Anda di halaman 1dari 3

who mengartikan virus Corona sebagai virus jenis severe acute respiratory sydrom coronavirus

2Corona virus merupakan virus yang muncul pada akhir bulan pada tahun 2019 di depan Tiongkok
yang juga dipanggil dengan coronavirus disease 2019 (COVID – 19). Virus ini menyebar melalui cairan
sedikit atau banyak yang keluar dari hidung atau mulut di saat sedang batuk atau bersin lalu bisa
masuk pada mata hidung dan mulut, sehingga bisa mempengaruhi metabolisme sel dan
mempengaruhi pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Gejala yang dialami oleh pasien Corona
antara lain adalah Umam dibarengi dengan batuk kering, dan terkadang muncul kelelahan, dibarengi
dengan gejala yang lainnya yang mungkin dirasakan sedikit dari pasien seperti hidung tersumbat,
sakit tenggorokan, sakit kepala, konjungtivitis, diare, dan kehilangan indah rasa atau indra pembau.

Virus Corona sudah banyak menyebar pada masyarakat di Indonesia, data yang diambil dari WHO
pada 1 Desember 2020 didapatkan bahwa sannya sebanyak 64.154.983 orang terinfeksi oleh virus
korona, lebih dari 44000000 pasien telah dinyatakan sembuh Dan hampir rp1.500.000 pasien
dinyatakan meninggal dunia di negara lain seperti Amerika serikat terdapat 14 juta lebih kasus positif
Corona sedangkan di India terdapat 9000500 kasus positif virus Corona dan di Brazil terdapat 6 juta
300 lebih kasus positif Corona. Data yang didapat dari Kemenkes 2020 diperoleh sebanyak
rp500.000 lebih kasus di Indonesia pada Selasa 1 Desember 2020 17.000 lebih diantaranya
dinyatakan meninggal dunia. Semakin hari jumlah pasien yang terpapar oleh virus covid 19 semakin
hari semakin bertambah maka tenaga kesehatan khususnya profesi perawat sangat amat diperlukan
dalam perawatan pasien covid 19.

Pada penelitian imunologi dan epidemiologi penyakit infeksi di Amerika serikat menemukan hasil
bahwasannya peningkatan penyebaran kejadian covid-19 ada kaitannya dengan umur terkait dengan
penurunan imun tubuh atau sistem kekebalan tubuh. Menurut peneliti di bidang mikrobiologi
lembaga ilmu pengetahuan Indonesia menemukan hasil yang sama di mana mereka membuktikan
bahwa orang dengan usia lanjut memiliki tingkat mortalitas yang yang lebih tinggi dikarenakan
Corona. Berdasarkan Italian national institute of heart rata-rata pasien yang terpapar virus Corona
meninggal berusia lebih dari 70 tahun oleh karena itu harus menjadi perhatian lebih.

Lansia merupakan individu yang memiliki atau telah mencapai usia diatas 60 tahun, sedangkan
menurut WHO batasan umur lansia meliputi rentang usia 45 sampai 59 untuk middle age, untuk
yang lanjut usia di rentang 60 sampai 74 tahun dan untuk lanjut usia tua di rentang usia 75 sampai
90 tahun dan usia yang sangat tua diatas 90 tahun.

Kelompok lansia menjadi salah satu kelompok yang sangat rentan dan memiliki resiko terinfeksi
virus, dan yang paling ditakutkan adalah terinfeksi virus covit 19, dikarenakan pada saat
bertambahnya usia, tubuh akan mengalami berbagai penurunan fungsi dikarenakan adanya proses
penuaan misalnya seperti adanya penurunan produksi pigmen warna rambut produksi hormon
massa otot, kepadatan tulang kekenyalan kulit, kekuatan gigi sehingga menurunnya fungsi organ-
organ dalam tubuh titik sistem kekebalan tubuh sebagai pelindung tubuh tidak bisa bekerja
semaksimal mungkin seperti ketika usia muda, inilah yang menyebabkan kan orang yang sudah
lanjut usia sangat mudah terserang berbagai macam penyakit termasuk covid-19 oleh karena itu hal
ini bisa mengakibatkan banyak orang cemas salah satunya petugas kesehatan terlebih jika mereka
memiliki lansia yang tinggal satu rumah dengan mereka titik oleh karena itu sangat diperlukan
penanganan yang yang serius dan perhatian yang khusus pada kelompok lanjut usia agar mereka
tidak ter dorall oleh virus covid 19.

Menurut inter-agency standing committee untuk dukungan kesehatan jiwa psikososial dalam
keadaan gawat yang yang berarti support jenis apapun baik itu dari luar maupun dari dalam 07.00
WAN untuk melindungi atau membuat kesejahteraan psikologis meningkat pada lansia itu sangat
perlu dilakukan seperti memberikan informasi yang mudah diakses mengedukasi bagaimana
menggunakan alat pelindung diri seperti menggunakan masker cuci tangan dengan menggunakan
disinfektan, dan melakukan jaga jarak serta memberikan latihan fisik.

Covid-19 tentunya menimbulkan banyak persoalan yang signifikan pada beberapa kelompok dan
populasi di dunia, terkhusus perawat. Peran dan tanggung jawab yang mereka jalani menjadikan
dilema saat mereka melakukan pekerjaan harus bisa menjaga diri baik itu diri sendiri ataupun
keluarga yang di rumah agar tidak terpapar oleh infeksi virus covid 19.

Kecemasan yang bisa terjadi pada ada setiap manusia terutama jika manusia itu dihadapkan pada
hal-hal yang baru seperti pada masa pandemi ini. Kecemasan adalah perasaan takut yang abstrak
dengan adanya perasaan yang tidak pasti atau yang tidak aman, ketidakberdayaan dan isolasi.
Kemungkinan yang berhubungan dengan kecemasan adalah respon terhadap pandemi covid 19.

Meningkatnya angka kecemasan adalah suatu masalah kesehatan mental yang biasa terjadi pada
ada saat pandemi termasuk pandemi covid 19 yang sedang terjadi pada saat ini titik kecemasan
adalah gangguan mental emosional seseorang yang mengalami perubahan emosi bila dibiarkan dan
menjadi berkembang bisa menimbulkan patologis oleh karena itu penting sekali adanya antisipasi
agar kesehatan jiwa masyarakat terjaga.

Menurut WHO hampir 25000 orang mengalami kecemasan, 264 miliar orang di dunia mengalami
depresi dan 54000 mengalami gangguan mental umum. Berdasarkan data tahun 2018 angka
kecemasan pada usia dewasa di Indonesia mencapai 6,1% atau 700 lebih penduduk. Pada masa
pandemi covid 19, gangguan emosional bisa saja mungkin terjadi seperti adanya kecemasan,
ketakutan, stress depresi, Fani, kesedihan, marah prustasi serta menyangkal. Hal ini tidak hanya
dirasakan oleh masyarakat umum saja namun tentunya dialami oleh semua tenaga kesehatan yaitu
perawat dokter bidan dan tenaga kesehatan lainnya.

Didapati dari sebuah survei yang dilakukan oleh asosiasi psikey arti Amerika terhadap lebih dari 1000
orang dewasa di Amerika serikat, didapatkan hasil bahwa 48% responden merasakan cemas mereka
karena ketakutan terinfeksi virus covit 19, sekitar 40% khawatir mereka akan sakit berat atau
mungkin bisa meninggal akibat covid-19 dan 62% mereka cemas terhadap keluarga atau orang
tercinta nya tertular. Menurut WHO 2020 munculnya pandemi bisa memicunya stress pada setiap
lapisan masyarakat titik meskipun belum adanya ulasan mengenai dampak kopi terhadap kesehatan
jiwa tetapi terdapat beberapa penelitian sebelumnya terkait pandemic, antara lain flu burung dan
SARS, mendapati hasil adanya dampak buruk pada kesehatan mental pada penderita dan juga
terhadap para petugas kesehatan yang menangani kasus tersebut.

Hasil penelitian Huang Al 2020 kesehatan mental dari 1300 petugas kesehatan yang merawat pasien
covid-19 di 34 rumah sakit Tiongkok didapatkan hasil tingkat kecemasan 45% insomnia 34%, gejala
depresi 50%, tekanan psikologis 71,5%. Penelitian yang dilakukan Roy e-toll 2020 di India dengan
sampel 662 didapatkan hasil tingkat kecemasan pada tenaga kesehatan laki-laki hampir 50% dan
pada perempuan 51% di Indonesia berdasarkan penelitian oleh Fik UI dan IPK j2020 respon yang
paling sering muncul pada perawat adalah perasaan cemas dan tegang sebanyak 70%.

Dasarkan fenomena di atas peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian mengenai gambaran
tingkat kecemasan perawat yang memiliki lansia yang tinggal satu rumah di masa pandemi covid 19.

Posisi perawat yang pada era ini berada pada baris terdepan dalam merawat pasien covid-19, dan
dalam menjalankan pekerjaannya para perawat merelakan keperluan pribadi dan keluarga 2020.
Ada profesinya perawat merupakan profesi yang besar persentase untuk bisa mengalami keadaan
stres monarki 2013. Keadaan seperti ini dapat dialami perawat dikarenakan oleh beberapa faktor
antara lain nya: beban kerja yang bisa membuat atau memunculkan kelelahan disebabkan oleh jam
kerja yang berlebihan rasa takut jika terpapar kopi nanti, lalu penilaian buruk jika perawat itu adalah
ah pembawa virus, dan para perawat harus merelakan tidak tinggal bersama dengan keluarga dalam
periode tertentu Handayani 2020. Perawat sebagai terdepan untuk menghadapi dan merawat
pasien pasien covid-19 sangat mungkin sekali mengalami kelelahan dikarenakan beban dan
tanggung jawab kerja yang meningkat pesat pada saat pandemi ini 2020.

Kelelahan adalah suatu perasaan yang dapat menimbulkan turunnya imun tubuh, performa dalam
bekerja, kesejahteraan dan menurunnya efisiensi saat bekerja strategi 2017. Sebagai orang yang
paling depan para perawat memiliki tanggung jawab dalam pekerjaannya sangat oleh karena itu
para perawat mengalami kelelahan dalam fisik maupun kelelahan mental malam ini 2020. Dampak
dari kelelahan kerja sendiri mengakibatkan kualitas menurun dalam pekerjaan semangat bekerja
menurun, stress dikarenakan pekerjaan, performa menurun, penyakit akibat kerja, kecelakaan dan
cedera tarwaka 2010. Keadaan 12 jam bekerja memiliki resiko yang sangat tinggi yang bisa
menimbulkan kelelahan pada pekerjaan dibandingkan dengan pekerjaan selama 8 jam perhari
Hamad 2018. Kondisi ini diperburuk dengan jumlah kasus perawat pada tanggal 7 Oktober 2020
sebanyak hampir 2000 perawat terkonfirmasi terinfeksi kopi 19/2020. Inilah yang harus menjadi
poin penting bahwasannya perawat memiliki resiko yang sangat tinggi dalam pekerjaannya dan
merupakan salah satu dampak dari kelelahan tersebut.

Berdasarkan kasus di atas, saya sebagai peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
tingkat kelelahan ada perawat dalam merawat pasien covid 19 di salah satu rumah sakit di
Indonesia.

Rumusan

Wabah pandemi covid 19 adalah masalah yang menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai warga
Indonesia. Banyaknya warga yang terinfeksi semakin hari meningkat dan menimbulkan banyak
perubahan yang ada di masyarakat salah satunya terjadi pada perawat dalam merawat pasien covid-
19. Berdasarkan data data yang didapat dari Kemenkes, bahwasanya kasus kopi di negara Indonesia
sudah tergolong banyak dan harus menjadi titik perhatian bagi kita semua. Dalam hal ini saya
tertarik untuk membahas dan meneliti mengenai kelelahan yang terjadi akibat fenomena kopi
terhadap kelelahan yang dialami oleh perawat.

Tujuan

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kelelahan yang dialami perawat
saat merawat pasien covid-19 di salah satu rumah sakit di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai