SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana
Keperawatan Pada Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Magelang
Disusun Oleh:
NANDA FERLITA MURTI
NPM : 16.0603.0025
i
Universitas Muhammadiyah Magelang
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
Telah disetujui untuk diujikan di hadapan tim penguji skripsi program studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang
Pembimbing II
ii
Universitas Muhammadiyah Magelang
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Dekan
Ditetapkan di : Magelang
Tanggal : 1 September 2020
iii
Universitas Muhammadiyah Magelang
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Dibuat di : Magelang
Pada Tanggal : 8 September 2020
Yang menyatakan,
iv
Universitas Muhammadiyah Magelang
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN HALAMAN
PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya yang saya sendiri dan
bukan merupakan karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya kecuali
dalam kutipan yang telah disebutkan sumbernya. Apabila kemudian ditemukan
adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya seni ini atau ada klaim
dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini maka saya siap menanggung
segala resiko/sanksi yang berlaku.
NPM : 16.0603.0025
Yang Menyatakan
(16.0603.0025)
v
Universitas Muhammadiyah Magelang
HALAMAN MOTTO
MOTTO
“La Tahla”
(Hei Jangan Mengeluh!)
Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupan
(QS. Al Baqarah (2): 286)
“Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan
lepaskan lah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku”
(QS. Thoha: 25-28)
“Hidupkanlah” hidupmu
Jangan terbebani banyak pikiran, karena Allah punya rencana terbaik untukmu
(Syaikh Dr. Ahmad „Isa Al Ma‟sharawy)
vi
Universitas Muhammadiyah Magelang
HALAMAN PERSEMBAHAN
vii
Universitas Muhammadiyah Magelang
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulilah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga pada penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini
disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menempuh ujian akhir program
S1 Ilmu Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Magelang, dengan judul
Skripsi “Hubungan Karakteristik Psikologis Dengan Tingkat Stress Remaja Di
Pesantren Kabupaten Magelang Tahun 2020”. Di dalam penyusunan skripsi ini
penulis banyak mendapatkan bimbingan serta adanya dorongan dari berbagai
pihak, untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Heni Setyowati E.R., S.Kp., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang.
2. Ns. Sigit Priyanto, M.Kep., selaku ketua Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang.
3. Ibu Ns. Sambodo Sriadi Pinilih, M.Kep, selaku Pembimbing I yang banyak
memberikan motivas, masukan, semangat, serta memberikan nasehat pada
penulis semoga Allah memberikan balasan yang setimpal untuknya.
4. Ibu Ns. Retna Tri Astuti, M.Kep., selaku Pembimbing II yang banyak
memberikan bimbingan motivasi, masukan serta adanya nasehat pada penulis
semoga Allah memberikan balasan yang setimpal untuknya.
5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Magelang yang telah membantu memperlancar proses
penyelesaian skripsi ini.
6. Kedua orang tua tercinta serta saudara penulis yang senantiasa memberikan
semangat serta doa yang tidak pernah putus untuk kelancaran dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Rekan-rekan S1 Ilmu Keperawatan angkatan 2016 Universitas
Muhammadiyah Magelang.
viii
Universitas Muhammadiyah Magelang
8. Semua pihak yang belum penulis cantumkan, terima kasih atas dukungannya
dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga amal kebaikannya diterima disisi
Allah SWT dan mendapat imbalan pahala dari Allah SWT.
Pada penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dimasa
mendatang. Akhir kata semoga skripsi yang sederhana dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
ix
Universitas Muhammadiyah Magelang
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN HALAMAN
PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................................... v
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
ABSTRAK ........................................................................................................... xiv
ABSTRACT ............................................................................................................ xv
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................4
1.5 Ruang Lingkup .............................................................................................4
1.6 Keaslian Penelitian .......................................................................................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7
2.1 Remaja ..........................................................................................................7
2.2 Ciri – Ciri Remaja ......................................................................................10
2.3 Karakteristik Psikologis Remaja ................................................................13
2.4 Konsep Stres ...............................................................................................17
2.5 Kerangka Teori ...........................................................................................24
2.6 Hipotesis .....................................................................................................25
BAB 3 METODE PENELITIAN .......................................................................... 26
x
Universitas Muhammadiyah Magelang
xi
xii
Universitas Muhammadiyah Magelang
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori .................................................................................. 24
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................. 26
xiii
Universitas Muhammadiyah Magelang
Nama : Nanda Ferlita Murti
Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi : Hubungan Karakteristik Psikologis Dengan Tingkat Stress
Remaja Di Pesantren Kabupaten Magelang 2020
ABSTRAK
Latar Belakang : Remaja menjadi generasi penerus bangsa yang harus diberi
perhatian dari sisi perkembangan mental serta perkembangan emosional remaja
tersebut. Jika ada kesenjangan pada perkembangan seseorang remaja, dapat
memicu krisis atau dampak buruk pada nilai yang bisa saja berpengaruh pada
tingkah laku remaja pada lingkungan sekitarnya. Sama halnya pada remaja yang
memasuki pesantren yang berasal dari luar kota maupun luar provinsi, maka dari
itu mereka langsung berhadapan dengan kondisi yang berbeda dengan lingkungan
sekitar mereka sebelumnya, yang paling utama adalah remaja yang tinggal di
asrama pondok pesantren, yang mewajibkan remaja harus dapat menyesuaikan
diri pada lingkungan tempat baru, pada teman satu kamar asrama, serta adanya
faktor lainnya. Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya
hubungan karakteristik psikologis dengan tingkat stress remaja di pesantren.
Metode : penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional,
dengan teknik pengambilan sampel Simple Random Sampling sebanyak 87
remaja. Instrument yang digunakan pada Karakteristik psikologis menggunakan
Self Reporting Questionnare (SRQ) sebanyak 20 item dan untuk mengukur tingkat
stress menggunakan Perceived Stress Scale (PSS) sebanyak 10 item. Hasil
Penelitian : Hasil dari uji Spearman Rank menunjukkan bahwa ada Hubungan
Karakteristik Psikologis dengan Tingkat Stress Remaja dengan nilai r = 0.787
dengan p-value = 0.000 (p<0.05). Kesimpulan : terdapat hubungan karakteristik
psikologis dengan tingkat stress remaja di pesantren.
Kata Kunci (Keyword) : karakteristik psikologis, tingkat stress, remaja
xiv
Universitas Muhammadiyah Magelang
Nama : Nanda Ferlita Murti
Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi : Relationship between Psychological Characteristics and
Adolescent Stress Levels in Islamic Boarding Schools in
Magelang Regency 2020
ABSTRACT
Background: Adolescents are the nation's next generation who must be given
attention in terms of mental development and emotional development of these
adolescents. If there is value in the development of a teenager, it can run a crisis
or have a negative impact on the adolescent's behavior in the surrounding
environment. It is the same with adolescents who enter Islamic boarding schools
who come from outside the city or outside the province, therefore they
immediately face different conditions from their previous surroundings, most
importantly adolescents who live in boarding school dormitories, which require
teenagers to adapt to their environment. a new place, in a dorm roommate, as well
as other factors. Objective: This study aims to determine the psychological
relationship with the stress level of adolescents in Islamic boarding schools.
Methods: The study used a cross sectional research design, with a simple random
sampling technique of 87 adolescents. The instrument used in psychological
understanding uses 20 items of Self Reporting Questionnaire (SRQ) and 10 items
to measure stress levels using the Perceived Stress Scale (PSS). Results: The
results of the Spearman Rank test showed that there was a psychological
relationship with the Adolescent Stress Level with a value of r = 0.787 with p-
value = 0.000 (p <0.05). Conclusion: there is a psychological relationship with
adolescent stress levels in Islamic boarding schools.
xv
Universitas Muhammadiyah Magelang
BAB 1
PENDAHULUAN
Lingkungan pada pendidikan menjadi pengaruh yang besar pada remaja, dimana
orang tua memiliki peran penting pada tahap ini, karena orang tua menginginkan
di lingkungan pendidikan anaknya yang tepat dan baik bagi remaja sendiri dan
lingkungan sekitar remaja tersebut. Harapan orang tua bagi pendidikan anaknya
yaitu dapat menguasai pelajaran dengan baik di bidang agama maupun sosial,
1
Universitas Muhammadiyah Magelang
2
maka dari itu orang tua kebanyakan lebih memilih pendidikan anaknya di Pondok
Pesantren (Dinarti & Aryani; Zakiyah, 2010; Millasari & Jannah, 2019).
Pada lembaga pondok pesantren di Jawa Tengah berjumlah 4.276 (15,70%). Ada
lebih dari 10 pondok pesantren yang berdiri di daerah Kabupaten Magelang, dan
hanya 3 pesantren yang akan diambil dengan jumlah keseluruhan 401 santri,
pemilihan tempat berdasarkan dari fasilitas kesehatan yang kurang memadai, serta
bimbingan konseling yang belum diterapkan dari pihak pesantren. Dari hasil
penelitian (Maghfiroh et al., 2013) bahwa adanya remaja di pesantren yang
mengalami stress ringan 19,3%, stress sedang 29,8%, sedangkan stress berat
sebanyak 57,9%. Adapun beberapa penyebab stress pada remaja pada saat berada
dipondok pesantren seperti adanya perlakuan pembullyan terhadap temannya,
adanya masalah dengan keluarganya, serta santri tidak dapat membagi waktu
antara belajar mengerjakan tugaas sekolah dengan melakukan tugas di pesantren.
Dari yang dialami masalah – masalah pada remaja selama di pondok pesantren
ini, dapat memberikan dampak positif ataupun dampak negatif pada individu yang
dapat menyebabkan stress pada remaja. Hal tersebut yang menjadi penelitian ini
penting untuk dilakukan agar dapat mengerti perubahan karakteristik psikologis
yang berkembang pada remaja dengan munculnya tingkat stress.
2.1 Remaja
2.1.1 Definisi Remaja
Remaja adalah individu yang sedang beranjak dari masa anak – anak menuju
masa dewasa dan sedang mengenal hal yang benar maupun salah, sudah
mengetahui lawan jenis, paham dengan peran sosialnya, dapat menjalankan jati
diri yang dianugerahkan oleh Allah SWT, dan mampu menjalankan potensi yang
ada dalam diri sendiri. Pada masa remaja ini harus dan mampu menghadapi segala
tantangan yang ada didalam hidup individu remaja. Masa remaja yaitu masa yang
sangat kritis dikehidupan seorang individu, pada masa peralihan dari usia anak
kemudian remaja dan dapat menentukan umur dewasa yang matang (Jannah,
2016).
Pada tahun 1994, G.Stanley hall dalam John W.santrock (2012:402) memberikan
pernyataan “badai-dan stress (storm-and-stress) memperjelas pernyataannya yaitu
pada masa remaja adalah masa yang masih labil dengan diwarnai berbagai konflik
dan adanya suasana hati yang berubah-ubah (mood) (Fhadila, 2018).
Remaja ini dapat dikatakan kelompok penduduk yang berada di usia 10 – 19
tahun menueut WHO. Remaja mengalami pertumbuhan dan perkembangan dibagi
menjadi tiga tahap, adalah remaja tahap awal dari usia 11 – 14 tahun, remaja tahap
pertengahan dari usia 14 – 17 tahun, serta remaja tahaap akhir dari usia 17 – 20
tahun (Wulandari, 2014).
7
Universitas Muhammadiyah Magelang
8
2.2.2 Sosial
Sosial Kognition adalah sebagai memahami pernyataan dari orang lain. Remaja
sendiri mampu memahami orang lain dengan kepribadian yang sangat unik,
bersangkutan dengan sifat pribadinya, mulai berminat untuk menilai yang
2.2.3 Psikologis
Adanya perubahan dalam psikososial remaja terdapat perubahan di perilaku,
hubungan sosial dengan lingkungan dan sudah mulai tertarik dengan lawan jenis.
Hal yang berubah tersebut dapat menjadi hubungan antara remaja dengan orang
tua menjadi renggang, karena orang tua tidak dapat memahami remaja, dan remaja
tidak ingin terbuka (Jannah, 2016).
Emosi pada remaja ini mengalami perkembangan lebih signifikan dari pada anak
– anak. Ini dikarenakan remaja kebanyakan berada dibawah tekanan dari
lingkungan sosial dan merasa belum terbiasa dengan kehidupan baru. Walaupun
emosi anak remaja emosinya hampir sama dengan masa anak – anak namun
penyebab emosinya tak sama (Fatmawaty, 2017).
1. Penerimaan Diri
Penerimaan diri ini dapat ditunjukkan pada setiap individu yang mampu
mengevaluasi secara baik pada diri sendiri saat ini dengan diri sendiri pada masa
lampau. Seseorang pada hal ini dapat mempertahankan sikap baik serta mampu
sadar atas keterbatasan yang sudah ada di diri sendiri. Dapat dikatakan seseorang
yang sudah mampu menerima dirinya merupakan seseorang yang mempunyai
kapasitas mengetahui serta mampu menerima kekuatan dan kelemahan pada diri
sendiri, ini merupakan karakteristik serta keberfungsian psikologis yang positif.
Seseorang yang mempunyai penerimaan diri ini menunjukkan karakteristik seperti
sikap yang positif pada diri sendiri, mengetahui serta dapat menerima dari
berbagai bagian pada diri sendiri yang memiliki sifat baik maupun buruk serta
bisa memiliki perasaan yang positif pada masa lalunya.
Sedangkan pada seseorang yang belum dapat menerima dirinya memiliki
karakteristik seperti merasa tidak pernah puas pada diri sendiri, selalu menyesal
atas kehidupan pada masa lalu, adanya hambatan pada kualitas di kepribadian diri
sendiri serta selalu memiliki perasaan yang berbeda dari yang ada di dirinya
sendiri.
2. Hubungan Positif dengan Orang Lain
Seseorang yang dapat membangun hubungan dengan orang lain secara baik,
bermanfaat, serta memiliki rasa percaya satu sama lain sehingga dapat merasakan
kepuasan. Selain itu, jika memiliki hubungan yang baik dengan orang lain maka
dapat ditandai dengan kedekatan serta memiliki hubungan yang penting pada
orang yang tepat.
Ada beberapa karakter yang diperlihatkan dengan individu tersebut saat memiliki
hubungan yang baik dengan orang lain seperti memiliki sikap saling baik serta
kepuasan, adanya hubungan yang berlandaskan saling percaya, rasa perhatian
pada kesejahteraan hidup orang lain, adanya kedekatan satu sama lain, serta saling
memberi dan menerima di suatu hubungan tersebut.
Lalu karakteristik pada seseorang yang tidak mampu membangun hubungan
positif pada orang lain seperti ditandai dengan memiliki sedikit hubungan yang
akrab serta kurangnya kepercayaan dengan orang lain, adanya pikiran bahwa diri
sendiri memiliki sifat yang susah untuk akrab, tidak mudah terbuka, tidak adanya
rasa peduli terhadap orang lain, dan tidak ada keinginan untuk memiliki
kesepakatan atau kompromi untuk berkaitan dengan orang lain.
3. Kemandirian
Seseorang yang mampu melakukan perilaku secara mandiri, dan ada keyakinan
diri sendiri, sehingga mampu mencapai suatu prestasi dengan baik.
Seseorang yang memiliki kemadirian ditunjukkan dengan karakteristik seperti
mampu melakukan sesuatu dengan menunjukkan tidak selalu bergantung dengan
orang lain, dapat bertahan adanya tekanan sosial sehingga dapat berpikir serta
bertindak dengan cara mengatur perilaku yang sudah ditentukan dalam dirinya,
serta dapat mengevaluasi pribadi sendiri dengan pendapat sendiri.
Pada individu yang belum mendapat kemandirian ditandai dengan karakteristik
seperti masih sangat bergantung pada orang lain dan belum dapat mengevaluasi
diri sendiri dengan baik, selalu mengikuti pendapat orang lain pada pemberian
pendapat, dan jika adanya tekanan sosial individu selalu menyesuaikan pola pikir.
4. Penguasaan Terhadap Lingkungan
Memiliki upaya mengatur yang efektif untuk mengatur kehidupan serta
lingkungan sekitarnya. Sehingga individu dapat menyesuaikan diri pada
lingkungan sekitar agar dapat menjalankan kebutuhan atau tuntutan – tuntutan
yang ada didalam kehidupan. Pada teori perkembangan, untuk penguasaan
lingkungan ditandai dengan kemampuan pada individu pada saat adaptasi serta
melakukan penyesuaian pada lingkungan yang berubah dengan cara melakukan
aktivitas fisik maupun aktivitas mental.
Karakteristik pada pribadi ini yaitu dapat memberikan penguasaan lingkungan
yang baik seperti mampu beradaptasi pada lingkungan sekitar, dapat
memanfaatkan kesempatan yang ada secara efektif, serta dapat memilih
kebutuhan pribadi yang sesuai pada diri sendiri, dan menyesuaikan diri pada nilai
– nilai atau aturan yang berada di lingkungan sekitar.
Pada seseorang yang belum dapat menguasai lingkungan akan ditunjukkan
dengan karakteristik seperti merasa sulit untuk mengatur kehidupannya sehari –
hari, tidak ada kemampuan untuk beradaptasi atau merubah sesuatu pada
bertumbuh dan berkembang, adanya perasaan bosan pada hidup dan merasa tidak
akan mampu mengembangkan sikap yang baru.
b. Distress
Stress yang dirasakan berlebihan atau dapat melebihi tingkat maksimal dapat
memberikan dampak negatif (Distress). Disaat seseorang mengalami Distress
yang berdampak buruk, maka dapat berakibat pada semakin buruk kemampuan,
kesehatan, serta adanya gangguan hubungan pada seseorang (Gaol, 2016).
Dampak negatif stress dilingkungan akademik dapat dirasakan oleh siswa pada
saat siswa tersebut merasakan melebihi kinerja mereka. Stress dapat berdampak
negatif pada proses belajar dan kognitif siswa sendiri (Gaol, 2016). Menurut
Palmer, dalam Gaol (2016), mengatakan bahwa adanya hubungan kelelahan dan
stress pada siswa. Dengan hubungan tersebut, maka terdapat juga pengaruh yang
menumbulkan negatif pada proses belajar mereka serta berkurangnya kemampuan
pada kognitif para siswa.
mempengaruhi pola pikir yang sudah diyakini jangka panjang maka dapat
menyebabkan stress secara psikologis.
b. Faktor Eksternal
1. Pelajaran lebih padat
Dalam sistem pendidikan memiliki kurikulum yang standarnya semakin lebih
tinggi. Maka mengakibatkan adanya persaingan yang semakin ketat, waktu untuk
belajar menjadi bertambah, dan beban remaja semakin meningkat. Beberapa
alasan tersebut menjadi penting untuk perkembangan pada pendidikan di negara
ini, namun banyak yang tidak peduli jika hal ini dapat meningkatkan stress yang
dirasakan remaja.
2. Tekanan untuk berprestasi tinggi
Para remaja selalu ditekan untuk memiliki prestasi yang baik pada saat ujian
sehingga dapat memicu tingkat stress. Tekanan dapat datang dari orang tua, guru,
teman sebaya, bahkan diri sendiri.
3. Dorongan status sosial
Pada pendidikan selalu memiliki simbol pada status sosial. Pada orang yang
memiliki pendidikan tinggi maka akan dipandang baik pada masyarakat jika
hanya berpendidikan rendah biasanya dipandang rendah pada masyarakat. Jika
pada remaja memiliki capaian nilai akademik maka lebih cenderung dipuji, dan
dapat dikenal oleh masyarakat, sebaliknya jika remaja tersebut gagal dalam
capaian akademiknya maka akan dibully, dimarahi orang tua, dan diabaikan oleh
teman sebayanya.
Pendapat dari Maulana (2013) dalam Shelma et al., (2018) ada faktor lain yang
dapat terjadi munculnya stress yaitu dari intensitas lamanya belajar yang dapat
meliputi dari kebiasaan belajar remaja, bagaimana proses belajar, lingkungan
sekitar yang baru, serta bagaimana hubungan remaja dengan guru dan teman
sebayanya. Tetapi, tidak setiap orang dapat beradaptasi dan mampu mengatasi
penyebab dari stress tersebut, maka dari itu dapat mengakibatkan dampak pada
remaja seperti timbulnya stress, cemas, serta depresi.
(2010) akibat buruk dari stres yaitu menjadi kelelahan pada individu hingga
menjadi turunnya produktifitas dalam melakukan kegiatan atau belajar. Adapun
permasalahan yang dirasakan remaja saat pertama kali memasuki lingkungan
pesantren adalah disaat remaja rindu dengan orang tua, keluarga terdekat, dan
teman sebayanya yang berada di lingkungan rumah (Pritaningrum, 2013).
alternatif dari pilihan jawaban seperti 0 = tidak pernah, 1 = hampir tidak pernah, 2
= kadang – kadang, 3 = cukup sering, hingga 4 = sangat sering, jika dijumlahkan
seluruhnya yaitu 0 – 40. Cara pengukuran dari PSS ini menggunakan skor dengan
kategori menjadi 0 – 7 = Normal, 8 – 11 = stress ringan, 12 – 15 = stress sedang,
16 – 20 = stress berat, ≥ 21 = stress cukup berat (Saraswati, 2017).
1. Trust vs mistrust
2. Otonomi vs perasaan
Karakteristik psikologis remaja
malu dan ragu-ragu
3. Inisiatif vs kesalahan - Penerimaan diri
4. Kerajinan vs inferioritas - Hubungan positif dengan orang
5. Identitas vs kekacauan lain
Remaja
identitas - Kemandirian
6. Keintiman vs isolasi - Penguasaan terhadap lingkungan
7. Generativitas vs stagnasi - Tujuan hidup
8. Integritas vs - Pertumbuhan pribadi
keputusasaan
Faktor yang
mempengaruhi stress Faktor penyebab di
pondok pesantren
- Faktor internal :
- Pola pikir
Stress
- Lingkungan sekitar
- Kepribadian - Teman sebaya
- Keyakinan
- Tuntutan keluarga
- Faktor eksternal :
- Pelajaran padat
- Tekanan prestasi
- Dorongan status
sosial
Eustress Distress
2.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu dugaan, ide, atau pemikiran yang muncul dari suatu
fenomena, hubungan, atau pemikiran menceritakan suatu kejadiaan yang belum
mengetahui bahwa itu benar atau tidak (Asra, 2015).
Ha : Ada hubungan karakteristik psikologis dengan tingkat stress remaja di
Pondok Pesantren Kabupaten Magelang.
Ho : Tidak ada hubungan karakteristik psikologis dengan tingkat stress remaja di
Pondok Pesantren Kabupaten Magelang.
26
Universitas Muhammadiyah Magelang
27
cermat di objek atau fenomena yang dapat dilakukan kembali dengan orang lain
(Sugiyono, 2015).
2Tabel 3.1
Definisi Operasional Penelitian
Variabel Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala
Variabel Karakteristik Self Reporting Mengelompokkan skor Nominal
bebas psikologis Questionnare kedalam 2 kategori
Karakteristik merupakan wadah (SRQ) menurut Kemenkes :
psikologis karakter individu 0 = tidak 0-5 = sehat
dari berbagai faktor 1 = ya >6 = risiko gangguan
endogen serta
ekstrogen seperti
seorang individu
yang dapat
menyesuaikan diri
dengan lingkungan
serta dapat menerima
diri sendiri. Sehingga
dapat membedakan
individu satu dengan
lainnya.
Variabel Tingkat stress Perceived Total skor dengan Ordinal
terikat didefinisikan respon Stress Scale kategori
Tingkat tubuh saat adanya (PSS) 0-13 : Stress rendah
stress remaja perubahan, 0 : Tidak pernah 14-26 : Stress sedang
penyesuain 1 : Hampir tidak 27-40 : Stress yang
lingkungan, pernah dirasakan tinggi
kesulitan, atau 2 : Kadang-
adanya masalah yang kadang
sulit diselesaikan 3 : Cukup
sehingga dapat sering
menyebabkan emosi 4 : Sangat
dan fisik menjadi sering
tegang.
pengambilan sampel dari populasi yang akan dilakukan secara acak tanpa melihat
tingkatan yang ada didalam populasi (Sugiyono, 2015). Di dalam menentukan
jumlah sampel antara lain:
n=
( )
Keterangan:
n : Jumlah partisipan
Z : Standar normal devisiasi (1,96)
N : Perkiraan besar populasi
p : Proporsi jika tidak diketahui 50% (0,5)
q : Proporsi selain kejadian yang diteliti q = 1-p (0,5)
Berdasarkan pada rumus diatas, maka diketahui bahwa jumlah sampelnya yaitu
antara lain :
n=
( )
n=
n = 77,6
n=
( )
Keterangan :
n = besar sampel yang dihitung
f = perkiraan proporsi drop out
Dengan rumus tersebut didapatkan hasil, sebagai berikut:
n=
n=
n = 86,6
3Tabel 3.2
Pembagian sampel menurut Simple Random Sampling
No. Nama Pondok Pesantren Perhitungan Jumlah
Sampel
1. Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Hikmah 18
Borobudur (Putri)
2. Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Falah 19
Mertoyudan
3. Pondok Pesantren Al – Husna Payaman 50
Total 87
Hasil dari perhitungan pembagian sampel diatas peneliti ingin mencari responden
menggunakan teknik Simple Random Sampling.
4Tabel 3.3
Instrumen Pengumpulan Data
Variabel Indikator Butir No Item pertanyaan uji coba Total
Pertanyaan Pertanyaan
dengan cara acak atau secara diundi dengan sesuai yang sudah ditetapkan
oleh peneliti.
f. Peneliti melakukan penyebaran kuesioner melalui daring atau google form
yang telah disiapkan sebelumnya, serta menitipkan kuesioner berupa hard file
pada pengurus pondok pesantren.
b. Coding
Pemberian kode pada penelitian yaitu suatu cara memberikan tanda pada jawaban
yang sudah dikumpulkan untuk diobservasi lebih lanjut dan dilakukan analisa
pada hasil observasi yang telah dilaksanakan. Pengkodean dilakukan yang
pertama pada karakteristik responden seperti :: Pendidikan, dan Usia remaja.
Setelah itu pengkodean untuk karakteristik psikologis seperti : (0) Tidak, (1) Ya.
Setelah itu coding untuk tingkat stress remaja seperti : (0) Tidak pernah, (1)
Hampir tidak pernah, (2) Kadang – kadang, (3) Cukup sering, (4) Sangat sering.
c. Entry Data
Peneliti melakukan pemindahan data ke dalam SPSS untuk dilakukan analisa yang
selanjutnya berada di software SPSS, yang dipindahkan seperti karakteristik
responden, karakteristik Psikologis, dan tingkat stress remaja sesuai dengan
coding yang sudah dilakukan sebelumnya.
d. Cleanning
Peneliti melakukan penghapusan atau pembersihan pada data – data yang berada
di jawaban responden yang tidak sesuai dengan yang diperlukan pada penilitian.
lainnya yaitu varibel karakteristik psikologis dengan variabel tingkat stress remaja
yang tidak memiliki kelompok berpasangan. Uji korelasi dari spearmen ini
digunakan untuk dapat mengetahui adanya hubungan karakteristik psikologis
dengan tingkat stress pada remaja.
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini mengenai korelasi dan hubungan dari karakteristik psikologis
dengan tingkat stress remaja di pesantren Kabupaten Magelang, yang dapat
diambil kesimpulan antara lain sebagai berikut:
5.1.1 Teridentifikasi karakteristik responden dalam hal usia dan pendidikan
terhadap tingkat stress remaja. Usia remaja pada penelitian ini dari rentang
12 – 17 tahun dengan jumlah 87 orang, tingkat pendidikan pada penelitian
ini lebih banyak pada pendidikan SMA.
5.1.2 Teridentifikasi karakteristik psikologis pada remaja menggunakan kuesioner
SRQ yang menghasilkan kategori sehat lebih tinggi sebesar 59 (67.8%).
5.1.3 Teridentifikasi tingkat stress remaja pada remaja menggunakan kuesioner
PSS yang menghasilkan kategori rendah lebih banyak sebesar 44 (74.6%).
5.1.4 Teridenifikasi adanya hubungan karakteristik psikologis dengan tingkat
stres remaja di Pesantren Kabupaten Magelang.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang sudah didapatkan adapun
beberapa hal sebagai berikut:
5.2.1 Bagi Profesi Keperawatan
Peneliti diharapkan menjadi bahan masukan untuk meningkatkan mutu asuhan
keperawatan jiwa pada remaja di pondok pesantren, sehingga dapat memberikan
edukasi pada pengurus pesantren untuk mencegah karakteristik psikologis yang
memiliki resiko dengan tingkat stress pada remaja.
43
Universitas Muhammadiyah Magelang
44
Barseli, M., Ifdil, I., & Nikmarijal, N. (2017). Konsep Stres Akademik Siswa.
Jurnal Konseling Dan Pendidikan, 5(2005), 143–148.
Budiarto, E., & Afriani, T. (2017). Analisis Manajemen Stres Berbasis Aplikasi.
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 2(1).
45
Universitas Muhammadiyah Magelang
46