Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Data World Health Organization (WHO) memperlihatkan sekitar 20 juta bayi


berat lahir rendah (BBLR) lahir setiap tahunnya yang dapat disebabkan oleh kelahiran
sebelum waktunya (prematur) maupun perkembangan janin terhambat saat dalam
kandungan. Bayi dengan berat lahir rendah merupakan penyumbang tertinggi angka
kematian neonatal (AKN). Dari sekitar 4 juta kematian neonatal, prematur dan BBLR
menyumbang lebih dari seperlima kasus, dan Indonesia terdaftar sebagai negara di urutan
ke-8 berdasarkan jumlah kematian neonatal per tahun menurut data WHO. Prevalensi
BBLR di Indonesia berkisar antara 2 hingga 17,2% dan menyumbang 29,2% AKN.

Masalah utama bayi baru lahir pada masa perinatal dapat menyebabkan kematian,
kesakitan dan kecacatan. Hal ini merupakan akibat dari kondisi kesehatan ibu yang jelek,
perawatan selama kehamilan yang tidak adekuat, penanganan selama persalinan yang
tidak tepat dan tidak bersih, serta perawatan neonatal yang tidak adekuat. Bila ibu
meninggal saat melahirkan, kesempatan hidup yang dimiliki bayinya menjadi semakin
kecil. Kematian neonatal tidak dapat diturunkan secara bermakna tanpa dukungan upaya
menurunkan kematian ibu dan meningkatkan kesehatan ibu. Perawatan antenatal dan
pertolongan persalinan sesuai standar, harus disertai dengan perawatan neonatal yang
adekuat dan upaya-upaya untuk menurunkan kematian bayi akibat bayi berat lahir
rendah, infeksi pasca lahir (seperti tetanus neonatorum, sepsis), hipotermia dan asfiksia.
Sebagian besar kematian neonatal yang terjadi pasca lahir disebabkan oleh penyakit –
penyakit yang dapat dicegah dan diobati dengan biaya yang tidak mahal, mudah
dilakukan, bisa dikerjakan dan efektif.

Intervensi yang efektif masih sangat terbatas akibat terbatasnya jumlah fasilitas dan
tenaga yang terampil. Akibatnya angka morbiditas dan mortalitas bayi BBLR menjadi
tinggi. Perawatan dengan metode kanguru (PMK) merupakan salah satu cara yang
sederhana dan terbukti efektif untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan dasar bayi,
antara lain kehangatan, ASI, perlindungan infeksi, dan stimulasi.
B. Rumusan Masalah

1. Apakah sajakah Teknologi terapan dalam pelayanan BBL & Balita?


2. Apa sajakah manfaat dari Teknologi terapan dalam pelayanan BBL & Balita?
3. Apa saja tahap yang dilakukan dalam melaksanakan Teknologi terapan dalam
pelayanan BBL & Balita?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana Teknologi terapan dalam pelayanan BBL &
Balita

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengertian, prinsip, tujuan, keuntungan, langkah-langkah, pelaksanaan


Teknologi terapan dalam pelayanan BBL & Balita
b.Memahami kriteria keberhasilan pelaksanaan Teknologi terapan dalam pelayanan BBL
& Balita
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kangaroo Mother Care

Pengertian Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kangguru (PMK)
adalah kontak kulit antara ibu dan bayi secara dini, terus-menerus serta dikombinasi dengan
pemberian ASI eksklusif. Tujuannnya adalah agar bayi kecil tetap hangat. Dapat dimulai
segera setelah lahir atau bayio telah stabil. KMC dapat dilakukan di rumah sakit atau di
rumah setelah bayi pulang. Bayi tetap dapat di rawat dengan KMC meskipun belum dapat
menyusu, berikan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif pemberian minum.

Meski namanya kanguru, metode ini bukan berasal dari Australia, metode ini meniru
perilaku binatang asal Australia yang menyimpan anaknya di kantung perutnya, sehingga
diperoleh suhu optimal bagi kehidupan bayi. Metode ini asalnya bukan dari Australia
melainkan dikembangkan di Kolombia.

B. Prinsip Perawatan Metode Kangguru

Prinsip metode ini adalah menggantikan perawatan bayi baru lahir dalam inkubator
dengan meniru kanguru. Ibu bertindak seperti ibu kanguru yang mendekap bayinya dengan
tujuan mempertahankan suhu bayi stabil dan optimal (36,5oC- 37,5oC). Suhu optimal ini
diperoleh dengan kontak langsung kulit bayi dengan secara terus-menerus.Bayi yang dapat
bertahan dengan cara ini adalah yang keadaan umumnya baik, suhu tubuhnya stabil (36,5 oC-
37,5oC) dan mampu menyusui dengan baik. Metode ini dihentikan jika bayi telah mencapai
bobot badan minimal 2500 g dan suhu tubuh optimal 37oC, dan bayi bisa menyusui dengan
baik.

C. Tujuan metode kanguru

Ibu bertindak seperti ibu kanguru yang mendekap bayinya dengan tujuan
mempertahankan suhu bayi stabil dan optimal. Suhu optimal ini diperoleh dengan kontak
langsung secara terus menerus.
D. Manfaat Perawatan Metode Kangguru

Beberapa penelitian menyebutkan metode ini memberikan manfaat yang dapat dirasakan
langsung oleh bayi dan ibu :

a. Untuk meningkatkan Berat Badan terutama pada BBLR

b. Menjaga kehangatan, agar suhu tubuh bayi tetap normal. Suhu optimal didapat lewat
kontak langsung kulit ibu dengan kulit bayi (skin to skin contact). Suhu ibu merupakan
sumber panas yang efisien dan murah.

c. Mempercepat pengeluaran ASI dan meningkatkan keberhasilan menyusui sehingga Inisiasi


Menyusu Dini juga akan cepat tercapai dalam tahap metode ini dan apabila ASI sudah keluar
manfaat ekonomis juga akan dirasakan. Ibu selain mudah, praktis dan murah dapat meyusui
bayinya, tidak perlu juga membeli susu formula yang harganya cukup mahal

d. Menjalin ikatan batin antara ibu dan bayi.

Metode ini tentunya akan lebih mendekatkan ikatan batin ibu dan si bayi, karena apabila bayi
berada di inkubator, tentunya hubungan bayi dan ibu akan ”terbatas”. Dengan metode KMC
ini akan diketahui pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi
karena berbagai rangsangan seperti skin to skin contact. Bayi akan merasa aman dan puas
karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah
dikenal sejak bayi masih dalam rahim. Bayi dapat merasakan sentuhan lembut ibu, ungkapan
rasa sayang dan perhatian seorang ibu. Bayi prematur yang mendapat banyak sentuhan ibu,
menurut penelitian, menunjukkan kenaikan berat badan yang cepat dari pada jika si bayi
jarang disentuh.

e. Perlindungan dari infeksi

f. Mengurangi lama menangis pada bayi

g. Dapat mengurangi biaya rumah sakit.


Hal ini berkaitan dengan penggunaan ikubator di rumah sakit yang cukup mahal, sehingga
dengan menggunakan asuhan metode kangguru dapat mengurangi biaya rumah sakit

h. Metode bisa dilakukan oleh anggota keluarga lain, jika ibu perlu istirahat, termasuk ayah,
saudara,atau petugas kesehatan. Bila tidak ada yang menggantikan , bayi diberi pakaian
hangat atau topi, dan diletakkan di box bayi dalam ruangan yang hangat.

E. Kekurangan Perawatan Metode Kangguru

Adapun salah satu kekurangan dari asuhan metode kangguru yaitu, Waktu ibu cenderung
lebih banyak digunakan untuk metode ini, sehingga tidak dapat melakukan aktivitas lain yang
lebih berat(sangat aktif).

F. Kriteria bayi untuk metode kanguru

Adapun kriteria bayi untuk metode kanguru menurut Suriviana adalah

· Bayi dengan berat badan ≤ 2000 gram.

· Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai.

· Refleks dan koordinasi isap dan menelan yang baik.

· Perkembangan selama di inkubator (rumah sakit) baik.

· Kesiapan dan keikutsertaan orang tua, sangat mendukung dalam keberhasilan

G. Langkah-langkah metode kanguru.

a. Persiapan pelaksanaan metode kanguru

1) Persiapan ibu

a) Membersihkan daerah dada dan perut dengan cara mandi dengan sabun 2-3 kali
sehari.

b) Membesihkan kuku dan tangan

c) Baju yang dipakai harus bersih dan hangat sebelum dipakai

d) Selama pelaksanaan metode kanguru ibu tidak memakai BH


e) Bagian bawah baju diikat dengan pengikat baju atau kain

f) Memakai kain baju yang dapat diregangkan

2) Persiapan bayi

1. Bayi jangan dimandikan, tetapi cukup dibersihkan dengan kain bersih dan hangat
2. Bayi perlu memakai tutup kepala atau topi dan popok selama penggunaan metode
ini.

b. Bila metode kanguru dilakukan dengan baju kanguru

1. Badan ibu sudah dalam keadaan bersih, dan dada tidak terhalang BH
2. Meletakkan bayi diantara payudara, dada bayi menempel pada dada ibu.
3. Memalingkan kepala ke sisi kanan/kiri dengan sedikit menengadah
4. Memposisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk , seperti katak.
5. Memakaikan baju model kanguru, dengan batas kain atas berada dibawah telinga bayi
6. Mengikat dengan kencang agar ibu dapat beraktivitas dengan bebas seperti berdiri ,
duduk , jalan, makan dan mengobrol.
7. Mengenakan pakaian luar sebagai penutup.

c. Bila metode kanguru dilakukan dengan selendang.

1. Badan ibu sudah dalam keadaan bersih, dan dada tidak terhalang BH
2. Memakaikan topi , popok dan kaos kaki pada bayi
3. Meletakkan bayi diantara payudara, dada bayi menempel pada dada ibu.
4. Memalingkan kepala ke sisi kanan/kiri dengan sedikit menengadah
5. Memposisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk , seperti katak.
6. Menggunakan selendang, handuk atau kain lebar yang dibuat sedemikian untuk
menjaga tubuh bayi.
7. Mengikat dengan kencang agar ibu dapat beraktivitas dengan bebas seperti berdiri ,
duduk , jalan, makan dan mengobrol.
8. Mengenakan pakaian luar sebagai penutup.
d. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode kanguru.

1. Posisi ibu saat tidur yaitu dengan setengah duduk dengan meletakkan bantal di
belakang punggung ibu.
2. Bila ibu perlu istirahat , dapat digantikan oleh ayah atau anggota keluarga yang lain.
3. Dalam pelaksanaan perlu diperhatikan persiapan ibu, bayi, pisisi bayi, pemantauan
bayi, cara pemberian ASI dan kebersihan ibu dan bayi

H. Waktu Pelaksanaan Metode Kanguru

a. Segera setelah lahir


b. Sangat awal, setelah 10-15 menit
c. Awal, setelah umur 24 jam
d. Menengah, setelah 7 hari perawatan
e. Lambat, setelah bayi bernafas sendiri tanpa O2
f. Setelah keluar dari perawatan incubator

I. Kriteria keberhasilan Perawatan Metode Kanguru

a. Suhu tubuh bayi stabil dan optimal (36,50C -37,50 C)


b. Kenaikan berat badan stabil
c. Produksi ASI adekuat
d. Bayi tumbuh dan berkembang optimal
e. Bayi dapat menetek kuat

B. Pengertian
Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi
mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit
ibunya, setidaknya satu jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini
ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara (Roesli, 2008).
Inisiasi menyusu dini yaitu bayi yang baru lahir, setelah tali pusat dipotong, di
bersihkan agar tidak terlalu basah dengan cairan dan segera diletakkan diatas perut atau dada
ibu, biarkan minimal 30 menit sampai 1 jam, bayi akan merangkak sendiri mencari puting ibu
untuk menyusu (Rulina, 2007:1).
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah perilaku pencarian puting payudara ibu sesaat
setelah bayi lahir (Prasetyono, 2009).

2.1.2 Prinsip Inisiasi Menyusu Dini


Segera setelah bayi lahir, setelah tali pusat dipotong, letakkan bayi tengkurap di
dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Biarkan kontak kulit ke kulit ini menetap
selama setidaknya 1 jam bahkan lebih sampai bayi dapat menyusu sendiri. Apabila ruangan
bersalin dingin, bayi di beri topi dan di selimuti. Ayah atau keluarga dapat memberi
dukungan dan membantu ibu selama proses bayi menyusu ini. Ibu diberi dukungan untuk
mengenali saat bayi siap untuk menyusu, menolong bayi bila diperlukan (JNPK, 2007).

2.1.3 Pentingnya kontak kulit dan menyusu sendiri


a. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari payudara.
Ini akan menurunkan kematian karena kedinginan (hypotermia).
b. Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Bayi
akan lebih jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian energi.
c. Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya dan ia
akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan bakteri baik di kulit ibu. Bakteri baik ini akan
berkembang biak membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi bakteri jahat dari
lingkungan.
d. “Bonding” (ikatan kasih sayang) antara ibu-bayi akan lebih baik karena pada 1-2 jam
pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi tidur dalam waktu yang
lama.
e. Makanan awal non-ASI mengandung zat putih telur yang bukan berasal dari susu
manusia, misalnya dari susu hewan. Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan fungsi
usus dan mencetuskan alergi lebih awal.
f. Bayi yang diberi kesempatan menyusu lebih dini lebih berhasil menyusui ekslusif dan
akan lebih lama disusui.
g. Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di puting susu dan sekitarnya,
emutan, jilatan bayi pada puting ibu merangsang pengeluaran hormon oksitosin.
h. Bayi mendapatkan ASI kolostrum yaitu ASI yang pertama kali keluar. Cairan emas ini
kadang juga dinamakan the gift of life. Bayi yang diberi kesempatan inisiasi menyusu
dini lebih dulu mendapatkan kolostrum daripada yang tidak diberi kesempatan.
Kolostrum, ASI istimewa yang kaya akan daya tahan tubuh, penting untuk ketahanan
terhadap infeksi, penting untuk pertumbuhan usus, bahkan kelangsungan hidup bayi.
Kolostrum akan membuat lapisan yang melindungi dinding usus bayi yang masih
belum matang sekaligus mematangkan dinding usus ini.
i. Ibu dan ayah akan merasa sangat bahagia bertemu dengan bayinya untuk pertama kali
dalam kondisi seperti ini. Bahkan, ayah mendapat kesempatan mengazankan anaknya
di dada ibunya. Suatu pengalaman batin bagi ketiganya yang amat indah.

Pengertian pijat bayi


Pijat bayi adalah suatu sentuhan yang diberikan pada jaringan lunak yang
memberi banyak manfaat bagi anak maupun orang tua. Pijat bayi sebenarnya merupakan
suatu bentuk terapi sentuhan (touch therapy) yang sangat bermanfaat baik bagi bayi
maupun orang tuanya.Sentuhan atau pijatan pada bayi dapat merangsang produksi ASI, meningkatkan
nafsu makan dan berat badannya. Tindakan ini juga akan mempererat tali kasih orang tua dan anak, serta
menjadi dasar positif bagi pertumbuhan emosi dan fisik bayi. Sentuhan alamiah pada bayi sesungguhnya
sama artinya dengan tindakan mengurut atau memijat. Kalau tindakan ini dilakukan secara teratur dan
sesuai dengan tata cara dan teknik pemijatan bayi, ia bisa menjadi terapi untuk mendapatkan banyak
manfaat buat si bayi yang Anda cintai.

B. Manfaat dari pijat bayi


a. Sirkulasi darah jadi lancar.
b. Terapi sentuhan (pijat) bisa memberikan efek positif secara fisik, antara lain kenaikan berat
badan bayi dan peningkatan produksi air susu ibu (ASI).
c. Mengoptimalkan proses pertumbuhan.
d. Meningkatkan daya tahan tubuh.
e. Membantu otak melepaskan hormone yang membuat bayi menjadi relaks dan
nyaman.
f. Mengurangi kerewelan bayi, biasanya bayi yang sering dipijat akan mudah tidur
lelap.
g. Mempererat ikatan batin dan emosional antara orang tua dan bayi.
h. Untuk kasus tertentu, pijat bayi juga dapat memberikan manfaat tambahan. Bagi pasangan yang
masih remaja (teenage parents), pijat bayi mendongkrak rasa percaya diri dan rasa penerimaan
atas keadaannya menjadi orang tua, serta meningkatkan harga diri sebagai orang tua.
i. Terhadap perkembangan emosi anak, sentuhan orang tua merupakan dasar perkembangan
komunikasi, yang akan memupuk cinta kasih timbal-balik, dan menjadi penentu bagi anak untuk
menjadi anak yang berbudi pekerti dan percaya diri. Lagi pula ia akan merasa aman karena
merasa yakin memiliki kasih sayang dan perlindungan dari orang tua
pengertian

Kelas Ibu Balita merupakan kelas dimana para ibu yang mempunyai anak berusia 0-5
tahun secara bersama-sama berdiskusi, tukar pendapat, tukar pengalaman akan
pemenuhan pelayanan kesehatan, gizi, dan stimulasi pertumbuhan dan perkembangannya
dibimbing oleh fasilitator dengan menggunakan buku KIA

Tujuan Kelas Ibu Balita

Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, merubah sikap dan perilaku ibu hamil
tentang kesehatan balita, gizi dan stimulasi pertumbuhan & perkembangan anak.

Manfaat Kelas Ibu Balita

Bagi ibu balita dan keluarganya, kelas ibu balita merupakan sarana untuk mendapatkan
teman, bertanya, dan memperoleh informasi penting yang harus dipraktekkan.

Bagi petugas kesehatan, penyelenggaraan kelas ibu balita merupakan media untuk lebih
mengetahui tentang kesehatan ibu balita, anak dan keluarganya serta dapat menjalin
hubungan yang lebih erat dengan ibu balita serta keluarganya dan masyarakat.

Konsep pelaksanaan Kelas Ibu Balita

 Memakai buku KIA sebagai alat (acuan) utama pembelajaran.


 Metode belajar memakai pendekatan cara belajar orang dewasa, yaitu partisipatif
interaktif, ceramah, tanya jawab, peragaan/praktek, curah pendapat, penugasan dan
simulasi.
 Materi: buku KIA, modul yang berkaitan (misal: buku modul tumbuh kembang anak) dan
alat-alat bantu lain.
 Kurikulum: disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi/masalah kesehatan di tempat
tersebut. Agar efektif, Kelas Ibu Balita dapat diintegrasikan dengan kegiatan terkait yang
ada di masyarakat, misalnya Bina Keluarga Balita (BKB) dan Pengembangan Anak Usia
Dini (PAUD) atau kegiatan Desa lainnya.
 Dari, oleh dan untuk masyarakat: seluruh masyarakat termasuk tokoh-tokoh agama dan
masyarakat berperan dalam pelaksanaan Kelas Ibu Balita.
 Peserta: Ibu-ibu yang mempunyai anak berusia antara 0-5 tahun. Tiap kelas dibagi
berdasarkan kelompok umur balita: 0-1 tahun, 1-2 tahun, dan 2-5 tahun. Jumlah peserta
idealnya maksimal 15 orang/kelas.
 Fasilitator/pengajar: Bidan atau petugas kesehatan yang telah dilatih menjadi fasilitator
Kelas Ibu Balita atau yang telah menjalani on the job training Kelas Ibu Balita.
 Narasumber: Narasumber diperlukan untuk memberi input tentang topik tertentu.
Narasumber merupakan tenaga kesehatan dalam bidang spesifik tertentu seperti: ahli gizi,
dokter, bidan, perawat, perawat gigi, Kader PAUD, dll.
 Waktu: disesuaikan dengan kesiapan ibu/bapak/keluarga, bisa pagi atau sore hari. Lama
kegiatan 20-60 menit atau disesuaikan dengan kondisi setempat.
 Frekuensi pertemuan: 3 kali pertemuan atau sesuai hasil kesepakatan antara fasilitator
dengan peserta.
 Tempat fleksibel: bisa di Balai Desa, Dusun, memakai salah satu rumah warga,
Posyandu, Puskesmas, RB, RS, dll.

Dimana dan kapan sebaiknya melaksanakan Kelas Ibu Balita?

 Di Posyandu, pada meja penyuluhan atau pada awal atau akhir kegiatan Posyandu.
 Bersamaan dengan kegiatan PAUD atau BKB.
 Dijadwalkan tersendiri, misal: di rumah warga, Balai Desa, Dusun, Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes/Polindes), Puskesmas, Klinik, RB atau RS.

Contoh Kurikulum Kelas Ibu Balita:

Modul A (untuk usia 0-1 tahun):

 ASI
 Imunisasi
 Makanan pendamping ASI (untuk anak usia 6-12 bulan)
 Tumbuh kembang bayi
 Penyakit terbanyak pada bayi (Diare, ISPA)

Modul B (untuk usia 1-2 tahun):

 Merawat gigi anak


 Makanan pendamping ASI (untuk anak usia 1-2 tahun)
 Tumbuh kembang anak usia 1-2 tahun
 Penyakit pada anak (kecacingan, gizi buruk, dll)
 Permainan anak

Modul C (untuk usia 2-5 tahun):


 Tumbuh kembang anak
 Pencegahan kecelakaan
 Gizi seimbang
 Penyakit pada anak (TBC, DBD, Diare, dsb)
 Obat pertolongan pertama
 Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

KEGIATAN KELAS IBU BALITA

1. PERSIAPAN
a. Pertemuan persiapan
b. Pengkajian kebutuhan dasar
c. Merancang penyelenggaraan: Pelatihan bagi pelatih (TOT), Pelatihan bagi
fasilitator, dan Pendekatan pada tokoh agama dan tokoh masyarakat
2. PELAKSANAAN KELAS IBU BALITA
a. Indentifikasi sasaran
b. Mempersiapkan tempat dan sarana belajar
c. Mempersiapkan materi
d. Mengundang ibu yang mempunyai anak yang berusia antara 0-5 tahun
a. Mempersiapkan tim fasilitator dan narasumber
b. Menyusun rencana anggaran
c. Menyelenggarakan kelas ibu balita
d. Monitoring dan evaluasi

3. JARAK PERTEMUAN
 Kelompok A (usia 0-1 th) 2x pertemuan dengan jarak pertemuan 1-3 bulan
 Kelompok B (usia 1-2 th) 2x pertemuan dengan jarak 3-6 bulan
 Kelompok C (usia 2-5 th) 2x pertemuan dengan jarak 6 bulan-1 tahun

 Pindah ke kelompok berikutnya sesuai dengan usia balita


 Jarak pertemuan kelas ibu balita dapat disesuaikan dengan kesepakatan
masing-masing wilayah
Hasil diskusi

Pertanyaan:

1. Feni Eka Maria (18311254012131)

Bagaimana cara membuat kondusif kelas ibu balita?

2. Ami Damayanti (183112540120075)

Apakah efektif baby massage dilakukandi rumah dengan orang tua?

3. Tyas Febriana (18311254012101)

Apakah ada jadwal khusus untuk kelas ibu balita?

Jawaban :

1. Meriam Amrullah (183112540120015)

Ajeng Ratna Wiranti (183112540120034)

Agar kelas tersebut menjadi lebih kondusif, ibubalita dibagi menjadi beberapa kelompok,
dan untuk balitanya bisajuga dititipkan pada kader lain di tempat yang ada wahana
bermainnya. Hal tersebut diharapkan memberikan kenyamanan bagi ibu agar dapat lebih
focus, dan kenyamanan pada balita.

2. Nur halimah (183112540120041)

Niarlytha eka farah diba (183112540120030)

baby massage efektif dilakukandi rumah dengan orang tua, karena menurut teori baiknya
baby massage dilakukan setiap hari, dengan begitu efektif jikadilakukan di rumah setiap
hari dengan orang tua dengan catatan orang tua harus mengetahui tentang cara melakukan
baby massage, orang tua disarankan mengikuti pelatihan terlebih dahulu atau minta
diajarkan bidan yang sudah pernah memijat bayinya.

3. Hosanna H (183112540120024)

jadwal khusus ibu balita sesuai dengan kegiatandan tempat pelayanan masing-masing

Anda mungkin juga menyukai