Anda di halaman 1dari 71

Unggul Dalam IPTEK

Kokoh Dalam IMTQ

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN STROKE


PADA USIA MUDA DI RT 003/ RW005 PAMULANG KOTA TANGERANG
SELATAN TAHUN 2020

ANNISA FARADILLA

2016720112

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN 2020
HALAMAN PERNYATAAN ORIGINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan segala sumber bsik ysng di kutip
maupun di rujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Annisa Faradilla

NPM : 2016720112

Tanda Tangan :

Tanggal : 9 Mei 2020

i
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Annisa Faradilla

NPM : 2016720112

Menyatakan dengan sebenar benarnya bahwa skripsin ini saya susun tanpa tindakan
plagiaresme senuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah
Jakarta. Jika di kemudian hari saya melakukan plagiarism, saya bertanggung jawab
sepenuhnya dan menerima sangsi yang di jatuhkan oleh Universitas Muhammadiyah
Jakarta.

Tangerang Selatan, 28 April 2020

Annisa Faradilla

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi Yang Berjudul :

HUBUNGAN PENGETAHUAN TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN


STROKE PADA USIA MUDA DI RT 003/RW005 PAMULANG KOTA
TANGERANG SELATAN TAHUN 2020

Pembimbing I

(Dr. Yani Sofiani, M.Kep., Sp.KMB)

Mengetahui,

Ka. Program Studi Ilmu Keperawatan

(Ns. Slametiningsih, M.Kep., Sp. Jiwa)

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Annisa Faradilla

NIM : 2016720112

Program Studi : S1 Keperawatan Reguler

Judul SkripsI : Hubungan Pengetahuan Terhadap Sikap Pencegahan Stroke Pada


Usia Muda Di RT003/RW005 Pamulang, Tangerang Selatan
Tahun 2020.

Telah di pertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian


pernyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjanah Keperawatan pada
Program Studi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Dewan Penguji :

1. Dr. Yani Sofiani, Sp. KMB ( ………………………………. )

2. Wati Jumaiyah, Sp.KMB ( …………………………….… )

3. Eni Widiastuti, M.Kep ( …………………………..…….)

Ditetapkan :

Tanggal :

iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Muhammadiyah Jakarta, saya yang bertanda


tangan di bawah ini :

Nama : Annisa Faradilla

NPM : 2016720112

Program Studi : S1 Keperawatan Reguler

Program : Keperawatan

Jenis Karya : Skripsi

Demi mambangun ilmu pengetahuan menyetujui untuk memberikan kepada


Universtas Muhammadiyah Jakarta Hak Bebas Royalti Noneklusif (Non-eklusif
Royalty- Free Right) atas skripsi saya yang berjudul :

Hubungan Pengetahuan Terhadap Sikap Pencegahan Stroke Pada Usia Muda


Di RT003?RW005 Pamulang Tangerang Selatan Tahun 2020

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas royalti noneklusif
ini, Universitas Muhammadiyah Jakarta berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan mengelola dalam bentuk pangkalan data dasar, merawat dan
mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar benarnya.

Dibuat : Tangerang Selatan

Tanggal : 10 Mei 2020

Yang menyatakan

v
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian ini yang berjudul
“Hubungan Pengetahuan Terhadap Sikap Pencegahan Stroke Pada Usia Muda Di
RT 03/RW 05 Pamulang Kota Tangerang Selatan“ . Selawat serta salam tidak lupa
peneliti sampaikan kepada Nabi Muhammda SAW dan para keluarga dan para
sahabatnya. Penulisan proposal penelitian ini adalah untuk melengkapi tugas akhir
dalam rangka memperoleh gelar Strata I pada Program Studi Keperawatan, Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Dalam penyusunan proposal penelitian ini peneliti banyak sekali mendapat dukungan
dari berbagai pihak. Untuk itu, perkenankan peneliti agar agar dapat mengucapkan
terimakasih kepada :

1. Allah SWT atasrahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat mengerjakan tugas
akhir ini dengan baik
2. Dr. Muhammad Hadi, SKM., M.Kep sebagai dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
3. Ns. Slametiningsih, S.Kep., Sp.Kep.J sebagai ketua program strudi Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
4. Dr. Yani Sofiani, M.Kep., Sp.KMB sebagai pembimbing dalam pembuatan
proposal penelitian ini yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan kepada peneliti
5. Keluarga saya, Ayah Teguh Mama Nuraini, dan adik saya Adela dan Anindita yang
selalu mendoakan serta selalu memberikan dukungan penuh untuk kelacaran
penyusunan proposal ini

vi
6. Sahabat saya Adiesti Ainniah, Aulia Septiani, Bela Monita, Choerunisa Pertiwi,
Hilalliyah, Mytri Alfira dan Sintya Dwi Febriani yang selalu memberikan
dukungan kepada saya
7. Teman teman satu bimbingan Hastuti Utami, Lia Apriliani, Amel Widiastuti,
Gabriel seeta teman teman seperjuangan mahasiswa Program Strudi Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta angkatan 2016 yang telah memberikan arahan
dan dukungan serta semangat dalam penyelesaian proposal ini

Dengan segenap kerendahan hati peneliti, semoga semua doa, dukungan, motivasi dan
kebaikan lainnya yang diberikan kepada peneliti dapat menjadi amal yang baik dan
mendapatkan balasan dari Allah SWT. Pada akhirnya peneliti menyadari bahwa
proposal ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan
kritik yang membangun demi kesempurnaan proposal penelitian ini. Semoga penelitian
ini bermanfaat bagi semua pihak.

Wasalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tangerang Selatan, 28 April 2020

Annisa Faradilla

vii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
PROGRAM STUDI KEPERAWATA
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

SKRIPSI, JULI 2020

ANNISA FARADILLA

HUBUNGAN PENGETAHUAN TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN STROKE


PADA USIA MUDA DI RT003/RW005 PAMULANG TANGERANG SELATAN
TAHUN 2020

50 halaman + 5 tabel + 2 bagan + lampiran

ABSTRAKSI

Stroke adalah penyakit tidak menunar (PTM) yang diperkirakan hampir 17,5 juta orang
meninggal dikarenakan stroke. Banyak faktor yang dapat menyebabkan stroke diusia
muda, seperti kebiasaan merorkok, minum alcohol, makan makana jungfood dan pola
hidup yang tidak baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan
antara pengetahuan dengan sikap pencegahan stroke pada usia muda. Desain yang
digunakan adalah Deskriptif Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sample yang
didapat menggunakan teknik Non Probability Sampling dan didapatkan sample 68
responden. Analisa penelitian dilakukan secara bertahap yaitu dengan analisa univariate
untuk mengetahui gambaran karakteristik responden dan analisa bivariate dengan
menggunakan uji chi square. Hasil yang di dapat adalah responden yang memiliki
pengetahuan yang rendah dan tidak melakukan sikap pencegahan sebanyak 31 responden
(83,3%) sedangkan responden yang mempunyai pengetahuan yang tinggi dan melakukan
sikap pencegahan sebanyak 20 responden (64,%). Hasil penelitian menunjukan terdapat
hubungan antara pengetahuan terhadap sikap pencegahan stroke, dengan p value = 0,0001.

Kata kunci : Stroke, Pengetahuan dan Sikap Pencegahan

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.......................................... i

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ iv

KATA PENGANTAR.................................................................................... vi

DAFTAR ISI................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL........................................................................................... xii

DAFTAR BAGAN.......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS.............................................................. 7

2.1 Konsep Stroke................................................................................. 7


2.1.2 Definisi............................................................................ 7
2.1.2 Klasifikasi Stroke............................................................. 7
2.1.3 Patofosolologi.................................................................. 8
2.1.4 Tanda dan Gejala............................................................. 8
2.1.5 Faktor Resiko Kejadian Stroke........................................ 8
2.1.6 Akibat Stroke................................................................... 12
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang................................................... 12
2.1.8 Upayah Pencegahan Stroke.............................................
2.2 Konsep Pengetahuan...................................................................... 15
2.2.1 Definisi............................................................................ 15

ix
2.2.2 Tingkat Pengetahuan dalam Domain Kognitif................ 15
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengatahuan....................... 16
2.2.4 Proses Terjadinya Pengetahuan....................................... 17
2.2.5 Kreteria Tingkat Pengetahuan......................................... 17
2.2.6 Jenis Pengetahuan………………………………………...18
2.2.7 Pengetahuan Yang Harus Dimiliki Pada Usia Muda Terkait
Stroke............................................................................... 18
2.2.8 Pengukirah pengetahuan ................................................. 19
2.3 Konsep Sikap................................................................................. 19
2.3.1 Definisi............................................................................ 19
2.3.2 Komponen Sikap............................................................. 19
2.3.3 Karakteristik Sikap.......................................................... 20
2.3.4 Tingkatan Sikap............................................................... 20
2.3.5 Fungsi Sikap.................................................................... 20
2.3.6 Sikap Pencegahan............................................................ 20
2.3.7 Pengukukuran Sikap........................................................ 21
2.4 Konsep Usia Muda......................................................................... 21
2.5 Hubungan Pengetahuan Terhapad Sikap Pencegahan Stroke Pada
Usia Muda............................................................................................. 22
2.6 Intrumen Penelitian........................................................................ 23
2.7 Kerangka Teori.............................................................................. 24

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI

OPRSIONAL................................................................................................... 25

3.1 Kerangka Konsep........................................................................... 25


3.2 Hipotesis........................................................................................ 26
3.3 Definisi Oprasional........................................................................ 27

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN................................................. 31

4.1 Desain Penelitian........................................................................... 31


4.2 Populasi dan Sample...................................................................... 31
4.3 Tempat Penelitian.......................................................................... 33
4.4 Waktu Penelitian............................................................................ 33

x
4.5 Etika Penelitian.............................................................................. 33
4.6 Alat Pengumpulan Data................................................................. 34
4.7 Prosedur Pengumpulan Data.......................................................... 35
4.8 Pengelolaan Data........................................................................... 36
4.9 Rencana Analisa Data.................................................................... 37

BAB V HASIL PENELITIAN ................................................................ 38

5.1 Analisa Univariate.......................................................................... 38


5.2 Analisa Bivariate ............................................................................ 41

BAB VI PEMBAHASAN........................................................................... 43

6.1 Keterbatasan Penelitian................................................................. 43


6.2 Analisa Univariate........................................................................ 43
6.3 Analisa Bivariate........................................................................... 47

BAB VII PENUTUP..................................................................................... 48

7.1 Kesimpulan.................................................................................... 48
7.2 Saran ............................................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

LAMPIRAN ...................................................................................................

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Oprasional...........................................................................26

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Data Demografi : Usia, Jenis


Kelamin, Agama, Pendidikan, Pekerjaan dan Suku di RT003/RW005
Pamulang Tangerang Selatan
..........................................................................................................................
38

Tabl 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Stroke


Pada Usia Muda di RT003/RW005 Pamulang Tangerang Selatan
..........................................................................................................................
40

Tabel 5.3 Distribusi Responden Sikap Pencegahan Pada Usia Muda Di


RT003/RW005 Pamulang Tangerang Selatan
..........................................................................................................................
41

Tabel 5.4 Distribusi Frekwansi Hubungan Pengetahuan Terhadap Sikap


Pencegahan Stroke Pada Usia Muda Di RT003/RW005 Pamulang
Tangerang Selatan
..........................................................................................................................
43

xii
DAFTAR BAGAN

Tabel 2.1 Kerangka Teori.................................................................................24

Table 3.1 Keangka Konsep...............................................................................25

xiii
xiv
BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai later belakang masalah penelitian, rumusan


masalah, ujuan penelitian dan manfaat penelitian.

1.1 Latar Belakang

Stroke adalah suatu sindrom yang di tandai dengan gejala klinis yang berkembang
dengan cepat berupa gangguan fungsional otak fokal maupun global yang
berlangsung lebih dari 24 jam yang disebebkan oleh gamgguan vaskuler (World
Health Organization, 2020). Stroke masuk kedalam penyakit tidak menular (PTM)
merupakan penyakit kronis yang tidak di tularkan dari orang ke orang lain (Riskesda,
2013).

World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 17,5 juta orang


meninggal karena penyakit kardiovaskuler seperti serangan jantung atau stroke,
berlawanan dengan kepercayaan umum bahwa 3 dar 4 kematian ini terjadi di negara
berpenghasilan rendah menengah, pria ataupun wanita (WHO, 2020). Stroke
merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia, didalam data World Health
Organization (WHO) menyebutkan bahwa terdapat 13,7 juta kasus baru stroke dan
sekitar 5,5 juta orang meninggal karna penyakit stroke. Sekitar 70% orang menderita
penyaakit stroke dan 87% orang cacat akibat penyakit stroke (Kemenkes, 2019).

Stroke merupakan penyebab kematian dan disabilitas no. 1 di Indonesia, 12 dari


1.000 orang artinya ada lebih dari 12 orang Indonesia yang tercatat menderita stroke
per 1000 penduduk. Prevelensi penderita stroke diindonesisa tertinggi ada di daerah
Sulawesi Selatam 17,9% Lambung dan Jambi 5,3% dan Papua Barat merupakan
provinsi terendah. Menurut tingkat presentasinya sebanyak dengan variaan umur
yang berbeda beda 15 – 75 tahun (50,2%) 65 – 74 tahun (45,3%) 45 – 54 tahun
(14,2%) 35 – 44 tahun (3,7%) 25 - 34 tahun(1,4%)dan 15 – 24 tahun (0,6%) dan rata

1
2

rata serangan stroke paling banyak terjadi di perkotaan yaitu sebanyak 12,1%.
(Kemenkes, 2018).

Penyakit stroke juga menjadi penyebab kematian utama hampir seluruh rumah sakit
Indonesia dengan angka kematian sekitar 15,4%. Dan pada tahun 2013 prevelensinya
berkisar 7,4% dan menjadi 10,5% pada tahun 2018, jadi sebanyak 57,9% penyakit
stroke telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan. Prevelensi penyakit stroke terus
mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya umur seseorang, terlihat dari
stroke tertinggi yang terdiagnosis pada umur lebih dari 75 tahun sebesar 50,2%
sedangkan terendah pada usia 15 – 24 tahun sebesar 0,6% (Riskesda, 2018)

Peluang seseorang terkena stroke di usia muda dengan rentan umu 15 – 45 tahun
sebesar 46 % penderita (Kemkes, 2018 ). Di Banten prevelensi stroke usia muda
tahun 2013 sebesar 7 % dan meningkat menjadi 11,5 % pada tahun 2018 hal tersebut
menunjukan bahwa stroke juga menyerang pada usia muda (Rikesda, 2013).
Prevelensi stroke usia muda di Tangerang sebesar 19,64 % (Kemenkes, 2017).
Menuruut Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) masalah stroke di indoensia semakin
banyak dan juga mendesak kareena jumlah penederita stroke di Indonesia nerupakan
yang terbanyak di Asia. Jumlah penderita streke di usia 60 tahun ketas merupakan
urutan ke 2 terbanyak di Asia, sedangkan usia 15 – 59 tahun merupakan urutan ke 5
terbanyak di Asia (Putriyanti ,2015). Peluang seseorang terkena stroke di usia muda
lebih besar sebanyak 46 % penderita (Kemkes, 2018 ). Menurtut Hurlock dalam
indah (2015) masa dewasa dibagi menjadi tiga periode yaitu masa dewasa awal atau
dewasa muda (18 – 40 tahun ) masa dewasa madya atau dewasa tua ( 40 – 60 tahun)
dan dewasa akhir atau lansia (60 tahun – meninggal ).

Stroke terjadi karena adanya penyumbatan pembulu darah di otak yang dapat
mengakibatkan otak kekurangan oksigen dan nutrisi. Dalam Bdrul Munir (2015)
faktor terjadinya stroke dibagi menjad dua yaitu faktor yang tidak dapat dimodifikasi
dan dapat di modifikasi. Faktor yang tidak bisa dimodifikasi adalah umur, jenis
kelamin, ras dan genetic atau keturunan sedangkan faktor yang dapat di modifikasi
yaitu hipertensi, kolestrol tinggi, diabetes militus, obesitas, peminum alcohol,
perokok, stress, makan makanan jung food (Badrul Munir, 2015). Menurut Siti
3

Alchuriyah (2016) peningkatan stroke terbanyak diakibatkan dari gaya hidup


seseorang yang tidak sehat.

Peningkatan kejadian stroke di usia muda disebabkan dari prilaku yang tidak baik
seperti kebiasaan makan makanan cepat saji dan berlemak serta malas bergerak
dapat menyebabkan lemak dalam tubuuh menumpuk dan menyebabkan kolestrol
tinggi (diatas 240 mg/dl) yang dapat menempatkan seseorang dalam resiko terkena
stroke. Selain itu konsumsi gula yang berlebih atau penyuka makanan manis seperti
sirup, kue kue, cemilan manis dan lainnya dapaat menimbulkan penyakit diabetes,
dimana diabetes ini merupakan faktor resiko stroke pada usia muda. Penyakit
diabetes ini jika di tambah dengan kolestrol tinggi dan hipertensi maka resiko
terjadinya stroke empat kali lebih besar. Selain itu rokok merupakan penyebab nyata
terjadinya stroke di usia muda bahkan resikonya tujuh kali lipat dibandingkan orang
yang tidak merokok (Burhanudin, 2012).

Menurut (Siti Nur, 2014) perilaku tidak sehat yang sering dilakukan si usia muda
disebabkan oleh pengetahuan yang rendah tentang pencegahan stroke, maka
seseorang dapat melakukan pencegahan dengan menjaga pola hidup dan
kebiasaannya seperti tidak merokok, tidak minum minuman beralkohol dan olahraga
yang teratur. Selain itu seseorang juga harus menjaga pola makan dan pola hidupnya
sehingga tidak terjadi obesitas, diabetes militus, hipertensi yang merupakan faktor
resiko stroke. Sikap pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah kejadian
stroke seperti rutin memeriksa tekanan darah dan kolestrol, kontrol kadar gula darah,
stop minum alcohol dan rokok, olahraga teratur dan diet lemak dan kurangi
konsumsi makanan yang mengandung banyak sodium (Dourman, 2013).

Suiroka (2012) menjelaskan tentang pencegahan stroke dapat dicegah, pencegahan


strokepun dibagi menjadi pencegana primer yang dimana seseorang belum terpapar
stroke dan pencegahan sekunder dimana sesorang sudah memiliki penyakit yang
merupakan faktor resiko stroke. Pencegahan primer dari stroke yaitu menghindari
kegemukan, menghindari stress, menghindari minum minuman alcohol dan obat
yang memiliki efek buruk bagi pembulu darah, menghentikan kebiasaan merokok,
mengendalikan gula darah dan kadar lemak (dyslipidemia), mengurangi asupan
lemak kolestrol dan garam yang berlebihan, berolahraga rutin sminimal 3 kali dalam
4

seminggu dan mengobati penyakit resiko yang menimbulkan stroke seperti


hipertensi, diabetes militus dan penyakit jantung atau arterosklorosis.

Dalam perilaku pencegahan stroke terdapat terdapat dua faktor yang mempengaruhi
yaitu sikap pemeliharaan kesehatan upayah yang dilakukan untuk memelihara
kesehatan dan mempertahankannya yaitu dengan upayah pencegahan, penyembuhan
serta pemulihan, peningkatan kesehatan, dan upayah gizi makanan. Tidak hanya itu
sikap pemeliharaan kesehatan namun sikap lingkungan juga mempengaruhi individu
dalam bertindak. Pengaruh lingkungan sangat kuat dalam perilaku yang di hasilkan.
Kemampuan seseorang dalam menerima dan mengelola rangsangan dapat
mempengaruhi perilaku hidup sehat ataupun perilaku hidup sakit. Sebagai contoh
perilaku hidup sehat seseorang dalam mencegah terjadinya stroke yaitu dengan
mengurangi konsumsi makanan junk food, rokok dan tidak konsumsi alcohol (Dita
Naeswara, 2015).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dita Naeswara (2015) dengan judul


“Hubungan Tingkat Pengetahuan Klien Hipertensi Dengan Upayah Pencegahan
Kejadian Stroke Di RSUD Tanggerang Selatan” dengan menggunakan kualitatif
dengan desain deskriptif analitik yang menggunakan pendekatan cross section,
dengan populasi adalah semua pasien hipertensi di poli penyakit dalam sebesar 64
responden. Pengmpulan data menggunakan tes dan kuesioner. Analisa data
menggunakan uji chi squer dengan tariff signifikan α = 0,05. Dari hasil penelitian
didapati p value 0,016 yang berarti terdapat hubungan sigifikan antar pengetahuan
klie hipertansi dengan upaya pencegahan stroke.

Belum ada penelitian yang terkait dengan hubungan pengetahuan terhadap sikap
penegahan stroke di usia muda sehingga peneliti tertarik untuk mengambil penelitian
tersebut. Juga ditambah dengan data hasil wawancara kepada 10 responden di
wilayah Tangerang Selatan dengan menanyakan pertanyaan terkait penyebab stroke,
faktor yang mempengarui dan komplikasi yang diakibatkan dari stroke. Dan didapati
hasil 8 dari 10 responden yang mengetahui bahwa rokok dan hipertensi dapat
menyebabkan stroke dan komplikasi yang ditimbukan fatal namun mereka masih
enggan untuk meninggalkan perilaku tidak sehat tersebut. Berdasarkan data yang
diuraikan di atas peneliti tertarik ingin melakukan penelitian tentang hubungan
5

pengetahuan terhadap sikap pencegahan stroke pada usia muda di RT 03/RW 05


Pamulang Kota Tanggerang Selatan dengan menggunakan alat ukur berupa
kuesioner yang terdiri dari tiga kuesioner yang berisi tentang data demografi,
pengetahuan, dan perilaku pencegahan stroke.

1.2 Rumusan Masalah

Kejadian stroke di bawah usia 45 tahun terus meningkat di perkirakan 1.000 juta
orang mengalami stroke di setiap tahunnya (AHA, 2010). Banyaknya kejadian stroke
diakibatkan dari prilaku pencegahan yang kurang, data dari kemenkes menyatakan 1
dari 5 kasus stroke diakibatkan obesitas, 1 dari 10 kasus berhubungan dengan rokok
dan 1 juta kasus stroke berhubungan dengan konsumsi alcohol yang berlebihan
(Kemenkes, 2018). Peluang seseorang terkena stroke di usia muda lebih besar
sebanyak 46 % (Kemkes, 2018) yang banyak di sebebkan dari kurangnya
pengetahuan sesorang tentang perilaku pencegahan stroke. Indah putri (2015) prilaku
gaya hidup yang tidak sehat sangat mempengaruhi kejadian stroke pada usia muda.

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, pengetahuan tentang


prilaku pencegahan kajadian dengan menghindari faktor resiko kejaidan stroke.
Maka rumusan masalah yang di dapat adalah apakah ada hubungan pengetahuan
terhadap prilaku pencegahan stroke pada usia muda di RT003/RW005 Pamulang
Tangerang Selaran.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan
pengetahuan terhadap prilaku pencegahan stroke di usia muda.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengidentifikasi gambaran responden meliputi umur, jenis
kelamin, pendidikan, dan agama di wilayah Tangerang Selatan
2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang stroke pada usia
muda
6

3. Untuk mengidentifikasi prilaku pencegahan stroke di wilayan


Tangerang Selatan dengan menggunakan alat ukur kuesioner
4. Untuk mengidentfikasi hubungsn pengetahuan terhadap prilaku
pencehan stroke pada usia muda di wilayah Tangerang Selatan

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis


Sebagai bahan kajian bagi institusi pendidikan dalam meningkatkan ilmu
pengetahuan peserta didik. Serta untuk menambah literature bahan bacaan di
perpustakaan terkait dengan pengetahuan terhadap perilaku kejadian stroke di
usia muda.

1.4.2 Manfaat Praktis


1. Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
pengetahuan prilaku pencegahan stroke di usia muda bagi pengenbangan
ilmu keperawatan medical bedah.
2. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi dan
pengetahuan bagi masyarakat terkait rilaku pencegahan stroke terutama di
usia muda sebagai pengurangan faktor resiko.
3. Bagi Peneliti
Sebagi bahan untuk referensi terkait penelitian medical bedah mengenai
stroke di usia muda agar dapat di kembangkan lebih luas lagi.
BAB II

PEMBAHASAN

Pada bab ini membahasa konsep stroke, pengetahuan, sikap, usia muda,
penelitian terkait dan kerangka teori.

2.1 Konsep Stroke


2.1.1 Definisi
Stroke adalah penyakit deficit neurologi akut maupun kronis yang di
sebebkan oleh gangguan di pembulu darah otak yang dapat menyebabkan
kematian ataupun kecacatan (Badrul Munir, 2015). Sedangkan menurut
WHO (2020) stroke adalah suatu sindom yang di tandai dengan gejala klinis
yang berkembang dengan cepat berupa gangguan fungsional otak fokal
maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam yang disebabkan oleh
gangguan vaskuler.

Penyebab terjadinya stroke adalah karena thrombus dan embolus yang dapat
terbentuk dari penyakit hipertensi, diabetes mulitus, kolestrol, penyakit
jantung yang dapat menyumbat pembulu darah di otak yang jika tidak
mendapatkan pertolongan akan mengakibatkan pecahnya pembulu darah di
otak (Badrul Munir, 2015).

2.1.2 Klasifiskasi stroke


Suiroks (2012) membagi stroke menjadi dua :
1. Stroke iskemik (Non- Hemoragi)
Stroke iskemik terjadi karena aliran darah ke otak terhenti dikarnakan
penumpukan kolestrol padadinding pembulu darah (arterosklorosis ) atau
bekuan darah yang menyumbat pemblu darah di otak. Hampir sebagian
pasien atau 83% mengalami stroke iskemik.
2. Stroke Perdarahan (Hemoragi)

7
8

Stroke hemoragi atau perdarahan adalah pecahnya pembulu darah di


otak. Darah yang keluar akan merembes dan masuk ke suatu ruang di
otak dan akan merusaknya. Sebagian besar kasus ini terjadi secara
mendadak dan dapat menyebabkan kerusakan otak dalam hitungan menit
(complete stroke). Selanjutnya stroke akan meluas dalam 1 – 2 jam yang
akan menyebabkan kerusakan parah dalam jaringan otak.

2.1.3 Patofisiologi
Ketika arteri mengalami sumbatan secara akut oleh thrombus atau embolus,
maka area sistem saraf pusat (SSP) yang di perdarahi akan mengalami infark
jika tidak ada perdarahan kolateral yang adekuat. Di sekitar zona nekrotik
sentral, terdapat penumbra iskemik yang tetap viable untuk suatu waktu
artinya fungsinnya dapat pulih jika aliran darah baik kembali.

Iskemik pada sistem saraf pusat (SSP) dapat disertai oleh adanya
pembengkakan karena dua alesan yaitu adanya edema sitotoksik akulasi air
pada sel sel gila dan neuron yang rusak dan edema vasogenik yaitu akumulasi
cairan ekstraseluler akibat dari perombakan sawar darah otak. Edema otak
dapat menyebabkan perburukan klinis yang berat dalam beberapa hari setelah
stroke mayor, akibatnya terjadi peningkatan tekanan intracranial dan kopresi
struktur struktur di sekitarnya (Lioner Gisberg, 2015).

2.1.4 Tanda dan gejala


Menurut Kementrian Kesehatan Indonesi (2018) tanda dan gejala stroke :
a. Mati rasa
b. lemah : lumpuh pada wajah, lengan atau kasi pada sisi tubuh
c. Gangguan visual
d. Gangguan bicara (pelo)
e. Gangguan keseimbangan
f. Pingsan dan koma

2.1.5 Faktor Resiko Kejadian Stroke


Stroke berkaitan dengan pembulu darah karena gangguan terjadi di aliran
darah otak. Menurut Suiroka (2012) faktor resiko penyebab stroke terbago
9

menjadi dua yaitu faktor penyebab yang tidak bisa di kendalikan dan faktor
resiko yang dapat di kendalikan :

2.1.5.1 Faktor Tidak Dapat Dikendalikan


1. Usia
Bertambahnya usia akan meningkatkan resiko terjadinya stroke, hal
ini dikarenakan faktor tubuh yang mengalami pelemahan terutama
terkait dengan fleksibilitas pembulu darah. Sekitar dua pertiga
penderita stroke berusia lebih dari 65 tahun.
2. Jenis Kelamin
Pria lebih beresiko terkena stroke di bandingkan dengan wanita
dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi seperti hormone,
kebiasaan merokok dan gaya hidup yang tidak teratur yang biasa
dilakukan pria.
3. Ras
Ras atau ethis cukup berpengaruh dengan kejadian stroke, rasa tau
ethnis berkulit hitam lebih beresiko terjadi stroke dibandingkan
denga ras berkulit putih.
4. Faktor Keturunan
Seseorang yang memiliki garis keturunan beresiko terkena stroke,
dalam hal ini hipertensi, diabetes militus, dan kelainan pembulu
darah merupakan fraktor genetic yang berpengaruh. Selain itu gaya
hidup dan kebiasaan makan didalam keluarga sangat berpengaruh
dalma kejadian stroke .

2.1.5.2 Faktor Dapat Dikendalikan


1. Hipertensi
Hopertensi merupakan salah satu faktor resiko dari stroke, drajat
resiko stroke meningkat seiring dengan tingginya tekanan darah dan
menjadi lebih kuat dengan tekanan darah di atas 160/95 mmHg.
Menurut study Framinghan resiko meningkat tujuh kali pada pasien
infark otak dengan hipertensi. Hipertensi meningkatkan resiko
beberapa jenis stroke termasuk stroke trombouik, stroke hyemoragic
intraserebral dan stroke hemoragic sub-arachnoid (Geyer, 2009
10

dalam indah 2015). Seseorang dikatakan hipertensi bila tekanan


darahnya melewati batas normal dengan tekanan sistolik 140mmHg
atau lebih tingg, dan tekanan diastolic 90 mmHg atau lebih tinggi.
Sekitar 40-90% stroke dialami oleh denderita hipertenssi. Penderita
hipertensi memiliki 4 hingga 6 kali lebih tinggi mengalami stroke
dibandingkan bukan penderita hipertensi.
2. Kolestrol Tinggi
Kolestrol tinggi merupakan faktor resiko terjadinya stroke karena
klestrol tinggi dapat enyebabkan arterosklorosis yang diikuti dengn
penurunan elstisitas pembulu darah.
3. Disbetes Militus
Penderita diabetes militus beresiko 5 kali lebih besar terkena stroke
dibandingkan penderita non diabetes. Penderita diabetes cinderung
menderita arterosklorosis dan meningkatkan terjadinya hipertensi,
kegemukan dan kenaikan lemak darah. Kombinasi diabetes dan
hipertensi sangat meningkatkan diabetes termasuk stroke.
Pengendalian diabetes sangat menurunkan kejadian stroke Kebiasaan
konsumsi Alkohol
Mengkonsumsi alcohol memiliki efek sekunder peningkatan terhadap
tekaana darah,kardiomiopati, aritmia dan peningkatan somolaritas
yang dapat meningkatkan kejadian stroke. Konsumsi alcohol yang
berat dan akut meningkatkan 4-7 kali lebih besar terjadinya stroke
emboli.
4. Rokok
Merokok dapat meningkatkan kejadian stroke iskemik dua kali lipat
sedangkan pada stroke hemoragik mencapai empat kali lipat. Hal ini
karena terjadi penumpukan zat lemak (atrerosklorosis) pada arteri
utama yang merupakan faktor ressiko kejadian stroke. Orang orang
yang mempunyai kebiasaan merokok dapa meiningkatkan kajadian
stroke hingga 2-2,5 kali di bandingkan bukan perokok. Jika
kebiasaan merokok dilakukan oleh penderita hipertensi maka
kejadian stroke mencapai empat kali lipat (Kemenkes 2018).
11

5. Aktifitas Fisik
Kurangnya olahraga merupakan faktor resiko yang meningkatkan
kejadian stroke dan penyakit jantung. Olahraga yang cukup minimal
30 menit dalam sehari dapat menurunkan resiko stroke. Kurang gerak
mengakibatkan kekakuan otot dan pembulu darah, selain itu kurang
gerak akan mengakibatkan kegemukan yang menyebebkan timbunan
lemak yang berakibat tersumbatnya aliran darah oleh lemak yang
dapat mengakibatkan kejadian stroke. Menurut WHO (2005)
diperkirakan terdapat 17% kelompok usia produktif yang memiliki
aktifitas fisik yang kurang. Dari angka prevelensi tersebut antara
31% sampai 51% hamya melakukan aktifitas fisik < 2 jam/minggu.
6. Stress
Seseorang yang memiliki situasi stress yang berat dapat
meningkatkan kejadian stroke. Karena tingginya stress dapat
menyebabkan hipertensi yang merupakan faktor resiko kejaadian
stroke. Tidak hanya hipertensi stress juga dapat menimbulkan
obesitas, diabetes militus, penyakit jantung koner yang merupakan
faktor resiko kejadian stroke.
7. Kebiasaan Makan dan Obesitas
Pada usia muda banyak yang menerapkan kebiasaan makan yang
tidak sehat dengan mengkonsumsi makanan cepat saji dengan tinggi
lemak dan kolestrol. Kolestrol dapat menyumbat pembulu darah
yang dapat meningkatkan tekanan darah yang menyebabkan
pecahnya pembulu darah di otak yang disebutjuga stroke. Pemakaian
sodium dalam makanan dapat meningkatkan kejadian hipertesi dan
menyebabkan stroke. Kebiasaan makan mempengaruhi resiko
strokemelalui efeknya pada tekanan darah, obesitas, kolestrol, gula
darah, arterosklorosis dan lainnya.
Obesitas dapat meningkatkan kejadian stroke naik perdarahan
maupun sumbatan tergantung dengan faktor resikonya. Stroke
banyak dialami oleh mereka yang mengalami kelebihan berat badan
dan bahkan sebagian kasus umumnya dialami oleh penderita
obesitas.
12

2.1.6 Akibat Stroke


Menurut Suiroka (2012) menyatakan stroke dapat menyebabkan edema pada
otak yang berbahaya karena ruang didalam tengkorang sangat terbatas.
Tekana yang timbul dapat menyebabkan kerusakan otak dan memperburuk
kelainan neurologis, meskipun stroke tidak ertambah luas. Kelainan nerologis
yang terjadi akibat seranga stroke bisa lebih luas ataupun lebih berat. Selain
itu stroke dapat menyebabkan penderita depresi atau ketidakmampuan untuk
mengendalikan emosi. Banyak penderita yang mengalami kesembuhan dan
kembali menjalankan fungsi normalnya, namun ada juga yang kelumpuhan
fisik dan mental, mengalami gangguan bicara, kelumpuhan fisik sehingga
tidak bisa menjalankan aktivitas secara normal.

2.1.7 Pemeriksaan Penunjang Stroke


Lionel Ginsberg (2015) menjelaskan pemeriksaan penunjang yang dilakukan
pada pasien stroke adalah :
a. Pemeriksaan darah lengkap dan LED
Pemeriksaan ini untuk mengetahui dan mengidentifikasikan kemungkinan
penyabab stroke serta deteksi komplikasin yang terkait dengan stroke
b. Ureum, elektrolit, glukosa dan lipid
Untuk mengetahui penyebab kemungkinnan stroke serta mengetahui
fsktor resiko yang memicu kejadian stroke.
c. Lumbal Fungsi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendiagnostik perdarahan di
subarachnoid bila CT Scan dan MRI menunjukan hasil yang negatif ,tidak
ada darah di dalam cairan LP dan mengidentifikasi diagnostic perdarahan
di subarachnoid
d. EKG
Untuk mendeteksi adanya iskemik atau infark miokardium, aritmia,
pembulu bilik jantung ke kardiomiopati (penyakit jantung vulvular)
e. CT Scan dan MRI kepala
MRI digunakan untuk menemukan jenis, lokasi dan komplikasi stroke
serta mendeteksi adanya infark otak dalam 72 jam sedangkan CT Scan
untuk membedakan atau mengidentifikasikan perdarahan dan iskemik
pada lesi pembuludarah otak.
13

2.1.8 Upayah Pencegahan Stroke


Upayah pencegahan stroke harus dapat di modifikasi gaya hidup seperti
mengurangi merokok, modifikasi diit dengan cara mengurangi asupan garam
dan lemak, olah raga yang teratur, pengendalian hipertansi dan
memanfaantkan fasilitas kesehatan yang ada eperti puskesmas dan rumah
sakit untuk memeriksa kesehaan rutin.

Menurut (Suiroka, 2012 ) dalam buku penyakit degenerative, mengenal


mencegah mengrangi faktor resiko 9 penyakit degenerative menjelaskan
pencegahan stroke terdiri dari dua yaitu pencegahan primer dan sekunder
dimana pencegahan primer merupakan pencegahan untuk individu yang
belum terpapar stroke, sedangkan pencegahan sekunder merupakan
pencegahan untuk individu yang memiliki faktor resiko terjadi stroke.
a. Pencegahan primer
1. Menghindari kegemukan
Untuk itu pola konsumsi harus di ubah dari yang cinderung karbonar
dan lemak menjadi banyak sayur dan buah buahan yang tinggi serat.
Dari sumber protein hewani digantikan posisi posisi daging dengan
ikan karena kandungan lemaknya lebih baik daripada daging
2. Menghindari stress
Beban kerja yang tinggi, tekanan hidup yang berat, tuntutan ekonomi
tanpa di sadari dapat menyebabkan efek jangka panjang pada fisik dan
mental
3. Menghindari minuman alcohol dan obat yang memiliki efek buruk
pada pembulu darah
Konsumsi alcohol yang banyak dapat menyebabkan efek mabuk
namun yang perlu di waspadai akibat dari alkohol adalah peningkatan
tekanan darah, melemahnya kerja jantung
4. Menghentikan kebiasaan merokok
Kebiasaan merokok dapat mengurangi elastisitas pembulu darah
sehingga meningkatkan pengerasan pembulu darah dan akan
meningkatkan kejadian stroke
5. Mengendalikan gula dan kadar lemak (dyslipidemia)
14

Terlalu banyak mengkonsumsi gula akan mengakibatkan kegemukan


dan akan memicu munculnya DM tipe 2
6. Mengurangi asupan lemak, kolestrol dan garam secara berlebihan
Makanan cepat saji (fast food) gorengan jenis makanan tersebut harus
di batasi karena dapat menimbulkan arterosklorosis atau pengerasan
pembulu darah yang dapat enghambat pembulu darah di otak.
Sedangkan konsumsi garam berkadar tinggi dapat menimbulkan
ketegangan kontraksi pembulu darah
7. Mengobaai penyakit seperti : hipertensi, diabetesmilitus, penyakit
jantung/ arterosklorosis
8. Berolahraga rutin selama 3 kali seminggu
Berolahraga secara teratur tidak hanya membuat jantung tetap kuat
tetapi juga meningkatkan jumlah enzil alami yang berperan sebagai
antioksida untuk memecah arterosklorosis

b. Pencegahan skunder
1. Mengontrol faktor resiko penyakit stroke
 Mengobati penyakit yang diderita merpakan resiko pencegahan
stroke : hipertensi , DM, penyakit jantung
 Mengatasi dyslipidemia dengan diet rendah lemak
 Berhenti merokok
 Hindari konsumsi alcohol
 Mengatasi obesitas
 Mengobati hiperuresemia
 Mencegah terjadinya polisemia
 Menghindari stress
 Mengobati keadaan depresi

2. Dengan menggunakan obat obatan


Menuru Doerman dalam indah (2015) stroke dapat dicegah dengan
melakukan prilaku :
a. Melakukan pemeriksaan tekanan darah
b. Mewasapadai adanya aritmia fibrilasi
15

c. Mewaspadai gangguan sirkulasi darah


d. Melakukan pemeriksaan koletrol
e. Mengontrol kadar gula darah
f. Tidak meminum minuman alcohol dah berhenti rokok
g. Melakukan olahraga rutin
h. Diet lemak dan kurangi konsumsi sodium dalam makanan

2.2 Konsep Pengetahuan


2.2.1 Definisi
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjad setelah seseorang
melakukan pengindaan (penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba)
terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoadmoojo,
2014).

2.2.2 Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif


Menurut Notoadmojo (2014) ada lima tingkatan dalam domain kognitif yaitu:
a. Tahu (know)
Diatrikan dengan mengingat suatu materi yang pernah di pelajari
sebelumnya, tingkatan pengetahuan ini termasuk mengingat kembali
sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang di pelajari.
b. Memehami (comprehension)
Diartikan dengan suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahuinya seperti menyimpulkan objek yang dikatahuinya.
c. Aplikasi (appication)
Diartikan dengan kemampuan untuk mengartikan materi yang dipelajari
pada situasi atau kondisi yang sebenarnya dengan penggunaan metode
dan prinsip dalam konteks lainnya.
d. Analisis (anaiysis)
Diartikan dengan kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek didalam komponen yang masih dalam struktur organisasi dan
berkaitan satu dengan lainnya
e. Evaluasi (evaluation)
16

Evaluasi bekairan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian


terhadap suatu materi atau objek yang didasari oleh kreteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kreteria yang telah ada.

2.2.3 Fakor yang Mempengaruhi Pengetahuan


Terdapat tujuh faktor yang mempengarui pengetahuan menurut Notoadmojo
(2014) :

1. Umur
Semakin cukup seseorang maka tingkat kematangan dalam berfikir dan
bekerja dari segi masyarakat yang lebih dewasa akan lebih percaya diri
pada seseorang yang belum tinggi kedewasaannya, hal ini merupakan
sebagai akibat dari pengalam jiwa.
2. Pendidikan
Pendidikan adalah bimbinga yang diberikan seseorang kepada orang lain
menuju arah cita cita tertentu yang menentukan untuk berbuat dan
mengisi kehidupan untuk menncapai keselamatan dan kebahagiaan.
Sedangkan pendidikan kesehatan merupakan kejadian yang memberikan
dan meningkatkan kualitas keseharan seseorang. Tingkat pendidikan
mempunyai hubungan dengan faktor sicoal, ekonomi dan gaya hidup.
3. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan kegiatan atau aktivitas sesorang dalam
memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan kehidupannya.
Pekerjaan merupakan faktor yang mempengauhi pengetahuan , ditinjau
dari jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain maka
pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan
pengetahuan dan keterampilan.
4. Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan sifat yang melekat pada kaum laki laki maupun
perempuan yang di kontruksikan secara social maupun kultura l(budaya).
5. Sumber Informasi
Informasi merupakan fungsi penting dalam mengurangi rasa cemas,
seseorang yang mendapat informasi akan memperdalam pengetahuan
dalam melihat suatu hal.
17

6. Lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh dalam terbentuknya prilaku seseorang
termasuk prilaku kesehatan yang diawali denga pengalaman pengalaman
seseorang yang ada di lingkungan sekitarnya (lingkungan fisik dan non
fisik).
7. Social Budaya
Semakin tinggi status social dan pendidikan seseorang maka akan
semakin tinggi tingkat pengetahuannya. Tetapi perlu diketahu bahwa
seseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak
berpengalaman rendah, karena pengetahuan dapaat di peroleh dari
pendidikan informal.

2.2.4 Proses Terjadinya Pengetahuan


Menurut Notoadmojo (2012) terdapat enam proses dalam terjadinya
pengetahuan:
a. Kesadaran (awareness)
Dimana seseorang menyadari dalam arti mengetahuinlebih dulu dalam
stimulasi (objek)
b. Merasa (interest)
Individu mulai tertarik dengan stimulasi atau objek tersebut disini mulai
timbul
c. Menimbang Nimbang (evaluation)
Individu tampak berfikir terhadap baik tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya, dalam hal ini sikap individu sudah mulai lebih baik
d. Mencoba (trial)
Dimana individu mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang di kehendakinya.
e. Adaptasi (adaption)
Dimana individu telah berprilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran,
sikap terhadap stimulasi.

2.2.5 Kriteria Tingkat Pengetahuan


Tingkap pengetahuan seseorang dapat diketahui dengan skala yang bersifat
kualitatif, yaitu :
18

a. Baik : hasil presentase 76% - 100%


b. Cukup : hasil presentase 55% - 75%
c. Kurang : hasil presentase < 56%

2.2.6 Jenis Pengetahuan


Pemahaman masyarakat terkait pengetahuan dalam konteks kesehatan sangat
beraneka ragam , jenis pengetahuannya adalah :
a. Pengetahuan Impilit
Pengetahuan yang masih di ingat dalam bentuk pengalaman seseorang
yang berisi tentang faktor faktor yang bersifat tidak nyata seperi
keyakinana, prinsip ataupun perspektif. Pengetahuan implisit seringkali
berisi tentang kebiasaan dan budaya yang bahkan tidak di sadari.
b. Pengetahuan Ekplisit
Pengetahuan yang tersimpan atau di dokumentasikan dalam bentuk nyata,
bisa dalam wujud prilaku kesehatan. Pengetahuan ini di deskripsikan
dalam tindakan tindakan yang berhubungan dengan kesehatan.

2.2.7 Pengetahuan yang harus dimiliki pada usia muda terkait stroke
Terkait dengan pengetahuan yang harus dimiliki usia muda dalam
pencegahan terjadinya stroke yaitu penyebeb stroke, faktor faktor yang
mempengaruhi kejadian stroke, gejala awal stroke, dan memodifikasi gaya
hidup agar tidak menimbulkan stroke di usia muda. Faktor faktor yang
mempengaruhi kejadian stroke ada dua yaitu faktor yang dapat di modifikasi
dan tidak dapat di modifikasi yaitu usia, jenis kelamin, ras dan genetic atau
keturunan. Sedangkan faktor yang dapat di modifikasi yaitu hipertensi,
kolestrol tinggi, penyakit jantung, diabetes miliitus, perokok, aktivitas fisik,
peminum alcohol, stress, dan kebiasaan akan dan obesitas.

Untuk gejala stroke yang harus di pahami adalah mati rasa di sebelah sisi
tubuh atau rasa kesemutan, gangguan biacara (bicara pelo), gangguan
keseimbangan yaitu tidak bisa berdiri tegap. Sedangkan untuk modifikasi
gaya hidup terdapat dua tahapan dimana pencegahan primer dilakukan untuk
seseorang yang belum terpapar faktor resiko stroke maka pencegahannya
adalah mengurangi faktor resiko kejadian stroke yaitu menghindari
19

kegemukan, stress, roko, tidak minum alcohol dan obat yang dapat merusak
pembulu darah, mengendalikan asupan lemak kolestrol, rutin berolahraga
minimal 3 kali seminggu. Sedangkan pencegahan sekunder dilakuakan untuk
seseorang yang memiliki faktor resiko dan adar tidak terjadi komplikasi
seperti mengendalikan faktor resiko kejadian stroke dan meminum obat.

2.2.8 Cara Pengukuran Pengetahuan


Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara ataupun
memberikan angket/ kuesioner terkait penelitian yang akan diteliti.
Kedalaman pengetahuan dapat diukur dengan tingkatan pengetahuan.

2.3 Konsep Sikap


2.3.1 Definisi
Menurut Thurstone dalam (Muswati ida, 2016) menyatakan bahwa sikap
merupakan suatu tingkat efek baik bersifat positif atupun negatif dalam
hubungannya terhadap objek objek psikologis.

2.3.2 Komponen Sikap


Komponen sikap menurut Alloort terdiri dari tiga, yaitu :
1. Komponen kognitif
Merupakan komponen yang tersusun atas pengetahuan dan informasi
yang dimiliki seseorang terhadap objek dan sikap. Dari pengetahuan ini
baru akan terbentuknya keyakinan terhadap objek sikap tersebut.
2. Komponen afektif
Merupakan komponen yang berhubungan dengan rasa senang dan tidak
senang. Komponen ini bersifat evaluative yang berhubungan dengan
nilai kebudayaan dan keyakinan
3. Komponen konatif
Merupakana kesiapan seseorang dalam bertingkahlaku yang
berhubungan dengan objek sikap.
20

2.3.3 Karakteristik Sikap


Karakterisik sikap menurut Brighan dalam (Muswati ida, 2016) memiliki ciri
dasar dari sikap yaitu :
1. Dari ciri ciri individu bertingkahlaku dapa disimpulkan menjadi sikap
2. Sikap dapat di pelajari
3. Sikap mengarah ke objek psikologis
4. Sikap dapat mempengaruhi prilaku individu

2.1.4 Tingkatan Sikap


1. Menerima (receiving)
Menerima artinya individu mau memperhatikan stimulus yang diberikan
2. Merespons (responding)
Merespons artinya memberian jawaban apabila ditanya menyelesaikan
tugas yang diberikan merupakan suatu indikasi dari sikap
3. Menghargai (valuing)
Menghargai artinya mengajak orang lain untuk mendiskusikan masalah
yang merupakan suatu indikasi dari sikap tingkat tiga
4. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan dengan resiko adalah
sikap yang paling tinggi.

2.3.5 Fungsi Sikap


Katz dalam Muswati ida (2016 )membagi sikap menjadi 4 fungsi :
1. Utilitarian function
Sikap memungkinkan seseorang untuk memperoleh persetujuan dan
meminimalkan hukuman. Dengan kata lain sikap dapat berfungsi sebagai
penyesuaian social.
2. Knowledge function
Sikap dapat membantu memahami lingkungan dengan melengkapi
reingkasan dalam evaluasi objek dan kelompok objek
3. Value-expressif function
Sikap memiliki komunikasi dalam nilain dan indentitas terhadap orang
lain
4. Ego defensive function
21

Sikap melindungi diri, mempertahankan diri serta menutupi kesalahan


diri

2.3.6 Sikap Pencegahan


1. Sikap pemeliharaan kesehatan
Upayah yang dilakukan untuk memelihara kesehatan dan
mempertahankannya :
a. Upayah pencegahan dengan mengurangi faktor resiko seperti
menghindari kegemukan, stress, tidak minum alcohol, tidak
merokok, mengurangi maknan berlemak, banyak mengandung
garam dan gula
b. Penyembuhan serta pemulihan dengan meminum obat
c. Peningkatan kesehatan dengan pemeriksaan rutin ke puskesmas atau
rumah sakit terdekat
d. Gizi makanan

2. Sikap kesehatan lingkungan


Pengaruh lingkungan sangat kuat dalam perilaku yang di hasilkan.
Kemampuan seseorang dalam menerima dan mengelola rangsangan dapat
mempengaruhi perilaku hidup sehat ataupun perilaku hidup sakit. Sebagai
contoh perilaku hidup sehat seseorang dalam mencegah terjadinya stroke
yaitu dengan mengurangi konsumsi makanan junk food, rokok dan tidak
konsumsi alcohol (Dita, 2015).

2.3.7 Pengukuran Sikap


Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung, secara
langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat dan pertnyaaan responden
terhadap suatu objek. Sedangkan tidak langsung dapat dilakukan dengan
pertanyaan pertanyaan hipotesis kemudian ditanyakan kepada responden
yang akan di teliti.

2.4 Konsep Usia Muda


Menurut (Hurlock dalam Indah, 2015) usia dewasa muda di bedakan menjadi tiga
periodik, yaitu :
22

1. Masa dewasa awal/dewasa muda (18-40 tahun)


Pada masa ini merupakan awal seseorang dalam menyesuaikan pola hidup
dengan harapan harapan social yangbaru. Pada masa ini seseorang dituntut
mempunyai peran ganda seperti peran dalam bekerja, peran dalam keluarga
(suami/istri). Masa ini merupakan masa sulit bagi individu karena individu di
tuntut melepas ketergantungannya kepada orang tua dan berusaha mandiri. Dan
perubahan yang tampak pada masa ini seperti sikap, penampilan, minat hingga
fungsi tubuhnya.
2. Masa dewasa madya/dewasa tua (40-60 tahun)
Masa dewasa madya ini merupakan masa transisi dari masa pertengahan ke
masa tua, yang perubahannya meliputi fungsi fisik, psikis, maupun prilakunya.
Pada masa ini individu lebih banyak minat kepada agama dan terkadang
kebutuhan agama ini dilandasi kepada kebutuhan pribadi dan sosialnya. Pada
masa ini terjadi penurunan kemampuan fisik dan psikologis individu.

3. Masa dewasa akhir/lansia (60-meninggal)


Masa ini merupakan masa akhir dalam kehidupan manusia yang dimulai dari
umur 60 tahun sampai individu meninggal dunia. Di usia ini terjadi penurunan
yang sangat cepat di kemampuan fisik dan psikologis manusia yang sering kali
individu bergantung pada orang lain.

2.5 Hubungan Pengetahuan Terhadap Sikap Pencegahan Stroke pada Usia Muda
Stroke merupakan penyebab kematian ketiga didunia yang dimana angkanya
mencapai 17,3 juta penderita (WHO, 2020). Di Indonesia dari 1000 penduduk lebih
dari 12 orang terkena stroke, ini menandakan maalah stroke masih menjadi masalah
kematian nomor satu di Indonesia. Stroke biasa menyerang usia lanjut (lebih dari 75
tahun) namun dalam penelitian Daniel (2019) terjadi peningkatan jumlah kejadian
stroke di usia muda sebanyak 15,9% usia muda terkena stroke.

Peningkatan kejadian stroke di usia muda ini di sebebkan oleh prilaku yang tidak
sehat serta temperamen yang cinderung ambisius. Prilaku hidup yang tidak sehat ini
seperti makann makanan cepat saji dan mengandung banyak lemak, minum yang
beralkohol, kurang olahraga, stress, pengguna narkoba dan kebiasaan merokok.
23

Kebiasaan merokok ini dapat menyebabkan penumpukan kotoran di dalam darah


(arterosklorosis) yang dapat menyebabkan resiko terjadinya stroke (Siti Alchuriyah,
2016).

Meskipun serangan stroke sulit untuk di presiksi namun dengan dengan menjaga
perilaku hidup yang baik maka mengurangi kejadiann stroke. Dalam penelitian yang
dilakukan Siti alchuriah (2016) menyatakan melakukan prilaku hidup sehat dapat
mengurangi resiko kejadian stroke seperti menghindari makanan cepat saju, banyak
mengandung lemak dan mkanan yang benyak gula karena dapat menyebabkan
penyakit diabetes dan peningkatan kolestrol yang merupakan faktor resiko stroke.
Dapat melakukan olehraga minimal 30 menit dalam sehari, kurngi konsumsin
alcohol dan rokok.

2.6 Instrument Pelitian


Instrument dalam penelitian ini adalah kuesioner, kuesioner ini merupakan alat ukur
yang berupa angket berisi tentang beberapa pertanyaan berupa formulir yang disusun
untuk memperoleh data sesuai yang di inginkan peneliti. Kuesioner yang di gunakan
terdiri dari tiga yaitu :
1. Kuesiner A
Kuesioner ini terdiri dari data demografi responden yang terdiri dari usia, jenis
kelamin, agama, pendidikan, suku dan pekerjaan.
2. Kuesioner B
Kuesioner B berisi tentang pengetahuan responden mengenai tanda dan gejala,
faktor resiko dan komplikasi stroke yang terdiri atas 15 pertanyaan berbentuk
pilihan ganda dimana responden memilih jawaban antara a, b dan c
3. Kuesioner C
Kuesioner B berisi tentang perilaku pencegahan stroke yang terdiri dari 10
pertanyaan berbentukskala likert, responden memilih antara sering, kadang
kadang, jarang dan tidak pernah.
24

2.7 Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Stroke Usia Muda

Pencegahan Stroke : Faktor ang Mempengaruhi


Pengetahuan :
a. Primer :
1. Menghindari kegemukan 1. Umur
2. Menghindari stress 2. Jenis kelamin
3. Menghindari minuman 3. Pendidikan
beralkohol dan obat yang 4. Lingkungan
memiliki efek buruk pada 5. Social budaya
pembulu darah 6. Sumber informasi
4. Menghentikan kebiasaan
merokok
5. Mengendalikan gula
darah dan kadar lemak
(dyslipidemia) Komponen Sikap :
6. Mengurangi asupan
lemak, kolestrol dan 1. Komponen kognitif
garam 2. Komponen afektif
7. Mengobai penyaki : 3. Komponen konatif
hipertensi, dm dll
8. Berolahraga minimal 3
kali dalam seminggu

b. Sekunder :
1. Mengontrol faktor resiko
penyakit stroke
2. Dengan menggunakan
obat obatan Sikap Pencegahan Stroke :

1. Perilaku
pemeliharaan
kesehatan
Sumber : Notoadmojo (2014)
2. Perilaku kesehatan
lingkungan
Damanik (2016) Indah (2015)

Dita Naeswara (2015)


BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPRASIONAL

Pada bab ini di uraikan tentang kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian
dan definisi oprasional

3.1 Kerangka Konsep Penetiliaan


Kerangka konsep adalah suatu abstraksi yang di bentuk dengan menggeneralsasikan
suatu definisi. Oleh karena itu tidak bisa diukur dan diamati secara langsung, untuk
dapat mengukur konsep tersebut perlu dijabarkan kedalam variable variable
(Notoadmojo, 2012).

Kerangka konsep dalam penelitian ini meliputi variable independen atau variable
bebas yaitu pengetahuan tentang pencegahan stroke. Dan adapun variable dependen
atau terikatnya adalah sikap pencegahan stroke. Berdasarkan uraian di atas, dibuat
kerangka konsep dalam penelitian hubungan pengetahuan terhadap sikap pencegahan
stroke di usia muda yaitu :

25
26

Variable Independen Variable Dependen

Pengetahuan tentang Sikap Pencegahan


Pencegahan Stroke Stroke

Karakteristik Responden :

1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Agama
6. Suku

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variable yang diteliti dan dicari hubungannya

: Variable yang tidak di cari hubungannya

3.2 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian atau juga disebut sebagai patokan
dugaan atau dalil sementara yang kebenarannya akan di buktikan dalam penelitian
tersebut (Notoadmojo, 2012). Hipotesis berfungsi untuk menentukan kearah mana
pembuktiannya, artinya hipotesis ini merupakan pernyataan yang harus di buktikan.
Berdasarkan rangkaian pemikiran penelitian diatas maka hipotesis yang diajukan
dalam penelian ini adalah :

Ha : Terdapat hubungan pengetahuan terhadap sikap pencegahan stroke di usia


muda di RT 003/RW005 Pamulang Kota Tangerang Selatan.

Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan terhadap sikap pencegahan stroke di usia


muda di RT003/RW005 Pamulang Tangerang Selatan.
27

3.3 Definisi Oprasional


Menurut Husnul, Khotimah (2019) dalam Nursalam, (2017) definisi oprasionel
merupakan pengetian variable secara oprasional berdasarkan karakteristik yang
dimati, sehingga memungkinkan penenilitian untuk melakukan pengukuran ataupun
observasi secara teliti terhadap objek ataupun fenomena yang di teliti supaya lebih
focus

Table 3.1 Definisi Oprasional

Variable Definisi Cara Ukur Katagori Skala


Oprasional
Variable Independen

Pengetahuan Kemampuan Kuesioner, 0 = Ordinal


terhadap responden Responden mempunyai
pencegahan dalam diberikan daftar pengetahuan
stroke mengetahui pertanyaan kurang apabila
dan berbentuk nilai< mean
memahami pilihan ganda, 1 =
faktor resiko responden mempunyai
dan meilih jawaban pengetahuan
komplikasi yang benar yang baik
stroke antara a, b dan c apabila niali >
mean
Variable Dependen

Sikap Tindakan Kuesioner, 0 = tidak Ordinal


pencegahan yang responden melakukan
stroke dilakukan menjawab 15 sikap
responden pertanyaan pencegahan
untuk berbentuk skala stroke dengan
mengurangi liker dengan baik dengan
resiko atau pilihan jawaban nilai < mean
komplikasi Sering, kadang 1 = melakuakn
28

stroke yaitu kadang, jarang sikap


dengan cara dan tidak pernah pencegahan
mengendalik stroke dengan
an faktor baik dengan
resiko dan nilai > mean
malakukan
prilaku
pencegahan
Karakteristik Responden

Usia Jumlah umur Kuesioner , 0 = 21 – 30 Interval


yang di Responden tahun
hitung dari menjawab pada 1 = 31-40
responden lembar tahun
dilahiran kuesioner data
hingga demografi
Jenis Ciri biologis Kuesioner 0 = Laki laki Nominal
Kelamin yang dimiliki Responden 1 = Perempuan
responden menjawab
pertanyaan pada
lembar
kuesioner data
demografi
Agama Keyakinan Kuesioner 0 = Non Nominal
yang dimiliki Responden Muslim
responden menjawab 1 = Muslim
yang pertanyaan pada
berhubungan lembar
dengan kuesioner data
Tuhan Yang demografi
Maha Esa
dan terhadap
aktivitas
spiritual
Pendidikan Pengejaran Kuesioner 0 = Rendah Ordinal
29

formal yang Responden jika


pernah di menjawab pendidikan
jalani oleh pertanyaan pada terakhir SD
responden lembar dan SMP
dan kuesioner data 1 = Tinggi jika
dinyatakan demografi pendidikan
lulus dari terakhir SMA
suatu dan perguruan
lembaga tinggi
pendidikan
dengan bukti
kepemilikan
ijazah

Pekerjaan Rutinitas Kuesioner, 0 = Mahasiswa Nominal


yang di Ressponden 1 = Karyawan
jalankan menjawab swasta
responden pertanyaan pada 2 = Buruh
pada bidang lembar 3 = Tidak
tertentu untuk kuesioner data bekerja
memenuhi demografi 4 = lain lain
kebutuhan
hidupnya
sehari hari
Suku Suatu Kuesioner, 0 = Betawi Nominal
golongan Responden 1 = Jawa
manusia yang menjawab 2 = Sunda
anggota pertanyaan pada 3 = Melayu
anggotanya lembar
mengidentifi kuesioner data
kasi dirinya gemografi
dengan
sesamanya di
tentukan
30

dengan garis
keturunan
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini peneliti menguraikan tentang desain penelitian, populasi dan
sample, tempat, waktu penelitian, etika penelitian, alat pengumpulan data,
prosudure pengumpulan data, pengolahan data dan rencana analisa data.

4.1 Desain Penelitian


Desain penelitian merupakan bentuk rencana yang digunakan dalam melakukan
prosudure penelitian, desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif
analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu pengumpulam data
yang dilakukan pada pendekatan ini pengumpulan data dependen dan independen.
Alasan digunakan pendekatan ini karena pengukuran pengetahuan dilakukan atau
dimulai saat itu juga. Dalam hal ini peneliti untuk memperoleh data pengetahuan dan
perilaku pencegahan stroke

4.2 Populasi dan Sample


4.2.1 Populasi
Populasi adalah setiap subjek (manusia atau pasien) yang memenuhi kriteria
yang telah di tetapkan (Dita Naeswari, 2015). Populasi dalam penelitian ini
adalah usia muda yang berusia 21 – 40 tahun di RT003/ RW005 Pamulang
Tangerang Selatan.

4.2.2 Sample
Menurut Nursalam dalam Dita (2015) Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang dianggap mewakili populasi.
Dalam penelitian ini pengambilan sample dilakukan secara purposive sampling
yaitu suatu tektik penetapan sample dengan cara memilih sample sesuai
dengan kreteria sample yang dibutuhkan peneliti (Setiaydi dalam Dita, 2015).
Untuk itu sample yang akan dipilih peneliti adalah yang memenuhi kreteria :

31
32

1. Kreteria Inklusi
Merupakan karakteristik umum dari objek penelitian dan populasi atau
targen yang akan di teliti. Pada penelitian ini kreteria inklusinya adalah :
1. Responden dengan usia 21 – 40 tahun
2. Dapat mambaca dan menulis
3. Bersedia menjadi responden

2. Kreteria Ekslusi
Kreteria eklusi yaitu menghilangkan atau mengeluarkan objek yang tidak
memenuhi persyaratan penelitian. Peda penelitian ini kreteria ekslusinya
adalah :
a. Menolak menjadi responden
b. Tidak dapat membaca dan menulis
c. Tidak dapat berkomunikasi dengan baik

Rumus Slovin (2007) untuk ,menentukan jumlah sample:

n= N

1 + n (d 2 )

Keterangan :

n : Besar sample

N : Besar populasi

d : Tingkat kesalahan yang dipilih ( 0,05 )

Jadi dengan populasi 78 di RT03/05 maka didapati sample :

n = 78

1 + 78 ( 0,05 2 )

n = 78
33

1 + 78 ( 0,0025 )

n = 78

1 + 0,195

n = 78

1,195

n = 65, 2 dibulatkan menjadi 65 sample di RT 03/05 Pamulang

4.3 Tempat Penelitian


Dalam penelitian ini, tempat yang digunakan peneliti sebagai objek penelitian adalah
di RT03/RW05 Pamulang, Tangerang Selatan.

4.4. Waktu Penelitian


Waktu penelitian ini menjadi 3 tahap. Pertama untuk mencari populasi usia muda di
RT03/RW05 Pamulang, Tangerang Selatan pada tanggal 17 Appril 2020.
Kedua tahap pelaksanaan pembuatan proposal penelitian dimulai akhir bulan Maret
2020. Ketiga, waktu penelitian yang dimulai pada bulan Mei 2020.

4.5 Etika Penelitian


4.5.1 Informed Consent (Persetujuan)
Merupakan bentuk persetujuan peneliti dan responden yang akan di teliti
dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent diberikan
kepada responden sebelum penelitian di lakukan, tujuan dari informed
consent ini agar responden mengetahui dan memahami secara lengkap
tujuan dari diadakannya penelitian. Responden memiliki hal untuk menolak
jika tidak bersedia atau mengikuti penelitian dengan syarat menandatangi
informed consent.
4.5.2 Anonimoty (Tanpa Nama)
Peneliti memberikan jaminan kepada responden bahwa namaya tidak akan
di cantumkan dalam lembar penelitian dan hanya menuliskan inisial atau
kode pada lembar pengumpulan data ataupun hasil penelitian.
34

4.5.3 Confidentiality (Kerahasiaan)


Semua informasi yang didapat dari responden merupakan kerahasiaan dan
peneliti menjamin kerahasiaannya.

4.6 Alat Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan pada subjek dalam kegiatan
penelitian untuk mengumpulkan data. Proses pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan angket atau kuesioner yang merupakan alat ukur yang didalamnya ada
pertanyaan yang di rancang oleh peneliti mengacu pada literature yang sesuai
kebuuhan penelitian.
4.6.1 Instrument Penelitian
Instrument penelitian dalam penelitian ini adalah kuesioner, kuesioner ini
merupakan alat ukur berupa formulir yang disusun untuk memperoleh data
sesuai yang diingikan peneliti. Kuesioner yang di gunakan terdiri dari tiga,
yaitu :
1. Kuesioner A
Kuesiner ini terdiri dari deata demografi responden yang terdiri dari usia,
jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, dan suku.
2. Kuesioner B
Kuesioner b berisi tentang pengetahuan responden mengenai tanda dan
gejala, faktor resiko dan komplikasi stroke yang terdiri atas 15
pertanyaan berbentuk pilihan ganda yang dimana responden memilih
jawaban diantara a, b, dan c.
3. Kuesioner C
Kuesiner c berisi tentang sikap pencegahan stroke yang terdiri dari 10
pertanyaan berbentuk skala liker dengan pilihan sering, kadang kadang,
jarang, tidak pernah.

4.6.2 Uji Coba


1. Uji Validitas
Uji validitas adalah sejauh mana ketepatan suatu alat ukur dalam
mengukur suatu data. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan uji
r atau korelasi product momen. Untuk dapat menguji validitas dan
reabilitas, peneliti menggunakan computer untuk mengujinya. Setelah
35

semua korelasi untuk semuapertanyaan didalam kuesioner ditotal


kemudian nilai tersebut di bandingkan dengan r table. Jika nilai r hitung
lebih besar dari r table maka di setiap pertanyaan yang di buat peneliti
akurat dan konsisten. Uji validitas dilakukan RT 005/05 Pamulang
Tengerang Selatan dengan kreterian responden usia 20 – 40 tahun.
2. Uji Reabilitas
Uji reabilitas digunakan untuk memastikan apakah kuesioner yang dibuat
rebilitas atau tidak. Uji reabilitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik alpha crombacha dengan cara membandingkan nilai r hasil
dengan r table dengan ketentuan jika r alpa > r table, maka pertanyaan
tersebut reabilitas

4.7 Prosudure Pengumpulan Data


Pengumpulan data penelitian berdasarkan prosudur dibawah ini :
1. Setelah proosal penelitian di setujui dan di sahkan oleh dosen pembimbing
2. Peneliti mendapatkan izin yang berupa surat izin dari pihak Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
3. Peneliti segera mengajukan surat permohonan izin untuk melakukan penelitian
di RT03/05 Bambu Apus, Pamulang Tangerang Selatan
4. Peneliti menentukan sample yang akan digunakan dalam penelitian sesuai
dengan kreteria penelitian
5. Setelah mendapatkan calon responden, peneliti menjelaskan tujuan dari
penelitian dan peneliti meminta persetujuan untuk menajadi responden
penelitian
6. Setelah calon responden bersedia manjadi responden penelitian peneliti
menjelaskan isi dari inform consent pada calon responden
7. Apabila calon responden telah memahami dan menyetujui, peneliti meminta
tanda tangan responden sebagai tanda persetujuan
8. Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner dan memberi kesempatan
responden bertanya tentang hal hal yang tidak di mengerti
9. Peneliti memulai proses pengumpulan data dengan memberikan kuesioner
kepada responden dan selanjutnya dilanjutkan dengan pengumpulan data yang
telah diisi oleh responden
36

4.8 Pengelolahan Data


Pengelolahan data dimulai pada saat pengumpulan data hingga selesai. Dari daftar
pertanyaan di dalam kuesioner yang telah diisi dikumpulkan dan dilakukan
prosudure analisa data yang meliputi :
1. Editing
Peneliti memeriksa atau melakukan pengecekan jawaban dari kuesioner yang
telah diisi responden. Data yang tidak lengkap atau tidak jelas akan dilakukan
pengecekan ulang.
2. Coding
Peneliti memberikan kode pada masing masing lembar kuesioner yang telah di
isi oleh ressponden dengan tujuan mempermudah analisis data dengan membuat
kode setiap item pertanyaan.
3. Prosesing
Peneliti memproses data yang dilakukan dengan enty dari masing masing
responden kedalam computer. Data yang dimasukan sesuai dengan nomor kode
responden dan nomor pada lembar observasi ke dalam computer dalam bentuk
angka sesuai dengan yang telah ditentukan saat membuat coding.
4. Cleaning
Peneliti mengecek kembali data yang sudah di masukan kedalam computer.
Setelah data penelitian melewati editing, coding, dan prosesing maka
selanjutnya peneliti mengecek kembali kelengkapan data yang sudah di
masukan ke dalam computer sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan
analisa data.

4.9 Rencana Analisa Data


Setelah data dilakukan pengelolahan data kemudian data di analisis.
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekwensi dari data
demografi responden dari masing masing variable dependen dan independen
kemudian di interpretasikan.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariate digunakan untuk mengetahui hubungan pengetahuan
terhadap peilaku pencegahan stroke di usia muda diwilayah Tangerang Selatan
37

dengan menggunakan uji chi square karena yang dipakai adalah katagorik
untuk variable dependen dan katagorik untuk variable independen.

Rumus Chi Square

Χ2 = Ʃ(0–E)2
E

Keteranga :
0 : Nilai Pengamatan (observasi)
E : Nilai Expected (harapan)
X 2 : Nilai Uji Square
38

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini membahas mengenai hasil univariat yang terdiri dari karakteristik
responden berdasarkan data demografi, data yang di dapatkan dari hasil
penelitian dan hasil analisa bivariate yang menyetakan hubungan antara variable
independen dan varable dependen.

5.1 Analisa Univariate

Dalam analisa univariate ini menunjukan secara deskriptif mengenai variable


penelitian yang terdiri dari karakteristik responden dan mengenai hasil pengumpulan
data sesuai dengan variable penelitian. Data di sajikan dalam bentuk distribusi
frekwensi berdasarkan data demografi seperti usia, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, suku dan distribusi responden yaitu pengetahuan dengan sikap
pencegahaan stroke.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Data Demografi

Table 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Data Demografi : Usia, Jenis Kelamin,
Agama, Pendidikan, Pekerjaan dan Suku di RT003/ RW005 Pamulang
Tangerang Selatan Tahun 2020

Karakteristik Katagori Frekwensi Persen


( N=68 )
Usia 21 - 30 49 71%
31- 40 19 27,5%
Jenis Kelamin Laki laki 39 56,5%
Wanita 29 42%
Agama Muslim 67 97,2%
Non muslim 1 1,4%
Pendidikan Rendah 36 52,2%
39

Tinggi 32 46,4%
Pekerjaan Mahasiswa 6 8,7%
Karyawan Swasta 14 20,3%
Buruh 27 39,1%
Tidak Bekerja 15 21,7%
Lain lain 6 8,7%
Suku Betawi 23 33,3%
Jawa 29 42%
Sunda 10 14,5%
Melayu 6 8,7%

1. Usia
Berdasarkan tabel 5.1 karakteristik responden menurut usia adalah 21–30
tahun sebanyak 49 orang (71%) dan usia 31-40 tahun sebanyak 19 orang
(27,5%). Dapat disimpulkan bahwa karakteristik katagori usia terbanyak di
RT003/005 Pamulang Tangerang Selatan adalah usia 21-30 tahun yaitu
sebanyak 49 tahun (71%).

2. Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel 5.1 karakteristik responden menurut jenis kelamin adalah
laki laki sebanyak 39 orang (56,5%) dan wanita sebanyak 29 orang (42,0%).
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik katagori jenis kelamin terbanyak di
RT003/RW005 Pamulang Tangerang Selatan adalah laki laki yaitu sebanyak
39 orang (56,5%).

3. Agama
Berdasarkan tabel 5.1 karakterisik responden menurut agama adalah muslim
sebanyak 67 orang (97,2%) dan non muslim 1 oraang (1,4%) sebanyak. Dapat
disimpulkan bahwa karateristik katagori agama terbanyak di RT 003/005
Pamulang Tangerang Selatan adalah muslim yaitu sebanyak 67 orang (97,2%).

4. Pendidikan
Berdasarkan tabel 5.1 karakteristik responden menurut pendidikan adalah
pendidikan rendah sebanyak 36 orang (52,2%) dan pendidikan tinggi sebanyak
40

32 orang (46,4%). Dapat disimpulkan bahwa karakteristik katagori pendidikan


terbanyak di RT 003/005 Pamulang Tangerang Selatan adalah pendidikan
rendah yaitu sebanyak 36 oramg (52,2%).

5. Pekerjaan
Berdasarkan tabel 5.1 karakteristik responden menurut pekerjaannya adalah
mahasiswa sebanyak 6 orang (8,7%), karyawan swasta sebanyak 14 orang,
(20,3%) buruh sebanyak 27 orang (39,1%), tidak bekerja sebanyak 15 orang
(21,7%) dan lain lain sebanyak 6 orang (8,7%). Dapat di simpulkan bahwa
karakteristik katagori menurut pekerjaan terbanyak di RT003/005 Pamulang
Tangerang Selatan adalah buruh yaitu sebanyak 27 orang (39,1%).

6. Suku
Berdasarkan tabel 5.1 karakteristik responden menurut sukunya adalah betawi
sebanyak 23 orang (33,3%) suku jawa sebanyak 29 orang (42%), suku sunda
sebanyak 10 orang (14,5%) dan suku melayu sebanyak 6 orang (8,7%). Dapat
disimpulkan bahwa karakteristik katagori menurut suku terbanyak di
RT003/RW005 Pamulang Tangerang Selatan adalah suku jawa yaitu sebanyak
29 orang (42%).

b. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Stroke

5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Stroke pada Usia
Muda di RT003/005 Pamulang Tangerang Selatan

Karakteristik Katagori Frekwensi (N=68) Persen


Pengetahuan Rendah 42 61,8%
Tinggi 26 38,2%

Berdasarkan tabel 5.2 karakteristik pengetahuan responden dengan katagori rendah


sebanyak 42 orang (61,8%) dan katagori tinggi sebanyak 26 orang (38,2%). Hal
ini menunjukan bahwa sebagian besar respoden di RT003/RW005 Pamulang
41

Tangerang Selatan mempunyai pengetahuan yang rendah atau kurang sebanyak 42


orang (61,8%).

c. Distribusi Responde Berdasarkan Sikap Pencegahan Stroke

5.3
Distribusi Responden Berdsarkan Sikap Pencegahan Stroke pada Usia Muda
di RT003/005 Pamulang Tangerang Selatan

Karakteristik Katagori Frekwensi (N=68) Persen


Sikap Pencegahan 37 54,4%
Kurang
Pencegahan Baik 31 45,6%

Berdasarkan pada tabel 5.3 karakteristik sikap pencegahan responden dengan


katagori kurang sebanyak 37 orang (54,4%) dan katagori baik sebanyak 31 orang
(45,6%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden di RT003/RW005
Pamulang Tangerang Selatan memiliki pencegahan kurang sebanyak 37 orang
(54,4%).

5.2 Analisa Bivariate

Sebagaimana disain ini adalah descriptive dengtan pendekatan cross secrional yaitu
untuk mengetahu hubungan antara pengetahuan terhadap sikap pencegahan stroke di
RT003/005 Pamulang Tangerang Selatan. Analisa bivariate berjutuan untuk
menjelasakn secara statistic hubungan dan variable (independen dan dependen).
Variable independen yaitu pengetahuan dan variable dependen yaitu sikap
pencegahan. Hubungan kedua variable ini akan di analisa dengan menggunakan uji
chi-square.

Tabel 5.4
42

Distribusi Frekwensi Hubungan Pengetahuan Terhadap Sikap Pencegahan


Stroke Pada Usia Muda Di RT003/RW005 Pamulang Tangerang Selatan Tahun
2020

Sikap Pencegahan
Tdak Melakukan
OR P
Melakukan Sikap
Pengetahuan Total (95% Value
Sikap Penegcahan
CI)
Pencegahan
N % N % N %
Kurang 31 83,8% 11 35,3% 42 61,8%
9.394
Baik 6 16,2% 20 64,5% 26 38,2%
Jumlah 37 100% 31 100% 68 100% 2.997 – 0,0001
29.448

Berdasarkan tabel 5.4 diatas hasil analisa hubungan antara peengetahuan terhadap
sikap pencegahan stroke diperoleh data bahwa responden yang mempunyai
pengetahuan kurang dan tidak melakukan sikap pencegahan sebanyak 31 orang
(83,8%). Sedangkam responden yang mempunyai pengetahuan kurang dan
melakukan sikap pencehana sebanyak 11 orang (35,3%). Responden yang meiliki
pengetahuan baik namun tidak melakukan sikap pencegahan sebanyak 6 orang
(16,2%). Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan yang baik dan
melakukan sikap pencegahan sebanyak 20 orang (64,5%). Hasil uji statistic di
peroleh nilai p value = 0,0001 secara statistic dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap pencegahan. Dari hail
yang di peroleh OR (Odd Ration) = 9.394 artinya responden yang memilkin
pengetahuan yang kurang mempunyai resiko 9 kali untuk tidak melakukan sikap
pencegahan yang baik.

BAB VI

PEMBAHASAN
43

Pada bab ini membahasa keterbatasan dan interpretasi hasil penelitian yang di
kaitkan dengan teori yang di bahas pada tinjauan pustaka.

6.1 Keterbatasan Penelitian


Peneliti menyedari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan.
Adapun kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini adalah :
a. Instrument yang di gunakan dalam pengumpulan data bukan merupakan
instrument baku tetapi intrumen tersebut di buat oleh peneliti berdasarkan teori
dan konsep yang ada dan di kembangkan menjadi pertanyaan yang di susun
dalam angket penelitian.
b. Penelitian ini dilakukan di RT003/RW005 Pamulang Tangerang Selatan dengan
menggunakan kuesioner berbasis online di karenakan adanya COVID 19 dan
PSBB (Pembetasan Sosial Berskala Besar) di daerah Tangerang Selatan yang
tidak memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan responden di satu tempat.

6.2 Analisis Univariat


6.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Hasil penelitian terhadap 68 responden di RT003/005 Pamulang Tangerang
Selatan di dapati usia terbanyak responden yaitu kelompok usia 21 – 30 tahun
sebanyak 49 orang (71%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar warga di
RT003/RW005 Pamulang Tangerang Selatan berusia 20-30 tahun.

Novia W.Rizki dan Sartini (2014) mengatakan bahwa umur respond


berpengaruh dengan faktor resiko penyakit stroke, dikarenakan semakin tinngg
umu seseorang maka semakin banyak informasi yang di peroleh orang tersebut
dan begitupun sebalikya semakin rendak umur seseorang maka informasi yang
di peroleh tidak banyak atau sedikit. Menurut Herlock dalam Haris (2015)
semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir dan bekerja.

6.2.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


44

Hasil penelitian terhadap 68 responden di RT003/RW005 Pamulang


Tangerang Selatan di dapati jenis kelamin terbanyak responden yaitu
kelompok dengan jenis kelamin laki laki sebanyak 39 tahun (56,5%). Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar warga di RT003/RW005 Pamulang
Tangerang Selatan berjenis kelamin laki laki.

Lingga dalam Indah (2015) menyatakan bahwa pria lebih beresiko terserang
stroke di bandingkan wanita dikarenakan banyak fakor diantaranya biasaan
merokok yang lebih dominan dilakukan oleh pria, gaya hidup yang tidak
teratur serta hormone yang membedakan pria dan wanita.

6.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Agama


Hasil penelitian terhadap 68 responden di RT003/RW005 Pamulang
Tangerang Selatan di dapati agama terbanyak yaitu kelompok muslim atau
mayoritas beragama islam sebanyak 67 orang (97,2%). Hal ini menunjukan
bahwa sebagian besar warga di RT003/RW005 Pamulang Tangerang Selatan
mayoritas beragama islam atau muslim.

Pada penelitian ini tidak dapat di ambil kesimpulan mengenai pengetahuan


terhadap sikap pencegahan stroke, karena jumlah sampel yang di dapati tidak
mewakili semua agama yang terdaftar di Indonesia. Peneliti juga tidak
menemukan jurnal yang membahas mengenai hubungan pengetahuan terdapat
sikap pencegahan stroke terhadap agama.

6.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan


Hasil penelitian terhadap 68 responden di RT003/RW005 Pamulang
Tangerang Selatan di dapati pendidikan terbanyak yaitu pendidikan rendah
(SD dan SMP) sebanyak 36 orang (46,4%). Hal ini menunjukan bahwa
sebagian besar pendidikan warga di RT003/RW005 Pamulang Tangerang
Selatan berpendidikan rendah.
Menurut Haris (2015) Pendidikan di perlukan untuk mendapatkan informasi,
yang dapat menunjang pengetahuan sehingga dapat meningkatkan kualitas
hidup seseorang. Wawan dalam Aunun (2019) menyatakan pendidikan berarti
bimbingan yang diberikan seseorang terhadap tingkat pengetahuan. Semakin
45

tinggi tingkat pendidikan seseorang maka daya tangkap untuk mendapatkan


informasi lebih cepat dan tangkap.

6.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan


Hasil penelitian terhadap 68 responden di RT003/005 Pamulang Tangerang
Selatan di dapati pekerjaan terbanyak yaitu buruh sebanyak 27 orang (39,1%).
Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar pekerjaan warga di RT003/RW005
Pamuang Tangerang selatan adalah buruh.

Haris (2015) mengatakan pekerjaan dapat mempengaruhi pengetahuan


seseorang dibandingkan dengan seseorang yang tidak bekerja, seperti contoh
seorang yang bekerja di lingkungan rumah sakit akan lebih pahan dan tahu
tentang berbagai penyakit di bandingkan seseorang yang tidak bekerja di
lingkungan rumah sakit.

6.2.6 Distribusi Responden Berdasarkan Suku


Hasil penelitian terhadap 68 responden di RT003/RW005 Pamulang
Tangerang Selatan di dapati suku terbanyak yaitu suku jawa sebanyak 29 orang
(42%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar pekerjaan warga di
RT003/RW005 Pamulang Tangerang Selatan adalah suku jawa.

Indah (2015) mengatakan bahwa orang orang dari suku afrika lebih beresiko
terkena stroke (hemoragik dan non hemoragik) di bandingkan dengan orang
orang dari suku kaukasia.

6.2.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan


Hasil penelitian terhadap 68 responden di RT003/RW005 Pamulang
Tangerang Selatan di dapati responden yang memiliki pengetahuan yang redah
sebanyak 42 orang (61,8%) sedangkan responden yang memiliki pengetahuan
yang tinggi sebanyak 26 orang (38,2%).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam


membentuk tindakan seseorang (Notoadmojo, 2014).
46

Dalam penelitian laian yang dilakukan oleh (Ida Juliana,. 2016) memaparkan
hasil penelitiannya dengan 66 responden didapati responden yang memiliki
pengetahuan pencegahan terhadap komplikasi stroke yang baik sebanyak 31
orang (47%) sedangkan responden yang memiliki pengetahuan pencegahan
terhadap komplikasi stroke yang rendah sebanyak 35 orang (63%).

6.2.8 Diatribusi Responden Berdasarkan Sikap


Hasil penelitian terhadap 68 responden di RT003/RW005 Pamulang
Tangerang Selatan didapati responden yang memilki sikap pencegahan kurang
sebanyak 37 orang (54,4%) sedangkan responden yang memiliki sikap
pencegahan baik sebanyak 31 orang (45,6%).

Menurut (Thurstone dalam Muswati ida,. 2016 ) mengatakan bahwa sikap


merupakan suatu tingkat efek baik bersifat positif ataupun negaif dalam
hubungannya terhadap objek objek psikologis.

Dalam penelitian (Sulastriat et al,. 2013) memaparkan hasil penelitiannya yang


didapati sebanyak 12 orang memiliki sikap pencegahan yang baik terhadap
stroke sedangkan sebanyak 13 orang memilikin sikap pencegahan yang kurang
baik. Hasil penelitian (Ida Juliana,. 2016) menjabarkan sikap dengan prilaku
pencegahan stroke dengan responen 66 orang di dapati 49 orang (74,2%)
memiliki sikap dengan perilaku pencegahan yang buruk.

Hasil peneilitian ini juga sejalan dengan penelitian (Ida Juliana,. 2016) dimana
tingginya presentasi responden yang memiliki sikap pencegahan yang kurang
terhadap stroke ini.

6.3 Analisa Bivariat


6.3.1. Hubungan Pengetahuan Terhadap Sikap Pencegahan Stroke Pada Usia
Muda Di RT003/RW005 Pamulang Tangerang Selatan
47

Dari hasil penelitian terhadap 68 responden di dapati hasil responden yang


memilki pengetahuan yang kurang dan tidak melakukan sikap pencegahan
sebanyak 31 orang (83,3%) dan responden yang mempunyai pengetahuan
yang baik dan melakukan sikap pencegahan sebanyak 20 orang (64,5%).
Hasil uji statstik di peroleh nilai p value = 0,0001 secara statistic jika p < 0,05
dapat di simpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan terhadap sikap
pencegahan stroke. Dari hasil penelitian di peroleh niali OR = 9,394 yang
berarti bahwa seseorang yang memiliki pengetahuan yang rendah dan tidak
melakukan sikap pencegahan 9 kali lebih tinggi terkena faktor resiko stroke
dibandingkan dengan seseorang yang memiliki pengetahuan yang tinggi dan
melakukan sikap pencegahan stroke.

Hal ini sejalan dengan penelitian (Ida Juliana,. 2016) membahas mengenai
hubungan pengetahuan dan sika terhadap perilaku pencegahan komplikasi
stroke. Dalam penelitian yang dilakukan kepada 66 responden didapati
sebanyak 49 responden (74,2%) mempunyai pengetaahuan yang buruk dan
sebagian besarnya mempunyai perilaku yang tidak baik.

Dari hasil analisa penelitian ini didapati bahwa sebagian besar warga yang
tinggal di RT 003/RW 005 Pamulang Tangerang Selatan memiliki
pengetahuan yang kurang terhadap stroke serta tidak melakukan sikap
pencegahan yang baik. Dan hal ini dapat meningkatan kejadain stroke pada
usia muda ini akan bertambah jika pengetahuan tentang stroke serta sikap
pencegahannya tidak dilakukan dengan baik.

BAB VII
PENUTUP
48

7.1 Kesimpulan
a. Karakteristik Responden Sebagian besar berusia 21-30 tahun, sebanyak 49
responden dengan pendidikan rendah (SD dan SMP), sebagian besar warga di
RT003/RW005 Pamulang Tangerang Selatan bekerja sebagai buruh dan
sebagian besar merupakan suku jawa.
b. Berdasarkan pengetahuan terhadap pencegahan stroke warga di RT003/RW005
Pamulang Tangerang Selatan memiliki pengetahuan yang rendah dan memiliki
sikap pencegahan yang kurang baik.
c. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap pencegahan
stroke dengan uji statitik yang di peroleh nilai p value = 0,0001 (< 0,05).

7.2 Saran
a. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat memberikan informasi mengenai stroke, faktor resiko, dan akibat yang di
timbulkan dari stroke, serta dapat memberikan pendidikan menganai cara
mencegah terjadinya stroke.

b. Bagi Warga RT003/RW005


Diharapkan warga RT003/RW005 khususnya yang usia muda (20-40 tahun)
dapat memahami faktor faktor resiko dari stroke dan dapat termotifasi untuk
melakukan sikap pencegahan untuk mencegah terjadinya stroke di usia muda.
Daftar Pustaka

Badrul Munir. (2015). Neorologi Dasar. Malang : CV Segung Seto.

Donna Pasaribu. (2016). Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Masyarakat


Tentang Stroke di RT010 RW03 Kelurahan Tanjung Duren Selatan. Jakarta Barat.

Dita Naeswara. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan Klien Hipertensi Dengan Upayah
Pencegahan Kajadian Stroke Di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang Selatan.

Hamonangan Damanik. (2016). Hubungan Pengetahuan Penderita Hipertensi dan Prilaku


Pencegahan Stroke di Puskesmas Hervitia Medan Tahun 2016. Vol. 1 Non.1
January tahun 2018. ISSN 2614-4719.

HS, Karel Dourman. 2013. Waspadai Stroke Usia Dewasa Muda. Jakarta : Cerdas Sehat.

Linggam Lenny. (2013). All Aboute Stroke : Hidup Sebelum dan Pasca Stroke. Jakarta :
PT Gramedia.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Germas Cegah Stroke. Retrieved 25


oktober 2017: http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/germas-cegah-stroke

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Peluang Usia Muda Terkena Stroke
Karena Rokok : http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/peluang-perokok-berusia-
muda-terkena-stroke-sama-besarnya

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Kebijakan dan Strategi Pencegahan


dan Pengendalian Stroke. Retrieved 9 April 2020. https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjU-
rS7vdvoAhUVcCsKHfL8BZoQFjABegQIARAB&url=http%3A%2F
%2Fp2ptm.kemkes.go.id%2Fuploads
%2FVHcrbkVobjRzUDN3UCs4eUJ0dVBndz09%2F2017%2F10%2FKebijakan_d
an_Strategi_Pencegahan_dan_Pengendalian_Stroke_di_Indonesia_dr_Lily_Sriwah
yuni_Sulistyowati_MM1.pdf&usg=AOvVaw1-HigOWsYfndUoReCMztKm

49
50

Kementrian Kehesatan Reublik Indonesia. (2017). Provil Kesehatan Kabupatn Tangerang


Selatan.http://dinkes.tangerangkab.go.id/wpcontent/files/Profil_Kesehatan_Kabupa
ten_Tangerang_2017.pdf

World Health Association. (2020). Avoid a Heart Attack or a Stroke. Retrieved 20 Janiary
2020 : https://www.who.int

Mahendrakrinsna Daniel dkk. (2019). Karakteristik Pasien Stroke Usia Muda Di RSUD
Kaota Surakarta. CKD-274 Vol.63 No.3

Muswati, Ida Juliana. (2016). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Perilaku
Pencegahan Komplikasi Stroke Pada Penderita Hipertensi Di Usia < 45 Tahun Di
Puskesmas Ngemplak Simongan Kota Semarang.

Notoatmodjo. (2014). Promosi Kesehatan dan Prilaku Kehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi 3.


Jakarta : Medika Salemba.

Putriyanti, Indah. (2015). Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Stroke Di Usia
Dewasa Muda (18- 40) Di Kota Semarang.

Siti Alchuriyah. (2016). Faktor Resiko Kejadian Stroke Usia Muda Pada asien Rumah
Sakit Brawijaya Surabaya. Jurnal Epidimiologi, Vol 4 No. 1.

Suiroka. (2012). Penyekit Degeneratif Mengenal Mencegah dan Mengurangi Faktor


Resiko Penyakit Degeneratif. Yogyakarta : Medikal Book.

Utama Hendra. (2003). Pencegahan Stroke dan Serangan Jantung Pada Usia Muda.
Jakarta: Bala Penerbit.
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama ( inisial ) :

Umur :

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa setelah mendapat penjelasan terkait


“Hubungan Pengetahuan Terhadap Sikap Pencegahan Stroke Di Usia Muda Di RT
003/ RW 05 Pamulang Kota Tangerang Selatan” dan memahami informasi yang
diberikan oleh peneliti serta memahami tujuan dan manfaat penelitian, maka saya dengan
sukarela menjadi responden dalam penelitian ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar benarnya dan penuh kesadaran serta
tanpa paksaan dari siapapun.

Tangerang Selatam, Mei 2020

Yang menyaakan

Responden
LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETHUAN TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN STROKE


PADA USIA MUDA DI RT03/05 PAMULANG KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2020

Saya mohon ketersediaan anda dalam mengisi kuesioner ini. Mohom di isi sesuai dengan
yang anda ketahui dan lakukan. Apapun yang anda ketahui tidak akan berdapampak pada
diri anda. Data yang anda berikan akan terjamin kerahasiannya

Nama Responden : ……………

Umur Responden : …………….

A. Data Demografi
1. Jenis Kelamin

Laki laki Perempuan

2. Agama

Muslim Non Muslim

3. Pendidikan
SD SMA

SMP PT

4. Pekerjaan
Mahasiswa Tidak Bekerja

Karyawan Swasta l Lain lain

Buruh
5. Suku

Betawi Jawa

Sunda Melayu

B. Kuesioner Tentang Pengetahuan Stroke dan Faktor Resiko

Keterangan pengisian

1. Dibwah ini terdapat 10 pertanyaan mengenai stroke


2. Pilih jawaban yang menurut anda benar antara a, b, c dan diberi tanda silang (X)
3. Bertanya jika ada pertanyaan yang tidak jeas ke peneliti

Soal

1. Apa yang dimaksud stroke ?


a. Tersumbatnya aliran darah ke otak
b. Penyakit berbahaya yang menyerang otak
c. Benturan yang mengenai otak
2. Salah satu penyebab stroke adalah …
a. Terputusnya aliran darah ke otak
b. Penyakit jantung coroner
c. Otak kekurangan oksigen karena sesak nafas
3. Tanda dan gejala yang sering muncul juka terjadi stroke yaitu …
a. Leher susah untuk digerakan
b. Pelo (bicara susah) dan mati rasa disatu sisi
c. Keram dan kesemutan
4. Faktor resiko terjadinya stroke adalah …
a. Hipertensi, diabetesmilitus, merokok
b. Gagal ginjal, kolestrol, hipertensi
c. Merokok, hipertensi, gagal ginjaal
5. Siapa saja yang beresiko terkena stroke ?
a. Lansia
b. Remaja (dewasa)
c. Semua kalangan
6. Riwayat penyakit apa saja yang beresiko terkena stroke ?
a. Hipertensi, diabetesmilitus, kolestrol
b. Penyakit jantung, gagal ginjal, penyakit paru
c. Kolestrol, penyakit jantung, penyakit paru

7. Faktor apa saja yang tidak bisa diubah pada penyakit stroke ?
a. Usia, jenis kelamin, ras
b. Usia, penyakit keturunan, penderita hipertensi
c. Jenis kelamin, penyakit keturunan, genetic
8. Stroke terbagi menjadi dua yaitu …
a. Stroke perdarahan dan non perdarahan
b. Stroke bagian sisi kanan dan sisi kiri
c. Stroke perdarahan dan hemoragik
9. Seseorang yang memiliki situasi stress yang tinggi dapat menyebabkan penyakit …
yang merupakan faktor resiko dari stroke.
a. Kolestrol
b. Hipertensi
c. Diabetesmilitus
10. Stroke iskemik adalah ..
a. Stroke karena pecahnya pembulu darah di otak
b. Stroke yang terjadi di sisi sebelah kiri
c. Stroke karena tersumbatnya pembulu darah di otak
11. Dengan menjaga tekana darah agar tetap stabil merupakan pencegahan dari
terjadinya komplikasi ..
a. Stroke
b. Hipertensi
c. Diabetes
12. Hipertensi dapat menyebabkan stroke jika tidak terkontrol dengan baik, maka cara
pencegahan hipertensi agar tidak terjadi stroke adalah ..
a. Mengurangi konsumsi garam dan hindari stress
b. Mengurangi konsumsi gula dan banyak olahraga
c. Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung lemak dan gula
13. Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gula dan kadar lemak yang
tinggi dapat menyebebkan penyakit … yang merupakan faktor resiko stroke.
a. Diabetes militus tipe 1
b. Diabetes militus tipe 2
c. Kolestrol
14. Seseorang yang mempunyai kebiasaan merokok dapat meningkatkan penyakit …
yang merupakan komplikasi penyakit ….
a. Hipertansi – stroke
b. Diabetes militus – stroke
c. Kolestrol - stroke
15. Kapan yang tepat untuk melakukan pencegahan stroke ?
a. Saat didiagnosa terkena stroke
b. Sejak dini
c. Saat mempunyai faktor resiko stroke

C. Kuesioner Tantang Perilaku Pencegahan

Keterangan pengisian

1. Dibawah ini terdapat 10 pertanyaan mengenai sikap pencegahan stroke


2. Pilih jawaban yang menurut anda benar antara sering, kadang kadang, jarang,
tidak pernah dan diberi ceklis (√)
3. Bertanya jika ada pertanyaan yang tidak jeas ke peneliti

No Pernyataan Sering Kadang Jarang Tidak


Kadang Pernah
1 Saya mempunyai kebiasaan
merokok
2 Saya mengurangi jumlah
batang rokok dalam sehari
3 Saya mengurangi makanan
yang banyak lemak seperti
gorengan, jeroan
4 Saya mengurangi makanan
yang banyak garamnya
seperti mie instan dan
makanan junk food
5 Saya jarang makan makana
cepat saji dan lebih sering
makan makanan rumah
6 Saya melakukan aktifitas fisik
seperti jalan kaki, lari 10
menit
7 Saya rutin berolahraga 3 kali
dalam seminggu
8 Saya berolah raga 30 menit
9 Saya rutin berolah raga lari/
jalan santai/berenang/
bersepedah
10 Saya rutin memeriksakan
kesehatan saya ke puskesmas
(tekanan darah, kolestrol)

Anda mungkin juga menyukai