Oleh:
MIARLI HARTA MULYANAH
NIM: 011721054
UNIVERSITAS BINAWAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
JAKARTA
2019
HUBUNGAN TINGKAT NYERI TERHADAP KEMAMPUAN
AKTIFITAS PADA PASIEN CA MAMMAE DI RUMAH SAKIT
CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA
TAHUN 2019
Oleh:
MIARLI HARTA MULYANAH
NIM: 011721054
i
HALAMAN PERNYATAAN ORIGINALITAS
ii
HALAMAN PERNYATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademis Universitas BINAWAN Jakarta, saya yang bertanda tangan
dibawah ini:
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) dengan Hak Bebas Royalti
Noneksekutif (Non Excekutive Royalty Free) Univeristas BINAWAN Jakarta berhak
menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dengan Hak Cipta.
Dibuat di : Jakarta
Yang menyatakan :
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Alamat :
Riwayat Pendidikan :
Riwayat Pekerjaan :
vi
KATA PENGANTAR
Puji tuhan yang maha kuasa atas berkat Allah SWT yang maha kuasa atas segalah
Nikmat-NYA serta junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW karena dengan
berkat dan berkah dari beliaulah sehingga penulis dapat menyelesaikan Hasil
Penelitian ini yang berjudul ”Hubungan Tingkat Nyeri Terhadap Kemampuan
Aktifitas Pada Pasien Ca Mammae Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
Jakarta Tahun 2019” Hasil penelitian ini susun sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan tugas akhir dan penyelesaian mata ajaran Riset Keperawatan. Selama
proses penyusunan penelitian ini, peneliti selalu mendapatkan dukungan dari berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs.M. Sofyan Hawadi sebagai Rektor Universitas Binawan Jakarta
yang telah membantu dan memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan
kegiatan penelitian.
2. Bapak Dr. .Aan Sutandi,S.Kep.Ns,.MN. Ketua prodi S1 Keperawatan
Universitas Binawan Jakarta
3. Ibu Ns. Handayani.S.Kep., M. Kep., Sp. Mat selaku Koordinator Mata Ajar
Nursing Inquiry. program Studi S1 Keperawatan Universitas Binawan Jakarta
4. Ibu Ns. Ulfah Nuraini Karim,S.Kep.,M.Kep Pembimbing pertama yang telah
membantu menuntun dan memberikan saran demi kelancaran dan juga
tercapainya pembuatan laporan penelitian ini dengan sebaik baiknya
5. Ibu Dr Aliana Dewi,S.Kp.,MN selaku dosen pembimbing kedua yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dan dukungan selama penyusunan laporan
penelitian ini
6. Ns.Zuriyati ,S.Kep.,M.Kep ,selaku penguji yang telah memberikan masukan
dan bimbingan selama ujian.
7. Seluruh staf dosen pengajar di prodi Ilmu Keperawatan Universitas Binawan
Program B RSCM angkatan 2017 yang sama sama berjuang menyelesaikan
proses perkuliahan
8. Keluarga saya tercinta suami dan anak-anak yang selalu mendukung saya
dalam melakukan penyusunan hasil penelitian ini
9. Teman–teman angkatan program Sarjana Keperawatan yang telah membantu
semua kegiatan baik belajar mengajar selama Studi di S1 Universitas Binawan
Jakarta.
vii
Jakarta, Juli 2019
Penulis
viii
PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BINAWAN
Laporan Penelitian
Juli, 2019
ABSTRAK
ix
BECHELOR IN NURSING PROGRAM
UNIVERCITY OF BINAWAN
Research Report
June, 2019
ABSTRACT
Cancer is a serious threat to public health, because the incidence and mortality rates
continue to creep up (LeMone & Burke, 2015). Breast cancer has made sufferers
experience anxiety about the treatment process that will be carried out, the level of
pain in cancer patients affect the ability of activities (Nuracmah, 2015). The purpose
of this study was to determine the relationship of the level of pain to the ability of
activity in Ca Mammae patients at Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta in 2019.
This type of descriptive study was a correlation, with a Cross-Sectional approach.
Total sample of 42 respondents. Test results for Spearmans Rho. The results showed
that the level of mild pain was 54.8% and mild dependence was 51.4%. there is a
relationship between the level of pain to the ability of activity in patients with Mammae
Ca with a value of p value: 0.010 means p <α where the value of α: 0.05. It was
concluded that the level of pain can affect the ability of the activity, the higher the level
of pain, the higher the level of dependence, the hospital is expected to be able to
provide service education to reduce pain levels in Ca Mammae patients.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................ 4
1.3.2 Tujuan Khusus ....................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
xi
BAB III KERANGKA PENELITIAN ........................................................ 31
3.1 Kerangka Konsep ........................................................................... 31
3.2 Definisi Operasional ........................................................................ 32
3.3 Hipotesis ......................................................................................... 33
BAB VI PEMBAHASAN............................................................................... 62
6. 1 Analisa Univariat........................................................................... 62
6. 2 Analisa Bivariat ............................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Penilaian Skala Nyeri Visual Comparative Pain Scale ................ 10
Gambar 2.2 Skala Nyeri Wong-Baker FACES Pain Rating Scale ................... 15
xiv
DAFTAR BAGAN
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4: Kuesioner
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
kasus baru kanker didiagnosis pada 2006 di Amerika (LeMone & Burke,
2015). Menurut LeMone & Burke, (2015) mengungkapkan bahwa satu dari
empat kematian disebabkan oleh kanker dan lebih dari 1500 orang meninggal
jantung dan stroke. Di Indonesia lebih kurang 6% atau 13,2 juta jiwa
sejak dini. Angka tersebut hampir sama dengan beberapa negara berkembang
lainnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Depkes RI tahun 2014 bahwa
jantung, stroke, penyakit saluran pernafasan dan diare (Depkes RI, 2014).
1
2
6% atau 13,2 juta jiwa penduduk Indonesia menderita penyakit kanker dan
provinsi Jawa Tengah telah mencapai 0,7 per 1000 perempuan (Kemenkes
82 kasus (66,4%), Maret 103 kasus (58,9%), April 78 kasus (76,0%), Mei 63
kasus (84,9%) Juni 54 kasus (77,6%) Juli 92 kasus (69,9%) dengan rata-rata
Juli 2018).
lainnya dan nyeri juga sebagai pengalaman sensori dibawa oleh stimulus
3
(Prasetyo, 2010).
telah berkurang 2% tiap tahun selama 30 tahun terakhir, namun 30% pasien
masih merasakan nyeri sedang dan 11% pasien lainnya mengeluhkan nyeri
(57,4%), diikuti dengan intensitas nyeri ringan (22,2%), dan sisanya pasien
dalam melakukan pengukuran nyeri adalah Skala Visual analog scale (VAS)
yakni psikometri skala respon yang dapat digunakan dalam kuesioner untuk
mengukur karakteristik subjektif atau sikap yang tidak dapat diukur secara
berjalan bangkit berdiri dan kembali ke tempat tidur, kursi, kloset duduk, dan
tingkat nyeri yang dialami, adanya penekanan pada luka, pasien lansia,
adanya sebuah dorongan dan dukungan dari keluarga. Jika semua hal tersebut
4
mammae.
minimal nyeri yang terjadi pada pasien Ca Mammae maka semakin baik
secara bertahap.
jika nyeri tidak ditangani dengan baik maka akan mempengaruhi aktifitas
Tahun 2018? “.
5
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu pedoman atau
akan tetapi lebih dalam sampai pada eksperimen yang kuat sehingga
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Definisi
Ca mamae adalah kanker yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan
2.1.2 Etiologi
faktor faktor ;
a. Genetik.
8
9
2.1.3 Fatopisiologi
kanan, dan lebih sering pada bagian sebelah atas. Kanker payudara
tersebar melalui sistem limpa dan aliran darah melalui bagian kanan
Stadium 1 : Tumor 2 Cm
Ketiak
Stadium III : Tumor > 5cm metastase ke kelenjar getah bening ketiak
2.1.4 Penatalaksanaan
aksila.
c. Rekonstruksi payudara.
f. Terapi radiasi.
g. Kemoterapi.
10
2.1.5 Komplikasi
Dapat metastasi luas. Tempat metastase adalah; otak, paru tulang,hati dan
T ( Tumor Primer )
3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor.
5. T2 : Tumor 2-5cm
melekat
2.2.1 Definisi
Nyeri adalah sensasi subjektif rasa yang tidak nyaman biasanya berkaitan
jaringan yang menekan pada reseptor nyeri (Potter & Perry, 2009).
yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau berpotensi untuk
pada masa awal kehidupannya. Secara klinis nyeri adalah apapun yang di
hal yang tidak menyenangkan atau mengganggu (kozier & Erb, 2014).
Nyeri adalah suatu sensasi yang bersifat subjektif akibat adanya kondisi
terdiri dari tiga tipe yaitu nyeri akut, nyeri kronik maligna, dan nyeri non-
meliputi:
a) Nyeri kulit
ketika tertusuk jarum atau lutut lecet. Lokalisasi nyeri jelas suatu
dermatum
b) Nyeri somatik
yaitu nyeri dalam yang berasal dari tulang dan sendi, tendon, otot
lambat.
13
c) Nyeri Viseral
parah
d) Nyeri Psikogenik
yaitu nyeri yang timbul dari pikiran pasien tanpa di ketahui adanya
yaitu nyeri yang dirasakan oleh individu pada salah satu ekstremitas
f) Nyeri superfisial
luka bakar, luka pembedahan, nyeri jenis ini memiliki durasi yang
adalah nyeri yang timbul akibat adanya nyeri viseral yang menjalar
lokasi. Nyeri jenis ini dapat timbul karena masuknya neuron sensori
Scale. Ada lebih dari 30 jenis pengukuran skala nyeri yang diciptakan dan
Visual analog scale (VAS) adalah psikometri skala respon yang dapat
sikap yang tidak dapat diukur secara langsung. Ketika menanggapi item
menunjukkan posisi di sepanjang garis kontinyu antara dua titik akhir. VAS
Gambar 2.1
Penilaian Skala Nyeri Visual Comparative Pain Scale
Sumber, SKala Nyeri Visual Analogue Scale (VAS), 2015
beradaptasi.
16
Kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit gigi atau rasa sakit dari
itu masih dapat diabaikan untuk jangka waktu tertentu, tapi masih
mengganggu.
Rasa nyeri yang kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat
Kesulitan berkonsentrasi.
Nyeri begitu kuat sehingga Anda tidak lagi dapat berpikir jernih,
diungkapkan)
kesadaran akan hilang sebagai akibat dari rasa sakit yang luar
biasa parah.
18
Tabel 2.1
Format Instrumen Nyeri
1. Pada skala nyeri 1-3 dikategorikan sebagai Nyeri Ringan (masih bisa
aktivitas fisik)
3. Pada skala nyeri 7-10 dikategorikan sebagai Nyeri Berat (tidak dapat
Wong-Baker FACES Pain Rating Scale Skala nyeri yang satu ini tergolong
mudah untuk dilakukan karena hanya dengan melihat ekspresi wajah pasien
pada saat bertatap muka tanpa kita menanyakan keluhannya, biasanya skala
nyeri ini digunakan untuk menilai skala nyeri pada anak. (Black, 2014).
Berikut skala nyeri yang kita nilai berdasarkan ekspresi wajah: skala nyeri
20
Skala nyeri berdasarkan ekspresi wajah. Penilaian Skala nyeri dari kiri ke
kanan:
Gambar 2.2
Skala Nyeri Wong-Baker FACES Pain Rating Scale
Keterangan:
Wajah Pertama :Sangat senang karena ia tidak merasa sakit
sama sekali.
Wajah Kedua : Sakit hanya sedikit.
Wajah ketiga : Sedikit lebih sakit.
Wajah Keempat : Jauh lebih sakit.
Wajah Kelima : Jauh lebih sakit banget.
Wajah Keenam : Sangat sakit luar biasa sampai-sampai
menangis.
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat
tersebut merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan
(Mubarak, 2012).
Pathway Nyeri
Kerusakan Sel
Modula Spinalis
Pareasiacreduktus
OTAK
Korteks Somasensorik
Persepsi NYERI
22
Hormon ini diproduksi oleh kelenjar Adrenal sebagai reaksi awal ketika
stress muncul. Bisa dikatakan hormon ini adalah reaksi pertama secara
aliran darah menjadi lebih kuat dan mendorong ketegangan otot (Sood,
2013).
Hormon satu ini kerap kali bekerja bersama adrenalin mempengaruhi reaksi
tubuh terhadao stress. Hormon ini juga diproduksi oleh kelenjar adrenal,
tetapi dengan fungsi yang berbeda dari adrenal. Hormone ini akan
menuju otak dan mendorong stimulasi terhadap sistem saraf pusat yang
lebih kuat. Stimulasi ini menyebabkan otak bekerja lebih keras dan terfokus
Hormon kortisol sendiri juga diproduksi oleh kelenjar Adrenal dan lagi-lagi
menjadi pemicu beberapa reaksi fisik berbeda dari dua jenis hormon stress
lain. Hormon ini memberikan beberapa reaksi tubuh dengan proses kerja
yang lebih lambat dari jenis hormon stress lain. Bila adrenalin dan
dengan mestimulasi sistem fluida tubuh atau kondisi cairan dalam tubuh dan
merasa sangat lapar, kehilangan konsentrasi pada apa yang di depan Anda
karena terus berpikir pada masalah pemicu stress dan menyebabkan tubuh
secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
ini merupakan fungsi saraf motorik volunter dan sensorik untuk dapat
untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara
pada area tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau
diantaranya:
bagian bawah.
2.3.3.3 Kebudayaan
Sebagai contoh, orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki
gangguan mobilitas (sakit) karena adat dan budaya tertentu dilarang untuk
beraktivitas.
Hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan
perkembangan usia.
26
Tabel 2.2
Instrument Pengkajian Dengan Indeks Barthel.
No. Item yang dinilai Skor Nilai
1. Makan (Feeding) 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan memotong,
mengoles mentega dll.
2 = Mandiri
2. Mandi (Bathing) 0 = Tergantung orang lain
1 = Mandiri
3. Perawatan diri 0 = Membutuhkan bantuan orang lain
(Grooming) 1 = Mandiri dalam perawatan muka,
rambut, gigi, dan bercukur
4. Berpakaian (Dressing) 0 = Tergantung orang lain
1 = Sebagian dibantu (misal
mengancing baju)
2 = Mandiri
5. Buang air kecil 0 = Inkontinensia atau pakai kateter
(Bowel) dan tidak terkontrol
1 = Kadang Inkontinensia (maks, 1x24
jam)
2 = Kontinensia (teratur untuk lebih
dari 7 hari)
6. Buang air besar 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau
(Bladder) perlu enema)
1 = Kadang Inkontensia (sekali
seminggu)
2 = Kontinensia (teratur)
7. Penggunaan toilet 0 = Tergantung bantuan orang lain
1 = Membutuhkan bantuan, tapi dapat
melakukan beberapa hal sendiri
2 = Mandiri
8. Transfer 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2
orang)
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri
27
Interpretasi Hasil:
20 : Mandiri
bergantung dari klien dalam hal 1) makan, 2) kontinen (BAB atau BAK), 3)
dkk, 2011).
28
Tabel 2.3
Penilaian Indeks Katz
Skore Kriteria
Kemandirian dalam hal makan, kontinen (BAB atau BAK), berpindah, ke
A
kamar kecil mandi dan berpakaian.
B Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut.
C Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan.
Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi
D
tambahan.
Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil
E
dan satu fungsi tambahan.
Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
F
berpindah dan satu fungsi tambahan.
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut.
Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan
Lain – Lain
sebagai C, D, E atau F
Maryam, R. Siti, dkk, 2011.
Keterangan:
orang lain. Seseorang yang menolak melakukan suatu fungsi dianggap tidak
1. Mandi
masuk dan keluar dari bak mandsi, serta tidak mandi sendiri.
2. Berpakaian
sebagian.
29
3. Ke Kamar Kecil
genitalia sendiri.
menggunakan pispot.
4. Berpindah
Mandiri: berpindah ke dan dari tempat tidur untuk duduk, bangkit dari
kursi sendiri.
Tergantung: bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau
5. Kontinen
6. Makan
Tabel 2.4
Modifikasi Indeks Kemandirian Katz
Mandiri Tergantung
No. Aktivitas
Nilai (1) (Nilai 0)
1 Mandi di kamar mandi (menggosok,
membersihkan, dan mengeringkan badan).
2 Menyiapkan pakaian, membuka, dan
menggunakannya.
3 Memakan makanan yang telah disiapkan.
4 Memelihara kebersihan diri untuk penampilan diri
(menyisir rambut, mencuci rambut, mengosok gigi,
mencukur kumis).
5 Buang air besar di WC (membersihkan dan
mengeringkn daerah bokong).
6 Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja).
7 Buang air kecil di kamar mandi (membersihkan
dan mengeringkan daerah kemaluan).
8 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih.
9 Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau ke luar
ruangan tanpa alat bantu, seperti tongkat.
10 Menjalankan agama sesuai agama dan kepercayaan
yang dianut.
11 Melakukan pekerjaan rumah, seperti: merapikan
tempat tidur, mencuci pakaian, memasak, dan
membersihkan ruangan.
12 Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhan
keluarga.
13 Mengelola keuangan (menyimpan dan
menggunakan uang sendiri).
14 Mengguanakan sarana transfortasi umum untuk
berpergian.
15 Menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan
aturan (takaran obat dan waktu minum obat tepat).
16 Merencanakan dan mengambil keputusan untuk
kepentingan keluarga dalam hal penggunakan
uang, aktivitas sosial yang dilakukan dan
kebutuhan akan pelayanan kesehatan.
17 Melakukan aktivitas di waktu luang (kegiatan
keagamaan, sosial, rekreasi, olah raga dan
menyalurkan hobi.
JUMLAH POIN MANDIRI
Sumber: Maryam, R. Siti, dkk, 2011.
Analisi hasil:
Point : 0 – 12 : Ketergantungan
31
a. Faktor Internal
berikut:
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Perhatian
4. Anxietas (Kecemasan)
dan saat ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah
6. Pengetahuan Nyeri
7. Kelelahan
b. Faktor Eksternal
1. Pola koping
dan perlindungan.
3. Kultur
nyeri.
4. Lingkungan
5. Pengobatan
a. Faktor Internal
b. Faktor Ekternal
1. Gaya Hidup
2. Tingkat Energi
yang cukup.
35
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Hubungan
Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian
Sumber: Smelter & Bare (2010); Darmawan (2011); Anne (2012)
36
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI
OPERASIONAL
Kerangka konsep adalah suatu pengertian dasar dari sesuatu yang akan
benda atau hal-hal yang biasanya dibedakan dari penglihatan atau perasaan
meramalkan fenomena.
penelitian.
ditentukan oleh variabel lain. Variabel respon atau ouput akan muncul
36
37
Mammae
tahun 2019.
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data . Jadi hipotesis juga dapat
BAB IV
METODE PENELITIAN
data penelitiannya. Pemilihan metode ditentukan oleh beberapa hal, yaitu objek
penelitian, sumber data, waktu, dana yang tersedia dan tehnik yang akan digunakan
oleh peneliti adalah metode penelitian kuantitatif. Pada bab ini peneliti akan
penelitian, etika penelitian, alat pengumpulan data dan tehnik analisis data.
terjadi dalam penelitian yang akan dilakukan dalan suatu kurun waktu tertentu
pendekatan yang digunakan adalah cross sectional yaitu suatu penelitian yang
resiko dengan efek, dengan cara pendekatan yang telah tentukan, observasi
atau pengumpulan data sekaligus pada saat yang bersamaan (Sugiyono, 2017).
41
dijelaskan secara spesifik tentang siapa atau golongan mana yang akan diteliti
4.2.1 Populasi
Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang
telah ditetapkan (Nazir, 2017) Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien
Jakarta yang diambil sejak Januari- Juli 2018 sebanyak 134 responden.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
n= N.Zα2 P.Q
Keterangan:
Q : 1-P
n’ = n
1-f
Keterangan:
interval dan ratio, dan sumber data dari dua variable atau lebih tersebut
adalah:
43
𝚺 𝒙𝒚
𝒓𝒙𝒚 =
√𝚺𝒙𝟐 𝒚𝟐
Dimana:
x = ( 𝑥𝑖 – x )
y = ( 𝑦𝑖 – y )
Kriteria inklusi:
menjadi responden
Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah ciri–ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil
1) Pasien yang tidak mau bekerja sama, tidak bersedia mengisi kuisioner
Selain itu belum ada penelitian yang dilakukan di RS Pusat Nasional Cipto
Tahun 2018.
2018. Adapun waktu penelitian akan dijabarkan ke dalam tabel dibawah ini
mulai dari persiapan, pelaksanaan dan penyusunan laporan dimulai dari bulan
2. Studi Pendahuluan
3. Menyusun proposal
4. Revisi Proposal
5. Persiapan lapangan
7. Pengumpulan Data
8. Pengolahan Data
9. Analisis Data
Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk
setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang
1. Beneficience
2. Mal-efficence
4. Autonomy
consent).
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau
nama lengkap dari setiap sampel. peneliti hanya akan menuliskan inisial
sampel.
6. Confidentiality (Kerahasiaan)
tentang hasil penelitian tanpa persetujuan dari pihak terkait atau dalam
hal ini sampel yang dijadikan objek penelitian. Data akan dimusnahkan
7. Justice (Keadilan)
Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data primer
dibuat oleh peneliti dengan mengacu pada konsep dan teori yang diuraikan
pertanyaan.
Status Pernikahan).
sesuai dengan kriteria inklusi pada penelitian ini. Kriteria nyeri dapat
aktivitas fisik); Pada skala nyeri 7-10 dikategorikan sebagai Nyeri Berat
Ketergantungan total.
dalam bentuk kuisioner yang akan diisi oleh responden yang bersedia menjadi
melakukan penelitian.
analisa.
g) Selain itu Peneliti akan mengambil data skunder yakni data Skala
Nyeri yang diambil melalui Rekan Medis (RM) pasien serta melihat
melihat hasil skala nyeri dan kemampuan aktifitas pasien dari hari
dengan kategori tidak nyeri jika skor 0, nyeri ringan : skor 1-3, nyeri
sedang: skor 4-6, nyeri berat: skor 7-10, ketergantungan total : 0-4.
mandiri: 20.
tahap selanjutnya.
pengolahan data yang bertujuan untuk mengetahui secara jelas sifat-sifat yang
4.8.1 Editing
4.8.2 Coding
Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah mengubah data
pada saat analisa data dan mempercepat pada saat pemasukan data. Data
Ketergantungan Total.
4.8.3 Processing
Pada tahap ini data yang terisi secara lengkap dan telah melewati proses
program komputer.
4.8.4 Cleaning
ditabulasi oleh kuisioner. Ini juga metode yang paling sederhana bila
Strategi analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini terbagi dalam
seharusnya.
Pada tahap ini peneliti memberikan kode terhadap data yang tidak bisa
4.9.1.3 Memasukkan data pada program file di computer dan verifikasi data
ukur dan koding data yang telah dilakukan. Verifikasi data dilakukan
kesalahan entry.
55
4.9.1.4 Periksa data dari outlier atau kode yang tidak jelas atau ireguler
seluruh item data yang tidak jelas atau ada perbedaan penulisan dan
4.9.1.5 Periksa data dari outlier atau kode yang tidak jelas atau ireguler
seluruh item data yang tidak jelas atau ada perbedaan penulisan dan
bersih.
code
aktfitas.
57
Rumus Frekuensi
∑ f = N………………...…..............…..(1)
Keterangan:
f = frekuensi
N = jumlah total
Rumus Presentase
Keterangan :
p = nilai presentase
N = total nomor
Tabel 4.2
Uji Statistik Analisis Bivariat
Variabel Independen Variabel Dependen Uji Corelation
Skala Nyeri Kemampuan Aktivitas
1. Ketergantungan Total : 0-4
1. Tidak Nyeri: 0 2. Ketergantungan Berat : 5-8
2. Nyeri Ringan: Skor 1-3 3. Ketergantungan Kendall tau
3. Nyeri Sedang: Skor 4-6 Sedang : 9-11
4. Nyeri Berat: Skor 7-10 4. Ketergantungan Ringan: 12-19
5. Mandiri: 20
58
Uji Hubungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kendall tau.
Langkah-langkah melakukan uji Hubungan Kendall tau sebagai
berikut:
Bagan 4.1
Uji Bivariat Kendall tau
mempunyai nilai p–value >0,05. Hasil dari uji Kendall tauhanya dapat
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada BAB ini ditampilkan analisis data dari penelitian yang telah diolah dan
demografi responden, skala nyeri dan kemampuan aktifitas serta melihat hubungan
skala nyeri dengan kemampuan aktifitas pada pasien Ca Mammae di Rumah Sakit
sebanyak 9,4%.
p value <0,05 dan hubungan dikatakan tidak bermakna bila p value > 0.05.
Tabel 5.4
Hubungan Tingkat Nyeri Terhadap Kemampuan Aktifitas Pada
Pasien Ca Mammae Di Rumah Sakit Pusat Nasional Cipto
Mangunkusumo Jakarta Tahun 2019
Variabel Kemampuan Aktivitas P- OR
Independen Val CI
Ketergant Ketergant Keterga Ketergant Mandiri ue 95%
ungan ungan ntungan ungan
Total Berat Sedang Ringan
Skala Nyeri n % n % n % n % n % 0,01 6,488
(18,3
Tidak Nyeri 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 2,4 03-
9,057
Nyeri Ringan 0 0,0 0 0,0 0 0,0 12 32,4 8 16,4 )
skala nyeri ringan dengan tingkat ketergantungan ringan yakni 32,4%, serta
63
nyeri sedang dengan kemampuan ringan sebesar 25,8%. Hasil uji statistik
dengan menggunakan uji Kendall tau didapatkan nilai pvalue: 0,01 berarti
p<α dimana nilai α: 0,05 yang berarti hipotesis diterima. Hal ini
BAB VI
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka pada bagian ini akan
dibahas lebih lanjut hasil penelitian yang diperoleh bedasarkan Analisa univariat
bahwa ada hubungan usia dengan kemampuan aktifias pada pasien. Pada
54,6%.
65
Usia >30 tahun usia secara fisik otot masih sangat kuat karena masuk
coroner, obesitas, dan kelemahan dari sendi dan otot memerlukan suatu
masuk dalam dewasa menengah, dimana pada masa ini orang sudah
mendapatkan karier dan pekerjaan serta penghasilan mandiri. Pada fase ini
orang akan berpacu dan bersaing dengan orang lain atau rekan kerjanya agar
berfikir lebih realistis, lebih memandang hidup sebagai rencana dan tujuan
yang akan digapai. Sesuai dengan yang ungkapkan oleh Notoadmojo (2015)
menyebutkan bahwa pada usia dewasa orang akan lebih sabar, berfikir logis,
didalami.
65
66
responden yang sudah matang baik dari segi motorik, social, ekonomi
sampai pada spiritual. Secara fisik usia dewasa menengah kekuatan otot
masih maksimal dan kuat sehingga mampu untuk melakukan atifitias yang
baik.
yang dalam sosial dan perkembangan karier dan pekerjaan, agar pendapatan
(Notoadmojo, 2011)
mudah dilakukan.
68
Jawa Barat tahun 2013” dengan hasil Ada hubungan pekerjaan responden
dengan perilaku (p= 0.035). Tidak ada hubungan tingkat pendidikan dengan
tersebut didukung oleh Azwar (2011) yang menyebutkan bahwa salah satu
Secara sosial orang yang bekerja atau memiliki finansial yang cukup
akan dapat dengan mudah mengakses kesehatan yang baik untuk jenjang
dimasyarakat.
69
keluarganya.
beragama Islam dan terdapat 52,5% bersuku Jawa. Data tesebut menujukan
dilakukan oleh Putri, dkk tahun 2015 dengan judul “Hubungan Agama
yang dimiliki oleh manusia dan semua kesimpulan yang dibuat tentang
Menikah.
akan memiliki harapan hidup yang lebih baik. Sebagain besar responden
responden (54,8%).
D. F., dkk (2015) dengan judul “Strategi Koping Dan Intensitas Nyeri
45,6%.
yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau berpotensi untuk
72
pada masa awal kehidupannya (kozier & Erb, 2014). Menurur Visual
Analogue Scale (VAS), 2015 Pada skala nyeri skala 0-3 dikategorikan
sebagai nyeri ringan sehingga masih bisa ditolerasi dalam aktivitas fisik
seseorang.
yang kuat dalam melakukan atifitas, dan perlu bantuan dan dukungan tenaga
medis dan keluarga dalam aktivitas disekitar ruang rawat atau sekitar rumah
sakit.
58,9%.
bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi
2011).
skala nyeri ringan dengan tingkat ketergantungan ringan yakni 32,4%, serta
nyeri sedang dengan kemampuan ringan sebesar 25,8%. Hasil uji statistik
dengan menggunakan uji Kendall tau didapatkan nilai pvalue: 0,01 berarti p<α
dimana nilai α: 0,05 yang berarti hipotesis diterima. Hal ini membuktikan
bahwa ada hubungan antara tingkat nyeri terhadap kemampuan aktivitas pada
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Uskenat, M., (2016)
terhadap kemampuan aktivitas pre operasi dan post operasi terhadap nyeri
oleh Indri, U., dkk (2014) dengan Judul “Hubungan Antara Nyeri,
kemapuan aktivitas dan skala nyeri post operasi (P. vaule = 0.000) dimana
P=<0,05.
sedang (81%). Uji hubungan Chi Square dengan Pvalue 0,078 (P<0,05), hal
aktivitas.
secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
sensasi subjektif rasa yang tidak nyaman biasanya berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau potensial. Ketika suatu jaringan mengalami cedera atau
dan subtansi P yang akan mengakibatkan respon nyeri. Nyeri juga dapat
pada reseptor nyeri (Potter & Perry, 2009). Amit Sood, tahun 2016
Kortisol yang membantu menurunkan rasa nyari pada pasien post operasi.
mammae. Kemudian ada banyak juga penelitian lain yang menyebutkan bahwa
tidak ada pengaruh antara kedua variable tersebut, dengan demikian peneliti
BAB VII
7.1 Kesimpulan
Jakarta Tahun 2018 yang dilakukan selama lebih kurang 4 minggu. Jumlah
7.1.4 Ada hubungan tingkat nyeri terhadap kemampuan aktifitas pada pasien
7.2 Saran
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber data, referensi ataupun bahan
keperawatan medical bedah, khususnya cara merawat penilai dan tata cara
Melihat hasil dari peneltian ini maka diharapkan peneliti selanjutnya dapat
secara signifikan dari berbagai faktor dan dapat dikendalikan dengan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
American Joint Committee on Cancer, (2011). AJCC Cancer Staging Manual. Edisi 8.
New York. Springer
Anisa, dkk (2016). Hubungan karakteristik dengan kemampuan aktifitas pada pasien
post operasi di RSUD X tahun 2016” Skripsi Publikasi Jurnal Keperawatan
Indonesia. Diakses pada tanggal 20 februari 2019 Jam 21.00. WIB
Anne Lyberg, Anne Lise Holm, Erna Lassenius, Ingela Berggren, Elisabeth
Severinsson. (2013). Older persons’ experiences of depressive ill-health and
family support. Journal of Nursing Research and Practice. 20(13):1-8.
http://dx.doi.org/10.1155/2013/837529
Apriansyah, A., dkk (2016). Hubungan Antara Derajat Nyeri Pada Pasien Post
Operasi dengan Kemampuan Aktivitas Di Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang Tahun 2014. Skripsi Publikasi Jurnal Keperawatan Indonesia.
Diakses pada tanggal 20 februari 2019 Jam 11.00. WIB
Black, J dan Hawks, J.(2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan. Dialihbahasakan oleh Nampira R. Jakarta: Salemba
Emban Patria.
Jaury, D. F., dkk (2015). Strategi Koping Dan Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi.
Skripsi Publikasi Jurnal Keperawatan Indonesia.
Kozier, Erb, Berman, Snyder. (2009). Buku Ajar Fundamental keperawatan Konsep,
proses & Praktek. Edisi 5. Alih bahasa : Eny,M., Esti, W., Devi, Y. Jakarta:
EGC.
Maryam, R. Siti dkk. (2011). Mengenal Usia Lanjut dan perawatannya. Jakarta :
Salemba Medika.
Notoadmojo, Soekidjo. (2007). Ilmu kesehatan dan Prinsip- prinsip dasar. Revisi
Jakarta: Renika Cipta.
__________________, (2010). Penelitian Kesehatan. Jakarta: Renika Cipta
Nurhafizah & Erniyati (2012). Strategi Koping Dan Intensitas Nyeri Pasien Post
Operasi Di Ruang Rindu B2a Rsup H. Adam Malik Medan. Jurnal Keperawatan.
Diunggah pada tanggal 01 oktober 2018 jam 23.00 WIB
Polit & Beck, P. (2010). Essential of Nursing Research : methods, apraisal, and
utilization (Sixth Edition ed). Philadephia : Lippincot Williams & Wilkins.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2014). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and
Practice . Jakarta: EGC.
Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar Fundamental : Konsep, proses dan praktek. Edisi 4 .
Jakarta. EGC.
Putri, dkk (2015). Hubungan Agama Dengan Perilaku Kesehatan. Skripsi Publikasi
Jurnal Keperawatan Indonesia. Diakses pada tanggal 6 februari 2019 Jam 23.00.
WIB
Rahmandar, (2013). Gambaran karateristik pasien dengan perilaku di RS Jawa Barat
tahun 2013. Jurnal Keperawatan. Skripsi Publikasi Jurnal Keperawatan
Indonesia. Diakses pada tanggal 10 Maret 2019 Jam 11.00. WIB
SKala Nyeri Visual Analogue Scale (VAS), 2015. Diunggah pada tanggal 02 Oktober
2018 jam 21.30 WIB
Smeltzer, Suzanne C . (2001). Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddart. Edisi
8, Vol 2. Jakarta : Buku kedokteran
Smeltzer, Suzanne C .(2002). Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddart. Edisi
8, Vol 2. Jakarta : Buku kedokteran
Sood , Amado, A., , A., Taylor, J.S. 2012. Irritant Contact Dermatitis, in Goldsmith. L.,
Katz, S.I., Gilchrest, B.A., Paller, A.S., Leffell, D.J., Wolff, K., (eds). Fitzpatrick’s
Dermatology in General Medicine. 8th edition, McGraw-Hill Company, New
York, pp. 499–506
Sudoyo, Aru W, dkk.(2007). Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Edisi 4, Jilid 1. Jakarta :
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Supardi, S., & Rustika. (2013). Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Trans Info
Media.
Susilo, W. H., & Aima, M. H. (2013). Penelitian dalam Ilmu Keperawatan. Jakarta: In
Media.
Kepada Yth,
Bapak/ ibu/ Sdr/i Responden
Di
RS Cipto Mangunkusumo Jakarta
Saya telah dijelaskan bahwa pastisipasi saya untuk menjawab pertanyaan yang
ada pada lembar observasi dan ini tidak berisiko bagi diri saya sendiri dan kerahasiaan
informasi yang saya berikan akan dijamin. Saya dengan suka rela berpartisipasi
menjadi responden peneliti.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya tanda tangani tanpa adanya
paksaan.
(…………………….)
LEMBAR OBSERVASI
I. Identitas Responden :
1. Nama : …………….. ( Boleh diisi dengan Inisial)
2. Usia saat ini : < 20 tahun 20-30 tahun
> 30 tahun
3. Pendidikan Terakhir : < SD SMP-SMA
Akademi/Perguruan
4. Pekerjaan : Bekerja
Tidak bekerja
5. Status Pernikahan : Single Janda/Duda
Menikah
6. Agama : Islam Kristen
Hindu Khatolik
Buddha Lainnya
7. Suku :……………(diisi sesuai suku responden)
10 Kebanyakan orang tidak pernah mengalami skala rasa sakit ini. Karena
sudah keburu pingsan seperti mengalami Kecelakaan parah, tangan
hancur, dan kesadaran akan hilang sebagai akibat dari rasa sakit yang
luar biasa parah.
Total
1. Makan (Feeding)
0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan memotong, mengoles mentega dll.
2 = Mandiri
2. Mandi (Bathing) 0 = Tergantung orang lain
1 = Mandiri
3. Perawatan diri 0 = Membutuhkan bantuan orang lain
(Grooming) 1 = Mandiri dalam perawatan muka, rambut, gigi, dan
bercukur
4. Berpakaian 0 = Tergantung orang lain
(Dressing) 1 = Sebagian dibantu (misal mengancing baju)
2 = Mandiri
5. Buang air kecil
0 = Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak terkontrol
(Bowel)
1 = Kadang Inkontinensia (maks, 1x24 jam)
2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7 hari)
6. Buang air besar 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu enema)
(Bladder) 1 = Kadang Inkontensia (sekali seminggu)
2 = Kontinensia (teratur)
7. Penggunaan toilet 0 = Tergantung bantuan orang lain
1 = Membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan beberapa
hal sendiri
2 = Mandiri
8. Transfer 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri
9. Mobilitas 0 = Immobile (tidak mampu)
1 = Menggunakan kursi roda
2 = Berjalan dengan bantuan satu orang
3 = Mandiri (meskipun menggunakan alat bantu seperti,
tongkat)
10. Naik turun tangga 0 = Tidak mampu
1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu)
2 = Mandiri
Sumber : Sugiarto, (2012)
Interpretasi Hasil:
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total
HASIL UJI SPSS RISET
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
StatusPernikahan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
HasilUjiNyeri
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
HasilUjiSKalaNyeri
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
HasilUjiSKalaNyeri
Ketergant Ketergant Ketergant
ungan ungan ungan MAND
Berat Sedang Ringan IRI Total
HasilUjiN Tidak Count 0 2 1 0 3
yeri Nyeri
% within 100,0
0,0% 66,7% 33,3% 0,0%
HasilUjiNyeri %
% within
HasilUjiSKalaNyer 0,0% 10,5% 5,9% 0,0% 7,1%
i
% of Total 0,0% 4,8% 2,4% 0,0% 7,1%
Nyeri Count 2 10 6 0 18
Ringan
% within 100,0
11,1% 55,6% 33,3% 0,0%
HasilUjiNyeri %
% within
HasilUjiSKalaNyer 50,0% 52,6% 35,3% 0,0% 42,9%
i
% of Total 4,8% 23,8% 14,3% 0,0% 42,9%
Nyeri Count 2 5 7 2 16
Sedang
% within 100,0
12,5% 31,3% 43,8% 12,5%
HasilUjiNyeri %
% within
100,0
HasilUjiSKalaNyer 50,0% 26,3% 41,2% 38,1%
%
i
% of Total 4,8% 11,9% 16,7% 4,8% 38,1%
Nyeri Count 0 2 3 0 5
Berat
% within 100,0
0,0% 40,0% 60,0% 0,0%
HasilUjiNyeri %
% within
HasilUjiSKalaNyer 0,0% 10,5% 17,6% 0,0% 11,9%
i
% of Total 0,0% 4,8% 7,1% 0,0% 11,9%
Total Count 4 19 17 2 42
% within 100,0
9,5% 45,2% 40,5% 4,8%
HasilUjiNyeri %
% within
100,0 100,0
HasilUjiSKalaNyer 100,0% 100,0% 100,0%
% %
i
% of Total 100,0
9,5% 45,2% 40,5% 4,8%
%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 6,437a 9 ,696
Likelihood Ratio 7,766 9 ,558
Linear-by-Linear Association 1,544 1 ,214
N of Valid Cases 42
a. 12 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is ,14.
Symmetric Measures
Asymptotic
Standardized Approximate
Value Errora Approximate Tb Significance
Ordinal by Ordinal Kendall's tau-c ,030 ,101 1,588 ,010
N of Valid Cases 42
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Form AF/01-3.4-010-2018-03.0
1. Kelengkapan Protokol:
a. Formulir Permohonan Kaji Etik Penelitian FKUI (1 kopi) harus diisi dengan lengkap dan jelas
b. Protokol Penelitian (1 kopi)
c. Informasi untuk calon subjek (1 kopi )- hanya untuk penelitian pada subjek manusia
d. Susunan tim peneliti dan CV/Biodata Peneliti Utama
e. Persetujuan Kepala institusi yang berwenang
f. Bukti transfer dana kaji etik
g. Sertifikat Good Clinical Practice (GCP) - untuk penelitian pada subjek manusia
h. Pengisian data secara online melalui http://research.fk.ui.ac.id/ethics
2. Peneliti utama:
a. Nama peneliti (dengan gelar) : :
Miarli harta mulyanah, AMK
b. Spesialisasi/keahlian :
c. Jabatan/Kedudukan : Perawat
d. Asal institusi penelitian : Universitas BINAWAN
e. No Telp (yang bisa dihubungi) :
081314456609
3. Judul penelitian:
Hubungan Tingkat Nyeri Terhadap Kemampuan Aktifitas pada Pasien Ca Mamae Stadium Di
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
b. Manfaat:
Bagi pasien hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan
pasien terhadap kebutuahn aktifitas dan penurunan skala nyeri, sehingga pasien
dapat melakukan penanganan rasa nyeri dan meningkatkan kebutuhan aktifitas .
Untuk Rumah Sakit penelitian ini mampu menurunkan nyeri untuk meningkatkan
aktifitas pada pasien ca mamae, mengetahui tehnologi dan managemen nyeri pada
pasien ca mamae untuk meningkatkan kemampuan aktifitas .
Bagi keperawatan dan Institusi merupakan pedoman dalam penurunan nyeri untuk
meningkatkan aktifitas dan referensi Mahasiswa KeperawatanUniversitas Binawan
untuk melakukan penelitian dalam bidang metodologipenanganan nyeri Ca mamae.
c. Alasan:
Nyeri pada pasien ca mamae merupakan suatu kewajaran akan tetapi bila tidak
ditangani dengan baik maka akan memepengaruhi aktifitas pada pasien ca mamae,
maka dengan demikian peneliti tertarik untuk melihan Hubungan Tingkat Nyeri
Terhadap Kemamapuan Aktifitas Pada Pasien Ca Mamae Di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo.
b. Bahaya potensial yang timbul dalam penelitian ini dan cara mengatasinya :
Peneliti meyakinkan responden bahwa penelitian ini bebas dari bahaya, tidak
bersifat memaksa melinkan bersifat sukarela, manfaat yang dirasakan dan tidak
menimbulkan resiko.
13. Jelaskan prosedur penelitian/eksperimen (dosis, frekuensi dan cara pemberian obat,
prosedur, jumlah dan frekuensi pengambilan darah/spesimen lainnya, prosedur invasif, efek
samping potensial, dll) :
Prosedur penelitian hanya mengisi koisioner.
14. Bila penelitian ini menggunakan orang sakit dan memberikan manfaat potensial untuk
subjek yang bersangkutan, uraikan manfaat itu:
Manfaatnya pasien diharapkan mampu untuk meningkatkan pengetahuan pasien dalam
meningkatkan aktifitas dan menurunkan rasa nyeri.
15. Apakah penelitian ini menggunakan vulnerable subjects (mis. pasien psikiatri, anak kecil,
wanita hamil, pasien onkologi, anggota tentara, narapidana, dll)?
Tidak Ya
16. Jelaskan nama dokter yang bertanggung jawab dan kompeten menjaga
kesehatan/keselamatan subjek:
Nama dokter: Bidang spesialisasi/keahlian:
19. Bila tidak diasuransikan, apakah subyek diberi ganti rugi oleh sponsor/peneliti bila timbul
dampak negatif akibat perlakuan penelitian?
Ya Tidak
20. Jelaskan nama anggota tim peneliti yang sudah memiliki sertifikat GCP (Good Clinical
Practice) dan lampirkan sertifikat2 tersebut bersama dokumen ini:
23. Data berikut diisi bila penelitian ini menyangkut uji klinik obat:
Obat yang diuji Obat pembanding
Nama dagang
Nama generik
Kelas farmakologik
Obat uji ini: Sudah dapat ijin edar belum dapat ijin edar
di Indonesia di Indonesia
Koordinator Penelitian*
Pimpinan Institusi**
Sponsor***
ABSTRAK
Kanker merupakan suatu ancaman serius terhadap kesehatan masyarakat, karena insiden
dan angka kematiannya terus meningkat. Kanker payudara mengakibatkan para
penderitanya mengalami kecemasan terhadap proses pengobatan yang akan dijalaninya,
tingkat nyeri pada pasien kanker berpengaruh terhadap kemampuan aktifitas (Nuracmah,
2015). Kemampuan aktifitas ada pada pasien kanker payudara sangat diperlukan, karena
hal tersbut dapat meningkatkan produktifitas dan pengobatan selama menjalani perawatan
di rumah sakit (Mulyadi, 2015). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat
nyeri terhadap kemampuan aktifitas pada pasien Ca Mammae di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo Jakarta tahun 2019. Jenis penelitian deskriptif koralasi, dengan metode
pendekatan Cross-Sectional. Jumlah sampel 42 responden dengan uji koefisiensi korelasi
menggunakan Kendall tau. Hasil penelitian menujukkan bahwa tingkat nyeri ringan
sebanyak 54,8% dan ketergantungan ringan 51,4%. Ada hubungan bermakna antara tingkat
nyeri terhadap kemampuan aktifitas pada pasien Ca Mammae dengan nilai p value: 0,010
berarti p<α dimana nilai α:0,05. Disimpulkan bahwa tingkat nyeri dapat mempengaruhi
kemampuan aktifitas, semakin tinggi tingkat nyeri maka semakin tinggi tingkat
ketergantungan, diharapkan rumah sakit mampu memberikan edukasi pelayanan untuk
menurunkan tingkat nyeri pada pasien Ca Mammae.
ABSTRACT
Cancer is a serious threat to public health, because the incidence and mortality rates
continue to creep up (LeMone & Burke, 2015). Breast cancer has made sufferers
experience anxiety about the treatment process that will be carried out, the level of pain in
cancer patients affect the ability of activities (Nuracmah, 2015). The purpose of this study
was to determine the relationship of the level of pain to the ability of activity in Ca Mammae
patients at Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta in 2019. This type of descriptive study
was a correlation, with a Cross-Sectional approach. Total sample of 42 respondents. Test
results for Kendall tau. The results showed that the level of mild pain was 54.8% and mild
dependence was 51.4%. there is a relationship between the level of pain to the ability of
activity in patients with Mammae Ca with a value of p value: 0.010 means p <α where the
value of α: 0.05. It was concluded that the level of pain can affect the ability of the activity,
the higher the level of pain, the higher the level of dependence, the hospital is expected to
be able to provide service education to reduce pain levels in Ca Mammae patients.
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa dari pada pasien ca mammae di Rumah Sakit Cipto
42 responden dengan skala nyeri ringan dengan Mangunkusumo Jakarta tahun 2019.
tingkat ketergantungan ringan yakni 32,4%, Penelitian ini sejalan dengan penelitian
serta nyeri sedang dengan kemampuan ringan yang dilakukan Uskenat, M., (2016) dengan
sebesar 25,8%. Hasil uji statistik dengan Judul” Perbadaan Kemampuan Aktivitas pada
menggunakan uji Kendall tau didapatkan nilai pasien pre operasi dengan pasien post operasi
pvalue: 0,01 berarti p<α dimana nilai α: 0,05 setelah memberian analgetik di RSUD
yang berarti hipotesis diterima. Hal ini Semarang” dengan hasil penelitian bahwa
membuktikan bahwa ada hubungan antara terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
tingkat nyeri terhadap kemampuan aktivitas kemampuan aktivitas pre operasi dan post
operasi terhadap nyeri dengan nilai
Pvalue=0,000 (P<0,05). Didukung oleh pembengkakan jaringan yang menekan pada
Penelitian yang dilakukan oleh Indri, U., dkk reseptor nyeri (Potter & Perry, 2009). Amit
(2014) dengan Judul “Hubungan Antara Nyeri, Sood, tahun 2016 menjelaskan bahwa terdapat
Kecemasan Dan Kemampuan aktivitas Pada beberapa hormone yang memicu kecemasan dan
Pasien Post Operasi” dengan hasil penelitian dapat meningkatkan persepsi nyeri Hormon
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada Adrenalin, Norepinephrine dan Kortisol yang
hubungan antara kemapuan aktivitas dan skala membantu menurunkan rasa nyari pada pasien
nyeri post operasi (P. vaule = 0.000) dimana post operasi.
P=<0,05. Berdasarkan hasil penelitian
Penelitian ini tidak sejalan dengan menunjukkan bahwa ada hubungan yang
penelitian yang dilakukan oleh Kustiawan, 2015 signifikan antara tingkat nyeri dan kemampuan
dengan hasil penelitian menyebutkan bahwa aktifitas pada pasien ca mammae. Kemudian ada
mayoritas tingkat kemampuan aktivitas pada banyak juga penelitian lain yang menyebutkan
pasien pre operasi adalah ketergantungan bahwa tidak ada pengaruh antara kedua variable
sedang (81%). Uji hubungan Chi Square dengan tersebut, dengan demikian peneliti berasumsi
Pvalue 0,078 (P<0,05), hal tersebut menunjukan bahwa rumah sakit diharapkan meningkatkan
bahwa tidak ada pengaruh nyeri dengan dan memperhatikan faktor–factor lain yang
kemapuan aktivitas. berhubungan dengan tingkat kemampuan
Kemampuan Aktivitas aktifitas meliputi usia responden, jenis
merupakan kemampuan individu untuk kelamin, pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi
bergerak secara bebas, mudah, dan teratur yang mempengaruhi kemampuan aktiftas yang
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dialami pasien ca mammae untuk
aktivitas guna mempertahankan kesehatannya pengembangan asuhan keperawatan di Rumah
(Black, 2014). Nyeri adalah sensasi subjektif Sakit. Kemudian hal tersebut juga menunjukkan
rasa yang tidak nyaman biasanya berkaitan bahwa ada factor lain untuk meningkatkan
dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial. kemampuan aktivitas pasien dengan Ca
Ketika suatu jaringan mengalami cedera atau mammae, seperti adanya dukungan dan peran
kerusakan mengakibatkan dilepasnya bahan- keluarga, dukungan petugas kesehatan dan
bahan yang dapat menstimulus reseptor nyeri pemberian pengobatan alternati lainnya seperti
seperti serotonin, histamin, ion kalium, aroma terapi, massage, akupressure dan lainnya
bradikinin, prostagladin, dan subtansi P yang sebagai alternative asuhan keperawatan mandiri.
akan mengakibatkan respon nyeri. Nyeri juga
dapat disebabkan stimulus mekanik seperti