Anda di halaman 1dari 42

DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KESEHATAN JIWA

REMAJA: LITERATURE REVIEW

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh:

Dimas Ade Saputra

18.0603.0027

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
Juli 2022

1 Universitas Muhammadiyah Magelang


i

DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KESEHATAN JIWA


REMAJA: LITERATURE REVIEW

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Keperawatan pada Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang

Disusun Oleh:

Dimas Ade Saputra

18.0603.0027

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

Juli 2022

Universitas Muhammadiyah Magelang


ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Skripsi

DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KESEHATAN JIWA REMAJA:


LITERATURE REVIEW

Skripsi ini telah disetujui untuk diujikan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Magelang

Magelang, 14 Juli 2022


Pembimbing Utama

Ns. Retna Tri Astuti, M.kep

NIDN. 0602067801

Pembimbing Pendamping

Ns. Sambodo Sriadi Pinilih, M.Kep., Sp.Kep.J

NIDN.

Universitas Muhammadiyah Magelang


iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh:

Nama : Dimas Ade Saputra


NPM : 18.0603.0027
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi : Dukungan Keluarga Terhadap Kesehatan Jiwa Remaja:
Literature Review

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan
pada Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Magelang.

DEWAN PENGUJI

Ketua Penguji : (……………….)

Anggota Penguji : Ns. Retna Tri Astuti, M.kep (……………….)

Anggota Penguji : Ns. Sambodo Sriadi Pinilih, M.Kep., Sp.Kep.J (……………….)

Magelang, 14 Juli 2022


Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

(Dr. Heni Setyowati Esti Rahayu., S.Kp., M.Kes)


NIDN.0625127002

Universitas Muhammadiyah Magelang


iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya saya sendiri dan
bukan merupakan karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya, kecuali
dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya. Apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau
ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini maka saya siap
menanggung segala resiko/sanksi yang berlaku.

Nama : Dimas Ade Saputra


NPM : 18.0603.0027
Tanggal : 14 Juli 2022

MATERAI
10.000

Dimas Ade Saputra


18.0603.0027

Universitas Muhammadiyah Magelang


v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Muhammadiyah Magelang, saya yang


bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dimas Ade Saputra


NPM : 18.0603.0027
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Muhammadiyah Magelang Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-
Exclusive-Royalty-Fee Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Dukungan
Keluarga Terhadap Kesehatan Jiwa Remaja: Literature Review.

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalty Non
Ekslusive ini Universitas Muhammadiyah Magelang berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta ijin dari saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Magelang
Pada tanggal : 14 Juli 2022
Yang menyatakan

(Dimas Ade Saputra)


18.0603.0027

Universitas Muhammadiyah Magelang


vi

Nama : Dimas Ade Saputra

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul : Dukungan Keluarga Terhadap Kesehatan Jiwa Remaja: Literature


Review

Abstrak

Pendahuluan:

Universitas Muhammadiyah Magelang


vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, atas segala rakhmat serta
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Dukungan Keluarga Terhadap Kesehatan Jiwa Remaja: Literature Review”.
Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang disusun dalam upaya untuk meneliti
bagaimana manajemen hipergranulasi pada luka yang baik. Sholawat serta salam
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulis menyadari bahwa banyak
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini,
iringan doa dan ucapan terima kasih khususnya kepada:

1. Dr. Heni Setyowati Esti Rahayu, S.Kp., M.Kes, Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Magelang.
2. Ns. Retna Tri Astuti, M.kep, selaku dosen pembimbing 1 yang senantiasa
sabar dan memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
3. , selaku dosen penguji yang senantiasa sabar,
dan banyak memberikan saran yang sangat bermanfaat untuk skripsi ini.
4. Ns. Sambodo Sriadi Pinilih, M.Kep., Sp.Kep.J, selaku dosen pembimbing 2
yang senantiasa sabar dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini.
5. Segenap jajaran dosen Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Magelang, terima kasih telah mendidik dan membagikan ilmunya.
6. Orang tua dan teman-teman serta berbagai pihak yang tidak bisa peneliti sebut
satu persatu pada kesempatan ini yang turut membantu dalam penyelesaian
skripsi ini.
Magelang, 14 Juli 2022
Penulis

Dimas Ade Saputra


NPM.18.0603.0027

Universitas Muhammadiyah Magelang


viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN..................................iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..........................v
Abstrak...................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR SKEMA...............................................................................................xii
DAFTAR SINGKATAN....................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................3
C. Tujuan Penelitian......................................................................................3
D. Manfaat Penelitian....................................................................................4
E. Target Luaran............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................19
A. Pengertian Kesehatan Jiwa......................................................................19
B. Komponenen Kesehatan Jiwa.................................................................19
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Jiwa.............................20
D. Kriteria Sehat Jiwa..................................................................................22
E. Pengertian Remaja..................................................................................22
F. Tahap Perkembangan Remaja.................................................................23
G. Karakteristik Perkembangan Remaja......................................................23
H. Perkembangan Individu Berbeda............................................................26
I. Pengertian Keluarga................................................................................27

Universitas Muhammadiyah Magelang


ix

J. Fungsi Keluarga dalam Bidang Kesehatan Keluarga.............................27


K. Tugas Keluarga dan Fungsi Anak Remaja..............................................29
L. Definisi Dukungan Sosial Keluarga........................................................30
M. Jenis Dukungan Sosial Keluarga.............................................................30
N. Pengaruh Dukungan Sosial Keluarga.....................................................31
O. Kerangka Teori.......................................................................................32
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................33
A. Database..................................................................................................33
B. Kata Kunci..............................................................................................33
C. Kriteria Inklusi dan Eksklusi...................................................................33
D. Proses Seleksi Artikel.............................................................................35
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................37

Universitas Muhammadiyah Magelang


x

DAFTAR TABEL

Universitas Muhammadiyah Magelang


xi

DAFTAR GAMBAR

Universitas Muhammadiyah Magelang


xii

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Teori.....................................................................................32

Skema 3. 1 Diagram PRISMA...............................................................................36

Universitas Muhammadiyah Magelang


xiii

DAFTAR SINGKATAN

Universitas Muhammadiyah Magelang


xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Universitas Muhammadiyah Magelang


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana perkembangan Intelektual, Fisik dan


Emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras
dengan keadaan orang lain. Kesehatan jiwa sebagai salah satu standar pelayanan
minimal sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2016 dan adanya
indikator kesehatan jiwa dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga (PIS-PK). Dengan adanya sistem sebuah kesehatan diharapkan akan
tercipta pelayanan kesehatan jiwa yang tanggap, merata, bermutu, efisien dan
terjangkau masyarakat Indonesia yang sehat jiwa (Idaiani & Riyadi, 2018).
Pada tahun 2018 prevalensi gangguan kesehatan jiwa dengan gejala depresi dan
kecemasan remaja di Indonesia sampai saat ini berada angka 6,1% dari jumlah
penduduk indosesia, meningkat 0,1% dari prevalansi gangguan jiwa dengan gejala
depresi dan kecemasan din tahun 2017. Peningkatan ini terlihat dari kenaikan
prevalensi keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan jiwa di
Indonesia dengan peningkatan jumlah menjadi 7 permil keluarga. Artinya per
1000 keluarga terdapat 7 keluarga dengan gangguan jiwa. Untuk provinsi jawa
tengah prevalensi gangguan kesehatan jiwa dengan gejala depresi dan kecemasan
remaja mencapai 4,4%. Peningkatan prevaslensi tersebut dapat disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya problem orang tua, lingkungan hidup, factor keluarga
dan venomena covid-19 (Riskesdas, 2018)
Pada tahun 2021 berdasarkan laporan the state of the world’s children 2021
terdapat 1 dari 5 anak 15 – 24 tahun menyatakan sering merasa depresi atau
rendah minat untuk berkegiatan. Hal ini disebabkan oleh factor adanya pandemic
covid-19. Masa pandemic covid-19 tidak hanya berefek pada kesehatanh fisik
akan tetapi berpengaruh pada kesehatan mental seseorang. Berbagai permasalahan
yang muncul akibat covid-19 dapat menjadi sumber stress baru bagi masyarakat
(Fiorillo & Gorwood, 2020)
2

Upaya pemerintah untuk mengatasi peningkatan kesehatan jiwa di Indonesia,


setiap provensi sudah memiliki puskesmas layanan jiwa. Cakupan tahun 2018
menunjukan kabupaten atau kota yang memiliki puskesmas dengan layanan
kesehatan jiwa mencapai 48,1% dan provensi jawa tengah mencapai angka 42,9%
selaian itu upaya pemerintah dapat dilikah dari indikator penderita gangguan jiwa
yang mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan mencapai angkaka 38,14%
dan jawa tengah mencapai angka 36,5% di tahun 2018 (Prihartanti et al., 2021)
Upaya lainnya yang dilakukan oleh penerintah untuk mengatasi peningkatan
gangguan jiwa di Indonesia dengan beberapa program diantaranya, advokasi dan
sosialisasi kepada pemerintah daerah yang membuat kebijakan memihak kepada
upaya peningkatan kesehatan jiwa, mengoptimalkan peran dinas kesehatan
provinsi kabupaten atau kota dalam upaya kesehatan jiwa remaja, dibentuknya
organisasi profesi swasta dan LSM membentuk tim pengawasan kesehatan jiwa
masyarakat di provinsi kabupaten atau kota, mendorong pemberdayaan keluarga
dan masyarakat dalam upaya kesehatan jiwa remaja (Ayuningtyas et al., 2018)
Perubahan terjadi pada masa remaja terdapat dalam proses pertumbuhan dan juga
perkembangan sehingga remaja perlu beradaptasi terhadap perubahan yang
terjadi, dimana remaja mengalami perubahan psikologis, sosial, biologis dan
spiritual yang menuntutnya untuk dapat beradaptasi terhadap kejadian yang ada.
Bagi remaja tentunya yang tidak mampu beradaptasi maka akan berisiko untuk
timbulnya masalah kesehatan jiwa jika tidak ditanganin dengan baik akan berisiko
gangguan jiwa dalam kehidupannya seperti cemas dan juga harga diri rendah pada
remaja (Ubaidillah et al., 2017).
Yang harus diketahu keluarga tentang perilaku remaja seperti sering terlihat
sangat sedih atau menarik diri dari lingkungan keluarga dan pertemanan,
Mengalami ketakutan luar biasa yang tanpa alasan, Terlibat dalam perkelahian,
menggunakan senjata, atau menyakiti orang lain, Menurunnya prestasi akademik
secara drastis, Mengalami gangguan makan, Tidak memiliki minat untuk
melakukan kegiatan sehari-hari, Kesulitan berkonsentrasi, Penyalahgunaan zat
(rokok, narkoba, dan alkohol) berulang kali, Perubahan suasana hati yang
ekstrem, Perubahan drastic pada perilaku atau kepribadian, Berniat menyakiti diri

Universitas Muhammadiyah Magelang


3

sendiri atau mempunyai keinginan untuk bunuh diri. Mungkin yang harus
dilakukan oleh keluarga adalah membiasakan mereka terbuka. Dengan begitu,
mereka akan dengan santai menceritakan hal apapun tentang dirinya kepada orang
terdekat. Dalam hal ini keluarga sangat penting utuk mempeengaruhi (Oktaviany,
2021)
Remaja perlu adanya kesiapsiagaan dengan sistem pada remaja diantaranya fungsi
keluarga dimana berisiko dalam rentang rendah lebih besar mengalami masalah
kesehatan jiwa dibandingkan dengan fungsi keluarga sangat baik, keluarga
merupakan support system terdekat bagi remaja yang berdampak pada perilaku
remaja. Kesiapan keluarga berperan penting dalam proses tumbuh kembang
remaja dalam mebentuk instrumental, informasi, emosional, dan penghargaan,
sehingga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
orang tua dalam menghadapi dan memberikan dukungan kepada remaja, yang
berdampak remaja dalam lingkungan (Sulistiowati et al., 2018)
Menurut observasi didusun Siyangan terdapat permasalahan pada remaja seperti
sudah diperbolehkan merokok, meminum-minuman keras yang bisa berakibat
mabuk, dan kecanduan game online, Terlebih pada masa pandemic Covid-19 ini,
dengan pembelajaran daring banyak remaja di dusun Siyangan yang merasa bosan
dan lebih suka dengan bermain game dan bermain dengan teman-temannya seperti
nongkrong yang tidak jelas. Hal ini tentu saja akan dapat menyebabkan resiko
terjadinya permasalahan kesehatan jiwa pada remaja di Dusun Siyangan. Adapun
upaya yang dilakukan oleh masyarakat maupun pemerintah setempat belum
banyak. Upaya pembinaan dan pemberdayaan remaja untuk kesehatan remaja
belum dilakukan. Kegiatan yang dilakukan hanya masih berfokus pada kesehatan
ibu dan anak dan upaya kesehatan secara umum. Berdasarkan data di atas peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Dukungan Keluarga Terhadap
Kesehatan Mental Remaja: Literature Review”.

Universitas Muhammadiyah Magelang


3

B. Rumusan Masalah

Kesehatan Jiwa suatu keadaan dimana perkembangan intelektual, fisik, dan


emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras
dengan keadaan orang lain. Gangguan Kesehatan jiwa di Indonesia mencapai
sekitar 14 juta orang atau 6% untuk Jawa Tengan orang mengalami gangguan jiwa
9.0% antara lain dengan gangguan seperti depresi dan kecemasan, dan Kabupaten
Magelang berjumlah 731 orang dari 1.176.681 terjadi pada penduduk untuk
semua kalangan, salah satunya adalah masa remaja. Masa remaja dapat
mengalami pertumbuhan dan juga perkembangan baik biologi, psikologis, sosial
dan spiritual. Dalam proses tumbuh kembang remaja dalam bentuk informasi,
instrumental, emosional, dan penghargaan, Keluarga berperan penting sebagai
support system terdekat bagi remaja. Berdasarkan latar belakang masalah diatas
dapat dirumuskan bahwa masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
pengaruh dukungan keluarga terhadap kesehatan jiwa remaja dengan metode
literature review.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui dukungan keluarga dalam
kesehatan jiwa remaja dengan metode literature review.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini membandingkan berbagai macam dukungan keluarga terhadap


kesehatan mental remaja dengan metode literature review.

2. Penelitian ini menganalisis berbagai macam dukungan keluarga terhadap


kesehatan mental remaja dengan metode literature review.

Universitas Muhammadiyah Magelang


4

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk berbagai pihak yaitu:


1. Institusi Pelayanan Kesehatan
Manfaat penelitian ini bagi institusi kesehatan yaitu menjadi evidence based
practice bagi pelayanan kesehatan dalam mendukung orang tua untuk kesehatan
jiwa pada remaja.
2. Peneliti
Manfaat untuk peneliti yaitu peneliti dapat mengetahui bagaimana peran orang tua
dalam mendukung kesehatan jiwa pada remaja
3. Peneliti selanjutnya
Manfaat penelitian ini bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai salah satu arah
untuk mengembangkan peta jalan peneitian dalam bidang kesehatan jiwa
4. Institusi Pendidikan Keperawatan
Manfaat penelitian ini bagi insitusi Pendidikan keperawatan adalah sebagai salah
satu bahan kajian yang diajarkan kepada calon perawat dalam stase keperawatan
jiwa, sehingga ilmu yang di dapat mahasiswa sesuai dengan perkembangan serta
berfariasi.
5. Masyarakat
Manfaat bagi masyarakat yaitu supaya keluarga dapat mendukung anak dalam
kesehatan jiwa remaja.

E. Target Luaran

Target luaran skripsi berupa publikasi artikel ilmiah pada Jurnal Keperawatan,
Borobudur Nursing Review, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Magelang, ISSN: 2777-0788, https://journal.unimma.ac.id/index.php/bnur

Universitas Muhammadiyah Magelang


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kesehatan Jiwa


World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa kesehatan jiwa adalah
kondisi sejahtera dimana setiap individu mampu mewujudkan potensi dirinya,
mampu mengatasi masalah atau tekanan dalam hidupnya, produktif dan pandai
dalam bekerja, serta mampu berkontribusi terhadap lingkungan dan orang-orang
di sekitarnya. Kesehatan jiwa menurut Mental Health Inventory (MHI) dibagi
menjadi kesejahteraan psikologis yang lebih sering disebut dengan mental well-
being dan tekanan psikologis yang sering disebut dengan mental distress.
Kesejahteraan psikologis adalah suatu kondisi yang menggambarkan kepuasan
hidup, ikatan emosional dan pengaruh positif umum. Distress psikologis adalah
suatu kondisi yang menggambarkan kesehatan mental seseorang yang
digambarkan dengan tingkat kecemasan, hilangnya kontrol perilaku/emosional,
dan depresi (Idaiani & Riyadi, 2018)
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1996 adalah seperangkat undang-undang
tentang kesehatan jiwa, yang mendefinisikan kesehatan jiwa sebagai kondisi yang
memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan emosional seseorang secara
optimal. Pembangunan manusia harus selaras dengan lingkungan orang lain
sebagai tolak ukur kesehatan mental yang positif. Dapat disimpulkan bahwa
kesehatan mental tidak ada hubungannya dengan kesehatan/penyakit fisik
seseorang, tetapi lebih pada kesehatan dan kesejahteraan mental.

B. Komponenen Kesehatan Jiwa


Ada beberapa komponen dalam kesehatan jiwa, yaitu:
1. Otonomi dan kemandirian:
Individu dapat melihat diri sendiri, mencari nilai dan tujuan hidup. Individu yang
otonom dan mandiri dapat saling mengandalkan atau bekerja sama dengan orang
lain tanpa kehilangan otonominya.
2. Memaksimalkan potensi diri:

19 Universitas Muhammadiyah Magelang


20

Individu memiliki arah untuk pertumbuhan dan aktualisasi diri. Dia tidak puas
dengan status quo/anti perubaha dan terus-menerus berusaha untuk tumbuh
menjadi seseorang yang ingin tumbuh.
3. Menoleransi ketidakpastian hidup:
Seseorang dapat menghadapi tantangan sehari-hari dengan harapan dan
pandangan positif, apa pun yang terjadi di masa depan. Ia akan selalu tetap tenang
dalam menghadapi masalah.
4. Harga diri:
Orang-orang secara realistis menyadari kemampuan dan keterbatasan mereka. Dia
tidak melihat dirinya secara positif dan bertindak atau berpikir dia tidak bisa
melakukan sesuatu.
5. Menguasai lingkungan:
Manusia dapat menjadi kreatif, kompeten, dan kompeten dalam menghadapi dan
mempengaruhi lingkungan. Ia akan mudah bergaul dengan masyarakat dan
memilih yang positif dari lingkungannya.
6. Manajemen stress:
Orang dapat menoleransi stresor hidup seperti kecemasan, kesedihan, atau
kegagalan. Dia tahu bahwa stres tidak berlangsung selamanya, dan dia
menggunakan dukungan keluarga dan teman untuk melewati krisis.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Jiwa


Kesehatan jiwa dipengaruhi oleh faktor berikut:
1. Faktor pribadi
a. Umur, pertumbuhan dan perkembangan
Orang yang lebih muda lebih mungkin dibandingkan orang yang lebih tua untuk
mengalami gangguan mental seperti isolasi sosial dan depresi. Keadaan ini
disebabkan oleh pembangunan yang tidak stabil dan kurangnya pengalaman
dalam menghadapi permasalahan yang muncul. Jika hal ini tidak di waspadai,
masalah akan terus terjadi di usia selanjutnya (D. Wulandari & Hermiati, 2019)
b. Genetik dan biologis

Universitas Muhammadiyah Magelang


21

Riwayat keluarga memiliki dampak besar pada kesehatan mental seseorang.


Kebanyakan orang tua dengan gangguan mental mewariskan gen yang nantinya
dapat menyebabkan gangguan mental pada anak-anak mereka (Rachman, 2018)
c. Kesehatan fisik
Kesehatan biologis mempengaruhi kesehatan mental. Lingkungan yang sehat akan
memberikan rangsangan positif sebagai respon terhadap stresor yang dialami.
Akibat negatif dapat terjadi bila penyebab stres adalah kondisi fisik yang tidak
memuaskan. Tentu saja, kondisi fisik orang yang sehat atau sakit sangat bervariasi
tergantung pada stresornya (Munir & Herianto, 2020)
d. Self-efficacy
Self-efficacy adalah keyakinan pada kemampuan Anda sendiri dan kemampuan
Anda untuk mempengaruhi orang-orang di sekitar Anda. Orang dengan efikasi
diri dapat dengan mudah mengatasi stresor sendiri dan mencari bantuan dari orang
lain ketika mereka merasa benar-benar membutuhkannya. Orang dengan efikasi
diri yang rendah cenderung pasif dan memiliki rasa keraguan diri yang kuat. Jika
ini terus berlanjut, kecemasan dan depresi dapat terjadi. Anda membutuhkan
banyak kepercayaan diri untuk tumbuh (Priyanti et al., 2021)
e. Ketabahan
Kesabaran adalah sikap menolak penyakit di bawah pengaruh stres. Ketekunan
lebih merupakan karakter yang ikhlas menerima karunia Tuhan Yang Maha Esa.
Di antara sifat-sifat ketekunan adalah dedikasi, kontrol, dan ketekunan.
f. Psikologi
Psikologi merupakan aspek manusia yang tidak dapat dipisahkan dari aspek
manusia lainnya. Memiliki pengalaman mempengaruhi perkembangan mental,
dan pengalaman awal sangat penting dan menentukan kondisi mental seseorang
keesokan harinya. Proses belajar juga sangat menentukan kesehatan mental yang
dipelajari orang di lingkungannya terlebih dahulu. Kalau tampilan pertama bagus,
sustainability-nya juga bagus (Susilawati, 2020)
g. Spiritual
Spiritualitas mental sering dihentikan oleh agama. Sebagian besar spiritualitas
akan mengarah pada iman dalam arti dan tujuan hidup. Spiritualitas dan agama

Universitas Muhammadiyah Magelang


22

tidak dapat dibagi karena mereka saling terkait. Orang yang percaya positif,
kesehatan jiwanya juga akan baik (Sari, 2020)
2. Faktor interpersonal
a. Rasa
Maslow menggambarkan kepemilikan sebagai kebutuhan psikososial dasar yang
mencakup nilai dan kecocokan. Nilai mewakili perasaan kebutuhan dan
penerimaan. Kesesuaian, di sisi lain, mengacu pada perasaan konsisten dengan
sistem. Rasa memiliki akan menimbulkan perasaan penerimaan dan penerimaan,
kebutuhan dan kebutuhan.
b. Jaringan sosial dan dukungan sosial
Jejaring sosial adalah sekelompok dua orang atau lebih yang terhubung satu sama
lain. Kehadiran jejaring sosial akan meningkatkan hubungan baik antar manusia,
dan penelitian menunjukkan bahwa kehadiran jejaring sosial menghilangkan
stresor dan menghasilkan respons positif. Dukungan sosial adalah sistem
dukungan yang berasal dari keluarga, teman, atau masyarakat. Dukungan sosial
dapat berupa pujian dan dorongan yang tentunya dapat meningkatkan kemampuan
individu dalam mengatasi stress (Multasih & Suryadi, 2019).

D. Kriteria Sehat Jiwa


Kriteria seseorang untuk memiliki jiwa yang sehat adalah :
1. Individu dapat beradaptasi diri secara konstruktif pada kenyataan (berani
menghadapi kenyataan).
2. Merasa puas dengan usahanya.
3. Lebih puas memberi dari pada menerima.
4. Bebas (relatif) dari cemas.
5. Bersosialisasi dengan orang lain secara tolong menolong dan memuaskan

E. Pengertian Remaja
Adolescence atau sering disebut juga dengan istilah masa remaja berasal dari
bahasa latin adolescence/adolescence yang berarti pertumbuhan. Masa remaja
adalah proses bertahap menuju kematangan fisik, intelektual, psikologis, sosial

Universitas Muhammadiyah Magelang


23

dan emosional. Hal ini menunjukkan bahwa sifat pertumbuhan adalah bahwa ia
terjadi secara bertahap, bukan tiba-tiba, dari satu tahap ke tahap lainnya. WHO
menggambarkan masa remaja sebagai tahap perkembangan dari masa kanak-
kanak hingga dewasa, kira-kira antara usia 10 dan 19 tahun.

F. Tahap Perkembangan Remaja


Masa remaja dibagi menjadi masa remaja awal, masa remaja pertengahan, dan
masa remaja akhir sesuai dengan proses perkembangannya. Tentu saja, proses ini
memiliki karakteristik lain, seperti yang dijelaskan di bawah ini (Hendrianti &
Dewinda, 2019)
1. Remaja awal
Masa remaja awal sering disebut sebagai masa remaja awal. Selisih usia pada
masa remaja awal adalah 10-13 tahun, dimana ia akan dibingungkan oleh
perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya dan impuls-impuls yang
menyertai perubahan-perubahan tersebut. Remaja mengembangkan ide-ide baru,
cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara seksual. Kemarahan
dan kurangnya kontrol atas ego biasanya merupakan masalah yang membuat
remaja sulit untuk memahami dan memahami ketika mereka menjadi dewasa.
2. Remaja akhir
Masa remaja akhir merupakan tahap terakhir dari masa remaja. Pada titik ini, ada
tingkat usia 16-19, di mana integrasi ke tahap dewasa berlangsung. Masa remaja
akhir ditandai dengan lima pencapaian, antara lain:
a. Minat yang semakin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek
b. Ego mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam
pengalaman-pengalaman baru.
c. Terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi
d. Lebih mengutamakan kepentingan pribadi
e. Adanya sekat yang memisahkan diri dan masyarakat.

G. Karakteristik Perkembangan Remaja

Universitas Muhammadiyah Magelang


24

Remaja dalam perkembangannya tentu saja mempunyai ciri yang khas. Hal ini
harus benar-benar diperhatikan karena adanya perubahan poisitif dan negatif yang
terjadi/tentang apa saja sikap yang harus dipertahankan ataupun yang perlu
dilurskan/diarakhan (Khasanah & Mamnuah, 2021)
1. Perkembangan psikososial remaja
Perkembangan psikososial remaja akan membentuk kepribadian remaja itu
sendiri. Masa remaja awal dimulai dengan pubertas dan stabilitas emosional dan
fisik yang relatif. Selain itu, orang ingin mencegah otonomi dari keluarga dan
mengembangkan identitas mereka sendiri daripada pembagian peran. Identitas
kelompok penting untuk mengawali pembentukan identitas pribadi. Remaja pada
masa remaja awal harus mampu mengatasi masalah teman sebaya sebelum
menjawab pertanyaan tentang siapa mereka dalam hubungannya dengan keluarga
dan masyarakat (Pertiwi & Lestari, 2021)
2. Perkembangan kognitif
Remaja tidak lagi dibatasi oleh realitas dan peduli dengan perkembangan kognitif.
Remaja sudah berpikir ke depan dan memperhatikan peluang baru (mengancam
dan menguntungkan). Dia akan mulai membayangkan apa yang akan berubah di
masa depan sebagai akibat dari perilaku sekolahnya, seperti hubungannya dengan
orang tuanya dan kurangnya motivasi untuk belajar dan mencegahnya untuk
melanjutkan ke perguruan tinggi. Remaja secara mental mampu memanipulasi
lebih dari satu kategori variabel pada saat yang bersamaan. Misalnya, saat
merencanakan perjalanan, Anda dapat mempertimbangkan hubungan antara
kecepatan, jarak, dan waktu. Mereka dapat mendeteksi konsistensi logis atau
inkonsistensi dalam sekelompok pernyataan dan mengevaluasi sistem atau
kumpulan nilai dalam perilaku yang lebih dapat diuraikan (Putri et al., 2020)
3. Perkembangan moral
Masa remaja akhir ditandai dengan pertanyaan serius tentang nilai-nilai moral dan
pribadi. Remaja dapat dengan mudah mengambil peran yang berbeda. Mereka
memahami kewajiban dan tanggung jawab berdasarkan hak bersama dengan
orang lain, dan konsep keadilan yang muncul dalam menentukan hukuman atas
kesalahan dan memperbaiki atau mengganti yang rusak karena kesalahan. Tetapi

Universitas Muhammadiyah Magelang


25

mereka tidak mematuhi tetapi menantang aturan moral yang ditetapkan oleh
pengamatan remaja bahwa aturan lisan berasal dari orang dewasa (Supandi et al.,
2019)
4. Perkembangan Spiritual
Ketika remaja mulai mandiri dari orang tua dan otoritas lainnya, beberapa dari
mereka mulai mempertanyakan nilai dan cita-cita keluarga. Sementara itu, remaja
lain yang masih bergulat dengan konflik di masa yang penuh gejolak ini, masih
memegang teguh nilai-nilai ini sebagai elemen kehidupan yang stabil. Remaja
mungkin menolak kebaktian formal, tetapi berdoa secara pribadi di kamar mereka.
Mereka mungkin perlu mengeksplorasi konsep keberadaan Tuhan.
Membandingkan agama seseorang dengan orang lain mungkin mempertanyakan
keyakinan Anda, tetapi pada akhirnya spiritualitas Anda terbentuk dan diperkuat
(Saputra, 2018)
5. Perkembangan Sosial
Untuk mencapai kedewasaan penuh, remaja harus melepaskan diri dari dominasi
keluarga dan membangun identitas yang independen dari otoritas orang tua.
Namun, proses ini penuh dengan ambivalensi bagi remaja dan orang tua. Remaja
ingin berada di luar kendali orang tua ketika mereka tumbuh dewasa, tetapi takut
ketika mencoba memahami tanggung jawab yang datang dengan kemandirian
(SUHARTI, 2020)
a. Hubungan dengan Orang Tua Selama masa remaja, hubungan antara orang tua
dan anak berubah dari cinta dan kesetaraan. Proses mencapai kemerdekaan
seringkali penuh dengan kebingungan dan ambiguitas. Ini karena, sementara
orang tua dan remaja belajar untuk mengambil dan melihat melalui peran
baru, penyelesaian sering kali menciptakan serangkaian keterasingan yang
menyakitkan yang diperlukan untuk membangun hubungan. hubungan
terakhir (Parulian & Yulianti, 2019)
b. Hubungan Sebaya Sementara orang tua terus memiliki pengaruh yang
signifikan pada kehidupan sebagian besar remaja, diyakini bahwa bagi
sebagian besar remaja, teman sebaya memainkan peran yang lebih penting

Universitas Muhammadiyah Magelang


26

pada masa remaja daripada di masa kanak-kanak. Kelompok sebaya


memberdayakan dan memberdayakan remaja (Aulia, 2020).

H. Perkembangan Individu Berbeda


Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor pertumbuhan dan perkembangan remaja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan remaja antara
lain:
1. Faktor Heriditer
Pewarisan Genetik adalah suatu sifat yang diturunkan dari orang tua kepada
anaknya. Manusia tidak dapat mengubah faktor keturunan karena gen pada
hakikatnya adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Faktor genetik dapat
menentukan karakteristik individu seperti ras, warna rambut, mata, tinggi badan,
karakteristik tubuh, dan sikap.
2. Faktor Eksternal
Lingkungan memainkan peran penting dalam dampak pada manusia. Potensi,
sifat, atau kebiasaan seseorang diciptakan melalui lingkungannya. Lingkungan
merupakan faktor yang mempengaruhi seseorang setiap hari sejak lahir sampai
meninggal. Lingkungan itu sendiri dibagi menjadi 4 jenis :
a. Lingkungan biologis
Meliputi ras, jenis kelamin, gizi, perawatan kesehatan, penyakit kronis, dan fungsi
metabolisme.
b. Lingkungan fisik
Meliputi sanitasi, cuaca, keadaan rumah, dan radiasi.
c. Lingkungan psikososial
Stimulasi, motivasi belajar, teman sebaya, stress, sekolah, cinta kasih, interaksi
anak dengan orang tua.
d. Lingkungan keluarga dan adat istiadat
Meliputi pekerjaan atau pendapatan keluarga, pendidikan orang tua, stabilitas
rumah tangga, kepribadian orang tua.
3. Faktor Sosial Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Magelang


27

Faktor sosial ekonomi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan


perkembangan remaja. Orang yang lahir dalam keluarga dengan status ekonomi
tinggi akan tumbuh lebih baik daripada mereka yang lahir dari keluarga dengan
status sosial ekonomi rendah. Gaya hidup juga berbeda antara masyarakat dengan
status sosial ekonomi tinggi dan rendah, yang tentunya akan memberikan dampak
positif dan negatif.
4. Faktor Nutrisi
Gizi merupakan komponen penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
karena asupan makanan merupakan kebutuhan dasar setiap orang. Manusia
membutuhkan zat gizi dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, dan
hanya bila terpuaskan dapat melalui proses pertumbuhan dan perkembangan yang
baik. Jika persyaratan ini tidak terpenuhi, proses pertumbuhan dan perkembangan
lebih lanjut dapat terhambat atau terhenti.
5. Faktor Kesehatan
Keadaan kesehatan manusia mempengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan. Individu yang sehat mempercepat proses metabolisme dalam
tubuh, menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan yang lebih cepat. Di sisi
lain, keadaan tubuh yang sakit menghambat pertumbuhan dan perkembangan.

I. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang memiliki hubungan darah, perkawinan,
atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan
memainkan perannya dalam menciptakan dan memelihara suatu budaya. Keluarga
adalah unit terkecil yang memberikan dukungan sosial kepada seluruh anggota
keluarga dan berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya pribadi. Dapat
disimpulkan keluarga adalah suatu sistem di mana anggota keluarga berinteraksi
satu sama lain, memainkan peran sosial tertentu, dan dihubungkan oleh darah dan
pernikahan untuk mencapai tujuan bersama.

J. Fungsi Keluarga dalam Bidang Kesehatan Keluarga

Universitas Muhammadiyah Magelang


28

Menurut (Syahla, 2021) tugas dan fungsinya dalam bidang kesehatan dibagi
kedalam 5 hal yang harus dilakukan, diantaranya :
1. Menyadari bahwa masalah kesehatan setiap keluarga. Kesehatan merupakan
kebutuhan keluarga yang tidak bisa diabaikan, karena tanpa kesehatan
semuanya tidak ada artinya dan kesehatan terkadang menghabiskan semua
kekuatan sumber daya dan dana keluarga. Orang tua harus mewaspadai
kondisi kesehatan dan perubahan yang dialami anggota keluarga. Karena
perubahan terkecil yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
merupakan kepedulian dan tanggung jawab keluarga, jika mengetahui adanya
perubahan sebaiknya segera mencatat kapan, apa, dan seberapa besar
perubahannya.
2. Membuat keputusan tentang mengambil langkah-langkah yang tepat untuk
melindungi kesehatan keluarga Anda. Tugas ini merupakan upaya besar
keluarga untuk mencari dukungan yang tepat berdasarkan keadaan keluarga
mereka, mengingat kemampuan mereka untuk membuat keputusan yang
menentukan perilaku mereka. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh
keluarga diharapkan tepat untuk mengurangi atau mengatasi masalah
kesehatan. Jika keluarga anda memiliki batasan, anda dapat mencari bantuan
dari orang-orang di lingkungan keluarga anda.
3. Merawat anggota keluarga yang sakit atau tidak mampu menolong dirinya
sendiri karena cacat atau usia muda. Perawatan ini dapat dilakukan di rumah
jika keluarga memiliki kesempatan untuk mengambil langkah tambahan untuk
menghindari masalah yang lebih serius.
4. Memelihara suasana rumah yang kondusif bagi kesehatan dan perkembangan
pribadi anggota keluarga. Keluarga berperan sebagai pendukung bagi anggota
keluarga yang sakit. Dengan kata lain, untuk menjaga kesehatan anggota
keluarga, kebutuhan keluarga harus sesuai dengan konsumsi sumber daya
lingkungan
5. Menjaga hubungan antara keluarga dan institusi pelayanan kesehatan
(menggunakan institusi pelayanan kesehatan yang ada) Sikap positif
berpengaruh positif pada keluarga terhadap fasilitas pelayanan kesehatan.

Universitas Muhammadiyah Magelang


29

Kami berharap hubungan positif dengan perawatan kesehatan akan mengubah


perilaku anggota keluarga tentang kesehatan dan penyakit.

K. Tugas Keluarga dan Fungsi Anak Remaja


1) Tugas keluarga dengan anak remaja
Keluarga dengan anak usia remaja mempunyai tugas; memberikan kebebasan
yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja mulai memiliki
otonomi, mempertahankan hubungan intim dalam keluarga, mempertahankan
komunikasi terbuka antara anak dan orang tua dan mempersiapkan perubahan
sistem peran dan peraturan keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh
kembang anggota keluarga.
Keluarga dengan anak remaja menghadapi tantangan. Saat remaja mulai melatih
otonomi, menjaga hubungan keluarga yang erat, menjaga komunikasi terbuka
antara anak dan orang tua, dan mempersiapkan perubahan dalam sistem peran dan
aturan keluarga untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang sedang
tumbuh Kami menjamin kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab.
2) Fungsi Keluarga pada Remaja
Fungsi keluarga dibagi menjadi fungsi emosional, fungsi sosial, fungsi ekonomi,
fungsi regeneratif, dan fungsi perawatan/kesehatan. Kami berharap bahwa fungsi
keluarga yang sukses akan memungkinkan kaum muda untuk tumbuh dengan
kesehatan mental yang positif. Berikut penjelasannya :
a. Fungsi afektif adalah keluarga sebagai dasar kekuatan yang terkait dengan
saling mengasihi/menyayangi, menghargai dan mendukung antar anggota
keluarga.
b. Fungsi sosialisasi merupakan melatih dan mengembangkan proses interaksi
remaja dalam keluarga.
c. Fungsi ekonomi adalah keluarga memenuhi kebutuhan seluruh anggotanya
meliputi sandang, pangan, papan.
d. Fungsi reproduksi merupakan fungsi kelarga untuk melanjutkan keturunan dan
menambah sumber daya manusia.

Universitas Muhammadiyah Magelang


30

e. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk


merawat dan memelihara status kesehatan setiap anggota keluarga

L. Definisi Dukungan Sosial Keluarga


Dukungan sosial adalah hubungan interpersonal yang orang berikan kepada orang
lain. Dukungan tersebut dapat berupa partisipasi, pemberdayaan, motivasi,
pemberian informasi, dan dorongan atau evaluasi individu. Dukungan sosial
merupakan bentuk interaksi interpersonal yang meliputi perhatian emosional,
dukungan instrumental, pemberian informasi, dan evaluasi. Dukungan sosial
diterima oleh seseorang dari keluarga. Dukungan keluarga adalah proses seumur
hidup, dan sifat serta jenis dukungan tergantung pada berbagai tahap siklus hidup.
Dukungan keluarga dapat berupa dukungan sosial internal, seperti dukungan
suami, istri, atau saudara kandung, atau dapat berupa dukungan keluarga eksternal
untuk keluarga inti. Dukungan keluarga memungkinkan keluarga berfungsi
dengan kecerdasan dan emosi yang berbeda. Hasilnya, kesehatan dan adaptasi
keluarga meningkat (Syafitri, 2015)

M. Jenis Dukungan Sosial Keluarga


Dukungan sosial keluarga dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu:
1. Dukungan emosional;
Dukungan ini termasuk mengungkapkan empati dan kepedulian terhadap orang
tersebut sehingga mereka merasa nyaman, dicintai, dan diperhatikan. Dukungan
ini termasuk menunjukkan minat dan kasih sayang serta bersedia mendengarkan
keluhan orang lain.
2. Dukungan instrumental
Bentuk bantuan ini meliputi bantuan langsung, seperti bantuan keuangan atau
bantuan dengan tugas-tugas tertentu.
3. Dukungan informasi;
Dukungan informasi ini dapat berupa nasihat, bimbingan dan umpan balik tentang
bagaimana memecahkan masalah.

Universitas Muhammadiyah Magelang


31

N. Pengaruh Dukungan Sosial Keluarga


Dukungan sosial keluarga dapat mempengaruhi kesejahteraan fisik dan mental
seseorang. Ada dua model dukungan sosial yang memberikan dampak.
1. Hipotesis buffering adalah dukungan sosial yang mempengaruhi keadaan fisik
dan psikologis orang yang memiliki
2. Untuk melindunginya dari konsekuensi negatif dari tekanan yang dialaminya,
dan dalam kondisi di mana tekanannya lemah atau kecil, dukungan sosial tidak
berguna. Melalui model ini, dukungan sosial bekerja untuk meminimalkan efek
tekanan atau stres yang dialami orang. Dengan kata lain, tanpa tekanan atau
stres, dukungan sosial tidak ada gunanya.
3. Main Effect Hypothesis atau Direct Effect Hypothesis adalah Dukungan sosial
dapat meningkatkan kesehatan fisik dan psikologis orang dengan dan tanpa
tekanan. Dukungan sosial memberikan manfaat yang sama baiknya untuk
kondisi stres dan tidak stres.

Universitas Muhammadiyah Magelang


32

O. Kerangka Teori

Skema 2.1 Kerangka Teori

Remaja Awal Remaja Akhir

Remaja

Tahap Perkembangan Remaja:

1. Perkembangan Psikososial
2. Perkembangan Kognitif
3. Perkembangan Moral
4. Perkembangan Spiritual
5. Perkembangan Sosial

Remaja Sehat Jiwa

Keluarga

Fungsi Keluarga Pada Remaja:


Jenis Dukungan Keluarga
1. Fungsi Afektif Pada Remaja:
2. Fungsi Asosialisasi
3. Fungsi Ekonomi 1. Dukungan emosional
4. Fungsi Reproduksi 2. Dukungan Instrumental
5. Fungsi Perawatan & 3. Dukungan Informasi
Pemeliharaan Kesehatan

Keterangan: : Diteliti

: Tidak Diteliti

Universitas Muhammadiyah Magelang


33

BAB III METODE PENELITIAN

A. Database
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh
bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang
didapat berupa artikel jurnal yang bereputasi baik dari jurnal internasional dengan
tema yang sudah ditentukan. Pencarian literature review menggunakan dua
database dengan kriteria kualitas tinggi dan sedang yaitu; Google Scholar.

B. Kata Kunci
Pencarian artikel atau jurnal menggunakan bahasa Indonesia dengan keyword dan
boolean operator (AND, OR NOT or AND NOT) yang digunakan untuk
memperluas atau menspesifikasinya pencarian, sehingga mempermudah dalam
penentuan artikel atau jurnal yang digunakan. Kata kunci dalam literature review
ini disesuaikan dengan Medical Subject Heading (MeSH) dan terdiri sebagai
berikut:

Tabel 3. 1 Kata Kunci Literature Review

Dukungan Keluarga AND Kesehatan Jiwa Remaja

C. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria inklusi pada penelitian literature review ini sebagai berikut:

1 Artikel yang membahas mengenai dukungan keluarga yang berhubungan


dengan kesehatan jiwa remaja
2 Melakukan treatment/tindakan pada orang tua atau remaja
3 Desain penelitian clinical trial
4 Artikel diterbitkan dalam tahun 2017-2022
5 Artikel menggunakan bahasa Indonesia

Universitas Muhammadiyah Magelang


34

Kriteria eksklusi pada penelitian adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek


yang tidak memenuhi kriteria inklusi:

1 Artikel tidak full text


2 Tidak memberikan treatment pada remaja
3 Artikel review
4 Judul artikel tidak terdapat kata “Dukungan keluarga” atau “Kesehatan jiwa
remaja”
Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICOS framework
yaitu teknik dengan basis untuk menjawab pertanyaan klinis dalam kaitan dengan
masalah tertentu untuk membantu secara relevan bukti literature. PICOS yang
terdiri dari:

Tabel 3. 2 PICOS
Kriteria Inklusi Ekslusi
Population (P) Studi literature yang Studi literature yang tidak
membahas mengenai membahas mengenai
dukungan keluarga terhadap dukungan keluarga terhadap
kesehatan jiwa remaja
kesehatan jiwa remaja.

Intervention (I) Studi literature yang Studi literature yang tidak


membahas/memberikan membahas/memberikan
treatment pada remaja atau treatment pada remaja atau
orang tua orang tua .

Comparators (C) Kelompok control yang masuk Kelompok yang tidak masuk
dalam kategori tema study dalam katagori tema study
literature review. literature review.

Outcomes (O) Hasil study literature review Hasil study literature review
yang dipublikasi dalam 5 yang tidak terkait dalam
tahun terakhir berupa penelitian sebelumnya.
dukungan keluarga terhadap
kesehatan jiwa remaja.

Study design and Randomized control and trial, Cross sectional study.
publication type (S) Cohort.

Publications years Tahun 2017 hingga 2022. Sebelum tahun 2017.

Universitas Muhammadiyah Magelang


35

Language Artikel menggunakan bahasa Artikel selain bahasa


Indonesia. Indonesia.

D. Proses Seleksi Artikel

Penelitian ini menggunakan desain literature review (narrative review) untuk


menjawab tujuan penelitian yaitu bertujuan mengetahui pengaruh manajemen
hipergranulasi pada luka. Beberapa database telah digunakan untuk mencari
literature yaitu Google Scholar. Dalam mencari literature, peneliti menggunakan
kata kunci di antaranya: “Dukungan Keluarga Terhadap Kesehatan Jiwa
Remaja”, yang diakses pada hari Selasa 12 Juli 2022, jam 21.35 WIB. Peneliti
dari hasil pencarian tersebut mendapatkan total 16.700 artikel, yang berasal dari
Google Scholar. Adapun kriteria inklusi dalam pencarian artikel tersebut adalah
artikel yang membahas mengenai dukungan keluarga terhadap kesehatan jiwa
remaja, melakukan treatment/tindakan pada orang tua atau remaja, desain
penelitian clinical trial, artikel diterbitkan dalam tahun 2017-2022, dan artikel
menggunakan bahasa Indonesia. Sementara itu untuk kriteria ekslusinya artikel
tidak full text, tidak memberikan treatment pada remaja, artikel review, judul
artikel tidak terdapat kata “Dukungan keluarga” atau “Kesehatan jiwa remaja”.
Peneliti menggunakan diagram PRISMA dalam proses seleksi artikel (skema 3.1),
selama pencarian artikel didapatkan 16.700 artikel. Kemudian peneliti melakukan
pengkajian terhadap artikel tersebut mengeluarkan sejumlah 16.676 artikel karena
judul artikel tersebut tidak ada kata “Dukungan keluarga” atau “Kesehatan jiwa
remaja”, artikel yang sama, tidak full text, dan tidak memberikan implementasi,
sehingga tersisa 24 artikel. Peneliti kemudian melakukan screening ulang
terhadap 24 artikel dan akhirnya mengeluarkan 11 artikel karena tidak
memberikan treatment pada remaja. Peneliti kemudian melakukan eligibility
ulang terhadap 13 artikel dan mengeluarkan 0 artikel. Akhirnya, dalam literature
review ini peneliti menggunkaan 13 artikel untuk dianalisis.

Universitas Muhammadiyah Magelang


36

Diagram PRISMA

Google Scholar
n = 16.700

Article identified during search process


Identification
n = 16.700

Articles excluded:
n = 16.676
 There is no keyword
“Dukungan keluarga” or
“Kesehatan jiwa remaja” in
the title (9.284)
 Automated duplicate removed
(1.108)
 The article is not full text
(3.672)
 Does not provide
implementation (2.612)

Screening Articles after removed:


n = 24

Articles excluded:
n = 11
(There is no implementation in
in teenagers).

Articles assessed for eligibility:


Eligibility
n = 13

Articles excluded:
n=0

Articles included in final analysis:


Included
n = 13
Skema 3. 1 Diagram PRISMA

Universitas Muhammadiyah Magelang


37

DAFTAR PUSTAKA

Aulia, A. (2020). Hubungan Pengetahuan, Pengaruh Orangtua Dan Teman


Sebaya Dengan Perilaku Merokok Remaja Di Baamang Hilir Kotawaringin
Timur. 000.

Ayuningtyas, D., Misnaniarti, M., & Rayhani, M. (2018). Analisis Situasi


Kesehatan Mental Pada Masyarakat Di Indonesia Dan Strategi
Penanggulangannya. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 9(1), 1–10.
https://doi.org/10.26553/jikm.2018.9.1.1-10

Fiorillo, A., & Gorwood, P. (2020). The consequences of the COVID-19


pandemic on mental health and implications for clinical practice. European
Psychiatry, 63(1). https://doi.org/10.1192/j.eurpsy.2020.35

Hapsari, W. D. (2021). Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga Dengan


Kepercayaan Diri Pada Mahasiswa Rantau. 6.

Hendrianti, N. P., & Dewinda, H. R. (2019). Konsep Diri Dan Dukungan Sosial
Keluarga Terhadap Kematangan Karir Pada Siswa Kelas Xii Smk. Jurnal
RAP (Riset Aktual Psikologi Universitas Negeri Padang), 10(1), 78–87.
https://doi.org/10.24036/rapun.v10i1.105016

Idaiani, S., & Riyadi, E. I. (2018). Sistem Kesehatan Jiwa di Indonesia: Tantangan
untuk Memenuhi Kebutuhan. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan
Pelayanan Kesehatan, 2(2), 70–80. https://doi.org/10.22435/jpppk.v2i2.134

Kesehatan, D. (2018). Kesehatan mental pada remaja (3rd ed.). Riskesdas, 2018.

Khasanah, S. M. R., & Mamnuah. (2021). Tingkat Stres Berhubungan dengan


Pencapaian Tugas Perkembangan Pada Remaja. Jurnal Ilmu Keperawatan
Jiwa, 4(1), 107–116.

Mahendroyoko, Y. (2014). Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga Dengan


Kesehatan Jiwa Remaja Awal SMP Negeri 3 Pengadean Kecatan Pengadean

Universitas Muhammadiyah Magelang


38

Kabupaten Purbalingga. Universitas Diponogoro.

Multasih, E., & Suryadi, B. (2019). Pengaruh Self-Esteem dan Dukungan Sosial
Terhadap Optimisme Masa Depan Anak Jalanan di Rumah Singgah Jakarta
Selatan. TAZKIYA: Journal of Psychology, 1(1), 67–78.
https://doi.org/10.15408/tazkiya.v18i1.9377

Munir, M. B., & Herianto, H. (2020). Tingkat Pemahaman Moderasi Beragama


Serta Korelasinya Terhadap Pengaruh Kesehatan Mental, Keaktifan
Berorganisasi dan Prestasi Akademik. Prosiding Nasional, 3, 137–150.
http://prosiding.iainkediri.ac.id/index.php/pascasarjana/article/view/46

Oktaviany, R. (2021). Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap Kesehatan Jiwa


Remaja. Ilmu Kesehatan Mental Anak, 2(2), 1–7.

Parulian, T. S., & Yulianti, A. R. (2019). Hubungan pola asuh orang tua dengan
interaksi teman sebaya pada remaja. Jurnal Keperawatan Jiwa, 7(2), 173.
https://doi.org/10.26714/jkj.7.2.2019.175-180

Pertiwi, A. D., & Lestari, T. (2021). Dampak Terhadap Perkembangan Psikososial


Anak yang Pernah Mengalami Kekerasan dalam Keluarga. Dampak
Terhadap Perkembangan Psikososial Anak Yang Pernah Mengalami
Kekerasan Dalam Keluarga, 5, 1860–1864.

Prihartanti, T., Khodijah Parinduri, S., & Masitha Arsyati, A. (2021). Evaluasi
Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Jiwa Di Puskesmas Sindang Barang
Kota Bogor Provinsi Jawa Barat Tahun 2020. Promotor, 4(4), 380.
https://doi.org/10.32832/pro.v4i4.5605

Priyanti, S. Y., Mardi, M., & Fauzi, A. (2021). Analisis kecemasan Akademis
melalui self efficacy dan dukungan sosial pada siswa SMK Jurusan
Akuntansi. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(3), 758–769.

Putri, R. A., Lestari, P., & Nilawati, I. (2020). Gerakan Remaja Sehat dan dan
pemberian pendidikan kesehatan Pelaksanan kegiatan dilaksnakan di SMK

Universitas Muhammadiyah Magelang


39

Yasemi Karang Rayung pemberian pendidikan kesehatan tentang


Pelaksanaan Kegiatan Gerakan diskusi terkait perilaku beresiko remaja.
Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE), 25–31.

Rachman, T. (2018). 済 無 No Title No Title No Title. Angewandte Chemie


International Edition, 6(11), 951–952., 1(2), 10–27.

Rohayati, N. (2021). Gambaran Kesehatan Mental Pada Masyarakat Desa


Srikamulyan. Prosiding Konferensi Nasional …, 2798–2580.
http://journal.ubpkarawang.ac.id/index.php/ProsidingKNPP/article/download
/1656/1275

Saputra, D. S. (2018). Perkembangan Spiritual Remaja Sma Dharma Putra. Jurnal


Psikologi : Media Ilmiah Psikologi, 16(02), 60–67.
https://jpsikologi.esaunggul.ac.id/index.php/JPSI/article/view/3

Sari, N. K. (2020). Dinamika Perkembangan Spiritualitas dan Relevansinya


Terhadap Pendidikan Islam. Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,
8(1), 53–65. https://doi.org/10.30603/tjmpi.v8i1.735

Suharti, W. (2020). Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Perkembangan


Sosial Remaja Pada Layanan Bimbingan Dan Konseling Dengan Strategi
Pembelajaran Inquiry Siswa Kelas Vii B Smp Negeri 1 Pringkuku Wiwik.
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Sulistiowati, N. M. D., Keliat, B. A., Besral, & Wakhid, A. (2018). Gambaran


Dukungan Sosial terhadap Kesejahteraan Emosional, Psikologi dan Sosial
pada Kesehatan Jiwa Remaja. Gambaran Dukungan Sosial Terhadap
Kesejahteraan Emosional, Psikologi Dan Sosial Pada Kesehatan Jiwa
Remaja, 8(2), 116–122.
https://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/PSKM/article/view/371

Supandi, D., Hakim, L., & Hartono, R. (2019). Pola asuh orang tua dalam
perkembangan moral remaja (studi kasus Di Desa Pernek). Jurnal Psimawa,
2(1), 35–46. http://jurnal.uts.ac.id/index.php/PSIMAWA

Universitas Muhammadiyah Magelang


40

Susilawati, S. (2020). Pembelajaran yang Menumbuhkembangkan Karakter


Religius pada Anak Usia Dini. Aulad : Journal on Early Childhood, 3(1),
14–19. https://doi.org/10.31004/aulad.v3i1.46

Syafitri, A. (2015). Pengaruh Tingkat Dukungan Sosial Keluarga Terhadap


Tingkat Kecemasan Menjelang Pensiun Pada Karyawan Perusahaan X Di
Kecematan Kebomas Kabupaten Gresik. Jurnal Psikosains, 10(1), 25–43.
http://journal.umg.ac.id/index.php/psikosains/article/view/227

Syahla, N. (2021). Peran Keluarga dalam Pencegahan Penularan Covid- 19.


Jurnal Kesehatan, 1–7. https://osf.io/p4gdu

Ubaidillah, Pinilih, S. S., Astuti, R. T., & Wijayanti, K. (2017). Pengaruh


Pelatihan Terapi Suportif Kelompok Terhadap Peningkatan Peran Kader
Kesehatan Jiwa di Desa Paremono, Kecamatan Mungkid, Kabupaten
Magelang. Jurnal URECOL, 499–512.
http://journal.ummgl.ac.id/index.php/urecol/article/view/1596/993

Wiguna, T., Manengkei, P. S. K., Pamela, C., Rheza, A. M., & Hapsari, W. A.
(2018). Masalah Emosi dan Perilaku pada Anak dan Remaja di Poliklinik
Jiwa Anak dan Remaja RSUPN dr. Ciptomangunkusumo (RSCM), Jakarta.
Sari Pediatri, 20(2), 101. https://doi.org/10.14238/sp20.2.2018.101-5

Wulandari, A. S. B. (2018). Deteksi Dini Kesehatan Jiwa Remaja Di Kelurahan


Darat Kecamatan Medan Baru. Http://Repositori.Usu.Ac.Id/, 12.

Wulandari, D., & Hermiati, D. (2019). Deteksi Dini Gangguan Mental dan
Emosional pada Anak yang Mengalami Kecanduan Gadget. Jurnal
Keperawatan Silampari, 3(1), 382–392.
https://doi.org/10.31539/jks.v3i1.843

Universitas Muhammadiyah Magelang

Anda mungkin juga menyukai