SKRIPSI
SKRIPSI
i
PERNYATAAN ORISINALITAS
NIM : M16010006
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Kelelahan Kerja Shift Pada Perawat di
Ruang Penyakit Bedah RSUD Sumedang” secara keseluruhan benar-benar bebas
dari plagiasi, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan
yang telah disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan yang saya buat dengan sebenar-benarnya, dan apabila
tidak, saya bersedia mendapatkan sanksi.
Yogyakarta, 5 Oktober 2020
MATERAI
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Proposal Skripsi berjudul “Kelelahan Kerja Shift Pada Perawat di Ruang Penyakit
Bedah RSUD Sumedang” ini telah mendapatkan persetujuan
pada bulan Februari 2020
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Ns. Errick Endra Cita, M.Kep. CWCS Ns. Faisal Sangadji, M.Kep.
NIK. 01.150184.09.0002 NIK. 01.290380.16.0022
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta
iii
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
Oleh :
Muhammad Candra Pratama
M16010006
Panitia Penguji :
Pembimbing I
Ns. Errick Endra Cita, M.Kep. CWCS (.......................................)
NIK. 01.150184.09.0002
Pembimbing II
Ns. Faisal Sangadji, M.Kep (.......................................)
NIK. 01.290380.16.0022
Penguji
Ns. Isti Antari, M.Med. Ed (.......................................)
NIK. 01.260682.12.0016
Mengetahui,
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rasulullah صلى الله عليه وسلمbersabda,
Seorang Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari pada
Mukmin yang lemah, dan ada yang baik dalam diri setiap orang. Hendaklah engkau
bersemangat terhadap apa yang bermanfaat (untuk akhirat) bagimu, mohonlah
pertolongan kepada Allah, dan janganlah lemah, dan jika sesuatu (kesulitan) datang
kepadamu, maka janganlah engkau mengatakan: “Jika (seandainya) aku
melakukan, niscaya terjadi begini dan begitu.” Tetapi katakanlah, “Qadarullah (Ini
adalah takdir Allah), dan apa yang Dia kehendaki, Dia lakukan.” Sesungguhnya,
kata “jika (/seandainya)” akan membuka (pintu) untuk syaithan (/akan membuka
perbuatan syaithan).” – Sahih Muslim
Mencapai titik ini merupakan jalan yang sudah dilalui, naik turun hidup yang
di jalani menjadi pembelajaran. Intinya aku bukan apa apa tanpa Allah, saya
bersyukur di berikan kemudahan dalam hidup, dengan terlahir keluarga yang
mengerti sunnah, teman teman yang bikin aku ngerti pahit dan manisnya hidup, dan
bisa bertemu seseorang yang cantik yang bikin aku mau menjadi better people,
makasih ya ♥
iv
KATA PENGANTAR
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
INTISARI........................................................................................................... vii
ABSTRACT ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
D. Manfaat penelitian ....................................................................... 5
E. Keaslian penelitian ........................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori .............................................................................. 9
B. Kerangka Teori ............................................................................. 30
C. Kerangka Konsep ......................................................................... 31
D. Hipotesis ....................................................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian ......................................................... 33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 33
C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 33
D. Variabel Penelitian ...................................................................... 34
E. Definisi Operasional Variabel ...................................................... 34
F. Instrumen Penelitian ................................................................... 35
G. Prosedur Jalannya Penelitian ...................................................... 37
H. Etika Penelitian ........................................................................... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Lokasi Penelitian ............................................................... 43
B. Hasil Penelitian ............................................................................ 44
C. Pembahasan.................................................................................. 54
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ..................................................................................... 66
B. Saran ............................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
Kelelahan Kerja Shift Pada Perawat di Ruang Penyakit Bedah
RSUD Sumedang
INTISARI
Latar Belakang: Kelelahan kerja pada perawat yaitu dimana kondisi tubuh seorang
perawat mengalami penurunan dalam fungsi untuk bekerja, Kelelahan ini menimbulkan
gejala-gejala baik secara fisik, sosial maupun psikologis. Di Indonesia kelelahan perawat
diperkirakan mencapai 877 kasus dalam rentang waktu 2006-2011. Banyak pemicu
munculnya kelelahan pada perawat baik itu dari faktor internal maupun eksternal, salah
satunya penyebab nya adalah sistem kerja shift.
Tujuan Penelitian: Mengidentifikasi perbedaan kelelahan kerja perawat antara shift
pagi dan sore terhadap shift malam di ruang penyakit bedah RSUD Sumedang.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah metode observasional analitik dengan
pendekatan Cross-Sectional. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis
rancangan deskriptif analitik komparatif. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat
pelaksana di ruang penyakit bedah di RSUD Sumedang dengan jumlah 41 perawat
pelaksana dengan menggunakan metode total sampling. orang.
Hasil Analisis: kelelahan shift pagi dengan shift sore, shift pagi dan shift malam, shift
sore dan shift malam dan semuanya mendapatkan hasil nilai sig P > 0,05 Kesimpulan:
shift malam menjadi shift dengan nilai kelalahan terginggi, namun perbedaan skor pada
setiap shift tidak terlalu besar, dibuktin dengan hasil analisis yang menunjukan bahwa
tidak ada perbedaan signifikan pada setiap shift.
Kata Kunci: Kelelahan, perawat, shift
x
Fatigue Shift Work on Nurses in the Surgical Disease Room
Sumedang Hospital
ABSTRACT
Background: Nurse fatigue is where the condition of a nurse's body decreases in
function to work. This fatigue causes symptoms, such as physical, social and
psychological symptoms. In Indonesia, nurse fatigue is estimated to have reached 877
cases in the 2006-2011 period. Many triggers for the emergence of nurse fatigue, both
internal and external, one of which is the shift work system. Purpose: Identifying
differences in the work fatigue of nurses between morning and evening shifts against
night shifts in the surgical disease room of Sumedang Hospital.
Method: This type of research is analytic observational method with a crosssectional
approach. This research is a quantitative study with a comparative analytic descriptive
design. The population in this study were the nurses in the surgical disease room at
Sumedang Hospital with a total of 41 nurses using the total sampling method.
Analytic Result: fatigue of morning shift with afternoon shift, morning shift and night
shift, afternoon shift and night shift and all of them get a sig value of P> 0,05.
Conclusion: The night shift becomes the shift with the highest score of error, but the
difference in scores for each shift is not too big, as evidenced by the analysis which
shows that there is no significant difference in each shift.
Keyword: Fatigue, Nurse, Shift
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
yang disebabkan oleh faktor individu dan lingkungan kerja (Perrewe, 2002).
Perancis ditemukan keluhan burnout sebanyak 40% dari subyek yang di survey
sedang adalah 15,8%, dan 17,2% burnout ringan pada perawat klinik di tiga
sebanyak 38%, meningkat di tahun 2017 sebanyak 42% dan tahun 2018
beberapa faktor antara lain rotasi shift kerja, faktor individu (kesehatan/
penyakit, jenis kelamin, umur, pendidikan, beban kerja, masa kerja dan status
gizi) dan faktor lingkungan fisik (kebisingan, penerangan, suhu dan tekanan
Beberapa dampak dari kelelahan kerja bisa terlihat pada individu dalam
1
2
perasaan tegang, mudah marah, lemas, sulit berkonsentrasi hingga sulit berpikir
menjadi 3 kategori, antara lain kejadian nyaris cidera (KNC), kejadian tidak
lingkup, insiden kesalahan medis yang paling umum terkait dengan prosedur
2.769 kejadian dan untuk negara Indonesia dalam rentang waktu 2006 – 2011
2017).
pelaporan kasus KTD (14,41%) dan KNC (18,53%) yang disebabkan karena
proses atau prosedur klinik, medikasi, dan pasien jatuh menurut KKPRS pada
3
(Najihah, 2018). Data dari tim K3 RSUD Sumedang mendapat laporan insiden
keselamatan pasien pada tahun 2019, mendapatkan total 147 laporan, yang
terdiri dari 1 kasus KPC, 117 kasus KNC, 9 kasus KTC, dan 20 kasus KTD.
Manado menyatakan jika perawat dengan kerja shift dapat berdampak pada
penelitian Patmoko (2015) dan Fatona (2015), jika setiap shift itu memiliki
menunjukan hasil yang sama yaitu saat perawat melaksanakan shift malam
memiliki tingkat kelelahan yang lebih tinggi di banding dengan saat perawat
(2016) menyatakan, yang memiliki tingkat kelelahan yang tinggi adalah shift
pagi, di banding dengan tingkat kelelahan shift sore dan shift malam.
berpendapat mereka kurang nyaman karena harus bergantian, dan pada shift
malam memiliki jam kerja paling lama di banding dengan shift pagi dan sore
yakni 10 jam, mereka mengatakan jika system shift kerja memiliki pengaruh
4
pada kelelahan yang mereka alami. Data BOR (Bed Occupancy Ratio) pada
ruang bedah di tahun 2019 mencapai nilai 63,11%, total perawat pada setiap
shift berbeda untuk shift pagi 8 perawat, shift siang 5 perawat dan shift malam
4 perawat. Telah di paparkan di atas adanya kelelahan pada perawat, dan salah
satu faktor yang berpengaruh pada kelelahan perawat adalah shift kerja. Oleh
kelelahan kerja perawat pada shift pagi dan shift sore terhadap shift malam.
B. RUMUSAN MASALAH
perawat, kelelahan ini bisa berdampak pada keselamatan kerja, salah satu
penyebabnya adalah shift kerja, dan setiap shift terdapat kelelahan yang
berbeda, berbagai studi mengenai perbedaan kelelahan kerja setiap shift telah
dilakukan untuk mengetahui shift mana yang terdapat kelelahan yang paling
tinggi, tetapi penelitian mengenai kelelahan akan mendapat hasil berbeda pada
pada shift pagi, shift sore dan shift malam di ruang penyakit bedah RSUD
Sumedang?”
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
pagi, shift sore dan shift malam di ruang penyakit bedah RSUD Sumedang.
5
2. Tujuan Khusus
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Perawat
mengenai adanya pengaruh shift kerja terhadap kelelahan dan tiap shift
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai hasil perbandingan bagi
tentang perbandingan kelelahan shift pagi, sore dan malam pada perawat
pelaksana.
E. KEASLIAN PENELITIAN
Perbedaan : Di RSUD Sumedang, Uji T berpasangan, Perawat Pelaksana di ruang penyakit bedah dan dalam sebanyak 41 orang
perawat, menggunakan Teknik total sampling, kuesioner Swedish Occupational Fatigue Index (SOFI).
6
No Peneliti Tempat Desain dan Populasi dan Instrumen Hasil
(Tahun) Analisis Data Teknik Sample Penelitian
2 Lusi Fatona Di RS PKU Metode penelitian yang Perawat yang bekerja di Lembar Hasil penelitian
(2015) Aisyiyah digunakan observasional RS PKU Aisiyah Kuesioner menunjukkan
Perbedaan Boyolali analitik dengan Boyolali sebanyak 48 KAUPK2 bahwa tingkat
Tingkat pendekatan cross orang dan diambil kelelahan kerja
Kelelahan Kerja sectional. Analisis data sample sebanyak 48 perawat tertinggi
Perawat Antara yang digunakan Kruskal orang, dengan Teknik adalah pada shift
Shift Pagi, Sore malam.
wallis. total sampling.
Dan Malam Di
RS PKU
Aisyiyah
Boyolali
Perbedaan : Di RSUD Sumedang, Uji T berpasangan, Perawat Pelaksana di ruang penyakit bedah dan dalam sebanyak 41 orang perawat,
menggunakan Teknik total sampling, kuisioner Swedish Occupational Fatigue Index (SOFI).
7
No Peneliti Tempat Desain dan Populasi dan Instrumen Hasil
(Tahun) Analisis Data Teknik Sample Penelitian
3 Toar A. Di RSU GMIM Metode penelitian yang Perawat yang bekerja di Alat pengukur Hasil penelitian
Angouw, Johan Bethesda digunakan survei analitik ruang rawat inap tingkat kelelahan menunjukkan
Josephus, Tomohon dengan pendekatan cross sebanyak 123 perawat. kerja atau waktu bahwa tingkat
Sulaeman sectional. Analisis data yang reaksi (reaction kelelahan kerja
Engkeng. digunakan uji Chi Squere. time) tipe perawat tertinggi
(2016) Lakassidaya adalah pada shift
Perbedaan pagi.
Tingkat
Kelelahan Kerja
Perawat Antara
Shift Pagi, Sore
Dan Malam Di
ruangan rawat
inap RSU
GMIM Bethesda
tomohon
Perbedaan : Di RSUD Sumedang, Uji T berpasangan, Perawat Pelaksana di ruang penyakit bedah dan dalam sebanyak 41 orang perawat,
menggunakan Teknik total sampling, kuesioner Swedish Occupational Fatigue Index (SOFI).
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Kelelahan
a. Definisi Kelelahan
kapasitas atau kinerja sebagai akibat dari aktivitas kerja (Yung and
sangat lelah, kelelahan dapat disebabkan oleh jam kerja yang terlalu
b. Kelelahan Kerja
dalam fungsi untuk bekerja, seperti efisiensi dan performa, yang mana
c. Jenis-Jenis Kelelahan
9
10
a) Kelelahan otot
kembangkan oleh otot akan menjadi besar, tenaga ini lah yang
b) Kelelahan umum
kelelahan circadian.
a) Kelelahan akut
b) Kelelahan kronis
a) Kelelahan fisiologis
b) Kelelahan Psikologis
1) Jenis kelamin
kekuatan otot pada wanita itu lebih lemah dibanding dengan pria,
tidak hanya itu wanita mudah Lelah karena wanita mengalami fase
2) Umur
fisik individu itu sendiri, hal ini yang bisa menjadi munculnya
3) Masa kerja
dengan masa kerja yang tidak terlalu lama, orang yang bekerja
4) Shift Kerja
tidur dan terjadi gangguan pada irama sikandrian akibat shift kerja.
(Maurits, 2010).
banyak melakukan aktivitas fisik, pada perawat rawat inap shift sore
5) Beban Kerja
sering dan waktu kerja yang pendek. Jika waktu kerja ditambah
6) Status gizi
gizi kurang maka energi yang terdapat di dalam tubuh kurang untuk
7) Penerangan
teliti dan bisa menciptakan lingkungan yang aman. Tapi lain halnya
penglihatan yaitu lelah nya dan merasa silau yang berdampak bisa
8) Psikis
monoton yaitu suatu kerja yang berhubungan dengan hal yang sama
dalam periode atau waktu tertentu dan dalam jangka waktu yang
lama dan biasanya dilakukan oleh suatu produksi yang besar (Vilia,
2014)
f. Mekanisme Kelelahan
Menurut Grandjean kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada
kelelahan kerja juga bisa mempengaruhi aspek aspek yang ada dalam
diri manusia, ada beberapa dampak yang di tulis oleh Edu.au dan
1) Fisik
tidur secara tidak sengaja selama beberapa detik, atau yang sering
2) Mental
3) Emosional
ketidaknyamanan.
2. Shift kerja
a. Definisi
Menurut (Suma‟mur, 2013) shift kerja merupakan pola waktu
kerja yang diberikan pada tenaga kerja untuk mengerjakan sesuatu oleh
perusahaan atau institusi. Biasanya shift kerja dibagi atas shift pagi, sore
dan malam. Menurut Nurmianto shift kerja berbeda dengan hari kerja
biasa, dimana pada hari kerja biasa, pekerjaan dilakukan secara teratur
dapat dilakukan lebih dari satu kali untuk memenuhi jadwal 24 jam/hari,
dengan delapan jam kerja setiap shift, ada dua macam system shift kerja
1) Shift Permanen
Tenaga kerja bekerja pada shift yang tetap setiap harinya. Misalnya
tenaga kerja yang bekerja pada shift malam yang tetap adalah orang –
orang yang bersedia bekerja pada malam hari dan tidur pada siang
hari.
2) Sistem Rotasi
Tenaga kerja bekerja tidak terus – menerus di tempatkan pada shift
yang tetap. Sistem shift ini yang paling mengganggu terhadap irama
(Susanti, 2017).
(Taufik, 2019) :
2) Jumlah shift kerja malam yang berurutan untuk seorang pekerja, harus
ditekan sekecil mungkin
3) Setiap shift malam harus diikuti dengan waktu libur setidaknya 24
jam
4) Tiap perencanaan shift kerja mesti meliputi akhir pekan, paling tidak
2 hari berurutan.
e. Dampak Shift kerja
Menurut Grandjean sebagaimana kita ketahui, sejak dini tubuh kita sudah
ter pola mengikuti siklus alam. Pada siang hari seluruh bagian tubuh kita
aktif bekerja dan pada malam hari dalam keadaan istirahat. Untuk
mengatur pola kerja dan istirahat ini, secara alamiah tubuh kita memiliki
peningkatan denyut nadi dan tekanan darah. Pada malam hari, semua
fungsi tubuh akan menurun dan timbullah rasa kantuk. Hal ini didukung
oleh kondisi alam seperti adanya siang dan malam. Kondisi tubuh yang
sudah terpola ini tentunya sulit untuk diubah. Oleh karena itu apabila
Menurut Cooper dan Payne mengemukakan bahwa efek Shift kerja yang
3. Perawat
a. Definisi perawat
Perawat merupakan tenaga kerja yang bekerja secara professional
dalam negeri yang biasanya dibuktikan dengan ijazah atau surat tanda
b. Peran Perawat
Peran perawat diartikan sebagai prilaku dan sikap seorang perawat
oleh orang lain, sikap dan prilaku tersebut dapat terpengaruh oleh
1) Pemberi Perawatan
Perawat membantu klien untuk memenuhi kebutuhan dasarnya untuk
4) Manajer kasus
Perawat berperan mengkoordinasi kegiatan anggota tim, mengatur
5) Rehabilitator
Perawat dengan segenap kemampuan membantu klien
6) Pemberi kenyamanan
Kenyamanan serta dukungan emosional yang diberikan perawat
7) Komunikator
Perawat bertugas sebagai komunikator yang menjadi penghubung
8) Penyuluh
Dalam hal ini perawat memberikan promosi kesehatan kepada klien
9) Peran karier
Perawat berkarier dan mendapatkan jabatan tertentu, hal ini
perawatan kesehatan.
7) Perawat berhak untuk diperlakukan secara adil dan jujur. Baik oleh
rumah sakit maupun oleh pasien
8) Perawat berhak untuk mendapatkan imbalan atas jasa profesi
berdasarkan peraturan yang berlaku di rumah sakit
9) Perawat berhak menetapkan standar mutu keperawatan
10) Perawat berhak turut serta dalam penyusunan kebijaksanaan
institusi yang mempengaruhi bidang keperawatan
11) Perawat berhak memperoleh lingkungan kerja yang manusiawi
yang menekan serendah mungkin stres fisik serta emosi da resiko
kesehatan
12) Perawat berhak ikut serta memberikan penjelasan tentang
keperawatan yang berkaitan dengan informasi consent sebatas
wewenang tanggung jawab
d. Shift kerja perawat
Shift kerja perawat di rumah sakit yang di ada di Indonesia secara
umum terdiri dari tiga shift yaitu: Shift pagi bekerja selama 7 jam mulai
jam 7.00-14.00, shift sore bekerja 7 jam mulai jam 14.00-21.00, dan shift
dalam seluruh shift, dila in sisi pembuatan jadwal shift memiliki batasan
yang hamper sama sekali tidak ada solusi untuk menangani batasan ini.
Dalam praktiknya pasti terdapat satu atau peraturan yang dilanggar. Oleh
29
karena itu, batasan model dibagi ke dalam dua jenis yaitu (Hasan, 2013)
1) Kendala utama
adalah :
a) Seorang perawat tidak dapat bekerja pada shift pagi, sore dan
malam secara berturut turut.
b) Setiap perawat tidak boleh ditugaskan pada lebih dari empat hari
aktif kerja berturut turut.
2) Kendala tambahan
tambahan adalah :
b) Setiap perawat tidak boleh ditugaskan pada tiga shift sore berturut
turut.
30
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka teori
Shift kerja
Rotasi Permanen
Keterangan : - Diteliti
: Tidak diteliti
Sumber : (Eriza, 2012; Vilia, 2014; Febriyana, 2017; Susanti, 2017; Ambarwati,
2018; Syafar and Fiatno, 2018)
31
C. Kerangka Konsep
D. Hipotesis
Ha1 : Adanya perbedaan signifikan antara kelelahan pada shift pagi dengan
shift sore
Ha2 : Adanya perbedaan signifikan antara kelelahan pada shift pagi dengan
shift malam
Ha3 : Adanya perbedaan signifikan antara kelelahan pada shift sore dengan
shift malam
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Populasi
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
32
33
D. Variabel Penelitian
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
F. Instrumen Penelitian
pada kuesioner ini yaitu dengan menggunakan skala 0-6 dengan interpretasi
penghitungan skor total yaitu dengan menjumlah skor yang ada pada setiap
35
responden tidak merasakan kelelahan sama sekali dan skor maksimal yaitu
Kuisioer ini telah dilakukan uji validasi dan reliabilitas oleh (Zuraida,
Irisdiastadi and Puspasari, 2015), Hasil dari uji validitas kuesioner tersebut
menunjukan bahwa t hitung untuk setiap pertanyaan lebih besar dari t-tabel
atau > 1,975 pada hasi dari uji reliabilitas menunjukan bahwa instrumen ini
b. shift pagi dimulai dari jam 07.00-14.00, shift sore dimulai dari jam
persetujuan kepala ruang, dan harus tetap 40 jam dalam satu pekan.
1. Persiapan
a. Studi pendahuluan
Mengajukan surat izin kepada pihak rumah sakit untuk melakukan izin
penelitian.
c. Uji etik
2. Tahap pelaksanaan
responden penelitian.
37
1) Tahap pertama
untuk mengisinya.
2) Tahap kedua
3) Tahap ketiga
4) Tahap keempat
laporan penelitian.
1. Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian ini telah dilaksanakan pada Bulan Maret -
a. Editing
b. Coding
mempermudah pengolahan.
39
c. Data Entry
Data yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam
d. Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
e. Tabulating
2. Analisa Data
a. Univariat
Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data dari kelelahan
kerja pada perawat, umur, jenis kelamin, masa kerja, beban kerja, dan
status gizi. Data di sajikan dalam bentuk frekuensi, mean, median, dan
simpang baku.
40
b. Bivariat
data dapat nilai normal menggunakan uji Shapiro Wilk dengan nilai
lakukan uji alternative yaitu uji Mann Whitney. Analisis ini dilakukan
untuk melihat perbedaan kelelahan kerja perawat antara shift pagi dan
I. Etika Penelitian
penelitian dengan empat prinsip yang harus di pegang teguh dalam penelitian
maupun alamat asal subyek dalam kuesioner dan alat ukur apapun untuk
3. Keadilan (justice)
perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa membedakan gender, etnis dan
sebagainya.
antara shift pagi dan sore dengan shift malam, penelitian ini memberikan
manfaat yaitu perbedaan kelelahan kerja pada setiap shift. Peneliti sudah
Berawal dari RSUD unit swadana pada 1 Juli 1993, Pada tanggal 1 April
2009 RSU Daerah Kabupaten Sumedang ditetapkan sebagai satuan kerja yang
Sumedang telah lulus Akreditasi versi 2012 Lulus Tingkat Paripurna dan pada
ruang penyakit bedah, di ruang penyakit bedah ini di bagi menjadi dua ruangan
yaitu ruangan Tulip untuk pasien kelas 1 dan 2, dan ruangan Angkrek untuk
42
43
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
No Variabel F % Mean
1. Jenis Kelamin
Laki laki 14 34.1 123.39
Perempuan 27 65.9 160.31
2 Usia
24-34 20 50.8 137.45
35-48 21 51.2 156.10
3 Pendidikan terakhir
S1 10 24.4 142.50
D3 31 75.6 148.45
4 Beban kerja
8 Pasien 8 19.5 132.00
10 Pasien 27 65.9 144.94
12 Pasien 6 14.6 186.00
5 IMT
Normal 15 36.6 134.87
Overweight 8 19.5 168.00
Obesitas 18 43.9 147.78
6 Lama tidur
44
No Variabel F % Mean
5 jam 1 2.4 186.00
6 jam 12 29.3 152.75
7 jam 15 36.5 147.40
8 jam 12 29.3 145.00
9 jam 1 2.4 57.00
7 Masa Kerja
Lebih dari 1 tahun 37 90.2 151.05
Kurang dari 1 tahun 4 9.8 109.50
Sumber : Data Primer (2020)
Dari tabel 4.1 menunjukan data Jenis kelamin sampel yang terdiri dari
34,1% rata rata skor kelelahan 160.31. Usia responden berkisar antara 24-48
tahun, responden dengan usia 24-34 ada 20 orang atau 48.8% memiliki rata
rata skor kelelahan 137,45, dan usia 35-48 ada 21 orang atau 51.2%
sebanyak 10 orang atau 24,4% memiliki rata rata skor kelelahan 142.50, dan
orang atau 90.2 memiliki rata rata skor kelelahan 151.05, sedangkan 4
responden lainnya baru bekerja kurang dari 1 tahun atau 9.8% memiliki rata
rata skor kelelahan 109.50. Seluruh responden bekerja lebih dari 35 jam
dalam satu minggu, sesuai dengan kebijakan jam kerja yang telah di atur
oleh rumah sakit. Dalam sistem shift yang di gunakan oleh RSUD
45
atas 12 pasien memiliki rata rata skor kelelahan 186.00. Perhitungan status
gizi dilakukan dengan cara menghitung Indeks Masa Tubuh dari setiap
menghitung lama nya tidur pada satu hari dengan hitungan jam. 1 responden
tidur selama 5 jam per hari memiliki rata rata skor kelelahan 186,00, 12
responden tidur selama 6 jam per hari nya memiliki rata rata skor kelelahan
15275, 15 responden tidur selama 7 jam per harinya memiliki rata rata skor
rata rata skor kelelahan 145.00, 1 responden tidur selama 9 jam per harinya
a) Shift Pagi
Shift pagi di mulai dari pukul 07.00 sampai 14.00. setiap responden di
Tabel 4.2
Skor kelelahan pada shift pagi
Skor kelelahan terendah pada shift pagi yaitu 11 dan skor tertinggi yaitu
91, rata rata kelelahan shift pagi yaitu 47,83 jumlah skor kelelahan pada
Tabel 4.3
Tingkat kelelahan pada shift pagi
rendah ada 8 orang, tingkatan sedang 26, dan tingkatan tinggi ada 7
orang. kriteri kelelahan dengan kekurangan energi meiliki total skor 757
47
dengan skor terkecil 139 dan terbesar 165, untuk kirteria mengerahkan
tenaga fisik memiliki total skor 309 dengan skor terkecil 30 dan tertinggi
141, untuk kriteria ketidaknyamanan fisik memiliki total skor 284 dengan
memiliki total skor 242 dengan skor terkecil 33 dan skor terkecil 63,
untuk kriteria kantuk memiliki total skor 369 dengan skor terkecil 65 dan
Shift sore di mulai dari pukul 14.00 sampai 21.00. setiap responden di
Tabel 4.4
Skor Kelelahan pada shift sore
Skor kelelahan terendah pada shift sore yaitu 14 dan skor tertinggi yaitu
96, rata rata kelelahan shift sore yaitu 46,34 jumlah skor kelelahan pada
Tabel 4.5
Tingkat kelelahan pada shift sore
rendah ada 6 orang, tingkatan sedang 29, dan tingkatan tinggi ada 6
orang. kelalahan dengan kriteria kekurangan energi meiliki total skor 715
dengan skor terkecil 131 dan terbesar 152, untuk kirteria mengerahkan
tenaga fisik memiliki total skor 311 dengan skor terkecil 36 dan tertinggi
141, untuk kriteria ketidaknyamanan fisik memiliki total skor 264 dengan
memiliki total skor 241 dengan skor terkecil 40 dan skor terkecil 52,
untuk kriteria kantuk memiliki total skor 369 dengan skor terkecil 61 dan
Shift malam di mulai dari pukul 21.00 sampai 07.00. setiap responden di
Tabel 4.6
Skor Kelelahan pada shift malam
Skor kelelahan terendah pada shift malam yaitu 15 dan skor tertinggi
yaitu 96, rata rata kelelahan shift pagi yaitu 52,83 jumlah skor kelelahan
Tabel 4.7
Tingkat kelelahan pada shift malam
rendah ada 7 orang, tingkatan sedang 26, dan tingkatan tinggi ada 8
orang. kelalahan dengan kriteria kekurangan energi meiliki total skor 710
dengan skor terkecil 115 dan terbesar 158, untuk kirteria mengerahkan
tenaga fisik memiliki total skor 308 dengan skor terkecil 39 dan tertinggi
118, untuk kriteria ketidaknyamanan fisik memiliki total skor 266 dengan
memiliki total skor 224 dengan skor terkecil 39 dan skor terkecil 53,
50
untuk kriteria kantuk memiliki total skor 658 dengan skor terkecil 99 dan
Tabel 4.8
Independent T test kelelahan pada shift pagi dan sore
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Sig. Interval of the
(2- Mean Std. Error Difference
F Sig. T df tailed) Difference Difference Lower Upper
Kelelaha Equal
n variances .322 .572 .342 80 .733 1.488 4.353 -7.174 10.150
assumed
Equal
variances .342 78.962 .733 1.488 4.353 -7.176 10.151
not assumed
Sumber : Data primer (2020)
Dilihat dari hasil di atas, data ini termasuk data homogen karena nilai Sig:
0,572 > 0,05, bisa di katakan tidak ada perbedaan varians pada data
kelelahan shift pagi dan shift sore. karna data sudah di tentukan homogen
maka merujuk pada lajur atas (Equal variances assumed). Terlihat bahwa
Sig: 0,733 >0,05 maka memiliki arti tidak ada beda kelelahan antara shift
Tabel 4.9
Deskriptif kelelahan pada shift pagi dan sore
Std. Std. Error
Shift N Mean Deviation Mean
Kelelahan Pagi 41 47.83 18.543 2.896
Sore 41 46.34 20.806 3.249
Sumber : Data primer (2020)
Terlihat bahwa skor kelelahan pada shift pagi lebih tinggi di banding shift
Tabel 4.10
Independet t test Kelelahan pada shift pagi dan malam
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Sig. Interval of the
(2- Mean Std. Error Difference
F Sig. T Df tailed) Difference Difference Lower Upper
Kelelaha Equal
n variances .152 .697 -1.183 80 .240 -5.000 4.225 -13.409 3.409
assumed
Equal
variances -1.183 79.708 .240 -5.000 4.225 -13.409 3.409
not assumed
Sumber : Data primer (2020)
Dilihat dari hasil di atas, data ini termasuk data homogen karena nilai Sig:
0.697 > 0,05, bisa di katakan tidak ada perbedaan varians pada data
kelelahan shift pagi dan shift malam. karna data sudah di tentukan homogen
maka merujuk pada lajur atas (Equal variances assumed). Terlihat bahwa
Sig: 0.240 > 0.05 maka memiliki arti tidak ada perbedaan signifikan
Tabel 4.11
Deskriftip Kelelahan Shift Pagi dan Malam
Std. Std. Error
Shift N Mean Deviation Mean
Kelelahan Pagi 41 47.83 18.543 2.896
Mala
41 52.83 19.701 3.077
m
Sumber : Data primer (2020)
Terlihat bahwa skor kelelahan pada shift pagi lebih rendah di banding shift
Tabel 4.12
Independent t test Kelelahan Shift Sore dan Malam
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Sig. Interval of the
(2- Mean Std. Error Difference
F Sig. T Df tailed) Difference Difference Lower Upper
Kelelaha Equal
n variances .037 .848 -1.450 80 .151 -6.488 4.475 -15.393 2.418
assumed
Equal
variances -1.450 79.763 .151 -6.488 4.475 -15.393 2.418
not assumed
Sumber : Data primer (2020)
Dilihat dari hasil di atas, data ini termasuk data homogen karena nilai Sig:
0.848 > 0,05, bisa di katakan tidak ada perbedaan varians pada data
kelelahan shift sore dan shift malam. karna data sudah di tentukan homogen
maka merujuk pada lajur atas (Equal variances assumed). Terlihat bahwa
Sig: 0.151 > 0.05 maka memiliki arti tidak ada beda kelelahan antara shift
Tabel 4.13
Deskriftip Kelelahan Shift Sore dan Malam
Std. Std. Error
Shift N Mean Deviation Mean
Kelelahan Sore 41 46.34 20.806 3.249
Mala
41 52.83 19.701 3.077
m
Sumber : Data primer (2020)
Terlihat bahwa skor kelelahan pada shift sore lebih rendah di banding shift
C. Pembahasan
variabel adalah jenis kelamin, umur, pendidikan terkahir, masa kerja, beban
pendidikan terkahir, masa kerja, beban kerja, lama tidur, dan status gizi bisa
a. Jenis Kelamin
pada perempuan lebih tinggi di banding laki laki. Pada tenaga kerja
b. Usia
Berdasarkan tabel 4.1 Skor rata rata kelelahan pada usia 24-34,
skor ini lebih kecil di bandingkan dengan skor rata rata kelelahan pada
usia 35-48. Pekerja yang berumur lanjut akan merasa cepat lelah dan
Kerja Perawat di Ruang UGD RSP UNHAS dan RSUP Dr. Wahidin
c. Beban Kerja
kelelahan.
d. Status gizi
menghitung imt, menunjukan jika nilai imt lebih dari normal akan
darah berpotensi menghambat aliran darah, sehingga tubuh dan otot akan
Dwiyanti (2017) dengan hubungan antara beban kerja dan status gizi
dengan keluhan kelelahan kerja pada perawat instalasi rawat jalan di RSI
e. Lama tidur
responden per hari akan semakin lelah yang dialami oleh responden.
Kusnanto and Maurits, 2014) dengan judul Hubungan antara Lama Tidur
f. Masa kerja
kurang dari satu tahun memiliki skor rata rata kelelahan lebih kecil di
bandingkan responden yang masa kerja nya lebih dari satu tahun.
kelelahan.
berlebihan, energi terkuras setelah kerja, sangat lelah, tenaga terkuras untuk
hal lain dan energi banyak berkurang, itu sangat mungkin terjadi karena
menurut sop kegiatan shift yang telah di tentukan oleh rumah sakit kegiatan
di shift pagi terbilang sangat padat dimana di mulai meraphikan bed pasien,
baru dan ada kunjungan keluarga pasien dimana itu akan menjadu beban
banyak dan paling besar tingkat kelelahan sedang di RSU GMIM Bethesda
dalam penelitian yang di lakukan oleh Dwi Bestari dan Hariyono (2019)
mendapatkan hasil berbeda, pada shift pagi perawat hampir 90% mengalami
bekerja pada shift pagi setelah sampai dirumah dapat langsung istirahat
untuk sekedar tidur siang dan tidur cukup selama 7-8 jam pada malam hari,
bersama keluarga.
“shift kerja dan beban kerja berpengaruh terhadap terjadinya kelelahn kerja
jumlah keluar (pulang ) dan masuknya pasien yang cukup banyak pada
waktu pagi.
Kriteria kelelahan pada shift sore sama halnya dengan shift pagi kriteria
dengan tingkatan sedang mendominasi sama hal nya pada shift pagi, tetapi
pada shift ini tingkatan kelelahan tinggi lebih sedikit di bandingkan shift
pagi.
Pada penelitian Nuraini, (2019) Pada hasil uji statistik chi-square dapat
diketahui pada shift sore terdapat tingkat kelelahan dalam kategori tidak
lelah tidak ada, dalam kategori kurang lelah sebanyak 12 orang (63,2%),
dalam kategori lelah sebanyak 6 orang ( 31,6%) dan dalam kategori sangat
lelah sebanyak 1 orang (5,3%), di karenakan pada shift sore semua perawat
yang belum datang, memberi obat pasien dan mengantar pasien yang akan
rerata tingkat kelelahan sebelum bekerja (pre) adalah 50.8 (tingkat rendah)
59
dan sesudah menjalankan kerja shift menjadi 58.7 atau dengan tingkat
menjalankan kerja shift dan sesudah menjalankan kerja shift siang diketahui
bahwa α Sig. (2-tailed) = 0.010, artinya lebih kecil dari 0.05 yang artinya
tidak ada perbedaan rerata kelelahan pada perawat sebelum dan sesudah
bekerja shift siang, perawat shift dengan lama kerja 8 jam, seharusnya
Kekurangan energi memiliki nilai yang paling tinggi, tetapi tidak hanya
itu pada shift malam juga kriteria kelalah kantuk juga memiliki skor yang
tinggi. pada sop kegiatan shift RSUD Sumedang shift malam di mulai dari
jam 20.00 sampai jam 08.00 setiap perawat di haruskan tetap memontiring
memilki nilai yang paling tinggi, berbeda dengan penelitian yang i lakukan
berat lebih banyak terdapat pada shift malam di bandingkan dengan shift
60
pagi maupun shift sore, karena pada umumnya shift malam pada bagian
mengalami kelelahan. Selain itu, perawat pada shift malam kurang istirahat,
siang hari, apalagi yang sudah berkeluarga dan memiliki anak serta jam shift
malam yang lebih panjang dibandingkan shift pagi dan sore, tidak
tersedianya makanan ringan dan jumlah perawat shift malam yang lebih
sedikit.
dan metabolisme tubuh, karena hal tersebutlah yang sering membuat orang
yang bekerja pada shift malam sering merasa ngantuk dan kelelahan saat
bekerja. Jadi kelelahan kerja yang terjadi pada perawat yang bekerja pada
5. Perbedaan Kelelahan kerja pada shift pagi, shift sore dan shift malam
kepada pasien, dalam tabel sop kegiatan rsud sumedang setiap shift telah di
tersebut.
Pada penelitian yang di lakukan oleh Suryani dan Wulandari (2009) yang
berjudul “hubungan antara beban kerja, stress kerja dan tingkat konflik
61
motivasi perawat sehingga hal ini menjadi salah satu penyebab kelelahan
kerja. Studi tentang faktor – faktor penyebab kelelahan kerja yang dilakukan
pada beberapa ribu pria dan wanita dari ratusan perusahaan selama 20 tahun
kelelahan pada shiaft kerja nya, terutama pada shift malam yang memiliki
Pada penelitian ini skor kelelahan pada shift pagi, shift sore dan shift
malam memiliki skor yang berbeda beda dengan shift malam memiliki
jumlah skor tertinggi, dilanjutkan shift pagi, dan shift sore yang memiliki
skor terendah.
kelelahan shift pagi dengan shift sore, shift pagi dan shift malam, shift sore
dan shift malam dan semuanya mendapatkan hasil nila sig P > 0,05 yang
berartikan tidak ada perbedaan signifikan antara kelelahan pada shift pagi
dengan shift sore, shift pagi dengan shift malam dan shift sore dengan shift
malam.
perawat antara shift pagi, sore dan amalm di RSUI Yakssi Gemolong”, dan
tingkat kelelahan kerja perawat antara shift pagi, sore dan malam Di RS
PKU Aisyiyah Boyolali” yang sama sama mendapatkan hasil ada perbedaan
signifikan antara shift pagi, shift sore dan shift siang, dan kelelehan tertinggi
oleh Angouw dkk, (2016) yang berjudul “perbedaan tingkat kelelahan kerja
pada perawat shift kerja pagi, shift kerja sore dan shift kerja malam di
ruangan rawat inap RSU GMIM Bethesda Tomohon” yang mengatakan ada
perbedaan signifikan antara shift pagi, shift sore dan shift malam, dengan
keluarga pasien masih awam mengenai hal ini, masih sulitnya di atur seperti
mematuhi tata tertib rumah sakit, dalam segi prasarana masih belum
memadai seperti minimnya APD dan tempat cuci tangan, ini menjadi
dan tekenan karna takut tertular nya virus covid menjadi beban pikiran bagi
para perawat. Oleh karna itu.kelelahan pada shif pagi, shift sore maupun
susahnya para perawat untuk makan dan minum saat menggunakan APD,
berjudul “faktor penyebab stres pada tenaga kesehatan dan masyarakat saat
terdekat dan keluarga mereka selama menjalani tugas, hal ini terjadi karena
64
covid menjadi salah satu penyebab beban kerja baik pada shift pagi, shift
6. Keterbatasan peneliti
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya dari penelitian yang
dilakukan mengenai perbedaan kelelahan kerja perawat pelaksana pada
shift pagi, shift sore dan shift malam di RSUD Sumedang dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Tidak ada perbedaan signifakn antara shift pagi dan shift sore dengan
nilai sig > 0,05 yaitu 0,733 maka 1 diterima dan di tolak.
2. Tidak ada perbedaan signifakn antara shift pagi dan shift malam
dengan nilai sig > 0,05 yaitu 0,240 maka diterima dan di
tolak.
3. Tidak ada perbedaan signifakn antara shift sore dan shift malam
dengan nilai sig > 0,05 yaitu 0,151 maka diterima dan di
tolak.
4. Skor kelelahan terbesar terdapat pada shift malam, di karenakan pada
shift malam perawat melakukan pekerjaan dimana semestinya di
gunakan untuk beristirahat, oleh karena itu berakibat pada berubahnya
irama sirkandian yang berdampak pada keadaan perawat baik dalam
segi fisik, psikis maupun sosial yang mempengaruhi kelelahan seorang
perawat.
B. Saran
1. Bagi Perawat
Saran bagi perawat diharapkan hasil penelitian bisa menjadi sumber
tinggi.
65
66
mengenai adanya pengaruh shift kerja terhadap kelelahan dan tiap shift
pelaksana.
DAFTAR PUSTAKA
Alberta Government (2016) „Fatigue and Safety at the Workplace - Quick Facts
OHS information for workers and employers‟. Available at:
https://open.alberta.ca/dataset/f7470b4b-cbaa-46af-88e2-
16065400ad78/resource/99c50bc9-beb3-4d85-abff-
20dd51e16936/download/ohs-bulletin-erg015-1-fatigue-safety-
workplace.pdf.
Faiz, N. (2014) Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada
Pekerja Operator SPBU Di Kecamatan Ciputat. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Available at:
repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/26124.
Fatona, L. (2015) Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Perawat Antara Shift Pagi,
Sore dan Malam Di RS PKU Aisyiyah Boyolali. Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Available at:
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.ums
.ac.id/34325/1/Naskah%2520Publikasi.pdf&ved=2ahUKEwi36uyb9KDnAh
WExzgGHQpqDmMQFjABegQIBxAC&usg=AOvVaw1dBP8M64OFKhrf7-
luoIpH.
Kandelman, N., Mazars, T. and Levy, A. (2017) „Risk Factors For Burnout
Among Caregivers Working In Nursing Homes‟, Journal Of Clinical
Nursing, 27(1–2). doi: https://doi.org/10.1111/jocn.13891.
Maharja, R. (2015) „Analisis tingkat kelelahan kerja berdasarkan beban kerja fisik
perawat di Instalasi Rawat Inap RSU Haji Surabaya‟, The Indonesian Journal
of Occupational Safety and Health, 4(1), pp. 93–102.
Nugroho (2012) Keperawatan Gerontik & Geriatrik. 3rd edn. Jakarta: EGC.
Nuraini (2019) „Hubungan Shift Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat Di
Instalasi Rawat Inap Di RS Erna Medan Tahun 2018‟, Jurnal Ilmiah
Penelitian Kesehatan, 4(1), pp. 5–10. doi:
http://dx.doi.org/10.30829/jumantik.v4i1.4061.
Rusdi, R. and Warsito, B. E. (2014) „Shift Kerja Dan Beban Kerja Berpengaruh
Terhadap Terjadinya Kelelahan Kerja Perawat Di Ruang Rawat Di Rumah
Sakit Pemerintah‟, Jurnal Manajemen Keperawatan, 2(1), pp. 1–12.
Safitri, M. (2017) Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja
Industri Rumah Tangga Rambak Kering Desa Doplang Kecamatan Teras
Boyolali. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Satrio, P. (2015) Pengaruh Shift Kerja Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja
Pramuniaga Di Pt Circleka Indonesia Utama Cabang Yogyakarta.
Universitas Yogyakarta. Available at:
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.uny.
ac.id/23035/1/PramanosSatrio_11408141018.pdf&ved=2ahUKEwjv6P3ZvaH
nAhWXYysKHcmLDGkQFjABegQIARAB&usg=AOvVaw0HdYjT7A7Ma
L0NF1_U4uaL&cshid=1580049190300.
Seguh, F., Kolibu, F. K. and Kawatu, P. A. T. (2019) „Hubungan Shift Kerja dan
Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III
Manado‟, eBiomedik, 7(2). doi: 10.35790/ebm.7.2.2019.24753.
Smith, D. S. (2017) „Patient Safety‟, Case Manager, 16(3), pp. 74–79. doi:
10.1016/j.casemgr.2005.03.001.
Suma‟mur (2013) Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). 2nd edn.
Jakarta: CV. Sagung Seto.
Suryani, D. and Wulandari, Y. (2009) „Hubungan antara beban kerja, stres kerja
dan tingkat konflik dengan kelelahan kerja perawat di rumah sakit islam
Yogyakarta PDHI Kota Yogyakarta‟, Kes Mas: Jurnal Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Ahmad Daulan. Universitas Ahmad Dahlan, 3(3), p.
24895.
Vilia, A. (2014) Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada
Perawat DI Instalasi Rawat Inap RSUD DR. H Abdul Moeleok Bandar
Lampung. Universitas Lampung. Available at: digilib.unila.ac.id/2288.
Lampiran 01
A. Karakteristik Responden
Petunjuk :
1. Bapak/Ibu/Saudara/i tidak perlu mencantumkan nama untuk menjamin
kerahasiaan data
2. Mohon jawab pertanyaan berikut dengan apa adanya dan sejujur-jujurnya
3. Berikan tanda ceklis () pada untuk jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara/i pilih
Nama : …… (inisial)
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Pendidikan Terakhir : S1 D3
Usia : ………… Tahun
Masa kerja : > 1 tahun < 1 tahun
Lama Kerja : ≥ 35 ≤ 35
Jam/Minggu Jam/Minggu
Pergantian shift : > 1 bulan < 1 bulan
Beban Kerja : Bertanggung jawab terhadap ………. Pasien
Status Gizi : ……. Kg ………. Cm
IMT : ………
Penerangan :
Lama Tidur : …….. Jam per Hari
B. Gambaran Kelelahan Kerja
Petunjuk pengisian: Berilah tanda ceklis () di dalam kolom jawaban yang
Skala
No Kriteria
0 1 2 3 4 5 6
A. Kekurangan energi
1. Kerja berlebihan
2. Energi terkuras setelah kerja
3. Sangat lelah
4. Tenaga terkuras untuk hal lain
5. Energi banyak berkurang
B. Mengerahkan tenaga fisik
6. Berkeringat
7. Agak sesak
8. Jantung berdebar-debar
9. Tubuh terasa hangat
10. Nafas tersengal-sengal
C. Ketidaknyamanan fisik
11. Otot menegang
12. Merasa kaku dipersendian
13. Merasa keram dibeberapa titik
tubuh
14. Tubuh kesakitan
15. Merasa nyeri
D. Kekurangan Motivasi
16. Tidak tertarik keadaan sekitar
17. Tidak banyak bergerak
18. Lesu, tidak bersemangat
19. Acuh tak acuh
20. Merasa kurang peduli
E. Kantuk
21. Mengantuk
22. Ingin segera tidur secepatnya
23. Pandangan buyar karena
mengantuk
24. Sering menguap
25. Merasa malas
Lampiran 03
INFORMED CONCENT
Yogyakarta, / _/ 2020
Peneliti Responden
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk