Anda di halaman 1dari 19

A.

GAMBARAN UMUM DESA SUMBERAGUNG


1. Keadaan Geografi Desa Sumberagung
Desa Sumberagung merupakan salah satu Desa di Wilayah Puskesmas
Sidomulyo Kecamatan Wates yang terletak di Barat Wilayah Kecamatan Wates. Luas
Wilayah Desa Sumberagung Kecamatan Wates adalah 5,31 Hektar.
a) Batas wilayah Desa Sumberagung Kecamatan Wates sebagai berikut :
Tabel 1. Batas Wilayah Desa
BATAS KELURAHAN
Utara Ds. Karanganyar
Selatan Ds. Pagu
Timur Ds. Temboro
Barat Ds. Sidomulyo

Jarak ke Puskesmas : ± 5 km
Waktu tempuh ke puskesmas : 10 menit

b) Iklim
Curah hujan rata-rata : 23,23 mm/hari

2. Keadaan Demografi Desa Sumberagung


a) Jumlah penduduk
Tabel 2. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin
Uraian Jumlah
Laki-laki 3338 orang
Perempuan 4950 orang
TOTAL 8288 orang

b) Jumlah penduduk menurut agama


Tabel 3. Distribusi penduduk menurut agama
No. Agama Jumlah
1 Islam 8280
2 Kristen 8
3 Katholik 0
4 Hindu 0
5 Budha 0
TOTAL 8288

c) Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan


Tabel 4. Distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan
No. Pendidikan Jumlah
1 Belum sekolah/tidak sekolah 570
2 Masih sekolah 1629
3 Tidak tamat SD 1678
4 Tamat SD 1552
5 Tamat SMP 1931
6 Tamat SMA 483
7 Tamat D1/D2/D3 330
8 Tamat S1 108
9 Tamat S2/S3 7
TOTAL 8288

1
d) Jumlah penduduk menurut mata pencaharian
Tabel 5. Distribusi penduduk menurut mata pencaharian
No. Mata Pencaharian Jumlah
1 Petani 1396
2 Buruh tani 289
3 Pegawai Negeri Sipil 104
4 Pengrajin industri rumah tangga 105
5 Pedagang keliling 165
6 Peternak 82
7 Montir 6
8 Pembantu rumah tangga 108
9 TNI/POLRI 10
10 Pensiunan PNS/TNI/POLRI 21
11 Pengusaha kecil dan menengah 654
12 Sopir 34
13 Tukang becak,cukur,ojek,batu/kayu 401
14 Belum bekerja 2392
15 Lain-lain 1889
TOTAL 8288

e) Jumlah lembaga pendidikan


Tabel 6. Lembaga pendidikan di Desa Sumberagung
No. Pendidikan Jumlah
1 PAUD dan TK 6
2 SD 4
3 SMP 0
4 SMA 0
TOTAL 10

f) Jumlah tempat ibadah


Tabel 7. Tempat ibadah di Desa Sumberagung
No. Tempat Ibadah Jumlah
1 Masjid/ Mushola 6/32
2 Gereja Tidak ada
3 Pura Tidak ada
TOTAL 38

g) Jumlah pelayanan kesehatan


Tabel 8. Tempat pelayanan kesehatan
No. Pelayanan Kesehatan Jumlah
1 Polindes 0
2 Pustu 1
3 Posyandu 7
TOTAL 8

Sebagian besar mata pencaharian penduduk Desa Sumberagung adalah petani,


buruh tani, wirausaha, karyawan swasta yang mayoritas memeluk agama Islam. Akses
untuk mendapatkan pendidikan jauh lebih mudah karena jarak tempat pendidikan baik
tingkat PAUD dan TK sampai SD dekat dengan pemukiman warga.

2
B. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorrhagic fever (DHF)
adalah penyakit infeksi oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes, dengan ciri demam tinggi mendadak disertai manifestasi perdarahan dan
bertendensi menimbulkan renjatan (shock) dan kematian. Di Indonesia nyamuk
penular (vektor) penyakit DBD yang penting adalah Aedes aegypti, Aedes albopictus,
dan Aedes scutellaris, tetapi sampai saat ini yang menjadi vektor utama dari penyakit
DBD adalah Aedes aegypti.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
penting kesehatan masyarakat di Indonesia dan sering menimbulkan Kejadian Luar
Biasa (KLB) dengan kematian yang besar. Penyakit DBD dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan (biologi, fisik,dan sosial budaya), mobilitas penduduk, kepadatan
penduduk, adanya kontainer buatan ataupun alami di tempat pembuangan akhir
sampah (TPA) ataupun di tempat sampah lainnya.
Demam Berdarah Dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis
dan perkembangannya sangat pesat dan seringkali menimbulkan KLB. Penyakit
DBD pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dengan kasus 58 orang
anak, 24 diantaranya meninggal dengan Case Fatality Rate (CFR) = 41,3%. Sejak
saat itu penyakit DBD menunjukkan kecenderungan peningkatan jumlah kasus dan
luas daerah terjangkit. Seluruh wilayah Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkit
penyakit DBD, kecuali daerah yang memiliki ketinggian lebih dari 1000 meter di atas
permukaan laut. Sedangkan Kecamatan Wates untuk Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Sidomulyo meliputi 8 Desa yang terancam infeksi virus dengue dan
paling banyak kasus DBD, salah satunya yaitu Desa Sumberagung yang terdiri dari 7
dusun yaitu Dusun Sumberagung, Brumbung, Seminang, Sumberasih, Ngijo,
Tekenuwung, dan Sumberbening.
Menurut data tahun 2016/2017 penyakit DBD telah terjadi di seluruh Desa di
Wilayah Puskesmas Sidomulyo, dengan kasus tertinggi berada di Desa Sumberagung
yang telah dilakukan hingga 2 kali kegiatan fogging di Dusun Sumberagung, Desa
Sumberagung. Akan tetapi kejadian kasus berkurang dengan dilakukannya tindakan
pencegahan 3M Plus dan Gerakan PSN serentak di Desa Sumberagung.
Hingga saat ini penyakit DBD belum ditemukan obat maupun vaksinnya dan
menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Kerugian sosial yang terjadi antara
lain karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga dan
berkurang usia harapan dalam keluarga, kematian anggota keluarga dan
berkurangnya usia harapan hidup msyarakat. Dampak ekonomi langsung adalah
biaya pengobatan yang cukup mahal, sedangkan dampak tidak langsung adalah
kehilangan waktu kerja dan biaya lain yang dikeluarkan selain pengobatan seperti
transportasi dan akomodasi selama perawatan sakit.nSehingga satu-satunya cara
untuk mencegah terjadinya penyakit ini dengan memutuskan rantai penularan yaitu
dengan pengendalian vektor.
Tingginya angka kejadian kasus dan kematian akibat DBD, sehingga perlu
adanya penanggulangan penyakit secara tepat serta pencegahan sebelum terjadinya
penyakit sehingga angka kejadian kasus dapat diturunkan. Oleh karena itu, harus
dilakukan peninjauan ulang mengenai tindakan pencegahan yang dilakukan untuk
mengetahui efektifitasnya sehingga dapat diketahui program apa yang paling tepat
untuk diterapkan.

3
C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
a) Mengetahui efektifitas kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) untuk
pengendalian Penyakit DBD diwilayah Kerja UPTD Puskesmas Sidomulyo
Kecamatan Wates khususnya wilayah Desa Sumberagung.
b) Membudayakan masyarakat Desa Sumberagung untuk berperilaku hidup bersih
dan sehat guna mensukseskan program Indonesia Sehat.

2. TUJUAN KHUSUS
a) Mengetahui apakah ada penderita baru setelah dilakukan kegiatan Pemberantasan
Sarang Nyamuk ( PSN ) di wilayah Desa Sumberagung.
b) Mengetahui tingkat partisipasi masyarakat terhadap kegiatan PSN di wilayah
Desa Sumberagung.
c) Mengetahui kelengkapan kegiatan PSN yang dilakukan setiap Kasun,RT,RW
Desa Sumberagung.
d) Mengetahui Konsistensi kegiatan PSN di wilayah Desa Sumberagung Kecamatan
Wates Kabupaten Kediri.

D. INFORMASI TERKAIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)


1. Pengertian
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh
infeksi virus dengueyang ditandai dengan demam tinggi mendadak tanpa sebab yang
jelas, berlangsung terus menerus selama 2 – 7 hari; Manifestasi perdarahan (petekie,
purpura, perdarahan konjungtiva, epistaksis, ekimosis, perdarahan mukosa, perdarahn
gusi, hematemesis, melena, hematuri) termasuk uji Tourniquet positif;
Trombositopeni (jumlah trombosit ≤ 100.000/µl); Hemokonsentrasi (peningkatan
hematokrit ≥ 20%; Disertai dengan atau tanpa pembesaran hati (hepatomegali)
(Depkes, 2005). Penyakit ini ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
Albopictus yang mempunyai kebiasaan menggigit mangsanya pada saat siang hari.
Virus dengue mempunyai 4 serotipe, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN
4. Keempat serotipe tersebut yang menyebabkan infeksi paling berat di Indonesia,
yaitu DEN 3. Virus Dengue berukuran 35-45 nm, virus ini dapat terus tumbuh dan
berkembang dalam tubuh manusia dan nyamuk. Nyamuk betina menyimpan virus
tersebut pada tubuhnya. Nyamuk jantan akan menyimpan virus pada nyamuk betina
saat melakukan kontak seksual. Selanjutnya, nyamuk betina akan menularkan virus
ke manusia melalui gigitan.

2. Tanda-tanda dan Pertolongan


Menurut WHO dalam (Soegijanto, 2004), diagnosis yang terdiri dari kriteria
klinis dan laboratoris. Diagnosis penderita DBD ditegakkan jika ditemukan kriteria
sebagai berikut (Depkes, 2005):
a. Kriteria Klinis
1. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung selama 2-7 hari.
2. Terdapat manifestasi perdarahan dibuktikan dengan sedikitnya tourniquet test
yang positif, petekie, ekimosis atau purpura, pendarahan dari mukosa, saluran
gastrointestinal, tempat injeksi atau lokasi lain, hematemesis atau melena.

4
3. Pembesaran hati.
4. Syok, yang ditandai dengan nadi kecil dan cepat dengan tekanan nadi,
hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan pasien tampak gelisah.
b. Kriteria Laboratoris
1. Trombositopeni (100.000/mm3 atau kurang).
2. Hemakonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan hematokrit 20% atau lebih
diatas rata-rata umur dan jenis kelamin.Penurunan hematokrit setelah
tindakan volume sama dengan atau lebih besar dari 20% data dasar, tanda-
tanda rembesan plasma seperti efusi pleural, asites dan hipoproteinemia.

Pasien demam dengue dapat berobat jalan, tidak perlu dirawat. Pada fase
demam, pasien sebaiknya dianjurkan perawatan sebagai berikut:
a. Tirah baring selama masih demam.
b. Obat kompres hangat diberikan apabila diperlukan. Untuk menurunkan suh
menjadi < 390C dianjurkan pemberian parasetamol.
c. Pada pasien dewasa diperlukan obat yang ringan kadang-kadang diperlukan untuk
mengurangi rasa sakit kepala dan nyeri otot.
d. Dianjurkan pemberian cairan dan elektrolit per oral, jus buah, sirop, susu, selain
air putih, dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2 hari.
e. Monitor suhu badan dan jumlah trombosit serta kadar hematokrit (kadar
trombosit dalam darah) sampai normal kembali.

Pasien DBD saat suhu turun pada umumnya merupakan tanda penyembuhan.
Meskipun semua pasien harus diobservasi terhadap komplikasi yang dapat terjadi
selama 2 hari setelah suhu turun. Hal ini disebabkan karena kemungkinan kita sulit
membedakan demam dengue dan demam berdarah dengue pada fase demam.
Perbedaan sangat jelas pada saat suhu turun, yaitu pada demam dengue akan terjadi
penyembuhan, sedangkan pada demam berdarah dengue terdapat tanda awal
kegagalan sirkulasi (syok).

3. Penularan DBD
Terdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus
dengue, yaitu mausia, virus dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan kepada
manusia melalui nyamuk Aedes Aegypti. Aedes albopictus, Aedes polynesiensis dan
beberapa spesies yang lain dapat juga menularkan virus ini, namun merupakan vektor
yang kurang berperan. Aedes tersebut mengandung virus dengue pada saat menggigit
manusia yang sedang mengalami viremia. Kemudian virus yang berada di kelenjar
liur berkembang biak dalam waktu 8 – 10 hari (extrinsic incubation period) sebelum
dapat di tularkan kembali pada manusia pada saat gigitan berikutnya. Sekali virus
dapat masuk dan berkembang biak di dalam tubuh nyamuk tersebut akan dapat
menularkan virus selama hidupnya (infektif). Dalam tubuh manusia, virus
memerlukan waktu masa tunas 4–6 hari (intrinsic incubation period) sebelum
menimbulkan penyakit. Penularan dari manusia kepada nyamuk dapat terjadi bila
nyamuk menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum
panas sampai 5 hari setelah demam timbul.

4. Nyamuk Penular dan Cara Pemberantasannya


Virus dengue ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk
betinaAedesaegyptidari sub genus Stegomyiayang terinfeksi. Di Indonesia nyamuk
penular (vektor ) penyakit DBD yang penting adalah Aedes aegypti, Aedes
albopictus, dan Aedes scutellaris, tetapi sampai saat ini yang menjadi vektor utama

5
dari penyakit DBD adalah Aedes aegypti. Nyamuk Aedes aegypti dipengaruhi oleh
beberapa faktor sehingga menjadi infected dan dapat menularkan penyakit DBD.
Faktor tersebut ada virus dengue pada orang yang dihisap darahnya yaitu
orang sakit DBD, 1-2 hari sebelum demam atau 4 – 7 hari selama demam (Depkes,
2007). Tempat perindukan (breeding places) nyamuk Aedes aegypti lebih banyak
ditemukan di dalam rumah, demikian juga kehidupannya lebih banyak berada di
dalam rumah (indoor).
Tidak ada perawatan khusus untuk demam berdarah. Obat-obatan diberikan
untuk meringankan demam dan rasa sakit. Penderita sebaiknya segera dirawat, dan
terutama dijaga jumlah cairan tubuhnya. Dengan perawatan yang tepat dan segera,
tingkat kematian tidak mencapai 1%. Tidak tersedia vaksin untuk demam berdarah.
Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan”3M
Plus”, yaitu menutup, menguras, menimbun. Selain itu juga melakukan beberapa
plus seperti :
a) Memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida
b) Menggunakan kelambu pada waktu tidur, memakai pakaian lengan panjang dan
celana panjang, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan
repellent, memasang obat nyamuk
c) Memeriksa jentik berkala dan disesuaikan dengan kondisi setempat.
d) Menimbun kaleng dan botol bekas, ganti air di vas bunga paling sedikit seminggu
sekali, dan jangan biarkan ada air menggenang di pot tanaman, menguras bak
kamar mandi, tutup rapat semua wadah air, sumur dan tangki penampungan air,
jaga saluran air supaya tidak tersumbat, ratakan permukaaan tanah untuk
mencegah timbulnya genangan air.
e) Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna
untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.

5. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN-DBD) di Desa


5.1 Tahap Persiapan (PE pengetahuan Sosialisasi Program 1 R 1 J/ Struktur
Organisasi)
Sosialisasi pemantauan jentik merupakan langkah awal untuk
memperkenalkan kegiatan pemantauan jentik kepada masyarakat.Perkenalan ini
menciptakan kesan pertama masyarakat tentang kegiatan pemantauan
jentik.Kesan pertama sangat penting karena akan mempengaruhi
pengetahuan,sikap,dan perilakunya terhadap pemantauan jentik. Oleh karena itu
perlu diciptakan kesan yang baik melalui interaksi antara agen sosialisasi
pemantauan jentik sehingga kegiatan 1R1J yang ada di Desa terlaksana yang
akhirnya membuat data kepadatan jentik yang dilaporkan pada Puskesmas.
1. Perekrutan juru pemantau jentik
Juru pemantauan jentik atau Petugas pemantau jentik adalah orang yang
ditunjuk dan diberi tugas untuk memantau jentik secara rutin, mengumpulkan,
melaporkan data, penyuluhan, menggerakan masyarakat.

6
2. Pelatihan Juru pemantauan jentik
Menurut petunjuk bagi kelompok kerja pemberantasan penyakit DBD
(Pokja DBD). Pelatihan jumantik dilakukan secara kontinyu yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan petugas dan kesiapannya,menggerakan
masyarakat dengan petugas Puskesmas Sidomulyo dengan Bidan Desa.

STRUKTUR ORGANISASI JUMANTIK

SUPERVISOR
JUMANTIK

KOORDINATOR KOORDINATOR
JUMANTIK JUMANTIK

JUMANTIK JUMANTIK JUMANTIK JUMANTIK


RUMAH/LING RUMAH/LIN RUMAH/LING RUMAH/LING
K GK K K

5.2 Tahap Pelaksanaan (termasuk Implementasi 1 R 1 J/ Peran serta dalam PE/


pemetaan/ Penanggulangan Fokus)
Pengumpulan data penduduk dan rumah/bangunan untuk pemantauan jentik
di Desa Sumberagung dilakukan dengan pengumpulan kartu dengan tahapan
penentuan rumah/bangunan yang akan dikunjungi atau di survey berdasarkan ada
dan tidaknya oleh kader atau petugas jumantik Desa yang sudah di beri
tanggungjawab, dengan tujuanuntuk memudahkan dan terkontrol dengan baik
perkembangannya.Apabila kunjungan rumah/keluarga yang akan dikunjungi
tidak ditentukan bahkan kunjungan rumah tidak dilakukan,hasil pemantauan
jentik yang sebenarnya tidak akan diketahui.
a) Kujungan Rumah
Bertujuan untuk memeriksa jentik dan memberikan penyuluhan pada
waraga/masyarakat secara individual. Selain itu,kunjungan rumah oleh
jumantik berfungsi untuk memonitoring pelaksanaan PSN DBD masyarakat,
sehingga dengan dilakukannya kunjungan yang berulang ulang disertai
penyuluhan diharapkan masyarakat dapat melaksanakan PSN DBD secara
teratur dan berkelanjutan.

7
Pemantuan jentik Desa Sumberagung merupakan pemantuan jentik
rutin (dilakukan oleh jumantik dan masyarakat) dilakukan setiap seminggu
dan hasilnya dilaporkan kepada bidan desa dan puskesmas saat pertemuan
PKK Desa.Adapun sasaran pemantuan jentik oleh jumantik adalah tempat –
tempat penampungan air yang ada di luar rumah dan didalam rumah
sedangkan penampungan di dalam rumah seperti bak mandi dipantau
masing-masing pemilik rumah. Tujuan kegiatan ini adalah melakukan
pemeriksaan jentik nyamuk penular demam berdarah dengue termasuk
memotivasi keluarga atau masyarakat dalam melakukan PSN DBD.
Pemantuan jentik oleh jumantik maupun oleh masyarakat dilakukan rutin
setiap minggu.Hal ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan pemantuan
jentik tiap minggudan upaya PSN DBD yang dilihat dari ABJ.

b) Penyuluhan DBD
Penyuluhan dilakukan pada masyarakat dengan tujuan untuk mengenal lebih
jauh gejala,dan tanda – tanda penderita DBD dan bahayanya.

c) Pencatatan Hasil
Hasil Pemantuan jentik dicatat pada kartu jentik rumah/bangunan yang
tertempel di dinding rumah/digantung di rumah.Cara pencatatan hasil
pemantuan jentik tersebut dengan menuliskan nama dan alamat pemilik
rumah yang diperiksa serta menuliskan tanda (+) bila ditemukan jentik dan
tanda (-) apabila tidak diketemukan jentik di kolom yang tersedia.Pencatatan
hasil pemantuan jentik di formulir JPJ-1 bertujuan untuk memudahkan
pelaporan dan pengolahan data pemantau jentik serta sebagai bukti
dokumentasi.
5.3 Tahap Monitoring dan Evaluasi
Pemantuan wilayah setempat yang bertujuan untuk mengetahui kepadatan
dan angka bebas jentik dari tiap tiap RT/RW, jumlah penderita DBD, dan
kegiatan penggerak PSN DBD di masing – masing RW pada bulan yang
bersangkutan sehingga diharapakan RW yang kepadatan jentiknya masih tinggi
dapat lebih meningkatkan kegiatan penggerakan PSN DBD di lingkunganya. Jika
ada laporan kasus DBD, Jumantik Desa melaporkan kepada puskesmas dan
selanjutnya pihak puskesmas melakukan PE dan fogging bila diperlukan dan
dibutuhkan, serta dilakukan pengendalian lebih lanjut.

8
6. Juru Pemantauan Jentik (Jumantik)
6.1 Pengertian
Kader juru pemantau jentik (jumantik) adalah kelompok kerja kegiatan
pemberantasan penyakit demam berdarah dengue di tingkat Desa dalam wadah
Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa

6.2 Tujuan
Menggerakkan peran serta masyarakat dalam usaha pemberantasan
penyakit DBD, terutama dalam pemberantasan jentik nyamuk penularnya
sehingga penularan penyakit demam berdarah dengue di tingkat desa, dapat
dicegah atau dibatasi. Menurut Depkes RI (2005) peran kader kesehatan dalam
menanggulangi DBD adalah:
a. Sebagai anggota PJB di rumah-rumah dan tempat umum.
b. Memberikan penyuluhan kepada keluarga dan masyarakat.
c. Mencatat dan melaporkan hasil PJB Kepala Dusun atau Puskesmas secara
rutin minimal setiap minggu dan bulanan.
d. Mencatat dan melaporkan kasus kejadian DBD kepada RW/Kepala
DusunPuskesmas.
e. Melakukan PSN dan pemberantasan DBD secara sederhana seperti pemberian
bubuk abate dan ikan pemakan jentik.

6.3 Susunan organisasi kader jumantik


Kader jumantik merupakan kelompok kerja kegiatan pemberantasan
penyakit demam derdarah dengue.
a. Kepala desa selaku ketua umum.
b. Susunan organisasi kader jumantik disesuiakan dengan kondisi dan kebutuhan
c. Berdasarkan ketentuan yang ada, bahwa didalam organisasi LKMD dapat
dibentuk Pokja yang hanya melaksanakan jenis kegiatan dari seksi yang sesuai
dengan bidang dan tugas dan fungsinya.

6.4 Tugas dan fungsi kader jumantik


a. Mengkoordinir kegiatan-kegiatan jumantik.
b. Memimpin dan menyelenggarakan pertemuan.
c. Menetapkan jadwal waktu pertemuan berkala.
d. Menetapkan langkah-langkah pemecahan masalah.
e. Melaporkan hasil kegiatan.
f. Menyiapkan penyelenggaraan pertemuan (undangan, tempat pertemuan).
g. Menyiapkan laporan berkala kegiatan Pokja kepada ketua LKMD.
h. Menyiapkan bahan pertemuan misalnya data-data hasil PJB.
i. Memberikan bimbingan teknis pelaksanaan pemeriksaan jentik.
j. Memberikan penyuluhan dan memberikan bimbingan teknis penyuluhan
masyarakat
k. Mencatat kegiatan-kegiatan penyuluhan dan lain-lain.
l. Melaksanakan pemeriksaan jentik di 40 rumah secara acak di tiap RW
sekurang-kurangnya tiap 3 bulan dan menyampaikan hasilnya kepada ketua
LKMD.
m. Membantu pelatihan kader pemeriksa jentik.
n. Merencanakan kegiatan masyarakat secara bersama-sama untuk
melaksasnakan PSN.
o. Menyiapkan masyarakat dalam pelaksanaaan penanggulangan penyakit
DBD.

9
E. PROGRAM KEGIATAN
BULAN/ TAHUN 2018
NO. KEGIATAN KET.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sosialisasi
Satu Rumah Dilaksanakan
1 Satu di Arisan
Jumantik (1R PKK
1J)
2 Tindak
Lanjut Dan
Pelaksanaan
1R 1J Di
Desa
3 Program Pemberian
Unggulan/ stiker pada
Inovasi Yang Rumah yang
Dilaksanakan ada jentiknya

F. PEMBIAYAAN KEGIATAN
Pembiayaan untuk kegiatan PSN di Desa Sumberagung (Sosialisasi Satu Rumah
Satu Jumantik (1R 1J),Tindak Lanjut Dan Pelaksanaan 1R 1J Di Desa, Program
Unggulan/ Inovasi Yang Dilaksanakan) menggunakan dana ADD Desa.

10
G. LAMPIRAN
1. Dokumentasi Kegiatan Pemeriksaan Jentik Di Desa Sumberagung

11
2. Dokumentasi Kegiatan PE di Desa Sumberagung

3. Kegiatan Fogging di Dusun Sumberagung Desa Sumberagung

12
Lampiran 4
FORMULIR
HASIL PEMERIKSAAN JENTIK
BULAN : .........................200....

DESA : ...................................
KECAMATAN : ...................................

JENTIK
NO. NAMA KK ALAMAT + - KET.
(POS) (NEG)

JUMLAH

SIDOMULYO, ......................................
PELAKSANA

________________________________

13
Lampiran 5
FORMULIR PEMERIKSAAN JENTIK OLEH KADER

ALAMAT JUMLAH TEMPAT PENAMPUNGAN AIR JUMLAH BUKAN TEMPAT PENAMPUNGAN AIR
SAMPAH/ TEMPAT
BAK LAIN- SUB VAS LAIN- SUB TOTAL RMH + ABATISASI
NO NAMA RT RW TEMPAYAN DRUM BARANG MINUM
MANDI LAIN TOTAL BUNGA LAIN TOTAL JENTIK (gram)
BEKAS BURUNG
DIP + DIP + DIP + DIP + DIP + DIP + DIP + DIP + DIP + DIP + DIP +

JUMLAH

HASIL PEMERIKSAAN JENTIK

KONTAINER INDEK (CI) : JMLH KONT. + JENTIK DIBAGI JML KONTAINER DIPERIKSA = 0/ 0 = #DIV/0!

ANGKA BEBAS JENTIK (ABJ) : JMLH RUMAH/ BANGUNAN TDK ADA JENTIK DIBAGI JML RUMAH/ BANGUNAN DIPERIKSA = 97/ 97 = 100%

14
15
16
H. PENUTUP
1. KESIMPULAN
a. Berdasarkan data menunjukan bahwa dari 100 rumah memenuhi syarat bebas
jentik(75%)
b. Di Desa Sumberagung menunjukkan bahwa dari 100 rumah sebagian belum
bebas hewan vector tikus ( 33,7% )
c. Tempat – tempat umum di Desa Sumberagung khususnya masjid, dari 4 masjid
yang telah di survey prosentase minimal 70% telah memenuhi syarat kesehatan.
d. Dari 3 institusi pendidikan yang telah di survey memenuhi syarat kesehatan.
e. Dari 8 TP2M yang telah di survey sudah memenuhi syarat kesehatan.
f. Dari 100 rumah yang disurvey 60% sudah memiliki sarana sanitasi dan
memenuhi syarat kesehatan.
g. Dari 100 rumah yang di survey ada 72% sudah melakukan PHBS yang
memenuhi syarat kesehatan.

2. SARAN
a. Memberikan pengarahan kepada masyarakat tentang PHBS,
b. Memberikan pengarahan siswa agar menjaga kebersihan lingkungan dengan cara
membuang sampah pada tempatnya.
c. Anjurkan dan ajarkan kepada siswa untuk membiasakan diri mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan.
d. Memberikan penyuluhan di kantin sekolahan tentang kebersihan makanan yang
dijual.

17
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Provinsi Jatim.2012.PHBS Rumah Tangga. Departemen Kesehatan:


Jawa Timur.
Koestrzewki, Lowe C.R.1973. Epidemiologi. Kumpulan Penyakit : Jakarta.
http://fitra-anita.blogspot.com/2013/04/epidemologi.html. Diakses pada 28 Agustus
2014.
http://e-medis.blogspot.com/2013/04/pengertian-epidemilogi-kesehatan_3666.html.
Diakses pada 28 Agustus 2014.

18
19

Anda mungkin juga menyukai