Alokasi pembagian hasil us- 1) Laporan kinerja Pengelola
aha dapat dikelola melalui BUMDesa selama 1 (satu) ta-
sistem akuntansi sederhana. hun;
2) Kinerja usaha yang menyang-
Oleh karena itu pelaksana ope­
kut realisasi kegiatan usaha,

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 79


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
upaya pengembangan, dan hun buku. Sebagai badan usaha
indikator keberhasilan; yang profesional maka kerugian
3) Laporan keuangan termasuk ini harus ada yang bertanggung
rencana pembagian laba us- jawab. Siapa yang menanggung
aha; kerugian BUMDesa?
4) Rencana-rencana pengem- Berdasarkan pasal 27 Permende-
bangan usaha yang belum sa PDTT No. 4/2014,kerugian
terealisasi. yang dialami oleh BUMDesa
c. Proses pertanggungjawaban menjadi beban BUMDesa. Me-
dilakukan sebagai upaya un- kanisme yang digunakan meng-
tuk evaluasi tahunan serta gunakan ketentuan bahwa
pengembangan usaha kede- ketika BUMDesa tidak dapat me-
pan; dan nutup kerugian dengan aset dan
kekayaan yang dimilikinya, dinya-
d. Mekanisme dan tata tertib
takan rugi melalui musya­warah
pertanggungjawaban dise­
desa. Kerugian hanya dapat di-
suaikan dengan AD/ART
tutup dengan aset dan kekayaan
BUMDesa.
yang dimiliki oleh BUMDesa kare-
e. Kepala desa melaporkan per- na modal BUMDesa seluruhnya
tanggungjawaban BUMDesa atau sebagian besar dimilki oleh
kepada BPD dalam forum desa melalui penyertaan modal
musyawarah desa. dari kekayaan desa yang dipi-
3. Kerugian dan Kepailitan sahkan. Jadi aset dan kekayaan
BUMDesa yang dapat digunakan untuk me-
Kerugian BUMDesa terjadi ketika nutup kerugian sebatas aset dan
pengeluaran biaya dan kewajiban kekayaan yang diserahkan saja.
pada pihak lain, serta penyu- Hal ini untuk melindungi aset dan
sutan atas barang-barang inven- kekayaan desa lainnya dan juga
taris tidak dapat ditutup dengan melindu­ngi aset dan kekayaan
pendapatan yang diperoleh dari pribadi dari penasehat, penga-
hasil transaksi dalam 1 (satu) ta- was, dan pelaksana opera­sional

80 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
BUMDesa. Per­nyataan rugi BUM- officio). Pelaksana operasional ti-
Desa dilakukan melalui musy- dak dapat mengajukan kepailitan
awarah desa. BUMDesa. Penyelesaian kepaili-
tan dilaksanakan sesuai dengan
Pengertian dari bangkrut atau
mekanisme yang diatur dalam
pailit menurut Ensiklopedia
ketentuan perundang-undangan,
Ekonomi Keuangan Perdaga­ngan
yaitu Undang-Undang No. 37 Ta-
antara lain, keadaan di mana
hun 2004 tentang Kepailitan dan
seseorang yang oleh suatu pe­
Penundaan Kewajiban Pemba-
ngadilan dinyatakan bangkrut
yaran Utang.
dan yang aktivanya atau warisan­
nya telah diperuntukkan untuk “Jenis-jenis usaha yang dapat
membayar utang-utangnya. Se- dikembangkan dalam pengem-
dangkan, kepailitan menurut UU bangan ekonomi lokal harus
Kepailitan diartikan sebagai sita menyesuaikan dengan kebutu-
umum atas semua kekayaan de- han, aset, dan potensi ekonomi
bitor pailit yang pengurusan dan lokal di desa/kelurahan yang
pemberesannya dilakukan oleh memiliki peluang pasar yang
kurator di bawah pengawasan menjanjikan. Sehingga unit usa-
hakim pengawas sebagaimana ha tersebut mampu memberikan
diatur dalam Undang-Undang. keuntungan lembaga ekonomi lo-
kal melalui nilai tambah ekonomi
Bagaimana kepailitan BUMDesa?
dan pasar dari bisnis tersebut.
Kepailitan BUMDesa diatur da-
Selain memberikan keuntungan
lam pasal 140 PP No. 43/2014 jo
ekonomi, unit usaha tersebut
PP No. 47/2015 tentang Peratur-
juga harus dapat mendorong
an Pelaksanaan UU No. 6 Tahun
pertumbuhan ekonomi lokal dan
2014 tentang Desa.Berdasakan
memberikan manfaat sosial dan
ketentuan tersebut yang berhak
menyejahterakan seluruh ma­
mengajukan kepailitan BUM-
syarakat.”
Desa adalah kepala desa yang
menjadi penasihat BUMDesa (ex

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 81


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
VI. Pengembangan Usaha
Berbasis Kebutuhan,
Aset, dan Potensi Lokal

83
84 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)
untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
A. Kewirausahaan swasta tidak peduli mengejar
dan kewirausahaan laba ataupun tidak. Laba sering-
Sosial kali menjadi tujuan utama dari
semua bisnis dengan mempro-
Pengembangan ekonomi lokal ti- duksi barang dan jasa yang dibu-
dak dapat dilepaskan dari konteks tuhkan oleh masyarakat. Namun,
pengembangan kewira­usahaan. terdapat beberapa tujuan bisnis
Kewirausahaan adalah suatu ke- lainnya yaitu untuk:
beranian untuk melaku­kan ber­
- Memperoleh keuntungan
bagai upaya untuk memenuhi
dari kegiatan bisnis.
kebutuhan hidup yang dilakukan
- Pengadaan barang ataupun
oleh seseorang, ber­dasarkan ke-
jasa yang dibutuhkan oleh
mampuan dengan memanfaatkan
masyarakat.
segala potensi yang dimiliki untuk
- Mencapai kesejahteraan
menghasilkan sesuatu yang ber-
pemilik faktor produksi dan
manfaat bagi dirinya dan orang
masyarakat.
lain.
- Menciptakan lapangan pe­
Kata “kewirausahaan” berasal kerjaan bagi masyarakat.
dari kata wira dan usaha. Menurut - M e n u n j u k ka n   e ks i ste n -
Kamus Bahasa Indonesia, wira si suatu perusahaan dalam
berarti; pejuang, berani dan jangka panjang.
berwatak agung, berbudi luhur. - Meningkatkan kemajuan dan
Sedangkan kata usaha berarti; pertumbuhan ekonomi ma­
bekerja, berbuat amal, berbuat syarakat secara umum.
sesuatu. Bisnis atau usaha adalah - Menunjukkan prestise dan
kegiatan individu atau lembaga prestasi.
yang terorganisasi untuk meng- Saat ini berkembang kewira­
hasilkan dan menjual barang dan usahaan sosial (social entrepre­
jasa yang dibutuhkan oleh ma­ neurship). Kewira­usahaan sosial
syarakat serta semua hal yang adalah tentang bagaimana me­
mencakup berbagai usaha yang nerapkan pendekatan yang prak­
dilakukan pemerintah maupun tis, inovatif, dan ber­kelan­­­­jutan

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 85


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
untuk mem­b erikan dampak ang untuk mewujudkan misi
positif pada masya­rakat. Khusus- tersebut.
nya masyarakat kelas ekonomi - Selalu berinovasi, beradapta-
bawah dan yang terpinggirkan. si, dan belajar.
Konsep kewira­­usahaan sosial - Bertindak secara berani, tan-
lebih sesuai diterapkan dalam pa merasa dibatasi dengan
pengembangan ekonomi lokal sumber daya yang mereka
karena kewirausahaan sosial bi- miliki.
asanya bertujuan untuk menga- - Dapat diandalkan dalam
tasi masalah-masalah ekonomi menghadapi berbagai pe-
atau sosial. mangku kepentingan (stake-
holder).
Setiap wirausahawan sosial
memiliki nilai-nilai dan pendeka- Wirausahawan sosial umum­nya
tan tersendiri tentang masalah membuat usaha sosial untuk
yang ingin mereka selesaikan. mencapai tujuan untuk:
Masalah yang umumnya ingin - M e n c i p t a k a n   l a p a n ga n
diselesaikan oleh wirausahawan pekerjaan atau memberikan
sosial berkisar pada bidang pen- kesempatan dalam mempe-
didikan, kesehatan, kesejahte­ lajari keterampilan tertentu
raan sosial, hak asasi manusia, bagi masyarakat.
hak pekerja, lingkungan, pening- - Memberikan solusi yang dib-
katan perekonomian, pertanian, utuhkan masyarakat namun
dll. belum tersedia, seperti kebu-
tuhan energi, kebutuhan air
Seorang wirausahawan sosial bi-
bersih, pelayanan kesehatan,
asanya:
pelayanan pendidikan, dll.
- Mempunyai misi untuk - Menghasilkan pendapatan
meng­hasilkan dampak sosial yang akan digunakan untuk
(bukan hanya keuntungan mendukung keberlangsu­
pribadi). ngan dampak positif dari
- Menyadari dan dengan gigih usa­ha sosial yang dijalankan.
mengejar peluang-pelu-

86 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
B. Penentuan Jenis Potensi lokal adalah segenap
Usaha sumber daya alam dan sumber
daya manusia yang ada sebagai
Keberhasilan suatu usaha untuk
faktor produksi yang perlu dike-
mencapai tujuannya sangat di-
lola dan dikembangkan bagi ke-
tentukan oleh ketepatan dalm
langsungan dan perkembangan
menentukan jenis usaha yang
ekonomi lokal. Potensi lokal ter-
akan dijalankannya. Pemilihan
diri atas:
dan penentuan jenis usaha yang
akan dijalankan harus dilakukan Potensi fisik yang meliputi:
dengan seksama dan pertim- - Tanah. Merupakan sumber
bangan yang matang. Jenis-jenis daya alam, termasuk bahan
usaha yang dapat dikembang- tambang dan mineral serta
kan oleh masyarakat, kelompok, hasil pertanian sebagai mata
atau BUMDesa harus menye- pencaharian dan bahan pan-
suaikan dengan kebutuhan, aset, gan.
dan potensi ekonomi lokal yang
memiliki peluang pasar yang - Air. Termasuk sumber air,
menjanji­kan. Sehingga jenis us- tata air, dan keadaan air
aha tersebut mampu member- untuk kepentingan hidup
ikan keuntungan melaui nilai manusia, misalnya irigasi,
tambah ekonomi dan pasar serta perikanan, pertanian, dan
dari bisnis tersebut. Selain mem- kebutuhan sehari-hari.
berikan keuntungan ekonomi, - Iklim. Termasuk di dalamnya
jenis usaha tersebut juga harus suhu udara serta curah hujan
dapat mendorong pertumbuhan yang besar pengaruhnya ter-
ekonomi lokal dan memberikan hadap usaha pertanian dan
manfaat sosial dan mensejahter- daerah objek wisata.
akan seluruh masya­rakat.
- Peternakan dan perikanan.
1. Identifikasi Kebutuhan, Po- Merupakan sumber tenaga,
tensi, dan Aset Desa/Kelura- bahan makanan (sumber
han protein), dan sumber mata

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 87


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
pencaharian bagi penduduk yang ada di desa/kelurahan,
desa. misalnya kelompok simpan
pinjam, koperasi, dan kelom-
- Manusia. Merupakan sum-
pok usaha lainnya.
ber daya manusia atau sum-
ber tenaga kerja yang me­ - Inovasi dan kreativitas apara-
ng­olah dan memanfaatkan tur desa/kelurahan yang
sumber daya alam tersebut. mampu mengelola adminis-
trasi dan pemerintahan desa
Potensi nonfisik ialah potensi
secara tertib dan lancar.
yang berkaitan erat dengan sum-
ber daya budaya dan sosial, an- Keadaan potensi desa/kelurah-
tara lain sebagai berikut: an di setiap daerah tidak sama
karena dipengaruhi oleh fak-
- Sikap gotong royong, ialah
tor-faktor keadaan lingkungan
suatu tradisi kerja sama sal-
geografi, jumlah penduduk, luas
ing membantu dalam masya­
tanah, jenis serta tingkat kesu­
rakat desa yang merupakan
buran tanah. Keragaman inilah
kekuatan produksi dan pem-
yang mengakibatkan kebutuhan,
bangunan desa/kelurahan.
kemampuan produksi, dan laju
- Lembaga-lembaga sosial, an- perkembangan ekonomi antara
tara lain LKMD, LMD, PKK, satu desa/kelurahan dan desa/
Karang Taruna, dan organisa- kelurahan yang lainnya berbe-
si sosial lainnya. da. Oleh karena itu, penggalian
- Lembaga-lembaga budaya potensi lokal dalam rangka PEL
yang ada di desa/kelurahan, harus memperhatikan hal-hal se-
misalnya kelompok kesenian bagai berikut:
kuda lumping, kethoprak, - Kebutuhan masyarakat yang
ludruk, paduan suara, dan belum terlayani terutama da-
sangar-sanggar atau padepo- lam pemenuhan kebutuhan
kan budaya yang ada di desa/ pokok atau hajat hidup orang
kelurahan. banyak
- Lembaga-lembaga ekonomi - Tersedia sumberdaya lokal

88 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
yang belum dimanfaatkan 2. Langkah Identifikasi Potensi
secara optimal terutama Lokal
kekayaan desa/kelurahan
Identifikasi potensi lokal membu-
dan terdapat permintaan di
tuhkan langkah-langkah sebagai
pasar.
berikut:
- Tersedia sumberdaya manu-
Langkah 1. Mencatat sumber
sia yang mampu mengelola
daya alam yang dimiliki oleh
badan usaha sebagai aset
desa/kelurahan. Pada langkah ini
penggerak perekonomian
sebaiknya diabaikan terlebih da-
masyarakat.
hulu bagaimana kondisinya saat
- Adanya unit-unit usaha ini, misalnya air terjun, mata air,
yang merupakan kegiatan hutan, sungai, sampah, dll.
ekonomi masyarakat yang
Langkah 2. Mencatat seluruh
dikelola secara parsial dan
aset yang ada di desa/kelurah-
kurang terakomodasi.
an. Aset ini dapat disebut pula
Hambatan dalam memetakan sebagai sumber daya buatan se­
potensi desa/kelurahan biasanya perti kios desa, tanah kas desa,
muncul karena pemerintah desa/ TPA, lapangan bola, pasar desa,
kelurahan dan masyarakatnya embung desa, bak penampung
belum mampu memetakan apa air, dll.
saja potensi yang dimilikinya.
Langkah 3. Mencatat seluruh
Hambatan lainnya adalah kuran-
sumberdaya seni dan budaya
gnya kapasitas untuk mengger-
yang dimiliki oleh masyarakat lo-
akkan sumber daya yang dimi-
kal.
likinya. Setelah potensi berhasil
dipetakan persoalannya adalah Langkah 4. Menguraikan ber­
kemampuan permodalan desa/ bagai alternatif yang dapat
kelurahan dan mayarakat untuk dilakukan oleh desa/kelurah-
menggarap sumberdaya yang di- an melalui BUMDesa, badan
milikinya. pengelola, kelompok, dll untuk
mengembangkan sumber daya
tersebut.

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 89


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
3. Langkah-Langkah Pengem- lokal berdasarkan potensi yang
bangan ada dan kebutuhan masyarakat.
Kertas kerja penentuan jenis usa-
Beberapa langkah perlu dilaku-
ha di bawah ini dapat digunakan
kan agar pelaksanaan pengem-
untuk mulai menyusun lang-
bangan potensi desa/kelurahan
kah-langkah dalam pengemban-
bisa berjalan lancar, efektif dan
gan ekonomi lokal berbasis aset
efisien sesuai dengan visi dan
dan potensi desa/kelurahan.
misi pengembangan ekonomi

Gambar 6.1 Kertas Kerja Penentuan


Jenis-Jenis Usaha

Kebutuhan Kebutuhan
Masyarakat 1 Masyarakat
Desa/Kelurahan yang belum
terlayani

Jenis-jenis
Usaha 2
Aset dan Lembaga dan
Potensi kegiatan
Desa/Kelurahan 3 Ekonomi di
Desa/Kelurahan

90 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Dalam melakukan pengemba­ tersebut mencukupi dan
ngan potensi lokal perlu melibat- dapat diperoleh secara jang-
kan partisipsi masyarakat secara ka panjang? Suatu ide usaha
proporsional. Hal ini diperlukan mungkin saja secara teknis
agar setiap program pengemba­ layak dilakukan, tetapi secara
ngan potensi mendapatkan per- ekonomis dan sosial kemung­
hatian dan dukungan penuh dari kinan kurang memberikan
masyarakat, mulai dari pendata- manfaat. Studi kela­yakan us-
an, pengkajian, pelaksanaan, pe- aha dapat digunakan untuk
manfaatan hingga pemeliharaan. mengetahui layak atau tidak-
Pengembangan partisipasi ma­ nya suatu bisnis untuk dimu-
syarakat perlu dilakukan agar im- lai dan dikembangkan.
plementasinya lebih efektif dan
Studi kelayakan usaha
efisien karena masyarakat akan
(SKU) adalah kajian tentang
lebih bertanggungjawab ter­
layak atau tidaknya suatu
hadap keberlangsungannya dan
bisnis dilaksanakan karena
merasa ikut memiliki setiap hasil
m e n g u nt u n g ka n   s e ca ra
usaha tersebut.
terus-menerus.SKU ber­
kaitan dengan keputusan
C. Studi Kelayakan dan proses pemilihan bisnis
Usaha yang mampu memberikan
1. Pentingnya Studi Kelayakan manfaat ekonomis dan
Usaha sosial sepanjang waktu.
Pertimbangan ekonomis dan
Sebelum bisnis baru dimulai teknis sangat penting karena
atau dikembangkan, harus digunakan sebagai dasar
diadakan kajian tentang apa- pelaksanaan kegiatan usaha
kah usaha atau bisnis yang atau bisnis.
akan dirintis atau dikem-
bangkan menguntungkan Tujuan studi kelayakan usaha
atau tidak. Bila mengun- menghindari risiko kerugian,
tungkan, apakah keuntu­ngan memudahkan perencanaan,
memudahkan pelaksanaan

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 91


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
pekerjaan, memudahkan dengan studi kelayakan usa-
pengawasan, dan memu- ha antara lain :
dahkan pengendalian. Hasil 1. Wirausahawan (Pemilik
studi kelayakan usaha pada Perusahaan)
umum­nya digunakan antara Wirausahawan memer-
lain untuk: lukan studi kelayakan
1. Merintis usaha baru, usaha (SKU) untuk me­
misalnya membuka toko ngurangi ketidakpastian
nelayan, membangun atau meyakinkan ketika
pabrik es, membuka us- memulai bisnis baru atau
aha listrik desa/kelura- mengembangkan bisnis
han, mendirikan peru- yang sudah ada. SKU
sahaan jasa, membuka perlu dilakukan agar ke-
usaha dagang, dan lain giatan usaha tidak meng­
sebagainya. alami kegagalan dan
2. Mengembangkan usa­ memberi keuntungan
ha yang sudah ada, sepanjang waktu.
misalnya untuk menam- 2. Investor dan Penyan-
bah kapasitas pabrik, dang Dana
menambah produk baru, Bagi investor dan pe­
membuka cabang usaha, nyandang dana, SKU
mengganti peralatan/ dibutuh­kan untuk memi-
mesin, menambah me­ lih jenis investasi yang
sin baru, dan sebagainya. paling menguntungkan
3. Memilih jenis usaha dan sebagai jaminan
yang paling mengun- atas modal yang ditana-
tungkan, misalnya pili- mkan atau dipinjamkan,
han usaha dagang, pili- apakah investasi yang
han usaha barang atau dilakukan memberi ja-
jasa, dan lain sebagainya. minan pengembalian
Pihak-pihak yang memer- investasi yang memadai
lukan dan berkepentingan atau tidak. SKU sering di-

92 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
gunakan sebagai bahan mendapatkan ide untuk me-
pertimbangan layak atau rintis usaha baru. Ide terse-
tidaknya investasi dilaku- but kemudian dirumuskan
kan oleh investor. dan diidentifikasi, misalnya
3. Masyarakat dan Pemer- kemungkinan-kemungkinan
intah bisnis yang paling memberi
Masyarakat dan pemer- peluang untuk dilakukan dan
intah (desa/kelurahan) menguntungkan dalam jang-
menggunakan studi ke- ka panjang.
layakan sebagai bahan
2. Tahap Memformulasikan
kajian apakah usaha yang
Tujuan.
didirikan atau dikem-
bangkan bermanfaat Tahap ini merupakan tahap
bagi masyarakat sekitar perumusan visi dan misi
atau sebaliknya justru bisnis. Apa visi dan misi
merugikan. Bagi peme­ bisnis yang hendak diem-
rintah (desa/kelurahan), ban setelah bisnis tersebut
studi kelayakan sangat diidentifikasi? Apakah misal-
penting dalam memper- nya untuk menciptakan ba-
timbangkan izin usaha, rang dan jasa yang berkua­
penyertaan modal, atau litas dan dibutuhkan oleh
penyediaan fasilitas lain- masyarakat sepanjang waktu
nya. ataukah untuk menciptakan
2. Tahap dan Proses Studi Ke- keuntungan jangka panjang.
layakan Visi dan misi dirumuskan da-
lam bentuk tujuan.
Studi kelayakan usaha dapat
dilakukan melalui tahap- 3. Tahap Kajian.
tahap sebagai berikut: Tahap kajian, yaitu proses
1. Tahap Penemuan Ide pengambilan keputusan yang
atau Gagasan Usaha. dilakukan secara sistematis
Tahapan di mana wirausaha tentang kelayakan suatu
bisnis untuk dilaksanakan.

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 93


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Tahap ini dilakukan seperti pengelolaan, meliputi
prosedur proses penelitian organisasi, aspek   pe­
ilmiah. Proses dimulai de­ ngelolaan tenaga kerja,
ngan mengumpulkan data, kepemilikan, yuridis,
mengolah, menganalisis, dan lingkungan, dan se-
menarik kesimpulan. Kesim- bagainyan. Aspek yuridis
pulan dalam studi kelayakan dan lingkungan perlu di-
usaha hanya ada dua, yai- kaji karena perusahaan
tu dilaksanakan atau tidak harus mendapat pe­
dilaksanakan. Adapun as- ngakuan dari berbagai
pek-aspek yang harus diama- pihak dan harus ramah
ti dan dicermati dalam tahap lingkungan.
analisis tersebut, meliputi: d. Aspek keuangan (finan-
a. Aspek pasar, mencakup cial), meliputi sumber
produk yang akan di- dana atau penggunaan-
pasarkan, peluang, per- nya, proyeksi biaya,
mintaan dan penawaran, pendapatan, keuntu­
harga, segmentasi, pasar ngan, dan arus kas.
sasaran, ukuran, perkem- 4. Tahap Keputusan.
bangan, dan struktur
Setelah dievaluasi, dipelajari,
pasar serta strategi pe-
dianalisis, dan hasilnya me­
saing.
yakinkan, langkah berikut-
b. Aspek teknik produksi
nya adalah tahap pengam-
atau operasi, meliputi lo-
bilan keputusan. Keputusan
kasi, gedung bangunan,
apakah bisnis tersebut layak
mesin dan peralatan,
dilakasanakan atau tidak.
bahan baku dan bahan
Karena menyangkut keper-
penolong, tenaga kerja,
luan investasi yang berisiko
metode produksi, loka-
maka keputusan bisnis bi-
si dan tata letak pabrik
asanya perlu didasarkan pada
atau tempat usaha.
beberapa kriteria keuangan,
c. Aspek manajemen atau
seperti Periode Pembayaran

94 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Kembali (Pay Back Peri-
od, PBP), Nilai Sekarang
Bersih (Net Present Value,
NPV), Tingkat Pengem-
balian Internal (Internal
Rate of Return, IRR), dan
sebagainya.
Proses studi kelayakan di sam­
ping dapat digambarkan se-
cara ringkas sebagai berikut:

IDE/GAGASAN USAHA

TUJUAN
(Visi dan Misi)

KAJIAN/ANALISIS:
1. PASAR
2. PRODUKSI/OPERASI
3. MANAJEMEN
4. KEUANGAN
5. ASPEK-ASPEK LAIN (SOSIAL,
BUDAYA, LINGKUNGAN,
HUKUM, DLL

KEPUTUSAN

LAYAK DIJALANKAN TIDAK LAYAK DIJALANKAN

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 95


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
3. Analisi Kelayakan Usaha kan konsumen? Berapa
banyak yang mereka bu-
Layak tidaknya suatu bisnis di-
tuhkan? Bagaimana daya
tentukan oleh hasil kajian dari
beli mereka? Kapan me­
berbagai aspek. Bagaimana cara
reka membutuhkan? Jika
mengetahui bahwa aspek-aspek
kebutuhan dan keingi-
tersebut layak atau tidak? Beri-
nan mereka teridentifi-
kut ini akan dibahas beberapa
kasi dan memungkinkan
kriteria yang dapat dijadikan as-
untuk dipenuhi berarti
pek penilaian.
peluang pasar bisnis kita
1. Analisis Aspek Pemasa- terbuka dan layak bila
ran dilihat dari kebutuhan/
Untuk menganalisis aspek keinginan konsumen.
pemasaran, wirausaha ter- 2) Segmentasi pasar. Pe-
lebih dahulu harus melaku- langgan dikelompokkan
kan penelitian pemasaran dan diidentifikasi, misal-
dengan menggunakan sys- nya berdasarkan geogra-
tem informasi pemasaran fi, demografi, dan sosial
yang memadai berdasarkan budaya. Jika segmen­
analisis dan prediksi apakah tasi pasar teridentifikasi
bisnis yang akan dirintis atau maka pasar sasaran (tar-
dikembangkan memiliki pe- get pasar) akan dapat
luang pasar yang memadai terwujud dan tercapai.
ataukah tidak. Dalam analisis 3) Target. Target pasar
pasar biasanya terdapat be- menyangkut banyaknya
berapa komponen yang ha- konsumen yang dapat
rus dianalisis dan dicermati, diraih. Berapa target
diantaranya: yang ingin dicapai? Apa-
1) Kebutuhan dan keingi- kah konsumen loyal ter-
nan konsumen. Barang hadap bisnis? Apakah
dan jasa apa yang banyak produk yang ditawarkan
dibutuhkan dan diingin­ dapat memberi kepua-

96 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
san atau tidak? Jika kon- lam industri baru, indus-
sumen loyal, maka po- tri lama sudah mapan,
tensi pasar tinggi. atau dalam industri yang
4) Nilai tambah. Wirausaha justru sedang menurun.
harus mengetahui apa Jika produk dalam indus-
nilai tambah produk dan tri sedang bertumbuh,
jasa pada setiap rantai maka potensi pasarnya
pemasaran, mulai dari tinggi.
pemasok, agen, hingga 6) Struktur pasar. Anali-
konsumen akhir. Nilai sis apakah produk akan
tambah barang dan jasa dipasarkan pada pasar
biasanya diukur dengan persaingan tidak sem-
harga dalam tata niaga, purna (seperti mono­
misalnya berapa harga poly, oligopoly dan mo-
dari pabrik/pemasok, nopolistic), atau pasar
harga setelah di agen, persaingan sempurna.
dan harga sampai ke ta­ Jika produk masuk da-
ngan konsumen. lam pasar persaingan
5) Daur hidup produk. tidak sempurna, berar-
Produk harus dianalisis ti potensi pasar tinggi
apakah masa hidupnya dibanding bila produk
bertahan lama atau ti- termasuk pasar persain-
dak. Apakah lama masa gan sempurna.
produk lebih dari waktu 7) Persaingan dan strategi
yang dibutuhkan untuk pesaing. Analisis apa-
menghasilkan laba sam- kah bisnis berada pada
pai modal kembali atau tingkat persaingan tinggi
tidak. Jika masa produk atau rendah. Jika per-
lebih lama, berarti po- saingan tinggi, berarti
tensi pasar tinggi. Selain peluang pasar rendah.
itu harus dianalisis apa- Wirausaha harus mem-
kah produk berada da- bandingkan keunggu-

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 97


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
lan pesaing dilihat dari bahkan setelah lima ta-
strategi produk, harga, hun mencapai 40 persen,
jaringan industri, promo- berarti bisnis yang akan
si, dan tingkat penggu- dilakukan atau dikem-
naan teknologi. bangkan memiliki pang-
8) Ukuran pasar. Ukuran sa pasar yang tinggi.
pasar dapat dianalisis Bila aspek pemasaran
dari volume penjualan. layak, maka analisis beri-
Jika volume penjualan kutnya adalah aspek pro-
tinggi, berarti pasar po- duksi atau operasi.
tensial. 2. Analisis Aspek Produksi
9) Pertumbuhan pasar. Per- atau Operasi
tumbuhan pasar dapat Unsur-unsur dari aspek pro-
dianalisis dari pertumbu- duksi atau operasi yang ha-
han volume penjualan. rus dianalisis adalah:
Jika pertumbuhan pasar 1) Lokasi operasi. Lokasi
tinggi (misalnya lebih bisnis hendaknya pada
dari 20 persen), berarti lokasi yang strategis dan
potensi pasar tinggi. efisien, baik bagi peru-
10) Laba kotor. Apakah sahaan maupun bagi pe-
perkiraan margin laba langgan. Apakah dekat ke
kotor tinggi atau rendah. pemasok, ke konsumen,
Jika margin laba kotor ke akses transportasi,
lebih dari 20 persen, ber­ atau diantara ketiganya.
arti pasar potensial. Selain itu, lokasi bisnis
11) Pangsa pasar. Pangsa harus menarik bagi kon-
pasar dapat dianalisis sumen.
dengan melihat selisih 2) Skala/kapasitas opera-
jumlah permintaan dan si. Skala operasi harus
penawaran produk. Jika se­suai dengan potensi
pangsa pasar menurut pasar dan prediksi per-
proyeksi meningkat, mintaan sehingga tidak

98 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
terjadi kelebihan atau ekonomis dan efisien.
kekurangan kapasitas 5) Tenaga kerja. Kebutuhan
produksi Kelebihan kap- tenaga kerja baik dalam
asitas produksi (over ca- jumlah maupun kualifi-
pacity) akan menimbul- kasi yang diperlukan ha-
kan masalah baru dalam rus sesuai dengan kebu-
pe­n yimpanan/pergu- tuhan operasi/produksi
dangan yang berdampak perusahaan.
pada kenaikan harga 6) Lay–out. Tata ruang
pokok penjualan. atau tata letak berbagai
3) Mesin dan peralatan. fasilitas operasi/produk-
Mesin dan peralatan si harus tepat sehingga
harus sesuai dengan pro­sesnya praktis dan
perkembangan teknologi efisien
masa kini dan yang akan Bila aspek pemasaran dan ope­
datang serta harus dise- rasi layak, maka selanjutnya
suaikan dengan kebutu- menganalisis aspek manajemen
han produksi agar tidak
terjadi kelebihan kapasi- 3. Analisis Aspek Manajemen
tas. Unsur-unsur yang perlu di-
4) Bahan baku dan bahan analisis dalam aspek-aspek
penolong. Bahan baku manajamen, seperti:
dan bahan penolong ser- 1) Kepemilikan. Apakah
ta sumber daya lain yang unit bisnis yang akan di-
diperlukan harus terse- dirikan merupakan milik
dia dalam jumlah yang pribadi atau milik ber-
cukup untuk menjaga sama. Apa saja keuntu­
keberlanjutan produk- ngan dan kerugian dari
si. Persediaan tersebut kepemilikan unit bisnis
harus sesuai dengan ke- yang dipilih tersebut?
butuhan sehingga biaya Hendaknya dipilih yang
bahan baku menjadi tidak berisiko terlalu

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 99


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
tinggi dan menguntung- untuk mencapai tujuan
kan. bisnis. Struktur organisa-
2) Organisasi. Jenis organi­ si sebaiknya kaya fungsi
sasi apa yang diperlu- walaupun miskin struk-
kan? Struktur Organisa- tur.
si merupakan hal yang 3) Tim manajemen. Apa-
sangat penting dalam kah bisnis akan dikelola
suatu organisasi atau sendiri atau melibatkan
perusahaan, baik or- orang lain secara pro-
ganisasi tersebut ber- fesional. Hal ini bergan-
skala kecil maupun be- tung skala usaha dan ke-
sar tetap memerlukan mampuan yang dimiliki
struktur organisasi yang wirausaha.
jelas untuk mencapai 4) Karyawan. Karyawan
sasaran organisasi yang harus disesuaikan, baik
ditetapkan. Struktur or- dalam jumlah maupun
ganisasi menunjukkan kualifikasinya.
sistem tugas, alur kerja, Bila dari analisis ketiga aspek
hubungan pelaporan dan tersebut layak maka analisis
saluran komunikasi yang bisnis dapat diteruskanpada
dikaitkan secara bersa- analisis aspek keuangan
ma dalam pekerjaan in-
dividual maupun kelom- 4. Analisis Aspek Keuangan
pok. Struktur organisasi Aspek analisis keuangan me-
dalam sebuah organisasi liputi komponen-komponen
biasanya digambarkan sebagai berikut:
dalam bentuk Bagan 1) Kebutuhan dana, yaitu
Struktur Organisasi. Apa- kebutuhan dana untuk
kah organisasi fungsio­ o p era s i on a l   p eru s a-
nal, devisional, matriks, haan, misalnya besarnya
atau organisasi lainnya. dana untuk aktiva tetap,
Tentukan jenis yang pa­ mo­dal kerja, dan pem-
ling efektif dan efisien

100 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
biayaan awal. arus kas, yaitu:
2) Sumber dana. Ada be- - Aliran kas masuk (cash
berapa sumber dana in flow), merupakan
yang layak digali, yaitu penerimaa-peneri-
sumber dana internal maan yang berupa
(misalnya modal disetor hasil penjualan atau
dan laba ditahan) dan pendapatan
modal eksternal (misal- - Aliran kas keluar (cash
nya penerbitan obligasi out flow), merupakan
dan pinjaman). biaya-biaya, termasuk
3) Proyeksi neraca. Sanat pembayaran bunga
penting untuk meng- dan pajak.
etahui kekayaan peru- - Aliran kas bersih (net
sahaan serta kondisi cash flow), merupa-
keuangan­­­nya, misal­ kan selisih dari Aliran
nya saldo lancar, aktiva kas masuk dan Aliran
tetap, kewajiban jangka kas keluar ditambah
pendek, kewajiban jang- penyusutan dengan
ka panjang dan kekayaan diperhitungkan bunga
bersih. setelah pajak.
4) P ro ye k s i   l a b a   r u g i . 5. Analisis Aspek Lain
Proyeksi laba atau rugi di
masa yang akan datang. Aspek lain yang perlu dianali-
Komponennya meliputi sis meliputi:
proyeksi penjualan, bi- 1) Aspek sosial-budaya.
ayadan laba rugi bersih. Bisnis yang akan dikem-
5) Proyeksi arus kas. Dari bangkan sebaiknya
arus kas dapat dilihat ke- mem­­perhatikan sosial
mampuan perusahaan dan budaya masyarakat
untuk membayar kewa- setempat karena setiap
jiban-kewajiban keua­ masyarakat memiliki ciri
ngannya. Ada tiga jenis khas sosial dan budaya
ya n g   b e r b e d a - b e d a .

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 101


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Kepedualian dan perha- dan diperkirakan mem-
tian pada aspek sosial punyai dampak penting
budaya penting untuk terhadap lingkungan hi­
kelangsungan bisnis dup. Dampak adalah pe-
jangka panjang. rubahan lingkungan yang
2) Aspek hukum. Mengkaji amat mendasar diakibat-
ketentuan hukum yang kan oleh kegiatan. Bisnis
harus dipenuhi sebe- yang layak secara ekolo-
lum menjalankan usaha. gi akan terlindungi dari
Ketentuan hukum untuk tuduhan pelanggaran
setiap jenis usaha ber- ekologi dan melihat dan
beda, tergantung pada menjamin keberlang­
kompleksitas bisnis (je- sungan jangka panjang.
nis badan usahanya).
Kajian meliputu legalitas D. Perencanaan
usaha, ketepatan badan Usaha
hukum, dan persyaratan
1. Bisnis Model Kanvas
perijinan. Berdasarkan
aspek hukum, suatu Memulai atau mengembang-
bisnis dikatakan layak kan bisnis atau usaha yang
apabila memenuhi se- sudah ada dalam usaha per-
gala persyaratan perizin- orangan, kelompok/koperasi
an di wilayahnya. Selain maupun Badan Usaha Milik
itu perlu diperhatikan Desa (BUMDesa) memang
tanggapan dan persetu- memerlukan keberanian.
juan masyarakat seki- Tetapi keberanian saja tidak
tar, ketentuan hukum cukup, namun memerlukan
dan perjinan yang harus perencanaan dan perhitu­
dipenuhi. ngan bisnis yang matang. Se-
3) Aspek ekologi. Analisis hingga resiko bisnis apapun
mengenai dampak suatu yang muncul dapat dikelola
bisnis yang direncanakan dengan baik.

102 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Salah satu cara termudah usaha maka dengan BMK
menyiapkan rencana bisnis ini hanya dibutuhkan be-
atau menganalisa unit bisnis berapa jam saja.
adalah membuat “kerangka”  Efisien. Jika sebelum­
atau pondasi bisnis (build- nya dibutuhkan belasan,
ing block) yang terintegrasi puluhan bahkan ratusan
dengan baik. Dalam bukun- halaman untuk sebuah
ya “Business Model Gener- perencanaan usaha
ation” – Alex Osterwalder maka dengan BMK han-
& Yves Pigneur menuliskan ya dibutuhkan selembar
9 buildingblock yang dapat kanvas saja.
dijadikan acuan untuk mem-  Fleksibel dan dinamis.
buat rencana bisnis yang BMK mudah diubah
akan dijalankan atau dikem- dan disesuaikan sesuai
bangkan dengan Bisnis Mo­ perkembangan rencana
del Kanvas (BMK). Bisnis bisnis.
Model Kanvas menjadi alter- Bisnis Model Kanvas (BMK)
natif terbaik dalam menyu­ bukan hanya sebagai strate-
sun perencanaan usaha gi, tetapi menjadi panduan
(bisnis plan) karena: teknis dan praktis karena ter-
 Sederhana, mudah pem- diri dari sembilan blok yang
buatannya, dan efektif disusun dalam selembar Kan-
khususnya dalam memu- vas. Kesembilan blok bangu-
lai usaha. nan yang tergambar dalam
 Hemat waktu. Jika sebel- kanvas, disusun berdasarkan
umnya dibutuhkan wak- cara kerja otak kita. Blok se-
tu beberapa hari, beber- belah kanan, didasarkan atas
apa minggu atau bahkan alur kerja otak kanan. De-
beberapa bulan untuk mikian sebaliknya. Kesembi-
membuat perencanaan lan blok itu ditunjukkan pada
gambar 6.3.

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 103


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Gambar 6.3 Bisnis Model Kanvas

Sumberdaya Utama (Key Resources) Proposisi Nilai (Value Proposition)


Segmen Pelanggan (Customer Segmen)
Aktivitas Utama (Key Activities)
Saluran Distribusi (Channel)
Kemitraan Utama (Key Partnership)
Hubungan Pelanggan (Customer Relationship)
Struktur Biaya (Cost Structure)
Pendapatan (Revenue Stream)

BMK ini sangat cocok diterapkan Bagaimana cara membuatnya?


untuk:
2. Penyusunan Bisnis Model
 Usaha baru Kanvas (BMK)
 Usaha yang sudah mulai
berjalan dan ingin sema- Mulai merencanakan usaha de­
kin berkembang. ngan otak kanan

104 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Gambar 6.4 Perencanaan
Usaha dengan Otak Kanan

1. Proposisi Nilai 2. Hubungan 3. Segmen Pelanggan


(Value Proposition) Pelanggan (Customer Segmen)
(Customer Segmen)

4. Saluran Distribusi
(Channel)

5. Aliran Pendapatan
(Revenue Stream)

Sumber: tipssehatonline.web.id

BLOK 1: Proposisi Nilai butor. Setiap bisnis menjalankan


usaha untuk untuk memperoleh
Konsumen pada dasarnya ada-
keuntungan dari memenuhi ke-
lah setiap orang pemakai pro-
butuhan konsumen. Konsumen
duk (barang dan/atau jasa) yang
akan mengkonsumsi atau meng-
tersedia dalam masyarakat, baik
gunakan suatu produk jika me­
bagi kepentingan diri sendiri,
reka memperoleh nilai dari suatu
ke­luarga, orang lain, maupun
produk.
makhluk hidup lain dan tidak
untuk diperdagangkan kemba- Apa nilai yang disampaikan ke-
li. Jika tujuan pembelian produk pada konsumen? Merupakan
tersebut untuk dijual kembali pertanyaan pertama yang ha-
atau diperdagangkan, maka dia rus dijawab oleh para pelaku
disebut pengecer atau distri­ usaha. Untuk menentukan nilai

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 105


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
yang akan diberikan kepada kon- kebutuhan konsumen. Untuk itu
sumen maka pelaku usaha harus perlu ditemu kenali “Apa nilai
dapat menjawab pertanyaan di tambah produk/jasa kita sehing-
bawah ini: ga pelanggan rela membeli pro-
duk/jasa kepada kita dan bukan
• Apa masalah konsumen/
kepada yang lain?”
masyarakat yang akan diatasi
oleh bisnis Anda? Untuk mendapatkan nilai tambah
yang “menjual” dari produk/jasa
• Apa pekerjaan konsumen/
pada dasarnya ada 3 cara, yaitu:
masyarakat yang akan Anda
(1) produk Anda adalah yang PER-
bantu menyelesaikan?
TAMA di bidang tersebut; (2) pro-
• Apakah kebutuhan kon- duk Anda adalah yang TERBAIK
sumen/masyarakat yang (kualitas, layanan dll) di bidang
akan Anda penuhi? tersebut; dan (3) produk Anda
• Produk dan jasa apa yang memiliki KEUNIKAN dibanding
memberi nilai bagi segmen pesaing. Jadi berusalah menjadi
konsumen/masyarakat ter- YANG PERTAMA atau YANG TER-
tentu? BAIK atau YANG TERUNIK untuk
memenangkan persaingan.
Jawaban atas sebagian atau
seluruh pertanyaan-pertanyaan Sekarang coba cek produk/jasa
di atas akan memperjelas propo- yang Anda jual. Apakah produk/
sisi nilai dari usaha yang dijalank- jasa Anda adalah YANG PERTAMA
annya. Jawabannya merupakan atau YANG TERBAIK atau YANG
gambaran produk atau jasa yang TERUNIK?
kita tawarkan untuk memenuhi

106 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Proposisi Nilai dari Usaha BUMDesa
TOOL Proposisi nilai yang ditawarkan oleh BUMDesa tentu berbeda
B O X dengan perusahaan atau bisnis pada umumnya karena BUMDe-
sa mengemban mandat untuk mengelola aset dan potensi desa,
kebutuhan masyarakat, dan usaha lainnya untuk meningkatkan
perekonomian desa dan kesejahteraan seluruh masyarakat.
Jawabannya merupakan hal utama yang ditawarkan oleh BUM-
Desa kepada pelanggan/masyarakat. Bisnis yang dijalankan ha-
nya akan berjalan dengan baik jika mampu memenuhi masalah
yang dihadapi konsumen. Preposisi nilai dari usaha yang dijalan­
kan oleh BUMDesa ini yang akan menunjukkan jati diri BUMDesa
Apa jenis usaha dari BUMDesa yang dapat menjawab kebutu-
han konsumen/masyarakat?
Contoh jawaban misalnya, jika petani sawit skala kecil di bawah
dua hektar membutuhkan kepastian pasar tandan buah segar
(TBS) hasil panennya, BUMDesa dapat menjalankan usaha men-
jadi pengumpul (pengepul) untuk hasil panen petani sawit skala
kecil. Dengan begitu petani kecil memiliki kepastian pasar dan
BUMDesa bisa bersaing dengan pengepul besar atau tengkulak
yang sudah ada. Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Karya Mak-
mur, Desa Pangkalan Tiga, Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupa­
ten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah merupakan contoh
BUMDesa yang memiliki jenis usaha yang menjawab kebutuhan
petani sawit skala kecil.
Jika masyarakat membutuhkan tempat untuk menjual dan mem-
beli berbagai kebutuhan sementara jarak ke pasar terdekat san-
gat jauh, maka BUMDesa dapat membuka unit usaha Pasar Desa.
Jika di desa memiliki potensi perkebuan misalnya, durian namun
potensi tersebut belum diusahakan dengan skala ekonomi yang

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 107


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
cukup, maka BUMDesa dapat mengembangkan unit usaha
agribisnis durian secara terpadu.
Beberapa contoh BUMDesa sukses di atas menunjukkan bah-
wa kesuksesan bisnis BUMDesa tersebut ditentukan oleh ke-
berhasilannya dalam menyampaikan “nilai” yang bermanfaat
kepada masyarakat. “Nilai” yang mampu menjawab kebutuhan
masyarakat desa setempat. Nilai yang memihak kepada kelom-
pok rentan di desa menjadi strategis bagi BUMDesa.

BLOK 2: Segmen Pasar yang Anda berikan. Semakin detil


Anda bisa mendefinisikan pasar
Setiap perusahaan atau orga­
ideal semakin mudah Anda men-
nisasi pasti memiliki kelompok
jual produk atau jasa Anda kepa-
orang atau organisasi yang ber-
da orang tersebut.
beda yang hendak dijangkau dan
dilayani (segmen pasar). Segmen Mengenali atau mengetahui pe-
pasar adalah target pelanggan langgan merupakan cara termu-
yang Anda sasar. dah untuk menentukan segmen
pasar dari usaha Anda. Apakah
• Untuk siapa nilai kita
Anda sudah mengetahui dengan
ciptakan?
persis siapa calon pelanggan? Jika
• Siapa yang akan membeli belum mengetahui dengan per-
produk atau jasa yang Anda sis siapa calon pelanggan Anda
jual? maka jawablah pertanyaan-per-
• Siapa pelanggan utama tanyaan di bawah ini:
Anda?
1. Berapa umur mereka?
Untuk lebih mudahnya kita sebut
dengan istilah “Pasar Ideal”, yaitu Arahkan jawaban Anda ke-
orang yang mau membeli produk pada kelompok umur yang
atau jasa yang Anda jual sesuai menjadi konsumen utama
dengan syarat dan ketentuan produk atau jasa yang di-

108 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
tawarkan. Misalnya semua 5. Berapa pengeluaran mereka
petani tanaman keras. perbulan?
2. Apa jenis kelamin mereka? Arahkan jawaban Anda ke-
pada kelompok pendapatan
Fokuskan jawaban Ada pada
tertentu yang menjadi target
jenis kelamin tertentu jika
konsumen. Misalnya warga
produk yang ditawarkan
desa dengan penghasilan di
memiliki konsumen untuk je-
atas Rp 2.000.000 per bulan.
nis kelamin tertentu. Misal-
nya laki-laki dan perempuan Jika Anda bisa menjawab
atau kelompok marginal ter- pertanyaan-pertanyaan di
tentu atas berarti Anda sudah siap
menjawab pertanyaan pen­
3. Di mana mereka tinggal?
ting berikut: produk atau
Arahkan jawaban Anda pada layanan apa yang akan Anda
suatu wilayah/derah tertentu sediakan bagi calon pelang-
jika produk yang ditawarkan gan Anda?
memang dikhususkan untuk
wilayah tertentu.
4. Apa yang menjadi kebutu-
han mereka?
INGAT! Kesalahan yang bi-
Sebutkan kebutuhan khu- asa dilakukan oleh pengu-
sus yang mereka butuhkan saha adalah langsung me-
berdasarkan umur, jenis ke- nentukan bisnis dan baru
lamin, dan tempat tinggal­ kemudian memutuskan
nya. Misalnya kebutuhan siapa yang akan menjadi
akan air bersih dengan kuali­ pelanggannya.
tas yang baik dan harga ter-
jangkau.

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 109


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
BLOK 3: Hubungan dengan Kon- Anda dapat menggunakan ber­
sumen bagai cara supaya Anda makin
mudah berkomunikasi dengan
Setiap perusahaan atau organisa-
para pelanggan. Permudahlah
si yang sukses pasti berhasil men-
cara untuk berinteraksi dengan
jalin hubungan yang baik dengan
pelanggan agar mereka menjadi
para konsumen atau pelang-
setia dan melakukan pembelian
gannya. Pengusaha harus dapat
ulang. Sekarang cek kondisi usa-
mengidentifikasi jenis hubungan
ha Anda.
dengan setiap kelompok kon-
sumen yang diharapkan diban- - Bagaimana cara pelang-
gun dan dijaga, hubungan seperti gan berhubungan dengan
apa yang telah dibangun, bera- anda???
pa biaya yang dibutuhkan untuk - Apakah mereka mudah
membangun hubungan tersebut, menghubungi anda???
dan bagaimana mereka menyatu - Melalui media apa mereka
dengan seluruh model bisnis. paling banyak menghubungi
anda???
Biaya mendapatkan pelanggan
Perusahaan dapat menjalin
jauh lebih besar daripada mem-
hubungan dengan berbagai cara.
pertahankan pelanggan. Mem-
Hubungan transaksional berarti
pertahankan pelanggan merupa-
tidak ada hubungan nyata antara
kan salah satu strategi yang tepat
perusahaan dengan konsumen.
untuk membesarkan bisnis. Salah
Perusahaan berinteraksi dengan
satu cara untuk mempertahank-
konsumen berdasarkan tran-
an pelanggan adalah dengan
saksi. Misalnya toko di terminal,
terlibat interaksi atau berkomu-
biasanya toko seperti ini tidak
nikasi dengan para pelanggan.
membangun hubungan dengan
Bagaimana cara kita untuk ber-
konsumennya.
hubungan dan berkomunikai
dengan para pelanggan dalam Hubungan jangka panjang mer-
rangka menjaga pelanggan itu- upakan hubungan yang menda-
lah hubungan dengan konsumen lam antara perusahaan dan kon-
(customer relationships). sumen. Perusahaan berinteraksi

110 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
dengan konsumen berdasarkan akan membantu pengusaha da-
pembelian berulang. Perusahaan lam memilih dan menentuan
dapat juga membangun hubun- cara menjangkau konsumen yang
gan membantu secara personal paling efektif dan efisien. Per-
kepada konsumen. Konsumen tanyaan tentang:
dapat berkomunikasi dengan
1. Apakah Anda akan memba-
perusahaan untuk mendapat
ngun tim penjualan sendiri?
bantuan selama proses transaksi
Atau akan memberikan ba-
maupun setelah transaksi. Ser-
gian penjualan kepada orang
ingkali perusahaan juga menjalin
lain seperti distributor?
hubungan khusus (prioritas) den-
gan konsumen/klien istimewa 2. Apakah Anda akan membuka
atau penting. Namun, ada juga toko sendiri? Atau membuka
perusahaan yang tidak perlu ber- counter kecil di dalam toko
hubungan langsung dengan kon- besar seperti mall?
sumennya (swalayan). Pengusa- 3. Apakah Anda akan menjual
ha dapat memilih jenis hubungan secara online atau membuka
dengan konsumen yang paling toko (offline)?
sesuai dengan model bisnisnya.
Analisa kelebihan dan kekura­
BLOK 4: Cara Menjangkau Kon- ngan dari setiap pilihan jawaban
sumen pertanyaan di atas, lalu pilih yang
Apapun bisnis yang Anda jalan­ terbaik.
kan, Anda harus menentukan sal- Saluran distribusi pada prin-
uran penjualan, yaitu bagaimana sipnya menujukkan saluran apa
cara agar produk/layanan sampai yang kita gunakan untuk men-
ke pelanggan atau masyarakat jangkau kelompok konsumen
pengguna. Cara menjangkau atau masyarakat. Tentu saja de­
konsumen adalah memilih dan ngan cara yang terbaik dan biaya
menentukan saluran distribu- yang paling efisien sesuai dengan
si yang akan digunakan oleh rutinitas pelanggan atau ma­
perusahaan. Menjawab per- syarakat.
tanyaan-pertanyaan berikut ini

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 111


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
BLOK 5: Aliran Pendapatan bulanan, penjualan barang,
dsb. Bisa jadi di satu sisi Anda
Dari semua blok kanvas pemo­
memberikan gratis tapi disisi
delan bisnis di atas, blok ini yang
lain berbayar. CARILAH ALIRAN
paling penting. Blok ini meng­
PENDAPATAN TAMBAHAN dari
arahkan pada bagaimana rencana
bisnis yang Anda jalankan, bukan
untuk memperoleh penghasilan?
tidak mungkin ternyata banyak
Banyak bisnis yang dibuat tanpa
peluang tambahan di sana.
tahu bagaimana memperoleh
penghasilannya dan ini sangat Setelah Anda dapat meren-
berbahaya bagi keberlanjutan canakan pernyataan nilai, seg-
usahanya. men pelanggan, saluran distribu-
si, hubungan pelanggan dan arus
Pengusaha dapat mengetahui
pendapatan dari usaha dengan
aliran pendapatan dengan cara
otak kanan selanjutnya Anda
mengetahui nilai apakah yang
dapat menggunakan otak kiri un-
benar-benar ingin dibayar oleh
tuk memikirkan hal-hal berikut
pelanggan/masyarakat, cara
ini:
pembayaran yang lebih disukai
oleh masyarakat, dan kontribusi
masing-masing jenis pendapa-
tan terhadap total pendapatan
usaha. Jangan pernah membuat
bisnis tanpa memikirkan rencana
pendapatan dan berpikir untuk
“Dapat duit dari mana?”
Jangan tergantung hanya dari
satu aliran pendapatan saja, coba
temu kenali apakah ada kemung­
kinan aliran pendapatan yang
lainnya. Aliran pendapatan di an-
taranya: biaya, sewa/pemakaian/
service bulanan, pemeliharaan

112 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Gambar 6.5 Perencanaan Usaha
dengan Otak Kiri

8. Kemitraan Utama 7. Aktivitas Utama


(Key Partnership) (Key Activities)

6. Sumberdaya Utama
(Key Resources)

9. Struktur Biaya
(Cost Structure)

BLOK 6: Sumber Daya Utama gantung kepada proposisi nilai,


saluran distribusi, hubungan kon-
Setiap bisnis pasti membutuh-
sumen, aliran pendapatan, dan
kan sumber daya dalam men-
lain sebagainya. Sumber daya
jalankan kegiatan-kegiatan uta-
utama yang digunakan berupa
ma untuk menghasilkan barang
modal, bahan baku (material),
atau jasa untuk konsumen dan
manusia, teknologi (peralatan/
menghasilkan uang bagi perusa-
mesin), dan informasi.
haan. Setiap usaha memiliki dan
menggunakan sumber daya uta- S u m b e r   d aya   u ta m a   ya n g
ma untuk menjalankan aktivitas dibutuh­kan oleh suatu bisnis
utama masing-masing. Sumber sangat ditentukan oleh jenis usa­
daya yang digunakan sangat ter- ha. Sumber daya utama ini jika

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 113


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
tidak dimiliki dan tersedia akan pat rutin, pelatihan untuk staff,
menyebabkan aktivitas utama ti- penataan arsip, dan lain-lain.
dak dapat berjalan dengan efek- Manajemen perusahaan harus
tif. Jadi pengusaha harus dapat fokus pada aktivitas utama terse-
menentukan kebutuhan, memi- but tanpa mengabaikan aktivitas
liki/menyewa, dan menggunakan pendukung karena melalui aktivi-
sumber daya utama untuk meng- tas utama tersebut perusahaan
hasilkan barang dan jasa untuk dapat memberikan layanan (jasa)
menghasilkan pendapatan dan yang menghasilkan pendapatan.
keuntungan bagi usaha.
BLOK 8: Jaringan Pemasok dan
BLOK 7: Aktivitas Utama Rekanan
Setiap bisnis pasti menjalankan Pengusaha agar sukses dalam
kegiatan-kegiatan utama untuk berbisnis tidak bisa sendirian,
menghasilkan barang atau jasa mereka harus bekerjasama de­
untuk konsumen dan menghasil- ngan banyak pihak lainnya. Ten-
kan uang bagi perusahaan. Ke- tukan dari awal apakah bisnis
giatan-kegiatan utama tersebut Anda memerlukan investor un-
disebut sebagai aktivitas kunci. tuk permodalan atau tidak. Apa-
Setiap perusahaan memiliki akti- kah Anda perlu mengadakan per-
vitas kunci masing-masing. Akti­ janjian kerjasama khusus dengan
vitas kunci yang dibutuhkan sa­ distributor? Menggandeng mitra
ngat tergantung pada: atau partner yang melengkapi
kemampuan yang dimiliki akan
1. Proposisi nilai.
meningkatkan peluang keberha­
2. Saluran distribusi. silan bisnis Anda.
3. Hubungan konsumen. BLOK 9: Struktur Biaya
4. Aliran pendapatan. Semua hal yang dilakukan dari
Selain aktivitas utama tersebut blok 1 hingga 8 memerlukan bi-
tentu saja perusahaan men- aya, lakukan perhitungan secara
jalankan beberapa kegiatan atau seksama, lalu putuskan apakah
aktivitas tambahan misalnya ra- rencana-rencana bisnis Anda

114 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
mengntungkan? Mengetahui 1. Biaya apa yang paling pen­
menguntungkan atau tidak se- ting dalam bisnis Anda?
benarnya sederhana saja. Cara-
2. Sumber daya utama yang
nya dengan memastikan bahwa
mana paling mahal?
penghasilan lebih besar dari
pengeluaran. Jika tidak berarti 3. Aktivitas utama yang mana
usaha akan merugi dan bisnis paling mahal?
ini tidak layak dijalankan atau Pengusaha akan sukses ketika
dikembangkan. Oleh karena menjalankan unit bisnis yang
itu, mengenali biaya yang harus “menguntungkan di atas kertas”.
dikeluarkan dalam menjalankan Namun satu hal yang paling pen­
usaha merupakan keharusan. ting, bisnis Anda tidak berjalan di
Struktur biaya dari bisnis dapat atas kertas. Bertindak dan ber­
diketahui secara mudah de­ngan usaha! Langkah nyata pertama
menjawab pertanyaan-perta­ yang harus Anda ambil oleh pe­
nyaan berikut ini: ngusaha yang akan menentukan
berjalan/tidaknya bisnis Anda.

Gambar 6.6 Pengambilan Keputusan


terhadap Rencana Usaha

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 115


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Setelah ke sembilan blok berhasil bisnis yang Anda buat belum la­
Anda rumuskan langkah berikut- yak dilaksanakan. Namun, ja­ngan
nya adalah mengecek sekali lagi buru-buru membuang bisnis
apakah semua aliran pendapa- model kanvas yang Anda buat.
tan sudah diperhitungkan dan Jangan sampai Anda menyesal
semua biaya juga sudah diper- ketika mengetahui model bisnis
hitungkan. Langkah selanjutnya yang pernah Anda buat dijalan­
adalah membandingkan aliran kan oleh orang lain dan sukses.
pendapatan dengan biayanya. Oleh karena itu, periksa sekali
Jika pendapatan dari usaha Anda lagi dan pikirkan ulang model
melebihi biaya yang di­keluarkan bisnis Anda.
maka model bisnis yang Anda
buat layak dilaksanakan. Sebalik­
nya jika pendapatan dari usaha
Anda tidak mampu menutup bi-
aya yang dikeluarkan maka model

116 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Daftar Pustaka

Roberts P, 1993, Managing the strategic planning and development


of regions: lessons from a European perspective, Regional
Studies 27.
Andrés Rodríguez-Pose, 2002, The role of the ILO in implementing
local economic development strategies in a globalised world,
International Labour Organization, Geneva.
Blakely, Edward J., 1994, Planning Local Economic Development, The-
ory and Practice, Second edition. California: SAGE Publication.
Andrés Rodríguez-Pose and
Sylvia Tijmstra, 2005, Local Economic
Development as an alternative approach to economic develop-
ment in Sub-Saharan Africa, a report for the World Bank.
A.H. J. Helming, 2003, Local Economic Development: New Genera-
tions of Actors, Polices and Instruments for Africa. Public Ad-
ministration and Development.
ILO, 2005, Local Economic Development in Post-Crisis Opertioonal
Guide, Geneva.
John Pierson, 2002, Tackling Social Exclusion, London and New York:
Routledge.
Sunaji Zamroni, dkk, 2012, Desa mengembangkan Penghidupan
Berkelanjutan, IRE Yogyakarta.

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 117


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Lampiran 1

Kertas Kerja SML 2.2.a

PEMERINTAH KABUPATEN .......................


KECAMATAN .......................
DESA .......................

Alamat: Kode Pos No. Tlp.

PERATURAN DESA ……
NOMOR ……… TAHUN ……
TENTANG
PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA DESA …..,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kemampuan


keuangan pemerintah desa dalam penyelenggaraan
pelayanan publik, dan meningkatkan pendapatan
masyarakat melalui berbagai kegiatan usaha ekonomi
masyarakat desa untuk mencapai desa mandiri dan
sejahtera maka perlu membentuk Badan Usaha Milik
Desa (BUM Desa) yang ditetapkan dalam Peraturan
Desa melalui Musyawarah Desa;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud huruf a di atas, perlu menetapkan Peraturan
Desa tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Desa;

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


43

118 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perse-
roan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4756);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pem-
bentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No-
mor 5234);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lem-
baga Keuangan Mikro (Lembaran Negara Republik In-
donesia Tahun 2013 Nomor 12, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5394);
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 No-
mor 7, Tambahan Lembaran Lembaran Negara Repub-
lik Indonesia Nomor 5495);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik In-
donesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Repu-
blik Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Ta-
hun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 No-
mor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indo-
nonesia Nomor 5717);

44 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 119


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
7. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapa-
tan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lem-
baran Negara Republik Indonesia Nomor 5558), seb-
agaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor
60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lem-
baran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5864);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
47 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5717);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis Per-
aturan Di Desa (Berita Negara Republik Indonesia Ta-
hun 2014 Nomor 2091);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun
2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611);
11. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Ter-
tinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
1 Tahun 2015 Tentang Pedoman Kewenangan Ber-
dasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Ber-
skala Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 158);
12. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Ter-
tinggal, dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 ten-
tang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan
Pembubaran Badan Usaha Milik Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 296);
13. Peraturan Daerah Kabupaten .......................
14. Peraturan Bupati Kabupaten .......................

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


45

120 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
M e m p e r h at i - Hasil Keputusan Musyawarah Desa …………….. yang di-
kan : hadiri oleh Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan
Desa (BPD), dan masyarakat yang dilaksanakan pada
tanggal …… bulan….. tahun …. tentang persetujuan untuk
pendirian BUM Desa.

Dengan Kesepakatan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA .......................


dan
KEPALA DESA .......................

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DESA ………… TENTANG


PENDIRIAN, PENGURUSAN DAN PENGELOLAAN, DAN PEMBUBARAN
BADAN USAHA MILIK DESA

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten .......................
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Bupati adalah Bupati .......................
4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabu-
paten .......................
5. Camat adalah Camat .......................
6. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,

46 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 121


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul, dan/atau hak tradisionalyang diakui dan dihormati dalam
system Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-
usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan desa.
9. Kepala Desa adalah Pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai we-
wenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga
Desanya dan melaksanakan tugas pemerintahan dari Pemerintah dan
Pemerintah Daerah.
10. Perangkat Desa adalah unsur pembantu Kepala Desa dalam tugas dan
tanggung jawab Pemerintah Desa.
11. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain
adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggot-
anya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan
wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat APB
Desa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang diba-
has dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD yang ditetap-
kan dengan Peraturan Desa.
13. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musy-
awarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan un-
sur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa
untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.
14. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh
BPD bersama Kepala Desa.
15. Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM Desa, adalah badan
usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa me-
lalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang
dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya un-
tuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
16. Anggaran Dasar yang selanjutnya disingkat AD adalah peraturan ter-
tulis yang memuat dan terdiri dari aturan-aturan pokok organisasi yang
berfungsi sebagai pedoman dan kebijakan untuk mencapai tujuan
organisasi serta menyusun aturan-aturan lain.
17. Anggaran Rumah Tangga yang selanjutnya disingkat ART adalah aturan

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


47

122 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
tertulis sebagai bentuk operasional yang lebih terinci dari aturan-aturan
pokok dalam Anggaran Dasar (AD) dalam melaksanakan tata kegiatan or-
ganisasi.

BAB II
MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN PEMBENTUKAN BUM DESA

Pasal 2

Pendirian BUM Desa dimaksudkan sebagai upaya menampung seluruh


kegiatan di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum yang dikelola
oleh Desa dan/atau kerja sama antar-Desa.

Pasal 3

Pembentukan BUM Desa bertujuan untuk :


a. Meningkatkan perekonomian Desa.
b. Mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan
Desa.
c. Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekono-
mi Desa.
d. Mengembangkan rencana kerja sama usaha antar Desa dan/atau
dengan pihak ketiga.
e. Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutu-
han layanan umum warga.
f. Membuka lapangan kerja.
g. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelay-
anan umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Desa
h. Meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan Pendapatan Asli
Desa.

48 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 123


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Pasal 4

Sasaran pembentukan BUM Desa adalah :


a. terlayaninya masyarakat di desa dalam mengembangkan usaha
produktif; dan
b. terlayaninya kebutuhan dasar masyarakat desa; dan
c. tersedianya wadah usaha dalam menunjang perekonomian masyara-
kat desa sesuai dengan potensi desa dan kebutuhan masyarakatnya.
d. dll

BAB III
NAMA, PENDIRIAN, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WILAYAH USAHA

Pasal 5
(1) Nama Badan Usaha Milik Desa adalah …………………………………….
(2) Badan Usaha Milik Desa didirikan atas dasar inisiatif pemerintah
desa dan warga masyarakat melalui musyawarah desa pada tanggal
…………………………
(3) Tempat kedudukan Badan Usaha Milik Desa beralamat di
......................., Desa ......................., Kecamatan ......................., Ka-
bupaten .......................
(4) Wilayah Usaha Badan Usaha Milik Desa adalah di Desa .......................,
Kecamatan ....................... Kabupaten .......................
(5) BUM Desa ......... dapat melakukan perluasan usaha yang berlokasi di
luar Desa .............

BAB IV
BENTUK ORGANISASI BUM DESA

Pasal 6
(1) BUM Desa ............. dapat terdiri dari unit-unit usaha yang berbadan
hukum dan belum berbadan hukum.
(2) Unit usaha yang berbadan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat berupa lembaga bisnis yang kepemilikan sahamnya berasal

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


49

124 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
dari BUM Desa dan masyarakat.
(3) Unit usaha yang berbadan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berbentuk:
a. Perseroan Terbatas sebagai persekutuan modal, dibentuk ber-
dasarkan perjanjian, dan melakukan kegiatan usaha dengan mod-
al yang sebagian besar dimiliki oleh BUM Desa, sesuai dengan per-
aturan perundang- undangan tentang Perseroan Terbatas; dan
b. Lembaga Keuangan Mikro dengan andil BUM Desa sebesar 60
(enam puluh) persen, sesuai dengan peraturan perundang-un-
dangan tentang lembaga keuangan mikro.
(4) Dalam hal BUM Desa tidak mempunyai unit-unit usaha yang ber-
badan hukum, bentuk organisasi BUM Desa didasarkan pada Per-
aturan Desa tentang Pendirian BUM Desa.

BAB V
ASAS, FUNGSI DAN JENIS USAHA

Pasal 7

(1) BUM Desa berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara


Republik lndonesia Tahun 1945.
(2) BUM Desa ....... dalam melaksanakan usahanya dilandasi semangat
kekeluargaan dan kegotongroyongan.

Pasal 8

Fungsi dibentuknya BUM Desa adalah untuk memberdayakan usaha eko-


nomi masyarakat yang dilakukan melalui :
a. Meningkatkan ekonomi masyarakat Desa ………
b. Menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi pengembangan usaha di
desa, yang mencakup aspek regulasi dan perlindungan usaha;
c. Menciptakan sistem penjaminan untuk mendukung kegiatan ekono-
mi produktif;
d. Menyediakan bantuan teknis dan pendampingan secara manajerial
guna meningkatkan status dan kapasitas usaha;

50 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 125


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
e. Membuka kesemptan berusaha bagi masyarakat Desa …………, dan
f. Menggali dan memanfaatkan potensi yang ada di Desa .................
Pasal 9

(1) Bidang Usaha Badan Usaha Milik Desa ......................., Kecamatan


......................., Kabupaten ....................... adalah : (disesuaikan den-
gan hasil kajian di desa)
a. Pasar Desa
b. Pengelolaan Wisata Desa.
c. Pemasaran Produk Industri Kecil Dan Rumah Tangga.
d. Pelayanan Air Irigasi.
e. Pelayanan Air Bersih
f. Penyewaan Kios Desa.
g. Jasa Keuangan.
h. Jasa Konstruksi.
i. Penyediaan kebutuhan petani seperti: pembibitan, alat-alat per-
tanian, kebutuhan pupuk, obat-obat pertanian, peternakan dan
jasa perkreditan untuk usaha-usaha keluarga petani.
(2) Jenis usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikembang-
kan sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang ada di wilayah Desa.

Pasal 10

BUM Desa .......... dilarang menjalankan usaha:


a. Bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Bertentangan dengan norma dan kaidah yang berlaku di masyarakat
Desa …….
c. Merugikan kepentingan dan/atau menyaingi usaha masyarakat Desa
…….

BAB VI
KEPEMILIKAN BUM DESA

Pasal 11

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


51

126 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
(1) BUM Desa ......... dimiliki oleh Desa ............. melalui penyertaan
modal secara langsung, baik seluruhnya atau sebagian besar, yang
berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan.
(2) Badan Usaha Milik Desa dimiliki oleh Pemerintah Desa dan masyara-
kat dengan komposisi kepemilikan mayoritas oleh Pemerintah Desa.
Dalam perkembangannya, masyarakat dapat berperan dalam kepe-
milikan BUMDesa melalui penyertaan modal masyarakat maksimal
40%.
(3) Kepemilikan Desa atas BUM Desa ............... diwakili oleh Kepala Desa
......
BAB VII
PERMODALAN

Pasal 12

(1) Modal awal BUM Desa bersumber dari APB Desa.


(2) Modal BUM Desa terdiri atas:
a. Penyertaan Modal Desa, dan;
b. Penyertaan Modal Masyarakat

Pasal 13

(1) Penyertaan modal sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (2)


huruf a merupakan kekayaan pemerintah Desa yang diinvestasikan
dalam BUM Desa untuk meningkatkan pendapatan Desa atau pelay-
anan kepada masyarakat.
(2) Penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
kekayaan Desa yang dipisahkan yang dianggarkan dari pengeluaran
pembiayaan dalam APB Desa.
(3) Penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam ben-
tuk tanah kas Desa dan bangunan tidak dapat dijual.
(4) Penyertaan modal pada BUM Desa melalui proses analisis kelayakan
sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan.
(5) Tata cara penyertaan modal diatur berdasarkan Peraturan Bupati/
Wali Kota mengenai pengelolaan keuangan Desa.

52 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 127


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
(6) Penyertaan Modal Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat
(2) huruf a terdiri atas:
a. Bantuan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten yang disalurkan melalui me-
kanisme APB Desa;
b. Hibah dari Pihak Swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan
dan/atau lembaga donor dan yang disalurkan melalui mekanisme
APB Desa;
c. Kerja sama usaha dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi ke-
masyarakatan dan/atau lembaga donor yang dipastikan sebagai
kekayaan kolektif Desa dan disalurkan melalui mekanisme APB
Desa;
d. Aset Desa yang pengelolaannya diserahkan kepada BUM Desa
sesuai dengan ketentutan peraturan perundangan-undangan ten-
tang Desa.
(7) Penyertaan modal masyarakat Desa sebagaimana dimaksud dalam
pasal 12 ayat (2) huruf b berasal dari tabungan masyarakat dan/atau
simpanan masyarkat.
(8) Modal BUM Desa selain sebagaimana dimaksud pada pasal 12 ayat
(2) huruf a, dapat berasal dari dana bergulir program pemerintah dan
pemerintah daerah yang diserahkan kepada desa dan/atau masyara-
kat melalui pemerintah desa.

Pasal 14

(1) Untuk mengembangkan kegiatan usahanya, BUM Desa dapat mener-


ima pinjaman dan/atau bantuan yang sah dari pihak lain.
(2) Modal BUM Desa ............... yang berasal dari pinjaman sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilakukan setelah mendapat persetujuan
dari BPD.
(3) Persetujuan dari BPD sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) meru-
pakan persetujuan tertulis dari BPD setelah diadakan rapat khusus
untuk membahas pinjaman.

BAB VIII
ORGANISASI PENGELOLA BUM DESA

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


53

128 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Bagian Kesatu
Pengelola

Pasal 15

(1) Organisasi pengelola BUM Desa terpisah dari organisasi pemerintah-


an desa.
(2) Pengelola BUM Desa berasal dari masyarakat.

Pasal 16

(1) Susunan kepengurusan organisasi pengelola BUM Desa terdiri dari:


a. Penasihat;
b. Pelaksana Operasional; dan
c. Pengawas
(2) Penasihat sebagaimana dimaksud pada pasal 15 huruf a dijabat se-
cara ex officio oleh Kepala Desa.
(3) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf
b, dijabat dari unsur masyarakat desa setempat dengan tugas men-
gurus dan mengelola BUM Desa sesuai dengan Anggaran Desa (AD)
dan Anggaran Rumah Tangga (ART).
(4) Pengawas sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (1) huruf c me-
wakili kepentingan masyarakat untuk melaksanakan pengawasan
BUM Desa yang berasal dari unsur masyarakat.
(5) Susunan kepengurusan BUM Desa sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dipilih oleh masyarakat melalui Musyawarah Desa sesuai
dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
(6) Susunan kepengurusan BUM Desa sebagaimana dimaksud ayat (1)
ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa.

Bagian Kedua
Penasihat

Pasal 17

54 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 129


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
(1) Penasihat sebagaimana dimaksud pada pasal 16 ayat (1) huruf a
berkewajiban:
a. Memberikan nasihat kepada Pelaksanaan Operasional dalam
melaksanakan pengelolaan BUM Desa.
b. Memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang diang-
gap penting bagi pengelolaan BUM Desa.
c. Membina pelaksanaan kegiatan pengelolaan BUM Desa.
(2) Penasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang:
a. Meminta penjelasan dari Pelaksana Operasional mengenai per-
soalan yang menyangkut pengelolaan usaha Desa.
b. Melindungi usaha Desa terhadap hal-hal yang dapat menurunkan
kinerja BUM Desa.

Bagian Ketiga
Pelaksana Operasional

Pasal 18

(1) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud pada pasal 15 huruf b,


terdiri atas:
a. Direktur/Ketua;
b. Sekretaris;
c. Bendahara; dan
d. Kepala Unit Usaha.
(2) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dijabat
dari unsur masyarakat desa setempat.
(3) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat
(1) huruf b mempunyai tugas mengurus dan mengelola BUM Desa
sesuai dengan Anggaran Desa (AD) dan Anggaran Rumah Tangga
(ART).
(4) Pelaksana Operasional sebagaiamana dimaksud pada ayat (1) berke-
wajiban:
a. Melaksanakan dan mengembangkan BUM Desa agar menjadi
lembaga yang melayani kebutuhan ekonomi dan/atau pelayanan

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


55

130 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
umum masyarakat Desa;
b. Menggali dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi Desa untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PA Desa);
c. Membuat laporan keuangan seluruh unit-unit usaha BUM Desa
setiap bulan; dan
d. Membuat laporan perkembangan kegiatan unit-unit usaha
BUM Desa kepada masyarakat Desa melalui Musyawarah Desa
sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun.
(5) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ber-
wenang:
a. Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian
Desa lainnya;
b. Menunjuk Anggota Pengurus dengan persetujuan dari penasihat;
dan
c. Mengangkat karyawan sesuai dengan kebutuhan dengan per-
setujuan dari penasihat.
(6) Tugas dan wewenang masing-masing pelaksana operasional akan
diatur lebih lanjut dalam AD/ART BUM Desa

Pasal 19

(1) Dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal


18 ayat (4) Pelaksana Operasional dapat menunjuk Anggota Pengu-
rus sesuai dengan kapasitas bidang usaha, khususnya dalam mengu-
rus pencatatan dan administrasi usaha dan fungsi operasional bidang
usaha.
(2) Pelakasana Operasional dapat dibantu karyawan sesuai dengan ke-
butuhan dan harus disertai dengan uraian tugas berkenan dengan
tanggung jawab, pembagian peran dan aspek pembagian kerja lain-
nya.
(3) Persyaratan, masa bakti, dan alasan pemberhentian pelaksana op-
erasional akan diatur lebih lanjut dalam AD/ART BUM Desa

Bagian Ketiga
Pengawas

56 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 131


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Pasal 20
(1) Susunan Kepengurusan Pengawas terdiri dari:
a. Ketua;
b. Wakil Ketua merangkap anggota;
c. Sekretaris merangkap anggota; dan
d. Anggota
(2) Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai ke-
wajiban menyelenggarakan Rapat Umum untuk membahas kinerja
BUM Desa sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali.
(3) Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang meny-
elenggarakan Rapat Umum Pengawas untuk:
a. Pemilihan dan Pengangkatan Pengurus sebagaimana dimaksud
pada ayat (1)
b. Penetapan kebijakan pengembangan kegiatan usaha dari BUM
Desa, dan
c. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja Pelak-
sana Operasional.
(4) Persyaratan, masa bakti, dan alasan pemberhentian pengawas akan
diatur lebih lanjut dalam AD/ART BUM Desa

BAB IX
HAK PENGURUS ORGANISASI PENGELOLA BUM DESA

Pasal 21

Penasehat, Pengawas, Pelaksana Operasional berhak atas penghasilan


yang sah sebagai penghargaan dari pelaksanaan tugas-tugasnya.

BAB X
TAHUN BUKU DAN PENETAPAN BAGI HASIL BUM DESA

Pasal 22

Tahun buku dan tahun anggaran BUM Desa menggunakan sistem kal-

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


57

132 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
ender yaitu dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir sampai dengan 31
Desember tahun berjalan.
Pasal 23

(1) Hasil usaha BUM Desa merupakan pendapatan yang diperoleh dari
hasil transaksi dikurangi dengan pengeluaran biaya dan kewajiban
pada pihak lain, serta penyusutan atas barangbarang inventaris
dalam 1 (satu) tahun buku.
(2) Pendapatan bersih atau Sisa Hasil Usaha BUM Desa
”_________________” disampaikan oleh Direktur kepada Kepala
Desa untuk mendapatkan persetujuan dalam musyawarah desa.
(3) Penyampaian pendapatan bersih atau sisa hasil usaha, dilaksanakan
pada saat pelaksanaan penyampaian Rancangan APB Desa.
(4) Proporsi pembagian Hasil Usaha BUM Desa diatur lebih lanjut dalam
AD/ART

BAB XI
KERJASAMA

Bagian Kesatu
Kerjasama dengan Pihak Ketiga

Pasal 24

(1) BUM Desa …………… dapat membuat kerja sama dengan pihak ketiga
dengan ketentuan:
a. Kerjasama tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perun-
dang-undangan.
b. Kerjasama yang memerlukan jaminan harta benda yang dimil-
iki atau dikelola BUM Desa, yang mengakibatkan beban hutang,
maka rencana kerja sama tersebut harus mendapat persetujuan
Kepala Desa dan BPD; dan
c. Kerjasama dimaksud tidak memerlukan jaminan aset/harta ben-
da yang dimiliki atau dikelola BUM Desa dan tidak mengakibatkan
beban hutang maka rencana kerja sama tersebut cukup dilapor-
kan secara tertulis kepada Kepala Desa dan BPD.

58 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 133


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
d. Kerjasama tersebut menganut prinsip kemitraan yang menguta-
makan kepentingan masyarakat desa dan saling menguntungkan.
(2) Kerjasama BUM Desa ..........… dengan pihak ketiga sebagaimana di-
maksud pada ayat (1) dibuat dalam naskah perjanjian kerja sama.

Bagian Kedua
Kerjasama BUM Desa antar-Desa

Pasal 25

(1) BUM Desa ....... dapat melakukan kerjasama dengan 1 (satu) atau
lebih BUM Desa.
(2) Kerjasama sebagaimana disebutkan pada ayat (1) dapat dilakukan
dalam satu kecamatan atau antar kecamatan dalam satu kabupaten/
kota.
(3) Kerjasama sebagaimana disebutkan pada ayat (1) dibuat dalam nas-
kah perjanjian kerjasama.
(4) Naskah perjanjian kerjasama sebagaimana disebutkan pada ayat (1)
paling sedikit memuat:
a. subyek kerjasama;
b. obyek kerjasama;
c. jangka waktu;
d. hak dan kewajiban;
e. pendanaan;
f. keadaan memaksa;
g. pengalihan aset; dan
h. penyelesaian perselisihan
(5) Naskah perjanjian kerjasama BUM Desa ……… dengan 1 (satu) atau
lebih BUM Desa ditandatangani oleh Pelaksana Operasional dari
masing-masing BUM Desa yang bekerjasama setelah mendapat per-
setujuan dari pemerintahan Desa masing-masing.
(6) Kegiatan kerjasama sebagaimana disebutkan pada ayat (1) diper-
tanggungjawabkan kepada masing-masing Desa.
(7) Dalam hal kegiatan kerjasama antar unit usaha BUM Desa yang ber-
badan hukum diatur sesuai ketentuan peraturan perundang-unda-
ngan.

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


59

134 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
BAB XII
PERTANGGUNGJAWABAN

Pasal 26

(1) Ketua/Direktur melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan BUM


Desa kepada Kepala Desa selaku Penasehat.
(2) Kepala Desa melaporkan pertanggungjawaban BUM Desa kepada
BPD dalam forum musyawarah yang menghadirkan elemen pemerin-
tahan desa, elemen masyarakat serta seluruh kelengkapan organisasi
BUM Desa setiap akhir tahun anggaran;
(3) laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
paling sedikit memuat:
a. laporan kinerja Pengelola BUM Desa selama 1 (satu) tahun;
b. kinerja usaha yang menyangkut realisasi kegiatan usaha, upaya
pengembangan, dan indikator keberhasilan;
c. laporan keuangan termasuk rencana pembagian laba usaha; dan
d. rencana-rencana pengembangan usaha yang belum terealisasi.
(4) Mekanisme dan tata tertib pertanggungjawaban diatur dalam AD/
ART.

BAB XIII
ADMINISTRASI KEUANGAN DAN UMUM BUM DESA

Pasal 27
(1) Pelaksana operasional wajib menyelenggarakan administrasi keuan-
gan dan umum dalam pengelolaan BUM Desa.
(2) Kelengkapan administrasi keuangan dan umum disesuaikan dengan
kebutuhan.

BAB XIV
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA BUM DESA

60 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 135


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Pasal 28
(1) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) bersifat
mengikat bagi organisasi pengelola BUM Desa.
(2) Penyusunan AD/ART dilakukan oleh tim perumus dengan menggali
aspirasi dan merumuskan pokok-pokok aturannya dalam bentuk
rancangan AD/ART.
(3) Rancangan AD/ART dibahas dalam musyawarah desa.
(4) Hasil kesepakatan Musyawarah Desa tentang rancangan AD/ART
menjadi pedoman bagi Kepala Desa untuk menetapkan AD/ART BUM
Desa.
(5) Anggaran Dasar (AD) sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), paling
sedikit memuat:
a. Nama,
b. Tempat kedudukan,
c. Maksud dan tujuan,
d. Modal,
e. Kegiatan usaha,
f. Jangka waktu berdirinya BUM Desa,
g. Organisasi pengelola, dan
h. Tata cara penggunaan dan pembagian keuntungan.
(6) Anggaran Rumah Tangga (ART) sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), paling sedikit memuat:
a. Hak dan kewajiban,
b. Masa bakti,
c. Tata cara pengangkatan dan pemberhentian personel organisasi
pengelola,
d. Penetapan jenis usaha, dan
e. Sumber modal.
(7) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagaimana dimak-
sud dalam ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

BAB XV
RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


61

136 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Pasal 29
(1) Ketua/Direktur bertugas menyampaikan Rencana kegiatan dan Ang-
garan Pembiayaan kepada Kepala Desa dengan persetujuan Badan
Pengawas untuk mendapatkan Pengesahan paling lambat dalam
waktu 3 (tiga) bulan sebelum Tahun Buku berakhir.
(2) Apabila sampai dengan permulaan Tahun Buku belum ada penge-
sahan sebagaimana dimaksud ayat (1), maka Rencana Kegiatan dan
Anggaran pembiayaan dinyatakan berlaku.
(3) Setiap Perubahan Rencana Kegiatan dan Anggaran Pembiayaan yang
terjadi dalam Tahun Buku yang bersangkutan harus mendapatkan
pengesahan Kepala Desa.

BAB XVI
KEPAILITAN DAN PEMBUBARAN

Pasal 30

(1) Kerugian yang dialami BUM Desa menjadi beban BUM Desa;
(2) Dalam hal BUM Desa tidak dapat menutupi kerugian dengan aset
dan kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan rugi melalui Musyawarah
Desa;
(3) Unit usaha milik BUM Desa yang tidak dapat menutupi kerugian den-
gan aset dan kekayaan yang dimilikinya dinyatakan pailit sesuai den-
gan ketentutan dalam peraturan perundangan-undangan mengenai
kepailitan.

Pasal 31

(1) BUM Desa dibubarkan melalui musyawarah desa dan ditetapkan


dengan peraturan desa;
(2) Semua akibat yang timbul sebagai akibat pembubaran BUM Desa se-
bagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab Pemer-
intah Desa.
(3) Segala aset Desa yang disertakan dalam BUM Desa setelah pem-
bubaran BUM Desa akan dikembalikan kepada Pemerintah Desa dan
menjadi aset milik Desa.

62 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 137


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
(4) Tata cara serta ketentuan lain tentang pembubaran BUM Desa diatur
lebih lanjut dalam AD/ART BUM Desa
BAB XVII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 32

(1) Kepala Desa sebagai penasihat wajib melakukan pembinaan kepada


Pelaksana Operasional.
(2) BPD mengawasi kinerja pemerintah desa dalam pembinaan pengelo-
laan BUM Desa.
(3) Pemerintah Desa mempertanggungjawabkan tugas pembinaan ter-
hadap pengelolaan BUM Desa kepada BPD yang disampaikan melalui
Musyawarah Desa.

BAB XVIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 33

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan diatur kemudian oleh Kepala Desa.

Pasal 34

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Per-


aturan Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa…….. Ke-
camatan………

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


63

138 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Ditetapkan di …………….
Pada tanggal .........................
......

KEPALA DESA …………….

…………….…………….

Diundangkan di Desa ……………..


Pada tanggal ...............................

SEKRETARIS DESA …………….

…………….…………….

LEMBARAN DESA …………….TAHUN 20..... NOMOR ......

64 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 139


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Lampiran 2

KABUPATEN .......................

KEPUTUSAN KEPALA DESA .......................

NOMOR .......... TAHUN 20__

TENTANG

ANGGARAN DASAR – ANGGARAN RUMAH TANGGA

BADAN USAHA MILIK DESA

DESA ......................., KECAMATAN ......................., KABUPATEN .......................

KEPALA DESA .......................

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjalankan kegiatan operasioal


Badan Usaha Milik Desa di Desa ......................., Kecamatan
.......................dipandang perlu adanya anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga;

b. bahwa anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Badan


Usaha Milik Desa sebagaimana dimaksud huruf a di atas,
perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4756);

68 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

140 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pemben-
tukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lem-
baran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga


Keuangan Mikro (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta-
hun 2013 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5394);

4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lem-


baran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5495);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerin-


tahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah tera-
khir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah, (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Nomor 5679);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Per-


aturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta-
hun 2014 Nomor 123) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Pe-
rubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indononesia Nomor 5717);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana


Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Be-
lanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Repub-
lik Indonesia Nomor 5558), sebagaimana telah beberapa
kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor
8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No-
mor 5864);

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


69

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 141


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Ta-
hun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lem-
baran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5717);

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No-


mor 111 Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis Peraturan Di
Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
2091);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018


tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Repub-
lik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611);

11. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,


Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015
Tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul
Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa (Berita Negara Re-
publik Indonesia Tahun 2015 Nomor 158);

12. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,


dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian,
Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan
Usaha Milik Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 296);

13. Peraturan Daerah Kabupaten .......................

14. Peraturan Desa ………. Nomor Tahun …..tentang Pendirian


Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa);
Memperhatikan : 1. Berita Acara Rapat Musyawarah Desa ………………,Nomor
....... Tanggal ..........;

2. dan seterusnya............................................................;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : Keputusan Kepala Desa Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran


Rumah Tangga Badan Usaha Milik Desa, Desa .......................,
Kecamatan ......................., Kabupaten .......................
KESATU : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Badan Usaha
Milik Desa ..................... di Desa ......................., Kecamatan
......................., Kabupaten .......................disusun sebagaima-
na tersebut dalam lampiran Keputusan ini.
KEDUA Lampiran sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU,
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

70 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

142 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
KETIGA : Semua biaya yang timbul akibat ditetapkan keputusan ini dibe-
bankan pada APBDes Desa ………………, Kecamatan ………………,
Kabupaten ………………, Sumbangan Pihak Ketiga dan sumber
lain yang sah dan tidak mengikat.
KEEMPAT : Keputusan Kepala Desa ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di : ………………

Pada tanggal :

KEPALA DESA ………………

………………

Tembusan disampaikan Kepada Yth:

1. Camat ……………… (sebagai laporan);

2. Ketua BPD Desa ………………;

3. Yang bersangkutan.

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


71

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 143


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Lampiran : Keputusan Kepala Desa .

Nomor : / Kep./Ds. /20 .

Tanggal : .

Tentang : Anggaran Dasar dan Anggaran


Rumah Tangga Badan Usaha Milik
Desa (BUM Desa) Desa
Kecamatan ________

ANGGARAN DASAR

BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDesa) ……………….

DESA ………………, KECAMATAN ………………, KABUPATEN ………………

PEMBUKAAN

[sesuaikan dengan kebutuhan]

Bahwa pada hakikatnya pembangunan desa bertujuan meningkatkan


kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta
penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan
dasar, pembangunan sarana dan prasarana, pengembangan potensi
ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan
secara berkelanjutan. Untuk itu, sebagai konsekuensinya, Desa menyusun
perencanaan pembangunan sesuai dengan kewenangannya dengan
mengacu pada perencanaan pembangunan Kabupaten. Pembangunan Desa
dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan masyarakat Desa dengan semangat
gotong royong serta memanfaatkan kearifan lokal dan sumber daya alam
Desa. Sejalan dengan tuntutan dan dinamika pembangunan bangsa, perlu
dibentuk suatu badan yang menampung seluruh kegiatan di bidang ekonomi
dan/atau pelayanan umum yang dikelola oleh desa.

Bentuk partisipasi masyarakat dapat dihimpun secara terorganisasi melalui


suatu wadah yang disebut Badan Usaha Milik Desa. BUM Desa dibentuk
oleh Pemerintah Desa untuk mendayagunakan segala potensi ekonomi,
kelembagaan perekonomian, serta potensi sumber daya alam dan sumber
daya manusia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa.
BUM Desa secara spesifik tidak dapat disamakan dengan badan hukum seperti

72 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

144 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
perseroan terbatas, CV, atau koperasi. Oleh karena itu, BUM Desa merupakan
suatu badan usaha bercirikan Desa yang dalam pelaksanaan kegiatannya di
samping untuk membantu penyelenggaraan Pemerintahan Desa, juga untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat Desa. BUM Desa juga dapat melaksanakan
fungsi pelayanan jasa, perdagangan, dan pengembangan usaha lainnya.

BAB I

NAMA, JANGKA WAKTU, DAN KEDUDUKAN

Pasal 1

(1) Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut BUM Desa ini bernama
BUM Desa …………

(2) BUMDesa……….. dibentuk pada tanggal ……………… dan didirikan untuk


waktu yang tidak ditentukan.

(3) Tempat kedudukan Badan Usaha Milik Desa beralamat di .......................,


Desa ......................., Kecamatan ......................., Kabupaten .......................

(4) Wilayah Usaha Badan Usaha Milik Desa adalah di Desa .......................,
Kecamatan ....................... Kabupaten .......................

(5) BUM Desa ......... dapat melakukan perluasan usaha yang berlokasi di luar
Desa .............

BAB II
AZAS, VISI, MISI, MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Pengelolaan BUMDesa, didasarkan pada azas:

a. pengelolaan kegiatan BUMDesa dilakukan secara transparan;


b. pengelolaan kegiatan dilakukan secara akuntabel;
c. warga masyarakat terlibat secara aktif;
d. pengelolaan kegiatan perlu berkelanjutan;
e. pengelolaan yang profesional; dan
f. berorientasi memperoleh keuntungan dengan mengutamakan manfaat
bagi masyarakat.

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


73

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 145


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Pasal 3

(1) Visi BUMDesa ………………… Desa ………………, adalah “Menjadi Badan Usaha
Milik Desa yang Unggul dalam Pengelolaan Aset dan Potensi Desa, Pelay-
anan Publik, dan Usaha Lainnya” (contoh).

(2) Misi BUMDesa ……………… Desa ………………adalah : (contoh)

a. Menyelenggarakan pengelolaan aset-aset dan potensi Desa sesuai


penugasan, secara profesional dan inovatif guna memberikan pelay-
anan prima untuk seluruh masyarakat Desa.
b. Menyelenggarakan pengelolaan kebutuhan dasar masyarakat Desa
berdasarkan prinsip kewirausahaan sosial.
c. Menyelenggarakan pengelolaan bisnis berdasarkan prinsip pengelo-
laan usaha yang baik dan bertanggung jawab sosial.
d. Menyelenggarakan pengusahaan dengan optimalisasi sumber daya
Desa berdasarkan prinsip korporasi yang sehat dan bertanggung
jawab.
e. Mengoptimalkan pendapatan asli desa (PADes) dari hasil usaha desa
tanpa mengabaikan kesejahteraan pengurus dan masyarakat Desa.

Pasal 4

Pembentukan BUMDesa dimaksudkan untuk mengkoordinir dan memfasilitasi


seluruh kegiatan di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum yang dikelola oleh
Desa dan/atau kerja sama antar-Desa.

Pasal 5

Tujuan pendirian BUMDesa ……… meliputi:

a. Meningkatkan perekonomian Desa ……………;


b. Mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan Desa;
c. Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi
Desa;
d. Mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa dan/atau dengan
pihak ketiga
e. Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan
layanan umum warga;
f. Membuka lapangan kerja
g. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan
umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Desa; dan
h. Meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan Pendapatan Asli Desa.

74 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

146 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
BAB III

MODAL

Pasal 6

(1) Modal awal BUM Desa bersumber dari APB Desa.

(2) Modal BUM Desa terdiri atas:

a. Penyertaan Modal Desa, dan;

b. Penyertaan Modal Masyarakat

(3) Badan Usaha Milik Desa dimiliki oleh Pemerintah Desa dan masyarakat
dengan komposisi kepemilikan mayoritas oleh Pemerintah Desa. Dalam
perkembangannya, masyarakat dapat berperan dalam kepemilikan BUM-
Desa melalui penyertaan modal masyarakat maksimal 40%.

(4) Penyertaan modal Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (2)
huruf a merupakan kekayaan pemerintah Desa yang diinvestasikan dalam
BUM Desa untuk meningkatkan pendapatan Desa atau pelayanan kepada
masyarakat.

(5) Penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan


kekayaan Desa yang dipisahkan yang dianggarkan dari pengeluaran pem-
biayaan dalam APB Desa.

(6) Penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dalam bentuk
tanah kas Desa dan bangunan tidak dapat dijual.

(7) Penyertaan modal pada BUM Desa melalui proses analisis kelayakan ses-
uai ketentuan peraturan perundang- undangan.

(8) Tata cara penyertaan modal diatur berdasarkan Peraturan Bupati/Wali


Kota mengenai pengelolaan keuangan Desa.

(9) Penyertaan Modal Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (2)
huruf a terdiri atas:

a. Bantuan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerin-


tah Daerah Kabupaten yang disalurkan melalui mekanisme APB Desa;
b. Hibah dari Pihak Swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan
dan/atau lembaga donor dan yang disalurkan melalui mekanisme APB
Desa;
c. Kerja sama usaha dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kema-
syarakatan dan/atau lembaga donor yang dipastikan sebagai kekayaan
kolektif Desa dan disalurkan melalui mekanisme APB Desa;
d. Aset Desa yang pengelolaannya diserahkan kepada BUM Desa sesuai

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


75

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 147


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
dengan ketentutan peraturan perundangan-undangan tentang Desa.
(10) Penyertaan modal masyarakat Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 6
ayat (2) huruf b berasal dari tabungan masyarakat dan/atau simpanan masyarkat.

(11) Modal BUM Desa selain sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat (2) hur-
uf a, dapat berasal dari dana bergulir program pemerintah dan pemerintah daerah
yang diserahkan kepada desa dan/atau masyarakat melalui pemerintah desa.

BAB IV

KEGIATAN USAHA

Pasal 7

(1) Jenis-jenis usaha yang dijalankan oleh BUM Desa ________________


meliputi:

a. Pasar Desa
b. Pengelolaan Wisata Desa.
c. Pemasaran Produk Industri Kecil Dan Rumah Tangga.
d. Pelayanan Air Irigasi.
e. Pelayanan Air Bersih
f. Penyewaan Kios Desa.
g. Jasa Keuangan.
h. Jasa Konstruksi.
i. Penyediaan kebutuhan petani seperti: pembibitan, alat-alat pertanian,
kebutuhan pupuk, obat-obat pertanian, peternakan dan jasa perkredi-
tan untuk usaha-usaha keluarga petani.
(2) Jenis usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang ada di wilayah Desa.

Pasal 8

Kegiatan usaha dari jenis-jenis usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat
(1) antara lain

a. Kegiatan usaha dari Pasar Desa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf
a meliputi ………….
b. Penjelasan kegiatan usaha ayat 1 huruf b;
c. Penjelasan kegiatan usaha ayat 1 huruf c;
d. dst

76 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

148 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
BAB V

ORGANISASI PENGELOLA

Pasal 9

(1) Organisasi pengelola BUM Desa terpisah dari organisasi pemerintahan


desa.
(2) Pengelola BUM Desa berasal dari masyarakat.

Pasal 10

(1) Susunan kepengurusan organisasi pengelola BUM Desa terdiri dari:

a. Penasihat;
b. Pelaksana Operasional; dan
c. Pengawas
(2) Penasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dijabat secara ex
officio oleh Kepala Desa.

(3) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b,


dijabat dari unsur masyarakat desa setempat dengan tugas mengurus dan
mengelola BUM Desa.

(4) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud pada pasal 15 huruf b,


terdiri atas:

a. Direktur/Ketua;

b. Sekretaris;

c. Bendahara; dan

d. Kepala Unit Usaha.

(5) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dijabat dari
unsur masyarakat desa setempat.

(6) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (1)


huruf b mempunyai tugas mengurus dan mengelola BUM Desa.

(7) Kepala unit usaha sebagaimana disebutkan pada ayat (4) huruf d dipilih
dan diangkat oleh Direktur/Ketua BUM Desa dengan persetujuan dari
penasihat dan pengawas.

(8) Pengawas sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (1) huruf c mewakili
kepentingan masyarakat untuk melaksanakan pengawasan BUM Desa
yang berasal dari unsur masyarakat.

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


77

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 149


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
(9) Susunan Kepengurusan Pengawas terdiri dari:

a. Ketua;
b. Wakil Ketua merangkap anggota;
c. Sekretaris merangkap anggota; dan
d. Anggota
(10) Susunan kepengurusan BUM Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dipilih oleh masyarakat melalui Musyawarah Desa sesuai dengan keten-
tuan peraturan yang berlaku.

(11) Susunan kepengurusan BUM Desa sebagaimana dimaksud ayat (1)


ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa.

BAB VI

TATA CARA PENGGUNAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA

Pasal 20

(1) Pendapatan BUM Desa ....................... adalah pendapatan kotor (bruto)


dari seluruh hasil usaha BUM Desa.

(2) Pengeluaran (biaya) BUM Desa …….. adalah semua biaya operasional,
biaya administrasi dan umum, serta serta penyusutan atas barangbarang
inventaris dalam 1 (satu) tahun buku.

(3) Pendapatan bersih (netto) BUM Desa ....................... adalah pendapatan


kotor dikurangi pengeluaran (biaya) BUM Desa …………sebagaimana di-
maksud pada ayat (2).

(4) Sisa hasil usaha BUM Desa ....................... adalah pendapatan bersih di-
kurangi bunga dan pajak.

Pasal 21

(1) Sisa hasil usaha BUM Desa ……….sebagaimana dimaksud pada pasal 20 ayat
(4) disampaikan oleh Ketua/Direktur BUM Desa kepada Kepala Desa untuk
mendapatkan persetujuan dalam musyawarah desa.

(2) Sisa hasil usaha sebagaimana dimaksud pada pasal 20 ayat (4) setelah di-
kurangi dengan pembayaran pendapatan atas penyertaan modal masyara-
kat atau pihak ketiga dibagi berdasarkan proporsi sebagai berikut:

78 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

150 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
a. Kas Desa sebagai Pendapatan Asli Desa (APB Desa) :%
b. Pengurus BUM Desa (Penasihat, Pengawas, Pelaksana Operasional) : %
c. Penambahan modal usaha BUM Desa :%
d. Peningkatan SDM Pengurus dan Pengelola Usaha :%
e. Pendidikan dan Sosial :%
f. Cadangan :%

Pasal 22

(1) Pembagian sisa hasil usaha BUM Desa untuk kas Desa sebagai pendapatan
asli desa diserahkan melalui Kas Desa selambat-lambatnya 1 (satu) minggu
setelah perhitungan dan pembagian keuntungan usahanya.

(2) Pembagian sisa hasil usaha BUM Desa untuk pengurus BUM Desa sebagai
penghargaan dari pelaksanaan tugas-tugasnya ditentukan sebagai berikut:

a. Penasihat :%
b. Pelaksana opersional :%
c. Pengawas :%
(3) Pembagian sisa hasil usaha BUM Desa untuk pelaksana operasional seb-
agaimana dimaksud pada pasal 22 ayat (2) huruf b ditentukan melalui musy-
awarah pengurus BUM Desa.

(4) Pembagian sisa hasil usaha BUM Desa untuk pengawas sebagaimana dimak-
sud pada pasal 22 ayat (2) huruf c diputuskan melalui rapat pengawas.

BAB VI

PERATURAN PERALIHAN

Pasal 23

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini sepanjang mengenai tek-
nis pelaksanaannya akan diatur kemudian dalam Surat Keputusan Ketua/Direktur
BUM Desa ………. dalam rapat Pengurus Organisasi BUM Desa.

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


79

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 151


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
BAB VII

PENUTUP

Pasal 24

Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di : ………………

Padatanggal : ………………

Kepala Desa ………………

(____________________________)

80 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

152 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
ANGGARAN RUMAH TANGGA

BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDesa) ……….

DESA ………………, KECAMATAN ………………, KABUPATEN ………………

BAB I

KEWAJIBAN DAN HAK PENGELOLA

Bagian Kesatu

Penasihat

Pasal 1

(1) Penasihat berkewajiban:

a. Memberikan nasihat kepada Pelaksanaan Operasional dalam melaksanakan


pengelolaan BUM Desa.
b. Memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap penting
bagi pengelolaan BUM Desa.
c. Membina pelaksanaan kegiatan pengelolaan BUM Desa.
(2) Penasihat berwenang:

a. Meminta penjelasan dari Pelaksana Operasional mengenai persoalan yang


menyangkut pengelolaan BUM Desa.

b. Melindungi usaha Desa terhadap hal-hal yang dapat menurunkan kinerja


BUM Desa.

(3) Penasihat berhak atas:

a. Pembagian sisa hasil usaha BUM Desa…….. yang sah sebagai penghargaan
dari pelaksanaan tugas-tugasnya sebagaimana diatur dalam Anggaran
Dasar.

b. Menggunakan fasilitas srana/prasarana yang dimiliki oleh BUM Desa untuk


kelancaran pengelolaan BUM Kamp.

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


81

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 153


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Bagian Kedua

Pelaksana Operasional

Pasal 2

(1) Pelaksana operasional terdiri atas:

a. Direktur/Ketua;
b. Sekretaris;
c. Bendahara; dan
d. Kepala Unit Usaha.
(2) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mempunyai
tugas mengurus dan mengelola BUM Desa.

(3) Pelaksana Operasional sebagaiamana dimaksud pada ayat (1) berkewajiban:

a. Melaksanakan dan mengembangkan BUM Desa agar menjadi lembaga


yang melayani kebutuhan ekonomi dan/atau pelayanan umum masyarakat
Desa;
b. Menggali dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi Desa untuk mening-
katkan Pendapatan Asli Desa (PA Desa);
c. Membuat laporan keuangan seluruh unit-unit usaha BUM Desa setiap
bulan; dan
d. Membuat laporan perkembangan kegiatan unit-unit usaha BUM Desa
kepada masyarakat Desa melalui Musyawarah Desa sekurang-kurangnya 2
(dua) kali dalam setahun.
(4) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang:

a. Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian Desa lain-


nya;
b. Mewakili Badan Usaha Milik Desa ______________ di dalam dan di luar
pengadilan.
c. Menunjuk Anggota Pengurus dengan persetujuan dari penasihat; dan
d. Mengangkat karyawan sesuai dengan kebutuhan dengan persetujuan dari
penasihat.
(5) Pelaksana operasional berhak atas pembagian sisa hasil usaha BUM Desa……..
yang sah sebagai penghargaan dari pelaksanaan tugas-tugasnya sebagaimana
diatur dalam Anggaran Dasar.

82 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

154 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Pasal 3

(1) Dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (3)
Pelaksana Operasional dapat menunjuk Anggota Pengurus sesuai dengan kapa-
sitas bidang usaha, khususnya dalam mengurus pencatatan dan administrasi
usaha dan fungsi operasional bidang usaha.

(2) Pelaksana Operasional dapat dibantu karyawan sesuai dengan kebutuhan dan
harus disertai dengan uraian tugas berkenan dengan tanggung jawab, pemba-
gian peran dan aspek pembagian kerja lainnya.

Bagian Ketiga

Pengawas

Pasal 4

(1) Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai kewajiban me-
nyelenggarakan Rapat Umum untuk membahas kinerja BUM Desa sekurang-
kurangnya 1 (satu) tahun sekali.

(2) Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang menyelenggarakan


Rapat Umum Pengawas untuk:

a. Pemilihan dan Pengangkatan Pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat


(1)
b. Penetapan kebijakan pengembangan kegiatan usaha dari BUM Desa, dan
c. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja Pelaksana Opera-
sional.
(3) Penasihat berhak atas:

a. Pembagian sisa hasil usaha BUM Desa…….. yang sah sebagai penghargaan
dari pelaksanaan tugas-tugasnya sebagaimana diatur dalam Anggaran
Dasar.
b. Menggunakan fasilitas srana/prasarana yang dimiliki oleh BUM Desa untuk
kelancaran pengelolaan BUM Kamp.

Bagian Keempat

Tugas dan Wewenang Pelaksana Operasional

Paragraf 1

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


83

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 155


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Ketua/Direktur

Pasal 5

Direktur utama mempunyai tugas:


a. Menyusun perencanaan, melakukan koordinasi dan pengawasan seluruh keg-
iatan operasional BUM Desa ..................
b. Membina kepala unit usaha.
c. Mengurus dan mengelola kekayaan BUM Desa ..............
d. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan BUM Desa ..............
e. Menyusun rencana strategis usaha 5 (lima) tahunan yang disahkan oleh Kepala
Desa ............. melalui usul Pengawas
f. Menyusun dan menyampaikan Rencana Usaha Tahunan dan Rencana Ang-
garan Tahunan yang merupakan penjabaran tahunan dari Rencana Strategis
Usaha kepada Kepala Desa melalui Pengawas; dan
g. Menyusun dan menyampaikan laporan seluruh kegiatan BUM Desa ...........

Pasal 6

(1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf g terdiri dari Laporan Tri-
wulan, Semester, dan Laporan Tahunan.
(2) Laporan Triwulan dan Laporan Semester sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri dari laporan kegiatan operasional dan keuangan yang disampaikan ke-
pada Pengawas.
(3) Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari laporan
keuangan dan laporan manajemen yang ditandatangani bersama Direktur dan
Pengawas BUM Desa disampaikan kepada Kepala Desa.
(4) Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan paling lam-
bat 3 bulan setelah tutup buku tahunan BUM Desa..........untuk disahkan oleh
Kepala .......... paling lambat dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterima.

Pasal 7

Direktur dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 mem-


punyai wewenang :

a. Mengangkat dan memberhentikan kepala/manajer unit usaha berdasarkan AD


dan ART;
b. Menetapkan Standar Operational Prosedur Unit Usaha dan Tata Kerja BUM
Desa ……… dengan persetujuan Pengawas
c. Mewakili BUM Desa …………. di dalam dan di luar pengadilan;
d. Menunjuk kuasa untuk melakukan perbuatan hukum mewakili BUM Desa
………..;

84 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

156 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
e. Menandatangani laporan triwulan, semester dan laporan tahunan;
f. Menjual, menjaminkan atau melepaskan aset milik BUM Desa ………. berdasar-
kan persetujuan Kepala Desa dan atas pertimbangan Pengawas; dan
g. Melalkukan ikatan perjanjian dan kerjasama dengan pihak lain.

Paragraf 2

Sekretaris

Pasal 8

Sekretaris mempunyai tugas sebagai berikut:


a. Melaksanakan kegiatan administrasi perkantoran;
b. Mengusahakan kelengkapan organisasi;
c. Memimpin dan mengarahkan tugas-tugas karyawan unit usaha;
d. Menghimpun dan menyusun laporan kegiatan bersama Direktur dan
Pengawas;
e. Menyusun rencana program kerja organisasi.

Pasal 9

Sekretaris dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8


mempunyai wewenang :

a. Mengambil keputusan di bidang kesekretariatan dan operasional kantor;


b. Menandatangani surat-menyurat;
c. Penatausahaan administrasi perkantoran.

Paragraf 3

Bendahara

Pasal 10

Bendahara mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Melaksanakan pembukuan keuangan;


b. Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja BUM Desa ………….. ;

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


85

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 157


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
c. Menyusun laporan keuangan;
d. Melaporkan posisi keuangan kepada Direktur secara sistematis, dapat diper-
tanggungjawabkan dan menunjukan kondisi keuangan dan kelayakan BUM
Desa yang sesungguhnya

e. Mengendalikan dan mengoptimalkan anggaran.

Pasal 11

Bendahara dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10


mempunyai wewenang :

a. Menerima, menyimpan dan membayar uang berdasarkan bukti-bukti yang


sah.
b. Mengambil keputusan dibidang pengelolaan keuangan dan usaha;
c. Bersama dengan Direktur menandatangani surat yang berhubungan dengan
bidang keuangan dan usaha.
d. Mengeluarkan uang berdasarkan bukti-bukti yang sah
e. Menyetorkan uang ke Bank setelah mendapat persetujuan dari Direktur

Paragraf 4

Kepala/Manajer Unit Usaha

Pasal 12

Kepala/Manajer Unit Usaha mempunyai tugas:

a. Menyusun perencanaan, melakukan koordinasi, dan pengawasan seluruh


kegiatan operasional unit usaha dari BUM Desa .................. yang menjadi
tanggung jawabnya.
b. Menjalankan Standar Operational Prosedur Unit Usaha dan Tata Kerja BUM
Desa.
c. Membina karyawan unit usaha
d. Mengurus dan mengelola kekayaan unit usaha BUM Desa .............. yang
menjadi tanggung jawabnya.
e. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan unit usaha BUM Desa
.............. yang menjadi tanggung jawabnya.
f. Menyusun rencana strategis usaha 5 (lima) tahunan unit usaha yang disahkan
oleh direktur/ketua BUM Desa ……….
g. Menyusun dan menyampaikan Rencana Usaha Tahunan dan Rencana

86 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

158 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Anggaran Tahunan Unit Usaha yang merupakan penjabaran tahunan dari
Rencana Strategis unit usaha kepada direktur/ketua BUM Desa ……….; dan
h. Menyusun dan menyampaikan laporan seluruh kegiatan unit usaha BUM Desa
........... yang menjadi tanggung jawabnya.

Pasal 13

1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 huruf g terdiri dari Laporan Tri-
wulan, Semester, dan Laporan Tahunan.

(2) Laporan Triwulan dan Laporan Semester sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri dari laporan kegiatan operasional dan keuangan unit usaha yang disam-
paikan kepada direktur/ketua.

(3) Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari laporan
keuangan dan laporan manajemen yang disampaikan kepada direktur/ketua
Bum Desa .............

(4) Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan paling lam-
bat 1 bulan setelah tutup buku tahunan BUM Desa..........untuk disahkan oleh
direktur/ketua BUM Desa .......... paling lambat dalam waktu 15 (lima belas hari
setelah diterima.

Pasal 14

Kepala/Manajer Unit Usaha dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 12 mempunyai wewenang :

a. Mengangkat dan memberhentikan karyawan unit usaha berdasarkan AD dan


ART;
b. Menandatangani laporan triwulan, semester dan laporan tahunan;
c. Melalkukan ikatan perjanjian dan kerjasama dengan pihak lain dengan per-
setujuan direktur/ketua BUM Desa ……..

BAB II

KARYAWAN UNIT USAHA

Pasal 15

(1) Untuk dapat diangkat menjadi Karyawan Unit Usaha BUM Desa ............ harus

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


87

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 159


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
memenuhi persyaratan:

a. Warga Negara Republik Indonesia;


b. Penduduk Desa ……………. yang dibuktikan dengan kartu tanda penduduk
(KTP);
c. Sekurang-kurangnya berijazah pendidikan SLTP dan diutamakan SLTA;
d. Berkelakuan baik
e. Mempunyai pendidikan, kecakapan dan keahlian yang diperlukan;
f. Dinyatakan sehat oleh dokter negeri ;
g. Usia paling rendah 23 (dua puluh tiga) tahun dan paling tinggi 35 (tiga puluh
lima) tahun, dan
h. Lulus seleksi.
(2) Batas usia pensiun Karyawan Unit Usaha BUM Desa adalah 65 (enam puluh
lima) tahun.

Pasal 16

Karyawan Unit Usaha BUM Desa …………. wajib:

a. Memegang teguh, mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Mendahulukan kepentingan BUM Desa ………. di atas kepentingan lainnya;
c. Mematuhi segala kewajiban dan larangan; dan
d. Memegang teguh rahasia BUM Desa …………… dan rahasia jabatan.

Pasal 17

Karyawan Unit Usaha BUM Desa …………. dilarang:

a. Melakukan kegiatan yang merugikan BUM Desa ……….


b. Menggunakan kedudukannya untuk memberikan keuntungan bagi diri sendiri
dan/atau orang lain yang merugikan BUM Desa ………. ; dan
c. Mencemarkan nama baik BUM Desa ………..

Pasal 18

(1) Karyawan Unit Usaha BUM Desa ………. dapat dikenakan sanksi.

(2) Jenis sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

88 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

160 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
a. Teguran lisan;

b. Teguran tertulis;
c. Pemberhentian sementara;
d. Pemberhentian dengan hormat; dan
e. Pemberhentian dengan tidak hormat.
(1) Pelaksanaan penjatuhan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetap-
kan dengan Keputusan Direkur/Ketua BUM Desa ..............

Pasal 19

(1) Karyawan Unit Usaha BUM Desa .............. diberhentikan sementara apabila
telah melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 dan/atau tin-
dak pidana.

(2) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 6
(enam) bulan atau adanya putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

BAB III

TATA CARA PEMBENTUKAN KEPENGURUSAN

Pasal 20

(1) Pembentukan pengurus BUM Desa .............. dilaksanakan melalui musyawarah


desa yang dihadiri oleh segenap unsur pemerintah desa, Badan Permusy-
awaratan Desa (BPD), unsur dari kelembagaan kemasyarakatan di desa, dan
masyarakat Desa.

(2) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh
BPD dipimpin oleh Ketua BPD ………..untuk memimpin sidang penyusunan dan/
atau pemilihan pengurus BUM Desa .............. secara demokratis.

(3) Pengurus BUM Desa .............. sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berasal
dari masyarakat yang memiliki kemampuan, kemauan, dan kepedulian terha-
dap kemajuan pembangunan desa.

(4) Calon pengurus BUM Desa ..............harus memenuhi syarat:

a. Warga Desa .............. yang mempunyai jiwa wirausaha;


b. Bertempat tinggal dan menetap di Desa .............. sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun;
c. Sekurang-kurangnya telah bemmur 25 (dua puluh lima) tahun dan seting-

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


89

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 161


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
gi-tingginya 55 (lima puluh enam) tahun;
d. Berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, berwibawa, dan penuh pengabdian
terhadap perekonomian desa;
e. Pendidikan sekurang-kurangnya SMU/Madrasah Aliyah/SMK atau sedera-
jat ; dan
f. Sehat jasmani dan rohani.

Pasal 21

Pengurus BUM Desa …….. dilarang:

a. Lalai dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sehingga merugikan kepentin-


gan umum dan atau kepentingan BUM Desa;

b. Menyalahgunakan wewenang sebagai Pengurus BUM Desa;

c. Melakukan halhal yang dapat menurunkan martabat dan kehormatan baik


pribadi maupun organisasi;

d. Melakukan tindakan yang dapat merugikan orang lain;

e. Menerima hadiah atau pemberian dari seseorang yang berakibat menyalahgu-


nakan tugas dan wewenang serta kewajibannya sebagai pengelola BUM Desa;

f. Mengadakan persekutuan dengan pengurus BUM Desa lainnya dan atau


Pengawas, dan atau Kepala Desa dalam menentukan kebijakan untuk tujuan
kepentingan pribadi yang mengakibatkan kerugian bagi BUM Desa;

g. Merongrong dan atau mensponsori masyarakat untuk berbuat yang merusak/


merugikan pengembangan usaha BUM Desa.

Pasal 22

Pengurus BUM Desa …… dapat dikenakan sanksi :

a. Teguran lisan;
b. Peringatan secara tertulis;
c. Pemberhentian sementara (skorshing);
d. d. Pemberhentian dengan hormat; dan
e. Pemberhentian dengan tidak hormat yang ditetapkan dalam forum musy-
awarah desa.

90 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

162 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Pasal 23

Pengurus BUM Desa .............. berhenti atau diberhentikan apabila :

a. Meninggal dunia;
b. Mengundurkan diri
c. Pindah tempat tinggal di luar Desa ……… ;
d. Telah selesai masa bakti sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan Ang-
garan Rumah Tangga BUM Desa;
e. Tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik; dan
f. Terlibat kasus pidana dan telah ditetapkan sebagai tersangka.

Pasal 24

Pengurus BUM Desa .............. dilarang mengambil keuntungan pribadi baik secara
langsung maupun tidak langsung dari kegiatan BUM Desa selain penghasilan yang
sah.

BAB IV

MASA BAKTI PENGURUS

Pasal 25

(1) Masa bakti penasihat mengikuti masa jabatan kepala desa.


(2) Masa bakti pelaksana operasional dan pengawas ..... (......) tahun, dan sesu-
dahnya dapat diangkat kembali.
(3) Batas usia pelaksana operasional dan pengawas paling tinggi 65 (enam puluh
lima) tahun.

BAB V

PENETAPAN JENIS USAHA

Pasal 26

(1) Bidang Usaha Badan Usaha Milik Desa ......................., Kecamatan .......................,
Kabupaten ....................... adalah : (disesuaikan dengan hasil kajian di desa)

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


91

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 163


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
a. Pasar Desa
b. Pengelolaan Wisata Desa.
c. Pemasaran Produk Industri Kecil Dan Rumah Tangga.
d. Pelayanan Air Irigasi.
e. Pelayanan Air Bersih
f. Penyewaan Kios Desa.
g. Jasa Keuangan.
h. Jasa Konstruksi.
i. Penyediaan kebutuhan petani seperti: pembibitan, alat-alat pertanian, kebu-
tuhan pupuk, obat-obat pertanian, peternakan dan jasa perkreditan untuk
usaha-usaha keluarga petani.
(2) Jenis usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan dan potensi yang ada di wilayah Desa.

Pasal 27

BUM Desa .......... dilarang menjalankan usaha:

a. Bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. Bertentangan dengan norma dan kaidah yang berlaku di masyarakat Desa …….

c. Merugikan kepentingan dan/atau menyaingi usaha masyarakat Desa …….

BAB VI

FORUM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN RAPAT-RAPAT BUM DESA

Bagian Kesatu

Forum Pengambilan Keputusan

Pasal 28

Forum pengambilan keputusan terdiri dari:

a. Musyawarah Desa, sebagai forum pengambilan keputusan tertinggi, forum ini


dapat memilih dan memberhentikan pengurus BUM Desa maupun menetap-
kan pembubaran BUMDes atau kebijakan lain yang bersifat strategis.

92 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

164 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
b. Rapat Umum Pengawas, untuk membahas kinerja BUM Desa, pemilihan dan
pengangkatan pengurus Pengawas, penetapan kebijakan pengembangan
kegiatan usaha dari BUM Desa; dan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
terhadap kinerja Pelaksana Operasional, serta sebagi forum laporan pertang-
gung jawaban pengurus dan penyusunan rencana strategis pengembangan
BUMDes.

c. Rapat pengurus, sebagi forum pengambilan keputusan untuk menentukan


kebijakan operasional pengelolaan dan pengembangan BUM Desa maupun
usaha.

Bagian Kedua

RapatRapat BUM Desa

Pasal 29

(1) Pengelola BUM Desa mengadakan rapat secara berkala sekurangkurangnya 2


(dua) kali dalam satu tahun dan atau melihat sesuai kebutuhan.

(2) Kecuali yang dimaksud ayat (1), atas permintaan sekurangkurangnya 2 (dua)
orang angota BUM Desa atau atas permintaan Penasihat atau Ketua Pengawas,
Direktur BUM Desa dapat mengundang Pengelola BUM Desa untuk mengada-
kan rapat khusus/luar biasa jika memang hal tersebut dianggap perlu selambat-
lambatnya satu mingu setelah permintaan itu diterima oleh Direktur BUM Desa.

(3) BUM Desa mengadakan rapat atas undangan Direktur, atau Penasihat/Kepala
Desa atau Ketua Pengawas.

(4) Pengurus dan anggota BUM Desa wajib memelihara ketertiban dan kelancaran
jalannya rapat.

BAB VII

PERMODALAN

Pasal 30

(1) Modal awal BUM Desa bersumber dari APB Desa.

(2) Modal BUM Desa terdiri atas:

a. Penyertaan Modal Desa, dan;


b. Penyertaan Modal Masyarakat

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


93

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 165


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Pasal 31

(1) Penyertaan modal sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat (2) huruf a
merupakan kekayaan pemerintah Desa yang diinvestasikan dalam BUM Desa
untuk meningkatkan pendapatan Desa atau pelayanan kepada masyarakat.

(2) Penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kekayaan
Desa yang dipisahkan yang dianggarkan dari pengeluaran pembiayaan dalam
APB Desa.

(3) Penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam bentuk tanah
kas Desa dan bangunan tidak dapat dijual.

(4) Penyertaan modal pada BUM Desa melalui proses analisis kelayakan sesuai
ketentuan peraturan perundang- undangan.

(5) Tata cara penyertaan modal diatur berdasarkan Peraturan Bupati/Wali Kota
mengenai pengelolaan keuangan Desa.

(6) Penyertaan Modal Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat (2) huruf
a terdiri atas:

a. Bantuan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah


Daerah Kabupaten yang disalurkan melalui mekanisme APB Desa;

b. Hibah dari Pihak Swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan dan/atau


lembaga donor dan yang disalurkan melalui mekanisme APB Desa;

c. Kerja sama usaha dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyara-
katan dan/atau lembaga donor yang dipastikan sebagai kekayaan kolektif
Desa dan disalurkan melalui mekanisme APB Desa;

d. Aset Desa yang pengelolaannya diserahkan kepada BUM Desa sesuai den-
gan ketentutan peraturan perundangan-undangan tentang Desa.

(7) Penyertaan modal masyarakat Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 30


ayat (2) huruf b berasal dari tabungan masyarakat dan/atau simpanan masyar-
kat.

(8) Modal BUM Desa selain sebagaimana dimaksud pada pasal 30 ayat (2) huruf a,
dapat berasal dari dana bergulir program pemerintah dan pemerintah daerah
yang diserahkan kepada desa dan/atau masyarakat melalui pemerintah desa.

Pasal 32

(1) Untuk mengembangkan kegiatan usahanya, BUM Desa dapat menerima pinja-
man dan/atau bantuan yang sah dari pihak lain.

(2) Modal BUM Desa ............... yang berasal dari pinjaman sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dilakukan setelah mendapat persetujuan dari BPD.

94 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

166 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
(3) Persetujuan dari BPD sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) merupakan
persetujuan tertulis dari BPD setelah diadakan rapat khusus untuk membahas
pinjaman.

BAB VI

PERATURAN PERALIHAN

Pasal 33

Halhal yang belum cukup diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini sepanjang
mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur kemudian dalam Surat Keputusan
Ketua/Direktur BUM Desa ………. dalam rapat Pengurus Organisasi BUM Desa.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 34

Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : ………………

Padatanggal : .....

Kepala Desa ………………

……….………………

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


95

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 167


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Lampiran 3

KABUPATEN .......................

KEPUTUSAN KEPALA DESA .......................

NOMOR .......... TAHUN 20__

TENTANG

PENETAPAN SUSUNAN PENGURUS

BADAN USAHA MILIK DESA

DESA ......................., KECAMATAN ......................., KABUPATEN .......................

KEPALA DESA .......................

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjalankan kegiatan opera-


sioal Badan Usaha Milik Desa di Desa .......................,
Kecamatan .......................dipandang perlu adanya
pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) yang
cakap, jujur, profesional, dan bertangung jawab;
b. bahwa susunan pengurus Badan Usaha Milik Desa
sebagaimana dimaksud huruf a di atas, perlu ditetap-
kan dengan Keputusan Kepala Desa;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pem-
bentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5234);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang
Lembaga Keuangan Mikro (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 12, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5394);

96 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

168 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Lembaran Negara Re-
publik Indonesia Nomor 5495);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lem-
baran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) seb-
agaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Un-
dang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lemba-
ran Negara Republik Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Repub-
lik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indononesia Nomor 5717);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapa-
tan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lem-
baran Negara Republik Indonesia Nomor 5558), seb-
agaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor
60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lem-
baran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5864);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
47 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5717);

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


97

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 169


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis
Peraturan Di Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 2091);
10.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun
2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611);
11.Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Pedoman Kewenangan
Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal
Berskala Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 158);
12.Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015
tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan
Pembubaran Badan Usaha Milik Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 296);
13.Peraturan Daerah Kabupaten .......................
14.Peraturan Desa ………. Nomor Tahun …..tentang
Pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa);
15.
Memperhatikan : 1. Berita Acara Rapat Musyawarah Desa ………………,No-
mor ....... Tanggal ..........;
2. dan seterusnya............................................................;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : Keputusan Kepala Desa Tentang Susunan Pengurus
Badan Usaha Milik Desa, Desa ......................., Keca-
matan ......................., Kabupaten .......................
Pertama : Susunan pengurus Badan Usaha Milik Desa
..................... di Desa ......................., Kecamatan
......................., Kabupaten .......................disusun seb-
agaimana tersebut dalam lampiran Keputusan ini.
KEDUA Masa jabatan pengurus adalah ..... (.......) tahun terhi-
tung sejak tanggal ditetapkan.
KETIGA Lampiran sebagaimana dimaksud dalam Diktum Per-
tama, merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputu-
san ini.
KEEMPAT : Semua biaya yang timbul akibat ditetapkan keputusan
ini dibebankan pada APBDes Desa ………………, Keca-
matan ………………, Kabupaten ………………, Sumbangan
Pihak Ketiga dan sumber lain yang sah dan tidak mengi-
kat.

98 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

170 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
KELIMA : Keputusan Kepala Desa ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan, dengan ketentuan apabila terdapat kekeliru-
an akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : ………………

Pada tanggal :

KEPALA DESA ………………

………………

Tembusan disampaikan Kepada Yth:

1. Camat ……………… (sebagai laporan);


2. Ketua BPD Desa ………………;
3. Yang bersangkutan.
4. Arsip

www.ireyogya.org Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)


99

Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 171


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Lampiran : Keputusan Kepala Desa .

Nomor : / Kep./Ds. /20 .

Tanggal : .

Tentang : Susunan Pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUM


Desa) Desa Kecamatan .

SUSUNAN PENGURUS BADAN USAHA MILIK DESA (BUM DESA)


“______________________”
DESA ______________ KECAMATAN ___________
KABUPATEN _______________

I. Penasihat : Kepala Desa _________

II. Pengawas :
1. Ketua :
2. Wakil Ketua merangkap anggota :
3. Sekretaris merangkap anggota :
4. Anggota :

III. Pelaksana Operasional :


1. Direktur/Ketua :
2. Sekretaris :
3. Bendahara :
4. Kepala/Manajer Unit Usaha :

Ditetapkan di : ………………

Pada tanggal :

Kepala Desa ………………

100 Modul Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) www.ireyogya.org

172 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)


untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) 173
untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat
174 Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)
untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai