Jarak ke Puskesmas : ± 5 km
Waktu tempuh ke puskesmas : 10 menit
b) Iklim
Curah hujan rata-rata : 23,23 mm/hari
1
d) Jumlah penduduk menurut mata pencaharian
Tabel 5. Distribusi penduduk menurut mata pencaharian
No. Mata Pencaharian Jumlah
1 Petani 1396
2 Buruh tani 289
3 Pegawai Negeri Sipil 104
4 Pengrajin industri rumah tangga 105
5 Pedagang keliling 165
6 Peternak 82
7 Montir 6
8 Pembantu rumah tangga 108
9 TNI/POLRI 10
10 Pensiunan PNS/TNI/POLRI 21
11 Pengusaha kecil dan menengah 654
12 Sopir 34
13 Tukang becak,cukur,ojek,batu/kayu 401
14 Belum bekerja 2392
15 Lain-lain 1889
TOTAL 8288
2
B. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorrhagic fever (DHF)
adalah penyakit infeksi oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes, dengan ciri demam tinggi mendadak disertai manifestasi perdarahan dan
bertendensi menimbulkan renjatan (shock) dan kematian. Di Indonesia nyamuk
penular (vektor) penyakit DBD yang penting adalah Aedes aegypti, Aedes albopictus,
dan Aedes scutellaris, tetapi sampai saat ini yang menjadi vektor utama dari penyakit
DBD adalah Aedes aegypti.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
penting kesehatan masyarakat di Indonesia dan sering menimbulkan Kejadian Luar
Biasa (KLB) dengan kematian yang besar. Penyakit DBD dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan (biologi, fisik,dan sosial budaya), mobilitas penduduk, kepadatan
penduduk, adanya kontainer buatan ataupun alami di tempat pembuangan akhir
sampah (TPA) ataupun di tempat sampah lainnya.
Demam Berdarah Dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis
dan perkembangannya sangat pesat dan seringkali menimbulkan KLB. Penyakit
DBD pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dengan kasus 58 orang
anak, 24 diantaranya meninggal dengan Case Fatality Rate (CFR) = 41,3%. Sejak
saat itu penyakit DBD menunjukkan kecenderungan peningkatan jumlah kasus dan
luas daerah terjangkit. Seluruh wilayah Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkit
penyakit DBD, kecuali daerah yang memiliki ketinggian lebih dari 1000 meter di atas
permukaan laut. Sedangkan Kecamatan Wates untuk Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Sidomulyo meliputi 8 Desa yang terancam infeksi virus dengue dan
paling banyak kasus DBD, salah satunya yaitu Desa Sumberagung yang terdiri dari 7
dusun yaitu Dusun Sumberagung, Brumbung, Seminang, Sumberasih, Ngijo,
Tekenuwung, dan Sumberbening.
Menurut data tahun 2016/2017 penyakit DBD telah terjadi di seluruh Desa di
Wilayah Puskesmas Sidomulyo, dengan kasus tertinggi berada di Desa Sumberagung
yang telah dilakukan hingga 2 kali kegiatan fogging di Dusun Sumberagung, Desa
Sumberagung. Akan tetapi kejadian kasus berkurang dengan dilakukannya tindakan
pencegahan 3M Plus dan Gerakan PSN serentak di Desa Sumberagung.
Hingga saat ini penyakit DBD belum ditemukan obat maupun vaksinnya dan
menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Kerugian sosial yang terjadi antara
lain karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga dan
berkurang usia harapan dalam keluarga, kematian anggota keluarga dan
berkurangnya usia harapan hidup msyarakat. Dampak ekonomi langsung adalah
biaya pengobatan yang cukup mahal, sedangkan dampak tidak langsung adalah
kehilangan waktu kerja dan biaya lain yang dikeluarkan selain pengobatan seperti
transportasi dan akomodasi selama perawatan sakit.nSehingga satu-satunya cara
untuk mencegah terjadinya penyakit ini dengan memutuskan rantai penularan yaitu
dengan pengendalian vektor.
Tingginya angka kejadian kasus dan kematian akibat DBD, sehingga perlu
adanya penanggulangan penyakit secara tepat serta pencegahan sebelum terjadinya
penyakit sehingga angka kejadian kasus dapat diturunkan. Oleh karena itu, harus
dilakukan peninjauan ulang mengenai tindakan pencegahan yang dilakukan untuk
mengetahui efektifitasnya sehingga dapat diketahui program apa yang paling tepat
untuk diterapkan.
3
C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
a) Mengetahui efektifitas kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) untuk
pengendalian Penyakit DBD diwilayah Kerja UPTD Puskesmas Sidomulyo
Kecamatan Wates khususnya wilayah Desa Sumberagung.
b) Membudayakan masyarakat Desa Sumberagung untuk berperilaku hidup bersih
dan sehat guna mensukseskan program Indonesia Sehat.
2. TUJUAN KHUSUS
a) Mengetahui apakah ada penderita baru setelah dilakukan kegiatan Pemberantasan
Sarang Nyamuk ( PSN ) di wilayah Desa Sumberagung.
b) Mengetahui tingkat partisipasi masyarakat terhadap kegiatan PSN di wilayah
Desa Sumberagung.
c) Mengetahui kelengkapan kegiatan PSN yang dilakukan setiap Kasun,RT,RW
Desa Sumberagung.
d) Mengetahui Konsistensi kegiatan PSN di wilayah Desa Sumberagung Kecamatan
Wates Kabupaten Kediri.
4
3. Pembesaran hati.
4. Syok, yang ditandai dengan nadi kecil dan cepat dengan tekanan nadi,
hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan pasien tampak gelisah.
b. Kriteria Laboratoris
1. Trombositopeni (100.000/mm3 atau kurang).
2. Hemakonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan hematokrit 20% atau lebih
diatas rata-rata umur dan jenis kelamin.Penurunan hematokrit setelah
tindakan volume sama dengan atau lebih besar dari 20% data dasar, tanda-
tanda rembesan plasma seperti efusi pleural, asites dan hipoproteinemia.
Pasien demam dengue dapat berobat jalan, tidak perlu dirawat. Pada fase
demam, pasien sebaiknya dianjurkan perawatan sebagai berikut:
a. Tirah baring selama masih demam.
b. Obat kompres hangat diberikan apabila diperlukan. Untuk menurunkan suh
menjadi < 390C dianjurkan pemberian parasetamol.
c. Pada pasien dewasa diperlukan obat yang ringan kadang-kadang diperlukan untuk
mengurangi rasa sakit kepala dan nyeri otot.
d. Dianjurkan pemberian cairan dan elektrolit per oral, jus buah, sirop, susu, selain
air putih, dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2 hari.
e. Monitor suhu badan dan jumlah trombosit serta kadar hematokrit (kadar
trombosit dalam darah) sampai normal kembali.
Pasien DBD saat suhu turun pada umumnya merupakan tanda penyembuhan.
Meskipun semua pasien harus diobservasi terhadap komplikasi yang dapat terjadi
selama 2 hari setelah suhu turun. Hal ini disebabkan karena kemungkinan kita sulit
membedakan demam dengue dan demam berdarah dengue pada fase demam.
Perbedaan sangat jelas pada saat suhu turun, yaitu pada demam dengue akan terjadi
penyembuhan, sedangkan pada demam berdarah dengue terdapat tanda awal
kegagalan sirkulasi (syok).
3. Penularan DBD
Terdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus
dengue, yaitu mausia, virus dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan kepada
manusia melalui nyamuk Aedes Aegypti. Aedes albopictus, Aedes polynesiensis dan
beberapa spesies yang lain dapat juga menularkan virus ini, namun merupakan vektor
yang kurang berperan. Aedes tersebut mengandung virus dengue pada saat menggigit
manusia yang sedang mengalami viremia. Kemudian virus yang berada di kelenjar
liur berkembang biak dalam waktu 8 – 10 hari (extrinsic incubation period) sebelum
dapat di tularkan kembali pada manusia pada saat gigitan berikutnya. Sekali virus
dapat masuk dan berkembang biak di dalam tubuh nyamuk tersebut akan dapat
menularkan virus selama hidupnya (infektif). Dalam tubuh manusia, virus
memerlukan waktu masa tunas 4–6 hari (intrinsic incubation period) sebelum
menimbulkan penyakit. Penularan dari manusia kepada nyamuk dapat terjadi bila
nyamuk menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum
panas sampai 5 hari setelah demam timbul.
5
dari penyakit DBD adalah Aedes aegypti. Nyamuk Aedes aegypti dipengaruhi oleh
beberapa faktor sehingga menjadi infected dan dapat menularkan penyakit DBD.
Faktor tersebut ada virus dengue pada orang yang dihisap darahnya yaitu
orang sakit DBD, 1-2 hari sebelum demam atau 4 – 7 hari selama demam (Depkes,
2007). Tempat perindukan (breeding places) nyamuk Aedes aegypti lebih banyak
ditemukan di dalam rumah, demikian juga kehidupannya lebih banyak berada di
dalam rumah (indoor).
Tidak ada perawatan khusus untuk demam berdarah. Obat-obatan diberikan
untuk meringankan demam dan rasa sakit. Penderita sebaiknya segera dirawat, dan
terutama dijaga jumlah cairan tubuhnya. Dengan perawatan yang tepat dan segera,
tingkat kematian tidak mencapai 1%. Tidak tersedia vaksin untuk demam berdarah.
Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan”3M
Plus”, yaitu menutup, menguras, menimbun. Selain itu juga melakukan beberapa
plus seperti :
a) Memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida
b) Menggunakan kelambu pada waktu tidur, memakai pakaian lengan panjang dan
celana panjang, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan
repellent, memasang obat nyamuk
c) Memeriksa jentik berkala dan disesuaikan dengan kondisi setempat.
d) Menimbun kaleng dan botol bekas, ganti air di vas bunga paling sedikit seminggu
sekali, dan jangan biarkan ada air menggenang di pot tanaman, menguras bak
kamar mandi, tutup rapat semua wadah air, sumur dan tangki penampungan air,
jaga saluran air supaya tidak tersumbat, ratakan permukaaan tanah untuk
mencegah timbulnya genangan air.
e) Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna
untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.
6
2. Pelatihan Juru pemantauan jentik
Menurut petunjuk bagi kelompok kerja pemberantasan penyakit DBD
(Pokja DBD). Pelatihan jumantik dilakukan secara kontinyu yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan petugas dan kesiapannya,menggerakan
masyarakat dengan petugas Puskesmas Sidomulyo dengan Bidan Desa.
SUPERVISOR
JUMANTIK
KOORDINATOR KOORDINATOR
JUMANTIK JUMANTIK
7
Pemantuan jentik Desa Sumberagung merupakan pemantuan jentik
rutin (dilakukan oleh jumantik dan masyarakat) dilakukan setiap seminggu
dan hasilnya dilaporkan kepada bidan desa dan puskesmas saat pertemuan
PKK Desa.Adapun sasaran pemantuan jentik oleh jumantik adalah tempat –
tempat penampungan air yang ada di luar rumah dan didalam rumah
sedangkan penampungan di dalam rumah seperti bak mandi dipantau
masing-masing pemilik rumah. Tujuan kegiatan ini adalah melakukan
pemeriksaan jentik nyamuk penular demam berdarah dengue termasuk
memotivasi keluarga atau masyarakat dalam melakukan PSN DBD.
Pemantuan jentik oleh jumantik maupun oleh masyarakat dilakukan rutin
setiap minggu.Hal ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan pemantuan
jentik tiap minggudan upaya PSN DBD yang dilihat dari ABJ.
b) Penyuluhan DBD
Penyuluhan dilakukan pada masyarakat dengan tujuan untuk mengenal lebih
jauh gejala,dan tanda – tanda penderita DBD dan bahayanya.
c) Pencatatan Hasil
Hasil Pemantuan jentik dicatat pada kartu jentik rumah/bangunan yang
tertempel di dinding rumah/digantung di rumah.Cara pencatatan hasil
pemantuan jentik tersebut dengan menuliskan nama dan alamat pemilik
rumah yang diperiksa serta menuliskan tanda (+) bila ditemukan jentik dan
tanda (-) apabila tidak diketemukan jentik di kolom yang tersedia.Pencatatan
hasil pemantuan jentik di formulir JPJ-1 bertujuan untuk memudahkan
pelaporan dan pengolahan data pemantau jentik serta sebagai bukti
dokumentasi.
5.3 Tahap Monitoring dan Evaluasi
Pemantuan wilayah setempat yang bertujuan untuk mengetahui kepadatan
dan angka bebas jentik dari tiap tiap RT/RW, jumlah penderita DBD, dan
kegiatan penggerak PSN DBD di masing – masing RW pada bulan yang
bersangkutan sehingga diharapakan RW yang kepadatan jentiknya masih tinggi
dapat lebih meningkatkan kegiatan penggerakan PSN DBD di lingkunganya. Jika
ada laporan kasus DBD, Jumantik Desa melaporkan kepada puskesmas dan
selanjutnya pihak puskesmas melakukan PE dan fogging bila diperlukan dan
dibutuhkan, serta dilakukan pengendalian lebih lanjut.
8
6. Juru Pemantauan Jentik (Jumantik)
6.1 Pengertian
Kader juru pemantau jentik (jumantik) adalah kelompok kerja kegiatan
pemberantasan penyakit demam berdarah dengue di tingkat Desa dalam wadah
Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa
6.2 Tujuan
Menggerakkan peran serta masyarakat dalam usaha pemberantasan
penyakit DBD, terutama dalam pemberantasan jentik nyamuk penularnya
sehingga penularan penyakit demam berdarah dengue di tingkat desa, dapat
dicegah atau dibatasi. Menurut Depkes RI (2005) peran kader kesehatan dalam
menanggulangi DBD adalah:
a. Sebagai anggota PJB di rumah-rumah dan tempat umum.
b. Memberikan penyuluhan kepada keluarga dan masyarakat.
c. Mencatat dan melaporkan hasil PJB Kepala Dusun atau Puskesmas secara
rutin minimal setiap minggu dan bulanan.
d. Mencatat dan melaporkan kasus kejadian DBD kepada RW/Kepala
DusunPuskesmas.
e. Melakukan PSN dan pemberantasan DBD secara sederhana seperti pemberian
bubuk abate dan ikan pemakan jentik.
9
E. PROGRAM KEGIATAN
BULAN/ TAHUN 2018
NO. KEGIATAN KET.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sosialisasi
Satu Rumah Dilaksanakan
1 Satu di Arisan
Jumantik (1R PKK
1J)
2 Tindak
Lanjut Dan
Pelaksanaan
1R 1J Di
Desa
3 Program Pemberian
Unggulan/ stiker pada
Inovasi Yang Rumah yang
Dilaksanakan ada jentiknya
F. PEMBIAYAAN KEGIATAN
Pembiayaan untuk kegiatan PSN di Desa Sumberagung (Sosialisasi Satu Rumah
Satu Jumantik (1R 1J),Tindak Lanjut Dan Pelaksanaan 1R 1J Di Desa, Program
Unggulan/ Inovasi Yang Dilaksanakan) menggunakan dana ADD Desa.
10
G. LAMPIRAN
1. Dokumentasi Kegiatan Pemeriksaan Jentik Di Desa Sumberagung
11
2. Dokumentasi Kegiatan PE di Desa Sumberagung
12
Lampiran 4
FORMULIR
HASIL PEMERIKSAAN JENTIK
BULAN : .........................200....
DESA : ...................................
KECAMATAN : ...................................
JENTIK
NO. NAMA KK ALAMAT + - KET.
(POS) (NEG)
JUMLAH
SIDOMULYO, ......................................
PELAKSANA
________________________________
13
Lampiran 5
FORMULIR PEMERIKSAAN JENTIK OLEH KADER
ALAMAT JUMLAH TEMPAT PENAMPUNGAN AIR JUMLAH BUKAN TEMPAT PENAMPUNGAN AIR
SAMPAH/ TEMPAT
BAK LAIN- SUB VAS LAIN- SUB TOTAL RMH + ABATISASI
NO NAMA RT RW TEMPAYAN DRUM BARANG MINUM
MANDI LAIN TOTAL BUNGA LAIN TOTAL JENTIK (gram)
BEKAS BURUNG
DIP + DIP + DIP + DIP + DIP + DIP + DIP + DIP + DIP + DIP + DIP +
JUMLAH
KONTAINER INDEK (CI) : JMLH KONT. + JENTIK DIBAGI JML KONTAINER DIPERIKSA = 0/ 0 = #DIV/0!
ANGKA BEBAS JENTIK (ABJ) : JMLH RUMAH/ BANGUNAN TDK ADA JENTIK DIBAGI JML RUMAH/ BANGUNAN DIPERIKSA = 97/ 97 = 100%
14
15
16
H. PENUTUP
1. KESIMPULAN
a. Berdasarkan data menunjukan bahwa dari 100 rumah memenuhi syarat bebas
jentik(75%)
b. Di Desa Sumberagung menunjukkan bahwa dari 100 rumah sebagian belum
bebas hewan vector tikus ( 33,7% )
c. Tempat – tempat umum di Desa Sumberagung khususnya masjid, dari 4 masjid
yang telah di survey prosentase minimal 70% telah memenuhi syarat kesehatan.
d. Dari 3 institusi pendidikan yang telah di survey memenuhi syarat kesehatan.
e. Dari 8 TP2M yang telah di survey sudah memenuhi syarat kesehatan.
f. Dari 100 rumah yang disurvey 60% sudah memiliki sarana sanitasi dan
memenuhi syarat kesehatan.
g. Dari 100 rumah yang di survey ada 72% sudah melakukan PHBS yang
memenuhi syarat kesehatan.
2. SARAN
a. Memberikan pengarahan kepada masyarakat tentang PHBS,
b. Memberikan pengarahan siswa agar menjaga kebersihan lingkungan dengan cara
membuang sampah pada tempatnya.
c. Anjurkan dan ajarkan kepada siswa untuk membiasakan diri mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan.
d. Memberikan penyuluhan di kantin sekolahan tentang kebersihan makanan yang
dijual.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
19